Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN

Disusun Oleh :

Nama : Deitra Alifia

NIM : PO.71.24.3.20.008

Tingkat : 1A

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pemenuhan
kebtuhan oksigen dengan tepat waktu.Makalah Pemenuhan kebtuhan oksigen
disusun guna memenuhi tugas Ibu Rosdiana,S.Pd pada mata kuliah Kebutuhan
Dasar Manusia di Poltekkes Kemenkes Palembang prodi DIII Kebidanan
Muara Enim.Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Pemenuhan kebtuhan oksigen.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu selaku dosen


mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia.Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Pagar Alam, 11 Januari 2021

Deitra Alifia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................1
1.3 Tujuan ........................................................................................................2
1.4 Manfaat ......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Oksigenasi................................................................................3
2.2 Tujuan Oksigenasi......................................................................................3
2.3 Proses Oksigenasi.......................................................................................3
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen...........................4
2.5 Alat-Alat yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Oksigenasi........................7
2.6 Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Oksigen (Terapi Oksigen).....................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................10
3.2 Saran ..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh kita mempunyai daya pertahanan untuk menjaga agar paru dan saluran
napas kita dapat berfungsi dengan baik (Andi Atssam Mappanyukki,2011). 
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara
fungsional serta kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama
dan sangat vital bagi tubuh (Imelda, 2009).
Oksigen diperlukan sel untuk mengubah glukosa menjadi energi yang
dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti aktivitas fisik,
penyerapan makanan, membangun kekebalan tubuh, pemulihan kondisi tubuh,
juga penghancuran beberapa racun sisa metabolisme (Nikmawati, 2006).
Pemeliharaan oksigenasi jaringan tergantung pada 3 sistem organ yaitu sistem
kardiovaskuler, hematologi, dan respirasi. Jika aliran oksigen ke jaringan
berkurang, atau jika penggunaan berlebihan di jaringan maka metabolisme
akan berubah dari aerobik ke metabolisme anaerobik untuk menyediakan
energi yang cukup untuk metabolisme (Sudoyo et al, 2009).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia.
Dalam tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme sel.
Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh,
salah satunya kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu selalu dilakukan
untuk menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan baik.
Dalam pelaksanaannya, pemenuhan kebutuhan dasar tersebut masuk ke dalam
bidang garapan tenaga medis. Karenanya, setiap tenaga medis harus paham
dengan manifestasi tingkat pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu
mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan
tersebut. Untuk itu, tenaga medis perlu memahami secara mendalam konsep
oksigenasi pada manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian oksigenasi?

1
2. Apa tujuan oksigenasi?
3. Bagaimana proses oksigenasi?
4. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen?
5. Apa sajakah alat yang dibutuhkan untuk melakukan oksigenasi?
6. Bagaimana prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen?
7. Apa sajakah hal yang perlu diperhatikan mengenai oksigenasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian oksigenasi.


2. Untuk mengetahui tujuan oksigenasi.
3. Untuk mengetahui proses oksigenasi.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen.
5. Untuk mengetahui alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan oksigenasi.
6. Untuk mengetahui prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen.
7. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai oksigenasi.

1.4 Manfaat

1. Memahami pengertian oksigenasi.


2. Memahami tujuan oksigenasi.
3. Memahami proses oksigenasi.
4. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen.
5. Mengetahui alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan oksigenasi.
6. Memahami prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen.
7. Memahami hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai oksigenasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Oksigenasi

Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika).


Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas
normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap
aktivitas sel.

2.2 Tujuan Oksigenasi

Fungsi utama oksigenasi adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh
sel-sel tubuh du an mengeluarkan CO2 yang dihasilkan oleh sel. Saat bernapas,
tubuh mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian diangkut ke seluruh tubuh
(sel-selnya) nelalui darah guna dilakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa
pembakaran berupa CO2 akan kembali diangkut oleh darah ke paru-par untuk
dibuang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh.

2.3 Proses Oksigenasi


A. Oksigenasi Eksternal

Oksigenasi/ pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada


keseluruhan pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh.
Secara umum, proses ini berlangsung dalam tiga langkah, yakni ventilasi
pulmoner, pertukaran gas alveolar, serta transpor oksigen dan karbon dioksida.

Ventilasi pulmoner. Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru-paru


melalui proses ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan
eksternal dan alveolus. Prosesn ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu jalan napas yang bersih, sistem saraf pusat dan sistem pernapasan yang
utuh, rongga toraks yang mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik,
serta komplians paru yang adekuat.

Pertukaran gas alveolar. Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan


berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner.
Difusi adalah pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan
tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di
alveolus dan membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta
perbedaan tekanan gas.

3
Transpor oksigen dan karbon dioksida. Tahap ketiga pada proses pernapasa
adalah transpor gas-gas pernapasan. Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru-
paru menuju jaringan dan karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali
menuju paru.

1) Transpor O2. Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru.
Normalnya, sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan
hemoglobin dan diangkut ke seluruh jaringan dalam bentuk oksihemoglobin
(HbO2), dan sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh
ventilasi (jumlah O2 yang masuk ke paru) dan perfusi (aliran darah ke paru
dan jaringan). Kapasitas darah yang membawa oksigen dipengaruhi oleh
jumlah O2 dalam plasma, jumlah hemoglobin (Hb), dan ikatan O2 dengen
Hb.
2) Transpor CO2. Karbon dioksida sebagai hasil metabolisme sel terus-menerus
diproduksi dan diangkut menuju paru dalam tiga cara: (1) sebagian besar
karbon dioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam bentuk
bikarbonat ( ); (2) sebanyak 23% karbon dioksida berikatan dengan

hemoglobin membentuk karbaminohemoglobin ( ); dan (3) sebanyak


7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dan dalam bentuk asam
karbonat.
B. Oksigenasi Internal

Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengacu pada proses metabolisme


intrasel yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan O2 dan
menghasilkan CO2 selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada
proses ini, darah yang banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh
hingga mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2
antara kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini
juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen


A. Faktor Fisiologis

Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen


seseorang. Kondisi ini lambat laun dapat memengaruhi fungsi pernapasannya.

1) Penurunan kapasitas angkut O2. Secara fisiologis, daya angkut hemoglobin


untuk membawa O2 ke jaringan adalah 97%. Akan tetapi, nilai tersebut dapat
berubah sewaktu-waktu apabila terdapat kegangguan pada tubuh. Misalnya,
padapenderita anemia atau pada saat terpapar zat beracun. Kondisi tersebut
dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pengikatan O2.

4
2) Penurunan konsentrasi O2 inspirasi. Kondisi ini dapat terjadi akibat
penggunaan alat terapi pernapasan dan penurunan kadar O2 lingkungan.
3) Hipovolemia. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi darah
akibat kehilangan cairan ekstraseluler yang berlebihan (misalnya pada
penderita shock atau dehidrasi berat).
4) Peningkatan laju metabolik. Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan
demam yang terus menerus yang mengakibatkan peningkatan laju metabolik.
Akibatnya, tubuh mulai memecah persediaan protein dan menyebabkan
penurunan massa otot.
5) Kondisi lainnya. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti
kehamilan, obesitas, abnormalitas muskuloskeletal (misalnya pectus
excavatum dan kifosis), trauma, penyakit otot, penyakit susunan saraf,
gangguan saraf pusat, dan penyakit kronis.
B. Status Kesehatan

Pada orang yang sehat, sistem pernaqpasan dapat menyediakan kadar oksigen
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada kondisi sakit
tertentu, proses oksigenasi tersebut dapat terhamba sehingga dapat mengganggu
pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh. Kondisi tersebut antara lain gangguan
pada sistem pernapasan dan kardiovaskular, penyakit kronis, penyakit obstruksi
pernapasan atas, dll.

C. Faktor Perkembangan

Tingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi


sistem pernapaan individu.

1) Bayi prematur. Bayi yang lahir prematur beresiko menderita penyakit


membran hialin yang ditandai dengan berkembangnya membran serupa hialin
yang membatasi ujung saluran pernapasan. Kondisi ini disebabkan oleh
produksi surfaktan yang masih sedikit karena kemampuan paru dalam
menyintesis surfaktan baru berkembang pada trimester akhir.
2) Bayi dan anak-anak. Kelompok usa ini beresiko mengalami infeksi saluran
napas atas, seperti faringitis, influenza, tonsilitis, dan aspirasi benda asing
(misalnya makanan, permen, dll).
3) Anak usia sekolah dan remaja. Kelompok usia ini beresiko mengalami
infeksi saluran napas akut akibat kebiasaan buruk, seperti merkokok.
4) Dewasa muda dan parubaya. Kondisi stres, kebiasaan merokok, diet yang
tidak sehat, kurang berolahraga, merupakan faktor yang dapat meningkatan
resiko penyakit jantung dan paru pada kelompok usia ini.
5) Lansia. Proses penuaan yang terjadi pada lansia menyebabkan perubahan
pada fungsi normal pernapasan, seperti penurunan elastisitas paru, pelebaran

5
alveolus, dilatasi saluran bronkus, dan kifosis tulang belakang yang
menghambat ekspansi paru sehingga berpengaruh pada penurunan kadar O2.
D. Faktor Perilaku

Perilaku keseharian individu dapat berpengaruh terhadap fungsi pernapasannya.


Status nutrisi, gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi emosional, dan
penggunaan zat-zat tertentu secara tidak langsung akan berpengaruh pada
pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.

1) Nutrisi. Kondisi berat badan berlebih atau obesitas dapat menghambat


eskpansi paru, sedangkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan otot
pernapasan yang akan mengurangi kekuatan kerja pernapasan.
2) Olahraga. Latihan fisik akan meningkatkan aktifitas metabolik, denyut
jantung, dan kedalaman serta frekuensi pernapasan yang akan meningkatkan
kebutuhan oksigen.
3) Ketergantungan zat adiktif. Penggunaan alkohol dan obat-obat berlebihan
dapat mengganggu proses oksigenasi. Hal ini terjadi karena: (1) alkohol dan
obat-obatan dapat menekan pusat pernapasan dan susunan saraf pusat
sehingga mengakibatkan penurunan laju dan kedalaman pernapasan. ; (2)
penggunaan narkotika dan analgesik terutama morfin dan meperidin, dapat
mendepresi pusat pernapasan sehingga menurunkan laju dan kedalaman
pernapasan.
4) Emosi. Perasaan takut, cemas, dan marah yang tidak terkontrol akan
merangsang aktivitas saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan peningkatan
denyut jantung dan frekuensi pernapasan sehingga kebutuhan oksigen
meningkat. Selain itu, kecemasan juga dapat meningkatkan laju dan
kedalaman pernapasan.
5) Gaya hidup. Kebiasaan merokok dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan
oksigen seseorang. Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi
perifer dan penyakit jantung. Selain itu, nikotin yang terkandung dalam rokok
mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
E. Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan, seperti ketinggian, suhu serta polusi udara dapat


memengaruhi proses oksigenasi.

1) Suhu. Faktor suhu (panas atau dingin) dapat berpengaruh terhadap afinitas
atau kekuatan ikatan Hb dan O2. Dengan kata lain, suhu lingkungan juga bisa
memengaruhi kebutuhan oksigen seseorang.
2) Ketinggian. Pada dataran yang tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan
udara sehingga tekanan oksigen juga ikut turun. Akibatnya, orang yang
tinggal di dataran yang tinggi cenderung mengalami peningkatan frekuensi

6
pernapasan dan denyut jantung. Sebaliknya, pada dataran yang rendah akan
terjadi peningkatan tekanan oksigen.
3) Polusi. Polusi udara seperti asap atau debu sering kali menyebabkan sakit
kepala, pusing, batuk, tersedak, dan berbagai gangguan pernapasan lain pada
orang yang menghisapnya. Para pekerja di pabrik abses atau bedak tabur
beresiko tinggi menderita penyakit paru akibat terpapar zat-zat berbahaya.
2.5 Alat-Alat yang dibutuhkan untuk Melakukan Oksigenasi
A. Flow meter : Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya sesuatu aliran
material dalam suatu jalur aliran, dengan segala aspek aliran itu sendiri, yang
meliputi kecepatan aliran dan total massa atau volume dari material yang
mengalir dalam jangka waktu tertentu. Dosis pemberiam oksigen (ukuran
oksigen yang diberikan 1-10)
B. Humidifier : Alat untuk menambah jumlah uap air di udara dalam suatu
ruangan atau aliran udara.alat ini berisi air DTT / Aquades.
C. Tabung Oksigen : Sebuah alat bantu yang berisi gas oksigen dan diberikan
untuk mereka yang sedang mengalami gangguan pernafasan akibat penyakit
tertentu.
D. Manometer : alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara dalam ruang
tertutup. Angka 0 menunjukkan oksigen dalam tabung habis atau belum
dinyalakan.
E. Nasal Kanula : Alat yang dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6 liter
per menit dan kosentrasi oksigen sebesar 24% - 44%. Alat ini memberikan
oksigen langsung ke hidung melalu 2 cabang kecil, karena digunakan di
dalam dan pediatrik pasien dewasa sama sebagai suatu jenis dukungan
pernafasan.
F. Face Mask / Rebreathing Mask :
Non Rebreathing Mask : Non rebreathing mask menggunakan alat serupa
dengan partial rebreathing mask, ada kantong penampung, namun pada alat
ini juga terpasang dua katup satu arah (one way valves). Katup pertama antara
kantong penampung dan masker, katup kedua pada pintu keluar di kedua sisi
masker. Tujuan kedua katup tersebut adalah agar gas yang dihembuskan tidak
masuk ke kantong penampung saat ekspirasi, dan mencegah udara luar masuk
kemasker saat inspirasi.
G. Ambubag : Alat yang digunakan untuk memberikan tekanan pada sistem
pernafasan pasien yang henti nafas atau yang nafasnya tidak kuat.
2.6 Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Oksigen (Terapi Oksigen)

Terapi oksigen diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan ventilasi


pada seluruh area paru, pasien dengan gangguan pertukaran gas, serta mereka
yang mengalami gagal jantung dan membutuhkan terapi oksigen guna mencegah
hipoksia.

A. Penatalaksanaan Sumber Oksigen

7
Sumber oksigen di rumah sakit dapat meliputi oksigen dinding dan tabung
oksigen.

Sumber Dinding. Penatalaksananan pemberian oksigen melalui sumber dinding


meliputi:

1) Pasangkan flowmeter pada sumber oksigen; gunakan tekanan yang tidak


terlalu kuat.
2) Isi botol dengan air steril, pasang pada flowmeter, dan atur aliran flowmeter.
3) Pasangkan alatyang akan digunakan pada slang atau saluran oksigen.
4) Tabung. Penatalaksanaan pemberian oksigen melalui tabung meliputi:
a) Lepas tutup pelindung tabung.
b) Putar keran tabung secara perlahan sampai oksigen sedikit keluar untuk
membersihkan debu dan kotoran yang melekat di saluran keluar oksigen.
Lakukan dengan hati-hati sebab tindakan tersebut dapt menimbulkan
bunyi yang keras (meretakkan silinder).
c) Sambungkan flowmeter dengan outlet silinder, kencangkan dengan kunci
inggris atau tang.
d) Letakkan tabung pada posisi mantap. Lepaskan katup secara perlahan
sampai terbuka penuh, lalu kembalikan atau tutup sampai
seperempatnya.
e) Ataur flowmeter sesuai dengan kebutuhan (instruksi dokter).
f) Isi botol pelembab dengan air suling, kemiudian pasang pada tempatnya.
g) Sambungkan saluran oksigen dengan alat yang akan digunakan klien.
B. Pemberian Terapi Oksigen

Pemberian terapi oksigen dapat dilakukan melalui beberapa car, seperti kanula
hudung, masker, transtrakea, dll.

1. Kanula Hidung. Pemberian oksigen melalui kanula hidung dilakukan


dengan langkah-langkah berikut.
1) Perlengkapan
a) Set perlengkapan oksigen
b) Flowmeter
c) suplai oksigen
d) Kanula hidung dan slang oksigen
e) Plaster jika perlu
2) Prosedur
a) Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kanula hidung kepada klien.
b) Cuci tangan.
c) Sambungkan kanula pada set oksigen dan sesuaikan flowmwter.
d) Cek apakah oksigen keluar melalui saluran nasal, apakah timbul
gelembung pada humidifer, atau apakah slang oksigen terlipat.

8
e) Letakkan cabang kanula atau outlet pada lubang hidung. Atur slang
dengan cara melingkarannya di kepala atau menyelipkan pada daun
telinga.
f) Anjurkan klien untuk bernapas melalui hidung dengan mulut tertutup.
g) Cuci tangan.
h) Catat respons klien pada catatan perawatan.
i) Angkat dan bersihkan slang dan lubang hidung setiap 8 jam.
2. Masker. Pemberian oksigen melalui masker dilakukan dengan langkah-
langkah berikut.
1) Perlengkapan
a) Suplai oksigen dan flowmeter.
b) Humidifier dan air suling
c) Masker yang akan digunakan
d) Bantalan elastis
2) Prosedur
a) Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan masker pada klien.
b) Cuci tangan.
c) Sambungkan masker dengan set oksigen.
d) Letakkan masker wajah, di atas hidung dan mulut. Gunakan tali elastis
agar masker tidak lepas.
e) Gunakan bantalan elastis untuk mengurangi iritasi pada telinga dan
belakang kepala.
f) Cuci tangan.
g) Jika oksigen diberikan tterus-menerus, lepaskan masker dan keringkan
kulit setiap 2-3 jam.
h) Kaji atau observasi respons klien terhadap pemberian terapi oksigen.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari makalah ini, dapat disimpulkan beberapa hal
mengenai pemenuhan kebutuhan oksigen, yaitu sebagai berikut:
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan
dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh,
untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri atas
saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung, faring, laring, epiglottis. Dan
saluran pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-
paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Proses pemenuhan
oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan
transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur tersendiri
dalam mempraktekkanya. Selain itu, ada juga cara untuk dapat mengatasi
masalah kebutuhan oksigenasi yaitu dengan terapi oksigen.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari makalah ini, dapat penulis merekomendasikan
beberapa saran, yaitu sebagai berikut:
Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan
sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah makalah
tentang pemenuhan kebutuhan oksigen ini kami buat, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua baik kami yang membuat maupun anda yang
membaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca ,kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Angeli,Bunga.2019.Pemenuhan Kebutuhan Oksigen.(Online),


(https://www.academia.edu/40349383/Makalah_KDM_Pemenuhan_Kebutuhan_
Oksigenasi),diakses 11 Januari 2021

Cria, Sri. 2011. Asuhan Keperawatan Oksigenasi. (Online),


(http://siyulopecri.co.id/2011/09/akep-oksigenasi.html , diakses 24 September
2017.

Mubarak, Wahit Iqbal. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia. Gresik: EGC.

11

Anda mungkin juga menyukai