Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Myalgia (Nyeri otot) adalah termasuk salah satu keluhan yang cukup sering diderita
manusia. Ada yang mengalami hanya sesaat (misalnya keram otot) atau sampai beberapa
hari, beberapa bulan bahkan menahun tersebut terus menerus mengganggu dengan
intensitas yang berfluktuasi. Nyeri yang timbul hanya sesaat tentu saja tidak sampai
mengganggu aktivitas hidup. Tetapi nyeri yang timbul terus menerus dapat membuat
frustrasi penderita, karena menghambat aktivitas baik dalam kaitan mencari nafkah,
keseharian, maupun rekreasi. Sehingga pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup
penderita (Weni, 2010).

Tanda dan gejala yang di jumpai pada kondisi myalgia subscapula antara lain yaitu
nyeri, spasme otot, keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS), dan penurunan kekuatan otot.
Myalgia juga dapat menimbulkan gangguan dalam beraktifitas seperti mengangkat dan
mengambil, dan juga menyebabkan participation terganggu (Kuntono, 2005). Dari keluhan
yang ditimbulkan pada kasus tersebut dapat ditangani oleh fisioterapi.

Fisioterapi mempunyai peran yang sangat penting dalam proses penyembuhan serta
perbaikan gerak dan fungsi, antara lain membantu mengatasi permasalahan kapasitas fisik
pada pasien, mengembalikan kemampuan fungsional pasien serta memberi motivasi dan
edukasi pada pasien untuk menunjang keberhasilan terapi pasien. Teknologi yang di dapat
di aplikasikan kepada pasien antara lain. Infra red, terapi latihan dan edukasi pada pasien
untuk melakukan latihan.

B. TUJUAN
BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskrpsi Myalgia
1. Definisi Myalgia
Secara umum adalah suatu rasa nyeri yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat.
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), Nyeri adalah pengalaman
perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual
maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

2. Patologi Nyeri dan Problematika Fisioterapi


a. Etiologi
Nyeri pada oto bisa disebabkan karena adanya trauma, termasuk Sprain dan
Strain. Penyebab yang paling terjadi adalah karena ketegangan otot (kontraksi)
yang berlebihan saat latihan maupun bekerja.
b. Fisiologi nyeri
c. Tanda dan gejala nyeri
 Rasa tidak nyaman pada otot
 Nyeri pada otat dan kejang
Gejala myalgia
 Demam
 Bengkak dilokasi nyeri
 Kemerahan
 Lemas
 Nyeri pada sendi
d. Penyebab terjadinya myalgia
 Otot tegang di salah satu atau lebih area tubuh
 Melakukan aktiviatas fisik secara berlebihan ,sehingga penggunaan otot
menjadi terlalu di paksakan
 Cedera atau trauma yang membuat otot terkilir
e. Prombelamatika fisioterapi
1) Impairtment
Nyeri pada saat beraktifitas pada sekitar bawah bahu kanan,
terutama saat mengambil benda, tangan rotasi kedalam dan menjauhkan
lengan dari tubuh. Spasme otot akibat nyeri, keterbatasan LGS pada sekitar
bahu akibat nyeri, kelemahan otot penggerak bahu terutama otot
subscapularis akibat nyeri.
2) Fungsional limitation
Berupa keterbatasan gerak untuk posisi pada saat mengambil benda
dan menjauhkan lengan dari tubuh karena nyeri, potensial terjadi penurunan
kemampuan aktifitas fungsional karena kurangnya aktifitas pasien.
3) Participation restriction
Berupa ketidakmampuan pasien untuk melakukan aktifitas yang
berhubungan dengan pekerjaan, hobi dan interaksi dengan masyarakat
sekitar dan lingkungannya sebagai akibat dari impairment dan fungsional
limitation.

3. Anatomi
a. Tulang Scapula Pembentuk Regio Ekstremitas Superior

Tulang scapula berbentuk segitiga, terletak pada lateroposterior thorak


antara costa 2-7. Dilihat dari dorsal scapula terdapat margo medialis, margo
lateralis dan margo superior, dimana satu dan yang lainnya dipisahkan oleh angulus
superior, angulus inferior, dan angulus lateralis. Pada facies anterior (costalis)
berbentuk gepeng dan sedikit konkaf (fossa subscapularis). Pada facies posterior
dipisahkan oleh spina scapula yang membatasi fossa supraspinata dan fossa
infraspinata. Bagian lateral dari spina scapula terdapat acromion dengan ujung
gepeng dan ujung dari lateral terdapat facies articularis yang berbentuk oval dan
terdapat facies articularis acromii yang bersendi dengan clavicula Pinggir lateral
acromion terdapat angulus acromialis. Pada angulus lateralis mempunyai cavitas
glenoidalis. Processus coracoideus berada diatas cavitas glenoidalis.
Proc.coracoideus ini bengkok membentuk sudut ke arah ventrolateral dan ujungnya
gepeng. Medialis dari proc.coracoideus pada margo superior terdapat incisura
scapula.

b. Shoulder joint
Sendi bahu merupakan sendi yang komplek pada tubuh manusia dibentuk
oleh tulang-tulang yaitu : scapula ( shoulder blade ), clavicula (collar bone),
humerus (upper arm bone) dan sternum. Daerah persendian bahu mencakup empat
sendi yaitu;
1) Sendi glenohumeral
Merupakan tipe sendi ball and socket yang mempunyai banyak sumbu.
Sendi ini mempunyai tiga derajat kebebasan gerak diantaranya yaitu
gerak fleksi-ekstensi, abduksi-aduksi, endorotasi-eksorotasi dan
abduksi-adduksi horizontal.
2) Sendi acromioclavicularis
Merupakan tipe sinovial dimana menambah lingkup gerak sendi
humerus. Gerakan yang terjadi pada sendi ini adalah gerakan rotasi dari
scapula, yaitu upward dan downward. Sendi ini disokong oleh ligament
acromioclavicular joint dan coracoclavicular joint yang sangat kuat dan
di innervasi ole percabangan dari nervus suprascapularis dan pectoralis
lateralis.
3) Sendi steroclavicula
Sendi steroclavicula adalah sendi yang menghubungkan antara sternum
dan clavicula. Gerakan yang terjadi di sendi ini antara lain seperti
elevasi, depresi, protaksi dan retraksi.
4) Sendi subacromiale
Berada diantara arcus acromioclaviculare yang berada di sebelah cranial
dari caput serta tuberositas humeri yang ada di sebelah caudal, dengan
bursa subacromiale yang besar bertindak sebagai rongga sendi.

c. Otot-otot pada scapula


NO Nama otot Origo Insersio Fungis Otot
1 m.trapezius Serabut superior Serabut seperior Melakukan
yang berasal dari melekat pada 1/3 gerakan elevasi,
protuberantia bagian luar retraksi dan
externa depresi
2 m.pektoralis pertengahan Lateral Sulcus adduksi
major medial facies intertubercularis horizontal
anterior shoulder,
clavicula dan endorotasi
sternum shoulder, dan
menarik scapula
kearah ventral
dan caudal
3. m.pektoralis Permukaan luar Prosesus Menurunkan
minor costa 3 -5 coracoideus dan mengangkat
iga bagian atas
pada saat lengan
diangkat
4. m.rhomboideus Berasal dari Margo Adduksi
major processus vertebralis scapula
spinosus th 1-5 scapula
5. m.rhomboideus Processus Margo scapula Adduksi
minor spinosus costa 6- scapula
7
6. m.subscapulavius Permukaan luar Melekat pada Menarik
costa permukaan clavicula ke
bawah clavicula bawah (depresi)
7. m.serratus Permukaan luar Permukaan Up ward rotasi
anterior costa 8-9 depan margo dan protaksi
vertebralis scapula
scapula angulus
inferior scapula
8. m.latissimus Labium external Crista tuberculi Internal rotasi
dorsi crist- monor dan adduksi
illiaca,processus
spinosus th7
9. m.supraspinatus Fossa tuberculum Abduksi
supraspinosus mayor Shoulder

10. m.infraspinatus Fossa tuberculum eksternal rotasi


infraspinosus mayor
11. m.scapularis fossa tuberculum endorotasi
subscapularis minor shoulder
B. Diskripsi Problematika Fisioterapi
Dari segi fisioterapi pada myalgia subscapularis akan menimbulkan gangguan
berupa impairmen, funcional limitation, participation restriction.

1. Nyeri pada daerah bawah bahu kanan


Parameter yang digunakan untuk mengukur nyeri adalah Verbal Descriptive Scale
(VAS) yaitu cara pengukuran derajat nyeri dengan 7 skala nyeri, lalu pasien diminta
untuk menyebutkan seberapa nyeri yang dirasakan dengan memilih salah satu dari 7
skala. Pemeriksaan derajat nyeri meliputi nyeri diam, nyeri tekan, nyeri gerak.
Tabel kriteria nyeri menggunakan VAS
No Skala Nyeri Kriteria
1. 1 Tidak Nyeri
2. 2 Nyeri sangat ringan
3. 3 Nyeri ringan
4. 4 Nyeri tidak begitu berat
5. 5 Nyeri cukup berat
6. 6 Nyeri berat
7. 7 Nyeri hampir tak tertahankan

2. Penurunan tekanan otot penggerak sendi bahu kanan


Penurunan kekuatan otot penggerak bahu kanan disebabkan oleh nyeri sehingga
pasien cendrung memposisikan lengan pada posisi yang nyaman.
Parameter yang digunakan untuk mengetahui kekuatan otot adalah pemeriksaan
kekuatan otot secara manual atau manual muscle testing (MMT) dengan ketentuan
seperti berikut.
Tabel Kriteria Nilai Kekuatan Otot
Nilai Kriteria
5 Subyek bergerak dengan LGS penuhmelawan gravitasi dan tahanan
maksimal
4+ Sunyek bergerak dengan LGS penuh melawan gravitasi dan tahanan
moderat
4 Subyek bergerak dengan LGS penuh melawan gravitasi dan tahanan
minimal
4- Subyek bergerak dengan LGS hampir penuh melawan gravitasi dan
tahanan minimal
3+ Subyek bergerak dengan LGS kurang dari midle range dan tahanan
minimal
3 Subyek bergerak dengan LGS penuh melawan gravitasi
3- Subyek bergerak dengan LGS penuh melawan gravitasi dengan LGS lebih
dari midle range
2+ Subyek bergerak dengan sedikit melawan gravitasi
2 Subyek bergerak dengan LGS penuh tanpa melawan gravitsi
2- Subyek bergerak dengan LGS tidak penuh tanpa melawan gravitasi
1 Kontaksi otot dapat di palpasi
0 Kontraksi otot tidak terdeteksi dengan palpasi

3. Penurunan lingkup gerak sendi (LGS) bahu kanan


Penurunan LGS adlah suatu kondisi dimana sendi tidak dapat bergerak dengan LGS
penuh. Pada pasien myalgia subscapularis (nyeri otot) di sebabkan karena adanya nyeri
hebat pada otot. Karena dapat membuat pasien takut untuk bergerak dan cenderung
memposisikan yang menetap dan dirasa nyaman oleh pasien. Jika hal ini dibiarkan LGS
akan menurun.
Pemeriksaan LGS dilakukan dengan goniometer. Pemeriksaan dilakukan pada
sendi bahu kanan. Pencatatan hasil pengukuran dimulai dengan cara menuliskan bidang
gerak terlebih dahulu lalu diikuti penulisan gerak dalam 3 kelompok angka. Penulisan
dimulai dari gerakan yang menjauhi tubuh, posisi awal dan gerakan yang mendekati
tubuh di tulis paling akhir.

C. Teknologi Interverensi Fisioterapi


Modalisasi yang digunakan dalam penatalaksanaan fisioterapi pada kasus myalgia
subscapularis adalah infra merah dan terapi latihan meliputi:
1. Sinar infra merah (IR)
Infra merah adalah pancaran gelombang elektromagnetik. Infra merah
mempunyai frekuensi 7 x 1014 – 400 x 1012 Hz dan panjang gelombang 700-
15000 nm.
a. Efek pada sinar infra merah
 Efek fisiologis
Efek fisiologi yang di timbulkan dari pemberian infra merah
adalah meningkatkan proses metabolisme pada lapisan
subraficiel kulit sehingga pemberi oksigen dan nutrisi kepada
jaringan lebih diperbaiki, vasodilatasi pembuluh darah kapiler
dan arteriolae akan terjadi segera penyinaraan, terhadap saraf
sensoeis, pemanasan yang ringan mempunyai ...........
 Efek terupeutik
Efek yang ditimbulkan dari pemberian infra merah adalah
mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri, rileksasi otot,
meningkatkan suplai darah, meningkatkan sisa-sisa
metabolisme
b. Indikasi kan Kontrainsikasi sinar infra merah
 Indikasi
 Nyeri otot, sendi dan jaringan lunak sekitar sendi.
 Kekakuan sendi / keterbatasan gerak sendi karena
berbagai sebab
 Spasme otot
 Gangguan sirkulasi darah
 Sebagai persiapan exsercise dan massege
 Konta indikasi
 Gangguan sensibilitas
 Adanya terjadi kecendrungan terjadinya pendarahan
 Tumor ganas
 Penggunaan infra merah pada mata

2. Terapi latihan
Terapi latihan merupakan salah satu usaha pengobatan dalam
pelaksanaannya menggunakan latihan-latihan gerakan tubuh baik secara pasif
maupun aktif. Atau dapat ditentifikasi sebagai suatu usaha untuk mempercepat
penyembuhan dari suatu cedera atau penyakit tertentu. Prinsip dasar dalam
melakukan terapi latihan adalah dengan dilakukannya teknik yang benar,
teratur, berulang-ulang dan berkesinambungan. Tujuan pemberian terapi adalah
untuk mengulur jarinagn lunak sekitar sendi yang mengalami pemendekan serta
meningkatkan lingkup gerak sendi dan mengurangi nyeri sehingga dapat
meningkatkan kemampuan fungsional.
1) Free Aktif Exsercise
Free aktif adalah bentuk latihan dimana penyelenggara gerakan
dilakukan oleh penguat otot penderita itu sendiri, dengan tidak
menggunakan suatu bantuan atau tahanan yang berasal dari luar, kecuali
gravitasi
2) Resisted Exsercise
Resisted exsercise adalah gerakan isometric yang intensitasnya
diberikan berdasarkan pada tujuan yang akan dicapai secara umum utuk
penguatan otot, diperlukan beban yang kecil atau sedang dengan
pengulangan yang banyak, sedangkan penguatan otot diberikan
diperlukan beban yang lebih dengan pengulangan yang sedikit. Efek
yang diharapkan dari latihan ini adalah perbaikan kekuatan otot
3) Hold Relax
Hold relax adalah latihan yang menggunakan kontraksi optimal secara
isometric, kelompok otot antagonis yang dilanjutkan dengan relaksasi
kelompok otot tersebut. tujuan.
Pemeriksaan

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang merupakan pemeriksaan awal yang dilakukan pada pasien
meliputi:
a. Pemeriksaan vital sign
Pada pemeriksaan tanda vital sign pasien dipe
b. Inspeksi
Inspeksi merupakan suatu cara pemeriksaan dengan cara melihat san mengamati
konsisi pasien, pemerikasaan ini dilakukan dengan 2 cara yaitu statis dan dinamis
c. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan cara memegang, menekan dan meraba pada bagian
yang dikeluhkan pasien.
d. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan pemberian ketukan pada daerah yang mengalami
gangguan.
e. Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mendengarkan tempat
yang di keluhkan dengan atau tidak menggunakan alat bantu .

Pemeriksaan gerak dasar

a. Pemeriksaan gerak aktif

Anda mungkin juga menyukai