Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES PENUAAN

DI PUSKESMAS TERMINAL

DI SUSUN OLEH :

NAMA : RAHMI MAULIDA

NIM : 1814401110019

KELOMPOK : 3

DOSEN PEMBIMBING :

1. NOR AFNI OKTAVIA,Ns.,M.Kep

2. HARIS FADLI, S.Kep.,Ns

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES MENUA

A. Pengertian

Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-


lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Proses menua merupakan proses normal yang dimulai sejak
pembuahan dan berakhir pada kematian. Sepanjang hidup tubuh berada
pada keadaan dinamis, ada pembangunan dan ada perusakan. Pada saat
pertumbuhan, proses pembangunan lebih banyak daripada proses
perusakan. Setelah tumbuh secara faali mencapai tingkat kedewasaan,
proses perusakan secara berangsur akan melebihi proses pembangunan.
Inilah saatnya terjadi proses menua atau aging (Nugroho, 2012).

B. Etiologi
1. Teori Biologis (Nugroho,2000)
Penuaan merupakan proses yang secara berangsur mengakibatkan
perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan di dalam
yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut
perubahan sel, akibat interaksi sel dengan lingkungannya, yang pada
akhirnya menimbulkan perubahan degeneratif. Teori biologik
tentang proses penuaan dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
2. Teori Genetik
Perubahan yang berkaitan dengan usia, timbul akibat penyebab di
dalam sel sendiri ,terbagi menjadi :
a) Teori genetik clock
Tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen dan
menentukan proses penuaan
b) Teori mutasi somatik
Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA
(Deoxyribonucleic Acid) dan RNA (Ribonucleic acid) terjadi
terus-menerus sehingga terjadi penurunan fungsi organ dan
perubahan sel menjadi kanker atau penyakit.
3. Teori Nonbiologik
Pperubahan yang  terjadi diakibatkan oleh pengaruh lingkungan,
yang terbagi menjadi 5 yaitu:
a) Teori penurunan system imun tubuh (outo-immune theory)
b) Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory)
c) Teori menua akibat metabolisme
d) Teori lantai silang (cross link theory)
e) Teori fisioogis
f) Teori sosiologi
1) Teori interaksi sosial
Kemanpuan lanjut usia menjalin interaksi sosial.
2) Teori aktivitas atau kegiatan
Kemampuan lanjut usia yang aktiv dalam kegiatan
sosial,dapat mempertahankan aktivitas selama
mungkin,mempertahankan hubungan antara system sosial
dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan
sampai lanjut usia.
3) Teori kepribadian berlajut (continuity theory)
Gaya hidup yang tidak berubah higga lanjut usia.
4) Teori pembebasan/penarikan diri (disengagement theory)
Menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat
memusatkan diri pada persoalan diri.
C. Manifestasi Klinik
Fisik
1. Sel
a) Lebih sedikit jumlahnya.
b) Lebih besar ukurannya.
c) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraseluler.
d) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan
hati.
e) Jumlah sel otak menurun.
f) Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g) Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%.
2. System persarafan
a) Berat otak menurun 10-20%. (Setiap orang berkurang sel saraf
otaknya dalam setiap harinya).
b) Cepatnya menurun hubungan persarafan.
c) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya
dengan stres.
d) mengecilnya saraf panca indra.Berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf penciumdan perasa,
lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya
ketahanan terhadap dingin.
e) Kurang sensitif terhadap sentuhan.

3. Sistem pendengaran
a) Presbiakusis ( gangguan dalam pendengaran ). Hilangnya
kemampuan pendengaran pada telinga dalam, terutama
terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia
diatas umur 65 tahun.
b) Otosklerosis akibat atrofi membran tympani .
c) Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena
meningkatnya keratin.
d) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan jiwa/stres.
4. Sistem penglihatan
a) Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
c) Kekeruhan pada lensa menyebabkan katarak.
d) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi
terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam
cahaya gelap.
e) Hilangnya daya akomodasi.
f) Menurunnya lapangan pandang, berkurang luas pandangannya.
g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau.
5. Sistem kardiovakuler
a) Elastisitas dinding aorta menurun.
b) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini
menyebabakan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas
pembulu darah perifer untuk oksigenisasi,. Perubahan posisi
dari tidur ke duduk atau dari duduk ke berdiri bisa
menyebabkan tekanan darah menurun, mengakibatkan pusing
mendadak.
e) Tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer.
6. Sistem pengaturan temperatur tubuh
a) Temperatur tubuh menurun ( hipotermia ) secara fisiologis
akibat metabolisme yang menurun.
b) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi
panas akibatnya aktivitas otot menurun.
7. Sistem respirasi
a) Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
b) Menurunnya aktivitas dari silia.
c) Paru-paru kehilangan elastisitas, menarik nafas lebih berat,
kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman
bernafas menurun.
d) Alveoli ukuranya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
e) Kemampuan untuk batuk berkurang.
f) Kemampuan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring
dengan pertambahan usia.
8. Sistem Gastrointestinal.
a) Kehilangan gigi akibat Periodontal disease, kesehatan gigi
yang buruk dan gizi yang buruk.
b) Indera pengecap menurun, hilangnya sensitivitas saraf
pengecapm di lidah terhadap rasa manis, asin, asam, dan pahit.
c) Eosephagus melebar.
d) Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
e) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
f) Daya absorbsi melemah.
9. Sistem Reproduksi.
a) Menciutnya ovari dan uterus.
b) Atrofi payudara.
c) Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa
meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur. \
d) Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia
asal kondisi kesehatan baik.
e) Selaput lendir vagina menurun.
10. Sistem Perkemihan.
a) Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh
melalui urin, darah yang masuk ke ginjal disaring di
glomerulus (nefron). Nefron menjadi atrofi dan aliran darah ke
ginjal menurun sampai 50%.
b) Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air
kecil meningkat dan terkadang menyebabkan retensi urin pada
pria.
11. Sistem Endokrin.
a) Produksi semua hormon menurun.
b) Menurunnya aktivitas tyroid, menurunnya BMR (Basal
Metabolic Rate), dan menurunnya daya pertukaran zat.
c) Menurunnya produksi aldosteron.
d) Menurunya sekresi hormon kelamin misalnya, progesteron,
estrogen, dan testosteron.
12. Sistem Kulit ( Sistem Integumen )
a) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
b) Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses
keratinisasi, serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel
epidermis.
c) Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
d) Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
e) Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunya cairan dan
vaskularisasi.
f) Pertumbuhan kuku lebih lambat.
g) Kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar dan kurang
bercahaya.
h) Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
13. Sistem Muskuloskletal
a) Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh.
b) Kifosis
c) Pergerakan pinggang, lutut, dan jari-jari terbatas.
d) Persendiaan membesar dan menjadi kaku.
e) Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.
f) Atrofi serabut otot ( otot-otot serabut mengecil ).Otot-otot
serabut mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban,
otot-otot kram dan menjadi tremor.
g) Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.
Psikologis
1. Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan
identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang
pensiun (purna tugas), ia akan mengalami kehilangan-kehilangan,
antara lain :
a) Kehilangan finansial (income berkurang).
b) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup
tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya).
c) Kehilangan teman/kenalan atau relasi.
d) Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
2. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of
mortality)
3. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergerak lebih sempit.
4. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation).
5. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit,
bertambahnya biaya pengobatan.
6. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
7. Gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian.
8. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
9. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan
teman-teman dan family.
10. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan konsep diri.
Spritual
1. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan
2. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari.
3. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer,
Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara
mencintai keadilan (Nugroho, 2012).
D. PATHWAY LANSIA

Perubahan Perubahan Kejiwaan Perubahan


Biologis/Fisik
Kejiwaan

Penurunan Daya Ingat,


Penurunan Pemasukan Penurunan Tingkat Pendidikan Rendah
Nutrisi Aktivitas Sumber Keuangan
Menurun
Fungsi Intelektual
KETIDAKSEIMBANG Penurunan Fungi
AN NUTRISI: Fungsi Sosial
Otot,Pendengaran,
KURANG DARI Demensia Menurun
KEBUTUTAH TUBUH Pengliatan
Kehilangan
(00002)

RESIKO JATUH
Perasaan Mudah Depresi
GANGGUAN (00155)
PERSEPSI SENSORI
Sedih Marah/Teringgung
PENDENGARAN DAN
PENGLIHATAN
Cedera Kurang Merasa Perasaan Tidak Perubahan Psikologi
Diperhatikan Senang
NYERI AKUT
(00132) Fraktur
Menarik Diri
ANSIETAS Gangguan
(00146) Istirahat
Imobilitas Penurunan
Fungsi Fisik Dan Tidur ISOLASI SOSIAL
(00053)

Sumber : Nugroho, 2000; NANDA-I, 2012; Bandiyah, 2009


E. Masalah  Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidak mampuan memasukan atau mencerna nutrisi oleh
faktor biologis, psikologis, ekonomi
2. Resiko jatuh berhubungan dengan penyesuaian prostesis ekstemitas
bawah
3. Nyeri akut berhubungan dengan   proses inflamasi, destruksi sendi
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan,pola
interasi,fungsi peran.
F. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Diagnosa Perencanaan
No Tujuan / Kriteria Hasil
Kep Intervensi Rasional
1 Dx1 NOC: NIC:
a. Status gizi : 1. Informasikan pada klien dan 1. Dengan pemahaman yang benar
Asupan makanan dan cairan keluarga tentang manfaat nutrsi akan memotivasi klien untuk
b. Status gizi: asupan zat gizi meningkatkan asupan makanan dan
c. Pengendalian berat badan minuman
Setelah dilakukan tindakan 2. Ajarkan keluarga untuk membuat 2. Dengan mencatat makanan
keperawatan selama….Nutrisi kurang catatan makanan harian setiap harinya dapat mengetahui
teratasi dengan kriteria hasil : asupan apa saja yang dimakan klien
 Asupan makanan dan minuman stiap harinya
per oral (tidak berlebihan) 3. Memfasilitasi pemeliharaan berat 3. Untuk mempertahankan BB
 Asupan makanan dan minuman badan yang optimal dan lemak tubuh yang ideal
yang di tandai ( tidak adekuat, kurang yang ada
adekuat, sukup adekuat, adekuat,
sangat adekuat)
 Indeks masa tubuh dengan
rentang normal 18,5 – 22,9 (WHO),
18,5-25,0 (Depkes)
2 DX2 NOC: NIC: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji ulang adanya faktor-faktor yang menjadi penyebab resiko jatuh
keperawatan selama …x… jam resiko jatuh pada klien. pada klien, sebagai pencegahan
diharapkan Klien mampu primer untuk menghindari resiko
memperlihatkan upaya menghindari cedera.
jatuh atau cidera, dengan Kriteria 2. Tulis dan laporkan adanya faktor-
Hasil : faktor resiko. 2. Sebagai laporan untuk mengetahui
faktor-faktor yang menjadi
 Mengidentifikasi bahaya
penyebab resiko jatuh pada klien,
lingkungan yang dapat
3. Lakukan modifikasi lingkungan sebagai pencegahan primer untuk
meningkatkan kemungkinan
agar lebih aman (memasang menghindari resiko cedera.
cidera
pinggiran tempat tidur, dll)  sesuai 3. Dengan memodifikasi lingkungan
 Mengidentifikasi tindakan
hasil pengkajian bahaya jatuh agar lebih aman, kita dapat
preventif atas bahaya tertentu,
pada poin 1. meminimalisir resiko jatuh dan
 Melaporkan penggunaan cara
4. Monitor klien secara berkala. resiko cedera yang bisa dialami
yang tepat dalam melindungi
5. Ajarkan klien tentang upaya klien.
diri dari cidera.
pencegahan cidera (menggunakan 4. Untuk memastikan keamanan klien.
pencahayaan yang baik, 5. Meningkatkan status keamanan
memasang penghalang tempat klien agar terhindar dari resiko
tidur, menempatkan benda jatuh dan cedera.
berbahaya ditempat yang aman).
6. Kolaborasi dengan dokter dalam
menangani masalah gangguan 6. Mencegah kecelakaan akibat
persepsi pasien gangguan sensori
3 Dx3 NOC: NIC:
a. Tingkat kenyamanan 1. Lakukan pengkajian yeri secara 1. Membantu dalam menentukan
b. Pengendalian nyeri komprehensif termasuk lokasi, managemen nyeri
c. Tingkat nyeri durasi, frekuensi, kualitas dan
presipitasi
Setelah dilakukan tindakan 2. Ajarkan teknik non 2. Meralaksasi otot dan mengurangi
keperawatan selama….nyeri berkurang farmakologi: nafas dalam, kompres nyeri
dengan kriteria hasil : hangat
 Mampu mengenali nyeri (skala 3. Kurangi persepsi nyeri 3. Untuk mengurangi nyeri
intensitas 1-10 ,frekuensi dan tanda meningkat
nyeri)
 Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
 Tanda vital dalam rentang normal
(TD 130-150/80-90mmHg ,N 60-
70x/mnt,R 14-16 x/mnt)
 Tidak mengalami ganguan tidur
4 DX4 NOC : NIC : 1. Memberikan pengetahuan dasar,
1. Jelaskan tentang proses dimana pasien dapat membuat
Setelah dilakukan tindakan
penyakit, prosedur pembedahan pilihan ber dasarkan informasi, dan
keperawatan diharapkan Kecemasan
dan harapan yang akan datang. dapat berpartisipasi dalam terapi.
dapat berkurang, menunjukkan
pengendalian diri. dengan Kriteria 2. Diskusikan tanda dan gejala 2. agar mengurangi kecemasan dan
Hasil : proses penyakit atau perjalanan menambah informasi klien.
penyakit dan prosedur yang
 Klien tampak tenang
dilakukan (therapy)
 Mau berpartisipasi dalam
3. Dukung klien untuk 3. Proses kehilangan bagian tubuh
program terapi
mengekspresikan perasaannya membutuhkan penerimaan,
 Klien menunjukan pemahaman
( yang menyebabkan depresi). sehingga pasien dapat membuat
mengenai penyakit ini.
rencana untuk masa depannya.

4. Diskusikan tanda dan gejala 4. Klien dapat lebih tenang dan


depresi mengetahui tanda dan gejala
depresi.

(NANDA I, 2012-2014 & Wilkinson, J. M., Ahren, N.R., 2014)


DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah,S.(2009). Lanjut Usia Dan Keperawatan Gerontik. Nuha Medika:

Yogyakarta

Nugroho,W. (2012). Keperawatan gerontik dan geriatrik. Jakarta: EGC

Nugroho,W. ( 2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC Jakarta

Nanda I. (2014). Panduan diagnosa keperawatan. Jakarta: EGC

Wilkinson, J.M., Ahren,N.R., (2014). Buku saku diagnosa keperawatan NANDA

Intervensi NIC Kriteria hasil NOC Edisi.9. Jakarta: EGC

Banjarmasin, 22 Desember 2020

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Nor Afni Oktavia, Ns.,M.Kep) (Haris Fadli, S.Kep.,Ns)


LEMBAR KONSUL

Nama : Rahmi Maulida

Judul Kasus : Demensia

Tempat Praktek : Puskesmas Terminal

No. Hari / Materi Konsul Masukan / Saran TTD


Tanggal Pembimbing
Klinik

16

Anda mungkin juga menyukai