Oleh :
KELOMPOK 4
1. Suci Ramadhani (04064882124027)
2. Putri Novitasari (04064882124030)
3. Suci Indah Sari (04064882124032)
4. Rizki Saputra (04064882124035)
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah dalam mata kuliah blok keperawatan dasar professional yang
berjudul “Makalah Intervensi Peawatan Luka Sederhana” tanpa ada hambatan apapun dan
selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Adapun maksud dan tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan pembelajaran dan dapat menjadi pengetahuan
baru bagi pembaca mengenai pemenuhan kebutuhan dasar dalam istirahat dan tidur.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya
bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami sadari bahwa
makalah ini belum baik, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk makalah berikutnya.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah.................................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................................2
A. Definisi Luka..........................................................................................................3
B. Penyembuhan Luka..................................................................................................
C. Proses Penyembuhan Luka.......................................................................................
D. Komplikasi Penyembuhan Luka..............................................................................
E. Fakto Penyembuhan Luka........................................................................................
BAB V KESIMPULAN........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan tentang luka adalah memegang peranan penting, karena luka
sendiri yaitu insiden yang sering terjadi atau dialami oleh masyarakat. Luka yaitu
hilangnya atau rusak sebagian jaringan tubuh. Faktor ini dapat diakibatkan oleh
benturan benda tumpul atau tajam, perubahan suhu, ledakan, zat-zat kimia, maupun
gigitan hewan. Dibidang kesehatan sendiri upaya mempercepat penyembuhan luka
secara efektif, aman dan praktis adalah hal yang medapat banyak perhatian
(Nasrudin & Pribadi, P. 2016). Luka merupakan terputusnya kontinuitas jaringan
akibat adanya subtansi jaring yang sudah rusak maupun hilang akibat pembedahan
atau cedera. Luka dapat di bagi menjadi beberapa jenis, yaitu luka ringan, sedang,
sampai parah. Dari luka kecil sampai besar, dari luka dangkal sampai luka dalam,
dari luka tidak menular sampai infeksi, (Wintoko, R& Yadika, A.D.N. 2020).
Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks tetapi sistematis.
Proses penyembuhan luka terdiri tadi peradangan, repitelisasi, kontraksi luka, serta
metabolisme kolagen. Dalam peroses penyembuhan luka ada beberapa faktor
penyembuhan luka yaitu infeksi, gizi buruk, daya tahan tubuh yang tertekan, obat-
obatan, diabetes, penyakit, stress, radiasi, dan merokok. Proses dalam penyembuhan
luka yaitu membutuhkan perawatan yang merangkap pembersihan luka dan
debrimen, pengolesan preparat antibiotic topical serta pembalutan (Rahmawati, I.
2014).
Dalam perawatan luka untuk mempercepat proses penyembuhan secara
medis dapat diolesi obat antibiotic atau gel penutup luka. Sebelum gel penutup luka
maupun cairan antiseptic dengan berbagai merek di luaran, secara tradisional
tanaman serta hewan telah digunakan untuk mencegah peradangan dan perawatan
luka. (Rahmawati, I. 2014). Perawatan luka yang optimal berperan penting terhadap
penyembuhan luka supaya dapat berlangsung dengan baik. Serta bertujuan untuk
mendapatkan kesembuhan luka yang lebih cepat, menghindari gangguan dan
masalah yang diakibatkan oleh luka, serta dapt berujung pada produktifitas kerja
dan biaya yang dikeluarkan dalam proses penyembuhan luka,
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menggambarkan pelaksanaan praktik asuhan keperawatan menggunakan
panduan SDKI, SIKI, dan SLKI yang difokuskan pada gangguan istirahat dan
tidur pada pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran mengenai definisi intervensi perawatan luka
sederhana
b. Memberikan gambaran mengenai pengkajian keperawatan intervensi
perawatan luka sederhana
c. Memberikan gambaran diagnosa keperawatan yang akan muncul pada
intervensi perawatan luka sederhana
d. Memberikan gambaran rencana keperawatan yang akan dilakukan pada
tindakan asuhan keperawatan
e. Memberikan gambaran implementasi asuhan keperawatan
B. Manfaat
1. Bagi mahasiswa ilmu keperawatan
Makalah ini dapat memberikan pengetahuan dalam mempelajari teori
maupun praktik dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan istirahat dan tidur, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
secara tepat.
2. Bagi institusi keperawatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat dijadikan
sebagai referensi yang bermanfaat bagi institusi pendidikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. KULIT
Bagian kulit :
1. Epidermis : paling atas dan tipis
2. Dermis : dalam dan tebal. Terdiri atas rambut, kelenjar, pemuluh darah, dan saraf.
3. Subcutan
4. Otot
* Hipodermis : lapisan antara jaringan dan organ : fasia. Letaknya di bawah dermis,
sebelum sub cutan.
Fungsi Kulit :
1. Proteksi :
a. Melindungi kulit untuk mencegah masuknya microorganisme ke dalam tubuh
b. Mencegah masuknya substansi asing masuk dalam tubuh
c. Mempertahankan dari bahan kimia yang masuk dalam tubuh
d. Tempat keluar masuknya air dalam tubuh
e. Melindungi lapisan di bawahnya
f. Melindungi dari ultraviolet
g. Bantalan untuk mencegah trauma organ di dalam tubuh
h. Memproduksi zat
i. Mengatur regulasi air
2. Termoregulasi
a. Mengontrol suhu badan dengan konveksi, evaporasi, konduksi dan radiasai
b. Membantu tubuh menyesuaikan dengan suhu lingkungan
c. Menghilangkan panas saat beraktivitas
d. Membuat tubuh menggigil dan bulu uduk berdiri, untuk mempertahankan
tubuh tetap hangat walau di suhu dingin
e. Mendinginkan tubuh saat terjadi evaporasi
3. Metabolisme
a. Membantu aktivasi vitamin D dan mengunakan vitamin D
b. Membantu tubuh mengeluarkan zat sisa
c. Menyerap medikasi
d. Menyimpan lemak
e. Berperan dalam regulasi cardiac output dan tekanan darah
4. Sensasi
a. Merasakan adanya sensai : dingin, panas, nyeri, tekanan dan sentuhan
b. Menyalurkan sensai sosial dan seksual
c. Membantu keintiman secara fisik
5. Komunikasi
a. Mengkomunikasikan preasaan dan mood yang terlihat dari ekspresi wajah
b. Mengambarkan marah, malu atau takut (merah, berkeringat, pucat)
Drainage : pengaliran kotoran dari luka. Biasanya mengandung protein dan jaringan
yang mati, yang merupakan produk infeksi > eksudat/nanah>serous jernih.
Tipe drainase :
1. Serosa : kandunganya adalah serum, biasanya jernih, tipis dan berair
2. Serosanguin : tersusun atas serum dan darah
3. Sanguin : berdarah, tersusun sebagian besar darah
4. Purulent : mengandung nanah
2. Luka
1. Pengertian Luka
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses
patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu.
(Potter & Perry, 2006). Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh
yang bisa disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpu, perubahan suhu, zat
kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan (sjamsuhidajat & wim de jong,
2005).
Klasifikasi luka memberikan gambaran tentang status integritas kulit,
penyebab luka, keparahan, luasnya cedera atau kerusakan jaringan, kebersihan
luka, atau gambaran kualitas luka, misalnya warna. Luka penetrasi akibat pisau di
sebut luka terbuka, dan luka kontusi disebut luka tertutup. Luka terbuka
menimbulkan resiko infeksi yang lebih besar dari pada luka tertutup.
Luka jahitan post sectio caesarea merupakan hilangnya kontinuitas jaringan
atau kulit yang disebabkan oleh trauma atau prosedur pembedahan. Menurut teori
tepi luka bagian luka secara normal terlihat mengalami imflamasi pada hari ke-2
sampai hari ke-3, tetapi lama kelamaan imflamasi ini akan menghilang dalam
waktu 7-10 hari luka dengan penyembuhan normal akan terisi sel epitel dan bagian
pinggirnya akan menutup. Apabila terjadi infeksi tepi luka akan terlihat bengkak
dan meradang (Kozier, 2012).
Jenis-Jenis Luka
Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara mendapatkan luka itu dan
menunjukkan derajat luka (Taylor, 1997).
1. Berdasarkan tingkat kontaminasi
a. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak
terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan,
pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan
luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson
– Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
b. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka
pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan
dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan
timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
c. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka
akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik
atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut,
inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
d. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya
mikroorganisme pada luka.
2. Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka
a. Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang
terjadi pada lapisan epidermis kulit.
b. Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada
lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial
dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
c. Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan
meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas
sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya
sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot.
Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa
merusak jaringan sekitarnya.
d. Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon
dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.
2. Penyembuhan Luka
Penyembuhan luka melibatkan integrasi proses fisiologis. Sifat
penyembuhan pada semua luka sama, dengan variasinya bergantung pada lokasi
keparahan dan luasnya cedera. Kemampuan sel dan jaringan melakukan regenerasi
atau kembali ke struktur normal melalui pertumbuhan sel sel juga mempengaruhi
penyembuhan luka. Sel hati, tubulus ginjal dan neuron pada sistem saraf pusat
mengalami regenerasi yang lambat atau tidak beregenerasi sama sekali, ada dua
jenis luka, yaitu luka dengan jaringan yang hilang dan luka tanpa jaringan yang
hilang.
Penyembuhan luka adalah proses penggantian dan perbaikan fungsi jaringan
yang sudah rusak. Penyembuhan luka melibatkan integrasi proses fsilologis
(Boyle, 2009 dalam Potter & Perry,2006). Insisi bedah yang bersih merupakan
contoh luka dengan sedikit jaringan yang hilang, luka bedah akan mengalami
penyembuha primer. Tepi tepi kulit merapat atau saling berdekatan sehingga
mempunyai resiko infeksi yang rendah serta penyembuhan cenderung terjadi
dengan cepat. Penyembuhan luka primer proses penyembuhan luka normal adalah
perbaikan luka bedah yang bersih. Penyembuhan terjadi dalam beberapa tahap,
yang di gambarkan oleh Doughty (1992) terdiri dari fase inflamasi, poliferasi, dan
maturasi. Penyembuhan luka didefinisikan oleh Wound Healing Society (WHS)
sebagai suatu yang kompleks dan dinamis sebagai akibat dari pengembalian
kontinuitas dan fungsi anatomi.
d. Diabetes Melitus
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti "mengalirkan atau
mengalihkan" (siphon). Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang
ditandai dengan ketiadaan absolut insulin atau penurunan relatif insensititas sel
terhadap insulin. Berdasarkan bukti epidemiologi terkin jumlah penderita diabetes
di seluruh dunia saat ini mencapai 200 juta dan diperkirakan meningkat lebih dari
330 juta pada tahun 2025. Alasan peningkatan ini termasuk meningkatkan angka
harapan hidup dan pertumbuhan populasi yang tinggi dua kali lipat disertai
peningkatan angka obesitas yang dikaitkan dengan urbanisasi dan ketergantungan
terhadap makanan olahan. Di Amerika Serikat, 18,2 juta individu pengidap
diabetes (6,3% dari populasi), hampir satu per tiga tidak menyadari bahwa mereka
memiliki diabetes. (Corwin, 2009).
Diabetes melitus berpengaruh besar dalam penyembuhan luka, salah satu tanda
DM ialah tingginya kadar gula darah yang biasa di sebut hiperglikemi.
Hiperglikemi dapat menghambat leukosit melakukan fagositosis sehingga rentan
terhadap infeksi maka orang yang mengalami hiperglikemi akan mengalami
penyembuhan luka yang sulit dan berlangsung lama. (Puspitasari, Ummah, &
Sumarsih, 2011) Penyakit kronik menimbulkan penyakit pembuluh darah kecil
yang dapat mengganggu perfusi jaringan. Diabetes menyebabkan hemoglobin
memiliki afinitas yang lebih besar untuk oksigen,sehingga hemoglobin gagal
melepaskan oksigen ke jaringan.
Hiperglikemia mengganggu kemampuan leukosit untuk melakukan fagositosis
dan juga mendorong pertumbuhan infeksi jamur dan ragi yang berlebih. Tipe
diabetes Melitus menurut dokumen konsensus tahun 1997 oleh American Diabetes
Association's expert Commit teeon the Diagnosis and Classification of Diabetes
mellitus menjabarkan empat kategori utama diabetes:
tipe 1, dengan karakteristik ketiadaan insulin absolut;
tipe 2, ditandai dengan sistensi insulin disertai defek sekresi insulir; tipe 3, tipe
spesifik nya. (Corwin, 2009).
e. Anemia
Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normai. (Proverawati, 2011). Kadar hemogiobin normal
umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan Untuk pría, anemia biasanya
didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada
wanita sebagai hemoglobin kurang dari 120 gram/100ml. Anemia adalah gejala
kekurangan (defisuisiensi) sel darah merah karena kadar hemoglobin yang rendah,
atau dalam medis bisa di artikan kadar hemoglobin atau sel darah merah dalam
tubuh rendah.anemia dapat digolongkan sebagai berikut :
1). Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
2). Hb 7-8 gr% : Anemia sedang
3). Hb <7gr% : Anemia berat
f. Obesitas
Obesitas memiliki resiko kesehatan yang serius kelebihan berat badan termasuk
dalam obesitas mengalami peningkatan penyakit jantung, hipertensi, Diabetes
Melitus tipe 2. (Black, & Hawks, 2014). Obesitas juga menyebabkan jaringan
lemak kekurangan suplai darah untuk melawan infeksi bakteri dan untuk
mengirimkan nutrisi serta elemen seluler yang berguna dalam penyembuhan luka.
(Potter, & Perry, 2006).
g. Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat mempengaruhi penyembuha luka post operasi adalah jenis
obat obatan yang mengandung Steroid. Steroid menurunkan respon imflamasi dari
memperlambat sintesis kolagen, obat obatan anti inflamasi menekan sintesis
protein, kontraksi luka, epitalisasi dan imflamasi. Penggunaan antibiotik dalam
waktu lama dapat meningkatkan resiko terjadinya superinfeksi. Obat-obatan
kemoterapi dapat menekan fungsi sum-sum tulang, menurunkkan jumlah leukosit,
dan mengganggu respon imflamasi.
h. Stres luka
Muntah distensi abdomen dan usaha pernafasan dapat menimbulkan stres,pada
jahitan operasi dan merusak lapisan luka. Tekanan mendadak yang tidak terduga
pada luka insisi akan menghambat pembentukan sel endotel dan jaringan kolagen.
BAB III
BAGIAN KEPERAWATAN
BAGIAN KEPERAWATAN
BAB IV
ETIKA DAN LEGAL KEPERAWATAN
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari- hariya. Salah satu
yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral
sering digunakan secara bergantian.
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standard dan prinsip-
prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk
melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga
keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar
praktek profesional.
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Setiap kali perawat
bertindak atau bekerja senantiasa didasari prinsip berbuat baik kepada klien.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan
orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, khususnya
pelayanan keperawatan terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan harus ditumbuh kembangan dan dibutuhkan dalam diri
perawat, perawat bersikap yang sama dan adil terhadap orang lain dan
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam memberikan asuhan keperawatan ketika perawat bekerja
untuk yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan keperawatan.
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip tidak merugikan harus di pegang oleh setiap perawat, prinsip ini berarti
tidak menimbulkan bahaya, cedera atau kerugian baik fisik maupun psikologis
pada klien akibat praktik asuhan keperawatan yang diberikan kepada individu
maupun kelompok.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran,perawat harus menerpkan
prinsi nilai ini setiap memberikan pelayanan keperawatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat
mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran.Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan
materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argumen mengatakan
adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan
prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa
”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak
untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran
merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
f. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan oleh setiap perawat untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah
kewajiban seseorang perawat untuk mempertahankan komitmen yang
dibuatnya.Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik
yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
g. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien.Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada
seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh
klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien di luar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga
kesehatan lain harus dihindari.
h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.