Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERAWATAN LUKA

DISUSUN OLEH KELOMPOK IX :

1. EVA DWI RAHAYU (P07120421009)

2. GHINA AULIA SYAFIATUN (P07120421013)

3. IHTISYAMUDDIN (P07120421017)

4. LUH KETUT SOVIA WULANDARI (P07120421025)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Tingkat 1

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “Perawatan Luka” ini dapat
terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan serta masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang besifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan penyusunan ke
depannya.

Tugas makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan, arahan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu, izinkan kami menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini. Akhir kata semoga
makalah ini dapat berguna bagi penulis, pembaca, serta pihak-pihak yang telah membantu.

Mataram, 30 Agustus 2021

Kelompok IX

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................5
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A. Pengertian Luka.................................................................................................................6
B. Tujuan Perawatan Luka.....................................................................................................6
C. Klasifikasi Luka.................................................................................................................6
D. Indikasi Perawatan Luka...................................................................................................9
E. Kontra Indikasi Perawatan Luka......................................................................................10
F. Persiapan pasien sebelum melakukan perawatan luka.....................................................10
G.Tindakan Perawatan Terhadap Luka................................................................................10
H. Ceklist Perawatan Luka Robek........................................................................................15
BAB III PENUTUP................................................................................................................19
A. Kesimpulan......................................................................................................................19
B. Saran................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan luka merupakan tindakan keperawatan yang sering dilakukan di
rumah sakit sehingga kemungkinan terjadinya infeksi klinis karena perawatan luka
cukup tinggi dan ini akan menambah tingginya biaya perawatan dan angka kesakitan
pasien (Anonim, 2005).
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan harus sesuai dengan
prosedur tetap yang berlaku serta selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku
profesional yang sesuai dengan etika profesi keperawatan yang merupakan kesadaran
dan pedoman yang mengatur nilai-nilai moral dalam melaksanakan kegiatan profesi
keperawatan, sehingga mutu dan kualitas profesi keperawatan tetap terjaga dengan
cara yang terhormat (Azwar, 2007).
Pelayanan keperawatan yang diberikan secara menyeluruh salah satunya
adalah perawatan luka yang harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap.
Prosedur perawatan luka ini bertujuan agar mempercepat proses penyembuhan dan
bebas dari infeksi, indikator adanya infeksi akibat perawatan luka yang tidak baik
salah satunya adalah terjadinya infeksi nosokomial yang merupakan infeksi yang
didapat atau yang timbul pada waktu pasien di rawat di rumah sakit (Potter, 2005)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat disusun
rumusan makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian dari luka?
2. Apa tujuan dari perawatan luka?
3. Apa saja macam-macam luka?
4. Apa saja indikasi perawatan luka?
5. Apa saja kontraindikasi perawatan luka?
6. Bagaimana persiapan pasien sebelum melakukan perawatan luka?
7. Apa saja alat yang digunakan dalam melakukan perawatan luka?
8. Bagaimana cara melakukan perawatan luka?

4
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalh ini sebagai pengkajian mengenai perawatan luka
demi terciptanya perawat yang sesuai dengan dasar-dasar seorang perawat.

D. Manfaat Penulisan
Agar semua pembaca dapat mengetahui dan memahami apa saja hal yang
terkait dengan perawatan luka

5
BAB II
PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Luka
Secara definisi suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh
karena adanya cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan
berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama
penyembuhan. Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara
spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.

B. Tujuan Perawatan Luka


1. Agar terhindar dari infeksi
2. Agar luka tetap bersih
3. Mempercepat penyembuhan
4. Mencegah masuknya kuman dan kotoran dalam luka
5. Mencegah terjadinya pencemaran oleh cairan dan kuman yang berasal dari
luka ke daerah sekitarnya
6. Mencegah terjadinya infeksi silang
7. Mengistirahatkan bagian yang luka atau sakit
8. Memberikan rasa aman dan nyaman

C. Klasifikasi Luka
1. Bersadarkan Mekanisme Terjadinya
a. Luka Terbuka
Luka Terbuka adalah luka yang mengenai lapisan kulit terluar sehingga
membuat jaringan di dalamnya terpapar udara.Jenis luka ini biasanya
ditimbulkan dari gesekan atau tusukan pada kulit dengan permukaan benda
yang kasar atau tajam.Tidak hanya yang diakibatkan oleh kecelakaan, luka
terbuka juga bisa berupa luka yang berasal dari prosedur medis seperti
halnya luka operasi.
- Luka lecet atau abrasi terjadi ketika kulit bergesekan dengan
permukaan yang kasar atau keras. Ciri-ciri luka lecet biasanya tidak
mengeluarkan banyak perdarahan dan dapat sembuh tanpa
meninggalkan bekas. Jenis luka ini termasuk ke dalam golongan luka
6
superfisial, artinya hanya mengenai lapisan kulit terluar saja. Meski
demikian, luka lecet tetap perlu dibersihkan agar tidak terjadi infeksi.
Saat membersihkan luka, pastikan Anda mencuci tangan terlebih dulu
hingga benar-benar bersih untuk mencegah kuman penyakit
masuk.Setelah itu, bersihkan luka dengan menggosok lembut bagian
yang lecet dengan air mengalir dan sabun. Agar memberi perlindungan
yang optimal, Anda bisa mengoleskan salep antibiotik, lalu balut area
yang terluka dengan perban.
- Luka robek, dikenal juga dengan sebutan laserasi (vulnus laceratum),
luka robek disebabkan oleh kecelakaan ketika menggunakan pisau atau
peralatan tajam lainnya.Tidak seperti luka lecet, luka robek ini tidak
melibatkan pengikisan lapisan terluar kulit (epidermis).Namun, laserasi
bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit dalam. Beberapa jenis
luka yang termasuk laserasi adalah luka goresdan luka sayatan.
- Luka tusuk, jenis luka ini biasanya disebabkan oleh benda tajam yang
runcing seperti paku atau jarum. Dibandingkan laserasi, luka tusuk
umumnya mengenai jaringan kulit yang lebih dalam.Terkadang luka
tusuk bisa tidak mengeluarkan banyak darah, tdtapi tusukan yang
terlalu dalam bisa merusak organ atau jaringan di bawah kulit.Selain
itu, risiko infeksi lebih tinggi karena cenderung sulit dibersihkan. Area
yang terluka juga lebih hangat dan lembab sehingga dapat menjadi
tempat yang ideal untuk pertumbuhan bakteri.Bila Anda ingin
melakukan perawatan pada jenis luka ini, cara yang sesuai adalah
mencuci luka di bawah aliran air.
- Luka bakar, seperti paparan sinar matahari, tersiram air panas, kontak
dengan api, bahan kimia, atau listrik.Berdasarkan tingkat
keparahannya, luka bakar terbagi menjadi beberapa derajat.Semakin
tinggi derajat luka bakar, artinya tingkat kerusakan jaringan kulit juga
bisa semakin luas.
- Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang
tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik)
biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang
luka diikat (Ligasi)

7
- Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti
oleh kaca atau oleh kawat.
- Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu
tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak,
perdarahan dan bengkak.
- Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ
tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi
pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
b. Luka Tertutup
Luka tertutup adalah luka yang biasanya berasal dari benturan benda
tumpul. Ciri-ciri luka ini ditandai dengan munculnya memar tanpa
perdarahan luar. Berbeda dengan luka terbuka, pada luka tertutup jaringan
kulit terluar atau epidermis tetap utuh. Luka tertutup justru terdapat pada
jaringan di bawah kulit.Kerusakan dari luka tertutup ini bisa mencapai
otot, organ dalam, dan tulang.
- Kontusio adalah jenis luka tertutup yang paling umum.Penyebab
kontusio adalah benturan benda tumpul yang merusak pembuluh darah
kecil, kapiler, otot, dan jaringan di bawahnya.Pada beberapa kasus,
kontusio juga dapat menyebabkan kerusakan pada tulang.Kemunculan
luka ditandai dengan memar berwarna kemerahan hingga kebiruan di
area yang terdampak.
- Serupa dengan kontusio, hematoma juga disebabkan oleh gangguan
pada pembuluh darah kecil dan kapiler yang mengakibatkan
penggumpalan darah pada daerah yang terluka. Bedanya, hematoma
berbentuk benjolan kenyal yang bernama lesi.Tergantung pada tingkat
keparahannya, jenis luka tertutup ini bisa berukuran besar atau kecil.
2. Berdasarkan tingkat kontaminasi
- Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah tak terinfeksi yang
mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada
sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka
bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan
dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan
terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.

8
- Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan
luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau
perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi,
kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
- Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka,
fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar
dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada
kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen.
Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
- Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya
mikroorganisme pada luka.
3. Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka
- Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka
yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
- Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit
pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka
superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang
yang dangkal.
- Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan
meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas
sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya.
Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak
mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang
dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
- Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot,
tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.

D. Indikasi Perawatan Luka


1. Perdarahan dari luka tidak dapat dihentikan dengan bebat tekan atau
memposisikan lebih tinggi daerah yang mengalami luka
2. Luka yang dialami disebabkan oleh trauma berat
3. Luka terbuka yang membutuhkan jahitan
4. Luka akibat gigitan hewan atau membutuhkan imunisasi rabies
5. Luka kotor dan sulit untuk dibersihkan

9
6. Terdapat tanda-tanda infeksi pada luka seperti kemerahan, bengkak, nyeri, dan
munculnya nanah
7. Status vaksinasi tetanus belum diperbaharui atau membutuhkan pencegahan
tetanus

E. Kontra Indikasi Perawatan Luka


Tidak ada kontraindikasi mutlak untuk tibdakan sayatan, drainase, dan debridemen
pada luka. Jika kondisi fisik pasien terganggu, stabilitas harus dilakukan sebelum
prosedur. Komorbiditas seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, atau komplikasi
lain yang berat, penanganan luka secara definitif dilakukan dikamar operasi dirumah
sakit dimana dokter spesialis tersedia

F. Persiapan pasien sebelum melakukan perawatan luka


Demi kelancaran pelaksanaan prosedur perawatan luka, maka terlebih dahulu Anda
haru mempersiapkan pasien meliputi: kemampuan pasien dalam berpartisipan,
pengetahuan dan persetujuan pasien untuk dilakukan perawatan luka. Mengenai
lingkungan Anda harus jaga privasi pasien dan posisi pasien.

G. Tindakan Perawatan Terhadap Luka

1. Perawatan Luka Bersih


Alat Steril dalam bak instrumen ukuran sedang tertutup:
a. Pinset anatomis (2 buah)
b. Pinset chirurgis (2 buah)
c. Handscoon steril
d. Kom steril (2 buah)
e. Kassa dan kapas steril secukupnya
f. Gunting jaringan/ Gunting Up Hecting (jika diperlukan)
Alat Lain:
a. Gunting Verband/plester
b. Plester
c. Nierbekken (Bengkok)
d. Lidi kapas
e. Was bensin

10
f. Alas / Perlak
g. Selimut Mandi
h. Kapas Alkohol dalam tempatnya
i. Betadine dalam tempatnya
j. Larutan dalam botolnya (NaCL 0,9%)
k. Lembar catatan klien

Prosedur Pelaksanaan

a. Mencuci Tangan
b. Melakukan inform consent lisan pada klien/keluarga dan intruksikan klien
untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
c. Menjaga privacy dan kenyamanan klien dan mengatur kenyamanan klien
d. Atur posisi yang nyaman bagi klien dan tutupi bagian tubuh selain bagian
luka dengan selimut mandi.
e. Siapkan plester untuk fiksasi (bila perlu)
f. Pasang alas/perlak
g. Dekatkan nierbekken
h. Paket steril dibuka dengan benar
i. Kenakan sarung tangan sekali pakai
j. Membuka balutan lama :
k. Basahi plester yang melekat dengan was bensin dengan lidi kapas.
l. Lepaskan plester menggunakan pinset anatomis ke 1 dengan melepaskan
ujungnya dan menarik secara perlahan, sejajar dengan kulit ke arah
balutan.
m. Kemudian buang balutan ke nierbekken.
n. Simpan pinset on steril ke nierbekken yang sudah terisi larutan chlorin
0,5%
o. Kaji Luka:
Jenis, tipe luka, luas/kedalaman luka, grade luka, warna dasar luka, fase
proses penyembuhan, tanda-tanda infeksi perhatikan kondisinya, letak
drain, kondisi jahitan, bila perlu palpasi luka denga tangan non dominan
untuk mengkaji ada tidaknya puss.
l. Membersihkan luka:

11
- Larutan NaCl/normal salin (NS) di tuang ke kom kecil ke 1
- Ambil pinset, tangan kanan memegang pinset chirurgis dan tangan kiri
memegang pinset anatomis ke-2
- Membuat kassa lembab secukupnya untuk membersihkan luka (dengan
cara memasukkan kapas/kassa ke dalam kom berisi NaCL 0,9% dan
memerasnya dengan menggunakan pinset)
- Lalu mengambil kapas basah dengan pinset anatomis dan dipindahkan
ke pinset chirurgis
- Luka dibersihkan menggunakan kasa lembab dengan kassa terpisah
untuk sekali usapan. Gunakan teknik dari area kurang terkontaminasi
ke area terkontaminasi.
m. Menutup Luka
- Bila sudah bersih, luka dikeringkan dengan kassa steril kering yang
diambil dengan pinset anatomis kemudian dipindahkan ke pinset
chirurgis di tangan kanan.
- Beri topikal therapy bila diperlukan/sesuai indikasi
- Kompres dengan kasa lembab (bila kondisi luka basah) atau langsung
ditutup dengan kassa kering (kurang lebih 2 lapis)
- Kemudian pasang bantalan kasa yang lebih tebal
- Luka diberi plester secukupnya atau dibalut dengan pembalut dengan
balutan yang tidak terlalu ketat.
n. Alat-alat dibereskan
o. Lepaskan sarung tangan dan buang ke tong sampah
p. Bantu klien untuk berada dalam posisi yang nyaman
q. Buang seluruh perlengkapan dan cuci tangan

2. Perawatan Luka Basah


a. Bak balutan steril :
- Kapas balut atau kasa persegi panjang
- Kom kecil 2 buah
- 2 pasang pinset (4 buah) atau minimal 3 buah (2 cirurgis dan 1
anatomis)
- Aplikator atau spatel untuk salaep jika diperlukan
- Sarung tangan steril jika perlu

12
b. Perlak dan pengalas
c. Bengkok 2 buah
- Bengkok 1berisi desinfektan 0,5 % untuk merendam alat bekas
- Bengkok 2 untuk sampah
- larutan Nacl 0,9 %
- Gunting plester dan sarung tangan bersih
- Kayu putih dan 2 buah kapas lidi

Prosedur Pelaksanaan

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakuakan


b. Dekatkan peralatan di meja yang mudah dijangkau perawat
c. Tutup ruangan sekitar tempat tidur dan pasang sampiran
d. Bantu klien pada posisi nyaman. Buka pakaian hanya pada bagian luka dan
instruksikan pada klien supaya tidak menyentuh daerah luka atau peralatan
e. Cuci tangan
f. Pasang perlak pengalas di bawah area luka
g. Pakai sarung tangan bersih, lepaskan plester dengan was bensin
menggunakan lidi kapas, ikatan atau balutan. Lepaskan plester dengan
melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan sejajar kulit dan
mengarah pada balutan. Jika masih terdapat bekas plester di kulit
bersihkan dengan kayu putih
h. Angkat balutan kotor perlahan-lahan dengan menggunakan pinset atau
sarung tangan, pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien.
Bila terdapat drain angkat balutan lapis demi lapis
i. Bila balutan lengket pada luka lepaskan dengan menggunakan normal
salin ( NaCl 0,9 % )
j. Observasi karakter dari jumlah drainase pada balutan
k. Buang balutan kotor pada sampah, hindari kontaminasi permukaan luar
kantung, lepaskan sarung tangan dan simpan pinset dalam bengkok yang
berisi larutan desinfektan
l. Buka bak steril, tuangkan larutan normal salin steril ke dalam mangkok
kecil. Tambahkan kassa ke dalam normal salin

13
m. Kenakan sarung tangan steril
n. Inspeksi keadaan luka, perhatikan kondisinya, letak drain, integritas
jahitan atau penutup kulit dan karakter drainase ( palpasi luka bila perlu
dengan bagian tangan yang nondominan yang tidak akan menyentuh bahan
steril )
o. Bersihkan luka dengan kapas atau kassa lembab yang telah dibasahi
normal salin. Pegang kassa atau kapas yang telah dibasahi dengan pinset.
Gunakan kassa atau kapas terpisah untuk setiap usapan membersihkan.
Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi
p. Pasang kassa yang lembab tepat pada permukaan kulit yang luka. Bila luka
dalam maka dengan perlahan buat kemasan dengan menekuk tepi kasa
dengan pinset. Secara perlahan masukan kassa ke dalam luka sehingga
semua permukaan luka kontak dengan kassa lembab
q. Luka ditutup dengan kassa kering. Usahakan serat kassa jangan melekat
pada luka. Pasang kassa lapisan kedua sebagai lapisan penerap dan
tambahkan lapisan ketiga
r. Luka difiksasi dengan plester atau dibalut dengan rapi,
s. Lepaskan sarung tangan dan buang ke tempat yang telah disediakan, dan
simpan pisnet yang telah digunakan pada bengkok perendam
t. Bereskan semua peralatan dan bantu pasien merapikan pakaian, dan atur
kembali posisi yang nyaman
u. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
v. Dokumentasikan hasil, observasi luka, balutan dan drainase, termasuk
respon klien
w. Perhatian :
- Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali balutan basah kering
dapat menimbulkan rasa nyeri pada klien
- Perawat harus memberikan analgesi dan waktu penggantian balutan
sesuai dengan puncak efek obat
- Pelindung mata harus digunakan jika terdapat resiko adanya
kontaminasi ocular seperti percikan dari luka

14
H. Ceklist Perawatan Luka Robek
No. Aspek Yang Dinilai Penilaian Ket
1 2 3
A. Definisi
Memberikan tindakan pertolongan pada
luka sobek dengan cepat dan tepat
B. Tujuan
Sebagai acuan dalam melakukan
pengobatan luka dalam mencegah
perdarahan, komplikasi, dan infeksi
nosokomial
C. Tahap Pre Interaksi
Pastikan tindakan sesuai dengan advis
dalam catatan medis pasien
D. Persiapan Alat dan Bahan
Hecting set/steril :
1) Pinset anatomi
2) Pinset chirurgis
3) Needle holder
4) Bengkok
5) Kom
6) Kassa steril
7) Duk steril
8) Gunting
9) NaCl 0.9%
10) Lidokain
11) Spuit 3 cc
12) Benang ctgut-silk
13) Jarum
14) Handschone steril
15) Klem anatomi
16) Verband
17) Plester
18) desinfektan

E. Tahap Orientasi

15
1) Berikan salam, panggil pasien
dengan namanya dan
perkenalkan diri
2) Jelaskan tujuan dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien dan keluarga
3) Atur posisi pasien agar nyaman
4) Tanggap terhadap reaksi pasien
disemua langkah tindakan
5) Sabar dan teliti

F. Tahap Kerja
1) Menjelaskan prosedur yang akan
dilaksanakan kepada pasien
(informed consent)
2) Menyiapkan alat-alat yang
diperlukan
3) Mencuci tangan dan
menggunakan APD
4) Membersihkan luka dengan
NaCl
5) Asepsis dan antisepsis area luka
dan sekitamya secara sirkuler
dengan povidon iodin
6) Pasing duk steril pada arca
tindakan
7) Area luka di anestesi lokal
dengan lidokain, tunggu
beberapa menit, pastikan
lidokain telah bekerja
8) Jaringan kulit yang mati dibuang
dengan menggunakan atau
gunting

16
9) Luka di cuci kembali dengan
cairan NaCl 0.9%
10) Lakukan hecting. Jaringan
subcutan dijahit dengan benang
yang dapat diserap yaitu plain
catgut atau poiiglactin secara
simple interrupted suture. Kulit
dijahit benang yang tak dapat
diserap yaitu silk atau nylon.
11) Jahit luka kurang lebih 1 cm
dari tepi luka, kemudian simpul,
gunting benang sisakan kira-kira
1 cm. jahit satu persatu dengan
jarak jahitan satu dengan yang
lainnya kurang lebih 1 cm.
12) Setelah selesai hecting,
bersihkan area luka dengan
NaCl 0.9%
13) Berikan pengobatan topical
pada luka dengan salep
gentamisin atau sufratule.
14) Menutup luka dengan cara
dibalut
15) Mencatat hasil kegiatan dan
hasil observasi pada rekam
medis
16) Rapihkan alat
17) Cuci tangan

G. Tahap Terminasi
1) Evaluasi hasil yang dicapai
(subjektif dan objektif)
2) Beri reinforcement positif pada
pasien

17
3) Mengakhiri pertemuan dengan
baik
4) Cuci tangan

H. Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dan respon
pasien dalam catatan keperawatan.

18
BAB III
PENUTUP

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa :


Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau
pembedahan.Luka merupakan rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara
spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Ada faktor tertentu yang
mempengaruhi proses penyembuhan luka. Dan dibutuhkan keahlian khusus dalam
melakukan perawatan luka, agar luka dapat segera disembuhkan.

B. Saran
Sebaiknya dalam perawatan luka dilakukan dengan cara yang benar sesuai dengan
prosedur. Peralatan yang steril dan kemampuan yang bisa
dipertanggungjawabkan.Agar luka tidak bertambah parah dan cepat
disembuhkan.Untuk pemerintah daerah sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada
masyarakat awam tentang pentingnya merawat luka agar meminimalisasi terjadinya
penularan penyakit yang disebabkan oleh luka yang tidak dirawat dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

19
Kemala, Fidhia. 2021. Ragam Jenis Luka pada Kulit dan Penanganannya.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/pertolongan-pertama/jenis-luka/ diakses pada
tanggal 30 Agustus 2021 pukul 20.35.

Helmi, Dr.M. 2020. Perawatan Luka. https://www.sehatq.com/tindakan-


medis/perawatan-luka diakses pada tanggal 30 Agustus 2021 pukul 20.49

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan. Perawatan
Luka Bersih (Luka Kering). http://www.poltekkes-medan.ac.id/files/BAHAN
%20AJAR/KBD/LUSI/kb3-150908190554-lva1-app6891.pdf diakses pada tanggal 30 Agustus
2021 pukul 21.00.

Permana, Dr. Khrisna Rangga. Kontraindikasi Manajemen Luka.


https://www.alomedika.com/tindakan-medis/bedah-minor/manajemen-
luka/kontraindikasi diakses pada tanggal 30 Agustus pukul 21.10.

Embun, Diary. 2014. Makalah Perawatan Luka.


http://diaryembunku.blogspot.com/2014/10/makalah-perawatan-luka.html diakses
pada tanggal 30 Agustus 2021 pukul 21.22

http://repo.unand.ac.id/438/3/bab%25201.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai