“ DERMATITIS ”
DISUSUN OLEH
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah mata kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2 tentang
“DERMATITIS” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Penulis berharap dengan disusunnya
makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca.
Penulis juga menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan
organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng
pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui
vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ
adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik.
Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-
ujung saraf yang saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan:
pidermis, dermis, dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi
dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di
bawah pidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang
tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah
dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh.
Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan
invasi benda-benda asing. Di bawah dermis terdapat lapisan lemak subcutan yang
merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk pertahankan suhu tubuh dan tempat
penyimpanan energi.
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih
dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis
dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit
yang kering. Umumnya eksim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal
pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak
menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan
amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing
memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi)
tertentu seperti racun yang terdapat pada berbeda, antara lain dermatitis.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi
oleh kontak dengan faktor eksogen dan endogen. Faktor ekstrinsik dan
intrinsic berupa iritan (kimia, fisik dan biologis) berperan penting pada
dermatitis atopik.
lambat penyakit yang diperantarai sel (tipe IV) yang disebabkan oleh kontak
2. Etiologi
dengan berat molekul rendah (<1000 Dalton) yang disebut hapten bersifat
lipofilik dan sangat reaktif, Sel-sel hidup epidermis bagian dalam banyak
alergen, dosisi persatuan luas, area yang terkena, waktu pemaparan, oklusi,
suhu dan kelembaban lingkungan, kendaraan dan pH. Ada juga faktor
epidermis), status kekebalan (muntah, paparan sinar matahari yang kuat, dll)
alkali, larutan garam konsentrat, plastic berat molekul atau bahan kimia.
kontak zat-zat yang bersifat alergen seperti alergi pada obat, seafood, debu
c. Dermatitis Atopik
barrier kulit sehingga membuat kulit lebih mudah teriritasi dengan sabun,
2017 Edisi 1 cetakan III tanda dan gejala gangguan integritas kulit yaitu,
sebagai berikut :
4. Patofisiologi
penyebab spesifik dari dermatitis kontak alergi (Helm, 2020). Senyawa harus
kurang dari 500 hari untuk penetrasi yang efisien melalui penghalang stratum
korneum, yang merupakan lapisan luar kulit yang kedap air. Molekul organik
terhadap elemen kimia yang memiliki bentuk cacat gen dari protein, protein
yang terkornifikasi. Jika tidak ada, penghalang itu rusak (Helm, 2020).
Sabun, deterjen, zat kimia Dikonsumsi langsung/kontak
langsung
Nyeri Akut
Defisit Pengetahuan
Resiko Infeksi
Gambar 2.1 Pathway Dermatitis
5. Klasifikasi
Menurut (Adhi Djuanda 2010 dalam Zerlika Ferli 2021) klasifikasi dermatitis
yaitu :
c. Dermatitis atopik
6. Faktor Resiko
c. Riwayat dermatitis atopic atau riwayat atopi diri dan keluarga (Permenkes,
2014).
7. Komplikasi
8. Penatalaksanaan
gelas air panas, dinginkan, saring dan segera minum, dengan dosis 15
peradangan.
9. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
1. Pengkajian
keperawatan. Fase ini sangat penting dan penting untuk fase selanjutnya.
yang tidak sehat berisiko terkena penyakit kulit atau alergi yang
5) Tempat dan tanggal lahir : data ini dapat memastikan berapa usia
pasien.
b. Keluhan Utama : Biasanya pasien mengeluh rasa gatal, sulit tidur, rasa
masing-masing orang
penyakit keluarga yang sama dialami penderita, selain itu pada anak-anak
sering ditemukan alergi terhadap bahan tertentu yang mungkin diketahui
oleh keluarganya
mengalami rasa gatal-gatal pada kulit yang akan menimnulkan lesi akibat
g. Pemeriksaan fisik
memungkinkan pergerakkan
kaki dan permukaan bagian dalam labia. Rambut kering, rapuh, tidak
yaitu
1) Kepala : biasanya bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka atau lesi.
3) Wajah : kerbersihan, ada lesi atau tidak ada edema atau tidak dan tidak
4) Mata : konjungtiva pucat atau tidak, ada kelainan atau tidak, serta
5) Mulut dan gigi : bersih atau tidaknya warna bibir, ada stomatis atau
6) Leher : ada kelainan atau tidak, adanya nyeri tekan atau tidak, adanya
manapun.
7) Thorak : irama cepat atau tidak, apakah ada suara jantung normal atau
tidak, tidak ada suara nafas asing, tidak ada benjolan atau benjolan,
8) Abdomen : ada atau tidak luka bekas operasi, distensi abdomen atau
9) Genitalia : apakah ada varises, bersih adanya nyeri tekan atau tidak,
edema atau tidak, biasanya pada dermatitis yang menyerang genital
10) Rectum : bersih atau tidak, tidak ada edema, adanya tanda infeksi
atau tidak)
11) Ekstrimitas : edema atau tidak adanya varises atau tidak, sianosis,
Adanya nyeri tekan atau tidak, edema atau pembengkakan serta kulit
bersisik.
2. Diagnosa Keperawatan
pasien terhadap bidang kesehatan atau strategi aktivitas yang dialami oleh
alat komunikasi mengenai masalah pasien saat ini, dan merupakan tanggung
d. Defisit pengetahuan
e. Risiko Infeksi
3. Perencanaan
diagnosis gangguan integritas kulit antara lain: (Tim pokja SLKI, 2018)
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatam
Diagnosa
N Tujuan dan Kriteria Hasil
Keperawatan Intervensi Keperawatan (SIKI)
o (SLKI)
(SDKI)
1 Gangguan Intergritas Kulit dan jaringan Perawatan Intergritas kulit (I.11353)
intergritas kulit (L.14125)
berhubungan Observasi :
dengan Setelah dilakukan intervensi 1.1 Mengidentifikasi penyebab berkurangnya integritas kulit
kelembaban keperawatan selama 1 x 24 jam (misalnya, perubahan aliran darah, perubahan status gizi, penurunan
(D.0129) diharapkan integritas kulit dan kelembaban, suhu lingkungan yang ekstrim, penurunan mobilitas).
jaringan klien diharapkan
ekspetasi meningkat sesuai Terapeutik:
kriteria hasil : 1.2 Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, sesuai kebutuhan
1. Kerusakan lapisan kulit 1.3 Gunakan produk petrolium atau minyak bumi pada kulit kering
menurun 1.4 Gunakan produk ringan/alami dan hipoalergi pada kulit yang sensitif
2. Nyeri menurun (Terapi Pemberian Topikal Kunyit)
3. Perdarahan menurun 1.5 Hindari produk dasar alkohol pada kulit kering
4. Kemerahan menurun 1.6 Dengan Terapi Herbal Pemberian Topikal Kunyit
5. Nekrosis menurun
Edukasi :
Keterangan : 1.7 Gunakan pelembab (mis. Lation, serum)
1. Meningkat 1.8 Minum air putih yang cukup dengan sesuai kebutuhan
2. Cukup meningkat 1.9 Memenuhi asupan nutrisi
3. Sedang 1.10 Mandi dan menggunakan sabun secukupnya
4. Cukup menurun
5. Menurun
2 Gangguan Rasa Status kenyamanan (L.08064) Perawatan kenyamanan (l.08245)
Nyaman
Berhubungan Setelah dilakukan intervensi Observasi :
Dengan Dengan keperawatan selama 1 x 24 jam 3.1 Mengidentifikasi gejala yang tidak menyenangkan (mis, mual, nyeri,
Rasa Gatal diharapkan status kenyaman gatal, sesak)
(D.0074) klien meningkat sesuai kriteria 3.2 Mengidentifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan perasaanya
hasil :
1. Keluhan sulit tidur Terapeutik :
menurun 3.3 Berikan posisi yang nyaman
2. Gatal menurun 3.4 Ciptakan lingkungan yang aman
3. Lelah menurun 3.5 Dukungan keluarga serta orang terdekat terlibat dalam
4. Gelisah menurun terapi/pengobatan
3.6 Diskusikan kondisi dan pilihan terapi/penobatan yang diinginkan
keterangan :
1. Meningkat Edukasi :
2. Cukup meningkat 3.7 Jelaskan kondisi dengan pilihan terapi/pengobatan (Terapi Pemberian
3. Sedang Topikal Kunyit)
4. Cukup menurun 3.8 Mengajarkan terapi relaksasi
5. Menurun 3.9 Mengajarkan tehnik distraki dan imajinasi terbimbing
.
3 Gangguan pola Pola Tidur (L.05045) Dukungan Tidur (I.09265)
tidur b/d kurang
kontrol tidur Setelah dilakukan intervensi Observasi :
(D.0056) keperawatan 1 x 24 jam 3.10 Mengidentifikasi aktivitas dan tidur
diharapkan pola tidur klien 3.11 Mengidentifikasi faktor penggangu tidur (fisik dan/ psikologis )
membaik sesuai kriteria hasil : 3.12 Mengidentifikasi obat tidur yag dikonsumsi
1. Sulit tidur membaik Terapeutik :
2. Mengeluh sering terjaga 3.13 Merubah lingkungan (mis. Pencahayaan, suhu, kebisingan,
membaik matras, dan tempat tidur)
3. tidak puas tidur membaik 3.14 Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
4. Mengeluh istirahat tidak 3.15 Tetapkan jadwal tidur rutin
cukup membaik
Edukasi :
keterangan ; 3.16 Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
1. Menurun 3.17 Biasakan menepati waktu tidur
2. Cukup menurun 3.18 Ajarkan faktor - faktor yang berhubungan dengan gangguan pola
3. Sedang tidur (mis. Psikologis, gaya hidup)
4. Cukup meningkat 3.19 Ajarkan relaksasi otot autogenic / nonfarmakologi laiinya.
5. Meningkat
keterangan :
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
D. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan tindakan yang sudah direncanakan dengan tujuan kebutuhan pasien
terpenuhi secara optimal dalamrencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri
(independent), saling ketergantungan/kolaborasi, dan tindakan rujukan/ ketergantungan (dependent) (Tartowo &
Wartonah, 2015).
E. Evalusi Keperawatan
Proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuandari rencana keperawatan tercapai
atau tidak dan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, keluargadantenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi untuk melihat kemampuan pasien dalam
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahapperencanaan.Untuk mempermudah
mengevaluasi atau memantau perkembanganpasien digunakan komponen SOAP adalah sebagai berikut:
S : Data subjektif
Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukantindakankeperawatan.
O: Data objektif
Data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung kepadapasien dan yang dirasakan
pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
A : Analisa
Merupakan suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi, ataujugadapat dituliskan suatu
masalah/ diagnosis baru yang terjadi akibat perubahanstatuskesehatan pasien yang telah teridentifikasi
datanya dalam data subjektif danobjektif.
P : Planning
Perencanaan keperawatan yang dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi atauditambahkan dari rencana tindakan
keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya, tindakan yang telah menunjukkan hasil yang memuaskan
data tidak memerlukan tindakan ulang pada umumnya dihentikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah
eflo-resensi polimorfik (eritema, edema,papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal)
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia
(contoh : detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme
(contohnya : bakteri, jamur) dapat pula dari dalam(endogen), misalnya dermatitis
atopik.
Pencegahan merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis
kontak iritan dan kontak alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat
dilaksanakan misalnya penggunaan sarung tangan karet di ganti dengan sarung tangan
plastik, menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang, penggunaan deterjen.
B. Saran
Jika memilki kulit yang sensitif, ada baiknya menggunakan sarung tangan
berbahan plastik saat mencuci pakaian menggunakan tangan untuk menghindari
terjadinya demratitis.
Dermatitis pun ada yang basah dan ada juga yang kering tergantung dari reaksi
yang ditimbulkan alergen pada tubuh. Pengobatannya pun menjadi berbeda sehingga
perlu dibedakan masing-masing dari klasifikasi dermatitis itu sendiri agar tidak terjadi
komplikasi yang lebih berat.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda S, Sularsito. (2005). SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. Edisi III. Jakarta: FK UI: 126-31.
Johnson, M., et all. 2002. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River