Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN ( PENANGANAN URTIKARIA )

Di susun oleh :

KELOMPOK 6

Anggota :

1. M. Alfian Nur Majid (920173031)


2. M. Randi Irmawan (920173033)
3. Naimatul Farida (920173034)
4. Nawa Evalatul Hawa (920173036)
5. Puput Puji Rahayu (920173038)

2A – S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AJARAN 2018/2019


SATUAN ACARA PENYULUHAN

“GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN ( PENANGANAN URTIKARIA )”

Pokok Bahasan : Gangguan Sistem Integumen ( Penanganan Urtikaria )

Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Penyebab dan Pengobatan Urtikaria

Sasaran : Keluarga Tn. H di Gebog Kudus

Hari/tanggal : Sabtu, 19 Oktober 2019

Tempat : di Rumah Keluarga Tn. H di Gebog Kudus

Jam Pelaksanaan : Pukul 09.00 WIB – 09.35 WIB

Waktu : 35 menit

Penyuluh : Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kudus

A. Latar Belakang
Urtikaria adalah penyakit kulit yang sering di jumpai. Urtikaria adalah reaksi
di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema (bengkak)
setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan
kemerahan, meninggi di permukaan kulit serta disertai keluhan gatal, rasa tersengat
atau tertusuk.
Di Indonesia, urtikaria dikenal dengan nama lain biduran atau kaligata.
Walaupun pathogenesis dan penyebab yang di curigai telah di temukan,ternyata
pengobatan yang di berikan kadang-kadang tidak memberi hasil seperti yang di
harapkan. Berdasarkan waktunya, urtikaria dapat berlangsung singkat (akut,kurang
dari 6 minggu), lama (kronis, lebih 6 minggu) dan berulang (kambuhan).
Berdasarkan angka kejadiannya, disebutkan bahwa sekitar 15-20% populasi
mengalami urtikaria dalam masa hidupnya. Kemungkinan mengalami urtikaria, tidak
ada perbedaan ras dan umur (terbanyak pada kelompok umur 40-50 an) . Hanya saja,
pada urtikaria kronis (berulang dan lama), lebih sering dialami pada wanita (60%).
Singkatnya, urtikaria terjadi sebagai akibat pelebaran pembuluh darah (istilah
kerennya: vasodilatasi) dan peningkatan kepekaan pembuluh darah kecil (kapiler)
sehingga menyebabkan pengeluaran cairan (transudasi) dari membran pembuluh
darah, akibatnya terjadi bentol pada kulit. Kondisi ini dikarenakan adanya pelepasan
histamin yang dipicu oleh paparan alergen (bahan atau apapun pencetus timbulnya
reaksi alergi).
Penyuluhan ini di tujukan Pada Keluarga Tn. H di Gebog Kudus agar mereka
tahu mengenai Gangguan Sistem Integumen ( Penanganan Urtikaria )

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan Penyuluhan Selama 35 Menit Keluarga Tn. H di Gebog
Kudus Mampu Mengerti dan Memahami Tentang Gangguan Sistem Integumen (
Penanganan Urtikaria )
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan Penyuluhan Selama 35 Menit Keluarga Tn. H di Gebog
Kudus mampu :
a. Menjelaskan Pengertian Urtikaria.
b. Menyebutkan Penyebab Urtikaria.
c. Menyebutkan Tanda Gejala Urtikaria.
d. Menyebutkan Jenis Urtikaria.
e. Menjelaskan Pengobatan Urtikaria.
f. Menyebutkan Cara Mencegah Urtikaria.

C. Pokok Materi
(Terlampir)

D. Kegiatan Belajar Mengajar


a. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Demonstrasi
b. Pengorganisasian :
1) Pembawa materi : M. Alfian Nur Majid
M. Randi Irmawan
Naimatul Farida
Nawa Evalatul Hawa
Puput Puji Rahayu
2) Kegiatan Penyuluhan :

NO. Tahap Waktu Kegiatan Media

1. Pembukaan 5 Menit 1) Menyampaikan salam Lisan


2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan
4) Kontrak waktu
5) Tes awal/Apersepsi

2. Pelaksanaan 25 Menit a) Mampu Menjelaskan Pengertian Lembar


Urtikaria. Balik
b) Mampu Menyebutkan Penyebab
Urtikaria.
c) Mampu Menyebutkan Tanda Gejala
Urtikaria.
d) Mampu Menyebutkan Jenis
Urtikaria.
e) Mampu Menjelaskan Pengobatan
Urtikaria.
f) Mampu Menyebutkan Cara
Mencegah Urtikaria.

3. Penutup 5 Menit 1) Evaluasi Lisan


2) Menyimpulkan materi
3) Memberi kesempatan untuk bertanya
4) Memberi salam penutup

E. Setting Tempat
A : Penyaji A

B : Keluarga Tn. H di Gebog Kudus B

F. Media Dan Sumber


Media : Leaflet, Lembar Balik dan PPT
Sumber :
Adi, S. 2010. Urtikaria dalam: Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.
Baldy C M. 2010. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Guyton Arthur C dan John E H. 2011.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2011. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta :SalembaMedika

G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Proposal Pendidikan kesehatan yang berisi Satuan Acara Penyuluhan telah
siap sebelum kegiatan dimulai
b. Kontrak waktu, tempat dan topic dengan ibu pasien, pasien / keluarga
c. Tempat dan media telah siap sebelum kegiatan dimulai
d. Penyaji materi telah siap memberi penyuluhan atau pendidikan kesehatan
e. Waktu dan tempat sesuai yang telah ditentukan
f. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi Proses
1. Penyuluh berperan sesuai dengan perannya
2. Keluarga Tn. H di Gebog Kudus antusias terhadap materi penyuluhan
3. Adanya tanya jawab dan feedback
4. Media dapat di gunakan secara efektif
5. Penyuluh mampu melakukan evaluasi sesuai tujuan yang ingin di capai
3. Evaluasi Hasil
1. Menjelaskan Kembali Pengertian Urtikaria dengan Persentase 97%
2. Menyebutkan Kembali Penyebab Urtikaria dengan Persentase 80%
3. Menjelaskan Kembali Tanda Gejala Urtikaria dengan Persentase 87%
4. Menyebutkan Kembali Jenis Urtikaria dengan Persentase 89%
5. Menjelaskan Kembali Pengobatan Urtikaria dengan Persentase 90%
6. Menyebutkan Kembali Cara Mencegah Urtikaria dengan Persentase 95%
Lampiran Materi

GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN ( PENANGANAN URTIKARIA )

A. Pengertian
Urtikaria (dikenal juga dengan “hives, nettle rash, gatal-gatal, kaligata, atau
biduran”) adalah suatu lesi kulit yang meninggi yang terjadi sebagai respon terhadap
pencetus imun.
Urtikaria merupakan istilah kilnis untuk suatu kelompok kelainan yang di
tandai dengan adanya pembentukan bilur-bilur pembengkakan kulit yang dapat hilang
tanpa meninggalkan bekas yang terlihat.( Robin Graham, Brown. 2010 )
Urtikaria (hives, biduren) adalah erupsi eritematosa yang meninggi, terjadi
secara singkat atau edema bagian dermis bagian atas dan berhubungan dengan rasa
gatal ( Fitzpatrick TB, et al., 2010 )

B. Penyebab
Urtikaria paling sering bersift idiopatik, hampir 80% tidak diketahui
penyebabnya. Diduga penyebab urtikaria bermacam-macam, antara lain :
1) Obat
Bermacam obat dapat menimbulkan urtikaria, baik secara imunologik maupun
nonimunologik. Hampir semua obat sistemik menimbulkan urtikaria, secara
imunologik terdapat 2 tipe, yaitu tipe I atau II. Contohnya ialah aspirin, obat anti
inflamasi non steroid, penisilin, sepalosporin, diuretik, dan alkohol. Sedangkan
obat yang secara non-imunologik langsung merangsang sel mast untuk
melepaskan histamin, misalnya opium dan zat kontras. Aspirin menimbulkan
urtikaria karena menghambat sintesis prostaglandin di asam arakidonat.
2) Makanan
Peranan makanan ternyata lebih penting pada urtikaria akut, umumnya akibat
reaksi imunologik, pada beberapa kasus urtikaria terjadi setelah beberapa jam atau
beberapa hari setelah mengkonsumsi makanan tersebut. Makanan berupa protein
atau bahan yang dicampurkan ke dalamnya seperti zat warna, penyedap rasa, atau
bahan pengawet, sering menimbulkan urtikaria alergika. Makanan yang paling
sering menimbulkan urtikaria pada orang dewasa yaitu, ikan, kerang, udang, telur,
kacang, buah beri, coklat, arbei, keju. Sedangkan pada bayi yang paling sering
yaitu, susu dan produk susu, telur, tepung, dan buah-buah sitrus (jeruk).
3) Gigitan atau sengatan serangga
Gigitan atau sengatan serangga dapat menimbulkan urtika setempat, agaknya
hal ini lebih banyak diperantarai oleh IgE (tipe I) dan tipe seluler (tipe IV). Tetapi
venom dan toksin bakteri, biasanya dapat pula mengaktifkan komplemen.
Nyamuk, kepinting, dan serangga lainnya menimbulkan urtika bentuk papular di
sekitar tempat gigitan, biasanya sembuh sendiri setelah beberapa hari, minggu,
atau bulan.
4) Bahan fotosenzitiser
Bahan semacam ini, misalnya griseovulfin, fenotiazin, sulfonamid, bahan
kosmetik, dan sabun germisid sering menimbulkan urtikaria.
5) Inhalan
Inhalan berupa serbuk sari bunga (polen), spora jamur, debu, asap, bulu
binatang, dan aerosol, umumnya lebih mudah menimbulkan urtikaria alergik.
6) Kontaktan
Kontaktan yang sering menimbulkan urtikaria ialah kutu binatang, serbuk
tekstil, air liur binatang, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, bahan kimia, misalnya
insect repellent (penangkis serangga), dan bahan kosmetik. Keadaan ini
disebabkan bahan tersebut menembus kulit dan menimbulkan urtikaria.
7) Trauma Fisik
Trauma fisik dapat diakibatkan oleh :
 Faktor dingin, yakni berenang atau memegang benda dingin.
 Faktor panas, misalnya sinar matahari, radiasi, dan panas pembakaran.
 Faktor tekanan, yaitu goresan, pakaian ketat, ikat pinggang, air yang
menetes atau semprotan air. Fenomena ini disebut dermografisme atau
fenomena darier.
8) Infeksi dan infestasi
Bermacam-macam infeksi dapat menimbulkan urtikaria, misalnya infeksi
bakteri, virus, jamur, maupun infeksi parasite.
 Infeksi oleh bakteri contohnya pada infeksi tonsil, infeksi gigi dan
sinusitis.
 Infeksi virus hepatitis, mononukleosis dan infeksi virus coxsackie pernah
dilaporkan sebagai faktor penyebab. Karena itu pada urtikaria yang
idiopatik perlu dipikirkan kemungkinan infeksi virus subklinis.
 Infeksi jamur kandida dan dermatofit sering dilaporkan sebagai penyebab
urtikaria. Infeksi cacing pita, cacing tambang, cacing gelang juga
Schistosoma atau Echinococcus dapat menyebabkan urtikaria.
 Infeksi parasit biasanya paling sering pada daerah beriklim tropis.
9) Psikis
Tekanan jiwa dapat memacu sel mast atau langsung menyebabkan
peningkatan permeabilitas dan vasodilatasi kapiler. Penyelidikan memperlihatkan
bahwa hipnosis menghambat eritema dan urtika, pada percobaan induksi psikis,
ternyata suhu kulit dan ambang rangsang eritema meningkat.
10) Genetik
Faktor genetik juga berperan penting pada urtikaria, walaupun jarang
menunjukkan penurunan autosomal dominan.
11) Penyakit sistemik
Beberapa penyakit kolagen dan keganasan dapat menimbulkan urtikaria,
reaksi lebih sering disebabkan reaksi kompleks antigen-antibodi. Contoh penyakit
sistemik yang sering menyebabkan urtikaria yaitu, sistemik lupus eritematosa
(SLE), penyakit serum, hipetiroid, penyakit tiroid autoimun, karsinoma, limfoma,
penyakit rheumatoid arthritis, leukositoklast vaskulitis, polisitemia vera (urtikaria
akne-urtikaria papul melebihi vesikel), demam reumatik, dan reaksi transfusi
darah.

C. Tanda Gejala
Tanda Gejala urtikaria yaitu :
1. Timbulnya bintik-bintik merah atau lebih pucat pada kulit. Bintik-bintik merah
ini dapat mengalami edema sehingga tampak seperti benjolan.
2. Sering disertai rasa gatal yang hebat dan suhu yang lebih panas pada sekitar
benjolan tersebut.
3. Terjadi angioderma, dimana edema luas ke dalam jaringan subkutan, terutama
di sekitar mata, bibir dan di dalam orofaring.
4. Adanya pembengkakan dapat menghawatirkan, kadang-kadang bisa menutupi
mata secara keseluruhan dan mengganggu jalan udara untuk pernafasan.

D. Jenis
Terdapat beberapa jenis urtikaria yang muncul pada kulit, yaitu :
1. Urtikaria Akut
Urtikaria akut hanya berlansung selama beberapa jam atau beberapa hari. yang
sering terjadi penyebabnya adalah:
a. Adanya kontak dengan tumbuhan ( misalnya jelatang ), bulu
binatang/makanan.
b. Akibat pencernaan makanan, terutama kacang-kacangan, kerangan-
kerangan dan strouberi.
c. Akibat memakan obat misalnya aspirin dan penisilin.
2. Urtikaria Kronis
Biasanya berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan, atau beberapa tahun.
pada bentuk urtikaria ini jarang didapatkan adanya faktor penyebab tunggal.
3. Urtikaria Pigmentosa
Yaitu suatu erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung
sementara, kadangkadang disertai pembengkakan dan rasa gatal
4. Urtikaria Sistemik ( Prurigo Sistemik )
Adalah suatu bentuk prurigo yang sering kali terjadi pada bayi kelainan khas
berupa urtikaria popular yaitu urtikaria yang berbentuk popular-popular yang
berwarna kemerahan.

Berdasarkan penyebabnya, urtikaria dapat dibedakan menjadi:

1. Heat Rash yaitu urtikaria yang disebabkan panas.


2. Urtikaria Idiopatik yaitu urtikaria yang belum jelas penyebabnya atau sulit
dideteksi.
3. Cold Urtikaria adalah urtikaria yang disebabkan oleh rangsangan dingin.
4. Pressure Urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan rangsangan tekanan.
5. Contak Urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan oleh alergi.
6. Aquagenic Urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan oleh rangsangan air.
7. Solar Urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan sengatan sinar matahari.
8. Vaskulitik Urtikaria.
9. Cholirgening Urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan panas, latihan berat dan
stress.

E. Pengobatan
1) Antihistamin
Mengonsumsi pil antihistamin sebagai obat biduran menjadi cara efektif untuk
mencegah gatal-gatal. Selain itu, antihistamin juga memblokir pelepasan histamin
oleh tubuh yang menjadi pemicu kemunculan gejala biduran. Biasanya dokter
akan meresepkan berbagai antihistamin seperti:
 Loratadine (Claritin)
 Cetirizine (Zyrtec)
 Fexofenadine (Allegra)
 Desloratadine (Clarinex)
Jika keempat jenis antihistamin tersebut tidak cukup membantu, biasanya
dokter akan meningkatkan dosisnya. Selain itu, dokter juga akan mencoba jenis
antihistamin lain yang memiliki efek mengantuk agar rasa gatal sedikit terobati
dengan tidur. Contoh obat ini antara lain Chlorpheniramine (CTM), hydroxyzine
pamoate (Vistaril), dan doxepin (Zonalon).
Jangan lupa untuk membicarakan dengan dokter jika Anda sedang dalam
kondisi hamil dan menyusui, memiliki kondisi medis lain, atau sedang
mengonsumsi obat tertentu.
2) Losion calamine
Losion calamine membantu meredakan gatal dengan cara memberikan efek
dingin pada kulit.
3) Obat antiradang
Kortikosteroid oral seperti seperti prednison dapat membantu mengurangi
pembengkakan, kemerahan, dan gatal. Biasanya obat ini diresepkan untuk
mengendalikan biduran kronis dan hanya digunakan dalam jangka waktu sebentar.
Pasalnya, obat ini memiliki berbagai efek samping serius jika dikonsumsi dalam
waktu yang lama.
4) Antidepresan
Antidepresan trisiklik doxepin (Zonalon), biasanya digunakan dalam bentuk
krim yang dapat membantu meredakan gatal. Obat ini dapat menyebabkan pusing
dan kantuk sehingga rasa gatal Anda sedikit teralihkan dengan tidur.
5) Omalizumab (Xolair)
Omalizumab biasanya diberikan dengan cara disuntikkan ke kulit. Obat ini
akan diresepkan jika Anda mengalami biduran parah yang terjadi selama
berbulan-bulan atau dalam hitungan tahun. Efek samping yang paling umum
adalah sakit kepala, pusing, hingga sakit telinga bagian dalam.
 Adapun cara pengobatan di rumah, yaitu :
1. Kompres Dingin
Mengompres bagian yang biduran dengan es batu atau air dingin dapat
membantu meredakan iritasi dan rasa gatal. Anda bisa mengompresnya
dengan cara membungkus es batu dengan handuk dan kompres dingin bagian
yang terasa gatal. Biarkan selama kurang lebih 10 menit dan ulangi jika masih
gatal.
2. Pakai Baju yang Longgar
Menggunakan pakaian yang longgar dapat membuat kulit yang mengalami
biduran dapat bernapas dan suhu tubuh tetap sejuk. Sebaliknya memakai,
pakaian ketat justru bisa membuat kulit terasa makin gatal bahkan iritasi
karena kulit tertekan dengan baju yang di gunakan.
3. Kurangi Stres
Sebagian orang mengalami biduran saat stress berat. Pertimbangkan apakah
ada peristiwa yang membuat anda stress seperti kehilangan pekerjaan,
memulai pekerjaan baru, kematian anggota keluarga, atau masalah dalam
hubungan percintaan.

F. Pencegahan
Meskipun terasa sangat gatal dan mengganggu, Urtikaria dapat dicegah atau
diringankan dengan cara-cara berikut:
1. Menghindari faktor-faktor pemicu
Catat tiap kali kaligata muncul.
2. Jangan digaruk
Makin digaruk, kaligata justru akan memburuk dan menyebar. Jika tidak tahan
dengan rasa gatalnya, kompres dengan es yang dibungkus kain selama beberapa
saat.
3. Mandi air dingin
Mandi air panas atau hangat membuat pembuluh darah melebar. Akibatnya,
aliran darah meningkat dan memberi kesempatan Urtikaria untuk lebih menyebar
ke seluruh tubuh. Sebaliknya, mandi dengan air dingin membantu meredakan
gatal. Selain itu, gunakan sabun khusus untuk kulit sensitif dan tanpa pewangi.
4. Hindari stress
Stres dapat memperburuk rasa gatal kaligata, jadi sebisa mungkin hindari stres
dan tenangkan diri. Lakukan kegiatan yang bisa membuat Anda menjadi lebih
santai, seperti relaksasi. berjalan-jalan, latihan pernapasan, atau meditasi.
5. Minum obat antihistamin
Antihistamin dapat membantu mengurangi rasa gatal. Obat ini tidak ditujukan
untuk mengobati Urtikaria, melainkan hanya membantu mencegah munculnya
Urtikaria baru dalam waktu 24 jam ke depan. Anda dapat berkonsultasi kepada
dokter mengenai jenis obat antihistamin yang paling cocok untuk kondisi Anda.
6. Gunakan pelembap
Pelembap berfungsi menenangkan, mendinginkan, dan meringankan gatal.
Jangan lupa untuk selalu melakukan tes terlebih dahulu sebelum menggunakannya
di seluruh tubuh. Oleskan sedikit krim pelembap di kulit dan tunggu reaksinya
setidaknya selama dua hari penuh. Apabila tidak ada reaksi iritasi atau alergi,
penggunaan produk tersebut bisa dilanjutkan.
7. Pertimbangkan akupunktur
Mungkin Anda tidak mengira bahwa akupunktur dapat membantu mengurangi
rasa gatal, terutama gatal yang bersifat kronis. Suatu penelitian menunjukkan
bahwa akupunktur ditambah pemberian obat antihistamin, efektif dalam
meredakan gejala kaligata kronis. Jika berminat, pilihlah ahli akupunktur yang
kompeten untuk memberikan terapi pengurang rasa gatal akibat urtikaria.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, S. 2010. Urtikaria dalam: Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.

Baldy C M. 2010. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.

Guyton Arthur C dan John E H. 2011.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2011. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta :SalembaMedika

Anda mungkin juga menyukai