PROPOSAL KTI
Nama : Sudirah
Nim : 13035
Nama : Sudirah
NIM : 13035
JAKARTA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal penelitian ini telah di setujui untuk di sajikan dalam sidang proposal penelitian
Mengetahui
Ketua STIKES Dr. Sismadi Jakarta
Nama : Sudirah
NPM : 13035
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pasien Gagal Jantung Kongestif (CHF)
Terhadap Masalah Gangguan Pertukaran Gas Dengan Tindakan
Tehnik Batuk Efektif Pada Tn A Dan Tn S Di Rs Patria IKKT
Telah berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Program
Studi Diploma III Keperawatan STIKes Dr. Sismadi Jakarta.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I : Ns. Rogayah, M.Kep ( )
Pembimbing II : Ns.M.Riki Sholin Skep.M.P ( )
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat serta karunia-Nya
sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir Program Studi
Diploma III yaitu Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan
Pasien Gagal Jantung Kongestif (CHF) Terhadap Masalah Gangguan
Pertukaran Gas Dengan Tindakan Tehnik Batuk Efektif Pada Tn A Dan Tn
S Di Rs Patria IKKT” pada tahun 2021.
Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah dalam rangka memenuhi
syarat dalam menyelesaikan pendidikan Perguruan Tinggi Diploma III
Keperawatan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan.
Tersusunn Karya Tulis Ilmiah ini tentu tidak lepas dari bimbingan,saran dan
dukungan moral kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. LetKol Kes dr. Crispinus Adhi Suryo, SpAn selaku Direktur RS Patria IKKT
Jakarta
2. Ns. Hernida Dwi Lestari, Spd M.Kep selaku ketua STIKes Dr. Sismadi Jakarta
3. Ns. Rogayah M.Kep selaku kaprodi D3 STIKes Dr. Sismadi Jakarta, pembimbing
1,dan Penguji Karya Tulis Ilmiah.
4. Ns. M.Riki Sholin, S.Kep.M.P selaku pembimbing 2 dan penguji Karya Tulis
Ilmiah
5. Seluruh Dosen dan staf STIKes Dr.Sismadi yang telah memberikan dukungan
dan bimbingan bagi penulis dalam menyelesaikan proses pendidikan dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kedua orang tua saya tercinta serta adik-adik yang senantiasa mendukung saya
dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Suamiku yang saya sayangi senantiasa mendukung dalam Karya Tukis Ilmiah ini.
8. Teman-teman saya dan semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari
sempurna,oleh karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
yang akan digunakan nantinya untuk masa depan
Akhir kata saya ucapkan terimakasih. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermnafaat
bagi banyak orang dikemudian hari. Aamiin.
Penulis
(Sudirah/13035)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasien dengan tanda dan gejala klinis penyakit gagal jantung akan
menunjukkan masalah keperawatan aktual maupun resiko yang berdampak
pada penyimpangan kebutuhan dasar manusia seperti penurunan curah
jantung, gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, perfusi perifer
tidak efektif, intoleransi aktivitas, hipervolemia, nyeri, ansietas, defisit
nutrisi, dan resiko gangguan integritas kulit (Aspani, 2016).
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Rumusan Masalah
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, rumusan
masalah, sistematika penulisan dan manfaat penulisan.
BAB II Tinjauan teori yang terdiri dari pengertian, etiologi, patofisiologi yang
terdiri dari proses perjalanan penyakit, manifestasi klinis,
komplikasi.Penatalaksanaan medis, pengkajian keperawatan (termasuk
pemeriksaan diagnostik), diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan perawatan dan evaluasi tindakan keperawatan.
BAB III merupakan Metodologi Karya Tulis Ilmiah yang memuat rancangan
studi kasus, subjek studi kasus, fokus studi kasus, definisi operasional, tempat
dan waktu yang digunakan, instrument studi kasus, skala penelitian, langkah
hasil studi kasus, analisa studi kasus, serta etika studi kasus.
BAB IV merupakan hasil studi kasus dan pembahasan terdiri dari pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan.
E. Manfaat Penelitian
4. Bagi Penulis
Manfaat bagi penulis dapat menegakkan diagnosa dan intervensi dengan
tepat untuk pasien dengan masalah keperawatan pada system peredaran
darah, khususnya dengan pasien yang mengalami gagal jantung
kongestif (CHF), sehingga perawat dapat melakukan tindakan asuhan
keperawatan yang tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
b. Fisiologi Jantung
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama
jantung. Dalam bentuk yang paling sederhana, siklus jantung adalah
kontraksi bersamaan kedua atrium, yang mengikuti suatu fraksi pada
detik berikutnya karena kontraksi bersamaan kedua ventrikel.
2) Daya kontraksi
3) Beban akhir
3. Etiologi
a. Disfungsi miokard
3) Disaritmia
e. Faktor sistemik
b. Kelas 2
Gangguan aktivitas ringan merasa nyaman ketika beristirahat, tetapi
aktivitas biasa menimbulkan keletihan dan palpitasi.
c. Kelas 3
Keterbatasan aktifitas fisik yang nyata : merasa nyaman ketika
beristirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari biasa dapat menimbulkan
gejala.
d. Kelas 4
Tidak dapat melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman:
gejala gagal jantung kongestif ditemukan bahkan pada saat istirahat dan
ketidaknyamanan semakin bertambah ketika melakukan aktifitas fisik
apapun.
6. Patofisiologi
c. Ekokardiografi
9. Penatalaksanaan
a. Terapi farmakologi :
1. Definisi
Intoleransi aktivitas didefinisikan sebagai keadaan di mana
seseorang tidak memiliki cukup energi fisiologis atau psikilogis untuk
bertahan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau
dilakukan.
2. Etiologi
menbentuk asam di dalam tubuh. Situasi ini akan memberikan suatu gejala sesak
napas (dispnea), ortopnea (dispnea saat berbaring) terjadi apabila aliran darah dari
ektermitas menngkatkan aliran balik vena kejantung dan paru-paru. Suplai darah
yang kurang di daerah otot dan kulit, menyebabkan kulit menjadi pucat dan dingin
serta timbul gejala letih, lemah dan lesu (Smeltzer & Bare, 2015). Intoleransi
aktivitas merupakan suatu diagnosa yang lebih menitikberatkan respon tubuh yang
tidak mampu untuk bergerak terlalu banyak karena tubuh tidak mampu
memproduksi energi yang cukup. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa, untuk
energi, tubuh memerlukan nutrisi dan CO2. Pada kondisi tertentu, dimana suplai
nutrisi dan O2 tidak sampai ke sel, tubuh akhirnya tidak dapat memproduksi
jantung tidak mampu untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
sifat kontraktil dari jantung dan curah jantung kurang dari normal. Hal ini
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) tanda dan gejala intoleransi
aktivitas pada gagal jantung kongestif di bagi menjadi 2 yaitu secara subjektif dan
objektif
a. Subjektif
1) Mengeluh Lelah
Menurut Kasron (2016), pasien dengan gagal jantung akan cepat merasa lelah, hal
ini terjadi akibat curah jantung yang berkurang yang dapat menghambat sirkulasi
normal dan suplai oksigen ke jaringan dan menghambat pembuangan sisa hasil
bernapas dan insomnia yang terjadi akibat distress pernapasan dan batuk.
Dispnea atau perasaan sulit bernafas adalah manisfestasi gagal jantung yang
aliran udara juga menimbulkan dispnea. Seperti juga spektrum kongesti paru yang
berkisar dari kongesti vena paru sampai edema interstisial dan akhirnya menjadi
beraktivitas menunjukkan gejala awal dari gagal jantung kiri. Ortopnea (dispnea
saat berbaring) terutama disebabkan oleh redistribusi aliran darah dari bagian-
bagian tubuh yang dibawah ke arah sirkulasi sentral (Price & Wilson, 2006) b.
Objektif
2009).
Aritmia adalah irama yang berasal bukan dari nodus SA. Irama yang tidak
teratur, sekalipun ia berasal dari nodus SA, misalnya sinus aritmia. Frekuensi kurang
dari 60 x/menit (sinus bradikardia) atau lebih dari 100 x/menit.
c. Komplikasi
akan dapat menimbulkan komplikasi yakni atrofi otot. Atrofi otot merupakan
keadaan dimana otot menjadi mengecil karena tidak terpakai dan pada akhirnya
serabut otot akan diinfiltrasi dan diganti dengan jaringan fibrosa dan lemak.
2) Penatalaksanaan
Pasien perlu sekali beristirahat baik secara fisik maupun emosional. Istirahat akan
ginjal. Istirahat juga mengurangi kerja otot pernafasan dan penggunaan oksigen.
Kepala tempat tidur harus dinaikkan 20 sampai 30 cm (8-10 inci) atau pasien
didudukkan di kursi. Pada posisi ini aliran balik vena ke jantung (preload) atau
menjadi minimal. Lengan bawah harus disokong dengan bantal untuk mengurangi
kelelahan otot bahu akibat berat lengan yang menarik secara terus-menerus.
Pasien yang dapat bernapas hanya pada posisi tegak (ortopnu) dapat didudukkan
di sisi tempat tidur dengan kedua kaki disokong kursi, kepala dan lengan
diletakkan di meja tempat tidur dan vertabra disokong dengan bantal. Bila
terdapat kongesti paru, maka lebih baik pasien didudukkan di kursi karena posisi
ini dapat memperbaiki perpindahan cairan dari paru. Edema yang biasanya
4) Pemeriksaan Penunjang
(f) EKG
Fungsi dari pemeriksaan EKG yaitu untuk mengetahui hipertrofi atrial atau
c. ECG
jantung.
b Rontgen dada
Tes latihan fisik sering kali dilakukan untuk menilai adanya iskemia miokard
dan pada beberapa kasus untuk mengukur konsumsi oksigen maksimum (VO2 maks).
Ini adalah kadar di mana konsumsi oksigen lebih lanjut tidak akan meningkat
meskipun terdapat peningkatan latihan lebih lanjut. VO 2 maks merepresentasikan
batas toleransi latihan aerobic dan sering menurun pada gagal jantung.
Komgestif
1. Pengkajian Keperawatan
2008).
aktivitas :
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan gejala penyakit yang dirasakan pada saat masuk
rumah sakit atau saat dilakukan pengkajian. Pada pasien dengan gagal jantung
Riwayat penyakit dahulu pada pasien dengan gagal jantung kongestif perlu dikaji
adanya faktor resiko seperti hipertensi kronis, DM, serangan IMA terdahulu, atau
adanya kelainan jantung bawaan termasuk kelainan katup.
f. Data psikososial
g. Pemeriksaan fisik
Pada umumnya kesadaran pasien tidak mengalami perubahan kecuali bila otak
mulai kekurangan oksigen yang disebabkan oleh pernurunan cardiac output bisa
dijadikan landasan pasien bisa jatuh daam keadaan status kesadaran yang rendah.
pasien tampak gelisah tidur sambal duduk atau dengan menggunakan beberapa
bantal.
mungkin rendah (gagal pemompaan), normal (CHF ringan atau kronis), atau
tinggi pada kelebihan beban cairan. Tekanan nadi mungkin menyempit yang
2. Diagnosa Keperawatan
pasien terhadap suatu masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik yang berlangsung aktual maupun potensial (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
adalah karena kelelahan dan dispnea akibat turunnya curah jantung Smeltzer &
Bare (2015). Gejala dan tanda intoleransi aktivitas menurut Tim Pokja SDKI DPP
l. Objektif yakni frekuensi jantung meningkat > 20% dari kondisi normal.
B. Subjektif yakni dispnea, merasa tidak nyaman setelah beraktivitas dan merasa
lemah
C. Objektif yakni tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, gambaran
3. Intervensi Keperawatan
Aktivitas menggunakan pendekatan nanda NIC – NOC (2015) dalam Huda &
2016):
terhadap aktivitas
2) Manajemen energi
frekuensi pernafasan).
4. Implementasi Keperawatan
melakukan pelaksanaan agar tercapainya tujuan dan kriteria hasil yang sudah di
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Asmadi (2008), evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan
yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir
yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
Format yang dapat digunakan untuk evaluasi keperawatan menurut Dinarti et al.
b. Objective, yaitu data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga. Pada
c. Analisys, yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif (biasaya ditulis dala
1) Tujuan tercapai; yaitu, respons klien sama dengan hasil yang diharapkan
2) Tujuan tercapai sebagian; yaitu hasil yang diharapkan hanya sebagian yang