Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN


PADA PASIEN DERMATITIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Yudi Triguna, Ners., M.Kep

Disusun Oleh :
Putri Pamelia A P20620521027
Amila Yulianida P20620521028
Bella Insan Pertiwi P20620521029

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karunianya
kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul “Tinjauan Asuhan Keperawatan Gangguan
Sistem Integumen Pada Pasien Dermatitis” tepat waktu. Penulisan makalah ini diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.
Pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terima kasih banyak dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibu Yanti Cahyati, Ners., M.Kep. selaku
koordinator mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II dan Bapak Yudi Triguna, Ners.,
M.Kep. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan kepada kami dalam
penyusunan makalah ini sampai selesai
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki
dan menyempurnakan makalah kami kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
kami selaku penulis dan pembaca.

Tasikmalaya, 30 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Penelitian Tujuan............................................................................................................1
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................................1
E. Sistematika Penelitian.....................................................................................................1
BAB II. KONSEP PENYAKIT.................................................................................................3
A. Definisi............................................................................................................................3
B. Etiologi............................................................................................................................5
C. Tanda dan Gejala.............................................................................................................5
D. Patofisiologi....................................................................................................................6
E. Dampak terhadap KDM..................................................................................................6
F. Penatalaksanaan Umum..................................................................................................7
BAB III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................8
A. Pengkajian.......................................................................................................................8
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................11
C. Intervensi.......................................................................................................................11
D. Implementasi.................................................................................................................14
E. Evaluasi.........................................................................................................................14
BAB IV. PENUTUP................................................................................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dermatitis mrupakan salah satu peradangan yang parah dan bisa menyebabkan
lepuh/lepuhan kecil yang terdapat pada kulit hingga kulit menjadi pecah dengan
mengeluarkan cairan. Dermatitis juga merupakan peradangan pada epidermis dan
dermis sebagai respon terhadap beberapa faktor eksogen atau endogen, dan
menyebabkan kelainan klinis lesi polimorfik (kemerahan, bengkak, papula, lecet,
bersisik dan gatal).
Dermatitis bisa terjadi karena beberapa alasan juga terjadi pada jenis-jenis
kulit, terutama pada kulit kering. Secara umum pembengkakan, kemerahan dan gatal
terjadi karena adanya enzim. Dermatitis tidak akan berbahaya atau dalam artian tidak
bisa mengancam jiwa atau menular. Namun, penyakit dermatitis akan menimbulkan
rasa tidak nyaman dan sangat mengganggu aktivitas. Dermatitis datang dalam
berbagai jenis dengan tanda dan gejala yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep penyakit dermatitis?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien dermatitis?

C. Penelitian Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep penyakit dermatitis.
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dermatitis.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa/mahasiswi :
Kita dapat mempelajari dan mengetahui tentang penyakit dermatitis.
2. Bagi instansi kesehatan :
Tenaga kesehatan dapat memberikan perawatan yang komprehensif pada pasien
dermatitis.
3. Bagi pembaca :
Agar pembaca dapat mengedukasi diri sendiri tentang penyakit dermatitis dan
mengantisipasinya.

E. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 4 bab :
1. Bab I. Pendahuluan : Berisi latar belakang, tujuan, manfaat
dan sistematika penulisan.
2. Bab II. Konsep Penyakit : Berisi definisi, etiologi, tanda dan
gejala, patofisiologi, dampak terhadap
KDM, dan penatalaksanaan umum.
3. Bab III. Konsep Asuhan Keperawatan : Berisi pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
4. Bab IV. Penutup : Berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
KONSEP PENYAKIT

A. Definisi
Dermatitis merupakan peradangan pada epidermis dan juga dermis sebagai
respon terhadap beberapa paparan faktor eksogen maupun endogen, menyebabkan
kelainan klinis pada lesi polimorfik (kemerahan, bengkak, papul, lecet, sisik dan
gatal). Dermatitis juga lebih dikenal dengan eksim, yaitu kondisi kulit yang meradang.
Dermatitis dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
1. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak ialah dermatis yang disebabkan oleh bahan atau zat yang dapat
menempel pada kulit. Peradangan kulit yang tampaknya disebabkan oleh beberapa
alergen (alergi), seperti racun yang terdapat pada beberapa tanaman yang
merambat atau bahan pembersih. Indikasi dan gejalanya adalah kulit kemerahan
dan gatal. Dermatitis kontak dibagi menjadi 2 yaitu Dermatitis Kontak Iritan
(DKI) dan Dermatitis Kontak Alergi (DKA).
a. Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis kontak iritan adalah reaksi imunologi kulit terhadap gesekan
atau zat asing yang mengiritasi kulit. Dermatitis kontak iritan (DKI) ialah
reaksi yang terjadi saat kulit terpapar bahan kimia yang bersifat racun dan bisa
menyebabkan pada peradangan. Dermatitis kontak iritan bisa dibedakan
menjadi 2, yaitu:
1) Dermatitis iritan akut
Reaksi dapat muncul sebagai perubahan kulit menjadi kemerahan atau
kecokelatan dan akhirnya bengkak dan panas atau berupa jerawat, lepuh
dan pustula. Setelah satu atau lebih pengaplikasian bahan yang
mengandung iritan kuat, ruam iritasi yang parah muncul, menyebabkan
kerusakan pada epidermis yang menyebabkan dermatitis. Dalam industri
manufaktur, bahan kimia asam dan basa yang keras menyebabkan iritasi
akut.
2) Dermatitis iritan kronik
Dermatitis iritan kronis terjadi ketika kulit bersentuhan langsung
dengan salah satu zat iritan yang mungkin tidak terlalu kuat seperti misal
sabun, detergen, dan larutan yang antiseptik. Gejala dermatitis akut dengan
contoh kulit yang kering, pecah-pecah, merah, terlihat bengkak, dan juga
panas.
3) Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis kontak alergi (DKA) adalah kondisi kulit yang terjadi pada
seseorang yang sensitif terhadap zat dengan sifat alergi. Penyebab
dermatitis kontak alergi termasuk asam dan basa kuat dan pelarut organik.
Panas, nyeri, atau gatal yang dikeluhkan penderita setelah kontak dengan
bahan bergejala.
Tahapan dermatitis kontak alergi dibagi menjadi:
1) Fase akut, pada fase ini dapat muncul gejala kemerahan, bengkak,
berair, lepuhan, robek, mengelupas dan gatal.
2) Fase kronis, ditandai dengan kulit tebal atau lichen, kulit pecah-
pecah, skuama, kulit kering dan hiperpigmentasi.
2. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik adalah respons peradangan kronis atau berulang yang sering
dikaitkan dengan penyakit atopik lain seperti asma bronkial dan rinitis alergi.
Dermatitis atopik (DA) adalah dermatitis yang belum diketahui penyebabnya yang
berhubungan dengan kondisi atopik yang terjadi pada masa bayi atau kanak-kanak
dan tergantung pada usia penderita, dapat berlanjut hingga dewasa dengan gejala
khas seperti gatal dan cenderungan luka. Ruam ini biasanya menyerang bayi dan
anak-anak dari usia 1 bulan hingga 1 tahun, biasanya mereka yang memiliki
riwayat penyakit atopik dalam keluarga. Radang kulit ini biasanya parah dan
selalu mereda sebelum akhirnya sembuh di masa pubertas. Namun, dermatitis ini
dapat bertahan hingga penderita dewasa.
3. Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik adalah sekelompok penyakit kulit berdasarkan faktor
kecenderungan kelenjar sebasea. Dermatitis seboroik adalah peradangan kulit
kronis dan superfisial yang sering terjadi pada area tubuh yang berambut, terutama
kulit kepala, alis, dan wajah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seborhea atau
seboroik adalah penyakit kulit peradangan kronis yang menjadi predisposisi area
sebasea atau interfold dan kaya bakteri.
4. Dermatitis Statis
Ini adalah dermatitis sekunder yang disebabkan oleh insufisiensi vena kronis
(atau hipertensi) pada ekstremitas bawah. Ini terjadi ketika varises muncul,
menyebabkan pergelangan kaki dan kaki bagian bawah menjadi merah atau
coklat, menebal dan gatal. Ruam terjadi ketika cairan menumpuk di bawah
jaringan kulit. Varises dan penyakit kaki kronis lainnya juga menjadi penyebab.
5. Neurodermatitis
Hal ini disebabkan oleh garukan berulang pada kulit dan bisa kecil dan rata,
berdiameter sekitar 1 sampai 10 inci. Kondisi ini terjadi ketika banyak pakaian
ketat yang kita pakai menggores kulit hingga iritasi. Iritasi ini menyebabkan kita
menggaruk area yang gatal. Biasanya terjadi pada pergelangan kaki, pergelangan
tangan, lengan dan leher.

B. Etiologi
Penyebab ruam belum bisa dipastikan. Sebagian besar adalah reaksi kulit
terhadap bahan kimia, bakteri dan jamur, dan alergi makanan juga dapat
menyebabkan dermatitis, yang mungkin berhubungan dengan alergi. Penyebab
dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (detergen, oli, semen, asam, basa), fisik
(sinar matahari, suhu), mikroorganisme (mikroorganisme, jamur).
b. Dalam (endogen) mis. dermatitis atopik Beberapa kondisi kesehatan, alergi,
genetik, fisik, stres dan faktor iritan dapat menyebabkan dermatitis. Seringkali
kulit yang pecah-pecah dan meradang akibat eksim menjadi meradang. Jika
terdapat garis-garis merah pada kulit tangan, seperti tergores, kemungkinan kita
mengalami selulitis, yaitu infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit.
Selulitis terjadi akibat peradangan kulit yang terlihat menggumpal, merah, cair
dan hangat saat disentuh, dan selulitis terjadi pada seseorang yang daya tahan
tubuhnya kurang baik.

C. Tanda dan Gejala


Secara umum gejala klinis dermatitis adalah tanda peradangan akut terutama gatal
(pruritus), suhu tubuh meningkat, kemerahan, pembengkakan misalnya pada wajah
(terutama kelopak mata dan bibir), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.
1. fase akut:
Kelainan kulit berupa kemerahan, bengkak, lecet atau bentol, pengikisan dan
keluar cairan sehingga tampak basah.
2. Fase subakut:
kemerahan dan bengkak berkurang, cairan yang keluar mengering menjadi kusta.
3. Fase kronis:
Lesi tampak kering, bersisik, hiperpigmentasi, papular dan likenifikasi

D. Patofisiologi
Dermatitis kontak alergi merupakan reaksi tipe IV yaitu hipersensitivitas tipe
lambat. Patogenesis terjadi dalam dua fase, yaitu fase induksi (fase sensitisasi) dan
fase pemicuan. Pada fase elisitasi, paparan ulang terhadap alergen yang sama atau
serupa terjadi hingga gejala klinis muncul. Pada fase induksi, hapten (protein tidak
lengkap) menembus kulit dan berikatan dengan penghalang protein, membentuk
antigen lengkap. Antigen ini pertama kali ditangkap dan diproses oleh makrofag dan
sel Langerhans, kemudian merangsang respon dari limfosit T yang tidak tersensitisasi
di kulit, sehingga terjadi sensitisasi limfosit T. Limfosit peka bermigrasi melalui
saluran limfatik ke darah paracortical dari kelenjar getah bening regional untuk
berdiferensiasi dan berkembang biak untuk membentuk sel T efektor khusus dan sel
memori. Kemudian sel-sel tersebut masuk ke aliran darah, sebagian kembali ke kulit
dan sistem limfatik, menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan kepekaan yang
sama pada kulit di seluruh tubuh. Pada permulaan, terjadi kontak berulang dengan
hapten yang sama atau serupa. Sel efektor yang tersensitisasi mengeluarkan limfokin
yang mampu menarik berbagai sel inflamasi, menghasilkan gejala klinis.

E. Dampak terhadap KDM


Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada
dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan
tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri
dengan prioritas yang ada.
Jadi bisa di simpulkan dampak dari dermatitis terhadap kdm diantaranya :
1. Menurunnya rasa percaya diri / gangguan konsep diri
Banyak orang dengan dermatitis merasa lebih buruk tentang kondisi kulit mereka.
Hal ini dapat menyebabkan stres, karena stres memicu perasaan ingin menggaruk
kulit lagi. Kondisi ini dapat diatasi dengan pengobatan dan manajemen stres yang
baik.
2. Ketidaknyamanan selama aktivitas dan latihan
Penderita merasa tidak nyaman selama melakukan aktivitas akibat efek gatal yang
dirasakan pada kulitnya. Dermatitis juga dapat mempersulit olahraga karena
keringat mengiritasi kulit. Oleh karena itu, beberapa penderita dermatitis
menghindari aktivitas fisik karena komplikasi ini. Namun, Anda bisa
menyiasatinya dengan berolahraga di ruangan ber-AC untuk mengurangi produksi
keringat. Selain itu, hindari aktivitas fisik yang terlalu berat dan kenakan pakaian
olahraga yang ramah kulit.
3. Gangguan istirahat dan tidur
Komplikasi lain yang sering terjadi pada penderita dermatitis adalah gangguan
tidur. Jam tidur yang lebih sedikit dapat memiliki efek bertahap pada suasana hati
dan perilaku. Hal ini juga membuat Anda sulit berkonsentrasi dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Pola eliminasi
Biasanya penderita dermatitis mudah berkeringat walaupun hanya melakukan
aktivitas ringan.

Terlepas dari jenis infeksi kulit yang Anda alami, kondisi ini sebenarnya tidak
menimbulkan risiko kesehatan yang serius, namun dermatitis dapat menimbulkan
beberapa efek jangka panjang yang tidak boleh diabaikan.

F. Penatalaksanaan Umum
1. Kenali penyebab dermatitis dan hindari paparan penyebab kekambuhan.
2. Kompres dingin untuk mengurangi peradangan. Mandi oatmeal dengan bahan
kimia yang menenangkan dapat meredakan ketidaknyamanan. Antihistamin dapat
digunakan untuk mengurangi rasa gatal.
3. Perawatan antiinflamasi lokal jangka pendek (terkadang sistemik) seperti steroid
dapat digunakan untuk menghentikan peradangan. Jika serangannya parah dan
mempengaruhi mata dan wajah, kortikosteroid sistemik dosis tinggi sering
diberikan.
4. Menenangkan kulit yang sakit dan melindunginya dari kerusakan lebih lanjut.
5. Bedakan antara jenis alergen dan jenis iritan Identifikasi dan hilangkan potensi
iritasi yang berbahaya.
6. Gunakan krim ringan tanpa obat pada kemerahan ringan. Oleskan perban dingin
dan basah ke area yang tidak terlalu besar dengan ruam vaskular

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Anamnesis
a. Identitas
Meliputi nama, umur (ruam sentuhan dapat terjadi pada semua usia, umumnya
terjadi pada remaja dan dewasa muda, dapat terjadi pada laki-laki dan
perempuan), alamat, kota, tanggal lahir, pendidikan, etnis, agama, diagnosis
medis, jenis kelamin, pendidikan . , status perkawinan dan identitas keluarga yang
bertanggung jawab.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien dengan ruam biasanya mengeluhkan kulit gatal, suhu tinggi/demam,
kemerahan, kering, bengkak disertai nyeri dan rasa panas pada kulit.
Tergantung pada bagaimana kulit bereaksi terhadap individu, gejala ini dapat
terjadi.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Umumnya penderita dermatitis mengalami gatal-gatal pada kulit yang dapat
menimbulkan lesi akibat infeksi, yang dapat mengakibatkan suhu tubuh
naik/demam, kemerahan, bengkak disertai rasa nyeri, panas/panas pada kulit.
Pasien berobat sehingga pasien harus datang ke Puskesmas
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Secara umum, penyebab dermatitis pasien juga bisa menjadi alergi dini
terhadap bahan-bahan tertentu, yang kemudian juga tercermin dalam kepekaan
kulitnya sendiri.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Orang dengan dermatitis ditanya tentang riwayat keluarga dengan penyakit
serupa, dan anak-anak sering alergi terhadap zat tertentu yang mungkin akrab
dengan anggota keluarga mereka.
5) Riwayat Psikososial
Umumnya pasien dermatitis mengalami kecemasan atau stress
berkepanjangan.
c. Pola Fungsi Kesehatan/ Pola Fungsional Gordon
1) Pola Persepsi Kesehatan
Pada umumnya penderita dermatitis tidak terlalu paham dengan kondisi
kesehatan terutama alergi terhadap bahan kimia yang dapat menyebabkan
dermatitis. Bila timbul gejala biasanya pasien minum obat, bila penyakit tidak
membaik maka pasien berobat ke Puskesmas.
2) Pola Nutrisi dan Metabolik
Pada umumnya penderita dermatitis dapat mengalami gangguan nafsu makan
akibat penyakit tersebut, dimana mengalami rasa panas, demam dan nyeri kulit
yang biasanya mengurangi nafsu makan, namun tergantung pada masing-
masing orang yang terkena.
3) Pola Eliminasi
Penderita dermatitis biasanya tidak memiliki kelainan pola sekresi, kecuali
dermatitis genital yang membuat penderita takut buang air kecil.
4) Pola Aktivitas dan Latihan
Dermatitis biasanya tidak mengganggu aktivitas sehari-hari pada, namun
tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan letak nyeri yang diketahui atau
letak nyerinya.
5) Pola Tidur dan Istirahat
Seringkali, penderita dermatitis mengalami gangguan tidur saat istirahat, yang
disebabkan oleh rasa sakit dan gatal atau perih yang mereka alami.
6) Pola Hubungan dan Peran
Biasanya, hubungan dengan keluarga, teman, dan tetangga putus karena
penyakit yang diketahui.
7) Pola Sensori dan Kognitif
Biasanya penderita dermatitis tidak menemukan kelainan apapun, namun hal
ini tergantung pada masing-masing penderita penyakit tersebut.
8) Pola Persepsi dan Konsep Diri
Pada umumnya penderita dermatitis memiliki keadaan pikiran yang sadar,
berbicara secara normal dan masih dapat berinteraksi secara sosial.
9) Pola Reproduksi dan Seksual
Umumnya, penderita eksim mengalami pola seksual yang terganggu ketika
penyakit tersebut menyerang alat kelamin
10) Pola Penanggulangan Stress
Orang yang menderita dermatitis biasanya mengatasi rasa sakitnya dengan
meminum obat penghilang rasa sakit dan karena rasa sakit yang dialaminya
biasanya meningkatkan perasaan dan kekhawatiran pasien terhadap
penyakitnya.
11) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Bagi yang menderita dermatitis biasanya menimbulkan rasa mual, demam dan
rasa panas pada kulit yang dapat menghambat kelancaran ibadah.
2. Pemeriksaan Fisik
Kondisi umum pasien tergantung pada lokasi kerusakan atau kemerahan kulit,
lokalisasi dan kekuatan sistem kekebalan. Biasanya penderita TTV mengalami
peningkatan suhu tubuh, dan nyeri hebat yang ditimbulkannya juga dapat
menyebabkan peningkatan detak jantung, peningkatan pernapasan, dan peningkatan
tekanan darah.
a. Pemeriksaan Head to Toe
Pemeriksaan dari kepala sampai kaki dengan cara inspeksi (melihat), mendengar
(hearing), palpasi (menyentuh), perkusi (tapping) dimulai dengan :
1) Kepala : Umumnya bersih, tidak ada bintil, tidak ada luka atau lesi.
2) Rambut : Biasanya hitam tergantung umur
3) Wajah : Kebersihan, ada lesi/tidak bengkak/tidak, dan tidak pucat,
sianosis adanya kemerahan/tidak.
4) Mata : Konjungtiva pucat/tidak dan sklera berwarna kuning/tidak,
apakah ada kelainan atau tidak, dan adapembengkakan/kemerahan/tidak
5) Mulut dan gigi: Bersih/tidak, warna bibir, stomatitis ada/tidak ada, gigi tidak
berlubang, gusi tidak berdarah. Biasanya herpes memiliki lesi pada bibir yang
disebabkan oleh infeksi
6) Leher : apakah ada kelainan atau tidak, sensitif/tidak, merah atau
tidak, karena dermatitis bisa mengenai bagian kulit mana saja?
7) Dada : Cepat/tidak berirama, normal/tidak ada bunyi jantung, tidak
ada bunyi napas ekstra. Tidak ada massa/benjolan, nyeri tekan atau tidak
8) Perut : Apakah bekas operasi, perut bengkak atau tidak, bengkak atau
tidak, warna, kebersihan.
9) Genetika : Apakah ada varises, bersih, sensitif atau tidak, bengkak/tidak.
Biasanya ruam yang menyerang kemaluan mengalami kelainan seperti
kemerahan dan nyeri
10) Secara rektal : Bersih/tidak, tidak bengkak, ada tanda infeksi/tidak).
11) Ujung ekstrim : Edema/tidak, varises/tidak, sianosis, CRT kembali
normal/tidak
12) Integumen : Umumnya pada pasien dermatitis terdapat peradangan akut,
terutama gatal (bukan keinginan), kemerahan (rubor), disfungsi kulit (fungsi
malas), ada gelembung jamur yang menumpuk, yang kemudian membesar,
ada lepuh atau pustula, hiperpigmentasi atau . hipopigmentasi Ada nyeri tekan,
bengkak atau bengkak, dan kulit bersisik.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Rasa Nyaman b.d gejala penyakit d.d mengeluh tidak nyaman, mengeluh
kepanasan, merasa gatal, tampak gelisah
2. Kerusakan integritas kulit b.d bahan kimia iritatif d.d kerusakan jaringan dan lapisan
kulit, kemerahan, hematoma
3. Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur tubuh atau bentuk tubuh d.d khawatir
akan reaksi orang lain, malu saat bertemu orang lain, fungsi atau struktur tubuh yang
berubah, dan menyembunyikan bagian tubuh yang berlebihan, fokus berlebihan pada
bagian tubuh

C. Intervensi Keperawatan

No Dx/Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Gangguan Rasa Nyaman Status Kenyamanan Manajemen nyeri
b.d gejala penyakit d.d (L.08064) (I.08238)
mengeluh tidak nyaman, Setelah dilakukan Observasi
mengeluh kepanasan, pemeriksaan selama 1x24 1. Identifikasi mengenai
merasa gatal, tampak jam tingkat kenyamanan lokasi, karakteristik,
gelisah klien meningkat dengan, durasi, frekuensi,
kriteria hasil : kualitas, dan
 Keluhan rasa tidak intensitas nyeri
nyaman menurun 2. Identifikasi mengenai
 Klien Gelisah skala nyeri
menurun 3. Identifikasi factor
 Keluhan kepanasan yang memperberat dan
menurun memperingan nyeri

 Gatal menurun 4. Identifikasi pengaruh

 Postur tubuh nyeri terhadap kualitas

membaik hidup

 Iritabilitas menurun Terapeutik


1. Berikan teknik
 Tingkat nyeri
nonfarmakologis untuk
menurun
mengurangi rasa nyeri
2. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Kerusakan integritas kulit Integritas kulit dan Perawatan integritas
b.d bahan kimia iritatif jaringan (L.14125) kulit (I.11353)
d.d kerusakan Setelah dilakukan Observasi
jaringan/lapisan kulit, pemeriksaan selama 2x24 1. Identifikasi penyebab
perdarahan, kemerahan, jam integritas kulit dan gangguan integritas
hematoma jaringan meningkat kulit
dengan, kriteria hasil : Terapeutik
 Kerusakan jaringan 2. Gunakan produk
dan lapisan kulit berbahan
menurun petroliumatau minyak
 Perdarahan menurun pada kulit kering
 Kemerahan menurun 3. Gunakan produk

 Hematoma menurun berbahan ringan/alami


dan hipoalergik pada
kulit sensitive
4. Hindari produk
berbahan dasar alkoho
pada kulit kering
Edukasi
1. Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis.lotion)
2. Anjurkan minum air
yang cukup
Gangguan citra tubuh b.d Citra Tubuh (L.09067) Promosi Citra Tubuh
perubahan struktur Setelah dilakukan (I.09305)
tubuh/bentuk tubuh d.d pemeriksaan selama 1x24 Observasi
khawatir akan reaksi jam citra tubuh klien 1. Identifikasi harapan
orang lain, malu saat meningkat dengan, citra tubuh
bertemu orang lain, kriteria hasil : berdasarkan tahap
fungsi/struktur tubuh  Melihat bagian tubuh perkembangan
berubah, meningkat 2. Identifikasi perubahan
menyembunyikan bagian  Menyentuh bagian citra tubuh yang
tubuh berlebihan, fokus tubuh meningkat mengakibatkan isolasi
berlebihan pada bagian  Kekhawatiran pada sosial
tubuh penolakan/reaksi 3. Monitor apakah
orang lain menurun pasien bisa melihat
 Fokus pada bagian bagian tubuh yang
tubuh menurun berubah

 Menyembunyikan Terapeutik

bagian tubuh 1. Diskusi perubahan

berlebihan menurun tubuh dan fungsinya

 Hubungan sosial 2. Diskusikan kondisi

membaik stress yang

 Verbalisasi mempengaruhi citra

perubahan gaya tubuh

hidup menurun 3. Diskusikan persepsi


pasien dan keluarga
tentang perubahan
citra tubuh
Edukasi
1. Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan citra tubuh
2. Latih peningkatan
penampilan diri
3. Latih fungsi tubuh
yang dimiliki
4. Latih pengungkapan
kemampuan diri kepda
orang lain

D. Implementasi
Implementasi ialah suatu penerapan atau bisa disebut juga dengan sebuah tindakan
yang dilakukan berdasarkan suatu rencana yang sudah disusun dan dibuat secara rinci.
Impelengasi bisa disebut juga dengan suatu bentuk aksi nyata dalam melaksanakan
sebuah rencana yang sudah disusun secara matang.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses akhir mengidentifikasi untuk mengukur dan menilai
apakah kegiatan atau program yang telah dilaksanakan itu sudah sesuai dengan
perencanaan dan tujuan sebelumnya yang akan dicapai. Evaluasi juga adalah suatu salah
satu kegiatan/aktivitas untuk mengumpulkan informasi mengenai kinerja suatu yang
dilakukan, dimana informasi tersebut dipakai untuk menentukan jalan alternativ terbaik
dalam penentuan keputusan.
Evaluasi dibutuhkan dalam bidang kehidupan manusia sehingga yang terjadi
efektivitas dan produktivitas bisa meningkat, baik dalam individu, kelompok ataupun
lingkungan kerja.
Menurut Suprajitno dalam wardani, 2013. Evaluasi menggunakan susunan SOAP yaitu :
1. S : Keluhan atau perasaan yang di rasakan oleh keluarga klien setelah diberikan
mengenai implementasi keperawatan
2. O : Merupakan data objektif dimana data ini bisa diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang sangat objektif/detail
3. A : Yaitu analisis dari seorang perawat setelah mengetahui tentang respon
subjektif dan objektif
4. P : Perencanaan selanjutnya yang akan dilakukan setelah perawat melakukan
analisis.

Jadi mungkin kriteria yang diharapkan dalam penyakit dermatitis :


1. kerusakan integritas/jaringan kulit menurun
2. keluhan rasa tidak nyaman menurun
3. tingkat nyeri menurun
4. kekhawatiran pada reaksi orang lain menurun
5. Hubungan sosial membaik
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dermatitis adalah peradangan pada kulit (epidermis dan dermis) yang
disebabkan oleh aksi faktor eksogen atau aksi faktor endogen sehingga menimbulkan
kelainan klinis berupa effloresensi polimorfik (kemerahan, bengkak, papul, lepuhan,
sisik) dan rasa gatal yang tidak nyaman. Klasifikasi dermatitis adalah dermatitis
kontak, dermatitis atopik, dermatitis seboroik, dermatitis statis dan neurodermatitis.
Penyebab ruam belum bisa dipastikan. Sebagian besar adalah reaksi kulit terhadap zat
seperti bahan kimia, bakteri dan jamur, dan alergi makanan juga dapat menyebabkan
dermatitis. Gejala klinis dermatitis adalah tanda peradangan akut terutama gatal
(pruritus), suhu tubuh meningkat, kemerahan, bengkak misalnya pada wajah
(terutama kelopak mata dan bibir), disfungsi kulit dan genitalia eksterna.
Kemungkinan komplikasi dalam pengobatan dan perawatan adalah infeksi.

B. Saran
1. Bagi penderita
a. Klien diharapkan untuk mematuhi pengobatan tenaga medis untuk
menghindari komplikasi lebih lanjut.
b. Anjurkan klien untuk selalu makan makanan yang bergizi
2. Bagi tenaga kesehatan
a. Diharapkan selalu melibatkan keluarga klien dalam organisasi perawatan dan
selalu memberikan konseling kepada pasien dan keluarga sebelum pulang.
b. Bimbing klien untuk selalu menjaga kesehatan tubuh
c. Jelaskan mengenai pengobatan dan metode pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Aji, Prima Trisna. (2018). Modul Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II. Surakarta:
Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Marcjova, Dhea (2021). Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. M Gangguan Kebutuhan Rasa
Nyeri Khusunya Remaja An. S Dengan Dermatitis Di Tanjung Bintang Kabupaten
Lampung Selatan Tahun 2021. Diploma Thesis, Poltekkes Tanjungkarang.
Anggraini, Yanti., & Leniwita, Hasian. (2019). Modul Keperawatan Medikal Bedah II.
Jakarta: BMP.UKI.
Yuningsih. Bahan Mata Ajar KMB II. CV WIDINA MEDIA UTAMA. (2022). Bandung:
Widina Bhakti Persada Bandung.
Febriansyah. 2018. Dermatitis, Kenali Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya,
https://tirto.id/dermatitis-kenali-gejala-penyebab-dan-pencegahannya-daUQ, diakses
pada 01 Februari 2023 pukul 08.25.
Saretta, Irene Radius. 2021. Penyakit Dermatitis, Ini Macam, Penyebab, dan Cara
Mengatasinya, https://www.cermati.com/artikel/penyakit-dermatitis-ini-macam-
penyebab-dan-cara-mengatasinya , diakses pada 01 Februari 2021 pukul 10.00.

Anda mungkin juga menyukai