Anda di halaman 1dari 18

DERMATITIS ASUHAN KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING:

Nama Kelompok :

1. Dita
2. Fadia
3. Joza
4. Yosi
5. Trisia

PRODI DIII KEPERAWATAN


STIKES PANCA BHAKTI BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2023 / 2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “ASUHAN KEPERAWATAN
DERMATITIS” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang asuhan keperawatan dermatitis yang pada
lingkungan kesehatan. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT
karuniai kepada penulis sehingga makalah ini dapat disusun melalui beberapa sumber yakni
melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Keperawatan Maternitas Ibu Ns. Fitri Nuriya Santy, M.Kep., Sp.Kep.Mat dan juga kepada
teman-teman seperjuangan yang membantu dalam berbagai hal. Harapan penulis, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di
dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu penulis memohon kritik
dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah selanjutnya.

Demikian makalah ini dibuat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang penulis angkat pada makalah ini, penulis mohon maaf.
Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya

Bandar Lampung, 15 febuary 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 Definisi Dermatitis............................................................................................3


2.2 Klasifikasi Etiologi Dermatitis.........................................................................4
2.3 Etiologi Dermatitis............................................................................................5
2.4 Patofisiologi Dermatitis....................................................................................6
2.5 Manifestasi klinis Dermatitis............................................................................7
2.6 Pemeriksaan Penunjang Dermatitis..................................................................8
2.7 Komplikasi Dermatitis......................................................................................9
2.8 Penatalaksanaan Medis Dermatitis...................................................................9

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................10

3.1 Pengkajian............................................................................................................10
3.1 Diagnosa Keperawatan........................................................................................11
3.2 Perencanaan Asuhan Keperawatan......................................................................12

BAB IV PENUTUP..............................................................................................................15

4.1 KESIMPULAN....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otototot dan organ
dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan
terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi
pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit seperti
kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik.

Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan
ujung-ujung saraf yang saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan:
epidermis, dermis, dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua
lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah
epidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam
substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang
menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit,
histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi bendabenda asing. Di bawah
dermis terdapat lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk
pertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.

Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih
dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat
terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering.
Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis
tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian,
penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul
dalam beberapa jenis, yang masingmasing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul
dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada berbeda, antara lain
dermatitis.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan dermatitis?


2. Bagaimana tanda dan gejala dermatitis?
3. Bagaimana membedakan jenis penyakit dermatitis?
4. Bagaimana penatalaksanaannya?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan dermatitis?

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu untuk Memahami Konsep Penyakit Dermatitis Dan Mampu Memahami Asuhan
Keperawatan Penyakit Dermatitis

2. Tujan Khusus

a. Mampu Untuk Mengetahui Penyebab Penyakit Dermatitis


b. Mampu Untuk Membedakan Jenis-Jenis Penyakit Dermatitis
c. Mampu Untuk Memahami Asuhan Keperawatan Penyakit Dermatitis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Dermatitis

Dermatitis merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsur - unsur fisik, kimia, atau
biologi. Epidermis mengalami kerusakan akibat iritasi fisik dan kimia yang berulang-ulang.
Dermatitis kontak dapat berupa tipe iritan primer dimana reaksi nonalergik terjadi akibat pajanan
terhadap substansi iritatif, atau tipe alergiyang disebabkan oleh pajanan orang yang sensitif
terhadap alergen kontak. (Arif dan Kumalasari, 2011)

Dermatitis adalah Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen dan faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis
cenderung residif dan menjadi kronis (Adhi Juanda,2010).

Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit
yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit (Widhya, 2011).

2.2 Klasifikasi

Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala
berbeda:

1. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada
kulit. Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang
terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah dan
gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang meradang.

Disebabkan kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi.
Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa
karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.

2. Neurodermatitis

Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak
lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang
berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik. Timbul karena goresan pada kulit secara
berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini
muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini
Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada
pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.

3. Dermatitis seborrheic

Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis, belakang
telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul
saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita penyakit saraf seperti
Parkinson.

4. Dermatitis stasis

Dermatitis stasis merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena (atau hipertensi
vena) tungkai bawah. Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan
tulang kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis
muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain
pada kaki juga menjadi penyebab.memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal.
Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari
leher.

5. Dermatitis atopic

Dermatitis atopic merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis
alergik, atau asma bronkial).

kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi,
distribusinya dilipatan(fleksural). Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit
menebal, dan pecah-pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis
biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota
keluarga memiliki asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau
berkurang tingkat keparahannya selama masa kecil dan dewasa.

6. Dermatitis medikamentosa

Dermatitis medikamentosa memiliki bentuk lesi eritem dengan atau tanpa vesikula, berbatas
tegas, dapat soliter atau multipel. Terutama pada bibir, glans penis, telapak tangan atau kaki.
Penyebabnya dari obat-obatan yang masuk kedalam tubuh melalui mulut, suntikan atau anal.
Keluhan utama pada penyakit biasanya gatal dan suhu badan meninggi. Gejala dapat akut,
subakut atau kronik. Untuk lokalisasinya bisa mengenai seluruh tubuh. Apabila di bandingkan
dengan melasma bedanya yaitu plak hiperpigmentasi batas nya tidak tegas

2.3 Etiologi Dermatitis

Penyebab munculnya dermatitis kontak iritan ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan
pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi
selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum, serta suhu bahan
iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu : lama kontak,
kekerapan (terus-menerus atau berselang) adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel,
demikian juga gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan.
(hj.Loetifia,2009).

Faktor individu juga berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan ketebalan
kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak di bawah umur 8
tahun lebih mudah teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan dari pada kulit putih); jenis kelamin
(insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi pada wanita); penyakit kulit yang pernah atau
sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan turun), misalnyadermatitisatopic.

2.4 Patofisiologi Dermatitis

Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan iritan pada sel-sel
epidermis, dengan respon peradangan pada dermis. Daerah yang paling sering terkena adalah
tangan dan pada individu atopi menderita lebih berat. Secara definisi bahan iritan kulit adalah
bahan yang menyebabkan kerusakan secara langsung pada kulit tanpa diketahui oleh sensitisasi.
Mekanisme dari dermatis kontak iritan hanya sedikit diketahui, tapi sudah jelas terjadi kerusakan
pada membran lipid keratisonit. Menurut Gell dan Coombs dermatitis kontak alergik adalah
reaksi hipersensitifitas tipe lambat (tipe IV) yang diperantarai sel, akibat antigen spesifik yang
menembus lapisan epidermis kulit. Antigen bersama dengan mediator protein akan menuju ke
dermis, dimana sel limfosit T menjadi tersensitisasi. Pada pemaparan selanjutnya dari antigen
akan timbul reaksi alergi.
2.5 Manifestasi Klinis Dermatitis

Subyektif ada tanda-tanda radang akut terutama priritus (sebagai pengganti dolor). Selain itu
terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan dan
gangguan fungsi kulit (function laisa). Obyektif, biasanya batas kelainan tidak tgas an terdapt
lesi polimorfi yang dapat timbul scara serentak atau beturut-turut. Pada permulaan eritema dan
edema.

Edema sangat jelas pada klit yang longgar misalya muka (terutama palpebra dan bibir) dan
genetelia eksterna. Infiltrasi biasanya terdiri atas papul. Dermatitis madidans (basah) bearti
terdapat eksudasi.Disana-sini terdapat sumber dermatitis, artinya terdapat Vesikel-veikel
fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula
atau pustule, jika disertai infeksi.Dermatitis sika (kering) berarti tiak madidans bila gelembung-
gelumbung mongering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti
dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika. Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya
timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele telihat
hiperpigmentai tau hipopigmentasi.

2.6 Pemeriksaan Penunjang Dermatitis

1. Tes Tempel Terbuka

Pada uji terbuka bahan yang dicurigai ditempelkan pada daerah belakang telinga karena daerah
tersebut sukar dihapus selama 24 jam. Setelah itu dibaca dan dievaluasi hasilnya. Indikasi uji
tempel terbuka adalah alergen yang menguap.

2. Tes Tempel Tertutup

Untuk uji tertutup diperlukan Unit Uji Tempel yang berbentuk semacam plester yang pada
bagian tengahnya terdapat lokasi dimana bahan tersebut diletakkan. Bahan yang dicurigai
ditempelkan dipunggung atau lengan atas penderita selama 48 jam setelah itu hasilnya
dievaluasi.

3. Tes tempel dengan Sinar

Uji tempel sinar dilakukan untuk bahan-bahan yang bersifat sebagai fotosensitisir yaitu bahan-
bahan yang bersifat sebagai fotosensitisir yaitu bahan yang dengan sinar ultra violet baru akan
bersifat sebagai alergen. Tehnik sama dengan uji tempel tertutup, hanya dilakukan secara duplo.
Dua baris dimana satu baris bersifat sebagai kontrol. Setelah 24 jam ditempelkan pada kulit salah
satu baris dibuka dan disinari dengan sinar ultraviolet dan 24 jam berikutnya dievaluasi hasilnya.
Untuk menghindari efek daripada sinar, maka punggung atau bahan test tersebut dilindungi
dengan secarik kain hitam atau plester hitam agar sinar tidak bisa menembus bahan tersebut.
2.7 Komplikasi Dermatitis

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit


2. Infeksi sekunder khususnya oleh Stafilokokus aureus
3. Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi
4. Jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi

2.8 Penatalaksanaan Medis Dermatitis

Pada prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik yang baik adalah
mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien untuk menghindarinya, terapi individual
yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan perlindungan pada kulit.

1. Pencegahan

Merupakan hal yang sangat pentingpada penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak
alergik. Dilingkungan rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan misalnya penggunaan sarung
tangan karet diganti dengan sarung tangan plastic, menggunakan mesin cuci, sikat bergagang
Panjang, penggunaan deterjen.

2. Pengobatan

Pengobatan yang diberikan dapat berupa pengobatan topical dan sistemik

a. Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum pengobatan


dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres terbuka), bila kering berikan terapi
kering. Makin akut penyakit, makin rendah prosentase bahan aktif. Bila akut berikan kompres,
bila subakut diberi losio, pasta, krim atau linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan
salep. Bila basah berikan kompres, bila kering superfisial diberi bedak, bedak kocok, krim atau
pasta, bila kering di dalam, diberi salep.

b. pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal atau edema, juga pada
kasus-kasus sedang dan berat pada keadaan akut dan kronik.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian

1. Identitas Pasien Meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, usia, status perkawinan,
pekerjaan, jumlah anak, agama, alamat, jenis kelamin, pendidikan terakhir, asal suku bangsa,
tanggal masuk rumah sakit, nomor rekam medik, nama orangtua dan pekerjaan orangtua.

2. Identitas penanggung jawab

Meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, hubungan dengan pasien.

3. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Pada penderita dermatitis biasanya akan ditemukan keluhan gatal pada kulit, suhu tubuh
meningkat/demam, kemerahan, kering, edema disertai nyeri, dan rasa terbakar pada kulit.
Keluhan tersebut bisa muncul tergantung bagaimana respon kulit dari masing-masing individu.

b. Riwayat penyakit sekarang

Biasanya penderita dengan dermatitis akan mengalami rasa gatal-gatal pada kulit yang dapat
menimbulkan lesi akibat adanya infeksi sehingga suhu tubuh bisa meningkat, kemerahan, edema
disertai rasa nyeri, rasa terbakar/panas pada kulit. Keluhan-keluhan yang muncul biasanya tidak
dapat ditangani oleh penderita sehingga penderita harus dating ke pelayanan Kesehatan.

c. Riwayat penyakit dahulu

Biasanya pada pasien dengan dermatitis juga bisa disebabkan oleh adanya Riwayat alergi
terhadap bahan-bahan tertentu, kemudian juga dilihat dari sensitivitas kulit seseorang itu sendiri.

d. Riwayat penyakit keluarga

Pada penderita dermatitis ditanyakan apakah ada penyakit keluarga yang sama dengan yang
dialami penderita, selain itu pada anak-anak sering ditemukan alergi terhadap bahan tertentu
yang mungkin diketahui oleh keluarganya.

4. Keadaan psikososial

Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta harapan terhadap pengobatan
yang akan dijalani, hubungan dengan suami/keluarga terhadap pasien dari sumber keuangan.
Konsep diri pasien meliputi gambaran diri peran dan identitas. Kaji juga ekspresi wajah pasien
yang murung atau sedih serta keluhan pasien yang merasa tidak berguna atau menyusahkan
orang lain (Reeder, 2013)

5. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum penderita bergantung pada luas lokasi timbulnya lesi atau kemerahan

Keadaan umum penderita bergantung pada luas lokasi timbulnya lesi atau kemerahan pada kulit,
dan kekuatan pada daya tahan tubuh. TTV biasanya penderita mengalami peningkatan suhu
tubuh dan akibat nyeri yang dirasakan bisa juga mengakibatkan peningkatan denyut jantung,
peningkatan pernafasan, serta peningkatan tekanan darah.

1. Pemeriksaan head to toe dengan cara inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi, mulai dari:

a) Kepala, kebersihan
b) Wajah, biasanya pasien dermatitis terlihat meringis akibat nyeri
c) Rambut, Wajah, kebersihan, ada lesi/tidak, ada edema/tidak, kemerahan/tidak
d) Mata, ada kelainan atau tidak
e) Mulut dan gigi, kebersihan
f) Leher, ada nyeri/tidak adanya kemerahan/tidak karena dermatitis biasamya menyerang
bagian kulit manapun
g) Abdomen, kembung/tidak kebersihan
h) Genetalia, biasanya pada dermatitis yang menyerang genetalia mengalami kelainan
seperti warna kemerahan serta adanya nyeri
i) Integument, biasanya pada dermatitis akan ditemukan radang akut terutama priritus,
kemerahan, gangguan fungsi kulit.

3.2 Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnose keperawatan yang kemungkinan muncul pada penyakit dermatitis


diantaranya:

1. Nyeri akut b.d agen pencedera kimiawi

2. gangguan integritas kulit b.d perubahan pigmentasi

3. gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit

4. gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh


3.3 Perencanaan Asuhan Keperawatan

1. Perencanaan Asuhan keperawatan

No. Diagnosa Kriteria Hasil Dan Intervensi


Keperawatan Tujuan
1 (D.0077) Nyeri akut b.d Tingkat nyeri (L.080666) a). Manajemen Nyeri (I.08238)
agen pencedera kimiawi Setelah dilakukan tindakan Observasi:
asuhan keperawatan 3 x 24  Identifikasi lokasi,
jam, diharapkan: karakteristik, durasi,
 Keluhan menyeri frekuensi, kualitas,
menurun (5) intensitas nyeri
 Meringis menurun  Identifikasi skala nyeri
(5)  Identifikasi respons nyeri
 Gelisah menurun (5) non verbal
 Kesulitan tidur  Identifikasi faktor yang
menurun (5) memperberat dan
 Menarik diri memperingan nyeri
menurun (5)  Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
 Monitor efek samping
pengunaan analgetic

Terapeutik:
 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredam nyeri

Edukasi:
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredam nyeri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

b). Manajemen terapi radiasi


(I.08240)
Observasi:
 Monitor efek samping
dan efek toksik terapi
 Monitor perubahan
integritas kulit
Terapeutik:  Berikan
perawatan kulit jika
terjadi infeksi
 Batasi kunjungan

Edukasi:
 Jelaskan tujuan dan
prosedur terapi radiasi
 Jelaskan efek radiasi
pada sel keganasan
 Jelaskan protokol kepada
pasien, keluarga, dan
pengunjung
 Anjurkan asupan cairan
dan nutrisi yang adekuat
 Anjurkan cara mengatasi
kelelahan dengan
merencanakan waktu
istirahat dan pembatasan
aktifitas
 Ajarkan cara mencegah
infeksi

Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian
obat untuk
mengendalikan efek
samping
2. (D.0129) Gangguan (L.14125) Integritas kulit (I.11353) Perawatan Integritas
integritas kulit/jaringan dan jaringan Kulit
b.d perubahan Setelah dilakukan tindakan Observasi:
pigmentasi asuhan keperawatan 3 x 24 Identifikasi penyebab gangguan
jam, diharapkan: integritas kulit (misal perubahan
 Elastis (meningkat sirkulasi, perubahan status
5) nutrisi, penurunan kelembaban)
 Nyeri (menurun 5)
 Kemerahan Terapeutik:
(meningkat 1)  Ubah posisi tiap 2 jam
 Pigmentasi abnormal jika tirah baring
(menurun 5)  Lakukan pemijatan pada
area penonjolan tulang,
jika perlu
 Bersihkan perineal
dengan air hangat
terutama pada saat
periode diare
 Gunakan produk
berbahan ringan/alami
hipoalorgik pada kulit
sensitive

Edukasi :
 Anjurkan menggunakan
pelembab
 Anjurkan minum air
yang cukup
 Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
 Anjurkan menghindari
suhu yang ekstrem
3. (D.0083) Gangguan citra (L.09067) Citra tubuh (I.09305) Promosi citra tubuh
tubuh b.d perubahan Setelah dilakukan tindakan Observasi:
fungsi tubuh asuhan keperawatan 3 x 24  Identifikasi harapan citra
jam, diharapkan: tubuh berdsarkan tahap
 Melihat bagian perkembangan
tubuh (meningkat 5)  Identifikasi perubahan
 Menyentuh bagian citra tubuh yang
tubuh (meningkat 5) mengakibatkan isolasi
 Menunjukkan bagian social
tubuh berlebihan  Monitor frekuensi
(menurun 5) pernyataan kritik
 Fokus pada bagian terhadap diri sendiri
tubuh (menurun 5)  Monitor apakah pasien
dapat melihat perubahan
diri sendiri

Terapeutik:
 Diskusikan perubahan
tubuh dan fungsinya
 Diskusikan perbedaan
penampilan fisik
terhadap harga diri
 diskusikan presepsi
pasien dan keluarga
tentang perubahan citra
tubuh

Edukasi:
 Jelaskan kepada keluarga
tentang perawatan
perubahan citra tubuh
 Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri terhadap
citra tubuh
 Anjurkan menggunakan
alat bantu (mis. Pakaian,
parfum, kosmetik)
 Latih fungsi tubuh yang
dimiliki

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN

Dermatitis kontak merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsur – unsur fisik, kimia,
atau biologi. Epidermis mengalami kerusakan akibat iritasi fisik dan kimia yang berulang –
ulang. Dermatitis kontak dapat berupa tipe iritan primer dimana reaksi nonalergik terjadi akibat
pajanan terhadap substansi iritatif, atau tipe alergiyang disebabkan oleh pajanan orang yang
sensitif terhadap alergen kontak. (Arif dan Kumalasari, 2011)

Dermatitis adalah Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen dan faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis
cenderung residif dan menjadi kronis (Adhi Juanda,2010).

Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering,
umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit (Widhya, 2011). Klasifikasi nya
yaitu Dermatitis kontak, Neurodermatitis, Dermatitis seborrheic, Dermatitis stasis, Dermatitis
atopic, Dermatitis medikamentosa.

DAFTAR PUSTAKA
Djuanda Adhi, Sularsito. (2009). SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan kelamin.

Edisi IV. Jakarta: FK UI: 126-31. Johnson, M., et all. 2002. Nursing Outcomes Classification (NOC)
Second Edition.

New Jersey: Upper Saddle River Mc Closkey, C.J., et all. 2002. Nursing Interventions Classification
(NIC) Second Edition.

New Jersey: Upper Saddle River NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan
Klasifikasi.

Muttaqin, A dan Kumala,S .2011 Asuhan Keperawatan gangguan Sistem Integumen. Penerbit
Salemba Medika.

Loetifia,Hj., (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan , Penerbit , Jakarta: EGC. Widhya. (2011). Askep
Dermatitis. Diaskes pada tanggal 10 Februari 2017

Anda mungkin juga menyukai