KEGAWATDARURATAN DENGAN
FRAKTUR, DISLOKASI, STRAIN & SPRAIN
Elny Lorensi Silalahi,S.Kep.NS.M.Kes
Peertemiuan ke 5
FRAKTUR
• 1. DEFINISI FRAKTUR
Fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total
maupun sebagian (Muttaqin, 2008). Sedangkan menurut Ningsih (2009), fraktur adalah
terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya
disebabkan oleh trauma, rudapaksa atau tenaga fisik yang ditentukan jenis dan luasnya
trauma.
Menurut Rasjad (2015), fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi,
tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang persial.Fraktur adalah keadaan
dimanatulang mengalami retak atau patah (Triono puji & murinto,2015).
Fraktur merupakan suatu kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang
rawan yang disebabkan oleh rudapaksa, dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak
langsung (Primarta Mesuri Rosalina dkk, 2014).
2. ETIOLOGI
3. Klasifikasi radiologis
a. Lokalisasi
• 1) Diafisial
• 2) Metafisial
• 3) Intra-artikuler
• 4) Fraktur dengan dislokasi
• b. Konfigurasi
• 1) Fraktur transversal
• 2) Fraktur oblik
• 3) Fraktur spiral
• 4) Fraktur Z
• 5) Fraktur komunitif, fraktur lebih dari dua fragmen
6) Fraktur baji biasanya pada vertebra karena trauma kompresi
7) Fraktur avulsi, fragmen kecil tertarik oleh otot atau tendo
misalnya fraktur epikondilus humeri, fraktur trokanter mayor,
fraktur patella
8) Fraktur depresi, karena trauma langsung misalnya pada tulang
tengkorak
9) Fraktur impaksi
10) Fraktur pecah (burst) dimana terjadi fragmen kecil yang
berpisah misalnya fraktur vertebra, patella, talus, kalkaneus
11) Fraktur segmental
12) Fraktur epifisis
• c. Menurut ekstens
• 1) Fraktur total
• 2) Fraktur tidak total (fraktur crack)
• 3) Fraktur buckle atau torus
• 4) Fraktur garis rambut
• 5) Fraktur green stick
• d. Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya
• 1) Tidak bergeser (undisplaced)
• 2) Bergeser (displaced)
• Bergeser dapat terjadi dalam 6 cara:
• 1) Bersampingan
• 2) Angulasi
• 3) Rotasi
• 4) Distraksi
• 5) Over-riding
• 6) Impaksi
5. MANIFESTASI KLINIK
5. KLASIFIKASI
• 1.Dislokasi CongenitalTerjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
• 2.Dislokasi PatologikAkibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar
sendi. misalnya tumor, infeksi,atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan
oleh kekuatan tulang yang berkurang.
• 3.Dislokasi TraumaticTerjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang darijaringan disekeilingnya dan mungkin juga
merusak struktur sendi, ligamen, syaraf,dan sistem vaskular.
Kebanyakan terjadi pada orang dewasa
6. MANIFESTASI KLINIS
• Nyeri terasa hebat .Pasien menyokong lengan itu dengan tangan sebelahnya dan
segan
• menerima pemeriksaan apa saja .Garis gambar lateral bahu dapat rata dan ,kalau
pasien tak
• terlalu berotot suatu tonjolan dapat diraba tepat di bawah klavikula. Berikut
tandanya:
• 1. Nyeri
• 2. Perubahan kontur sendi
• 3. Perubahan panjang ekstremitas
• 4. Kehilangan mobilitas normal
• 5. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
• 6. Deformitas
• 7. Kekakuan
7.KOMPLIKASI
• Dislokasi yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi berupa:
• Robeknya otot, ligamen, dan tendon pada sendi
• Kerusakan saraf atau pembuluh darah di daerah sendi
• Peradangan pada sendi
• Dislokasi berulang
8. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dislokasi bahu adalah reduksi dari sendi
glenohumeral yang dilakukan pasca pemberian antinyeri pada
sendi atau dengan sedasi, kemudian dilanjutkan dengan
rehabilitasi. Pembedahan dilakukan hanya pada kasus dislokasi
dengan fraktur yang menjadi kontraindikasi reduksi tertutup,
atau pada kasus instabilitas bahu rekuren terutama pada pasien
berusia <25 tahun.
STRAIN
1. DEFENISI STRAIN
• Menurut Smeltzer Suzame, KMB Brunner dan Suddarth,
Strain adalah robekan mikroskopis tidak komplit dengan
perdarahan ke dalam jaringan.
• Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau
kerobekan pada struktur muskulotendinous (otot atau
tendon). Strain adalah “tarikan otot” akibat penggunaan
berlebihan,peregangan berlebihan,atau stress yang
berlebihan.
• Strain akut pada struktur muskulotendious terjadi pada
persambungan antara otot dan tendon. Tipe cedera ini
sering terlihat pada pelari yang mengalami strain pada
hamstringnya.
• 2. ETIOLOGI
• Pada strain akut :
• • Ketika otot keluar dan berkontraksi secara mendadak
• Pada strain kronis :
• • Terjadi secara berkala oleh karena penggunaaan yang berlebihan/tekanan
berulang-ulang,menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon).
•
• 3. TANDA DAN GEJALA
• 1. Kelemahan
• 2. Mati rasa
• 3. Perdarahan
• 4. Perubahan warna
• 5. Bukaan pada kulit
• 6. Perubahan mobilitas, stabilitas dan kelonggaran sendi.
• 7. Nyeri
• 8. Edema
•
•4. PATOFISIOLOGI
Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau tidak langsung
(overloading). Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang
berlebihan atau ketika terjadi kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles (otot
pada kunci paha),hamstring (otot paha bagian bawah),dan otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang
baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak.
•5.KLASIFIKASI STRAIN
•1. Derajat I/Mild Strain (Ringan)
•Derajat i/mild strain (ringan) yaitu adanya cidera akibat penggunaan yang berlebihan pada
penguluran unit muskulotendinous yang ringan berupa stretching/kerobekan ringan pada
otot/ligament.
•a. Gejala yang timbul :
•Nyeri local
•Meningkat apabila bergerak/bila ada beban pada otot
•b. Tanda-tandanya :
•Adanya spasme otot ringn
•Bengkak
•Gangguan kekuatan otot
•Fungsi yang sangat ringan
c. Komplikasi
• Strain dapat berulang
• Tendonitis
• Perioritis
d. Perubahan patologi
• Adanya inflasi ringan dan mengganggu jaringan otot
dan tendon namun tanda perdarahan yang besar.
e. Terapi
• Biasanya sembuh dengan cepat dan pemberian
istirahat,kompresi dan elevasi,terapi latihan yang
dapat membantu mengembalikan kekuatan otot.
2.Derajat II/Medorate Strain (Ringan)
Derajat ii/medorate strain (ringan) yaitu adanya cidera pada unit
muskulotendinous akibat kontraksi/pengukur yang berlebihan.
a. Gejala yang timbul
• Nyeri local
• Meningkat apabila bergerak/apabila ada tekanan otot
• Spasme otot sedang
• Bengkak
• Tenderness
• Gangguan kekuatan otot dan fungsi sedang
b. Komplikasi sama seperti pada derajat I :
• Strain dapat berulang
• Tendonitis
• Perioritis
c. Terapi :
• Impobilisasi pada daerah cidera
• Istirahat
• Kompresi
• Elevasi
d. Perubahan patologi :
•Adanya robekan serabut otot
•
3. Derajat III/Strain Severe (Berat)
Derajat III/Strain Severe (Berat) yaitu adanya tekanan/penguluran mendadak yangcukup berat.
Berupa robekan penuh pada otot dan ligament yang menghasilkan ketidakstabilan sendi.
a. Gejala :
•Nyeri yang berat
•Adanya stabilitas
•Spasme
•Kuat
•Bengkak
•Tenderness
•Gangguan fungsi otot
b. Komplikasi ;
•Distabilitas yang sama
c. Perubahan patologi :
•Adanya robekan/tendon dengan terpisahnya otot dengan tendon.
d. Terapi :
•Imobilisasi dengan kemungkinan pembedahan untuk mengembalikan fungsinya.
• 6. MANIFESTASI KLINIS
• 1. Perdarahan dalam otot, bengkak, nyeri ketika kontraksi otot
• 2. Nyeri mendadak
• 3. Edema
• 4. Spasme otot
• 5. Haematoma
• 7.KOMPLIKASI
• 1. Strain yang berulang
• 2. Tendonitis
• 8. PENATALAKSANAAN
• Istirahat, Akan mencegah cidera tambah dan mempercepat penyembuhan
• Meninggikan bagian yang sakit,tujuannya peninggian akan mengontrol
pembengkakan.
• Pemberian kompres dingin. Kompres dingin basah atau kering diberikan secara
intermioten 20-48 jam pertama yang akan mengurangi perdarahan edema dan
ketidaknyamanan.
SPRAIN
1. DEFNISI
Sprain adalah cedera pada ligamen.Ligamen adalah
jaringan sekitar sendi penghubung tulang yang satu dan
lainnya, sedangkan tendon merupakan penghubung tulang
dan otot. Sprain sering terjadi pada lutut, tumit,
pergelangan tangan, dan jari jempol tangan.
2. ETIOLOGI
• Etiologi darisprain merupakan akibat dari gerakan
pergelangan kaki yang melebihi kekuatan ligamen ankle.
Faktor – faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
sprain dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor
ekstrinsik dan faktor intrinsik
3. GEJALA
Gejala yang timbul tergantung pada tingkat keparahannya, antara lain
nyeri, pembengkakan dan memar. Selain itu, gerakan menjadi terbatas
pada sendi yang terkena. Kadang, saat cedera akan terdengar bunyi di
sendi. Gejala dari sprain, antara lain:
• Nyeri di sekitar sendi;
• Tidak dapat menggunakan sendi;
• Tidak dapat menahan beban pada sendi; dan
• Bengkak, lebam, dan nyeri tekan.
4. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari sprain merupakan akibat dari ketidakseimbangan
gerakan inversi dan plantar fleksi dari pergelangan kaki. Sendi pergelangan
kaki terdiri dari 3 artikulasi sendi:
• Sendi tarokrural
• Sendi subtalar
• Distal tibiofibular syndesmosis.
5.KLASIFIKASI KLINIS
1. KLASIFIKASI BERDASAR PENYEBAB
• 1. External violence (sebab yang berasal dari luar) Adalah
cedera yang timbul karena pengaruh dari luar, misalnya
• a) Body contact sports : sepakbola, tinju, karate
• b) Alat alat olahraga : bola, stick hockey atau raket yang
terlepas dari pegangannya
• c) Keadaan sekitar : lapangan yang tidak memenuhi
persyaratan, lintasan balap mobil atau balap motor yang tidak
baik, lapangan bola yang berlubang.
• 2. Internal violence (sebab yang berasal dari dalam) Cedera
ini terjadi karena koordinasi otot dan sendi yang kurang
sempurna sehingga menimbulkan gerakan-gerakan yang salah
dan mengakibatkan cedera.
3. Overuse (pemakaian yang terus menerus) Cedera ini
timbul karena pemakaian otot yang berlebihan dan terjadi
berulang-ulang Sifatnya biasanya perlahan-lahan (bersifat
kronis).
• Aiway: Jalan nafas paten, tidak ada lidah jatuh kebelakang, tidak adanya
benda asing pada jalan nafas, tidak ada edema pada mulut, tidak ada nyeri
telan.
• Breathing: Pola nafas pasien efektif, Respiratory rate 22x/menit, tidak
menggunakan otot bantu pernafasan, tidak ada suara nafas tambahan,
tidak ada pernafasan cuping hidung, saturasi oksigen 98%, terpasang
oksigen.
• Circulation: Frekuensi nadi 80x/menit, irama teratur, tekanan darah
100/80 mmHg, capilary refill <2 detik, akral hangat, suhu tubuh 36,2,
warna kulit sawo matang.
• Disability: GCS 15 dengan E5 V5 M5 reaksi pupil positif terhadap cahaya,
pupil berdiameter ka/ki 3mm/3mm (sama).
• Exprosure: Kondisi klien aman, klien berada di IGD untuk dilakukan
tindakan.
4. PENGKAJIAN FISIK
a. Keadaann
• Umum: Composmentis
• Kesadaran
b. Tanda-tanda Vital:
• - Tekanan Darah: 110/80 mmhg
• - Respirasi: 22x / menit
• - Nadi: 80x /menit
• - Suhu: 36,2 c
c. Head to toe:
• - Kepala: mesocephal
• - Muka: pucat
• - Mata: konjungtiva tidak enemis
• - Hidung: sklera tidak ikterik, simetri, bersih tidak ada secret
• - Telinga: Tidak ada gangguan pendengaran
• - Mulut: Bersih
• - Leher: Terpasang Neckolar
• Jantung:
• Inspeksi: Ictus cordis tidak teraba
• Palpasi: Ic teraba di ICS ke 5 mid klapikula simetri
• Perkusi: pekak
• Auskultasi: Bunyi jantung I dan II lupdup
• Paru-paru:
• Inspeksi: Tidak ada jejas di dada
• Palpasi: pengembangan dada kuat angka ka/ki
• Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
• Auskultasi: suara nafas vesikuler
• - Abdomen
• Inspeksi: Tidak ada jejas
• Auskultasi:bising usus terdengar 23x / menit
• Perkusi: Kuadran I sonor kuadran II, III, IV tympani
• Palpasi: tidak ada nyeri tekan
• -Genetalia: Bersih, terpasang DC
• - Rektum : tidak terkaji
• - Ekstremitas AtasKekuatan otot Ka/Ki: 5/5
• - Ekstremitas bawah Kekuatan otot Ka/Ki: 5/3
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN KLIEN
- Hemoglobin 13,6
- Hematokrit 42
- - Leukosit 10,5
- - Trombosit 239
- - Eritrosit 5.01
- - Golongan Darah O
- Hemostosis
- - PT 14,5
- - APTT 30,3
- - INR 1.210
- - Na darah 137
• Kesimpulan
Fraktur OS Femur 1/3 tengah kiri
THERAPY
Cairan IV
Nacl 0,9% 20 tpm Cairan elektrolit
Obat parenteral 50 mg Antasida
Inj. Ranatidin 1 gr Antibiotik
Fenition 100 mg Anti epilepsy
Inj. Metamizol 1 gr Anti inflamansi
PERENCANAAN
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 8 jam - Berikan penjelasan pada klien tentang penyebab nyeri
di harapkan nyeri berkurang dan dapat teratasi dengan - kaji skala nyeri
kriteria hasil : - Ajarkan klien tentang teknik mengurangi nyeri
-Mengkaji skla nyeri P,Q,R,S,T - Observasi TTV
- Skala nyeri turun menjadi 4 - Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
- Klien mampu mengontol nyeri analgesik
-Berikan istirahat yang cukup
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 8 jam -Berikan latihan aktivitas secara bertahap
di harapkan pasien mampu memiliki cukup energi - bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sesuai yg di
untuk beraktivitas dan dapat teratasi dengan kriteria inginkan
hasil :
-Klien mampu melakukan aktivitas mandiri sesuai
kemampuan
- Klien mampu untuk memnuhi kebutuhan dirinya
sendiri
NO EVALUASI
DX
1
S: Klien mengatakan nyeri pada kaki kiri bagian paha
P : Nyeri bertambah saat di gerakkan
Q : nyeri seperti di remas remas
R : nyeri pada bagian femur 1/3 tengah sinestra di sekitar pada kiri
S :Skala nyeri 7
T : Hilang timbul
O : Klien tampak meringis kesakittan
A : Belum masih teratasi
P : Lanjut intervensi
-observasi TTV
-Kaji skla nyeri
-ajarkan teknik relaksasi
2. S : Klien mengeluh kaki kirinya sulit untuk digerakkan
O : Klien tampak sulit beraktifitas
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervvensi
-Memeinta keluarga untuk mendampingi saat beraktifitas
3. S : dibagian paha klien sebelah kiri tampak luka
O : Klien tampak menahan sakit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkkan intervvensi
-Mengobservasi tanda tanda infeksi
-Melakukan perawatan luka
-mengobervasi TTV
TERIMAKASIH…….