DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Ananda Syafiqotul Istiqomah
Annisa Indah Rofiani
Anggie Sirilla
Penyusun
ii
2
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................................................ i
3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemenuhan kebutuhan oksigenisasi adalah bagian dari kebutuhan
fisiologis (Hirarki Maslow). Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses
kehidupan, oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus dipenuhi karena apabila kebutuhan
dalam tubuh berkurang, maka terjadi kerusakan pada jaringan otak.dan apabila
hal tersebut terjadi berlangsung lama akan mengakibatkan kematian. Proses
pemenuhan kebutuhan pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian
oksigen melalui saluran pernapasan, memulihkan dan memperbaiki organ
pernapasan agar dapat berfungsi secara normal kembali. Pemenuhan kebutuhan
oksigen dalam pelayanan keperawatan dapat dilakukan dengan pemberian
oksigen dengan menggunakan Nasal Kanul.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Nasal Kanul dan konsentrasinya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Nasal Kanul adalah alat bantu pernafasan dengam pemberian oksigen
pada klien secara kontinyu dengan kecepatan aliran 1-6 liter/menit serta
konsentrasi 20-40%, dengan cara memasukan selang yang terbuat dari plastik
ke dalam hidung dan mengaitkannya di belakang telinga. Panjang selang yang
dimasukan ke dalam lubang hidung hanya berkisar 0,6-1,3 cm.
2.2 Konsentrasi Oksigen Nasal Kanul
(FiO2 adalah fraksi atau konsentrasi oksigen dalam udara yang diberikan kepada pasien.)
1. 1 Liter/min : 24 %
2. 2 Liter/min : 28 %
3. 3 Liter/min : 32 %
4. 4 Liter/min : 36 %
5. 5 Liter/min : 40 %
6. 6 Liter/min : 44 %
5
2.4 Kerugian Penggunaan Nasal Kanul
Indikasi nasal kanul untuk terapi oksigen dengan kebutuhan oksigen rendah
hingga sedang, laju 1-4 L/menit tanpa sistem humidifikasi dan 1-10 L/menit dengan
sistem humidifikasi. Pasien perlu menggunakan metode terapi oksigen yang berbeda
jika kebutuhan oksigen melebihi batas maksimal tersebut. Indikasi terapi oksigen
adalah hipoksia, yang ditandai dengan PaO2 < 60 mmHg dan SaO2 < 90%.
Pemilihan nasal kanul atau metode terapi oksigen lainnya didasarkan pada usia,
kebutuhan oksigen atau tujuan terapeutik, toleransi pasien, dan kebutuhan
humidifikasi.
Nasal kanul tanpa sistem humidifikasi dapat digunakan untuk terapi oksigen
dengan laju 1-4 L/menit. Pada anak di bawah 2 tahun, laju oksigen maksimal 2
L/menit, dan pada neonatus, laju maksimal 1 L/menit. Nasal kanul dengan sistem
humidifikasi dapat digunakan untuk terapi oksigen hingga 10 L/menit. Laju oksigen
maksimal pada anak dengan berat badan <30 kg adalah 6 L/menit, dan pada anak di
bawah 2 tahun 4 L/menit. Keadaan atau penyakit yang diperkirakan sudah/akan
menyebabkan hipoksia, seperti infark miokard, dahulu diberikan terapi oksigen tanpa
mempertimbangkan tingkat saturasi oksigen.
6
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pemberian oksigen secara
liberal pada infark miokard tanpa adanya hipoksia justru berdampak buruk bagi
pasien. Nasal kanul juga dapat digunakan sebagai apnoeic/passive oxygenation untuk
mencegah hipoksemia saat prosedur pemasangan intubasi.
1. Persiapan Pasien
Persiapan yang dilakukan untuk pemasangan kanula hidung oksigen antara lain:
7
2) Pastikan tidak ada obstruksi jalan napas pada hidung. Jika terdapat produksi
mukus berlebih, sedot menggunakan suction
3) Edukasi pasien mengenai tujuan tindakan
4) Pastikan terdapat instruksi yang jelas di rekam medis terkait dosis aliran
oksigen yang diberikan, durasi pemberian, titrasi, dan pemantauan
2. Peralatan
Sumber foto :
https://nyewain.com/nyewain/rentalmedis-sidoarjo-jalan-raya-taman-tiara-pagerwojo-
sidoarjo-regency-east-java-indonesia-sewa-tabung-
oksigen-surabaya-sidoarjo/galeri/
8
Gambar: Skematik nasal kanul: 1. prongs 2. tube
3. connector.
3. Posisi Pasien
Posisi yang direkomendasikan adalah posisi duduk atau semi Fowler agar
memaksimalkan ekspansi paru. Posisi lain diperbolehkan bila kedua posisi yang
telah disebutkan tidak memungkinkan.
4. Prosedural
3. Cuci tangan
7. Nyalakan aliran oksigen sesuai dosis yang dibutuhkan pasien, pastikan ada
aliran oksigen yang keluar melalui ujung kanul
9
10. Fiksasi kanul pada bagian bawah dagu pasien
11. Lakukan pemantauan respon klinis pasien dan kontinuitas aliran oksigen
secara rutin.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian oksigen adalah suatu tata cara pemberian oksigen pada
penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru-paru melalui
saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Salah satu alat
bantu oksigenisasi adalah Nasal Kanul, dan cara pemberiannya adalah dengan
cara memasukan selang yang terbuat dari plastik ke dalam hidung dan
mengaitkannya di belakang telinga, dalam melakukan prosedur pemberian
Nasal Kanul memiliki Standar Oprasional Prosedur atau biasa disebut SOP.
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Sari, Wulan. (2015). Makalah pemberian Oksigen.
http://kimmymooow.blogspot.com/2013/04/makalah-pemberian-oksigen-
kdpk.html diakses pada 02 Maret 2019 pukul 22.20 p.m
12