Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT . Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
junjungan dan suri tauladan kita Nabi besar Muhammad SAW sehingga kami dapat menyelesaikan
Tugas Makalah Cardiotokografi.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada orang-orang yang telah berperan penting sehingga dapat terselesaikannya Makalah

ini, antara lain :


1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah kesehatan,
kekuatan dan ilmu pengetahuan kepada penulis sebagai satu anugerah
yang tidak ternilai harganya.
2. Kedua orang tua dan saudara-saudaraku tersayang yang senantiasa
memberikan doa maupun dukungan selama penyelesaian Tugas Makalah
ini.
3. Cece suwarsih,SST. selaku dosen Ketrampilan Dasar Kebidanan II di
AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK
Saya menyadari bahwa tugas makalah ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kami sangat mengharap segala bentuk saran dan kritik
yang membangun guna penyempurnaan tugas makalah ini. Sebagai
akhir kamiberharap agar tugas makalah ini dapat bermanfaat dan
menjadi kajian bagi banyak pihak.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 2
2.1Pengertian.3
2.2 Jenis luka.....3
2.3 Proses penyembuhan luka.5
2.4 Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka5
2.5 Masalah yang terjadi pada luka bedah...7
2.6 Tujuan perawatan luka...8
2.7 Indikasi perawatan luka..8
2.8 Bagian dari merawat luka...9
BAB III PENUTUP............................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi


ketika kulit terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan
dan radiasi. Respon tubuh terhadap berbagai cedera dengan proses
pemulihan yang kompleks dan dinamis yang menghasilkan pemulihan
anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut dengan penyembuhan
luka (Joyce M. Black, 2001). Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi
sel sampai fungsi organ tubuh kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda-
tanda dan respon yang berurutan dimana sel secara bersama-sama
berinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara normal.Idealnya luka
yang sembuh kembali normal secara struktur anatomi, fungsi dan
penampilan.
Metode perawatan luka berkembang cepat dalam 20 tahun terakhir,
jika tenaga kesehatan dan pasiennya memanfaatkan terapi canggih yang
sesuai dengan perkembangan, akan memberikan dasar pemahaman yang
lebih besar terhadap pentingnya perawatan luka. Semua tujuan
manajemen luka adalah untuk membuat luka stabil dengan
perkembangan granulasi jaringan yang baik dan suplai darah yang
adekuat., hanya cara tersebut yang membuat penyembuhan luka bisa
sempurna.
Untuk memulai perawatan luka, pengkajian awal yang harus
dijawab adalah, apakah luka tersebut bersih, atau ada jaringan nekrotik
yang harus dibuang, apakah ada tanda klinik yang memperlihatkan
masalah infeksi, apakah kondisi luka kelihatan kering dan terdapat resiko
kekeringan pada sel, apakah absorpsi atau drainage objektif terhadap
obat topical dan lain-lain.

Terjadinya peradangan pada luka adalah hal alami yang sering


kali memproduksi eksudat; mengatasi eksudat adalah bagian penting dari
penanganan luka. Selanjutnya, mengontrol eksudat juga sangat penting
untuk menangani kondisi dasar luka, yang mana selama ini masih kurang
diperhatikan dan kurang diannggap sebagai suatu hal yang penting bagi
perawat, akibatnya bila produksi eksudat tidak dikontrol dapat
meningkatkan jumlah bakteri pada luka, kerusakan kulit, bau pada luka
dan pasti akan meningkatkan biaya perawatan setiap kali mengganti
balutan.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian luka
2. Mengetahui jenis luka
3. Mengetahui proses penyembuhan luka
4. Mengetahui factor yang mempengaruhi penyembuhan luka
5. Mengetahui masalah yang terjadi pada luka bedah
6. Mengetahui tujuan perawatan luka
7. Mengetahui indikasi perawatan luka
8. Mengetahui bagian dari merawat luka

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Luka adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh,
yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang berguna dalam
melindungi diri dari trauma luar serta masuknya benda asing. Trauma
dapat menyebabkan luka pada kulit.
2.2 Jenis luka
Berdasarkan sifat kejadiannya, luka dibagi menjadi dua jenis, yaitu
luka disengaja dan luka tidak disengaja. Luka disengaja misalnya luka
terkena radiasi atau bedah, sedangkan luka tidak disengaja misalnya
adalah lyka terkena trauma.
Luka yang tidak disengaja juga dibagi menjadi luka tertutup dan luka
terbuka. Luka disebut tertutup jika tidak terjadi robekan, sedangkan luka
terbuka jika terjadi robekan dan kelihatan. Luka terbuka seperti luka
abrasi (yakni luka akibat gesekan), luka puncture (luka akibat tusukan),
dan luka hautration (luka akibat alat-alat yang digunakan dalam
perawatan luka). Di bidang kebidanan, luka yang sering terjadi adalah
luka episiotomy, luka bedah seksio caesarea, atau luka saat proses
persalinan.

Berdasarkan penyebabnya, luka dibagi menjadi dua, yaitu luka


mekanik dan luka nonmekanik. Luka mekanik terdiri atas :
1. Vulnus scissum, luka sayat akibat benda tajam. Pinggir lukanya rapi.
2. Vulnus contusum, luka memar karena cedera pada jaringan bawah kulit
akibat benturan benda tumpul.
3. Vulnus laceratum, luka robek akibat terkena mesin atau benda lainnya
yang menyebabkan robeknya jaringan rusak dalam.
4. Vulnus puncture, luka tusuk yang kecil dibagian luar (dibagian mulut
lukanya), tetapi besar dibagian dalam luka.
5. Vulnus sclopetoru, luka tembak akibat tembakan peluru.
6. Vulnus morsum, luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagian
luka.
7. Vulnus abrasion, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak
sampai ke pembuluh darah.
Sedangkan luka nonmekanik terdiri atas luka akibat zat kimia,
termik, radiasi, atau serangan listrik.

2.3 Proses penyembuhan luka


1. Tahap respons inflamasi akut terhadap cedera. Tahap ini dimulai saat
terjadinya luka. Pada tahap ini, terjadi proses hemostasis yang ditandai
dengan pelepasan histamine dan mediator lain lebih dari sel-sel yang
rusak, disertai proses peradangan dan migrasi sel darah putih ke daerah
yang rusak.
2. Tahap destruktif. Pada tahp ini, terjadi pembersihan jaringan yang mati
oleh leukosit polimorfonuklear dan makrofag.
3. Tahap poliferatif. Pada tahap ini, pembuluh darah baru diperkuat oleh
jaringan ikat dan menginfiltrasi luka.
4. Tahap maturasi. Pada tahap ini, terjadi reepitelisasi, konstraksi luka, dan
organisasi jaringan ikat.
2.4 Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai factor, yaitu:
1. Vaskularisasi, memengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan
peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel.

2. Anemia, memperlambat proses penyambuhan luka mengingat perbaikan


sel membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu, orang yang
mengalami kekurangan kadar
hemoglobin dalam darah akan mengalami proses penyembuhan lama.
3. Usia, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan
atau kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya, proses penuaan
dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat
proses penyembuhan luka.
4. Penyakit lain, memengaruhi proses penyembuhan luka. Adanya
penyakit, seperti diabetes mellitus dan ginjal, dapat memperlambat
proses penyembuhan luka.
5. Nutrisi, merupakan unsure utama dalam membantu perbaikan sel,
terutama karena kendungan zat gizi yang terdapat di dalamnya. Sebagai
contoh, vitamin A diperlukan untuk membantu proses epitelisasi atau
penutupan luka dan sintesis kolagen; vitamin B kompleks sebagai
kofaktor pada sistem enzim yang mengatur metabolism protein,
karbohidrat, dan lemak; vitamin C dapat berfungsi sebagai fibroblas, dan
mencegah adanya infeksi, serta membentuk kapiler-kapiler

darah; dan vitamin K membantu sintesis protombin dan berfungsi


sebagai zat pembekuan darah.
6. Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stress, memengaruhi proses
penyembuhan luka. Orang yang terlalu gemuk, banyak mengonsumsi
obat-obatan, merokok, atau stress akan mengalami proses penyembuhan
luka yang lebih lama.

2.5 Masalah yang terjadi pada luka bedah


1. Perdarahan, masalah ditandai dengan adanya perdarahan yang
disertai perubahan tanda vital seperti adanya peningkatan denyut nadi,
kenaikan pernapasan, penurunan tekanan darah, melemahnya kondisi
tubuh, kehausan, serta keadaan kulit yang dingin dan lembap.
2. Infeksi, terjadi bila terdapat tanda-tanda seperti kulit kemerahan,
demam atau panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan disekitar
luka mengeras, serta adanya kenaikan leukosit.
3. Dehiscene, merupakan pecahnya luka secara sebagian atau
seluruhnya yang dapat dipengaruhi oleh factor, seperti kegemukan,
kekurangan nutrisi, terjadinya trauma, dan lain-lain. Sering ditandai
dengan kenaikan suhu tubuh (demam), dan rasa nyeri pada daerah luka.

2.6 Tujuan perawatan luka


1. Melindungi luka dari trauma mekanik
2. Mengimobilisasi luka
3. Mengabsorbsi drainase
4. Mencegah kontaminasi dari kotoran-kotoran tubuh (feses,urine)
5. Membantu hemostatis
6. Menghambat atau membunuh mikroorganisme
7. Memberikan lingkungan fisiologis yang sesuai untuk penyembuhan luka
8. Mencegah perdarahan
9. Meningkatkan kenyamanan fisik dan

2.7 Indikasi perawatan luka


a) Balutan kotor dan basah akibat eksternal
b) Ada rembesan eksudat
c) Ingin mengkaji keadaan luka
d) Dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridement jaringan
nekrotik
2.8 Bagian dari merawat luka
a) Mengganti balutan kering. Balutan kering melindungi luka dengan
draenase minimal terhadap kontaminasi mikroorganisme.
b) Mengganti balutan basah kering. Tindakan pilihan untuk luka yang
memerlukan debridement.
c) Irigasi luka. Tindakan pembersihan secara mekanis dengan larutan
isotonic atau pengankatan fisik terhadap jaringan debris, benda asing
atau eksudat dengan kasa atau dengan spuit.
d) Perawatan dekubitus. Perawatan luka yang terjadi karena tekanan terus
menerus pada bagian-bagisn tubuh sehingga sirkulasi darah ke daerah
tersebut terganggu dan mengakibatkan nekrose jaringan tubuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semua tujuan manajemen luka adalah untuk membuat luka stabil
dengan perkembangan granulasi jaringan yang baik dan suplai darah
yang adekuat, hanya cara tersebut yang membuat penyembuhan luka
bisa sempurna.
Untuk memulai perawatan luka, pengkajian awal yang harus dijawab
adalah, apakah luka tersebut bersih, atau ada jaringan nekrotik yang
harus dibuang, apakah ada tanda klinik yang memperlihatkan masalah
infeksi, apakah kondisi luka kelihatan kering dan terdapat resiko
kekeringan pada sel, apakah absorpsi atau drainage objektif terhadap
obat topical dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul, Hidayat, Musrifatul, (2008), Keterampilan Dasar Praktik Klinik,
Salemba Medika, Jakarta.
AmbarwatiA, E R , Sunarsih,T, (2011), KDPK Kebidanan Teori & Aplikasi, Nuha Medika,
Yogyakarta.
http://wound heeling.html
DEFINISI DAN PENGERTIAN LUKA
Luka adalah suatu kondisi yang menyebabkan kerusakan atau hilangnya
sebagian jaringan tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai kemungkinan
penyebab seperti trauma benda tajam, benda tumpul, akibat perubahan
suhu baik panas maupun dingin, akibat paparan zat kimia tertentu, akibat
ledakan, gigitan hewan, sengatan listrik maupun penyebab lainnya.

Penyebab luka

Secara garis besar penyebab luka di bagi menjadi tiga bagian yaitu: fisik,
mekanik, dan zat kimia

1. Penyebab luka Secara Fisik


- Karena Paparan Suhu
a. Suhu Panas
b. Suhu Dingin
- Karena Aliran Listrik

2. Penyebab luka secara Mekanik


- Luka karena Akibat trauma benda tajam
- Luka karena Akibat trauma benda Tumpul
- Luka akibat senjata api
- Luka karena bahan peledak

3. Penyebab luka karena Bahan Kimia tertentu


- Karena paparan zat Asam
- Karena Paparan Zat basa

Jenis-Jenis Luka

Berdasarkan Kondisi dan karakteristiknya luka dapat dibagi dalam


beberapa jenis yaitu :
1. Luka Lecet
2. Luka Memar
3. Luka Robek
4. luka Tusuk
5. Luka Sengatan Listrik
6. dan Luka Bakar

Penjelasan tentang jenis-jenis luka


1. Luka Lecet
Luka Lecet adalah Luka Yang terjadi apabila adanya kerusakan pada
bagian atas kulit, dapat ditandai dengan kulit menjadi kasar, memerah,
berdarah, dan biasanya ada rembesaran cairan bening yang keluar dari
kulit yang luka

2. Luka Memar
Luka memar adalah Suatu kondisi yang disebabkan karena Rusaknya
pembuluh darah atau robeknya pembuluh darah pada bagian tubuh tertentu
sehingga darah meresap kejaringan sekitar, Luka memar biasanya akibat
hantaman benda tumpul. bisa di tandai dengan lebam kemerahan karena
akibat pendarahan dibawah permukaan kulit / jaringan.

3. Luka Robek
Luka Robek Adalah Luka yang terjadi karena rusaknya atau robeknya
kulit bagian permukaan atau kulit beserta bagian jaringan dibawahnya.
Penyebab luka ini bisa terjadi karena hantaman benda tumpul yang sangat
kuat sedemikian kerasnya sehingga melampaui tingkat elestisitas kulit atau
otot.

4. Luka Tusuk
Ini sudah jelas anda pasti tau sendiri apa penyebabnya yaitu akibat tertusuk
benda tajam. luka ini membutuhkan penanganan tingkat lanjut. nanti akan
kita bahas lebih lanjut di point cara penangananya

5. Luka Sengatan Listrik


Luka akibat arus listrik Ini terjadi karena akibat arus listrik mengaliri
tubuh dan adanya lonjakan arus. luka jenis ini bisa juga disebabkan oleh
petir.

6. Luka Bakar.
Luka bakar adalah luka akibat terbakar api secara langsung ataupun
tidak langsung, juga termasuk pancaran suhu tinggi matahari dalam waktu
yang lama, termasuk akibat bahan kimia dan tentunya listrik juga bisa
menyabkan luka bakar. itulah beberapa Jenis Luka

Cara penanganan luka, atau Manajemen Perawatan Luka

Cara penanganan luka tergantung pada jenis dan tingkat keparahan luka
yang dialami penderita, Silakan baca lebih lanjut tentang prosedur
manajemen luka yang benar, mana tau suatu saat anda butuhkan

1. Penaganan Luka Lecet


Cara penaganan Luka lecet yaitu bersihkan area sekitar dari debu dan
kotoran, kemudian beri antiseptik secukupnya, Pasang pembalut jika
lukanya agak parah, fungsinya biar tidak mudah masuk debu dan kuman
pada area yang luka, jangan lupa ganti pembalut sehari sekali agar tetap
bersih dan mempercepat proses penyembuhan, jika lecetnya kecil berikan
antiseptik biasa tanpa harus dikasih pembalut, ingat pembalutnya juga
jangan ketebalan bisa menyebabkan panas yang bisa memperparah
kondisi.
2. Cara penanganan Luka Memar
Cara penanganan Luka memar yaitu Atur posisi yang sesuai, kemudian
kompreslah area sekitar luka memar / lebam dengan menggunakan air
hangat. Sebelum di kompres pastikan dulu airnya jangan terlalu panas.

3. Cara penanganan Luka Robek


Cara penanganan luka robek yaitu Hal pertama yang harus anda
lakukan adalah menghentikan pendarahan dengan cara ditekan daerah
yang luka, kemudian bersihkan daerah sekitar dari pecahan penyebab
benda-benda penyebab luka, lalu beri anti septip, atau bisa langsung
dibawa kerumah sakit karena luka robek memang membutuhkan
perawatan ekstra karena tepi-tepi luka robekan harus disatukan kembali
dengan cara di jahit.

4. Cara penanganan Luka Tusuk


Cara penanganan Luka Tusuk : jika masih terdapat benda tajam pada
luka tersebut sebaiknya jangan dicabut, Sebab benda tajam yang tertancap
dapat mencegah terjadinya pendarahan yang lebih banyak. lakukan
penekanan pada sekitar benda tersebut untuk memfiksasi benda tajam yang
masih tertancap dan segera rujuk kerumah sakit.

Perawatan luka tusuk harus dilakukan di IGD oleh ahli kesehatan yang
terlatih, karena setelah benda tersebut di cabut pendarahan harus segera di
hentikan dengan mengikat bagian arteri atau vena di jaringan yang
terputus akibat luka, setalah pendarahan dihentikan dan luka dibersihkan /
didesimfeksi, baru kemudian disatukan kembali jaringan otot dan kulit
dengan cara di jahit, atau dalam bahasa medis sering disebut dengan
hecting,

Metode Pengobatan luka tusuk membutuhkan berbagai peralatan


kesehatan termasuk anastesi baik lokal maupun anatesi umum, prinsip
penatalaksanaan nya juga harus benar-benar steril untuk mencegah infeksi
lanjutan.
5. Penanganan Luka Sengatan Listrik
Pertolongan pertama akibat sengatan listrik yaitu : terlebih dahulu arus
listrik harus putuskan. pijat jantung jika adanya indikasi henti jantung,
Berikan nafas buatan jika henti nafas, ini harus dilakukan segera ditempat
kejadian sebelum dibawa kerumah sakit.
Baca Juga Cara pemeriksaan tanda tanda vital / vitalsigns

Nyawa korban bisa melayang jika anda tidak memberikan bantuan hidup
dasar Pada pasien henti jantung atau henti nafas semakin cepat
mendapat pertolongan semakin besar kemungkinan selamat, setiap detik
teramat berharga baginya. Setelah bawa kerumah sakit untuk mendapatkan
perawatan lebih lanjut termasuk pemberian cairan,

Kadang kerusakan pada kulit terlihat ringan tetapi organ dalam lebih luas
dan berat, Umumnya diperlukan cairan lebih banyak dari yang
diperkirakan karena sering kerusakan lebih luas dari yang disangka.

6. Penanganan Luka Bakar


Penanganan pada penderita luka bakar yaitu Sama seperti Penanganan
diatas bawa kerumah sakit untuk perawatan luka dan pemberian cairan
namun sebelumnya yang harus anda lakukan di Tempat kejadi yaitu
Manegemen PPGD = Airway, Breathing, Circulation. Lakukan RJP jika
ada indikasi henti jantung paru, untuk mengembalikan fungsi jantung dan
paru-paru yang mungkin terhenti tiba-tiba guna untuk mencegah kematian
biologis.

Untuk kedepan Saya akan membuat artikel tentang cara Penatalaksanaan


Penderita Gawat Darurat beserta Video atau anda bisa juga mencarinya di
youtube dan website kesehatan lainnya, Bagi saya Semua orang wajib bisa
dan mampu memberikan bantuan hidup dasar / Basic Life Support.
Diluar Negeri training Bantuan Hidup dasar Diwajibkan untuk semua
orang, karena apabila ada penderita disekitar kita, teman, sahabat atau
keluarga kita yang membutuhkan bantuan hidup dasar misalnya henti
jantung atau paru, mereka harus segera mendapatkan nya tidak ada waktu
menunggu datang petugas kesehatan dan tidak ada waktu untuk sampai
kerumah sakit.Limit waktunya sangat terbatas, hanya dalam beberapa
menit. semakin cepat mendapat pertolongan semakin besar kemungkinan
selamat, setiap detik teramat berharga bagi mereka. TIME SAVING IS
LIFE SAVING

Karena sudah terlalu panjang artikel ini maka saya rasa cukup Sekian dulu
pembahasan tentang Manajemen Perawatan Luka dan Cara
Penatalaksaan Luka. mudah-mudahan harapan saya semoga artikel
diatas bermanfaat untuk semuanya . Mohon bantu kami share link artikel
ini di facebook dan media sosial lainnya.

TEKNIK PERAWATAN LUKA


Definisi
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik
terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit ( Taylor, 1997).
Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau
organ tubuh lain (Kozier, 1995).
Merawat luka untuk mencegah trauma (injury) pada kulit, membran mukosa
atau
jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma, fraktur, luka operasi yang
dapat merusak permukaan kulit.

Nursing Management
Dressing/Pembalutan
Tujuan:
1.Memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka
2.Absorbsi drainase
3.Menekan dan imobilisasi luka
4.Mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera mekanis
5.Mencegah luka dari kontaminasi bakteri
6.Meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing
7.Memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien
Alat dan Bahan
Persiapan alat
1.Set steril yang terdiri atas :
a.Pembungkus
b.Kapas atau kasa untuk membersihkan luka
c.Larutan anti septic
d.2 pasang pinset
e.Gaas untuk menutup luka
2.Alat-alat yang diperlukan lainnya seperti : extra balutan dan zalf
3.Gunting
4.Kantong tahan air untuk tempat balutan lama
5.Plester atau alat pengaman balutan
6.Selimut mandi jika perlu, untuk menutup pasien
7.Bensin untuk mengeluarkan bekas plester

Cara kerja
1.Jelaskan kepada pasien tentang apa yang akan dilakukan. Jawab pertanyaan
pasien.
2.Minta bantuan untuk mengganti balutan pada bayi dan anak kecil
3.Jaga privasi dan tutup jendela/pintu kamar
4.Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang menyenangkan. Bukan hanya
pada daerah luka, gunakan selimut mandi untuk menutup pasien jika perlu.
5.Tempatkan tempat sampah pada tempat yang dapat dijangkau. Bisa
dipasang pada sisi tempat tidur.
6.Angkat plester atau pembalut.
7.Jika menggunakan plester angkat dengan cara menarik dari kulit dengan
hati-hati kearah luka. Gunakan bensin untuk melepaskan jika perlu.
8.Keluarkan balutan atau surgipad dengan tangan jika balutan kering atau
menggunakan sarung tangan jika balutan lembab. Angkat balutan menjauhi
pasien.
9.Tempatkan balutan yang kotor dalam kantong plastik.
10.Buka set steril
11.Tempatkan pembungkus steril di samping luka
12.Angkat balutan paling dalam dengan pinset dan perhatikan jangan sampai
mengeluarkan drain atau mengenai luka insisi. Jika gaas dililitkan pada drain
gunakan 2 pasang pinset, satu untuk mengangkat gaas dan satu untuk
memegang drain.
13.Catat jenis drainnya bila ada, banyaknya jahitan dan keadaan luka.
14.Buang kantong plastik. Untuk menghindari dari kontaminasi ujung pinset
dimasukkan dalam kantong kertas, sesudah memasang balutan pinset
dijauhkan dari daerah steril.
15.Membersihkan luka menggunakan pinset jaringan atau arteri dan kapas
dilembabkan dengan anti septik, lalu letakkan pinset ujungnya labih rendah
daripada pegangannya.Gunakan satu kapas satu kali mengoles, bersihkan dari
insisi kearah drain:
a.Bersihkan dari atas ke bawah daripada insisi dan dari tengah keluar
b.Jika ada drain bersihakan sesudah insisi
c.Untuk luka yang tidak teratur seperti dekubitus ulcer, bersihkan dari tengah
luka
kearah luar, gunakan pergerakan melingkar.
16.Ulangi pembersihan sampai semua drainage terangkat.
17.Olesi zalf atau powder. Ratakan powder diatas luka dan gunakan alat steril.
18.Gunakan satu balutan dengan plester atau pembalut
19.Amnkan balutan dengan plester atau pembalut
20.Bantu pasien dalam pemberian posisi yang menyenangkan.
21.Angkat peralatan dan kantong plastik yang berisi balutan kotor. Bersihkan
alat dan buang sampah dengan baik.
22.Cuci tangan
23.Laporkan adanya perubahan pada luka atau drainage kepada perawat yang
bertanggung jawab. Catat penggantian balutan, kaji keadaan luka dan respon
pasien.
Membersihkan daerah drain dibersihkan sesudah insisi. Prinsip
membersihkan dari daerah bersih ke daerah yang terkontaminasi karena
drainnya yang basah memudahkan pertumbuhan bakteri dan daerah daerah
drain paling banyak mengalami kontaminasi. Jika letak drain ditengah luka
insisi dapat dibersihkan dari daerah ujung ke daerah pangkal kearah drain.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1.Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2.Respon stres simpatis
3.Perdarahan dan pembekuan darah
4.Kontaminasi bakteri
5.Kematian sel

Mekanisme terjadinya luka:


1.Luka insisi (Incised wounds)
Terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat
pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah
seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
2.Luka memar (Contusion Wound)
Terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera
pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
3.Luka lecet (Abraded Wound)
Terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan
benda yang tidak tajam.
4.Luka tusuk (Punctured Wound)
Terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam
kulit dengan diameter yang kecil.

5.Luka gores (Lacerated Wound)


Terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
6.Luka tembus (Penetrating Wound)
Yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka
masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan
melebar.
7.Luka Bakar (Combustio)

Menurut tingkat Kontaminasi terhadap luka :


1.Clean Wounds (Luka bersih)
Yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan
(inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan
urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup;
jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson Pratt).
Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
2.lean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi)
Merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital
atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi,
kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
3.Contamined Wounds (Luka terkontaminasi)
Termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan
kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna;
pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen.
Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
4.Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi)
Yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka.

Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka, dibagi menjadi:


Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema)
Yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
Stadium II: Luka Partial Thickness
Yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari
dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi,
blister atau lubang yang dangkal.
Stadium III: Luka Full Thickness
Yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan
subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan
yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia
tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang
yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
Stadium IV: Luka Full Thickness
Yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya
destruksi/kerusakan yang luas.

Menurut waktu penyembuhan luka dibagi menjadi:


1.Luka akut
yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan
yang telah disepakati.
2.Luka kronis
yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat
karena faktor eksogen dan endogen

Anda mungkin juga menyukai