Oleh :
ROLLY RIKSANTO B
105505403919
Pembimbing :
2020
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 105505403919
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Makassar.
Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
A. RESUME................................................................................................4
B. PEMERIKSAAN
KLINIS……………………………………………......4
C. STATUS DERMATOLOGI...................................................................4
F. PENATALAKSANAAN ......................................................................5
G. PROGNOSIS .........................................................................................6
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
ini. DKI dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan
jenis kelamin.3
2
mengetahui substansi yang menyebabkan penyakitnya tersebut sehingga dapat
diberikan terapi yang lebih efisien dan efektif. Laporan kasus ini membahas
penderita DKI pada kedua telapak tangan dengan riwayat kontak dengan bahan-
bahan minyak telon/kayu putih.3,5
3
BAB II
LAPORAN KASUS
A. RESUME
B. PEMERIKSAAN KLINIS
Kesadaran : (composmentis/uncomposmentis)
C. STATUS DERMATOLOGIS
4
Gambar : Tampak Kulit Makula Eritema, edema,papule,vesikel,erosi
D. DIAGNOSA BANDING
Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis Numularis
Dermatitis Seboroik
Dermatitis Statis
E. DIAGNOSA KERJA
F. PENATALAKSANAAN
· UMUM :
5
- Kontrol ulang saat obat habis
· KHUSUS :
G. Prognosis
6
BAB III
PEMBAHASAN
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien mengeluh timbul gatal, perih dan panas
pada kedua telapak tangannya sejak 2 pekan lalu dan memberat 4 hari yang lalu
setelah kontak dengan bahan-bahan iritan dalam hal ini minyak telon/kayu putih.
Pasien merupakan ibu rumah tangga yang memiliki bayi usia 6 bulan yang tiap
hari dioleskan minyak telon. Timbulnya keluhan setelah kontak dengan bahan
tersebut mengarahkan kecurigaan bahwa bahan minyak telon/kayu putih sebagai
pemicu atau iritan terjadinya dermatitis kontak pada pasien ini. Perjalanan yang
lama hingga menimbulkan gejala sesuai dengan gambaran dermatitis kontak iritan
kumulatif. hal ini sesuai dengan DKI yang memang pemicunya adalah kontak
dengan iritan primer.
Pemeriksaan penunjang khusus untuk diagnostik DKI tidak ada, KOH dan tes
tempel hanya untuk mengeksklusi penyakit jamur dan DKA. Dalam kasus ini,
riwayat kontak dengan iritan serta gambaran effloresensi khas untuk DKI,
sehingga tidak diindikasikan untuk melakukan pemeriksaan penunjang.
7
acetonide 0,25% (kortikosteroid topical potensi medium) dan dapat diberikan
tambahan obat kortikosteroid oral jika derajat sakit berat dalam hal ini dapat
dibetikan metilprednisolon (kortikosteroid oral).
Prognosis kasus bila bahan iritan yang menjadi penyebab dermatitis tersebut tidak
dapat disingkirkan dengan sempurna, maka prognosisnya kurang baik. Keadaan
ini sering terjadi pada DKI Kronis dengan penyebab multifaktor dan juga pada
pasien atopik.
Diagnosis Banding :
8
stratum komeum, ketebalan iritasi dengan wol dan sabun.
epidermis), status imun (misalnya Traumafisis dan kimiawi mungkin
sedang mengalami sakit, atau juga berperan, terutama bila terjadi di
terpajan sinar matahari secara tangan, dapat pula pada bekas cedera
intens).6 lama atau jaringan parut. Pada
sejumlah kasus, stress emosional
danminuman yang mengandung
alkohol dapat menyebabkan
timbulnya eksaserbasi.Lingkungan
dengan kelembaban rendah dapat
pula memicu kekambuhan.7
9
Amerika Serikat menunjukkan
bahwa dermatitis kontak alergik
akibat kerja karena temyata cukup
tinggi yaitu berkisar antara 50 dan
60 persen. Sedangkan, dari satu
penelitian ditemukan frekuensi
DKA bukan akibat kerja tiga kali
lebih sering dibandingkan dengan
OKA akibat kerja.6
Pasien umumnya mengeluh gatal. Penderita dermatitis numularis
Kelainan kulit bergantung pada umumnya mengeluh sangat gatal.
Gejala tingkat keparahan dan lokasi Lesi akut berupavesikel dan
Klinis dermatitisnya. Pada stadium akut papulovesikel (0.3-0.1 cm),
dimulai dengan bercak kemudian membesar dengan cara
eritgematosa berbatas tegas berkonfluensiatau meluas ke
kemudian diikuti edema, samping, membentuk satu lesi
papulovesikel, vesikel atau bula. karakteristik seperti uang logam
Vesikel atau bula dapat pecah (coin),eritematosa, sedikit
menyebabkan erosi dan eksudasi edematosa, dan berbatas tegas.
(basah). DKA akut di tempat Lambat laun vesikel pecah
tertentu, misalnya kelopak mata, terjadieksudasi. Kemudian
penis, skrotum, lebih didominasi mengering menjadi kusta
oleh eritema dan edema. Pada kekuningan. Ukuran garis tengah lesi
DKA kronis terlihat kulit kering, dapatmencapai 5 cm, jarang sampai
berskuama, papul, likenifikasi dan 10 cm. penyembuhan dimulai dari
mungkin juga fisur, berbatas tidak tengah sehingga terkesanmenyerupai
tegas. Kelainan ini sulit dibedakan lesi dermatomikosis. Lesi lama
dengan dermatitis kontak iritan berupa likenifikasi dan skuama.
kronis; dengan kemungkinan Jumlah lesi dapat hanya satu, dapat
penyebab campuran. DKA dapat pula banyak dan tersebar, bilateral
meluas ke tempat lain, misalnya atausimetris, dengan ukuran yang
10
dengan cara autosensitisasi. bervariasi, mulai dari miliar sampai
Skalp,telapak tangan dan kaki nummular, bahkan plakat. Tempat
relatif resisten terhadap DKA.6 predileksi di tungkai bawah, badan,
lengan termasuk punggung tangan.
Dermatitis numularis cenderung
hilang-timbul, ada pula yang terus
menerus, kecualikekambuhan
umumnya timbul pada tempat
semula. Lesi dapat pula terjadi pada
tempatyang mengalami trauma
(fenomena kobner)
gejala yang umum pada dermatitis
numularis, antara lain:
1. Timbul rasa gatal
2. Luka kulit yang antara lain
makula, papul, vesikel, atau
tambahan :
- Bentuk numular (seperti koin).
- Terutama pada tangan dan kaki.
- Umumnya menyebar.
- Lembab dengan permukaan yang
keras
- Kulit bersisik atau ekskoriasi.
-kulit kemerahan atau inflamasi.7
11
seboroik, menunjukkan sekresi Teori hipoksia atau disebut juga teori
sebum yang normal pada laki-laki stasis menjelaskan bahwa
dan menurun pada perempuan. insufisiensi vena akan menyebabkan
Dengan demikian penyakit ini aliran balik (backflow) darah dari
lebih tepat disebut sebagai vena profunda ke vena superfisial
dermatitis di daerah sebasea. pada tungkai bawah, sehingga terjadi
Namun demikian, patogenesis pengumpulan (pooling) darah dalam
dermatitis seboroik dapat vena superfisial. Terkumpulnya
diuraikan sebagai berikut: darah dalam vena superfisial akan
Dermatitis seboroik dapat menyebabkan aliran darah di
merupakan tanda awal infeksi dalamnya melambat dan tekanan
HIV. Dermatitis seboroik sering oksigen di dalamnya menurun
ditemukan pada pasien sehingga pasokan oksigen untuk kulit
HIV/AIDS, transplantasi organ, di atas sistem vena tersebut menurun
malignansi, pankreatitis alkoholik dan terjadi hipoksia. Namun
kronik,hepatitis C juga pasien hipotesis tersebut telah terbantahkan
parkinson. Terapi levodopa dengan ditemukannya bukti yang
kadang kala memperbaiki bertolak belakang, yaitu
dermatitis ini. Kelainan ini sering pengumpulan darah pada vena
juga dijumpai pada pasien dengan superfisial justru menyebabkan
gangguan paralisis saraf. peningkatan aliran darah dan kadar
Meningkatnya lapisan sebum pada oksigen di dalamnya. Dengan
kulit,kualitas sebum, respons penemuan tersebut, pada awalnya
imunologis terhadap para ahli memikirkan adanya pintas
Pityrosporum, degradasi sebum arteri-vena (arterio-venous shunt)
dapat mengiritasi kulit sehingga sebagai penyebab peningkatan aliran
terjadi mekanisme eksema. darah, namun hingga saat ini tidak
Jumlah ragi genus Malassezia pemah ditemukan bukti adanya
meningkat di dalam epidermis pintas arteri-vena pada kasus
yang terkelupas pada ketombe insufisiensi vena, sehingga teori
ataupun dermatitis seboroik. hipoksia kemudian ditinggalkan.
12
Diduga hal ini terjadi akibat Teori selubung fibrin (fibrin cuff)
lingkungan yang mendukung. mengemukakan endapan fibrin
Telah banyak bukti yang perikapiler sebagai penyebab
mengaitkan dermatitis seboroik kerusakan jaringan pada dermatitis
dengan Malassezia. Pasien dengan stasis. Menurut teori ini, peningkatan
ketombe menunjukkan tekanan vena yang terjadi pada
peningkatan titer antibodi terhadap insufisiesi vena akan menyebabkan
Malassezia, serta mengalami peningkatan tekanan hidrostatis
perubahan imunitas selular. dalam mikrosirkulasi dermis.
Kelenjar sebasea aktif pada saat Peningkatan tekanan hidrostatis akan
bayi dilahirkan, namun dengan menyebabkan permeabilitas
menurunnya androgen ibu, pembuluh darah kapiler dalam
kelenjar ini menjadi tidak aktif dermis meningkat, sehingga
selama 9-12 tahun.8 memungkinkan ekstravasasi
rnakromolekul,termasuk fibrinogen.
Polimerisasi fibrinogen yang keluar
dan terkumpul di sekitar pembuluh
darah menghasilkan selubung fibrin
perikapiler, yang menghalangi
pasokan oksigen clan nutrisi ke
dalam dermis, sehingga terjadi
hipoksia dan kerusakan jaringan
kulit. Faktor lain yang
mempermudah terbentuknya fibrin
perikapiler adalah penurunan
aktivitas fibrinolisis. Lekosit akan
terperangkap pada pembuluh darah
yang diselubungi endapan fibrin,
kemudian teraktivasi dan
mengeluarkan berbagai mediator
inflamasi dan growth factor, yang
13
memicu proses peradangan dan
fibrosis pada dermis.9
- Prevalensi dermatitis seboroik - umumnya terjadi pada usia 50
secara umum berkisar 3-5% pada tahun dan jarang mengenai individu
populasi umum berusia kurang dari 40 tahun, kecuali
- lesi ditemui pada kelompok pada kondisi insufisiensi vena yang
remaja, dengan ketombe sebagai disebabkan trauma, tindakan
Insidensi bentuk yang lebih sering di jumpai pembedahan, atau trombosis
-pada kelompok HIV, angka - dermatitis statis lebih sering
kejadian dermatitis seboroik lebih dialami perempuan>laki-laki, hal ini
tinggi, sebanyak 36% pasien berhubungan dengan peningkatan
mengalami dermatitis seboroik tekanan vena pada tungkai bawah
-diawali usia pubertas dan puncak yang dialami perempuan selama
umur pada 40 tahun kehamilan.9
-laki-laki>perempuan.8
Lokasi yang terkena seringkali di Akibat tekanan vena yang meningkat
daerah kulit kepala berambut; pada tungkai bawah, akan terjadi
Gejala wajah: alis, lipatnasolabial, side pelebaran vena atau varises, dan
Klinis bum; telinga dan liang telinga; edema. Lambat laun kulit berwama
bagian atas-tengah dada dan merah kehitaman dan timbul purpura
punggung, lipat gluteus, inguinal, (karena ekstravasasi sel darah merah
genital, ketiak. Sangat jarang ke clalam dermis), dan
menjadi luas. Dapat ditemukan hemosiderosis. Edema dan varises
skuama kuning berminyak, mudah terlihat bila penderita lama
eksematosa ringan, kadang kala berdiri. Kelainan ini dimulai dari
disertai rasa gatal dan menyengat. permukaan tungkai bawah bagian
Ketombe merupakan tanda awal medial atau lateral di atas maleolus.
manifestasi dermatitis seboroik. Kemudia secara bertahap akan
Dapat dijumpai kemerahan meluas ke atas sampai di bawah
perifolikular yang pada tahap lutut, dan ke bawah sampai di
lanjut menjadi plak eritematosa punggung kaki. Dalam perjalanan
14
berkonfluensi, bahkan dapat selanjutnya terjadi perubahan
membentuk rangkaian plak di ekzematosa berupa eritema, skuama,
sepanjang batas rambut frontal kadang eksudasi, dan gatal. Bila
dan disebut sebagai korona telah berlangsung lama kulit akan
seboroika. menjadi tebal dan fibrotik, meliputi
Pada fase kronis dapat dijumpai sepertiga tungkai bawah, sehingga
kerontokan rambut. Lesi dapat tampak seperti botol yang terbalik.
juga dijumpai pada daerah Keadaan ini disebut
retroaurikular. Bila terjadi di liang lipodermatosklerosis. Dermatitis
telinga, lesi berupa otitis ekstema stasis dapat mengalami komplikasi
atau di kelopak mata sebagai berupa ulkus di atas maleolus disebut
blefaritis. Bentuk varian di tubuh ulkus venosum atau ulkus
yang dapat dijumpai pitiriasifrom varikosum; dapat pula mengalami
(mirip pitiriasis rosea) atau anular. infeksi sekunder, misalnya selulitis.
Pada keadaan parah dermatitis Dermatitis stasis dapat diperberat
seboroik dapat berkembang karena mudah teriritasi oleh bahan
menjadi eritroderma.8 kontaktan, atau mengalami
autosensitisasi.9
Penatalaksanaan
Menghindari pajanan bahan iritan yang menjadi penyebab, baik yang bersifat
mekanik, fisis maupun kimiawi , serta menyingkirkan faktor yang memperberat.
Bila hal ini dapat dilaksanakan dengan sempurna, dan tidak terjadi komplikasi,
maka DKI tersebut akan sembuh tanpa pengobatan topikal, mungkin cukup
dengan pemberian pelembab untuk memperbaiki sawar kulit.
15
a. Topikal
b. Oral
2. Terapi Bedah
Tidak dilakukan
Prognosis
Bila bahan iritan penyebab dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan dengan
sempurna, maka prognosisnya kurang baik. Keadaan ini sering terjadi pada DKI
kronis dengan penyebab multifaktor dan jg pada pasien atopi.
Edukasi
16
BAB IV
KESIMPULAN
Dermatitis kontak iritan adalah peradangan pada kulit sebagai respon terhadap
bahan iritan yang terpajan pada kulit. Dalam kasus ini bahan iritan pemicunya
adalah minyak telon/kayu putih. Lokasi penyakit ini biasanya di lengan, tangan,
dan di daerah berkulit sensitif, seperti kasus ini yaitu pada kedua telapak tangan.
Timbul kelainan berupa makula eritema, disertai vesikel merupakan gambaran
klinis DKI. Tidak ada penunjang diagnostik untuk DKI, biasanya diagnosis dapat
ditegakkan dengan riwayat terpajan kontak iritan dan gambaran efloresensi yang
17
sesuai dengan DKI. Prinsip terapi DKI adalah penghentian pajanan bahan pemicu,
terapi simtomatis berupa antihistamin sebagai antipruritus, krim campuran steroid
sebagai antiinflamasi dan antibiotik topikal untuk mencegah infeksi sekunder pada
daerah yang erosi. pasien dengan penghentian bahan iritan sangat penting untuk
mencegah timbulnya pajanan berulang dan komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
2. Widaty S., Soebono H., Nilasari H dkk. Panduan Praktis Klinis Bagi
Hal:207-212
18
3. Sucipta C. Dermatitis Kontak Iritan. Citra Journey; 2008. Available at:
http://citrajourney.blogspot.com/2008/08/laporan-kasus-dermatitis-kontak-
iritan.html.
http://emedicine.medscape.com/article/762139.
19