Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

INFARK MIOKARD

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

1. AHMAD ARIF 20010002


2. AYU ANDIRA 20010006
3. SASGIA ALAWIYAH 20010032
4. ADE PUJIANTI 20010044
5. ANGGI RIZKIYANI PUTRI 20010048
6. SAILAN HARAHAP 20010051
7. MIA ANIKA RAMBE 20010053
8. PUTRI RAHMADANI 20010054
9. SAKINAH HASIBUAN 20010059

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “(asuhan keperawatan Infark Miokard)”.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat di Universitas
Aufa Royhan Padangsidimpuan ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang kami ambil, Selain itu
makalah ini kami susun agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam mempelajari
Asuhan Keperawatan. Oleh karena itu, Kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, terutama mahasiswa Keperawatan.

Padangsidimpuan, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang....................................................................................................
1.2 Tujuan.................................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum...............................................................................................
1.2.2 Tujuan Khusus..............................................................................................
1.3 Ruang Lingkup....................................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................................
1.5 Metode penulisan................................................................................................
1.5.1 Web Search...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2 Defenisi
A. Promosi Kesehatan di Puskesmas
B. Visi dan Misi Puskesmas
C. Fungsi Puskesmas
D. Tujuan Promosi Kesehatan di Puskesmas
E. Manfaat Promosi Kesehatan di Puskesmas
F. Sasaran Promosi Kesehatan di Puskesmas
G. Metode Promosi Kesehatan di Puskesmas
H. Prinsip Promosi Kesehatan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Penyumbatan Sebagian atau lebih penyumbatan Sebagian atau lebih arteri
coroner (dikenal juga serangan jantung), (Holloway, 2003). Infark Miokard adalah
rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran
darah ke coroner berkurang, (Brunner & Sudarth, 2002). Infark miokard adalah suatu
keadaan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard sehingga
jaringan miokard mengalami kematian. Infark menyebabkan kematian jaringan yang
ireversibel. Sebesar 80-90% kasus MCI disertai adanya trombus, dan berdasarkan
penelitian lepasnya trombus terjadi pada jam 6-siang hari. Infark tidak statis dan
dapat berkembang secara progresif. MCI apabila tidak segera di tangani atau dirawat
dengan cepat dan tepat dapat menimbulkan komplikasi seperti CHF, disritmia, syok
kardiogenik yang dapat menyebabkan kematian, dan apabila MCI sembuh akan
terbentuk jaringan parut yang menggantikan sel-sel miokardium yang mati, apabila
jaringan parut yang cukup luas maka kontraktilitas jantung menurun secara
permanent, jaringan parut tersebut lemah sehingga terjadi ruptur miokardium atau
anurisma, maka diperlukan tindakan medis dan tindakan keperawatan yang cepat dan
tepat untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan. Hal ini dapat dicapai
melalui pelayanan maupun perawatan yang cepat dan tepat untuk memberikan
pelayanan cepat dan tepat diperlukan pengetahuan, keterampilan yang khusus dalam
mengkaji, dan mengevaluasi status kesehatan klien dan diwujudkan dengan
pemberian asuhan keperawatan tanpa melupakan usaha promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Peran Oksigen pada Miokard
• Dibutuhkan pada saat aktivitas preload & afterload.
• Kontraktilitas miokard
• Diperlukan jantung untuk berdenyut.
• Kelelahan & stres emosional meningkatkan denyut jantung.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu memahami konsep dasar Infark Miokard dan
mengaplikasikannya Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan pada klien Infark
Miokard
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan
kegawatdaruratan infark miokard
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosis keperawatan pada klien
dengan kegawatdaruratan Infark Miokard
c. Mahasiswa Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien
dengan kegawatdaruratan Infark Miokard.
d. Mahasiawa Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien
dengan kegawatdaruratan Infark Miokard.
e. Mahasiswa mampu Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien
dengan kegawatdaruratan Infark Miokard.
1.3. Ruang Lingkup 
Ruang lingkup dalam makalah ini adalah konsep dasar Infark Miokard dan Asuhan
keperawatan pada klien dengan kegawatdaruratan Infark Miokard.

1.4. Manfaat Penulisan


Dengan makalah ini diharapkan agar para pembaca bisa memahami konsep dasar
Infark Miokard dan mengaplikasikanya dalam Asuhan keperawatan pada klien
dengan kegawatdaruratan Infark Miokard

1.5. Metode Penulisan 


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode:

1.5.1 Web search yaitu pengambilan sumber dari internet mengenai materi tentang
asuhan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi
Infark Miokard adalah rusaknya jaringan jantung akibat supllai darah yang
tidak adekuat sehingga aliran darah ke koroner berkurang

Seorang wanita berusia 63thn dirawat dii rumah sakit karena merasa mual disertai
nyeri dada sepert terbakar setelah makan. Klien mengra bahwa sesak tersebut
disebabkan oleh sesuatu yang dia makan dan 2 jam kemudian a mengatakan bahwa
nyeri dada saya tdak berkurang dan rasanya menjalar ke bahu kiri saya. Saat ini klen
mengatakan rasanya seperti ada gajah duduk di atas dada saya. Keadaan umum klien
tampak lemah, TD 160/84, nad 118x/menit, HR= 120, RR=28, suhu= 37,40C,
spo2=98%, terpasang O2 kanul 2L/m. hasil EKG menunjukkan premature ventricular
kontraksi. Gelombang inverted ST elevasi, nilai lab menunjukkan kalium 4,0
MEG/L, Magnesium 9Mg/dl, kreatinin knase total 157 m/l, CKMB 7,6 ng/ml,
troponin 2,8 ng/ml.

A. Step 1 (Clarify Unfimiliar Terms)


1. Nyeri dada
Adalah perasaan nyeri pada dada akibat suatu rangsangan yang merusak yang
disebabkan oleh trauma atau kelainan pada dindiing dada, jantung, selaput paru,
sekat rongga dada, kerongkongan atau lambung. (kamus kesehatan)
2. Pvc
Adalah kontraksi ventrikel yang diprakarsai oleh focus oktopik dan terjadi lebih awal
darii sinus normal beriikutnya yang diharapkan. (kamus kesehatan)
3. Kreatinin kinase
Juga disebut krreatinin fosfokinase (cpk) adalah enzim yang mengkatalisis fosforilasi
kreatinin untuk membentuk fosfokreatinin.enzim ini sangat berkonsentrasi tinggi di
otot jantung dan rendah di jaringan otak. (kamus kesehatan)
4. ST elevasi
Adalah gangguan gambaran pada EKG dimana segmen ST berada di atas garis
isoelektrik 3(kamus kesehatan)
5. Gelombang T inverted
Atau biasa disebut gelombang T terbalik yaitu menandakan adannya iskemik.
6. Troponin T
Adalah suatu tanda biokimiawi dalam mendeteksi kerusakan miokard. Troponin ini
terdeteksi 3-4 jam sesudah kerusakan miokard dan mencapai puncak pada 12-48 jam
kemudian dan masih tinggi dalam serum selama 12 minggu.
(Elias tarigan, 2003; lowbeer, 2007) 7. CKMB
Adalah enzm yang spesifik untuk marker kerusakan otot jantung, enzim ini menigkat
6-10 jam setelah nyeri dada dan kembali normal dalam 48-72 jam (Elias tarigan,
2003; lowbeer, 2007).

B. Step 2 (Define the Problems)


1. Mengapa klien mual disertai nyerii dada setelah makan?
2. Mengapa nyeri dada tdak berkurang dan menjalar ke bahu kiri?
3. Apakah usia berpengaruh terhadap penyakit ini?
4. Mengapa keadaan umum klien tampak lemah?
5.Mengapa hasil EKG menunjukkan adanya premature ventricular kontraksi
gelombang T inverted dan ST elevasi?
6. Berapa nilai normal pemeriksaan lab kalium, magnesium, kreatinin kinase total,
CKMB dan troponin?
7. Mengapa klien terpasang O2 kanul?
8. Apa yang menyebabkan nadi meningkat?
C. Step 3 (Brainstorm Possible Hypothesis or Explanation)
1. Jawaban :
gejala mual karena peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah dan
dikatakan lebih sering pada infark miokard inferior, tejadi mual dan muntah yang ,
mungkin berkaitan dengan nyeri hebat.
2. Jawaban :
nyeri ini diklasifikasikan sebagai nyeri alih yaitu berasal dari salah satu daerah tubuh
tetapi dirasakan terletak di daerah lain. Nyeri visera biasanya sering dialihkan ke
daerah kulit yang dipersyarafi oleh segmen medulla spinalis yang sama dengan nyeri
tersebut. Apabila dialihkan ke daerah bagian tubuh maka nyeri terbatas di segmen
kulit (dermatom) contohnya seperti menjalar ke lengan kiri atau bahu kiri. (price
volume 2 hal 1076-1077)
3. Jawaban :
Ya sangat berpengaruh. Karena salah satu resiko iinfark miokard yang tidak dapat
dimodifikasi yaitu usia diatas 55 tahun (umumnya setelah menopause) dan juga
karena penurunan fungsi organ maupun akibat perubahan hidup (IPD 4 jilid 5)
4. Jawaban :
5tampak lemah yang berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otot
rangka (buku saku patofisiologi corwin)
5. Jawaban :
karena pada kontraks ventrikel premature terjadi akibat focus abnormal
pada ventrikel yang mengalami depolarisasi dini dan impuls dikonduksi
secara abnormal melalui ventrikel, sedangkan gelombang T inverted –ST
elevasi banyak hal yang dapat menyebabkan gelombang T terbalik seperti
blockade cabang bekas his maupun hipertrofi ventrikel yang disertai
kelainan repolarisasi, sehingga terjadi ST elevasi yang artinya jantung
sedang mengalami iskemia miokard atau infark miokard akut( serangan
jantung)
(buku saku dokter)
6. Jawaban :
Kalium = 3,5-5,5 mEq/L (SI : 3,5-5,5 mmol/L)
Magnesium = 1,5-2,5 mEq/L (atau 1,8-3,0 mg/dl ; SI : 0,75-125 mmol/L)
Kreatinin kinase total = <167 U/L “pria 25-130 U/L ; wanita 10-150 U/L”
CKMB = <24 U/L atau tidak terdeteksi sampai 7 U/L
Troponin T = <0,1 µg/L/ml (muschealth.com)
(buku saku dokter) dan (panduan pemeriksaan kesehatan)
7. Jawaban :
Karena pasien mengalam penurunan supla oksigen yang disebabkan 3
faktor. Yaitu pertama factor pembuluh darah hal ini berkaitan dengan
kepatenan pembuluh darah sebagai jalan mencapai sel-sel jantung. Yang
kedua yaitu focus sirkulasi, berkaitan dengan kelancaran peredarab darah
dari jantung ke seluruh tubuh sampai lagi ke jantung. Dan yang ke tiga
yaitu meningkatnya kebutuhan oksigen, pada penderita meningkatnya
kebutuhan oksigen tidak mampu di kompensasi diantaranya dengan
meningkatnya denyut jantung.
(corwin,2009 : 497 ; gray dkk, 2002 : 136-137)
8. Jawaban :
Karena infark miokad menyebabkan kontraktilitas menurun sehingga terjaf
stimulasi system saraf simpatis yang menngkatkan HR. dan juga
6timbulnya tanda-tanda berkurangnya perfusi ke organ-organ. Aliran darah di alirkan
ke organ-organ nonvital (organ perifer) demi mempertahankan

E. Step 5 (Defining Learning Objectives)

1. Mengetahui Definisi
2. Mengethaui Prevalansi
3. Mengetahui Etiologi Infark Miokard
4. Mengetahui Faktor Resiko Infark Miokard
5. Mengetahui manifestasi Klinis Infark Miokard
6. Mengetahui Pathway Infark Miokard
7. Mengetahui Komplikasi Infark Miokard
8. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Infark Miokard
9. Mengetahui Penatalaksanaan Infark Miokard
10. Mnegetahui Pencegahan Infark Miokard
11. Asuhan Keperawatan

F. Step 6 (Information Gathering : Private Study)


1. Definisi
1.1 Infark Miokard Adalah Penyakit Jantung yang di sebabkan oleh sumbatan pada
arteri koroner. Sumbatan akut terjadi karena adanya aterosklerotik pada dinding arteri
koroner sehingga menyumbat alran darah ke jaringan otot jantung.

(Sumber : Nanda NIC-NOC; Sudoyo Aru, dkk 2009). Infark Miokard adalah
penurunan aliran darah melalui satu atau lebih arteri koroner mengakibatkan iskemia
miokard dan nekrosis. (Sumber : Doenges, Marilyn E : 1999)

1.2 Nyeri dada Adalah perasaan nyeri pada dada akibat suatu rangsangan yang
merusak yang disebabkan oleh trauma atau kelainan pada dindiing dada, jantung,
selaput paru, sekat rongga dada, kerongkongan atau lambung.(kamus kesehatan)

1.3 PVC Adalah kontraksi ventrikel yang diprakarsai oleh focus oktopik dan terjadi
lebih awal darii sinus normal beriikutnya yang diharapkan. (kamus kesehatan)

1.4 Kreatinin Kinase Juga disebut krreatinin fosfokinase (cpk) adalah enzim yang
mengkatalisis fosforilasi kreatinin untuk membentuk fosfokreatinin.enzim ini sangat
berkonsentrasi tinggi di otot jantung dan rendah di jaringan otak (kamus kesehatan)

1.5 ST elevasi Adalah gangguan gambaran pada EKG dimana segmen ST berada di
atas garis isoelektrik (kamus kesehatan)

1.6 Gelombang T inverted Atau biasa disebut gelombang T terbalik yaitu menandakan
adannya iskemik.

1.7 Troponin T Adalah suatu tanda biokimiawi dalam mendeteksi kerusakan miokard.
Troponin ini terdeteksi 3-4 jam sesudah kerusakan miokard dan mencapai puncak
pada 12-48 jam kemudian dan masih tinggi dalam serum selama 1-2 minggu. (Elias
tarigan, 2003; lowbeer, 2007)

1.8 CKMB Adalah enzim yang spesifik untuk marker kerusakan otot jantung, enzim
ini menigkat 6-10 jam setelah nyeri dada dan Kembali normal dalam 48-72 jam (Elias
tarigan, 2003; lowbeer, 2007)
2. Etiologi Infark Miokard

a. Factor Penyebab :

1. Suplai oksigen ke miokard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :

a. Factor pembuluh darah : aterosklerosis, Spasme, Arteritis

b. Factor Sirkulasi : Hipotensi, Stenos aorta, insufisiensi

c. Factor Darah : anemia, Hipoksemia, polisitema

2. Perubahan curah jantung :

a. Aktivitas berlebihan

b. Emosi

c. Makan terlalu banyak

d. Hypertiroidisme

3. Kebutuhan oksigen miokard meningkat pada :

a. Kerusakan miokard

b. Hypertropimiokard

c. Hypertensi diastolic

(Nanda NIC-NOC)

b. Faktor Resiko Infark Miokard

Faktor resiko yang menjadi pencetus terjadinya infark miokard akut adalah:

1. Faktor resiko yang dapat di ubah

- Mayor merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia hiperkolestrolimia dan pola


makan (diet tinggi lemak dan tinggi kalori)

- Minor stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan ambivalen) dan aktivitas
fisik.
2. Yang tidak dapat diubah

- Hereditas/keturunan

- Usia lebih dari 40 tahun,ras, insiden lebih tinggi orang yang berkulit hitam. Sex, pria
lebih sering dari pada wanita.

c. Manifestasi Klinis Infark Miokard

Keluhan yang khas adalah nyeri dada retrosternal seperti diremas-remas, ditekan,
ditusuk, panas, atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan (umumnya
kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri berlangsung
lebih lama dari angina pektoris dan responsive terhadap nitrogliserin kadang-kadang,
terutama pada pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan sama sekali. Nyeri
dapat disertai rasa mual, muntah, sesak, pusing, keringat dingin, berdebar-debar atau
sinkope. Pasien sering tampak ketakutan walaupun infark miokard akut ini dapat
merupakan manifestasi pertama penyakit jantung koroner namun bila anamesis
dilakukan teliti hal ini sering sebenarnya sudah didahului keluhan-keluhan angina,
perasaan tidak enak didada atau epigastrium. Kelainan pada pemeriksaan fisik tidak
ada yang spesifik dan dapat normal.

Dapat ditemui bunyi jantung yakni yang pecah, paradoksal dan irama gallop. Adanya
kreatifitas basal menunjukan adanya bendungan paru-paru. Takikardi, kulit yang
pucat, dingin dan hipotensi ditemukan pada kasus yang relatif berat, kadang-kadang
ditemukan pulsasi diskinetik yang tampak atau berada didinding dada pada infark
miokard akut imperior.

Gejala Klinis :

a) Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak di bawah bagian
sternum dan perut atas.

b) Rasa nyeri yang tajam dan berat, biasa menyebar ke bahu dan biasanya ke lengan
kiri.

c) Nyeri muncul secara spontan dan menetap selama beberapa jam samapi beberapa
hari dan tidak akan hilang dngan istirahat maupun nitrogliserin.
d) Nyeri sering disertai dengan nafas pendek, pucat, berkeringat dingin, pusing dan
kepala ringan, mual serta muntah

e) Keluhan yang khas adalah nyeri, seperti diremas-remas atau tertekan

f) Sering tampak ketakutan

g) Dapat ditemui bunyi jantung ke-2 yang pecah paradoksal, irama gallop

h) Takikardi, kulit yang pucat, dingin dan hipertensi ditemukan pada kasus yang
ralative lebih berat.

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) adalah :

1. Nyeri :

a) Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya
diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.

b) Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.

c) Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan
terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).

d) Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan
istirahat atau nitrogliserin (NTG).

e) Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher. f) Nyeri sering disertai dengan
sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau kepala terasa melayang dan
mual muntah.

f) Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan
pengalaman nyeri).
2. Laboratorium

Pemeriksaan Enzim jantung :  CPK-MB/CPK

Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak
dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.  LDH/HBDH Meningkat
dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali normal  AST/SGOT

Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam,
kembali normal dalam 3 atau 4 hari

3. EKG

Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan simetris.
Setelah ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya
gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.

d. Komplikasi Infark Miokard

1) Gagal jantung kongesif


2) Henti jantung
3) Kematian
4) Ventrikel takikardi/ventrikel
5) Fibrilasi
6) Disfungsi ventrikel kiri
7) Syok kardiogenik
8) Atrial taki kardi/atrial fibrilasi
9) Perdarahan minor
10) Infark ventrikel kanan
11) Kardimiopati dilastasi
12) Disfungsi otot papilaris
13) Defek septum ventrikel
14) Ruptura Jantung
15) Tromboembolisme
16) Perikarditis
17) Fibrilasi atrium
Komplikasi pada pasien Infark Miokard Akut ST –Elevasi (ST EMI) yang mendapat
maupun tidak mendapat terapi Referpusi. Media Medika Muda

e. Pemeriksaan Penunjang Infark Miokard

1) EKG, menunjukan peninggian gelombang S-T, iskemia bearti penurunan atau


datarnya gelombang T dan adanya gelombang Q.

2) Enzim jantung dan isoenzim, CPK-MB meningkat antara 4-6 jam memuncak
dalam 12-24 jam

3) Elektrolit ketidak seimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat


mempengaruhi kontraktilitas

4) Sel darah putih, leokosit (10.000-20.000) tampak pada hari ke-2 sehubungan
dengan proses implamasi.

5) GDA atau oksimetri nadi, dapat menunjukan hipoksia 6) Kolesterol atau


trigliserida serum: meningkat menunjukan arterisklerosis

7) Poto dada, mungkin normal atau menunjukan pembesaran jantung diduga GJK

8) ekokardium, evaluasi lebih lanjut mengenai fungsi dasar terutama ventrikel.

9) Angiografi koroner, mengambarkan penyempitan penyumbatan arteri koroner

f. Penatalaksanaan Infark Miokard Tatalaksanaan IMA dengan elevasi ST saat ini


mengacu pada datadata dari evidence based berdasarkan penelitian randomized
clinical trial yang terus berkembang ataupun konsensus dari para ahli sesuai pedoman
(guideline). Tujuan utama tatalaksana IMA adalah diagnosis cepat, menghilangkan
nyeri dada, penilaian dan implementasi strategi reperfusi yang mungkin dilakukan,
pemberian anti trombotik dan terapi antiplatelet, pemberian obat penunjang dan
tatalaksana komplikasi IMA. Terdapat beberapa pedoman (guideline) dalam
tatalaksana IMA dengan elevasi ST yaitu dari ACC/AHA tahun 2009 dan ESC tahun
2008. Walaupun demikian perlu disesuaikan dengan kondisi sarana/fasilitas ditempat
masing-masing senter dan kemampuan ahli yang ada (khususnya dibidang kardiologi
intervensi).
Penatalaksanaan Non Reperfusi : 1. Oksigen Suplemen oksigen harus diberikan pada
pasien dengan saturasi oksigen <90%. Pada semua pasien STEMI tanpa komplikasi
dapat diberikan oksigen selama 6 jam pertama.

2. Nitrogliserin (NTG) 16Nitrogliserin sublingual dapat diberikan dengan aman


dengan dosis 0,4 mg dapat diberikan sampai 3 dosis dengan interval 5 menit. Selain
mengurangi nyeri dada, NTG juga dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard
dengan menurunkan npreload dan meningkatkan suplai oksigen miokard dengan cara
dilatasi pembuluh koroner yang terkena infark atau pembuluh koleteral. Jika nyeri
dada terus berlangsung dapat diberikan NTG intravena. NTG intravena juga diberikan
untuk mengendalikan hipertensi atau edema paru.

3. Mengurangi/Menghilangkan nyeri dada mengurangi atau menghilangkan nyeri


dada sangat penting, karna nyeri dikaitkan dengan aktivitas simpatis yang
menyebabkan vasokontriksi dan meningkatkan beban jantung.

4. Morfin
Morfin sangat efektif mengurangi nyeri dada dan merupakan analgesic pilihan dalam
tatalaksana nyeri dada pada STEMI. Morfin diberikan dengan dosis 2-4 mg dan dapat
diulang dengan interval 5-15 menit sampai dosis total 20 mg.

5. Aspirin
Aspirin merupakan tatalaksana dasar pada pasien yang dicurigai STEMI dan efektif
pada spektrum sindrom karena akut. Inhibisi cepatsiklooksingnae trombosit yang
dilanjutkan reduksi tromboksan A2 dicapai dengan absorpsi aspirin bukkal dengan
dosis 160-325 mg diruang emergensi. Selanjutnya aspirin diberikan oral dengan dosis
75-162 mg.

6. Penyekat Beta
Jika morfin tidak berhail mengurangi nyeri dada, pemberian penyekat beta IV, selain
nitrat mungkin efektif. Regimen yang biasa diberikan adalah metoprolol 5 mg setiap
2-5 menit sampai total 3 dosis, dengan syarat frekuensi jantung >60 menit, tekanan
darah sistolik >100 mmHg, interval PR <0,24 detik dan ronki tidak lebih dari 10 cm
dari diagframa. Lima belas menit setelah dosis IV terakhir dilanjutkan 17dengan
metoprolol oral dengan dosis 50 mg tiap 6 jam selama 48 jam,dan dilanjutkan 100 mg
tiap 12 jam.
Penatalaksanaan Reperfusi Non mekanik :

a) Antitrombotik
Pengunaan terapi antiplatelet dan antitrombin selama fase awal STEMI berdasarkan
bukti klinis laboratoris bahwa trombosis mempunyai peran penting dalam
patogenesis. Mempertahankan patensi arteri koroner yang terkait infark. Tujuan
sekunder adalah penurunan tendensi pasien menjadi trombosis. Aspirin merupakan
antiplatelet terutama aspirin pada STEMI dapat dilihat pada Antiplatelets Trialists’
Collaboration. Data dari hampir 20.000 pasien dengan infark miokard yang berasal
dari 15 randomised trial dikumpulkan dan menunjukan penurunan relatif laju
mortalitas sebesar 27%, dari 14,2% pada kelompok kontrol dibandingkan 10,4% pada
pasien yang mendapat antiplatelet. Pada penelitian ISIS-2 pember ian aspirin
menurunkan mortalitas vaskular sebesar 23% dan infark nonfatal sebesar 49%.

Pada onset IMA kurang atau 12 jam :

Terapi trombolitik atau PTCA primer ditentukan oleh kriteria pasien

dan institusi

Door-to-balloon inflation (PCI) target 90 mnt

Door-to-needle (fibrinolisis) target 30 mnt

Lanjutkan terapi tambahan:

ACE inhibitors/angiotensin receptor blocker (ARB) diberikan dalam

24 jam sejak gejala muncul

HMG CoA reductase inhibitor (terapi statin)


Pada IMA lebih dari 12 jam :

Pasien risiko tinggi:

Nyeri dada iskemik yg berulang

Deviasi ST yg berulang/persisten

18•

VT

Hemodinamik tdk stabil

Tanda gagal pompa

Strategi invasif awal, termasuk kateterisasi dan revaskularisasi

untuk syok dalam 48 jam setelah AMI

Lanjutkan ASA, heparin, dan terapi lain spt diindikasikan.

Penghambat ACE/ARB

HMG CoA reductase inhibitor (terapi statin)


g. Pencegahan Infark Miokard

a) Pencegahan primer

Pencegahan dimulai dengan mengenal factor-faktor resiko. Dengan mengontrol


factor-faktor resiko yang ada dengan modifikasi gaya hidup.

1. Hindari merokok, stress mental, alcohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan,


obat-obatan golongan amfetamin, kokoin dan sejenisnya.

2. Kurangi kolesterol dan lemak dalam makanan.

3. Anjurkan konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara teratur.

4. Kurangi berat badan bila overweigh atau obesitas.

5. Kurangi stress.

b) Pencegahan tersier

h. Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

1. Keluhan Utama :

Nyeri dada, mual.

2. Riwayat Penyakit saat ini :

Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama di lakukan dengan mengajukan


serangkaian pertanyaan mengenai nyeri dada pada klien secara PQRST yang meliputi:

P : Provoking Insiden :nyeri tidak berkurang.

Q : Quality Of Pain : nyeri seperti terbakar, menjalar dan terasa seperti di timpa beban
berat.

R : Region : Radition, Relief : nyeri di dada dan menjalar ke bahu kiri S : Severit
(scale) of Pain : klien di tanya dengan menggunakan rentang 0-4 atau 0-10 (visua
analogue secale-VAS) dan klien akan menilai seberapa berat nyeri yang di rasakan.
Biasanya pada saat angina terjadi, skala nyeri berkisar antara 3-4 (skala 0-4) atau 7-9
(skala 0-10).

T : Time : nyeri dada seperti terbakar setelah makan.

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan

1 Gangguan perfusi NOC NIC


jaringan jantung
 Cardiac Pump  Evaluasi adanya
Effectiveness nyeri dada
 Circulation Status (intensitas,
 Vital Sign Status lokasi, durasi)
 Catat adanya
Kriteria Hasil
tanda dan gejala
 Tekanan sistol dan penurunan
diastole dalam cardiac output
rentang normal  Monitor status
 Nyeri dada tidak ada pernafasan yang

 Kelelahan yang menandakan

ekstrim tidak ada gagal jantung


 Monitor vital
sign sesuai
indikasi penyakit
 Atur periode
Latihan dan
istirahat untuk
menghindari
kelelahan
2 Nyeri akut NOC NIC

 Pain level  Lakukan


 Pain control pengkajian nyeri
 Comfort level secara
komprehensif
Kriteria Hasil
termasuk lokasi,

 Mampu mengontrol karakteristik,

nyeri, (tahu durasi, frekuensi,

penyebab nyeri, kualitas, dan

mampu factor presipitasi

menggunakan teknik  Observasi reaksi


non-famakologi nonverbal dari
untuk mengurangi ketidaknyamanan
nyeri, mencari  Evaluasi
bantuan) pengalaman
 Melaporkan bahwa nyeri masa
nyeri berkurang lampau
dengan  Tentukan
menggunakan analgesic pilihan,
management nyeri rute pemberian,
 Mampu mengenali dan dosis optimal
nyeri (skala,
intesitas, frekuensi,
dan tanda nyeri)
 Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang

3 Nyeri akut NOC  Lakukan


pengkajian nyeri
 Pain level
secara
 Pain control
komprehensif
 Comfort level
termasuk lokasi,
Kriteria Hasil karakteristik,
durasi, frekuensi,
 Mampu mengontrol
kualitas, dan
nyeri (tahu penyebab
factor presipitasi
nyeri, mampu
 Observasi reaksi
menggunakan
nonverbal dari
Teknik non-
ketidaknyamanan
famakologi untuk
 Evaluasi
mengurangi nyeri,
pengalaman
mencari bantuan)
nyeri masa
 Melaporkan bahwa
lampau
nyeri berkurang
 Tentukan
menggunakan
analgesic pilihan,
management nyeri
rute pemberian,
 Mampu mengenali
dan dosis optimal
nyeri (skala,
intesitas, frekuensi,
dan tanda nyeri)
 Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Infark miokardium adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot
jantung. Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak
umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan. Infark miokard
biasanya disebabkan oleh trombus arteri koroner; prosesnya mula-mula berawal
dari rupturnya plak yang kemudian diikuti oleh pembentukan trombus oleh
trombosit. Lokasi dan luasnya infark miokard tergantung pada jenis arteri yang
oklusi dan aliran darah kolateral. Adapun gejalanya seperti Nyeri hebat pada dada
kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri, kebanyakan lamanya 30
menit sampai beberapa jam, sifatnya seperti ditusuk-tusuk, ditekan,
tertindik,Takhikardi,Keringat banyak sekali, Kadang mual bahkan muntah
diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek vasosegal yang disalurkan dari area
kerusakan miokard ke trakus gastro intestinal, Dispnea.
B. Saran
Diharapkan kepada perawat lebih paham pada penyakit infark miokard, beserta
cara pencegahan dan pengobatannya, sehingga dapat menjalakan asuhan
keperawatan untuk kesembuhan pasien. Perawat juga harus lebih fokus dalam
menjalankan intervensi keperawatan pada pasien infark miokard.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermik, Jensen.2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4,


Jakarta:EGCDoengoes, M. E. 2001.Rencana Perawatan Maternal atau
Bayi. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai