Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI PENDENGARAN

DOSEN PEMBIMBING :
YUNI ASTINI, SKP., M.Kes

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
FADHILA HERYA UTAMI (1814401136)
IHSAN MUHAMMAD ADHA (1814401137)
FATHUL MUIN AMIR (1814401138)
RAHMATIN VENIYA (1814401139)
WIDDATUL MILATI (1814401140)
KETUT AGUS SATRIAWAN (1814401141)
KADEK BAGUS DEWANGGA (1814401142)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PRODI D-III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
2020

i
LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI PENDENGARAN

2.1 Pengertian
Halusinasi ialah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca
indera seorang pasien, yang terjadi dalam kehidupan sadar atau bangun,
dasarnya mungkin organik, fungsional, psikopatik ataupun histerik (Maramis,
2005). Halusinasi sebagai “hallucinations are defined as false sensory
impressions or experiences” yaitu halusinasi sebagai bayangan palsu atau
pengalaman indera. (Sundeen's, 2004).
Halusinasi ialah terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak
terdapat simulus (Yosep, 2009).

Contoh kasus masalah halusinansi :


Pada tanggal 25 Desember 2019, pukul 08.30 WIB Tn.K diantar oleh
kakaknya Ny. N ke RSJ Kurungan Nyawa. Ny. N mengatakan bahwa sejak ±
1 bulan yang lalu Tn. K tampak bingung, cemas, suka menyendiri, mudah
emosi, susah tidur, mondar-mandir, bicara kacau, kadang bicara sendiri, dan
mendengar suara bisikan-bisikan yang hanya bisa didengar oleh dirinya
sendiri.

2.2 Faktor Predisposisi


Faktor predisposisi merupakan faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan
jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres.
Diperoleh baik dari klien maupaun keluarganya. Faktor predisposisi dapat
meliputi :
a. Faktor Biologis
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan
intrapersonal terganggu, maka individu akan mengalami stres dan
kecemasan. Coontoh : Tidak memiliki garis keturunan penderita gangguan
jiwa.
b. Faktor Sosiokultural
Berbagai faktor di masyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa
disingkirkan sehingga orang tersebut merasa kesepian di lingkungan yang
membesarknya. Contoh : Klien berusia 32 tahun, pekerjaan sebagai
cleaning service, pendidikan klien terakhir SMP, beragama Islam dan
bertempat tinggal di Natar. Klien tidak pernah melakukan penganiayaan,
tindakan kriminal maupun adanya penolakan dari lingkungannya.

c. Faktor Psikologis
Hubungan intrapersonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda
bertentangan yang sering diterima oleh seseorang akan menagkibatkan
stres dan kecemasan yang tinggi dan berakhir pada gangguan orientasi
realitas. Contoh : Pasien tampak bingung, cemas, suka menyendiri, dan
mudah emosi karena pernah mengalami pengalaman yang tidak
menyenangkan dalam hal asmara

2.3 Faktor Presipitasi


Faktor presipitasi yaiutu stimulus yang dipersepsikan oleh individu
sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra
untuk menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkunagan, seperti
partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak komunikasi,
objek yang ada di lingkungan, dan juga suasana sepi atau terisolasi seringg
menjasi pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut dapat meningkatkan
stres dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat
halusinogenik
Contoh Presipitasi
a. Asal
Kurangnya dukungan dari keluarga sehingga Tn. K mengalami
keterpurukan akibat gagal menikah.
b. Waktu
Klien mengalami halusinansi sejak ± 1 bulan yang lalu.
c. Jumlah
Hanya 1 hal yang membuat klien terpuruk

2.4 Penilaian terhadap stressor


a. Kognitif
Klien tidak berpikir logis, kekacauan alur pembicaraan, sering
berbicara sendiri, serta kurangnya motivasi untuk melanjutkan hidup.
b. Afektif
Klien mengalami kesedihan yang berlarut-larut dan merasakan takut
yang berlebihan.
c. Fisiologis
Klien susah tidur
d. Prilaku
Klien berilaku aneh sesuai isi halusinasi, sering berbicara sendiri, dan
selalu merasa gelisah
e. Sosial
Klien tidak tertarik dengan kegiatan yang bersifat menghibur,
ketidakmampuan untuk berkomunikasi, acuh dengan lingkungan,
penurunan kemampuan bersosialisasi, dan selalu merasa ketakutan dan
tidak percaya terhadap orang lain.

2.5 Sumber koping


Suatu evalusi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang. Individu
dapat mengatasi stres dan anxietas dengan menggunakan sumber koping
di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal untuk
menyelesaikan masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya, dapat
membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan
stres dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.
Contoh sumber koping :
a. Mendapat dukungan sosial dan keyakinan budaya dari keluarga dan
lingkungan sekitar.
b. Dapat membantu seseoarang mengintegrasikan pengalaman yang
menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.

2.6 Mekanisme Koping


Tiap upaya yang diarahkan pada pelaksanaan stres termasuk upaya
penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang
digunakan untuk melindungi diri. Contoh : Cara yang dilakukan klien
dalam meyelesaikan masalah adalah maladaptif (menarik diri dari
lingkungan).
2.7 Pohon Masalah
Resiko perilaku mencederai diri
…………………………………………

Gangguan Perubahan
Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial
………………………………………
DAFTAR PUSTAKA

Muhith Abdul, 2015. PENDIDIKAN KEPERAWATAN JIWA. Yogyakarta: Andi


https://www.academia.edu/30647554/keperawatan_jiwa_halusinasi
https://www.academia.edu/19667672/askep_halusinasi_jiwa
https://www.academia.edu/5878928/STUDIKASUSASUHANKEPERAWATAN
_PADA_TN.I_DENGAN_GANGGUAN_PERSEPSI_SENSORI_HALUSINASI
_PENDENGARAN

Anda mungkin juga menyukai