AISYIYAH MALANG
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
OLEH :
Amilia Candrasari
201920461011077
2020
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN INFERTILITAS DI RUANG KHADIJAH RS ISLAM
AISYIYAH MALANG
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
KELOMPOK 11
NIM: 201920461011077
Mahasiswa, Pembimbing,
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
LEMBAR PENILAIAN...........................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN...................................................................5
A. Definisi................................................................................................................5
B. Etiologi................................................................................................................5
C. Epidemologi........................................................................................................5
D. Tanda dan Gejala.................................................................................................5
E. Patofisologi.........................................................................................................5
F. Pemeriksaan Penunjang......................................................................................5
G. Penatalaksanaan..................................................................................................5
H. Konsep Asuhan Keperawatan (FOKUS PADA KASUS)..................................5
I. Diagnosa Keperawatan (SDKI)...........................................................................5
J. Luaran Keperawatan (SLKI)...............................................................................5
K. Intervensi Keperawatan (SIKI)...........................................................................5
L. Daftar Pustaka.....................................................................................................5
BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................6
A. CASE REPORT..................................................................................................6
B. Pengkajian (Focus Assesement)..........................................................................6
C. Analisa Data........................................................................................................6
D. Diagnosa Keperawatan (SDKI)...........................................................................6
E. Luaran Keperawatan (SLKI)...............................................................................6
F. Luaran Keperawatan (SIKI)................................................................................6
BAB III. INTERVENSI KEPERAWATAN (EVIDENCE BASED NURSING)...7
A. Masalah Keperawatan.........................................................................................7
B. Intervesi by Evidence Based Nursing (Journal)..................................................7
C. Daftar Pustaka (Sumber Reference)....................................................................7
BAB IV. DIRECTLY OBSERVED PROCEDURAL SKILL (DOPS)..................8
1. Judul Tindakan Keperawatan..............................................................................8
2. Judul Tindakan Keperawatan..............................................................................8
3. Judul Tindakan Keperawatan..............................................................................8
4. Judul Tindakan Keperawatan..............................................................................8
5. Judul Tindakan Keperawatan..............................................................................8
BAB V. MEET THE EXPERT (MTE).................................................................10
Daftar Pustaka........................................................................................................11
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Sebuah istilah dapat juga dapat di artikan sebagaia kegagalan,tidak berhasil,atau
tidak dapat membentuk. Istilah infertilitas banyak digunakan pada bidang
reproduksi yang dimaksudkan untuk membuahkan manusia maupun hewan.
Reproduksi dilakukan melalui hubungan seksual antara pria dan wanita atau
jantan dan betina. Pada manusia, infertilitasi mengistilahkan ketidakmampuan
pasangan atau salah satu di antara pasangan untuk memiliki keturunan. Banyak
nfaktor secara biologis yang dapat menyebabkan infertilitas, meskipun begitu hal
tersebut dapat diobati dengan bantuan teknologi.
2. Etiologi
Terkait Wanita:
A. Masalah Vagina
Infeksi vagina seperti vaginitis dan trikomonas vaginalis hebat dapat
menyebabkan infeksi lanjut pada serviks, endometrium, serta tuba falopi yang
merupakan organ vital dalam proses terjadinya konsepsi. Disfungsi seksual
dapat mengakibatkan kegagalan penetrasi penis, selain itu apabila lingkungan
vagina sangat asam, daya hidup sperma akan berkurang.
B. Uterus
Uterus merupakan tempat melekatnya ovum yang telah dibuahi, sehingga
apabila terjadi masalah pada uterus, nidasi ovum tidak dapat terjadi. Kelainan
seperti polip endometriium, adenomiosis, mioma uterus, dan beberapa
masalah lain seperti pasca kuretase dan abortus septik dapat mengganggu
implantasi, pertumbuhan nutrisi, serta oksigenasi janin.
Terkait Pria:
A. Faktor Koitus Pria
Faktor koitus pria yang merupakan salah satu penyebab infertilitas
meliputi spermatogenesis abnormal, motilitas abnormal, kelainan anatomi, dan
disfungsi seksual. Keabnormalitasan spermatogenesis dapat terjadi akibat
terpajan bahan kimia, radiasi, atau dapat pula terjadi karena kelainan
kromosom. Pada kelainan anatomi, biasanya karena tidak adanya vasdeferens
kongenital, obstruksi vasdeferens, serta kelainan sistem ejakulasi kongenital.
B. Masalah ejakulasi
Masalah ejakulasi berhubungan dengan diabetes melitus kerusakan saraf,
atau obat-obatan.
C. Faktor Pekerjaan
Produksi sperma yang optimal membutuhkan suhu di bawah temperatur
tubuh, sehingga sering kali ketidak efektifan spermatogenesis terjadi pada pria
pemadam kebakaran atau pengemudi jarak jauh.
D. Masalah Interaktif
Masalah interaktif berupa permasalahan yang berasal dari penyebab
spesifik yang berbeda-beda antar pasangan, seperti frekuensi senggama yang
tidak memadai, waktu senggama yang buruk, perkembangan atibodi terhadap
sperma pasangan dan ketidak mampuan sperma untuk melakukan penetrasi ke
ovum. Selain beberapa faktor terkait dengan pria dan wanita, terdapat
beberapa penyebab lain yang dapat menyebabkan infertilitas seperti usia.
Faktor usia sangat berpengaruh pada kesuburan wanita dan pria. Seiring
bertambahnya usia, kemampuan ovarium wanita dalam memprosuksi ovum
akan mengalami penurunan. Begitu juga dengan pria, meskipun sperma terus
diprosuksi, namum morfologi sperma akan menurun seiring bertambahnya
usia. Obesitas juga menjadi salah satu penyebab infertilitas, terutama pada
wanita karena kelebihan berat badan dapat mempengaruhi hormom estrogen
dan mengurangi kemampuan untuk hamil. Penelitian juga menunjukan bahwa
peningkatan kadar prolaktin dan Lutheinizing Hormone (LH) berhubungan
erat dengan masalah psikis dimana kesedihan cenderung dapat meningkatkan
prolaktin yang akan mengakibatkan gangguan pengeluaran LH dan menekan
hormon gonadotropin yang berpengaruh pada proses ovulasi.
3. TANDA DAN GEJALA
A. Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat)
Afek depresi
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
B. Gejala lainnya
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang
4. PATOFISIOLOGI
A. Perempuan
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya
gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH
dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di
ovarium.Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan
padaovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor
dariinfertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak
dapatlewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk
uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun
sebelumnya terjadifertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan
folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain
yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan
kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan
baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi
imunsehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa
bertahan,
infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya
menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
B. Laki-laki
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus
dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup
memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya
merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada
abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi
masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu
disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis.
Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga
menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi
sperma terganggu.
5. PATHWAY
Mempengaruhi hormone
dalam tubuh (Produksi Ketidakseimbangan
Hormon tidak seimbang) Hormonal
Ansietas
Harga Diri Rendah
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Radiologi
Dugaan masalah pada organ reproduksi istri yang letaknya dibagian
dalam akan dibuktikan dengan pemeriksaan radiologi Hysterosalpingoraphy
(HSG)
Pada tes ini, menggunakakn rontgen untuk melihat bentuk fisik dari
saluran tuba dan Rahim. Tes dimulai dengan memasukan cairan kontras ke
Rahim melalui vagina untuk melihat adakah sembatan- sumbatan di situ.
Bila diperlukan bisa juga dilakukan pemeriksaan laparoskopi. Pada
pemeriksaan ini, akan menggunakan alat yang disebut laparoskop guna
melihat keadaan bagian dalam rongga perut istri. Petugas akan membuat irisan
kecil pada kulit perut bagian bawah melalui kamera yang terdapat di
laparoskop, petugas dapat melihat kondisi ovarium, saluran tuba, dan Rahim.
B. Pemeriksaan Lab
Pada wanita, biasanya dokter akan menganjurkan uji laboratorium.
Antara lain untuk pemeriksaan hormone dan tes darah yang berhubungan
dengan fertilitas. Sedangan pada suami dilakukan analisis sperma.
7. PENATALAKSANAAN
Terapi non farmakologi
Teknologi reproduksi bantuan (assisted reproductivetechnology, ART) adalah
upaya-upaya terapi untukmenghasilkan kehamilan tanpa melibatkan hubungan
seksual. Beberapa upayatersebut antara lain: inseminasi intra uterin
danfertilisasi in vitro
a. Terapi farmakologi:
- Antiestrogen
- Metformin
- Gonadotropin beserta analognya,
- Dopamin agonis
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian focus
Langkah I (pertama) :
Pengumpulan Data Dasar Pada langkah pertama ini dikumpulkan
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Perawat mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila
klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam
30 manajemen kolaborasi perawat akan melakukan konsultasi. Pengkajian
atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.
a. Data subyektif
1) Identitas pasien
a) Nama : Dikaji untuk mengenal atau memanggil agar tidak
keliru dengan pasien-pasien lain.
b) Umur : Untuk mengetahui apakah pasien masih dalam masa
reproduksi.
c) Agama : Untuk mengetahui pandangan agama klien mengenai
gangguan reproduksi.
d) Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya.
e) Suku/bangsa : Dikaji untuk mengetahui adat istiadat atau kebiasaan
sehari-hari pasien.
f) Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya.
g) Alamat : Dikaji untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan.
b. Data Objektif
Seorang perawat harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan
klien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen-komponen
pengkajian data obyektif ini adalah:
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
Dikaji untuk menilai keadaan umum pasien baik atau tidak.
b) Kesadaran
Dikaji untuk menilai kesadaran pasien.
c) Vital sign
Dikaji untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang
dialaminya, meliputi : Tekanan darah, temperatur/ suhu, nadi serta
pernafasan
a. Pemeriksaan fisik
Mary adalah seorang wanita nulligravida berusia 37 tahun dengan infertilitas primer
selama dua tahun. Riwayat ginekologi Maria signifikan untuk menarche pada usia 14
tahun, dan siklus menstruasi yang terjadi secara teratur pada interval 28-32 hari.
Tuba falopi Maria terbuka dan rongga rahimnya normal menurut hystersalpinogram,
dan cadangan ovariumnya baik per hari ke-3, kadar FSH / E2 masing-masing 4,3 /
52. Suami Mary memiliki kepadatan air mani yang baik dalam segala hal.
Riwayat medis Mary signifikan untuk transplantasi ginjal bilateral pada usia 29 tahun
karena gagal ginjal akibat nefropati refluks. Dia mengonsumsi obat imunosupresan
secara teratur, termasuk prednison. Dia menyajikan banyak ciri sindrom Cushing
akibat penggunaan prednison jangka panjang (agak gemuk, jerawat, wajah bulat
bengkak, punuk kerbau, kulit tipis, dan infeksi yang sering terjadi seperti infeksi
jamur dan infeksi sinus).
Mary telah menikah di kemudian hari dan dia baru saja mulai mencoba untuk hamil.
Tidak pernah menunggu, dan mengingat kondisi medisnya yang rumit, dia mencari
bantuan dan bimbingan dari ahli endokrinologi reproduksi. Dia mencoba 2 siklus
induksi ovulasi dengan IUI (inseminasi intra uterine), dan dua siklus induksi ovulasi
dengan IVF (fertilisasi in vitro). Maria adalah pembuat telur yang luar biasa. Dalam
setiap siklus IUI-nya, ia menghasilkan 6-7 folikel, dan dalam setiap siklus IVF-nya, ia
menghasilkan 23-24 oosit di OPU (pengambilan oosit). Sayangnya, masalah Mary
tampak pada kualitas sel telur yang sangat buruk, meskipun responsnya sangat
bagus terhadap induksi ovulasi dan FSH-nya yang menguntungkan. Pada siklus IVF
pertamanya, dari 23 oosit diambil, hanya 5 yang dibuahi, dan hanya 2 yang berhasil
dipindahkan hari ke-3. Tidak ada kehamilan. Pada siklus IVF keduanya, dari 23 oosit
yang diambil, hanya 10 yang cukup matang untuk ICSI (injeksi sperma
intrasitoplasma), dan hanya 1 yang bertahan hingga siklus-hari ke-3 untuk
dipindahkan. Tidak ada kehamilan yang terjadi. Dia jelas sangat putus asa, tetapi
pada dasarnya dia adalah pemecah masalah, jadi dia mencari di internet, dan
menemukan bahwa akupunktur dapat meningkatkan tingkat kehamilan di IVF, dan
dia memutuskan untuk mencobanya.
Mary awalnya pergi ke dokter umum ahli akupunktur daripada spesialis kesuburan,
dan setelah sekitar satu bulan, dia menyimpulkan bahwa orang ini tidak benar-benar
memenuhi syarat atau cukup berpengalaman dalam pengobatan reproduksi untuk
membantunya. Dia meminta rujukan dari ahli endokrin reproduksinya, dan mereka
merujuknya ke kantor saya. Terlepas dari sikap cerah Mary, dan usia kronologis
yang relatif muda, dan FSH yang baik dan respons terhadap obat-obatan IVF, dia
tampak jauh lebih tua dari usia yang disebutkan. Dia memiliki lingkaran hitam di
sekitar matanya, semua ciri sindrom Cushing, dan kulit abu-abu. Dia tampak klasik
kekurangan ginjal. Namun, lidahnya berwarna ungu dan denyut nadi kirinya sangat
kurus, sehingga terlihat stagnasi Qi hati akibat obat-obatan imunosupresan.
Karena nephrologist Mary secara tegas melarang pengobatan herbal, dan karena
Mary sangat ingin mencoba siklus IVF lagi secepat mungkin, saya setuju untuk
merawatnya hanya 6 minggu sebelum memulai siklus IVF berikutnya - hanya
dengan akupunktur. Karena kursus pengobatan yang dipercepat ini, saya
memintanya untuk datang ke akupunktur dan moksibusi tiga kali seminggu. Dia
setuju.
Diagnosis TCM saya yang bekerja dengan Maria adalah stagnasi qi hati dan
defisiensi esensi / yin ginjal. Saya menduga bahwa gagal ginjalnya karena nefropati
refluks kongenital menunjukkan defisiensi esensi ginjal, dan obat-obatan
imunosupresan jangka panjang - terutama prednison - menghabiskan Yin Ginjal dan
darah Livernya, mengakibatkan stagnasi Qi Hati.
Rencana pengobatan saya adalah untuk memberi makan Yin Ginjal dan darah Hati,
menenangkan Qi Hati, dan dengan demikian mengisi kembali sari Ginjal (yang
dipulihkan sebagai sisa darah Hati di penghujung hari).
1. Identitas
Nama: Ny. M
Usia: 37 Tahun
2. Keluhan Utama
(agak gemuk, jerawat, wajah bulat bengkak, punuk kerbau, kulit tipis, sering
3. Diagnosa Medis
Infertilisasi
4. Riwayat Kesehatan
Pasien Ny.M mengeluh sangat putus asa dengan kondisi yang dialaminya
prednison.
Tidak terkaji
1) Pemeriksaan fisik: Pasien menarche pada usia 14 tahun, dan siklus menstruasi
2) Pemeriksaan penunjang: Tuba falopi Maria terbuka dan rongga rahimnya normal
menurut hystersalpinogram, dan cadangan ovariumnya baik per hari ke-3, kadar
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan (tidak kunjung
hamil)
Harga diri rendah kronis b.d kegagalan berulang d.d rasa malu
Resiko ketidakberdayaan b.d rasa ketidakmampuan mengatasi
masalah
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
- Terapeutik
1. Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
2. Temani pasien
untuk mengurangi
kecemasan, jika
memungkinkan
3. Pahami situasi
yang membuat
ansietas
4. Dengarkan dengan
penuh perhatian
5. Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
6. Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
7. Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang
memicu
kecemasan
8. Diskusikan
perencanaan yang
realistis tentang
peristia yang akan
datang
- Edukasi
1. Jelaskan prosedur
yang termasuk
sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan
secara faktual
mengenai
diagnosis,
pengobatan dan
prognosis
3. Anjurkan keluarga
agar tetap bersma
pasien, jika perlu
4. Anjurkan untuk
melakukan
kegiatan yang
tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan
5. Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
6. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
7. Latih teknik
relaksasi
- Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
obat
antiansietas,
jika perlu
- Terapeutik
1. Intergrasikan
keyakinan dalam
rencana sepanjang
perawatan tidak
membahayakan/be
resiko
2. Fasilitasi
pertemuan antara
keluarga dan tim
kesehatan untuk
membuat
keputusan
3. Fasilitasi
memberikan
makna terhadap
kondisi kesehatan
- Edukasi
1. Jelaskan bahaya
atau resiko yang
terjadi akibat
keyakinan negative
2. Jelaskan
alternative yang
berdampak positif
untuk memenuhi
keyakinan dan
perawatan
3. Berikan penjelasan
yang relevan dan
mudah dipahami
- Edukasi
1. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan terhadap
kondisi dengan
realistis
2. Anjurkan
mempertahankan
hubungan
3. Anjurkan
mempertahankan
hubungan
terapeutik dengan
orang lain
4. Latih cara
mengembangkan
spiritual diri
5. Latih cara
mengenang dan
menikmati masa
lalu
DAFTAR PUSTAKA
Saefuddin, Abdul Bari, 202, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta : YBP-S1P, 2012.
Sastrawinata, Suliman, 2015, Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi, Edisi 2,
FKUP : Jakarta.
Tim Pokja SDKI, DPP & PPNI. (2016) Standar Diagnosis Keperawatan indonesia: definisi
dan indikator diagnostik. (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI
Tim Pokja SDKI, DPP & PPNI. (2017) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPPPPNI