Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN INFERTILITAS DI RUANG KHADIJAH RS ISLAM

AISYIYAH MALANG

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN MATERNITAS

OLEH :

Amilia Candrasari

201920461011077

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020

LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN INFERTILITAS DI RUANG KHADIJAH RS ISLAM

AISYIYAH MALANG

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN MATERNITAS

KELOMPOK 11

NAMA: Amilia Candrasari

NIM: 201920461011077

TGL PRAKTEK/MINGGU KE : 20 Juli/ MINGGU Ke 3

Malang, 10 Agustus 2020

Mahasiswa, Pembimbing,

(Amilia Candrasari) (Juwita Sari M.Kep.)


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
LEMBAR PENILAIAN...........................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN...................................................................5
A. Definisi................................................................................................................5
B. Etiologi................................................................................................................5
C. Epidemologi........................................................................................................5
D. Tanda dan Gejala.................................................................................................5
E. Patofisologi.........................................................................................................5
F. Pemeriksaan Penunjang......................................................................................5
G. Penatalaksanaan..................................................................................................5
H. Konsep Asuhan Keperawatan (FOKUS PADA KASUS)..................................5
I. Diagnosa Keperawatan (SDKI)...........................................................................5
J. Luaran Keperawatan (SLKI)...............................................................................5
K. Intervensi Keperawatan (SIKI)...........................................................................5
L. Daftar Pustaka.....................................................................................................5
BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................6
A. CASE REPORT..................................................................................................6
B. Pengkajian (Focus Assesement)..........................................................................6
C. Analisa Data........................................................................................................6
D. Diagnosa Keperawatan (SDKI)...........................................................................6
E. Luaran Keperawatan (SLKI)...............................................................................6
F. Luaran Keperawatan (SIKI)................................................................................6
BAB III. INTERVENSI KEPERAWATAN (EVIDENCE BASED NURSING)...7
A. Masalah Keperawatan.........................................................................................7
B. Intervesi by Evidence Based Nursing (Journal)..................................................7
C. Daftar Pustaka (Sumber Reference)....................................................................7
BAB IV. DIRECTLY OBSERVED PROCEDURAL SKILL (DOPS)..................8
1. Judul Tindakan Keperawatan..............................................................................8
2. Judul Tindakan Keperawatan..............................................................................8
3. Judul Tindakan Keperawatan..............................................................................8
4. Judul Tindakan Keperawatan..............................................................................8
5. Judul Tindakan Keperawatan..............................................................................8
BAB V. MEET THE EXPERT (MTE).................................................................10
Daftar Pustaka........................................................................................................11
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Sebuah istilah dapat juga dapat di artikan sebagaia kegagalan,tidak berhasil,atau
tidak dapat membentuk. Istilah infertilitas banyak digunakan pada bidang
reproduksi yang dimaksudkan untuk membuahkan manusia maupun hewan.
Reproduksi dilakukan melalui hubungan seksual antara pria dan wanita atau
jantan dan betina. Pada manusia, infertilitasi mengistilahkan ketidakmampuan
pasangan atau salah satu di antara pasangan untuk memiliki keturunan. Banyak
nfaktor secara biologis yang dapat menyebabkan infertilitas, meskipun begitu hal
tersebut dapat diobati dengan bantuan teknologi.

2. Etiologi
Terkait Wanita:
A. Masalah Vagina
Infeksi vagina seperti vaginitis dan trikomonas vaginalis hebat dapat
menyebabkan infeksi lanjut pada serviks, endometrium, serta tuba falopi yang
merupakan organ vital dalam proses terjadinya konsepsi. Disfungsi seksual
dapat mengakibatkan kegagalan penetrasi penis, selain itu apabila lingkungan
vagina sangat asam, daya hidup sperma akan berkurang.

B. Uterus
Uterus merupakan tempat melekatnya ovum yang telah dibuahi, sehingga
apabila terjadi masalah pada uterus, nidasi ovum tidak dapat terjadi. Kelainan
seperti polip endometriium, adenomiosis, mioma uterus, dan beberapa
masalah lain seperti pasca kuretase dan abortus septik dapat mengganggu
implantasi, pertumbuhan nutrisi, serta oksigenasi janin.

Terkait Pria:
A. Faktor Koitus Pria
Faktor koitus pria yang merupakan salah satu penyebab infertilitas
meliputi spermatogenesis abnormal, motilitas abnormal, kelainan anatomi, dan
disfungsi seksual. Keabnormalitasan spermatogenesis dapat terjadi akibat
terpajan bahan kimia, radiasi, atau dapat pula terjadi karena kelainan
kromosom. Pada kelainan anatomi, biasanya karena tidak adanya vasdeferens
kongenital, obstruksi vasdeferens, serta kelainan sistem ejakulasi kongenital.

B. Masalah ejakulasi
Masalah ejakulasi berhubungan dengan diabetes melitus kerusakan saraf,
atau obat-obatan.

C. Faktor Pekerjaan
Produksi sperma yang optimal membutuhkan suhu di bawah temperatur
tubuh, sehingga sering kali ketidak efektifan spermatogenesis terjadi pada pria
pemadam kebakaran atau pengemudi jarak jauh.

D. Masalah Interaktif
Masalah interaktif berupa permasalahan yang berasal dari penyebab
spesifik yang berbeda-beda antar pasangan, seperti frekuensi senggama yang
tidak memadai, waktu senggama yang buruk, perkembangan atibodi terhadap
sperma pasangan dan ketidak mampuan sperma untuk melakukan penetrasi ke
ovum. Selain beberapa faktor terkait dengan pria dan wanita, terdapat
beberapa penyebab lain yang dapat menyebabkan infertilitas seperti usia.
Faktor usia sangat berpengaruh pada kesuburan wanita dan pria. Seiring
bertambahnya usia, kemampuan ovarium wanita dalam memprosuksi ovum
akan mengalami penurunan. Begitu juga dengan pria, meskipun sperma terus
diprosuksi, namum morfologi sperma akan menurun seiring bertambahnya
usia. Obesitas juga menjadi salah satu penyebab infertilitas, terutama pada
wanita karena kelebihan berat badan dapat mempengaruhi hormom estrogen
dan mengurangi kemampuan untuk hamil. Penelitian juga menunjukan bahwa
peningkatan kadar prolaktin dan Lutheinizing Hormone (LH) berhubungan
erat dengan masalah psikis dimana kesedihan cenderung dapat meningkatkan
prolaktin yang akan mengakibatkan gangguan pengeluaran LH dan menekan
hormon gonadotropin yang berpengaruh pada proses ovulasi.
3. TANDA DAN GEJALA
A. Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat)
 Afek depresi
 Kehilangan minat dan kegembiraan
 Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
B. Gejala lainnya
 Konsentrasi dan perhatian berkurang
 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
 Tidur terganggu
 Nafsu makan berkurang

4. PATOFISIOLOGI
A. Perempuan
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya
gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH
dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di
ovarium.Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan
padaovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor
dariinfertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak
dapatlewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk
uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun
sebelumnya terjadifertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan
folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain
yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan
kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan
baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi
imunsehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa
bertahan,
infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya
menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.

B. Laki-laki
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus
dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup
memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya
merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada
abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi
masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu
disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis.
Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga
menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi
sperma terganggu.
5. PATHWAY

Pada wanita Pada Pria

Gg. Hipotalamus dan Hipofisis, Disfungsi Hipotalamus


terpapar radiasi, toksik, Gaya dan hipofisis, gaya
Hidup hidup, terpapar radiasi,
toksik

Mempengaruhi hormone
dalam tubuh (Produksi Ketidakseimbangan
Hormon tidak seimbang) Hormonal

Pembentukan FSH dan


Lh Fungsi Testis Obstruksi Ketidakmampu
menurun ductus & an untuk
Terjadi gg. Pada pembentukan tubulus koitus/ejakulasi
folikel di ovarium
Produksi
sperma inflamasi
gg. bentuk anatomi menurun Mempengar
system reproduksi uhi factor
Resiko psikologis
Bentuk sperma infeksi
Bentuk tuba palopi yang tidak menjadi
sesuai akibat cedera/ infeksi abnormal Mempengar
uhi factor
psikologis
Sperma tidak dapat lewat, tidak
terjadi fertilitas dari ovum dan
sperma Ansietas

Hasil konsepi tidak


berkembang

Tidak kunjung hamil Timbul rasa malu


dan tidak berguna

Ansietas
Harga Diri Rendah
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Radiologi
Dugaan masalah pada organ reproduksi istri yang letaknya dibagian
dalam akan dibuktikan dengan pemeriksaan radiologi Hysterosalpingoraphy
(HSG)
Pada tes ini, menggunakakn rontgen untuk melihat bentuk fisik dari
saluran tuba dan Rahim. Tes dimulai dengan memasukan cairan kontras ke
Rahim melalui vagina untuk melihat adakah sembatan- sumbatan di situ.
Bila diperlukan bisa juga dilakukan pemeriksaan laparoskopi. Pada
pemeriksaan ini, akan menggunakan alat yang disebut laparoskop guna
melihat keadaan bagian dalam rongga perut istri. Petugas akan membuat irisan
kecil pada kulit perut bagian bawah melalui kamera yang terdapat di
laparoskop, petugas dapat melihat kondisi ovarium, saluran tuba, dan Rahim.
B. Pemeriksaan Lab
Pada wanita, biasanya dokter akan menganjurkan uji laboratorium.
Antara lain untuk pemeriksaan hormone dan tes darah yang berhubungan
dengan fertilitas. Sedangan pada suami dilakukan analisis sperma.

7. PENATALAKSANAAN
Terapi non farmakologi
Teknologi reproduksi bantuan (assisted reproductivetechnology, ART) adalah
upaya-upaya terapi untukmenghasilkan kehamilan tanpa melibatkan hubungan
seksual. Beberapa upayatersebut antara lain: inseminasi intra uterin
danfertilisasi in vitro
a. Terapi farmakologi:
- Antiestrogen
- Metformin
- Gonadotropin beserta analognya,
- Dopamin agonis

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian focus
Langkah I (pertama) :
Pengumpulan Data Dasar Pada langkah pertama ini dikumpulkan
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Perawat mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila
klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam
30 manajemen kolaborasi perawat akan melakukan konsultasi. Pengkajian
atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.
a. Data subyektif
1) Identitas pasien
a) Nama : Dikaji untuk mengenal atau memanggil agar tidak
keliru dengan pasien-pasien lain.
b) Umur : Untuk mengetahui apakah pasien masih dalam masa
reproduksi.
c) Agama : Untuk mengetahui pandangan agama klien mengenai
gangguan reproduksi.
d) Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya.
e) Suku/bangsa : Dikaji untuk mengetahui adat istiadat atau kebiasaan
sehari-hari pasien.
f) Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya.
g) Alamat : Dikaji untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan.

2) Alasan Kunjungan Alasan apa yang mendasari ibu datang.


Tuliskan sesuai uangkapan.
a) Keluhan Utama
Dikaji dengan benar-benar apa yang dirasakan ibu untuk mengetahui
permasalahan utama yang dihadapi ibu mengenai kesehatan reproduksi.
b) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat kesehatan yang lalu
Dikaji untuk mengetahui penyakit yang dulu pernah diderita yang dapat
mempengaruhi dan memperparah penyakit yang saat ini diderita.
(2) Riwayat kesehatan sekarang
Data ini dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang
diderita pada saat ini yang berhubungan dengan gangguan reproduksi
terutama kista ovarium.
(3) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gaangguan kesehatan pasien.
c) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, berapa kali menikah, syah atau tidak,
umur berapa menikah dan lama pernikahan.
d) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui tentang menarche umur berapa, siklus, lama menstruasi,
banyak menstruasi, sifat dan warna darah,
disminorhoe atau tidak dan flour albus atau tidak. Dikaji untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan system reproduksi sehubungan dengan menstruasi.
e) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Bertujuan untuk mengetahui apabila terdapat penyulit, maka bidan harus
menggali lebih spesifik untuk memastikan bahwa apa yang terjadi pada ibu
adalah normal atau patologis.
f) Riwayat KB
Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi yang pernah dan saat ini
digunakan ibu yang kemungkinan menjadi penyebab atau berpengaruh pada
penyakit yang diderita saat ini.
g) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
(1) Nutrisi
Dikaji tentang kebiasaan makan, apakah ibu suka memakan makanan
yang masih mentah dan apakah ibu suka minum minuman beralkohol
karena dapat merangsang pertumbuhan tumor dalam tubuh.
(2) Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air
besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan air
kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.
(3) Hubungan seksul
Dikaji pengaruh gangguan kesehatan reproduksi tersebut apakah
menimbulkan keluhan pada hubungan seksual atau sebaliknya.
(4) Istirahat
Dikaji untuk mengetahui apakah klien beristirahat yang cukup atau
tidak.
(5) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genetalia.
(6) Aktivitas
Dikaji untuk menggambarkan pola aktivitas pasien sehari hari. Pada
pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya.

b. Data Objektif
Seorang perawat harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan
klien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen-komponen
pengkajian data obyektif ini adalah:
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
Dikaji untuk menilai keadaan umum pasien baik atau tidak.
b) Kesadaran
Dikaji untuk menilai kesadaran pasien.
c) Vital sign
Dikaji untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang
dialaminya, meliputi : Tekanan darah, temperatur/ suhu, nadi serta
pernafasan

a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung rambut sampai ujung kaki.


a) Kepala : Dikaji untuk mengetahui bentuk kepala, keadaan rambut
rontok atau tidak, kebersihan kulit kepala.
b) Muka : Dikaji untuk mengetahui keadaan muka oedem atau tidak,
pucat atau tidak.
c) Mata : Dikaji untuk mengetahui keadaan mata sklera ikterik atau
tidak, konjungtiva anemis atau tidak.
d) Hidung : Dikaji untuk mengetahui keadaan hidung simetris atau tidak,
bersih atau tidak, ada infeksi atau tidak.
e) Telinga : Dikaji untuk mengetahui apakah ada penumpukan sekret
atau tidak.
f) Mulut : Dikaji untuk mengetahui apakah bibir pecah-pecah atau tidak,
stomatitis atau tidak, gigi berlubang atau tidak.
g) Leher : Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar
tiroid, limfe, vena jugularis atau tidak.
h) Ketiak: Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar
limfe atau tidak.
i) Dada : Dikaji untuk mengetahui apakah simetris atau tidak, ada
benjolan atau tidak.
j) Abdomen : Dikaji untuk mengetahui luka bekas operasi dan
pembesaran perut.
k) Ekstermitas atas : Dikaji untuk mengetahui keadaan turgor baik atau
tidak, ikterik atau tidak, sianosis atau tidak.
l) Ekstermitas bawah : Dikaji untuk mengetahui keadaan turgor baik
atau tidak, sianosis atau tidak, oedem atau tidak, reflek patella positif
atau tidak.
m) Genitalia : Untuk mengetahui apakah ada kelainan, abses ataupun
pengeluaran yang tidak normal.
n) Anus : Dikaji untuk mengetahui apakah ada hemorrhoid atau tidak.
2) Pemeriksaan khusus
a) Inspeksi
Inspeksi adalah proses pengamatan dilakukan untuk melihat keadaan
muka, payudara, abdomen dan genetalia.
b) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan indera peraba atau tangan,
digunakan untuk memeriksa payudara dan abdomen.
BAB II. CASE REPORT

Mary adalah seorang wanita nulligravida berusia 37 tahun dengan infertilitas primer
selama dua tahun. Riwayat ginekologi Maria signifikan untuk menarche pada usia 14
tahun, dan siklus menstruasi yang terjadi secara teratur pada interval 28-32 hari.
Tuba falopi Maria terbuka dan rongga rahimnya normal menurut hystersalpinogram,
dan cadangan ovariumnya baik per hari ke-3, kadar FSH / E2 masing-masing 4,3 /
52. Suami Mary memiliki kepadatan air mani yang baik dalam segala hal.

Riwayat medis Mary signifikan untuk transplantasi ginjal bilateral pada usia 29 tahun
karena gagal ginjal akibat nefropati refluks. Dia mengonsumsi obat imunosupresan
secara teratur, termasuk prednison. Dia menyajikan banyak ciri sindrom Cushing
akibat penggunaan prednison jangka panjang (agak gemuk, jerawat, wajah bulat
bengkak, punuk kerbau, kulit tipis, dan infeksi yang sering terjadi seperti infeksi
jamur dan infeksi sinus).

Mary telah menikah di kemudian hari dan dia baru saja mulai mencoba untuk hamil.
Tidak pernah menunggu, dan mengingat kondisi medisnya yang rumit, dia mencari
bantuan dan bimbingan dari ahli endokrinologi reproduksi. Dia mencoba 2 siklus
induksi ovulasi dengan IUI (inseminasi intra uterine), dan dua siklus induksi ovulasi
dengan IVF (fertilisasi in vitro). Maria adalah pembuat telur yang luar biasa. Dalam
setiap siklus IUI-nya, ia menghasilkan 6-7 folikel, dan dalam setiap siklus IVF-nya, ia
menghasilkan 23-24 oosit di OPU (pengambilan oosit). Sayangnya, masalah Mary
tampak pada kualitas sel telur yang sangat buruk, meskipun responsnya sangat
bagus terhadap induksi ovulasi dan FSH-nya yang menguntungkan. Pada siklus IVF
pertamanya, dari 23 oosit diambil, hanya 5 yang dibuahi, dan hanya 2 yang berhasil
dipindahkan hari ke-3. Tidak ada kehamilan. Pada siklus IVF keduanya, dari 23 oosit
yang diambil, hanya 10 yang cukup matang untuk ICSI (injeksi sperma
intrasitoplasma), dan hanya 1 yang bertahan hingga siklus-hari ke-3 untuk
dipindahkan. Tidak ada kehamilan yang terjadi. Dia jelas sangat putus asa, tetapi
pada dasarnya dia adalah pemecah masalah, jadi dia mencari di internet, dan
menemukan bahwa akupunktur dapat meningkatkan tingkat kehamilan di IVF, dan
dia memutuskan untuk mencobanya.

Mary awalnya pergi ke dokter umum ahli akupunktur daripada spesialis kesuburan,
dan setelah sekitar satu bulan, dia menyimpulkan bahwa orang ini tidak benar-benar
memenuhi syarat atau cukup berpengalaman dalam pengobatan reproduksi untuk
membantunya. Dia meminta rujukan dari ahli endokrin reproduksinya, dan mereka
merujuknya ke kantor saya. Terlepas dari sikap cerah Mary, dan usia kronologis
yang relatif muda, dan FSH yang baik dan respons terhadap obat-obatan IVF, dia
tampak jauh lebih tua dari usia yang disebutkan. Dia memiliki lingkaran hitam di
sekitar matanya, semua ciri sindrom Cushing, dan kulit abu-abu. Dia tampak klasik
kekurangan ginjal. Namun, lidahnya berwarna ungu dan denyut nadi kirinya sangat
kurus, sehingga terlihat stagnasi Qi hati akibat obat-obatan imunosupresan.

Karena nephrologist Mary secara tegas melarang pengobatan herbal, dan karena
Mary sangat ingin mencoba siklus IVF lagi secepat mungkin, saya setuju untuk
merawatnya hanya 6 minggu sebelum memulai siklus IVF berikutnya - hanya
dengan akupunktur. Karena kursus pengobatan yang dipercepat ini, saya
memintanya untuk datang ke akupunktur dan moksibusi tiga kali seminggu. Dia
setuju.

Diagnosis TCM saya yang bekerja dengan Maria adalah stagnasi qi hati dan
defisiensi esensi / yin ginjal. Saya menduga bahwa gagal ginjalnya karena nefropati
refluks kongenital menunjukkan defisiensi esensi ginjal, dan obat-obatan
imunosupresan jangka panjang - terutama prednison - menghabiskan Yin Ginjal dan
darah Livernya, mengakibatkan stagnasi Qi Hati.

Rencana pengobatan saya adalah untuk memberi makan Yin Ginjal dan darah Hati,
menenangkan Qi Hati, dan dengan demikian mengisi kembali sari Ginjal (yang
dipulihkan sebagai sisa darah Hati di penghujung hari).

A. Pengkajian (Focus Assesement)

1. Identitas

Identitas pasien, meliputi:

Nama: Ny. M

Jenis kelamin: Perempuan

Usia: 37 Tahun

2. Keluhan Utama

1) Keluhan utama saat masuk rumah sakit :

Infertilitas primer selama dua tahun.

2) Keluhan utama saat pengkajian :

Pasien mengalami cushing sindrom akibat penggunaan prednisone jangka panjang

(agak gemuk, jerawat, wajah bulat bengkak, punuk kerbau, kulit tipis, sering

infeksi seperti infeksi jamur dan infeksi sinus)

3. Diagnosa Medis

Infertilisasi

4. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat penyakit sekarang

Pasien Ny.M mengeluh sangat putus asa dengan kondisi yang dialaminya

2) Riwayat penyakit yang lalu


Transplantasi ginjal bilateral pada usia 29 tahun karena gagal ginjal akibat

nefropati refluks. Dia mengonsumsi obat imunosupresan secara teratur, termasuk

prednison.

3) Riwayat penyakit keluarga

Tidak terkaji

5. Riwayat keperawatan klien

1) Pemeriksaan fisik: Pasien menarche pada usia 14 tahun, dan siklus menstruasi

yang terjadi secara teratur pada interval 28-32 hari.

2) Pemeriksaan penunjang: Tuba falopi Maria terbuka dan rongga rahimnya normal

menurut hystersalpinogram, dan cadangan ovariumnya baik per hari ke-3, kadar

FSH / E2 masing-masing 4,3 / 52.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan (tidak kunjung
hamil)
 Harga diri rendah kronis b.d kegagalan berulang d.d rasa malu
 Resiko ketidakberdayaan b.d rasa ketidakmampuan mengatasi
masalah

3. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan

Ansietas b.d Setelah dilakukan Reduksi ansietas


kekhawatiran tidak tindakan - Observasi
kunjung hamil keperawatan 1. Identivikasi saat
selama 2x24 jam tingkat ansietas
diharapkan ansietas berubah (mis.
dapat teratasi, Kondisi, waktu,
dengan kriteria stressor)
2. Identifikasi
hasil: kemampuan
1. Pasien mengambil
tidak keputusan
cemas lagi 3. Monitor tanda-
2. Pasien tanda ansietas
sudah (verbal dan non
mengetahui verbal)
tentang
penyakit

- Terapeutik
1. Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
2. Temani pasien
untuk mengurangi
kecemasan, jika
memungkinkan
3. Pahami situasi
yang membuat
ansietas
4. Dengarkan dengan
penuh perhatian
5. Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
6. Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
7. Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang
memicu
kecemasan
8. Diskusikan
perencanaan yang
realistis tentang
peristia yang akan
datang

- Edukasi
1. Jelaskan prosedur
yang termasuk
sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan
secara faktual
mengenai
diagnosis,
pengobatan dan
prognosis
3. Anjurkan keluarga
agar tetap bersma
pasien, jika perlu
4. Anjurkan untuk
melakukan
kegiatan yang
tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan
5. Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
6. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
7. Latih teknik
relaksasi

- Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
obat
antiansietas,
jika perlu

Harga diri rendah Setelah dilakukan Dukungan Keyakinan


b.d timbul rasa malu tindakan - Observasi
keperawatan 1. Identifikasi
selama 2x24 jam keyakinan,
diharapkan defisit masalah dan tujuan
pengetahuan dapat perawatan
teratasi, dengan 2. Monitor kesehatan
kriteria hasil: fisik dan mental
1. Rasa malu pasien
pada pasien
berkurang

- Terapeutik
1. Intergrasikan
keyakinan dalam
rencana sepanjang
perawatan tidak
membahayakan/be
resiko
2. Fasilitasi
pertemuan antara
keluarga dan tim
kesehatan untuk
membuat
keputusan
3. Fasilitasi
memberikan
makna terhadap
kondisi kesehatan

- Edukasi
1. Jelaskan bahaya
atau resiko yang
terjadi akibat
keyakinan negative
2. Jelaskan
alternative yang
berdampak positif
untuk memenuhi
keyakinan dan
perawatan
3. Berikan penjelasan
yang relevan dan
mudah dipahami

Resiko Setelah dilakukan Promosi Harapan


ketidakberdayaan tindakan - Observasi
b.d ketidakmampuan keperawatan 1. Identivikasi
mengatasi masalah selama 2x24 jam harapan pasien dan
diharapkan ansietas keluarga dalam
dapat teratasi, pencapaian hidup
dengan kriteria
hasil:
1. Rasa tidak
- Terapeutik
berguna
1. Pandu mengingat
pada pasien
kembali kenangan
menghilang
yang
menyenangkan
2. Libatkan pasien
secara aktif dalam
perawatan
3. Kembangkan
rencana perawatan
yang melibatkan
tingkat pencapaian
tujuan sederhana
sampai dengan
kompleks.
4. Berikan
kesempatan
kepada pasien dan
keluarga terlibat
dengan dukungan
kelompok
5. Ciptakan
lingkungan yang
memudahkan
mempraktikan
kebutuhan spiritual

- Edukasi
1. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan terhadap
kondisi dengan
realistis
2. Anjurkan
mempertahankan
hubungan
3. Anjurkan
mempertahankan
hubungan
terapeutik dengan
orang lain
4. Latih cara
mengembangkan
spiritual diri
5. Latih cara
mengenang dan
menikmati masa
lalu

DAFTAR PUSTAKA

Saefuddin, Abdul Bari, 202, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta : YBP-S1P, 2012.
Sastrawinata, Suliman, 2015, Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi, Edisi 2,
FKUP : Jakarta.
Tim Pokja SDKI, DPP & PPNI. (2016) Standar Diagnosis Keperawatan indonesia: definisi
dan indikator diagnostik. (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI
Tim Pokja SDKI, DPP & PPNI. (2017) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPPPPNI

Anda mungkin juga menyukai