DI PUSKESMAS TERMINAL
DI SUSUN OLEH :
NIM : 1814401110019
KELOMPOK : 3
DOSEN PEMBIMBING :
1. DEFENISI
2. ETIOLOGI
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa
disebabkan oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan
hiperkoleterolemia poligenik, juga bisa disebabkan faktor sekunder akibat dari
penyakit lain seperti diabetes mellitus, sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan
diet lemak jenuh (saturated fat), kegemukan dan kurang olahraga.
Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang beresiko tinggi
menderita hiperkolesterolemia. beberapa faktor dapat dikurangi atau dihilangkan
dengan pengubahan gaya hidup, beberapa faktor sulit untuk diubah. tapi
setidaknya pengurangan faktor resiko harus dilakukan semaksimal mungkin.
faktor resiko utama penyebab tingginya kolesterol darah antara lain obesitas atau
kegemukan, makanan tinggi asam lemak dan lemak jenuh, biasanya makanan yg
digoreng, makanan rendah serat, kurang beraktifitas fisik, stress, merokok,
tinggal di area dengan tingkat polusi tinggi (industri, kota yg padat kendaraan
bermotor), diabetes, underactive thyroid, dan polycystic ovary syndrome.
1. Hiperkolesterolemia Poligenik
Tipe ini merupakan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan,
merupakan interaksi antara kelainan genetik yang multipel, nutrisi dan faktor-
faktor lingkungan lainnya serta memiliki lebih dari satu dasar metabolik.
Penyakit ini biasanya tidak disertai dengan xantoma.
2. Hiperkolesterolemia Familial
Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada
reseptor LDL permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini
menyebabkan hati tidak bisa mengabsorpsi LDL. Karena mengganggap LDL
tidak ada, hati kemudian memproduksi VLDL yang banyak ke dalam plasma.
Pada pasien dengan Hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar kolesterol
total mencapai 600 sampai 1000 mg/dl atau 4 sampai 6 kali dari orang normal.
Banyak pasien ini meninggal sebelum berumur 20 tahun akibat infark
miokard.
3. Kebiasaan Diet lemak Jenuh, Kurang olahraga dan Kegemukan
Pada tubuh manusia, reseptor LDL menangkap LDL yang tidak teroksidasi
dan disimpan di dalam sel tubuh. Jika sudah berlebih, LDL tidak masuk ke
dalam sel kemudian dimetabolime di hepar untuk menjadi asam empedu dan
diekskresikan keluar. Pada proses patologi, oksidan LDL ditangkap oleh
makrofag dan kemudian menjadi sel busa dan menumpuk di dalam tubuh,
tidak diekskresi dan apabila menumpuk didalam pembuluh darah
menimbulkan plak aterome dan lama-kelamaan menjadi aterosklerosis.
Penelitian pada binatang yang ditingkatkan kadar serumnya
menunjukkan LDL memicu atrogenesis. Ada bentuk kelainan gen pada
manusia yang menyebabkan peningkatan LDL secara berat yang
menimbulkan penyakit kardiovaskuler pada usia muda. LDL menimbulkan
penumpukan kolesterol pada dinding arteri. LDL juga menyebabkan
rangsangan inflamasi dani inflamasi pada lesi aterogenik. Peningkatan LDL
berhubungan dengan semua tingkatan aterogenik yaitu disfungsi endotel,
pembentukan dan pertumbuhan plak, ketidakstabilan plak dan
thrombosis.Peningkatan LDL plasma menyebabkan retensi partikel LDL pada
dinding arteri meningkat, oksidasi LDL dan pengeluaran zat-zat mediator
inflamasi . Terapi terhadap peningkatan LDL menunjukkan fungsi endotel
koroner menjadi normal.
Akibat Penyakit Lain
Berikut ini dislipidemia yang disebabkan oleh penyakit lain:
Tabel 3
Penyebab Hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh penyakit
No. Penyakit penyebab Kelainan lipid
1. Diabetes mellitus (DM) TG dan HDL
2. Gagal ginjal kronis TG
3. Sindrom nefrotik Kolesterol total
4. Hipotiroidisme Kolesterol total
5. Penyalahgunaan alcohol TG
6. Kholestasis Kolesterol total
7. Kehamilan TG
8. Obat-obatan (kontrasepsi oral, diuretic, TG dan atau Kolesterol total ,
beta bloker, kortikosteroid) HDL
Keterangan:
TG = Trigliserida
HDL = High Density Lipoprotein
Meningkat
Menurun
Peningkatan prevalensi Diabetes seiring dengan peningkatan faktor
risiko yaitu obesitas (kegemukan), kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi
serat, tinggi lemak, merokok, hiperkolesterol, hiperglikemia dan lain-lain.
Prevalensi faktor risiko DM dari 2001-2004 yaitu : obesitas dari 12,7%
menjadi 18,3%. Hiperglikemia dari 7,9% menjadi 11,3% dan hiperkolesterol
dari 6,5% menjadi 12,9%. Diabetes berpotensi menyebabkan
hiperkolesterolemia dengan meningkatkan kadar kolesterol LDL.
Sindrom nefrotik adalah sindroma klinis yang ditandai dengan adanya
proteinuria, hipoalbunemia, edema, dan hiperkolesterolemia. Patogenesis
terjadinya hiperkolesterolemia adalah kebocoran pada membrane basalis
glomerulus menyebabkan proteinuria sehingga terjadi hipoalbiminemia.
Hipoalbuminemia dikompensasi oleh hepar dengan memprodusksi kolesterol
sehingga terjadi hiperkolesterolemia. Terjadi hipoalbuminemia yang
selanjutnya merangsang hepar untuk memprodusksi kolesterol sehingga
terjadi hiperkolesterolemi.
3. FAKTOR RESIKO
Keterangan:
LDL = Low Density Lipoprotein
VLDL = Very Low Density Lipoprotein(Trigliserida)
Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol melebihi
batas normal (>240 mg/dl). Semakin lanjutnya usia risiko menderita
hiperkolesterolemia semakin besar. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kejadian hiperkolesterolemia, diantaranya jenis kelamin, pola
makan, obesitas, kebiasaan olah raga dan kebiasaan merokok terhadap
hiperkolesterolemia pada lansia.
Tabel 2
Klasifikasi kadar lipid plasma (mg/dl)
No. Kadar Lipid Plasma
1. Kolesterol total < 200 Yang diinginkan 200 – 239 Batas
tinggi ≥ 240 Tinggi
2. LDL < 100 Optimal 100 – 129 Mendekati
optimal 130 – 159 Batas tinggi
160 – 189 Tinggi ≥ 190 Sangat
tinggi
3. HDL < 40 Rendah ≥ 60 Tinggi 4
Trigliserida < 150 Normal 150 –
199 Batas tinggi 200-499 Tinggi
≥ 500 Sangat tinggi.
Tabel 4
Komposisi makanan untuk hiperkolesterolemia menurut Perkeni 2004
6 Serat 30 gr perhari
Tabel 5
Untuk di Rumah Sakit Dr.Soetomo menggunakan Diet B (Tjokroprawiro)
dengan komposisi:
1 Karbohidrat 68%
4 PUFA 5%
5 MUFA 10%
6 protein 12%
b) Aktivitas fisik
Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan berat
badan. Olahraga disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan
penderita. Penurunan 10 % berat badan berarti menurunkan 30%
lingkar perut yang mana terdapat lemak sentral di sana. AHA
merekomendasikan olahraga selama 30 menit dengan aktivitas sedang
3-4 kali dalam seminggu
c) Menghindari rokok
Merokok berhubungan dengan proses metabolis yang berefek pada
lipoprotein termasuk didalamnya meningkatkan asam lemak bebas,
glukosa dan VLDL serta menurunkan HDL. Berhenti merokok
berhubungan dengan peningkatan rata-rata HDL 6-8 mg/dl.
d) Terapi farmakologis
Berikut ini obat- obatan yang mampu menurunkan kadar kolesterol
darah, terdapat beberapa golongan obat, antara lain statin, resin,
niasin, ezetimibe dan asam lemak omega-3.
Tabel 6
Obat-obatan hipolipidemik
Tabel 7
Efek Obat hipolipidemik terhadap kadar lipid serum
1 hiperkolesterolemia Statin/resin/kombinasi
3 Hipertrigliseridemia fibrat
6. PENCEGAHAN
Menghentikan merokok
Mengurangi konsumsi kolesterol
Mempertahankan kadar gula normal
Latihan fisik (senam) secara teratu
Periksa tekanan darah
Lakukan latihan olahraga.
Konsumsi makanan yang bergizi
Kurangi makanan berlemak.
Jauhi alkohol.
DAFTAR PUSTAKA