Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH SEMINAR

PEMENUHAN NUTRISI PADA PASIEN JANTUNG KORONER DENGAN


HIPERTENSI MELALUI PENDEKATAN ASUHAN KEPERAWATAN

Di susun oleh kelompok 7:

1. Aisya Nur Jannah : P07220118002


2. Ananda Syafiqotul Istiqomah : P07220118004
3. Muhammad Rezal : P07220118022
4. Nur Asni : P07220118023
5. Nur Habibah : P07220118024
6. Yuliana : P07220118060

KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah tugas mata
kuliah gizi dan diet yang berjudul “Pemenuhan Nutrisi Pada Pasien Jantung
Koroner Dengan Hipertensi Melalui Pendekatan Asuhan Keperawatan” tepat
waktu. Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai
pihak.
Kami menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan. Sehingga tugas yang sederhana ini dapat menjadi bahan bacaan
yang bermanfaat demi peningkatan mutu pendidikan. Dan tak lupa kami ucapkan
terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami. Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan semua
pihak yang membacanya.

Samarinda, 24 Maret 2019

Penyusun

ii
2
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 5

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 5

1.2 Batasan Masalah ......................................................................................................... 5

1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7

2.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner ..................................................................... 7

2.2 Etiologi Penyakit Jantung Koroner ...................................................................... 8

2.3 Hipertensi ...................................................................................................................... 9

2.4 Tanda dan Gejala PJK ................................................................................................. 11

2.5 Komplikasi ...................................................................................................................... 12

2.6 Pencegahan .................................................................................................................... 12

2.7 Penatalaksaan Diet ...................................................................................................... 12

2.8 Intensitas/ prorektifitas penyakit ......................................................................... 14

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................................. 17

3.1 Kasus Semu ...................................................................................................................... 17

3.1.1 Kasus ...................................................................................................................... 17

3iii
3.1.2 Pengkajian ...................................................................................................... 17

3.1.3 Diagnosa Keperawatan yang Mengarah Pada Masalah Gizi....... 23

3.1.4 Rencana Keperawatan (Diet) Sesuai Diagnosa Keperawatan...23

BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 27

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 27

4.2 Saran .......................................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 28

4
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah penyakit jantung sekarang ini semakin meningkat, salah satu dari
gangguan pada jantung yaitu gangguan Jantung Koroner. Penyakit Jantung
Koroner/penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik) itu sendiri
merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner.
Unsur lemak yang disebut palque dapat terbentuk didalam arteri, menutup dan
membuat aliran darah dan oksigen yang dibawanya menjadi kurang untuk
disuplai ke otot jantung. Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah
arteri kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirromflex.
Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun
sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan. Sirkulasi
kolateral berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat
pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. Kegagalan sirkulasi kolateral untuk
menyediakan supply oksigen yang adekuat ke sel yang berakibat terjadinya
penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi tidak
permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen
(miocard infarct).
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah keadaan patologis di arteri koroner
yang ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan
fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan
fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke jantung.
1.2 Batasan Masalah
Pada makalah ini penulis hanya membatasi masalah pada asuhan
keperawatan tentang nutrisi pada klien Penyakit Jantung Koroner dan beberapa
bahasan singkat yang berkaitan dengan Jantung Koroner.

5
1.3 Tujuan
Mengetahui bagaimana cara memberikan pemenuhan nutrisi kepada
pasien dengan diagnosa PJK (Penyakit Jantung Koroner) dengan Hipertensi
melalui asuhan keperawatan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner


Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan
pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darah ke aorta
ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung(Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Penyakit jantung koroner dalam suatu keadaan akibat terjadinya
penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyakit
jantung koroner diakibatkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh
darah koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran
darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri (Yenrina, Krisnatuti,
1999).
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan
pada pembuluh koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darahke aorta
ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung (Kartohoesodo, 1982).
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang ruang
terletak rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri
stemum (Elizabeth J.Corwin, 2009, 441).

2.2 Etiologi Penyakit Jantung Koroner


Salah satu penyakit jantung koroner adalah kebiasaan makan makan
makanan berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam
peredarah darah dan di serap tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim lipase
menjadi gliserol (Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Aterosklerosis adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai oleh
endapan lemak, trombosit, makrofag dan leukosit di seluruh lapisan tunika intima
dan akhirnya ke tunika media (Elizabeth J. Corwin, 2009, 477).

7
1. Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh beberapa hal:
a. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria, tetapi
penyempitan terhadap akan memungkinkan berkembangnya koleteral yang
cukup sebagai pengganti.
b. Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK.
c. Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai jenis
arteritis yang mengenai arteri coronaria, dll.
2. Salah satu penyakit jantung akibat insufiensi aliran darah koroner yaitu,
Angina pectoris dan infark miokardium.
a. Angina pectoris
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi
sebagai respon, terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel
miokardium. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke
rahang, atau ke daerah abdomen (Elizabeth J .corwin, 2009, 492). Adapun
jenis-jenis angina:
1) Angina stabil, disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang
arterosklerotik tidak dapat berdilatasi untuk meningkatkan alirannya
sewaktu kebutuhan oksigen meningkat. Peningkatan jantung dapat
menyertai aktivitas misalnya berolahraga atau naik tangga.
2) Angina prinzmental, terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja
jantung pada kenyataannya sering timbul pada waktu beristirahat atau
tidur. Pada angina prinzmental terjadi spasme arteri koroner yang
menimbulkan iskemi jantung di bagian hilir. Kadang-kadang tempat
spasme berkaitan dengan arterosklerosis.
3) Angina tak stabil, adalah kombinasi angina stabil dengan angina
prinzmental; dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit
arteri koroer. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja
jantung; hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang
ditandi oleh trombus yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.

8
b. Infark miokardium
Terlepasnya plak arteriosklerosis dari salah satu arteri koroner dan
kemudian tersangkut di bagian hilir sehingga menyumbat aliran darah ke
seluruh miokardium yang di perdarahi oleh pembuluh tersebut. Infark
miokardium juga dapat terjadi jika lesi trombosit yang melekat di arteri
menjadi cukup besar untuk menyumbat total aliran ke bagian hilir, atau jika
suatu ruang jantung mengalami hipertrofi berat sehingga kebutuhan
oksigen tidak dapat terpenuhi.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) ternyata bukan ditimbulkan oleh satu
penyebab saja. Hasil penyelidikan medis mengungkapkan bahwa ada serangkaian
keadaan yang memungkinkan anda terkena PJK, salah satunya Hipertensi dan
inilah contoh faktor risiko lain pemicu PJK selain Hipertensi :
Faktor – Faktor yang Menambah Risiko Terkena PJK
Dapat Diubah Tidak Dapat Diubah
a. Merokok a. Faktor genetika, misalnya
b. Kolesterol tinggi tingkat kolesterol tinggi
c. Tekanan darah tinggi karena keturunan.
d. Diabetes b. Masalah gender: lebih
e. Kegemukan banyak pria terkena PJK
f. Stress daripada wanita
g. Kurang berolahraga c. Usia

2.3 Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama untuk terjadinya PJK
Penelitian di berbagai tempat di Indonesia (1978) mendapatkan prevalensi
hipertensi untuk Indonesia berkisar antara 6-15%, sedangkan di negara-negara
maju seperti misalnya Amerika National Health Survey menemukan frekuensi
yang lebih tinggi yaitu mencapai 15-20%. Lebih kurang 60% penderita hipertensi
tidak terdeteksi, 20% dapat diketahui tetapi tidak diobati atau tidak terkontrol

9
dengan baik, sedangkan hanya 20% dapat diobati dengan baik. Penyebab
kematian akibat hipertensi di Amerika adalah kegagalan jantung 45%, miokard
infark 35%, cerebrovascular accident 15% dan gagal ginjal 5%. Komplikasi yang
terjadi pada hipertensi esensial biasanya akibat perubahan struktur arteri dan
arterial sistemik, terutama terjadi pada kasus-kasus yang tidak diobati. Mula-
mula akan terjadi hipertrofi dari tunika media diikuti dengan hialinisasi setempat
dan penebalan fibrosis dari tunika intima dan akhirnya akan terjadi penyempitan
pernbuluh darah. Tempat yang paling berbahaya adalah bila mengenai
miokardium, arteridan arterial sistemik arteri koroner dan serebral serta
pembuluh darah ginjal.
Komplikasi terhadap jantung akibat hipertensi yang paling sering terjadi
adalah kegagalan ventrikel kiri, PJK seperti angina pektoris dan miokard infark.
Dari beberapa penelitian didapatkan ±50% penderita miokard infark menderita
hipertensi dan 75% kegagalan ventrikel kiri penyebabnya adalah hipertensi.
Perubahan hipertensi khususnya pada jantung disebabkan karena :
1. Meningkatnya tekanan darah.
Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung,
sehingga menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri (faktor miokard). Keadaan ini
tergantung dari berat dan lamanya hipertensi.
2. Mempercepat timbulnya aterosklerosis.
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung
terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan
terjadinya aterosklerosis koroner (faktor koroner). Hal ini menyebabkan
angina pektoris, insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering
didapatkan pada penderita hipertensi dibandingkan orang normal. Tekanan
darah gistolik diduga mempunyai pengaruh yang lebih besar. Kejadiannya
PJK pada hipertensi sering ditemukan dan secara langsung berhubungan
dengan tingginya tekanan darah sitolik.

10
2.4 Tanda dan Gejala PJK
Berikut ini gejala yang umum terjadi pada penyakit jantung koroner:
1. Nyeri :
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak
mereda, biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas,
ini merupakan gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar
ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau
gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan
tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu
neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman nyeri).
2. Perasaan terbakar pada bagian dada
3. Sesak nafas
4. Sesak di bagian dada
5. Perasaan mual
6. Sering pusing
7. Mati rasa pada bagian dada
8. Detak jantung tidak teratur dan sering kali cepat
Jika seseorang mengalami angina, gejala di atas akan sering muncul di saat
anda melakukan aktifitas fisik seperti olahraga. Karena tubuh pada saat itu
memerlukan banyak pasokan darah dan jantung pun menuntut arteri untuk

11
memasok lebih banyak darah, namun karena plak atau timbunan kolesterol di
dalam arteri dan pembuluh darah yang menyempit maka jantung tidak dapat
memompa darah dengan banyak. Jika hal tersebut tidak segera ditangani akan
membuat pembekuan darah di dalam arteri sehingga menjadi serangan jantung.
2.5 Komplikasi
1. Nyeri dada (angina)
2. Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah (gagal jantung)
3. Irama denyut jantung yang tak normal
4. Serangan jantung yang mengancam jiwa menyebabkan infark
myocardium(kematian otot jantung) karena persediaan darah tidak cukup
5. Angina pectoris yang tidak stabil,syok dan aritmia
6. Gagal jantung kongestif
7. Tekanan Darah Tinggi (hipertensi)
8. Diabetes
2.6 Pencegahan
1. Periksa tekanan darah secara teratur
2. Tidak merokok
3. Periksa apakah mengidap diabetes dan kendalikan kadar glukosa darah
bila mengidap diabetes
4. Pertahankan berat badan yang normal
5. Olahraga secara teratur
6. Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh
7. Kurangi dampak stress dengan cara relaksasi
8. Lakukan pemeriksaan secara teratur
2.7 Penatalaksanaan Diet
Pengertian diet adalah aturan makanan khusus untuk kesehatan dan
biasanya dilakukan atas petunjuk dokter atau konsultan. Diet juga bisa diartikan
sebagai penatalaksanaan gizi. Tujuan penatalaksanaan gizi adalah untuk

12
menurunkan risiko PJK pada orang dewasa dengan kadar LDL kolesterol tinggi
dengan:
1. Menurunkan kadar kolesterol LDL di bawah 130mg/dl pada individu dengan
PJK definitif atau dua fktor risiko tinggi kolesterol LDL.
2. Menurunkan kadar kolesterol LDL di bawah 160mg/dl pada individu yang
tidak mempunyai PJK definitif ataupun dua faktor risiko PJK selain tingkat
risiko tinggi kolesterol LDL.
3. Penurunan pemasukan lemak jenuh dan kolesterol, bersamaan dengan
penurunan berat badan jika individu terebut mempunyai kelebihan berat,
adalah cara untuk mencapai tujuan ini. Walaupun pemantauan kadar
kolesterol pada anak-anak juga diperlukan tetapi tujuan khusus bagi mereka
belum lagi dipublikasikan.
Penatalaksanaan diet pada penderita PJK diawali dengan pengenalan
terhadap kebutuhan untuk perubahan permanen dan gaya hidup untuk
mengurangi resiko. Kemudian kurangi konsumsi lemak dan kolesterol, tingkatkan
pemasukan tinggi serat dan upayakan untuk menurunkan trigliserida. Setelah
semuanya terkontrol dan tercapainya berat badan ideal, lakukan olahraga secara
teratur.
Tujuan pemberian diet yaitu memberikan makanan secukupnya tanpa
memberatkan pekerjaan jantung, menurunkan BB bila penderita terlalu gemuk,
mencegah/menghilangkan penimbunan garam/air, menurunkan kadar
kolesterol LDL di bawah 130 mg/dl dan kadar kolesterol total di bawah 200
mg/dl, mengubah jenis dan asupan lemak makanan, menurunkan asupan
kolesterol makanan, meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan
menurunkan asupan karbohidrat sederhana.
Terapi gizi bagi pasien-pasien gagal jantung kongestif (decompensasi
jantung) harus berfokos pada keseimbangan status cairan dan elektrolit :

13
1. Pemantauan status kalium jika pasien mendapatkan terapi deuretik; pada
hipokalemia, kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak
mengandung kalium seperti kacang hijau atau suplemen kalium.
2. Pembatasan asupan garam (natrium) hingga 2-3 g natrium perhari
(konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan retensi
cairansehingga menambah berat gejala edema yang biasa terjadi pada
decompensasi jantung ). Diet rendah natrium merupakan kontraindikasi
pada salt-depleting renal diseases seperti pielenofritis yang menggangu
fungsi tubulus ginjal dalam menyerap natrium.
3. Penyesuain pembatasan cairan dilakukan menurut:
a. Respons pasien terhadap pengobatan
b. Kepatuhan terhadap pembatasan natrium

2.8 Intensitas / prorestifitas penyakit


Pasien gagal jantung kongestif harus dianjurkan untuk membaca label pada
kemasan makanan sehingga mengetahui adanya natrium yang tersembunyi
dlam bentuk bahan-bahan aditif/pengawet makanan. Daftar makanan yang
tinggi natrium dan kalium dapat ditemukan masing-masing dalam tabel 3-14
dan 3-15. Obat-obatan juga dapat mengandung natrium dalam jumlah yang
berarti (barbiturat, antibiotik, alkalires lambung, dll) dan dengan demikian
pasien harus berkonsultasi dengan dokter tentang kandungan natrium dalam
obat-obatan yang digunakan .
Nutrisi preventif untuk mencegah penyakit koroner/kardiovaskuler, kita
perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Mempertahankan kadar kolestrol total <200 mg/dL rasio kolesterol total:
HDL kolesterol <4,5 LDL-kolesterol <100 mg/dL (bila pasien pernah
mengalami serangan jantung koroner atau menderita penyakit diabetes)

14
2. Mempertahankan IMT agar kurang dari 23 dan lingkaran perut kurang dari
80cm (pada wanita) serta kurang dari 90cm (pada laki-laki) jika hal ini di
mungkinkan
3. Mengurangi asupan lemak penuh hingga kurang dari 5% dari total kalori
atau gunakan hanya 2-3 sendok makan minyak (khususnya minyak nabati
yang mengandung asam lemak tak-jenuh) per hari. Hindari makanan yang
banyak mengandung lemak jenuh seperti tercantum dalam tabel 3-2. Cara
memasak yang baik untuk mengurangi asupan lemak ini adalah merebus,
mengukus, menanak, menumis, memanggang, membakar dan memepes.
4. Tingkatkan asupan lemak tak-jenuh tunggal (MUFA), seperti minyak zaitun,
minyak kanola, minyak kacang dan alpukat, hingga sekitar 20% dari total
kalori per hari.
5. Makan makanan yang mengandung asam lemak omega-3 seperti ikan laut
dan minyak tak jenuh-ganda (PUFA) dalam jumlah sekitar 10% dari total
kalori per hari. Dalam penelitian diet jantung di Lyon (Lyon Diet Heart
Study), Prancis, terhadap 600 orang responden dengan riwayat serangan
jantung koroner ternyata diet mediteranian yang terdiri atas menu sayuran,
buah, sereal utuh, ikan dan minyak zaitun atau kanola sebagai sumber
ternyata menghasilkan angka insidensi serangan jantung ulang yang lebih
kecil bila di bandingkan dengan kelompok sama yang makan biasa (Lorgeril
M.et al,1999). Jika kadar trigliserida tinggi, kurang konsumsi hidratarang
sederhana seperti gula pasir, gula aren,madu,dan makanan manis lainnya.
Perbanyak konsumsi hidratarang kompleks seperti sayuran, buah, dan
sereal/bijian yang utuh serta makanan berserat lainnya (agar-agar, kolang-
kaling, selasih, rumput laut, cincau). Jika kadar homosistein dalam darah
tinggi, diet yang dapat di lakukan untuk menurunkannya adalah dengan
meningkatkan konsumsi makanan nabati yang kaya akan asam folat dan
vitamin B6 seperti sayuran hijau serta biji-bijian atau kacang-kacangan yang
utuh.

15
6. Tingkatkan asupan serat pangan hingga 35 gram/hari dengan konsumsi
jenis-jenis makanan
7. Makan makanan yang banyak mengandung nutrient antioksidan seperti
vitamin E, vitamin C dan beta-karoten yang akan mengurangi kadar LDL
teroksidasi. LDL teroksidasi lebih sukar difagositosis oleh sel-sel fagosit
seperti makrofag dari pada LDL biasa sehingga bentuk teroksidasi ini lebih
bertahan dalam serum.
8. Pertimbangkan suplementasi 500 mg vitamin C dan 200 IU vitamin E per
hari.
9. Lakukan olahraga aerobic selama 30 menit per hari.
Nutrisi Kuratif, terapi nutrisi harus di tujukan kepada hal-hal berikut ini:
1. Lakukan penimbangan berat badan dengan memperhatikan lingkaran
perut.
2. Kurangi asupan kolesterol hingga <300 mg/dL. Pada pasien diabetes
dengan dislipidemia, asupan kolesterolnya harus dikurangi hingga di bawah
200 mg/ hari.
3. Kurangi asupan total lemak hingga kurang-lebih 20% dari total kalori.
4. Kurangi asupan lemak jenuh hingga di bawah 5% dari total kalori.
5. Tingkatkan asupan serat, khususnya serat larut,hingga 25-35 gram per hari
untuk mengikat kolesterol yang di hasilkan oleh tubuh sendiri dalam bentuk
garam empedu sehingga kolesterol ini tidak di serap kembali oleh usus.
6. Tingkatkan konsumsi ikan,khususnya ikan laut yang kaya akan asam lemak
omega-3, paling tidak 2-3 kali seminggu.
7. Ganti konsumsi daging merah dengan daging putih seperti ayam kampung
dan ikan atau dengan protein nabati seperti tempe atau tahu (kedelai
mengandung soya-lecithine dan isoflavon yang dapat menurunkan kadar
LDL kolesterol.)
8. Terapi diet dan olahraga harus di coba terlebih dahulu sebelum
menggunakan obat-obat penurun kolesterol.

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus Semu
3.1.1 Kasus
Seorang pria lanjut usia bernama Tn. M datang ke UGD pada tanggal 20 Mei
2016 dengan keluhan dada nyeri di sebelah kiri sejak sejak 3 hari yang lalu
disertai sesak nafas, mual, wajah pucat, badan panas dan terasa lemah, tidak
selera makan, sakit kepala dan nafsu makan berkurang.
3.1.2 Pengkajian
a. Biodata
Nama : Tn. M
Umur : 49 tahun
Tempat/tanggal lahir : Wonorejo, 12 Desember 1967
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sukawangi no. 4 Rt. 5, Samarinda
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Pedagang
Diagnosa Medis : PJK
b. Riwayat Penyakit
1) Keluhan utama: Pasien mengeluh dada nyeri sebelah kiri tembus
punggung sejak ± 3 hari yang lalu dan sesak nafas. Nyeri bertambah
bila melakukan aktivitas fisik dan berkurang bila sedang istirahat.
2) Riwayat penyakit sekarang: Selama 3 bulan klien merasakan sesak
kemudian berobat ke dokter umum, dan mulai satu hari kemarin sesak
bertambah berat, terus menerus mulai pagi siang dan malam, sesak
sedikit berkurang bila pasien duduk malam hari sulit tidur kadang
nyeri dada tidak menjalar, karena keluhan tidak berkurang bahkan

17
bertambah berat klien dibawa ke RS Dr. Soepomo, Samarinda dan
masuk ruangan Cardiology.
3) Riwayat penyakit dahulu: Pasien menderita penyakit tekanan darah
tinggi, sesak nafas (sakit jantung) sejak tahun 2005 dan tidak kontrol
secara teratur. Pasien pernah MRS dengan keluhan yang sama bulan
November tahun 2005 di RSUD Kartini Samarinda dan kadang klien
(2x) kontrol ke Klinik Dr. Sudirman Samarinda. Klien tidak pernah
menderita penyakit kencing manis, TBC, atau penyakit menular dan
menahun yang lain.
4) Riwayat penyakit keluarga: Menurut klien dan keluarga dari pihak
keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit hypertensi, penyakit DM
ataupun penyakit menular lain seperti TBC yang menyebabkan harus
MRS di Rumah Sakit. Penyakit yang pernah diderita hanyalah batuk,
pilek dan panas biasa dan berobat ke dokter atau membeli obat
kemudian sembuh.

c) Data Pemeriksaan Antropometri


Suhu Tubuh : 37 º C
Denyut Nadi : 110 kali/menit
Tensi/TD : 170/130 mmHg
Respirasi : 30 kali/menit
TB/BB : 168 cm / 90 kg
Lingkar Lengan : 40 cm
Lingkar Perut : 95 cm
d) Data Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Pernapasan
Dispneu saat melakukan kegiatan atau beristirahat, RR
meningkat, kedalaman dangkal dan berkeringat dingin.

18
2) Sistem Kardiovaskuler
Nyeri dada disebelah kiri seperti tertusuk benda-benda tajam,
terasa berat, hilang timbul dan menjalar dari bahu sampai tangan.
Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal
atau terlambatnya capilary refill time, disritmia. Suara jantung, suara
jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya
kegagalan jantung/ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur
jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus
papilaris yang tidak berfungsi. Heart rate mungkin meningkat atau
menglami penurunan (tachy atau bradi cardia). Irama jnatung
mungkin ireguler atau juga normal. Edema: Jugular vena distension,
odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung.
3) System Neurologi
Nyeri kepala yang hebat
4) System Perkemihan
Susah buang air kemih
5) System Pencernaan
Perut kembung, penurunan peristaltic usus
6) System Integument
Warna kulit pucat baik di bibir dan di kuku.
7) System Muskuloskeletal
Kelelahan saat beraktifitas ringan.
8) Pemeriksaan Thorak
a) Pulmonum
(1) Inspeksi: bentuk thorak simetris, bersih, tampak adanya
tarikan intercostae yang berlebihan, pernafasan dan irama
cepat dan dangkal, tidak tampak adanya bekas luka.
(2) Palpasi: Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan,
gerak nafas cepat dan dangkal, tidak ada pernafasan tertinggal.

19
(3) Perkusi: Paru sonor kanan dan kiri, pembesaran paru tidak ada
(4) Auskultasi: Suara ronkhi pada paru kanan dan kiri basal bawah
paru wheezing tidak ada pada kedua paru.
b) Abdoment
(1) Inspeksi: Simetris, bersih, tidak didapatkan adanya benjolan
atau bekas luka, supel, perut datar dan tidak membuncit.
(2) Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa
abnormal
(3) Perkusi: Suara tympani perut
(4) Auscultasi: Peristaltik usus lemah, bising usus lemah (9 – 10
x/menit)
c) Ekstremitas
(1) Atas: Lengkap, jari tangan lengkap, akral hangat, tidak ada
cacat,simetris gerakan maksimal, tangan kiri terpasang infus
RL, kekuatan otot baik, agak anemia pada jari kaki, turgor kulit
baik
(2) Bawah: Lengkap, jari tangan lengkap, bersih tidak ada bekas
luka, simetris, movement maksimal, tidak ada luka, tidak ada
nyeri, kekuatan baik, tidak ditemukan adanya oedem.
9) Pemeriksaan integumen/kulit dan kuku, Tidak ada kelainan pada kulit
10)Pemeriksaan Status Mental
Kesadaran composmentisGCS: E4 V5 M6
e. Data Pemeriksaan Biokimia
1) Pemeriksaan Enzim jantung :
a. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6
jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.

20
b. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk
kembali normal
c. AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak
dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari
2) Pemerikasaan EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T
tinggi dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang
terjadi kemudian ialah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya
nekrosis.
3) Elektrolit

Ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan


konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.
f. Data Pemeriksaan Diet
1. Sarapan: nasi pecel (tempe, tahu, ayam, telur, kacang panjang, tauge,
sambal kacang, bakwan, rempeyek), teh manis. Selingan: bolu pecak
2. Makan siang: coto Makassar, soto ayam, es teh. Selingan: pisang keju,
keripik singkong, dan pentol bakar
3. Makan malam: sate ayam, bakso, gulai kambing. Selingan: martabak
telor, dan martabak manis
g. Interverensi Gizi
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan jantung
2. Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk.
3. Mencegah/menghilangkan penimbunan garam/air.

Penderita penyakit jantung koroner harus menerapkan diet


seimbang, dengan mengonsumsi makanan yang mengandung gizi
dalam jumlah dan kualitas sesuai kebutuhan tubuh untuk hidup

21
sehat, seperti: karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral serta
menghindari makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol

h. Pengaturan diet pada PJK


1. Menghindari makanan yang tinggi kolesterol atau lemak yaitu dengan
membatasi konsumsi daging yang berlemak seperti babi, domba,
corned, sosis, kuning telur, udang, kerang, jerohan, jantung, otak, hati,
ginjal, susu penuh, keju, dan es krim. Dan bahan makanan yang
mengandung lemak jenuh seperti kelapa, minyak kelapa, minyak
kelapa sawit, mentega, permen coklat, santan kental, dan margarin.
2. Batasi penggunaan garam/ natrium bila ada tekanan darah tinggi
(hipertensi), selain dalam bentuk garam dapur (NaCl), natrium banyak
terdapat dalam makanan yang diawetkan. Untuk itu, harus dihindari
mengonsumsi makanan yang telah diawetkan.
3. Bagi yang terlalu gemuk, jumlah makanan pokok sebagai sumber
hidrat arang dikurangi. Contoh sumber hidrat arang: beras, roti, mie,
kentang, bihun, biskuit, tepung-tepungan, gula, dan sebagainya.
4. Ubahlah kebiasaan memasak dengan cara menggoreng gunakan cara
lain seperti merebus, mengetim, memepes, memanggang, membakar
atau menumis.
5. Hindari sayuran yang mengandung gas: kool, lobak, nangka muda dan
sawi.
6. Semua buah boleh dimakan kecuali nangka masak, durian, alpukat
diberikan dalam jumlah terbatas.
7. Makanan yang sebaiknya dipilih yang mudah dicerna dan tidak
merangsang.
8. Dianjurkan untuk tidak minum kopi, atau alkohol.

22
3.1.3 Diagnosa Keperawatan yang Mengarah Pada Masalah Gizi
Diagnosa keperawatan secara umum:
1. Riwayat nyeri dada sebelah kiri
2. Gangguan rasa aman : Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang
penyakit
3. Perubahan elektrokardiografi (EKG)
4. Curah jantung menurun b.d Perubahan kontraktilitas miokardial
atau perubahan inotropik, perubahan frekuensi, irama, konduksi
jantung, perubahan struktural. (mis: kelainan katup, aneurisma
ventrikel)
5. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan
perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload
atau peningkatan SVR, miocardial infark.
6. LDH (Lactic DeHidrokinase): meningkat relative lambat, mencapai
puncak dalam 24-48 jam, bisa tetap abnormal 1-3 minggu.
7. GOT (Glutamin Oxalo Transaminase): meningkat setelah 12 jam dan
mencapai puncak setelah 24-36 jam kembali normal pada hari ke 3
atau ke 5
3.1.4 Rencana Keperawatan (Diet) Sesuai Diagnosa Keperawatan
Diet Penyakit Jantung
1. Prinsip atau Syarat Diet
a. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal.
b. Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB.
c. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total, 10%
berasal dari lemak jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh.
d. Kolesterol rendah.
e. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium,
kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan.

23
f. Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi dan edema.
g. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
h. Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
i. Cairan cukup, ±2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan.
j. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan
dalam porsi kecil.
2. Bahan Makanan/Minuman Yang Diperbolehkan
Zat Gizi
Sumber Beras ditim/dibubur, kentang direbus.
Energi Tepung beras, tepung terigu, tepung maizena, pudding
gula dan sirup.
Minyak dan margarine tanpa garam untuk menumis.
Santan encer
Sumber zat Daging sapi atau daging kerbau.
pembangun Ikan direbus/dikukus/ditim/dipanggang.
Telur didadar, telur mata sapi direbus dan dicampur
dalam makanan atau minuman.
Susu.
Tahu, tempe, oncom direbus/dikukus/dipanggang.
Kacang hijau, kacang merah direbus.
Sumber zat Sayur yang mudah dicerna: bayam, kangkung, kacang
pengatur panjang, buncis muda, oyong muda, labu siam, labu
kuning, labu air, ketimun, tauge.
Buah: papaya, avokad, jeruk, mangga, pisang dan sawo
atau buah lain dalam bentuk dimasak dengan
menghilangkan biji dan kulit, seperti jambu biji dan nanas

24
3. Bahan Makanan/Minuman Tidak Diperbolehkan
Zat Gizi
Sumber Roti, biscuit, 0dan kue yang oleh dengan garam dapur
energi atau soda.
Nasi goreng, beras ketan, mi, jagung, singkong, talas.
Minyak untuk menggoreng, mentega, santan kental.
Sumber zat Otak, ginjal, lidah, abon, ikan asin, ikan kaleng, ikan
pembangun pindang, kornet, ebi, telur asin, telur pindang, keju.
Daging berlemak, ikan yang memiliki banyak duri:
ikan bandeng, ikan mujair, ikan mas, ikan selar.
Keju, kacang tanah, semua lauk pauk digoreng.
Sumber zat Sayuran yang diawetkan dengan garam dapur :
pengatur sayuran dalam kaleng dan asinan.
Sayuran mentah, sayuran yang menimbulkan gas :
kol, lobak, sawi, sayuran tinggi serat : daun singkong,
daun kelor, daun katuk, genjer, kapri.
Buah yang diawetkan dengan diawetkan dengan
garam dapur dan ikatan natrium.
Buah berkadar serat tinggi dan atau menimbulkan
gas: durian, kedondong dan nangka.
Bumbu Garam dapur, soda kue (backing powder), vetsin
Bumbu yang mengandung garam dpur: kecap, kaldu
blok, tauco, saus tomat, petis, dan bumbu yang
merangsang: cabai
Minuman Cokelat dan minuman yang mengandung gas: air
soda, minuman berkarbonasi.

25
4. Menu makanan diet penyakit jantung
Contoh menu makanan diet penyakit jantung:
a. Sarapan: nasi tim, ikan pindang, orak-arik wortel, the manis encer.
Selingan jus papaya
b. Makan siang: nasi tim, daging bumbu tomat, oseng-oseng tempe, sayur
bening bayam, buah: jeruk manis.
Selingan: selada dan papaya
c. Makan malam: nasi tim, ayam panggang, pepes tahu, cah sayuran, buah
pisang ambon.

26
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penyakit jantung koroner adalah suatu penyakit jantung yang disebabkan
karena kelainan pembuluh darah koroner. Salah satu penyebab utamanya adalah
aterosklerosis koroner yaitu proses penimbunan lemak dan jaringan fibrin,
gangguan fungsi dan struktur pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya aliran darah ke miokard.
Asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa dan intervensi pada
pemenuhan nutrisi pasien penyakit jantung koroner berisi kasus pasien penyakit
jantug koroner dengan pemenuhan nutrisinya, implementasi kemudian
dilanjutkan dengan evaluasi.

4.2 Saran
Setelah mempelajari tentang penyakit jantung koroner (PJK), diharapkan agar
para pembaca lebih peduli lagi dalam menjaga kesehatan tepatnya dalam
mengatur pola makan dan gaya hidup agar dapat terhindar dari penyakit ini.
Dalam makalah ini tertera asuhan keperawatan, dari suatu kasus narasi fiktif
dibuat pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan yang detil mengenai
pokok bahasan dalam makalah ini. Hal ini bertujuan agar mahasiswa/ calon
perawat mengetahui bagaimana cara melaksanakan askep yang berkaitan dengan
PJK, dan dapat mengimplementasikan di lapangan dengan baik demi terciptanya
perawat yang profesional dan tercapainya tujuan bersama.

27
DAFTAR PUSTAKA

Dwijayanthi, L. dr., (2011), Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah, E.2, Penerbit
Buku Kedokteran EGc, Jakarta
Barbara, E, (2010), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Pusat Pendidikan tenaga Kesehatan Kesehatan Departemen Kesehatan, (1999),
Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Kaplan, Norman M. (1991). Pencegahan Penyakit Jantung Koroner, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

28

Anda mungkin juga menyukai