Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

PADA NY.H DENGAN DIAGNOSA HIPERCHOLESTROLEMIA

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Profesi Ners

Stase Gerontik

Dosen Pembimbing : Maulida Nurapipah, M. Kep., Ners

Oleh :

DIVA NOVIANDARI

NIM. 200721032

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2021
HIPERKOLESTEROL

A. DEVINISI
Kolesterol adalah sterol terbanyak di dalam tubuh, bentuknya dapat sebagai
kolesterol bebas ataupun terikat pada asam lemak sebagai kolesterilester.Umumnya
kolesterol dalam darah dan limfe terlihat sebagai kolesterilester Sedangkan yang
dalam sel-sel darah otot, hepar, dan jaringan lain dalam bentuk bebas (Yudhasari,
2018).
Struktur kimia dasar kolesterol berupa steroid. Terdapat dalam jaringan dan
lipoprotein plasma dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dari asam lemak
rantai panjang sebagai ester kolesteril. Senyawa kolesterol ini disintesis dalam banyak
jaringan dari asetil-Ko A dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh melalui empedu
sebagai garam kolesterol atau empedu. Kolesterol adalah produk khas hasil
metabolisme hewan sehingga terdapat dalam semua bahan makanan yang berasal dari
hewan, misalnya kuning telur, otak, daging dan hati (Sulistyowati, 2018).
Menurut Rahayu (2017), kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang
diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam
jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya aterosklerosis (penyempitan dan
pengerasan pembuluh darah). Jika aterosklerosis ini terjadi di pembuluh darah
jantung, maka akan menyebabkan penyakit jantung koroner. Penggumpalan darah
yang bercampur dengan lemak yang menempel di pembuluh darah akan menyebabkan
serangan jantung. Rahayu (2017) juga menyatakan, terdapat korelasi yang jelas antara
penyakit aterosklerosis arteria koroner dengan kadar kolesterol total dalam darah,
yang terutama mencerminkan kandungan kolesterol pada LDL (Kolesterol LDL).
Hiperkolesterolemia merupakan hasil dari meningkatnya produksi dan atau
meningkatnya penggunaan LDL (Low Density Lipoprotein). Hiperkolesterolemia
dapat merupakan hiperkolesterol familial atau dapat disebabkan karena konsumsi
kolesterol tinggi. Menurut Prawitasari dkk (2018), hiperkolesterolemia familial (HF)
merupakan kelainan genetik tersering penyebab terjadinya penyakit jantung
koroner/aterosklerosis. Hiperkolesterol terutama fraksi LDL, adalah faktor terpenting
terbentuknya aterosklerosis (Murwani dkk., 2018).
Proses aterosklerosis yang terjadi di pembuluh darah jantung dapat menyebabkan
terjadinya jantung koroner, apabila terjadi di pembuluh darah otak dapat
menyebabkan terjadinya stroke. HDL (High Density Lipoprotein) disebut juga
kolesterol baik karena mempunyai efek antiaterogenik yaitu mengangkut kolesterol
bebas dari pembuluh darah dan jaringan lain menuju hati, selanjutnya
mengeluarkannya lewat empedu. Kadar LDL yang tinggi cenderung disertai dengan
kadar trigliserida yang tinggi pula, sedangkan apabila kadar HDL tinggi maka kadar
trigliserida cenderung rendah (Yudhasari, 2018).

B. ETIOLOGI
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa disebabkan
oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan hiperkoleterolemia
poligenik, juga bisa disebabkan faktor sekunder akibat dari penyakit lain seperti
diabetes mellitus, sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan diet lemak jenuh (saturated
fat), kegemukan dan kurang olahraga.
Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang beresiko tinggi
menderita hiperkolesterolemia. beberapa faktor dapat dikurangi atau dihilangkan
dengan pengubahan gaya hidup, beberapa faktor sulit untuk diubah. tapi setidaknya
pengurangan faktor resiko harus dilakukan semaksimal mungkin. faktor resiko utama
penyebab tingginya kolesterol darah antara lain obesitas atau kegemukan, makanan
tinggi asam lemak dan lemak jenuh, biasanya makanan yg digoreng, makanan rendah
serat, kurang beraktifitas fisik, stress, merokok, tinggal di area dengan tingkat polusi
tinggi (industri, kota yg padat kendaraan bermotor), diabetes, underactive thyroid, dan
polycystic ovary syndrome.
 Hiperkolesterolemia Poligenik
Tipe ini merupakan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan,
merupakan interaksi antara kelainan genetik yang multipel, nutrisi dan
faktor-faktor lingkungan lainnya serta memiliki lebih dari satu dasar
metabolik. Penyakit ini biasanya tidak disertai dengan xantoma.
 Hiperkolesterolemia Familial
Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada
reseptor LDL permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini
menyebabkan hati tidak bisa mengabsorpsi LDL. Karena mengganggap
LDL tidak ada, hati kemudian memproduksi VLDL yang banyak ke dalam
plasma. Pada pasien dengan Hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar
kolesterol total mencapai 600 sampai 1000 mg/dl atau 4 sampai 6 kali dari
orang normal. Banyak pasien ini meninggal sebelum berumur 20 tahun
akibat infark miokard.
 Kebiasaan Diet lemak Jenuh, Kurang olahraga dan Kegemukan
Pada tubuh manusia, reseptor LDL menangkap LDL yang tidak teroksidasi
dan disimpan di dalam sel tubuh. Jika sudah berlebih, LDL tidak masuk ke
dalam sel kemudian dimetabolime di hepar untuk menjadi asam empedu
dan diekskresikan keluar. Pada proses patologi, oksidan LDL ditangkap
oleh makrofag dan kemudian menjadi sel busa dan menumpuk di dalam
tubuh, tidak diekskresi dan apabila menumpuk didalam pembuluh darah
menimbulkan plak aterome dan lama-kelamaan menjadi aterosklerosis.
Penelitian pada binatang yang ditingkatkan kadar serumnya
menunjukkan LDL memicu atrogenesis. Ada bentuk kelainan gen pada
manusia yang menyebabkan peningkatan LDL secara berat yang
menimbulkan penyakit kardiovaskuler pada usia muda. LDL menimbulkan
penumpukan kolesterol pada dinding arteri. LDL juga menyebabkan
rangsangan inflamasi dani inflamasi pada lesi aterogenik. Peningkatan LDL
berhubungan dengan semua tingkatan aterogenik yaitu disfungsi endotel,
pembentukan dan pertumbuhan plak, ketidakstabilan plak dan
thrombosis.Peningkatan LDL plasma menyebabkan retensi partikel LDL
pada dinding arteri meningkat, oksidasi LDL dan pengeluaran zat-zat
mediator inflamasi . Terapi terhadap peningkatan LDL menunjukkan fungsi
endotel koroner menjadi normal.
 Akibat Penyakit Lain
Berikut ini dislipidemia yang disebabkan oleh penyakit lain:
No Penyakit Penyebab Kelainan Lipid
1. Diabetes mellitus (DM) TG dan HDL
2. Gagal ginjal kronis TG
3. Sindrom nefrotik Kolesterol total
4. Hipotiroidisme Kolesterol total
5. Penyalahgunaan alcohol TG
6. Kholestasis Kolesterol total
7. Kehamilan TG
8. Obat-obatan (kontrasepsi oral, TG dan atau Kolesterol total , HDL
diuretic, beta bloker, kortikosteroid)

Keterangan:
 TG = Trigliserida
 HDL = High Density Lipoprotein

Peningkatan prevalensi Diabetes seiring dengan peningkatan faktor risiko


yaitu obesitas (kegemukan), kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi serat, tinggi
lemak, merokok, hiperkolesterol, hiperglikemia dan lain-lain. Prevalensi faktor risiko
DM yaitu : obesitas dari 12,7% menjadi 18,3%. Hiperglikemia dari 7,9% menjadi
11,3% dan hiperkolesterol dari 6,5% menjadi 12,9%. Diabetes berpotensi
menyebabkan hiperkolesterolemia dengan meningkatkan kadar kolesterol LDL.
Sindrom nefrotik adalah sindroma klinis yang ditandai dengan adanya
proteinuria, hipoalbunemia, edema, dan hiperkolesterolemia. Patogenesis terjadinya
hiperkolesterolemia adalah kebocoran pada membrane basalis glomerulus
menyebabkan proteinuria sehingga terjadi hipoalbiminemia. Hipoalbuminemia
dikompensasi oleh hepar dengan memprodusksi kolesterol sehingga terjadi
hiperkolesterolemia. Terjadi hipoalbuminemia yang selanjutnya merangsang hepar
untuk memprodusksi kolesterol sehingga terjadi hiperkolesterolemi.
C. Epidiemologi
Pada umumnya kolesterol sangat dibutuhkan oleh tubuh kita untuk membuat
hormon dan vitamin D, namun jika kadar kolesterol yang terdapat dalam tubuh terlalu
tinggi tentu saja hal itu sangat beresiko dan tentunya sangat membahayakan.kolesterol
yang berlebihan dan tidak digunakan sebagaimana fungsinya, akan bercampur dengan
darah dan kolesterol yang terlalu banyak menumpuk dalam darah dapat menyebabkan
terjadinya endapan-endapan lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah
yang pada akhirnya akan memutuskan aliran pada jantung terputus sehingga dapat
menyebabkan terjadinya penyakit jantung atau bahkan peredaran darah pada otak
terhambat yang dapat memicu terjadinya penyakit stroke. Itu sebabnya mengapa
penyakit kolesterol menjadi salah satu penyebab terjadinya penyakit berbahaya. Maka
dari itu, pola hidup yang sehat menjadi modal penting agar kita terhindar dari
penyakit berbahaya lainnya

D. Patologi
Kolesterol adalah komponen dari membran sel dan merupakan prekursor
untuk hormon steroid dan asam empedu yang disintesis oleh sel-sel tubuh dan diserap
dengan makanan. Kolesterol diangkut dalam plasma melalui lipoprotein, yaitu
kompleks antara lipid dan apolipoproteins
Ada empat kelas lipoprotein : lipoprotein densitas tinggi (HDL), lipoprotein
densitas rendah (LDL), lipoprotein densitas sangat rendah (VDRL) dan kilomikron.
Sementara LDL terlibat dalam transportasi kolesterol ke sel perifer, HDL bertanggung
jawab atas penyerapan kolesterol dari sel.  Empat kelas lipoprotein yang berbeda
menunjukkan hubungan yang berbeda untuk aterosklerosis koroner. LDL-kolesterol
(LDL-C) memberikan kontribusi untuk pembentukan plak aterosklerotik dalam arteri
intima dan sangat terkait dengan penyakit jantung koroner (PJK) dan mortalitasii

E. FAKTOR RESIKO

Faktor Resiko yang Dapat dimodifikasi


 Tekanan darah tinggi
 Merokok
 Diabetes Mellitus
 Penyakit jantung lain
 Obesitas
 Intake alkohol yang tinggi
 Penggunaan obat-obatan ilegal
 Usia

F. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala pada masa awalnya adalah kolesterol tinggi muncul tanpa gejala
apa pun. Karena ini screening awal melalui pemeriksaan lab secara rutin lebih baik
jika dilakukan. untuk tingkat lanjut, hiperkolesterolemia bisa menimbulkan gejala
penumpukan lemak pada tendon dan kulit (xanthoma), pembesaran hati dan limpa,
sakit pada perut akibat pankreatitis jika trigliserida tertumpuk pada pankreas
(umumnya saat level trigliserida di atas 800 mg/dL), sakit pada dada dan mungkin
serangan jantung akibat penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang
mengalirkan darah untuk jantung.
Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol melebihi batas
normal (>240 mg/dl). Semakin lanjutnya usia risiko menderita hiperkolesterolemia
semakin besar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian
hiperkolesterolemia, diantaranya jenis kelamin, pola makan, obesitas, kebiasaan olah
raga dan kebiasaan merokok terhadap hiperkolesterolemia pada lansia.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Terapi
Hiperkolesterolemia dapat dicegah dengan pengendalian berat badan,
meningkatkan aktivitas fisik (disarankan untuk secara teratur berolahraga
ringan selama 30 menit setiap harinya), dan pengaturan diet. Diutamakan
untuk banyak mengonsumsi makanan kaya serat.
1. Terapi non farmakologi
2. Terapi nutrisi medis
Diet tinggi lemak merupakan salah satu penyebab hiperkolesterolemia.
Makan makanan yang banyak mengandung trans fat dan saturated fat seperti
margarine/mentega, es krim, minyak kelapa dan lemak hewan dapat
meningkatkan kadar LDL dan menurunkan koleterol HDL. Maka harus
dikurangi sebanyak 7% perhari. Saturated fat dapat digantikan dengan
unsaturated fat yang relatif kurang meningkatkan kadar LDL. Unsaturated
dibagi dua antara lain Multi Unsaturated Fatty Acid (MUFA) contohnya
minyak zaitun, alpokat dan Poli Unsaturated Fatty Acid (PUFA) contoh ikan.
Dengan perubahan pola makan, mampu menurunkan kadar kolesterol dalam
darah sebesar 10-15% . Makan ikan yang banyak mengandung omega 3
dapat menurunkan kadar LDL. Begitu juga dengan mengkonsumsi protein
kedelai. Diet tinggi serat yang larut dalam air seperti oat dan buah/sayuran
20-30 gram sehari dapat menurunkan 5-15% kadar kolesterol total dan LDL.
b) Aktivitas fisik
Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan berat badan.
Olahraga disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita. Penurunan
10 % berat badan berarti menurunkan 30% lingkar perut yang mana terdapat
lemak sentral di sana. AHA merekomendasikan olahraga selama 30 menit
dengan aktivitas sedang 3-4 kali dalam seminggu
c) Menghindari rokok
Merokok berhubungan dengan proses metabolis yang berefek pada
lipoprotein termasuk didalamnya meningkatkan asam lemak bebas, glukosa
dan VLDL serta menurunkan HDL. Berhenti merokok berhubungan dengan
peningkatan rata-rata HDL 6-8 mg/dl.
d) Terapi farmakologis
Berikut ini obat- obatan yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah,
terdapat beberapa golongan obat, antara lain statin, resin, niasin, ezetimibe
dan asam lemak omega-3.
H. PENCEGAHAN
 Menghentikan merokok
 Mengurangi konsumsi kolesterol
 Mempertahankan kadar gula normal
 Latihan fisik (senam) secara teratu
 Periksa tekanan darah
 Lakukan latihan olahraga.
 Konsumsi makanan yang bergizi
 Kurangi makanan berlemak.
 Jauhi alkohol.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.H DENGAN DIAGNOSA
HIPERCHOLESTROLEMIA

1. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Ny.H
Umur : 63 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Cirebon
Ruang/Kamar : -
Golongan Darah : O
Tanggal Pengkajian : 24 Maret 2021
Diagnosa Medis : Hiperkolestrolemia
2. Identitas Penangggungjawab
1) Anak
Nama : Tn.I
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Cirebon

2. Keluahan Utama
Pasien mengatakan nyeri kepala bagian tengkuk, mual muntah, dan lemas
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
P : Pasien mengatakan lemas, nyeri pada bagian tengkuk seperti tertindih, menjalar hingga
ke pundak

Q : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan terus menerus dan terasa seperti tertindih,
nyeri akan lebih terasa sakit ketika pasien melakukan aktivitas dan akan berkurang ketika
pasien beristirahat dan meminum obat.

R : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakannya tepat di bagian tengkuk menjalar hingga
pundak.

S : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas berat, lemas disebabkan nyeri yang
dirasakan dan mual muntah. Skala nyeri yang dirasakan adalah 7.

T : Pasien mengatakan rasa nyeri akan kambuh ketika pasien melakukan aktivitas berat
dan akan berkurang setelah diberikan obat
4. Riwayat Pengobatan dan Terapi Medis
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat apapun, pasien jarang berobat
5. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengatakan pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mangatakan saat ini ia tinggal bersama anak, menantu dan cucunya, Ia juga mengatakan
bahwa di keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menular ataupun penyakit bawaan genetik.
7. Riwayat Kesehatan Psikososial
Pasien mangatakan saat ini ia tinggal bersama anak, menantu dan cucunya , selama ia
mangalami sakit yang seperti ini pasien mengatakan bahwa semua keluarganya saling
mendukung untuk kesembuhannya. Pasien juga mengatakan terkadang suka sedih ketika
penyakitnya kambuh.
9. Riwayat Kesehatan Spiritual
Pasien mengatakan hanya bisa pasrah dan menerima segala keadaan yang dialaminya
merupakan bentuk ujian dari Allah SWT.
10 Riwayat Kesehatan Transkultural
Pasien mengatakan biasanya ia sering mengkonsumsi jamu-jamuan untuk mengobati
penyakitnya. Pasien juga mengatakan tahu dengan masalah kesehatan yang dialaminya.
11. Pola Aktivitas Harian
Pola Kebiasaan Sebelum Kambuh Selama Kambuh
A Pola Nutrisi dan Pasien mengatakan biasanya Saat penyakinya kambuh
Metabolik ia makan 3-4x/hari dengan 1 pasien merasa mual, tidak
porsi penuh dihabiskan. nafsu makan, pola makan
hanya 2x/hari hanya ½ porsi
saja.
B Pola Eliminasi Fekal Pasien megatakan BAB nya Pasien megatakan BAB nya
lancar dan tidak ada keluhan lancar dan tidak ada keluhan
yang menyertainya. yang menyertainya.
C Pola Eliminasi Urinal Pasien megatakan BAK nya Pasien megatakan BAK nya
lancar dan tidak ada keluhan sedikit dan tidak terdapat
yang menyertainya. nyeri saat berkemih.
D Pola Istirahat dan Tidur Pasien mengatakan biasanya Selama kambuh, pasien
tidur 8 jam/hari tanpa hanya tidur 4 jam bahkan
adanya gangguan tidur. jika merasakan nyeri di
malam hari pasien sering
terbangun dan hanya bisa
tidur selama 2-3 jam saja
dalam sehari.
E Mobilisasi Pasien mengatakan masih Pasien mengatakan dalam
mampu melakukan keadaan kambuh ia tidak
mobilisasi dan ambulasi mampu melakukan
secara mandiri. mobilisasi dan ambulasi
yang berat.
F Personal Hygiene Pasien mengatakan ia biasa Pasien mengatakan ia biasa
melakukan kebersihan diri melakukan kebersihan diri
dengan rajin, mandi 2- dengan rajin, mandi 2x/hari,
3x/hari, pasien mengatakan
sebelum tidur, setelah
makan ia selalu
membersihkan bagian
mulutnya.

11. Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum : Keadaan umum klien lemah, tampak seperti
menahan sakit pada tengkuk, wajah tampak pucat.
Tingkat Kesadaran (GCS) : Apatis
Eyes : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Pemeriksaan Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/100 mmHg
Frekuensi Nadi : 94 x/menit
Frekuensi Napas : 24 x/menit
Suhu : 36,50C
SPO2 % : -
Kolestrol : 250 mg/dL
Status Antropometri
Berat badan (BB) : 68 kg
Tinggi badan (TB) : -
Nyeri :

Skala nyeri 7 (nyeri berat)

14. Pendekatan Pengkajian Fisik Head to Toe


a. Pemeriksaan Rambut dan Kepala
Inspeksi : Kepala bersih, rambut klien pendek, berarn hitam
bercampur dengan uban,menggunakan kerudung,
pertumbuhan rambut merata, dikulit kepala tidak
terdapat luka dan lesi.
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan, tidak teraba adanya
fraktur tengkorak, terdapat nyeri di bagian
tengkuk
b. Pemeriksaan Mata
Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, pupil isokor,
konjungtiva anemis dan sclera ikhterik fungsi
penglihatan baik dan tanpa menggunakan alat
bantu penglihatan (kaca mata)

Palpasi : Tidak ada nyeri, tidak teraba adanya oedama


supraorbital.
c. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada polip hidung, pernafasan
cuping hidung (-), tidak ada tumpukan sekret dan
tidak terdapat masalah dalam pola nafas,
frekuensi pernafasan 24x/menit.

Palpasi : Tidak ada nyeri pada daerah sinus frontalis dan


zigomatikum, butterfly rash (-).
Test Penciuman : Normal (normosmia)
d. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi : Letak simetris, tidak ada serumen, dapat berfungsi
dengan baik dan tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.

Palpasi : Tidak terdapat nyeri daerah telinga.


e. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis. Jumlah
gigi tidak lengkap, bersih, lidah warna merah
muda.

Palpasi : Tidak nyeri pada bagian mulut, tidak ada


pembengkakan kelenjar parotid.
f. Pemeriksaan Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak
ada peningkatan Jugularis Vena Perifer.

Palpasi : Teraba nadi karotis 94 x/menit cepat dangkal


irreguler
g. Pemeriksaan Payudara dan Axila
Inspeksi : (TIDAK TERKAJI)
Palpasi : (TIDAK TERKAJI)
h. Pemeriksaan Dada/Thorracal
Bentuk simetris pergerakan dada kanan dan kiri simetris, tidak terdapat lesi pada kulit dan
tidak ada pembengkakan dada.
Paru-Paru (Pulmo)
Inspeksi : Permukaan dada simetris, permukaan dada
kiri/sinistra sama dengan permukaan dada
kanan/dextra, Pernafasan normal frekuensi
24x/menit cepat dalam.
Palpasi : Tidak teraba adanya fraktur pada costa, retraksi
dinding dada (+), atelektasis (-), Tidak ada nyeri
pada saat di lakukan penekanan
Perkusi : Bunyi paru resonan
Auskultasi : Suara nafas vesikuler 1/1, tidak terdengar suara
nafas tambahan

Jantung (Cardio)
Inspeksi : Ictus cordis berdenyut halus di intercosta 6,

Palapasi : Teraba denyut aorta di ICS II dextra, teraba


denyut pulmonal di ICS II sinistra, teraba denyut
trikuspidalis di ICS V sinistra.
Perkusi : Bunyi jantung pekak terdengar di bagian ;
- ICS II Linea Para Sternalis Dextra
- ICS IV Linea Para Sternalis Dextra
- ICS II Linea Para Sternalis Sinistra
- ICS IV Linea Medioclavicularis Sinistra
Auskultasi : Suara jantung lup dup
i. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Permukaan abdomen simetris kanan dan kiri,
tidak ada ascites, tidak terdapat luka pada kuadran
abdomen.
Auskultasi : Bising usus 15x / menit, borborygmi (+), tidak
ada bising aorta
Perkusi : Bunyi abdomen tympani di 4 kuadran
Palpasi : Tidak terdapat Nyeri tekan abdomen
j. Pengkajian Ekstremitas
Inspeksi : - Ekstremitas atas
Fungsi ekstremitas atas normal dan dapat
berfungsi dengan baik dan tidak menggunakan
alat bantu, ada nyeri pada lengan kiri.

- Ekstremitas bawah
Ekstremitas bawah tidak terdapat kelainan dan
dapat berfungsi dengan baik hanya saja klien
tidak mau banyak bergerak karena terasa nyeri
pada bagian tengkuk dan semakin meningkat
ketika bergerak.

Palpasi : Tidak teraba adanya fraktur pada ekstremitas atas


dan bawah, CRT < 3 detik
Kekuatan otot : Atas
Kanan Kiri
5 5
4 4
Bawah
Keterangan: Skala kekuatan otot pada kedua kaki
4 dan kedua tangan nilai 5 yaitu dapat bergerak
dengan baik dan mampu menahan gravitasi.
k. Pengkajian Kulit

Inspeksi : Kulit kering, warna kulit kuning langsat, tidak


terdapat adanya luka, ruam
Palpasi : Tekstur kulit kasar, turgor kulit tidak elastis, tidak
ada oedema, tidak ada nyeri, akral basah teraba
dingin,CRT < 3 detik.
15 Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
Darah Perifer
Kolestrol 250 mg/dL
16 Terapi Medis
Fitofarmaka Oral
Simvastatin 1 x 10 mg (Oral)

17. Analisa Data

No Analisa Data Etiologi Masalah

1. Ds : Hiperekolestrolemia Nyeri akut

- Pasien mengatakan
nyeri pada tengkuk
- Pasien mengatakan Penumpukan
nyerinya menjalar kolestrol di
sampai ke pundak pembuluh darah
- P : Pasien mengatakan
lemas, nyeri pada bagian
tengkuk seperti tertindih Penyempitan
menjalar hingga ke pudak
pembuluh darah
- Q : Pasien mengatakan
nyeri yang dirasakan terus
menerus dan terasa seperti
tertindih, nyeri akan lebih Aliran darah tidak
terasa sakit ketika pasien lancar
melakukan aktivitas dan
akan berkurang ketika
pasien beristirahat dan
meminum obat. Nyeri
- R : Pasien mengatakan
nyeri yang dirasakannya
tepat di bagian tengkuk
menjalar hingga ke
pundak
- S : Pasien mengatakan
tidak dapat melakukan
aktivitas berat, lemas
disebabkan nyeri yang
dirasakan serta mual
muntah. Skala nyeri yang
dirasakan adalah 7.
- T : Pasien mengatakan
rasa nyeri akan kambuh
ketika pasien melakukan
aktivitas berat dan akan
berkurang setelah
diberikan obat
Do :

- Pasien tampak meringis


kesakitan
- Pasien tampak
memegang bagian
tengkuknya
- Skala nyeri 7 : Nyeri
berat
- Keadaan Umum : CM
- GCS :
 E:4
 V:5
 M:6
- TTV :
 T : 130/100
 P : 94x/M
 R : 24x/M
 S : 36,5o C
 Kolestrol : 250
mg/dl
2. Ds : Hiperekolestrolemia Ketidakseimbanga
n Nutrisi kurang
- Pasien mengatakan
dari kebutuhan
lemas
Penumpukan tubuh
- Pasien mengatakan
mual muntah kolestrol di
- Pasien mengatakan pembuluh darah
tidak nafsu makan
Do :
Penyempitan
- Pasien tampak lemah pembuluh darah
- Pasien tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- Akral teraba dingin
Aliran darah tidak
- Pasien tampak tidak
menghabiskan lancar
makanannya
- TD 130/100 mmHg
- RR : 24x/M Nyeri
- Pulse : 94x/M
- Kolestrol : 250 mg/dl
Mual muntah

Tidak nafsu makan

Intake berkurang

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

3. Ds : Hiperekolestrolemia Kekurangan
volume cairan
- Pasien mengatakan
lemas
- Pasien mengatakan Penumpukan
BAK sedikit kolestrol di
pembuluh darah
Do :

- Pasien tampak lemas


- Pasien tampak pucat Penyempitan
- Konjungiva anemis pembuluh darah
- Turgor kulit tidak
elastis

Aliran darah tidak


lancar

Nyeri

Mual muntah
Tidak nafsu makan

Intake berkurang

Kekurangan volume
cairan

18. Diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal Paraf

1. Domain 12. Kelas 1. (00132) Nyeri Selasa


akut b.d agen cedera d.d
hipercolestrolemia 24-03-2021

2. Domain II. Kelas I. Kode Diagnosis Selasa


00002. Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d 24-03-2021
mual muntah (asupan nutrisi tidak
adekuat)

3. Domain II. Kelas V. Kode Diagnosis Selasa


00027. Defisien volume cairan b.d
Dehidrasi ditandai dengan mual 24-03-2021
muntah (asupan cairan berkurang)

19. Intervensi

No Diagnosa NOC NIC Rasional


1. DX. 1 (1605) Kontrol Nyeri. (1400) Manajemen - Meningkatkan
nyeri kenyamana pasien
dan menjaga
Setelah dilakukan asuhan - Atur suasana lingkungan yang
keperawatan selama 3 lingkungan yang aseptic.
hari rasa nyeri pasien nyaman, hindari - Mengidentifikasi
diharapkan dapat kebisingan perubahan respon
berkurang dengan kriteria - Posisikan pasien klien terhadap agen
hasil : semifowler. cedera fisik ataupun
- Kaji tanda vital, biologis melalui
- Nyeri yang catat adanya tanda vital
dirasakan pasien perubahan yang
berkurang dari - Mengidentifikasi
signifikan. perubaahan kadar
skala 7 menjadi
- Kaj kadar kolesstrol kolestrol melalui
skala 5
klien cek koleeksrol
- Nyeri tidak
- Lakukan pengkajian - Mengidentifikasi
menjalar ke
bagian lengan kiri nyeri secara kompleksitas nyeri
- Mampu komprehensif, catat yang dialami pasien
mengontrol nyeri respon verbal dan secara menyeluruh.
(tahu penyebab nonverbal dari - Istirahat dapat
nyeri, mampu ketidaknyamanan. mempercepat proses
menggunakan - Tingkatkan istirahat penyembuhan.
teknik - Ajarkan pasien - Posisi semifowler
nonfarmakologi teknik
dapat mencegah
untuk mengurangi nonfarmakologi
terjadinya
nyeri) dengan menarik dan
regurgitasi
- Melaporkan mengontrol nafas
bahwa nyeri - Menarik dan
panjang untuk
berkurang dengan mengontrol nafas
mengurangi nyeri.
menggunakan panjang dan
- Anjurkan klien
manajemen nyeri pengaturan pola
untuk mengkonsum
- Tanda-tanda vital nafas dapat
si susu kedelai dan
dalam rentang membantu pasien
jahe
normal meredakan nyeri
- Anjurkan klien
 TD : 120/80 dengan teknik
mmHg mengkonsumsi jus
relaksasi nafas
 HR : 60- jambu merah
- Konsumsi jus jambu
100x/menit - Anijurkan klien
merah,, susu
 RR : 15- mengkosumsi jus
kedelai, jahe, jus
20x/menit kulit manggis
kulit manggis dan
 S : 36o - - Kolaborasi dengan
makanan rendah
37,5oC dokter pemberian
kolestrol akan
obat-obatan anti-
mengurangi rasa
nyeri
nyeri dan membantu
menstabilkan kadar
kolestrrol klien
- Terapi farmakologi
dengan pemberian
obat analgesic dapat
mengurangi rasa
nyeri dengan cepat
2. DX II Domain II. Fungsi Domain 1. Fisiologi - Identifikasi
Kesehatan, Kelas K. Dasar, Kelas D. yang
Pencernaan dan Nutrisi, Dukungan Nutrisi, komprehensif
1004 : Status Nutrisi 1100 : Manajemen dilakukan
Setelah dilakukan Nutrisi untuk
tindakan keperawatan - Kaji faktor mengkaji
selama 3x24 jam penyebab faktor utama
diharapkan pasien dapat intoleransi penyebab
meningkatkan status makanan yang nutrition
nutrisi kriteria hasil: dimiliki pasien. imbalance dan
 Asupan gizi, - Anjurkan pasien mempermudah
makanan, cairan untuk selalu perencanaan
dapat dimeningkat menjaga oral tindakan
dari skala 3 (Cukup hygiene. manajemen
menyimpang dari - Anjurkan pasien nutrisi
rentang normal) – 4 untuk makan - Oral hygiene
(Sedikit menyimpang sedikit tapi yang baik
dari rentang normal). sering merupakan
 Rasio BB/TB dapat - Anjurkan pasien salah satu
Meningkat dari skala mengkonsumsi faktor yang
3 (Cukup makanan rendah dapat
menyimpang dari kolestrol dan membantu
rentang normal) – 5 tinggi serat meningkatkan
(tidak menyimpang - Sediakan nafsu makan
dari rentang normal). makanan yang pasien
hangat dan - Asupan
lunak dengan makanan
menu yang sedikit tapi
bervariasi. sering dengan
- Ciptakan variasi menu
lingkungan yang makanan yang
optimal (bersih, disajikan
berventilasi, hangat dan
santai dan bebas lunak dapat
dari bau menambah
menyengat) nafasu makan
pada saat dan keiinginan
mengkonsumsi pasien untuk
makanan. makan
- Monitor status - Makanan
nutrisi, catat dengan
adanya kandungan
penurunan brat protein tinggi
badan yang dapat
signifikan meningkatkan
berdasarkan restorasi sel-
IMT. sel dan
- Kolaborasi jaringan yang
dengan ahli gizi rusak
untuk pemilihan - Memantau
diet gizi status nutrisi
seimbang melalui
- Kobalorasi penurunan BB
dengan dokter yang di hitung
untuk berdasarkan
pemberian IMT
multivitamin. - Multivitamin
diberikan
sebagai asupan
mikronutrient
tambahan
untuk pasien
3. DX III Domain II. Kesehatan 4120 : Manajemen - Mempertahank
fisiologis. Kelas C. Cairan Cairan : an intake
dan Elektrolit, 0602 : - Jaga pasien
Hidrasi intake/asupan - Mengetahui
Setelah dilakukan yang akurat dan status
tindakan keperawatan kebutuhan
catat output
selama 3x24 jam cairan pasien
diharapkan cairan pasien pasien - Mengetahui
dapat meningkat dengan - Monitor status gejala dan
kriteria hasil: hidrasi status hidrasi
 Intake cairan (Membran pasien
meningkat dari skala mukosa, denyut - Memberikan
4 (Sedikit terganggu) nadi, Tekanan asupan cairan
– 5 (Tidak terganggu) yang cukup
darah)
 Turgor kulit baik di untuk pasien
- Monitor Tanda- Meningkatkan
skala 5 (Tidak
terganggu) tanda Vital status cairan
 Output urine normal pasien pasien
di skala 5 (Tidak - Berikan asupan
terganggu) cairan yang
 Perfusi jaringan baik cukup
di skala 5 (Tidak - Anjurkan pasien
terganggu) banyak minum
 Membran mukosa
air hangat
lembab di skala 5
(Tidak terganggu)

Anda mungkin juga menyukai