Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KARYA TULIS ILMIAH XI

“PERBEDAAN PERAWATAN LUKA KONVENSIONAL


DAN MODERN”
SMA KRISTEN PENABUR CIREBON
TAHUN AJARAN 2022/2023

JL. DR. CIPTOMANGUNKUSUMO NO. 24, CIREBON


TELP. (0231)206024 FAX.(0231)245119
www.smak1.penaburcirebon.sch.id

1
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami angkat kepada Tuhan, karena berkat rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah untuk perihal Karya tulis ilmiah yang berjudul "Perbedaan
Perawatan Luka Tradisional Dan Modern" Tanpa adanya hambatan apapun. Adapun
maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan pengetahuan dan
pembelajaran baru bagi pembaca mengenai perawatan luka.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya
bantuan dari guru-guru maupun rekan yang terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua rekan pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini.

Kami sepenuhnya sadar bahwa makalah ini belum baik dan sempurna,
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan sebagai
bahan evaluasi untuk makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca sekalian

2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ………………………………………………..………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ………………………….…………………………….…. 4


B. Rumusan Masalah …………………………..…………………………… 5
C. Tujuan Penulisan …………………………..…………………………….. 6
D. Manfaat Penulisan ………………………….……………………………. 6

BAB II PENDAHULUAN ……………………………………………………… ……. 1

E. Pengertian ………………………….…………………………….…. ……7


F. Penyebab……………………………………………………………………7
G. tanda dan gejala infeksi ……………………………………………………9
H. macam-macam dan mekanisme terjadi luka………………………………9
I. Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka…….
J. cara penanganan…………………………………………………………….
K. Pengolahan data…………………………..………………………………...
L. prinsip perawatan luka……………………………………………………..
M. Pembahasan…………………………………………………………………

BAB III PENDAHULUAN ……………………………………………………… 10


KESIMPULAN………………………………………………………………..
SARAN………………………………………………………………………

3
A. Latar belakang

Luka adalah hal yang biasa terjadi pada manusia, baik anak-anak, remaja, hingga
orang tua. Luka terjadi karena kulit mendapat tekanan selama beberapa waktu sehingga
kulit terkoyak hingga terbuka, yang membuat darah mengalir keluar tubuh. Luka bisa
dalam bentuk goresan, tusukan, sayatan, dan lain-lain. Bahkan ada juga luka dalam.
Meskipun pada awalnya hanya terjadi sedikit goresan pada bagian tubuh seseorang bukan
berarti hal tersebut tidak berbahaya, jika luka tersebut dibiarkan atau tidak dirawat
dengan baik maka akan fatal akibatnya bahkan bisa membusuk hingga harus dilakukan
amputasi.

Infeksi pada luka karena terjadinya invasi oleh mikroorganisme seperti bakteri,
virus, ataupun parasit. Infeksi dapat terjadi pada luka terbuka ataupun luka tertutup,
namun pada luka terbuka akan lebih rentan terkena dampak infeksi karena biasanya
infeksi pada luka terjadi akibat kurang higienitas saat terjadi hingga saat perawatan luka
dilakukan.

Invasi dimulai ketika sebuah jaringan mengalami luka terbuka dan terjadi kontak
langsung dengan mikroorganisme patogen, mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang
membahayakan. Kontak bisa terjadi dikarenakan dua hal berikut ini, pertama, misalnya
saat terjatuh di tempat yang kotor yang banyak terdapat bakteri sehingga masuk ke dalam
luka, dan kemungkinan kedua pada saat luka tersebut sedang dalam proses perawatan.
Mikroorganisme dapat hidup dengan sendirinya pada luka yang tidak dirawat dengan
baik.

Oleh karena itu banyak sekali perawatan-perawatan yang dilakukan untuk


mencegah infeksi pada luka, baik secara tradisional maupun modern. Tentunya banyak
sekali keuntungan atau kekurangan dari metode perawatan tradisional maupun modern.
Untuk mengetahui hal-hal tersebut dibuatlah karya tulis ilmiah untuk mendata sekaligus
menganalisa perawatan luka secara tradisional maupun modern.

4
B. Perumusan masalah

a. Apa pengertian penyembuhan luka tradisional ?


b. Apa pengertian penyembuhan luka modern ?
c. Apa saja teori teori tentang perawatan luka?
d. Apa saja perbedaan perawatan luka secara tradisional dan modern?
e. Bagaimana cara pengobatan modern?

C. Tujuan penelitian

5
1. Meningkatkan pengetahuan tentang perawatan luka baik tradisional
maupun modern

2. Dapat membedakan perawatan perawatan luka tradisional dan


modern

3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan terhadap jenis-jenis luka.

D. Manfaat Penelitian
Agar para pembaca dapat mengetahui dalam proses perawatan
luka yang harus diperhatikan seperti
1. Menjaga kebersihan dapat mencegah infeksi,
2. Memberikan rasa aman & nyaman untuk pasien.
3. Mempercepat proses penyembuhan luka,
4. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan,
5. Membersihkan luka dari benda asing/kotoran,
6. Memudahkan pengeluaran cairan yang keluar dari luka,
7. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka
8. Mencegah perdarahan sekitar luka.

Manfaat Penelitian :
1. Bagi Rumah Sakit Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
acuan dalam merumuskan kebijakan pelayanan keperawatan medik dan sebagai
bahan informasi terkait dengan lama penyembuhan luka yang efisien pada
pasien post operasi laparatomi.

2. Bagi Tenaga Keperawatan Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat


memberikan masukan kepada profesi keperawatan tentang pentingnya
pengetahuan tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan lama
penyembuhan luka pada pasien post operasi laparatomi serta sebagai bahan
referensi untuk pengembangan penelitian lebih lanjut tentang lama
penyembuhan luka yang efesien bagi pasien dengan luka post operasi
laparatomi.

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

6
1. Bagi Profesi Keperawatan Sebagai bahan tambahan ilmu pengetahuan bagi
profesi keperawatan dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan untuk
memberikan perawatan luka dengan tekanan irigasi menggunakan flabot yang
optimal supaya mempercepat proses penyembuhan luka.

2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan kajian dalam institusi pendidikan


khususnya Ilmu Keperwatan Medikal Bedah di Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang tentang pentingnya memberikan
tindakan perawatan luka dengan menggunakan tekanan irigasi flabot yang
optimal.

3. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan dan sebagai data
penelitian selanjutnya tentang tekanan irigasi yang optimal.

E .PENGERTIAN

Perawatan luka tradisional – disebut juga obat tradisional atau


obat rakyat) merupakan pengetahuan yang telah dikembangkan secara turun-temurun
dalam berbagai masyarakat sebelum era pengobatan modern . Praktik yang dikenal
sebagai obat tradisional termasuk herbal dan pengetahuan medis lain di seluruh dunia .

Perawatan luka modern — Merupakan suatu metode dalam


melakukan perawatan luka menggunakan balutan luka modern/ modern wound
dressing dengan mempertimbangkan karakteristik unik dari luka yang ditangani.
Metode ini sangat disarankan baik pada jenis luka akut maupun kronis.

F. Penyebab luka
Luka dapat terjadi karena disebabkan oleh :
1.Infeksi luka

7
Infeksi terjadi akibat adanya bakteri dan virus yang berkembang
di sekitar luka. Penyebab luka lama sembuh ini biasanya membuat luka terasa
sakit, mengalami bengkak, atau mengeluarkan cairan

2.Sirkulasi darah yang buruk

Saat sirkulasi darah tidak lancar, proses pemulihan luka bisa


terpengaruh sehingga menyebabkan luka sembuh lebih lama.Pada umumnya,
penyumbatan aliran darah akibat kotoran, penumpukan cairan (edema), dan
tekanan dalam pembuluh yang tinggi menjadi penyebab utama terhambatnya
sirkulasi darah.Selain itu, kurangnya pergerakan pada bagian tubuh yang terluka
bisa memengaruhi sirkulasi darah.

3.Kekurangan nutrisi

Selama merawat luka, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi


lebih banyak sumber protein, vitamin C, dan mineral.Nutrisi tersebut berperan
penting dalam proses penyembuhan luka.Secara spesifiknya, protein berguna
untuk memperbaiki jaringan dan sel yang rusak serta membangun jaringan yang
baru di dalam tubuh.Sementara vitamin C dan mineral, seperti seng dan zat besi,
berfungsi untuk membantu regenerasi sel, meredakan peradangan pada luka,
serta menguatkan jaringan yang baru diperbaiki.

4. Minum alkohol

Selain itu, seseorang yang minum alkohol biasanya mengalami


dehidrasi dan kekurangan energi. Sementara untuk menyembuhkan luka, tubuh
memerlukan asupan energi yang besar.

Saat minum alkohol, energi yang dihasilkan tubuh dipakai untuk merespons efek
yang timbul akibat alkohol.

5. Kurang istirahat

Tidur adalah salah satu pertahanan tubuh terbaik yang berperan


penting dalam proses perbaikan jaringan.Ketika Anda tidur, tubuh akan
menghasilkan berbagai hormon guna meningkatkan sistem kekebalan tubuh
yang dapat membantu proses penyembuhan luka. Oleh karena itu, saat Anda
kurang beristirahat, luka membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.Kondisi
ini juga rentan menyebabkan luka mengalami infeksi dan komplikasi lainnya.

8
G. tanda dan gejala infeksi luka

a. Rubor ( kemerahan ) = Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area


yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut
sehingga menimbulkan warna kemerahan.
b. Calor ( panas) = Kalor adalah rasa panas pada daerah yang mengalami
infeksi akan terasa panas, ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran
darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih
banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.
c. Dolor ( nyeri ) = Dolor adalah rasa nyeri yang dialami pada area yang
mengalami infeksi, ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi
mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri
mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal
jadi jangan abaikan nyeri karena mungkin saja ada sesuatu yang
berbahaya.

H. Macam - macam dan mekanisme terjadinya luka

Mekanisme terjadinya luka diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Luka yang berdasarkan sifat kejadiannya dibedakan menjadi 7


macam oleh (Brian, 2007), yaitu :

(1) Luka insisi (incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrument yang
tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya
tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)

(2) Luka memar (contusion wound), terjadi akibat benturan oleh suatu
tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan
bengkak.

(3) uka lecet (abraded wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan
benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.

(4) Luka tusuk (punctured wound), terjadi akibat adanya benda, seperti
peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.

(5) Luka gores (lacerated wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti
oleh kaca atau oleh kawat.

9
(6) Luka tembus (penetrating wound), yaitu luka yang menembus organ
tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada
bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.

(7) Luka bakar (combustio)

2) Luka berdasarkan lama proses penyembuhan luka dibagi:

(1) Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan waktu proses
penyembuhan luka, diantaranya luka operasi, luka kecelakaan, dan luka bakar.
Jika penanganan betul dan luka menutup dalam 21 hari maka dikatakan luka
akut, jika tidak maka akan jatuh pada luka kronis.

(2) Luka kronis adalah luka yang sulit sembuh dan fase penyembuhan
lukanya mengalami pemanjangan. Misalkan pada luka dengan dasar luka merah
sudah 1 bulan (>21 hari) tidak mau menutup. Diantaranya luka tekan (dekubitus),
luka karena diabetes, luka karena pembuluh darah vena maupn arteri, luka
kanker, luka dehiscene dan abses. Salah satu ciri yang khas yaitu adanya
jaringan nekrosis (jaringan mati) baik yang berwarna kuning maupun berwarna
hitam.

I. Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan


luka

Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, ada


banyak faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka menurut
(Morrison, 2004) yaitu :

a) Faktor Intrinsik Faktor intrinsik meliputi faktor-faktor patofisiologi umum


(misalnya, gangguan kardiovaskulaer, malnutrisi, gangguan metabolik dan
endokrin, penurunan daya tahan 11 terhadap infeksi) dan faktor fisiologis
normal yang berkaitan dengan usia dan kondisi lokal yang merugikan pada
tempat luka (misalnya, eksudat yang berlebihan, dehidrasi, infeksi luka,
trauma kambuhan, penurunan suhu luka, pasokan darah yang buruk,
edema, hipoksia lokal, jaringan nekrotik, pengelupasan jaringan yang luas,
produk metabolik yang berlebihan, dan benda asing).

b) Faktor Ekstrinsik Faktor ekstrinsik meliputi penatalaksaan luka yang


tidak tepat (misalnya, pengkajian luka yang tidak tepat, penggunaan bahan
perawatan luka primer yang tidak sesuai, dan teknik penggantian balutan
yang ceroboh)

10
- Usia ,semakin tua seseorang maka akan menurubkan kemampuan
penyembuhan jaringan
- Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan
terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat . Abses ini
timbul dari serum , fibrin, jaringan sel mati dan lekosit ( sel darah merah ) ,
yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah .
- Iskemia
Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada
bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah . Hal ini dapat terjadi akibat
dari balutan pada luka terlalu ketat . Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu
adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri .
- Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah ,
nuri tidak dapat masuk ke dalam sel . Akibat hal tersebut juga akan terjadi
penurunan protein - kalori tubuh

11
J. CARA PENANGANAN

Perawatan luka tradisional


1. Kerokan
Kerokan adalah pengobatan tradisional yang paling umum dijumpai di
negara-negara Asia, terutama Asia Tenggara seperti Indonesia. Metode
kerokan di berbagai negara memiliki banyak kemiripan, namun alat yang
digunakan bisa berbeda.
Jika di Indonesia mayoritas kerokan dilakukan menggunakan uang logam,
di beberapa negara lain, kerokan biasa dilakukan dengan kayu, batu kerik,
dan alat-alat lain yang dibuat ramah terhadap kulit manusia.
Menurut medis, praktik kerokan bisa saja mengurangi gejala beberapa
penyakit, seperti demam dan sakit kepala. Namun, ternyata, kerokan
memiliki risiko medis yang cukup membahayakan. Itu sebabnya, praktik ini
tidak boleh diterapkan kepada semua orang.
2. Mengonsumsi rebusan air sirih
Sirih sudah lama dikenal sebagai tanaman yang memberikan segudang
manfaat, terutama bagi kesehatan. Laman medis Lybrate menuliskan
bahwa daun sirih dapat membantu penderita diabetes untuk mengurangi
glukosa dalam darah mereka.
Sirih juga merupakan salah satu jenis tanaman yang dipercaya untuk
mengurangi kolesterol jahat dalam tubuh. Yang paling fenomenal, daun
sirih dianggap sebagai antikanker karena senyawa kimia dalam daun sirih
yang dapat menangkal radikal bebas.
Namun, ternyata, tidak semua orang dapat mengonsumsi daun sirih atau
air rebusan daun sirih. Ini terjadi karena daun sirih merupakan salah satu
alergen (sumber alergi) yang bisa memicu alergi bagi sebagian orang. Jadi,
sebaiknya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai terapi
daun sirih yang mungkin akan kamu lakukan.
3. Terapi Batu Giok
Ada beberapa metode pengobatan tradisional yang menggunakan batu
giok sebagai alat utamanya. Mulai dari metode pemijatan, jade rolling, dan
terapi lainnya menggunakan batu yang mayoritas berwarna hijau ini.
Metode terapi batu giok dipercaya dapat menjaga kesehatan tubuh hingga
diklaim dapat menyembuhkan beberapa gangguan kesehatan. Namun,

12
menurut jurnal medis Healthline, terapi ini belum teruji secara klinis dan
tidak ada bukti ilmiah konklusif yang dapat mendukung pengobatan
tradisional ini.
4. Metode Moksibusi
Moksibusi adalah metode pengobatan tradisional yang banyak dilakukan di
Tiongkok, Korea, Vietnam, dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
Metode ini dilakukan bertujuan untuk merangsang titik akupunktur pada
tubuh dan bahan yang digunakan yaitu daun ngai.
Namun, menurut penelitian medis, metode pengobatan tradisional ini belum
teruji secara klinis dan mendasar, seperti ditulis dalam Science Based
Medicine. Beberapa kasus kesembuhan mungkin terjadi akibat sugesti kuat
yang dialami oleh pasien, meskipun data-data kesembuhan secara medis
masih dianggap sangat bias.
Justru, terapi tradisional ini dapat mengakibatkan efek samping serius yakni
luka bakar. Beberapa pasien bahkan melaporkan akibat luka bakar tingkat
dua. Kesimpulannya, metode ini tidak diakui sebagai metode pengobatan
penyembuh dalam dunia medis, terutama dalam sains medis barat.
Tentu bawang putih sangat menyehatkan dan itu akan membuat
masakanmu menjadi lebih sedap dan nikmat. Bawang putih terbukti
mengandung senyawa yang dapat mencegah kanker dan menangkal
radikal bebas.
Medical News Today menulis bahwa bawang putih dapat menjadi antibiotik
alami yang bagus untuk melawan bakteri jahat dalam tubuh. Selain itu,
bawang putih juga sangat baik untuk kesehatan jantung.
Namun, mengonsumsi bawang putih juga memiliki efek samping medis, di
antaranya masalah pada pencernaan dan alergi. Mengonsumsi bawang
putih di atas ambang normal justru akan berdampak negatif bagi tubuh
manusia, seperti diare, penyakit lambung, alergi, napas tak sedap, dan
mungkin encernya darah dalam tubuh. 2. Mengonsumsi rebusan air sirih
Sirih sudah lama dikenal sebagai tanaman yang memberikan segudang
manfaat, terutama bagi kesehatan. Laman medis Lybrate menuliskan
bahwa daun sirih dapat membantu penderita diabetes untuk mengurangi
glukosa dalam darah mereka.
Sirih juga merupakan salah satu jenis tanaman yang dipercaya untuk
mengurangi kolesterol jahat dalam tubuh. Yang paling fenomenal, daun
sirih dianggap sebagai antikanker karena senyawa kimia dalam daun sirih
yang dapat menangkal radikal bebas.

13
Namun, ternyata, tidak semua orang dapat mengonsumsi daun sirih atau
air rebusan daun sirih. Ini terjadi karena daun sirih merupakan salah satu
alergen (sumber alergi) yang bisa memicu alergi bagi sebagian orang. Jadi,
sebaiknya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai terapi
daun sirih yang mungkin akan kamu lakukan.

Cara perawatan luka dengan modern dressing


Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah menggunakan prinsip
moisture balance, yang disebutkan lebih efektif dibandingkan metode
konvensional. Perawatan luka menggunakan prinsip moisture balance ini dikenal
sebagai metode modern dressing. Selama ini, ada anggapan bahwa suatu luka
akan cepat sembuh jika luka tersebut telah mengering. Namun faktanya,
lingkungan luka yang kelembabannya seimbang memfasilitasi pertumbuhan sel
dan proliferasi kolagen dalam matriks nonseluler yang sehat. Pada luka akut,
moisture balance memfasilitasi aksi faktor pertumbuhan, cytokines, dan
chemokines yang mempromosi pertumbuhan sel dan menstabilkan matriks
jaringan luka. Jadi, luka harus dijaga kelembabannya. Lingkungan yang terlalu
lembab dapat menyebabkan maserasi tepi luka, sedangkan kondisi kurang
lembab menyebabkan kematian sel, tidak terjadi perpindahan epitel dan jaringan
matriks. Perawatan luka modern harus tetap memperhatikan tiga tahap, yakni
mencuci luka, membuang jaringan mati, dan memilih balutan. Mencuci luka
bertujuan menurunkan jumlah bakteri dan membersihkan sisa balutan lama,
debridement jaringan nekrotik atau membuang jaringan dan sel mati dari
permukaan luka. Perawatan luka konvensional harus sering mengganti kain kasa
pembalut luka, sedangkan perawatan luka modern memiliki prinsip menjaga
kelembaban luka dengan menggunakan bahan seperti hydrogel.
Hydrogel berfungsi menciptakan lingkungan luka tetap lembab, melunakkan
serta menghancurkan jaringan nekrotik tanpa merusak jaringan sehat, yang
kemudian terserap ke dalam struktur gel dan terbuang bersama pembalut
(debridemen autolitik alami). Balutan dapat diaplikasikan selama 3-5 hari,
sehingga tidak sering menimbulkan trauma dan nyeri pada saat penggantian
balutan.
Jenis modern dressing lain, yakni Ca Alginat, kandungan Ca-nya dapat membantu
menghentikan perdarahan. Kemudian ada hidroselulosa yang mampu menyerap cairan
dua kali
lebih banyak dibandingkan Ca Alginat. Selanjutnya adalah hidrokoloid yang mampu
melindungi dari kontaminasi air dan bakteri, dapat digunakan untuk balutan primer dan
sekunder.

14
Penggunaan jenis modern dressing disesuaikan dengan jenis luka. Untuk luka yang
banyak eksudatnya dipilih bahan balutan yang menyerap cairan seperti foam, sedangkan
pada luka yang sudah mulai tumbuh granulasi, diberi geluntuk membuat suasana lembab
yang akan membantu mempercepat penyembuhan luka.
Prinsip dan kaidah balutan luka (wound dressings) telah mengalami perkembangan sangat
pesat selama hampir dua dekade ini. Teori yang mendasari perawatan luka dengan
suasana lembab antara lain :
1. Mempercepat fibrinolisis. Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat
dihilangkan lebih cepat oleh neutrofil dan sel endotel dalam suasana lembab.
2. Mempercepat angiogenesis. Keadaan hipoksia pada perawatan luka
tertutup akan merangsang pembentukan pembuluh darah lebih cepat.
3. Menurunkan risiko infeksi; kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah
jika dibandingkan dengan perawatan kering.
4. Mempercepat pembentukan growth factor. Growth factor berperan pada
proses penyembuhan luka untuk membentuk stratum korneum dan angiogenesis.
5. Mempercepat pembentukan sel aktif.

K . PENGOLAHAN DATA

Apa pengertian penyembuhan luka secara tradisional, menurutmu?

pengobatan luka dengan bahan yang alami, yaitu bahan bahan dari alam,atau cara
pengobatan nya dilakukan dengan tradisional

Apa pengertian penyembuhan luka secara Modern, menurutmu?

pengobatan yang menggunakan alat alat medis,dan bahan yang mengandung kimiawi
yang telah di tangani oleh ahli-ahli nya

Metode:
* Tradisional : obat mudah di temukan dan simple
* modern : lebih praktis dan lebih cepat penyembuhan nya, lalu obat nya lebih pasti

Bagaimana cara anda menggunakan pengobatan yang biasa anda lakukan sehari hari?

15
Yang pertama liat kondisi luka dahulu, untk penanganan pertama luka tersebut di
bersihkan dahulu dengan air mengalir. Mengobati nya ada yang dengan menggunakan
obat dari bagian kulit yaitu sprti obat oles/saleb, alkohol,lalu di balut dngn kassa dan
hansaplast

Berbagai cara perawatan penyembuhan luka,mulai dari yang tradisional atau pun modern.
Dari setiap cara atau langkah yang kita lakukan,baik perawatan modern maupun
tradisional, memiliki perbedaan dalam perawatan nya. Perawatan luka tradisional ada
seperti kerokan, mengonsumsi rebusan air sirih, terapi batu giok, Metode moksibusi,dan
banyak lain sebagainya. Metode perawatan luka modern pun memiliki cara perawatan
yang berbeda dari tradisional,yaitu, salah satu nya dengan perawatan modern
dressing ,yaitu moisture
balance memfasilitasi aksi faktor pertumbuhan, cytokines, dan chemokines yang
mempromosipertumbuhan sel dan menstabilkan matriks jaringan luka. Jadi, luka harus
dijaga
Kelembabannya.

L. Prinsip perawatan luka

1.Debridement: Seluruh materi asing/nonviable/jaringan nekrotik


“debris” & dapat menghambat penyembuhan luka diperlukan tindakan untuk
membersihkan luka dari semua materi asing ini. Nekrotomi (pembuangan
jaringan nekrotik) juga termasuk ke dalam debridemen luka. Debridemen dapat
dilakukan berkali-kali (bertahap) sampai seluruh dasar luka (wound bed) bersih &
vital.

2. Moist wound bed: Dasar luka (wound bed) harus selalu


lembab. Lembab bukan berarti basah. Kassa yang direndam dalam larutan
seperti NaCl itu “basah” & bukan “lembab”, karena kassa yang basah dapat
menjadi kering, sehingga tidak pernah menjadi lembab. Lembab yang dimaksud
adalah adanya eksudat yang berasal dari sel di dasar luka yang mengandung
sel-sel darah putih, growth factors, & enzim2 yang berguna dalam proses
penyembuhan luka. Suasana lembab ini harus dipertahankan dengan diikuti
pencegahan infeksi & pembentukan pus.

3. Prevent further injury: Jaringan di sekitar luka biasanya


mengalami inflamasi sehingga ikatan antar selnya kurang kuat. Saat merawat
luka, sangat dianjurkan untuk tidak membuat luka/kerusakan yang baru pada
jaringan di sekitarnya. Imobilisasi lama juga dapat menyebabkan kerusakan
jaringan lainnya misalnya terbentuk ulkus dekubitus, infeksi sekunder, bahkan
pneumonia dll.

16
4.Nutritional therapy: Nutrisi : suatu terapi & bukan hanya
sebagai suplemen/tambahan. Terapi nutrisi sangat penting dalam proses
penyembuhan luka sebab komponen jaringan yang rusak & harus diganti pada
setiap luka memerlukan elemen pengganti yang didapatkan dari asupan nutrisi.

5. Treat underlying disease(s): Salah satu faktor yang berpengaruh


dalam proses penyembuhan luka : penyakit yang mendasari luka tersebut, mis.,
diabetes mellitus, chronic venous insufficiency. Jika penyakit yang mendasarinya
tidak diatasi, kemungkinan besar luka akan sulit sembuh.
6. Work with the law of nature: “Time heals all wounds”.
Sesungguhnya penyembuhan luka dilakukan oleh tubuh penderita itu sendiri,
yang dapat kita lakukan : memberikan suasana & kondisi yang ideal agar luka
dapat sembuh tanpa adanya hambatan/gangguan. Jika seluruh faktor yang
menghambat penyembuhan luka dapat diatasi (mulai dari faktor sistemik sampai
keadaan status lokalis luka itu sendiri), maka tidak ada alasan luka tidak dapat
sembuh.

17
H. PEMBAHASAN
Sebagaian masyarakat di Indonesia dalam mencari pemecahan masalah
kesehatan atau kebiasaan mencari pengobatan dengan mengobati terlebih dahulu
menggunakan bahan tradisional sehari-hari yang dipergunakan pada lingkungan keluarga
(self treatment), salah satunya adalah penggunaan tanaman obat tradisional (Notoatmojo,
2007)Lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan salah satu tanaman obat tradisional untuk
mengobati luka bakar, rambut rontok, infeksi kulit, peradangan sinus, dan rasa nyeri pada
saluran cerna. Pada penelitian sebelumnya telah terbukti bahwa lidah buaya berkhasiat
sebagai antiinflamasi, antipiretik, antijamur, antioksidan, antiseptik, antimikroba, serta
antivirus (Tjahajani, 2011). Secara umum proses penyembuhan luka terdiri atas tiga fase
yaitu: fase inflamasi (lag phase), fase proliferasi (regenerasi) dan fase maturation
(remodeling). Proses inflamasi akan lebih singkat apabila tidak terjadi proses infeksi
(Sjamsuhidajat, 2005). Dengan adanya lidah buaya (Aloe vera L.) yang mengandung
flavonoid, tanin dan saponin dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Secara
tradisional penggunaan lidah buaya sebagai obat luka bakar dengan cara mengoleskan
bagian daun berlendir hingga menutupi seluruh bagian luka (Hariana, 2007). Pada
tanaman lidah buaya (Aloe vera L.) mengandung saponin dan flavonoid yang dapat
ditemukan pada daun dan akar, selain itu pada daun tanaman lidah buaya (Aloe vera L.)
terdapat kandungan tannin (Hutapea, 2000). Flavonoid bermanfaat untuk menghambat
pertumbuhan bakteri dengan jalan merusak permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom,
dan lisosom sebagai hasil dari interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri dan juga
mampu melepaskan energi transduksi terhadap membran sitoplasma bakteri serta
menghambat motilitas bakteri. Tannin juga berfungsi sebagai astringen yang dapat
menyebabkan penciutan pori-pori kulit, memperkeras kulit, menghentikan eksudat,
sehingga mampu menutup luka dan mencegah pendarahan yang biasa timbul pada luka
(Yenti, 2011). Tannin dan saponin bersifat antiseptik pada permukaan luka, bekerja
sebagai
Bakteriostatik

18
KESIMPULAN

Penyembuhan Luka Proses penyembuhan luka merupakan sebuah perjalanan yang


kompleks dan senantiasa berubah yang menghasilkan perbaikan anatomi dan fisiologis
secara berkelanjutan (Black & Hawks,2009). Setelah terjadinya luka maka fungsi tubuh
tidak akan maksimal, untuk mengatasi hal ini maka tubuh akan melakukan proses
metabolisme untuk memperbaiki kembali jaringan tubuh yang telah rusak. Fasefase yang
terjadi pada saat penyembuhan luka menurut Suriadi, dkk (2006) adalah:

1) Fase inflamasi atau long fase Respon imflamasi akut terjadi beberapa jam setelah
cedera, dan efeknya bertahanhingga 5-7 hari. Kerusakan jaringan dan teraktivasinya
faktor pembekuan menyebabkan pelepasan berbagai substansi vaso aktif, seperti
prostaglandin dan histamin, mengakibatkan 20 peningkatan vasodilatasi dan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah, serta stimulasi serat – serat nyeri. Bekuan fibrin menarik
leukosit, dandalam 24 jam pertama muncul terutama neutropil (sel scavenger ketika
berada dalam jaringan , sel ini di sebut makrofag). Makrofrag memiliki peran penting
dalam sebagian besar fase penyembuhan luka,tidak hanya dalam membersihkan sisi yang
luka tetapi juga untuk memproduksi faktor pertumbuhan dan substansi lainnya yang
mengendalikan proses tersebut. Kapiler-kapiler baru mulai tumbuh ke dalam luka
(angiogenesis), menghasilkan pembentukan matriks jaringan penghubung yang baru.

2) Fase Proliferasi atau fibroblast Selama fase proliferasi, pembentukan pembuluh darah
yang baru berlanjut disepanjang luka (angiogenesis atau neo vaskularisasi). Proses ini
sangat penting, karenatidak ada jaringan baru yang dapat di bentuk tanpa suplay oksigen
dan nutrien yang di bawah oleh pembuluh darah yang baru. Fibroblas berproliferasi kira-
kira 2-4 21 harisetelah cedera, dan memproduksi matriks (struktur seperti tangga) kolagen
di sekitar pembuluh darah yag baru. Sel epitel bermigrasi seperti sebuah lembar yang
berpindah sempurna atau dengan “lompatan seperti katak” di sepanjang jaringan yang
hidup. Hallain yang juga berkontribusi terhadap menutupnya luka adalah kontraksi tepi
luka, yang akan mengurangi ukuran luka melalui kerja miofibroblas.

3) Fase remodeling atau fase resopsi Bekuan fibrin awal digantikan oleh jaringan
granulasi yang, setelah jaringan granulasi meluas sehingga memenuhi defek dan defek
tertutupi oleh permukaan epidermal yang dapat bekerja dengan baik, mengalami
remodelling. Hal ini biasanya terjadi kira – kira 20 hari setelah cedera, walaupun waktu
terebut bervariasi tergantung pada kondisi individu. Selain itu, selama remodelling,
kolagen yang berlebihan dibersihkan, dan kolagen yang di butuhkan secara bertahap di
gantikan dengan kolagen yang lebih kuat dan lebih teratur yang 22 lebih dibutuhkan oleh
orang yang lebih tua sepanjang stress mekanis, walau tidak teratur aslinya. Fase

19
remodelling dimulai padawaktu yang berbeda dalam area luka yang berbeda, dan fase ini
dapat berlanjut hingga satu tahun atau bahkan lebih lama. Dengan demikian, walaupun
luka tampak sembuhsecara superfisial, proses membangun kembali di bagian bawah tetap
berlanjut.

Perbedaannya ,Pada cara konvensional pertumbuhan jaringan lambat sehingga


menyebabkan tingkat risiko infeksi lebih tinggi. Sedangkan teknik modern atau moist
wound healing, perawatan luka lembab sehingga area luka tidak kering sehingga
mengakibatkan kasa tidak mengalami lengket pada luka.

SARAN

1. Bagi perawat Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan selain merawat luka
dengan menggunakan modern dressing juga harus memperhatikan faktor - faktor yang
mempegaruhi penyembuhan luka. Sehingga melakukan perawatan pasien secara untuk
meningkatkan derajat kesehatan pasien.

2. Bagi masyarakat Saran bagi masyarakat khusunya bagi pasien maupun keluarga pasien
dengan ulkus kaki diabetik agar dapat memperhatikan faktir- faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka agar penyembuah luka dapat tercapai dengan optimal.

3. Bagi penelit dan penelitian selanjutnya Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut
dengan memperhatikan variable-variable lain yang dapat mempengaruhi penyembuhan
luka

20

Anda mungkin juga menyukai