PENYAKIT DERMATITIS
1
KATA PENGANTAR
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................4
C. TUJUAN....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DERMATITIS.................................................................................6
B. ETIOLOGI DERMATITIS........................................................................................6
C. TANDA DAN GEJALA DERMATITIS...................................................................7
D. PATOFIOLOGI DERMATITIS................................................................................8
E. PENATALAKSANAAN MEDIS.............................................................................9
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.............................................................................9
G. KOMPLIKASI...........................................................................................................9
H. PENCEGAHAN DERMATITIS...............................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 13
3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ dalam. Kulit
berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap
bakteri.Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih dikenal
sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan.Dermatitis dapat terjadi
karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,terutama kulit yang kering. Umumnya
enzim dapat menyebabkan pembekakan,memerah,dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak
berbahaya dalam artian tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian
penyakit ini jelas,menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu.
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala
Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu,seperti racun yang terdapat
pada benda asing.
B. RUMUSAN MASALAH
4
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DERMATITIS
Dermatitis merupakan penyakit kulit yang biasanya ditandai dengan peradangan dan ruam
bengkak kemerahan. Kondisi ini umumnya membuat kulit menjadi sangat kering. Pada kondisi
yang lebih serius, kulit yang terkena penyakit dermatitis bisa sampai melepuh, mengeluarkan
cairan, hingga mengelupas. Maka tak heran, bagi beberapa penderitanya, penyakit ini kerap
mengganggu alias bikin tidak nyaman. Hal ini dikarenakan rasa gatal yang menyertainya bisa
sangat ringan bahkan sangat parah. Penyakit dermatitis ini bisa menyerang siapa saja alias bisa
terjadi pada semua usia, termasuk bayi sekalipun. Apalagi buat kamu yang memiliki riwayat
alergi, demam atau asma maka lebih rentan terkena dermatitis.
Dermatitis sendiri terdiri dari beberapa jenis. Tiap jenisnya memiliki gejala yang berbeda-beda.
Ada yang menetap dalam waktu lama, ada lagi yang hanya muncul jika terpapar zat tertentu.
Namun kamu tak perlu khawatir, soalnya penyakit dermatitis ini tidak menular. Kamu hanya
perlu mengkombinasikan perawatan dan pengobatan yang tepat, gejala penyakit dermatitis agar
bisa terkendali dan teratasi dengan baik.
B. ETIOLOGI DERMATTIS
Beberapa penyebab dari dermatitis diantaranya :
Biasanya, kondisi ini dimulai pada masa bayi di mana terjadi ruam merah dan sensasi gatal
pada kulit menekuk, seperti disiku, belakang lutut, dan di area depan leher. Ketika tergores, ruam
dapat mengeluarkan cairan dan mengeras. Biasanya pemicu dari dermatitis atopik adalah
penggunaan sabun ataupun deterjen yang tidak sesuai, stres, kelembapan rendah, cuaca dingin
serta pemicu-pemicu yang sifatnya lebih personal lainnya.
2. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah ruam merah dan gatal yang disebabkan oleh kontak langsung dengan
suatu zat atau reaksi alergi terhadapnya. Ruam tidak menular atau mengancam jiwa, tetapi bisa
sangat tidak nyaman. Banyak zat dapat menyebabkan reaksi seperti itu, termasuk sabun,
kosmetik, wewangian, perhiasan, dan tanaman tertentu.
3. Dermatitis Seboroik
Efek dermatitis jenis ini menyebabkan kulit mengalami bercak bersisik, kulit memerah, bahkan
ketombe yang membandel. Biasanya, dermatitis seboroik memengaruhi area kulit yang
berminyak, seperti wajah, dada bagian atas, dan punggung. Selain itu, orang yang mengalami
dermatitis seboroik rentan mengalami pengulangan setiap kali sembuh.
5
C. TANDA DAN GEJALA DERMATITIS
Jenis penyakit kulit ini kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
Kulit kering
Variasi gen
Kesalahan pada sistem imun
Bakteri pada kulit
Faktor lingkungan
Memiliki riwayat keluarga dengan eksim
Memiliki alergi atau asma
2. Dermatitis kontak
Kondisi ini muncul ketika Anda terpapar salah satu iritan atau alergen, seperti:
Produk pembersih
Parfum
Kosmetik
Zat pengawet pada krim dan losion
3. Dermatitis seboroik
Kondisi ini dapat disebabkan oleh jamur (fungus) yang berada pada sekresi minyak pada kulit.
Biasanya kondisi ini bisa datang dan pergi tergantung musim.
D. PATOFISIOLOGI DERMATITIS
Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh
bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, dalam
beberapa menit atau beberapa jam bahan-bahan iritan tersebut akan berdifusi melalui membran
untuk merusak lisosom, mitokondria dan komponen-komponen inti sel. Dengan rusaknya
membran lipid keratinosit maka fosfolipase akan diaktifkan dan membebaskan asam arakidonik
akan membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang akan menyebabkan dilatasi pembuluh
darah dan transudasi dari faktor sirkulasi dari komplemen dan system kinin. Juga akan menarik
neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang akan membebaskan histamin,
prostaglandin dan leukotrin. PAF akan mengaktivasi platelets yang akan menyebabkan
perubahan vaskuler. Diacil gliserida akan merangsang ekspresi gen dan sintesis protein. Pada
dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan keratisonit dan keluarnya mediator- mediator. Sehingga
perbedaan mekanismenya dengan dermatis kontak alergik sangat tipis yaitu dermatitis kontak
iritan tidak melalui fase sensitisasi.Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah.
Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang,
6
sedang iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-
ulang. Faktor kontribusi, misalnya kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai
andil pada terjadinya kerusakan tersebut.
D. PENATALAKSANAAN MEDIS DERMATITIS
a. Mengoleskan krim kortikosteroid untuk menghilangkan gatal dan peradagan
b. Mengoleskan krim atau losion tertentu yang memengaruhi sistem imun (calcineurin
inhibitors)
c. Minum antihistamin (diphenhydramine) untuk mengurangi reaksi alergi dan gatal
d. Minum antibiotik atau antijamur jika eksim sudah terinfeksi
e. Melakukan fototerapi atau terapi cahaya
Pemeriksaan fisik adalah hal pertama yang biasanya dilakukan dokter untuk melihat
kemungkinan penyakit. Dokter akan melihatnya dari tanda dan gejala yang muncul pada kulit.
Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat medis Anda dan keluarga. Dari situ, dokter
mulai bisa menarik simpulan awal mengenai kondisi kulit Anda.
Jika dokter menduga bahwa Anda terkena dermatitis kontak, ia akan melakukan uji tempel pada
kulit. Dalam tes ini, sejumlah kecil zat dioleskan pada kulit di bawah penutup perekat.
Saat kunjungan lanjutan dalam beberapa hari kemudian, dokter akan memeriksa kulit untuk
melihat apakah Anda mengalami reaksi terhadap zat-zat ini.
Jenis tes ini paling baik dilakukan setidaknya 2 minggu setelah penyakit kulit yang satu ini
menghilang. Biasanya prosedur ini sangat berguna untuk melihat apakah Anda memiliki alergi
kontak tertentu.
c. Biopsi kulit
Biopsi kulit merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk mencari tahu penyebab
dermatitis. Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel kecil kulit untuk dilihat di bawah
mikroskop.
7
F. KOMPLIKASI DERMATITIS
Pada kasus tertentu, eksim dapat menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya selain gejala yang
muncul pada kulit. Infeksi kulit akibat menggaruk secara konstan adalah komplikasi yang paling
umum terjadi akibat eksim. Dengan mengetahui kemungkinan komplikasi sejak dini, Anda dapat
mengurangi kemungkinan masalah tersebut.
Komplikasi medis
Infeksi
Infeksi bakteri: Risiko kesehatan yang terkait dengan dermatitis atopik adalah skin
colonization atau infeksi bakteri seperti Staphylococcus aureus. 60% – 90% orang dengan
dermatitis atopik cenderung memiliki bakteri tersebut pada kulit. Bakteri dapat menyebabkan
infeksi, yang memperburuk dermatitis atopik.
Infeksi virus: Orang dengan dermatitis atopik rentan terhadap beberapa infeksi virus pada
kulit. Sebagai contoh, virus herpes simplex dapat menyebabkan kondisi kulit dermatitis atopik
dengan eksim herpeticum. Orang dengan dermatitis atopik juga dilarang menerima vaksin cacar,
karena berisiko terkena infeksi eksim vaccinatum. Infeksi ini disebabkan oleh virus vaccinia
pada vaksin cacar yang bereproduksi dan menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu, orang yang
dekat dengan penderita dermatitis atopik dilarang menerima vaksin cacar, dikarenakan risiko
berpindahnya virus vaksin pada penderita dermatitis atopik.
Waspadalah dengan gejala infeksi. Segera kunjungi dokter jika Anda menduga kulit Anda
terinfeksi. Gejala dari infeksi meliputi:
Kemerahan
Benjolan dengan nanah
Luka di mulut
Gatal-gatal di sekitar mulut
Gagal mengobati infeksi dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti penyakit
parah atau kemungkinan rawat inap.
Neurodermatitis
Neurodermatitis adalah kondisi kulit akibat terlalu sering digaruk. Hal ini dapat menyebabkan
kulit menebal, merah, dan berwarna lebih gelap dari kulit sekitarnya. Walaupun tidak berbahaya,
neurodermatitis dapat menyebabkan perubahan warna permanen dan penebalan kulit walau
eksim sudah tidak aktif.
Bekas luka
8
Menggaruk kulit secara konstan dapat menyebabkan bekas luka. Satu-satunya cara untuk
mencegah bekas luka adalah dengan tidak menggaruk kulit. Bekas luka baru muncul saat kulit
sembuh dari eksim. Bekas luka dapat membuat permukaan kulit lebih timbul atau bekas luka
permanen pada bagian yang teriritasi.
Kepercayaan diri
Banyak orang dewasa dan anak-anak dengan eksim merasa malu terhadap kondisi kulitnya.
Ruam dan kulit yang kasar dapat mengganggu kepercayaan diri. Penanganan yang tepat serta
mengurangi stress dapat meringankan kondisi ini.
Eksim dapat mempersulit aktivitas berolahraga, karena keringat dapat menyebabkan kulit gatal.
Karenanya, beberapa orang menghindari aktivitas fisik akibat kondisi kulit ini. Namun Anda
dapat berpartisipasi pada olahraga dalam ruangan ber-AC untuk menghindari berkeringat. Anda
juga dapat menghindari aktivitas fisik yang intens. Banyak komplikasi eksim dapat dihindari
dengan pengobatan dan pencegahan. Dengan mencegah kambuh, Anda dapat mengurangi
kesempatan infeksi dan mengurangi potensi terganggunya rasa percaya diri Anda.
Bullying
Anak-anak dalam usia sekolah mungkin mengalami ledekan dari teman-teman seusianya karena
eksim atopik yang mereka miliki. Bentuk dari bullying dapat menjadi traumatis bagi anak-anak.
Anak Anda mungkin menjadi lebih diam dan tertekan. Jelaskan situasi pada guru anak Anda dan
buat anak Anda nyaman untuk membicarakan perasaan mereka.
Kesulitan tidur
Masalah kesulitan tidur umum terjadi pada orang dengan eksim. Kekurangan tidur dapat
mempengaruhi mood dan perilaku, serta membuat sulit berkonsentrasi pada pelajaran sekolah
atau pekerjaan. Jika anak Anda memiliki kesulitan tidur akibat eksim, anak Anda dapat
ketinggalan pelajaran. Anda dapat memberi tahu guru anak Anda tentang kondisi anak, sehingga
guru dapat membantunya. Pada kondisi eksim yang serius, anak Anda mungkin membutuhkan
waktu izin dari sekolah. Hal ini juga dapat mempengaruhi performa dalam studi anak-anak.
9
G. PENCEGAHAN DERMATITIS
Salah satu cara mencegah dermatitis yaitu dengan menjaga kulit dari kekeringan. Untuk itu, ada
berbagai kebiasaan yang perlu diterapkan yaitu:
Batasi waktu mandi Anda hanya sekitar 5-10 menit saja. Jika terlalu lama, kulit bisa
semakin kering. Akibatnya, kondisi penyakit justru akan semakin parah.
Pilihlah pembersih tanpa pewangi dan deterjen (sabun) yang tidak menghasilkan banyak
busa. Jika harus menggunakan sabun, gunakanlah yang ringan. Pasalnya, sebagian sabun
dapat mengeringkan kulit.
Setelah mandi, tepuk-tepuk kulit dengan handuk yang halus. Jangan menggosoknya
terlalu keras karena bisa melukai kulit yang sudah sangat kering.
4. Melembapkan kulit
Saat kulit masih basah, kunci kelembapan kulit dengan minyak atau krim. Pilihlah
pelembap yang cocok untuk kulit Anda. Tanyakan ke dokter jika Anda bingung produk
apa yang kira-kira tepat dan tidak mengiritasi.
5. Menghindari iritan
Menghindari berbagai zat yang bisa mengiritasi tubuh membantu mencegah Anda dari
dermatitis kontak. Untuk itu, usahakan untuk menghindari atau membatasi paparannya.
Gunakan sarung tangan jika Anda hendak membersihkan kamar mandi menggunakan
pembersih yang kuat. Hal ini dilakukan agar bahan aktif pembersih kamar mandi tak
langsung mengenai tangan yang bisa menyebabkan ruam.
10
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering,
umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit (Widhya, 2011).
B. SARAN
Dengan terselesaikannya makalah ini kami masih jauh dari kata sempurna, maka dibutuhkannya
saran atau masukan dari guru atau teman-teman.
11
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda S, Sularsito. (2005). SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan kelamin.
Edisi III. Jakarta: FK UI: 126-31.
Erupsi Alergi Obat,Oleh: Harry Wahyudhy Utama, S.Ked, Dedy Kurniawan, S.Ked Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya. Palembang. 2007
12