Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PADA TN. S DENGAN OLD MIOKARD INFARK DI RUANG IGD


RSUD KOTA SEMARANG

Disusun oleh :
             ARIES SUGIANTO                                     14080
                         BAYU D. PRATAMA                                   1408017
                         DIAH FATMAWATI                                     14080
                         NANI SRI IRYANI                                      1408099
                         RINAWATI                                                    1408121

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG
2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirrobbil a’lamin segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam penulis
panjatkan , karena atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalahdengan
judul ” Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Klien Tn.  ”S” Dengan DiagnosaOld
Miokard Infark  Di Ruang IGD RSUD Kota Semarang”.
Dalam penulisan makalah ini penulis menemukan kesulitan, Namun berkat bantuan,
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak akhirnya  penulis dapat
menyelesaikanmakalah ini sesuai dengan waktu yang diberikan.
Penulis menyadari Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan Makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,   khususnya profesi
keperawatan.

DAFTAR ISI

Cover............................................................................................................. 1
Kata Pengantar............................................................................................ 2
Daftar Isi ...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang………………………………………...............……… 5
B.     Tujuan Penulisan………………………………………...............…… 5
C.     Metode Penulisan………………………………………….................. 6
D.    Sistematika Penulisan………………………………………............… 6
BAB II    TINJAUAN TEORITIS
A.  Konsep Dasar Medis
1.        Pengertian …………………………………............……………….. 7
2.        Etiologi ……………………………………………..............………             7
3.        Klasifikasi ………………………………………………….............. 10
4.        Patofisiologi ………………………………………………..............  11
5.        Pathway.............................................................................................. 13
6.        Manifestasi Klinis ………….............………………………………. 15
7.        Komplikasi ………………………….............……………………… 16
8.        Pemeriksaan Penunjang …………………….............……………… 16
9.        Penatalaksanaan …………………………………….............……… 17
B.  Konsep Dasar Keperawatan
1.        Pengkajian ……………………………………………..............…… 17
2.        Diagnosa Keperawatan ………………………………….............…. 20
3.        Intervensi Keperawatan ……………………………….............…… 21
BAB III    TINJAUAN KASUS
A.    Pengkajian ……………………………………………………............. 28
B.     Diagnosa Keperawatan …………………….……………............……            41
C.     Intervensi Keperawatan……………………..………………...............42
D.    Implementasi Keperawatan ………………………………...................            45
BAB IV    PEMBAHASAN
A.    Pembahasan .......................................................................................... 69
BAB V      PENUTUP
A.    Kesimpulan……………………………...............……………………. 72
B.     Saran …………………………………………….............……………            72
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 74

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan gawat darurat merupakan bentuk pelayanan yang  bertujuan untuk
menyelamatkan kehidupan penderita, mencegah kerusakan sebelum tindakan/perawatan
selanjutnya dan menyembuhkan penderita pada kondisi yang berguna bagi kehidupan.
Karena sifat pelayanan gawat daruarat yang cepat dan tepat, maka sering dimanfaatkan untuk
memperoleh pelayanan pertolongan pertama dan bahkan pelayanan rawat jalan bagi penderita
dan keluarga yang menginginkan pelayanan secara cepat. Oleh karena itu diperlukan perawat
yang mempunyai  kemampuan yang bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan
gawat darurat untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial
mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak di perkirakan tanpa
atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.   
           Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek keperawatan
gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang berkompeten di ruang gawat
darurat. Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi biologis, psikologis, dan sosial klien
baik aktual yang timbul secara bertahap maupun mendadak, maupun resiko tinggi. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi asuhan keperawatan gawat darurat, yaitu : kondisi
kegawatan seringkali tidak terprediksi baik kondisi klien maupun jumlah klien yang datang
ke ruang gawat darurat, keterbatasan sumber daya dan waktu,  adanya saling ketergantungan
yang sangat tinggi diantara profesi kesehatan yang bekerja di ruang gawat darurat,
keperawatan diberikan untuk semua usia dan sering dengan data dasar yang sangat mendasar,
tindakan yang diberikan harus cepat dan dengan ketepatan yang tinggi (Maryuani, 2009).
Infark miokardial merupakan nekrosis jaringan jantung akibat iskemia jantung tak
berubah. Penyakit ini sering disebut dengan serangan jantung. Kebanyakan pasien salah
mengartikan dengan mendeskripsikan  serangan jantung sebagai jantung yang meledak.
Dalam hal ini, pasien harus diajari etiologi nyata mengenai infark miokard. Dalam menangani
pasien yang mengidap penyakit ini. Perawat harus secara rutin memonitir tanda vital,
termasuk kadar hemodinamis, dan suara detak jantung. Selama tahap infark akut, perawat
perlu menyediakan suasana yang tenang bagi pasien. Selain itu perawat juga harus mengkaji
keberadaan nyeri dada.
Pada pasien dengan old infark miokard perlu penanganan khusus maka dari itu
penulis mengangkat kasus ini sebagai seminar kelompok dengan judul “Asuhan Keperawatan
Gawat Darurat Pada Tn.S Dengan Diagnosa Medis Old Miokard Infark Di IGD RSUD Kota
Semarang”

B. Tujuan
1.      Tujuan umum
     Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien  dengan Old Miokard
Infark.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan Old Miokard Infark
b.      Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada klien dengan Old Miokard Infark
c.    Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada klien dengan Old Miokard Infark
d.    Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawata pada klien dengan Old Miokard Infark
e.     Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada klien dengan Old
Miokard Infark

C.  Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
penjabaran masalah-masalah yang didapatkan dan menggunakan studi kepustakaan dari
literatur yang ada, baik di buku, jurnal maupun di internet.

D.  Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari lima bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I   : Pendahuluan
BAB II  :Tinjauan teoritis
BAB III        :Laporan kasus terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV        :Pembahasan BAB V  : Penutup terdiri dari  kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.  Definisi
Old Infark Miokard adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan
arteri koroner (Hudak & Gallo; 2007). Sumbatan terjadi oleh karena adanya ateroksklerotik
pada dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.
Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri-arteri besar dan sedang dimana lesi
lemak yang disebut Plak Ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri.Sehingga
mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagiuan distal (Hudak &
Gallo; 2007)
B.  Etiologi
Old Infark miokard disebabkan oleh karena atherosclerosis atau penyumbatan total atau
sebagian oleh emboli dan atau thrombus
Faktor resiko yang menjadi pencetus terjadinya Old Infark Miokard old adalah :
1.      Faktor resiko yang dapat diubah
a.       Mayor merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, hiperkolesterolimia dan pola makan
(tinggi lemak dan tingi kalori).
b.      Minor stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan ambivalen) daninaktifitas fisik.
2.      Faktor resiko yang tidak dapat diubah
a.       Hereditas/keturunan
b.      Usia lebih dari 40 tahun
c.       Ras, insiden lebih tinggi orang berkulit hitam. Sex, pria lebih sering daripada wanita.

C.  Patofisiologi
Proses terjadinya infark
Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2 ke
bagian distal terhambat., sel oto jantung bagian distal mengalami hipoksia iskhemik infark,
kemudian serat otot menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah, hemoglobin menjadi
teroduksi secara total dan menjadi berwarna birui gelap, dinding arteri menjadi permeable,
terjadilah edmatosa sel, sehingga sel mati.
Mekanisme nyeri pada AMI
Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk melakukan
metabolisme CO2 (metabolisme anaerob), sehingga menghasilkan asam laktat dan juga
merangsang pengeluaran zat-zatiritatif lainnya seperti histamine, kinin, atau enzim proteolitik
sleuler merangsang ujung-ujung syaraf reseptor nyeri di otot jantung, impuls nyeri
dihantarkan melalui serat sraf aferen simpatis, kemudian dihantarkan ke thalamus, korteks
serebri, serat saraf aferen, dan dipersepsikan nyeri. Perangsangan syaraf simpatis yang
berlebihan akan menyebabkan :
1.      Meningkatkan kerja jantung dengan menstamulasi SA Node sehingga menghasilkan
frekuensi denyut jantunglebih dari normal (takikardi).
2.      Merangsang kelenjar keringat sehingga ekresi keringat berlebihan.
3.      Menekan kerja parasimpatis, sehingga gerakan peristaltik menurun, akumulai cairan di
saluran pencernaan, rasa penuh di lambung, sehingga merangsangf rasa mual / muntah.
4.      Vasokonstriksi pembuluh darah ferifer, sehinga alir balik darah vena ke atrium kanan
meningkat, dan akhirnya tekanan darah meningkat.

D.  Tanda dan Gejala Old Infark Miokard


Tanda dan gejala yang timbul pada Old Infark Miokard adalah sebagai berikut :
1. Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri,
kebanyakan lamanya 30 menit sampai beberapa jam, sifatnya seperti ditusuk-tusuk, ditekan,
tertindik.
2. Takhikardi
3. Keringat banyak sekali
4. Kadang mual bahkan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek vasosegal
yang disalurkan dari area kerusakan miokard ke trakus gastro intestinal
5. Dispnea
6. Abnormal Pada pemeriksaan EKG
E.  Komplikasi
Adapun komplikasi akibat dari akut miokard infark, yaitu :
1.      Edema paru akut
Terjadi peningkatan akhir diastole ventrikel kiri dan peningkatan tekanan vena pulmonal
sehingga meningkatkan tekanan hydrostatic yang mengakibatkan cairan merembes keluar.

2.      Gagal jantung
Karena ada kelainan otot jantung menyebabkan menurunnya kontraktilitas, sehingga
jantung tidak mampu memompa darah dengan adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan
akan oksigen dan nutrisi.
3.      Syok kardiogenik
Karena adanya kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, sehingga
menurunkan tekanan darah arteri ke organ-organ vital. Adapun tand-tandanya tekanan darah
rendah, nadi cepat dan lemah, hypoxia, kulit dingin dan lembab.
4.      Tromboemboli
Murangnya mobilitas pasien dengan sakit jantung dan adanya gangguan sirkulasi yang
menyertai kelainan ini berleran dalam pembentukan thrombus intracardial dan intravesikular
5.      Disritmia
Gangguan irama jantung akibat penurunan oksigen ke jantung.
6.      Rupture miokardium
Dapat terjadi bila terdapat infark miokardium, proses infeksi dan disfungsi miokadium
lain yang menyebabkan otot jantung melemah.
7.      Efusi pericardial / tamponade jantung
Masuknya cairan kedalam kantung perikardium karena adanya perikarditis dan gagal
jantung.

F.       Pengobatan Infark Miokard Old


1. Vasodilatator
Vasodilatator pilihan untuk mengurangi rasa nyeri jantung adalah nitroglycerin, baik
secara intra vena maupun sublingual, efek sampingnya yaitu dapat mengurangi preload,
beban kerja jantung dan after load.
2. Antikoagulan
Heparin adalah anti koagulan pilihan utama, heparin bekerja memperpanjang waktu
pembekuan darah, sehingga mencegah thrombus Trombolitik
Untuk melarutkan thrombus yang telah terbentuk di arteri koroner, memperkecil
penyumbatan dan meluasnya infark, teombolitik yang biasa digunakan adalah streptokinase,
aktifasi plasminogen jaringan dan amistropletase
3. Analgetik
Pemberian dibatasi hanya untukk pasien yang tidak efektif dengan pemberian nitrat
dan antiloagulan, analgetik pilihan adalah morvin sulfat secara IV
G.      Proses Keperawatan Old Infark Miokard
A.      Pengkajian
                  Salah satu aspek penting perawatan pasien MI adalah pengkajian keperawatan.
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data dasar tentang informasi status terkini pasien,
sehingga setiap perubahan bisa diketahui sesegera mungkin. Pengkajian keperawatan harus
sistematis dan ditunjukan untuk mengidentifikasi kebutuhan jantung pasien dan menentukan
prioritas tadi.
                  Pengkajian sistematis pasien mencangkup riwayat yang cermat khususnya yang
berhubungan dengan gambaran gejala : nyeri dada, sulit bernapas (dipnea), palpitasi, pingsan
(sinkop) atau keringat dingin  (diaporesis). Masing-masing gejala harus di evaluasi waktu dan
durasinya serta factor yang mencetuskan dan yang meringankan.
B.      Diagnosa keperawatan
1.      Nyeri iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan:
  nyeri dada dengan / tanpa penyebaran
  wajah meringis
  gelisah
  delirium
  perubahan nadi, tekanan darah.
2.      Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan faktor-faktor listrik, penurunan karakteristik
miokard.
3.      Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal,
peningkatan natrium / retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma.
4.      Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan
utama paru, perubahan membran alveolar- kapiler ( atelektasis , kolaps jalan nafas/ alveolar
edema paru/efusi, sekresi berlebihan / perdarahan aktif ) ditandai dengan : Dispnea berat, Gelisah,
Sianosis, Perubahan GDA, Hipoksemia
5.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan
kebutuhan, adanya iskemik/ nekrosis jaringan miokard ditandai dengan gangguan frekuensi jantung,
tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum
6.      Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis
7.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang fungsi jantung / implikasi
penyakit jantung dan status kesehatan yang akan datang , kebutuhan perubahan pola hidup
ditandai dengan pernyataan masalah, kesalahan konsep, pertanyaan, terjadinya kompliksi yang
dapat dicegah.
C.     Intervensi Keperawatan
Misalnya Pada pasien dengan Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Pantau / catat karakteristik nyeri Identifikasi karakteristik nyeri dada secara
dada pasien : lokasi, radius, durasi, tepat akan menjadi acuan untuk melakukan
kualitas, dan faktor-faktor yang intervensi.
mempengaruhi.
2 Ukur dan catat tanda vital tiap jam. supply O2 koroner yang adekuat dapat
dimanifestasikan dengan kestabilan tanda
vital.
3 Beri posisi semifowler Posisi semifowler dapat meningkatkan
ekspansi dada dan sirkulasi darah
meningkat.
4 Beri O2 sesuai terapi Pemberian O2 dapat menambah supply
O2 miokard.
5 Anjurkan dan bimbing pasien untuk Teknik relaksisi dibutuhkan untuk
tarik nafas dalam (teknik relaksisi), meminimalkan konsumsi O2 miokard dan
teknik distraksi, dan bimbingan meningkatkan supply O2 jaringan, teknik
imajinasi. distribusi dan imajinasi membantu
mengalihkan focus perhatian dari rasa nyeri.
6 Lakukan pemeriksaan ECG tiap Pemeriksaan ECG tiap hari dan saat nyeri
hari dan saat nyeri dada timbul. dada timbul berguna untuk mendiagnosa
luasnya infark.
7 Berikan terapi tirah baring (bedrest) Tirah bating/istirahat total dapat mengurangi
NO INTERVENSI RASIONAL
selama 24 jam pertama post konsumsi/demand O2miokard.
serangan.
8 Ciptakan lingkungan yang tenang Stressor dari luar diminimalkan sehingga
kebutuhan O2 miokard berkurang.

D.    Evaluasi
Hasil yang diharapkan
1.      Pasien menunjukan pengurangan nyeri
2.      Tidak menunjukan kesulitan dalam bernapas
3.      Perfusi jaringan terpelihara secara adekuat
4.      Memperlihatkan berkurangnya kecemasan
5.      Mematuhi program perawatan diri
6.      Tidak menunjukan adanya komplikasi

BAB III
TINJAUAN KASUS
A.  PENGKAJIAN
1.      IDENTITAS
a. Identitas pasien
      Nama                           : Tn.S
      Umur                           : 60 tahun
      Jenis kelamin               : Laki-laki
      Agama                         : Islam
      Pendidikan                  : SD
      Pekerjaan                     : -
      Suku/bangsa                : Jawa/ Indonesia
      Status perkawinan       : Menikah
      Alamat                                    : Ds. KarangawenRt.02/06 Demak
      Tanggal masuk RS      : 19 April 2015
      No.RM                        : 321620
      Diagnosa Medis          : OMI

b. Identitas penanggung jawab


      Nama                           : Ny. T.S
      Umur                           : 55 Tahun
      Jenis kelamin               : Perempuan
      Agama                         : Islam
      Pendidikan                  : -
      Pekerjaan                     : -
      Alamat                                    :Ds. Karangawen Rt.02/06 Demak
      Hubungan dg. Pasien  : Istri

2.      RIWAYAT KESEHATAN
a.       Keluhan utama
Nyeri dada
P: Terjadi penyempitan pembuluh darah
Q: Terasa tertusuk-tusuk
R: Dada kiri
S: 6
T: Menetap
b.      Riwayat kesehatan sekarang
keluarga pasien mengatakan klien mengeluh nyeri dada dan sesak nafas, sejak satu minggu
yang lalu, dan di bawa ke RSUD Kota Semarang di bawa tanggal 19-04-2015 jam 14.00.  lalu
dari IGD dipindahkan ke nakula 3 pada jam 17.00

c.       Riwayat kesehatan masa lalu


Klien dan keluarga mengatakan klien tidak mempunyai riwayat darah tinggi maupun gula
darah atau dietus militus, keluarga klien mengatakan sebelumnya klien pernah di rawat di
rumah sakit 1 tahun yang lalu dengan keluhan yang sama, klien mengatakan tidak
mempunyai riwayat alergi obat ataupun makanan.

d.      Riwayat kesehatan keluarga

  

               
60 tahun                                          
                           

Ket:

             = Laki-laki                                = Garis Perkawinan


             = Perempuan                             = Garis keturunan
      ...... = Tinggal serumah            X      = Meninggal       
Keluarga klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
yang sama.

e.       Riwayat alergi
klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat ataupun makanan.

3.      PENGKAJIAN PRIMER
Airway                  : Tidak ada secret
Breathing              :  Look : Adanya pengembangan dada. Frekuensi
   nafas 28x/ menit
   Listen : Suara Nafas vesikuler
   Feel: Terasa hembusan nafas, 02 3 lt
Circulating            : Akral hangat CRT <2 detik nadi 104
Disability              : Composmentis GCS 15

4.      PENGKAJIAN SEKUNDER
a.       Kesadaran                   : Composmentis
b.      Penampilan                  : klien nampak lemas dan sesak nafas, terpasang oksigen dengan nasal
kanul 3 liter
c.       Vital sign                     :
Tekanan darah             :  110/70n mmHg
Nadi                            : 104
RR                               : 28
Suhu                            : 37,5%
d.      Kepala             : bentuk kepala mesocephal, warna rambut hitam dan beruban, kulit kepala
bersih dan tidak ada lesi
e.       Mata                : kemampuan melihat baik pupil isokor reflek cahaya kanan kiri positif,
konjungtivitas simetris, tidak menggunakan alat bantu
f.       Hidung            : bersih, tidak ada secret, tidak ada polip hidung, klien terpasang kanul O2 3
liter
g.      Telinga            : simetris kanan dan kiri, tidak ada gangguan pendengaran, tidak
menggunakan alat bantu pendenaran.
h.      Mulut dan tenggorokan : klien berbicara normal, gigi bersih dan tidak ada gangguan
mengunyah ataupun menelan, tidak ada pembesaran tonsil
i.        Dada
Jantung           
-          Inspeksi     : ictus cordis terlihat
-          Palpasi       : detak jantung tidak sama dengan nadi
-          Perkusi      : bunyi jantung sonor
-          Auskultasi : Bunyi jantung I dan II terdengar, ada bunyi  tambahan III (Mur-mur)
Paru-Paru
-          Inspeksi    : simetris kanan kiri
-          Palpasi      : stem fremitus kiri dan kanan sama
-          Perkusi      : kanan kiri sonor
-          Auskultasi : vesikuler
j.        Abdoment
-          Inspeksi     : datar
-          Palpasi       : nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
-          Perkusi       : timpani
-          Auskultasi  : peristaltik usus 9xmenit
k.      Genetalia
-          Inspeksi     : Tidak ada kelainan
l.        Ekstemitas
-          Atas     : Terpasang Infus RL 16 tpm di tangan kiri
         CRT <2 detik
-          Bawah  :
Akral hangat, tidak ada udem.
m.    Kulit
Turgor kulit elastis, kulit berwarna sawo matang, bersih.
n.      Data Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Lab Hasil Analisa
Hb 15,3
Ht 45,30
Trombosit 381
Leukosit 12,3
GDS 100
Ureum/Kreatinin 30,6/0,9
Asam Urat 3,4
Colesterol total 17,1
Trigliserid 321 Hight
Bilirubin direc/ total 12,98/16,27 Hight
SGOT 50 Hight
SGPT 35 Hight
Alkali Phospate 364 Hight
Total protein 5,9
Albumin/ globulin 3,61/2,9
Natrium 139,0
Kalium 4,9
Calcium 1,2
CKMB 5,2 Hight

o.      EKG tanggal 19 April 2015


Hasil : - Sinus rythm
-          Ateroseptal Miocardiac Infaction, age undetermined
-          Cannot rate out inferior myocardial infaretion, age undermined
-          Twave abnormality, posible lateral ischemia

p.      Therapy
-          Inf RL 16 tpm
-          Cefotaxime 3x1 gr
-          Omeprazole 2x1 amp
-          CPG 1x1  

5.ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1DS  :  klien Gangguan rasa Penyempitan
merasakan nyeri  dada nyaman nyeri pembuluh
P: Terjadi penyempitan darah arteri
pembuluh darah coroner
Q: Terasa tertusuk-tusuk
R: Dada kiri
S: 6
T: Menetap

DO :- klien terlihat
meringis menahan   rasa
nyeri

2 Ds: klien mengatakan Intoleransi aktivitas Tirah baring


merasa sesak nafas yang kelemahan
hebat jika melakukan umum
aktivitas imobilisasi

Do: Tirah baring,terlihat Sesak nafas


lemah ditempat tidur
Terpasang o2 3
liter,terpasang infus
RL 16tpm
3 Ds : klien mengatakan Pola nafas tidak Nyeri, sesak
sesak nafas dan nyeri efektif nafas
dada

P: arteriosclerosis
Q; terasa tertusuk-tusuk
R; dada kiri
S: Menetap

Do: rr ; 28x/menit
      Pola nafas cepat dan
dangkal

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan nyeri dan sesak nafas
b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan atheriosklerosis arteri koroner
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring kelemahan umum
imobilisasi,sesak nafas

7. INTERVENSI
Tgl/ dx. Tujuan & Kriteria hasi Planning Ttd
jam Kep
1 Setelah dilakukan1.    Observasi : - observasi status nyeri,
tindakan keperawatan reaksi ketidaknyamanan
selama    .. . diharapkan2.    Nursing:- tingkatkan istirahat
klien menunjukkan      -kaji skala nyeri (P,Q, R, S, T)
kenyamanan/ nyeri3.    Edukasi : - ajarkan klien teknik nafas
berkurang  dengan criteria dalam.
hasil:         Anjurkan kompres hangat pada dada
Nyeri berkurang/ hilang 4.    Kolaborasi: - pemberian analgesik
2 Setelah dilakukan
1.      Observasi : - monitor TTV sebelum
tindakan keperawatan dansesudah aktivitas
selama  . . . diharapkan 2.      Nursing : - batasi aktivitas klien dan
klien menunjukkan tingkatkan istirahat.
intoleransi aktivitas         Posisikan nyaman O2
berkurang dengan criteria 3.      Edukasi : jelaskan pola peningkatan
hasil: bertahap dari aktivitas
        Tidak ada kelemahan 4.      Kolaborasi : ke program rehabilitasi
        Aktivitas normal jantung
3 Setelah dilakukan1.     Observasi : - obsevasi pola nafas
tindakan keperawatan          Kaji nyeri, sesak nafas
selama  . . . diharapkan2.     Nursing : - berikan posisi nyaman
klien menunjukkan pola3.     Edukasi : - ajarkan teknik nafas
nafas yang efektifdengan dalam.
criteria hasil:         Kompres hangat pada dada
        Pola nafas efektif          Terapi O2
        Irama normal 4.     Kolaborasi : - pemberian analgetik

D. IMPLEMENTASI
Tgl/ DX. Implementasi Respon TTD
jam Kep
17/4 1 -        Mengobservasi status DS: - Klien mengatakan nyeri dada
nyeri, ketidaknyamanan          P : Aterosklerosis
        Q :  terasa tertusuk
        R :Nyeri pada dada kiri
        S : 6
        T : Nyeri menetap
        Merasa tidak nyama
DO: Klien terlihat menahan nyeri
1 -        Ajarkan klien teknik DS : -
nafas dalam DO : Klien mengikuti instruksi
17/4 2 -        Memonitor TTV DS: - klien mengatakan lemas
DO : Tekanan
darah                : 110/70n mmHg
Nadi                            : 104
RR                              : 28
Suhu                           : 37,5%

2 -        Memberikan O2 DS: -
DO : O2 : 3 liter/ menit
17/4 3 -        Mengobservasi pola DS: klien mengatakan sesak nafas dan
nafas, kaji nyeri dan nyeri dada kiri
sesak nafas         P: Arterosklerosis
        Q : Terasa tertusuk-tusuk
        R : nyeri pada dada kiri
        S: 6
        T : Menetap
DO: klien terlihat menahan nyeri dan
sesak , RR: 28x / menit
1,2,3-        Memberikan DS: -
posisinyaman dan ajarkan DO : - Posisiskan semifowler
nafas dalam         Klien mengikuti instruksi

2,3 -        Memberikan terapi O2 DS: klien mengtakan sesak


DO : terpasang O2  3 liter/ menit
-        Melakukan pemasangan Ds:
infuse Do: klien terpasang infuse rl pada
tangan kiri
-        Melakukan perekaman
jantung (ECG)

E. EVALUASI SUMATIF
Tgl/ DX. Catatan Perkembangan TTD
jam Kep
1 S: Klien mengatakan nyeri dada
    P : Arterosklerosis
    Q : tertusuk-tusuk
    R : nyeri pada dada kiri
    S : 6
    T : nyeri terasa menetap
O : Klien terlihat menahan nyeri
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

2 S : - Klien mengatakan lemas


        Klien mengatakan sesak
O : - Klien sulit beraktivitas
        Klien tampak berbaring
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
3 S : Klien mengatakan sesak nafas dan nyeri
        P : Arterosklerosis
        Q : terasa tertusuk-tusuk
        R : nyeri terasa nyeri pada dada sebelah kiri
        S : 6
        T : Nyeri terasa menetap
O : RR : 28 X/ Menit
        Pola nafas : cepat dan dangkal
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

BAB IV
PEMBAHASAN

BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1, Edisi 3. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI
Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Smeltzer,S.C& Bare,B.G.  2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8.Jakarta : EGC

Sudoyo,W.et al. 2006.  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.Edisi 4.Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam.

Wilkinson, JM & Ahern,N. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Intervensi NIC, kriteria
hasil NOC.Edisi 9.Jakarta : EGC

Diposkan oleh Bayu Dika Pratama di 03.01 

RABU, 23 APRIL 2014

Askep Kardiovaskulalr : AMI OMI


A.    Pengertian Akut Miokard Infark ( AMI )
Akut Miokard Infark (AMI) adalah suatu keadaan dimana otot jantung tiba-tiba
tidak mendapat suplai darah akibat penyumbatan mendadak arteri koroner oleh
gumpalan darah karena pecahnya plak. (Kabo, 2008).
Menurut Corwin (2009) AMI adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi
akibat kekurangan oksigen berkepanjangan.
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat
suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.
(Brunner & Sudarth, 2002)
B.     Etiologi akut miokard infark (AMI)
Terlepasnya suatu plak aterosklerosis dari salah satu arteri koroner, dan
kemudian tersangkut dibagian hilir yang menyumbat aliran darah keseluruh
miokardium yang diperdarahi oleh pembuluh dan dapat menyebabkan infark
miokardium. Infark miokardium juga dapat terjadi apabila lesi trombotik yang
melekat ke suatu arteri yang rusak menjadi cukup besar untuk menyumbat secara
total aliran darah ke bagian  hilir, atau apabila suatu ruang jantung mengalami
hipertrofi berat sehingga kebutuhan oksigennya tidak dapat terpenuhi. (Corwin,
2000).
Umumnya AMI didasari oleh adanya aterosklorosis pembuluh darah koroner.
Nekrosis miokard akut hampir selalu terjadi akibat penyumbatan total arteri
koronaria oleh trombus yang terbentuk pada plaque aterosklorosis yang tidak
stabil, juga sering mengikuti ruptur plaque pada arteri koroner dengan stenosis
ringan (50-60%). Kerusakan miokard terjadi dari endokardium ke epikardium,
menjadi komplit dan ireversibel dalam 3-4 jam. Meskipun nekrosis miokard sudah
komplit, proses remodeling miokard yang mengalami injury terus berlanjut sampai
beberapa minggu atau bulan karena daerah infark meluas dan daerah non infark
mengalami dilatasi. Secara morfologis, AMI dapat transmural atau sub-
endokardial. AMI dapat trasmural mengenai seluruh dinding miokard dan terjadi
pada daerah distribusi suatu arteri koroner. Sebaliknya pada AMI sub-
endokardial, nekrosis hanya terjadi pada bagian dalam dinding ventrikel dan
umumnya berupa bercak-bercak dan tidak konfluens seperti AMI transmural. AMI
sub-endokardial dapat regional (terjadi pada distribusi lebih dari satu arteri
koroner). (Tjokonegoro & Utama, 1996).
C.    Tanda dan Gejala akut miokard infark (AMI)
Keluhan : rasa tidak enak, sakit, rasa tertindih beban berat, atau rasa tercekik
Lokasi bagian tengah dada, belakang tulang dada, kerap menjalar ke bahu, punggung,
bawah dagu dan ke tangan Jangka waktu beberapa menit, biasanya lebih dari 5 menit dan
keluhan hilang timbul dan semakin berat/ progresif
Tanda – tanda lain serangan jantung : berkeringat dingin, lemas, sesak nafas, dan pingsan
Penderita AMI tidak selalu mengalami keluhan spesifik seperti di atas. Pada orang yang
mempunyai beberapa faktor resiko koroner, keluhan sukar menelan harus dicurigai
mengalami AMI. Sakit dada ( chest pain ) sering berhubungan dengan AMI, tetapi dari
penelitian populasi usia lanjut, menunjukkan kira – kira 2/3 dari kejadian AMI tidak didahului
oleh sakit dada.
Perubahan EKG pada AMI
Daerah Iskemia : inversi gelombang T, karena perubahan repolarisasi Daerah Luka : elevasi
segmen ST, karena iskemia berat.
Daerah infark : gelombang Q abnormal/ patologis karena tidak ada depolarisasi pada
jaringan mati/ nekrosis.
Laboratorium
Peningkatan kadar enzim atau isoenzim merupakan indikator spesifik AMI. Pada AMI enzim
– enzim intrasel ini dikeluarkan ke dalam aliran darah. Kadar total enzim – enzim ini
mencerminkan luas AMI. Pemeriksaan yang berulang diperlukan apalagi bila diagnosis AMI
diragukan atau untuk mendeteksi perluasan AMI. Enzim – enzim terpenting ialah kreatin
fosfokinase atau aspartat amino transferase ( SGOT ), laktat dehidrogenase ( alfa-HBDH ),
dan isoenzim CPK – MB ( CK-MB ). Berbeda dengan SGOT dan LDH, nilai CPK tidak
dipengaruhi oleh adanya bendungan hati, sehingga lebih diagnostik untuk AMI.
D.    Old infark miokard (OMI)
1.      pengertian Old infark miokard (OMI)
Old Infark Miokard adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan arteri
koroner (Hudak & Gallo; 1997). Sumbatan terjadi oleh karena adanya ateroksklerotik pada
dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.
Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri-arteri besar dan sedang dimana lesi lemak
yang disebut Plak Ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri. Sehingga
mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagiuan distal (Hudak &
Gallo; 1997)
2.      Etiologi Old infark miokard (OMI)
Old Infark miokard disebabkan oleh karena atherosclerosis atau penyumbatan total atau
sebagian oleh emboli dan atau thrombus
3.      Patofisiologi Old infark miokard (OMI)

a.       Proses terjadinya infark


Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2 ke bagian
distal terhambat., sel oto jantung bagian distal mengalami hipoksia iskhemik infark,
kemudian serat otot menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah, hemoglobin menjadi
teroduksi secara total dan menjadi berwarna birui gelap, dinding arteri menjadi permeable,
terjadilah edmatosa sel, sehingga sel mati.
b.      Mekanisme nyeri pada OMI
Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk melakukan
metabolisme CO2 (metabolisme anaerob), sehingga menghasilkan asam laktat dan juga
merangsang pengeluaran zat-zatiritatif lainnya seperti histamine, kinin, atau enzim proteolitik
sleuler merangsang ujung-ujung syaraf reseptor nyeri di otot jantung, impuls nyeri
dihantarkan melalui serat sraf aferen simpatis, kemudian dihantarkan ke thalamus, korteks
serebri, serat saraf aferen, dan dipersepsikan nyeri. Perangsangan syaraf simpatis yang
berlebihan akan menyebabkan :
1)      Meningkatkan kerja jantung dengan menstamulasi SA Node sehingga menghasilkan
frekuensi denyut jantunglebih dari normal (takikardi).
2)      Merangsang kelenjar keringat sehingga ekresi keringat berlebihan.
Menekan kerja parasimpatis, sehingga gerakan peristaltik menurun, akumulai cairan di
saluran pencernaan, rasa penuh di lambung, sehingga merangsangf rasa mual / muntah.
3)      Vasokonstriksi pembuluh darah ferifer, sehinga alir balik darah vena ke atrium kanan
meningkat, dan akhirnya yekanan darah meningkat.

4.      Tanda dan Gejala Old Infark Miokard


Tanda dan gejala yang timbul pada Old Infark Miokard adalah sebagai berikut :
a.       Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri,
kebanyakan lamanya 30 menit sampai beberapa jam, sifatnya seperti ditusuk-tusuk, ditekan,
tertindik.
b.      Keringat banyak sekali Kadang mual bahkan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan
reflek vasosegal yang disalurkan dari area kerusakan miokard ke trakus gastro intestinal
c.       Dispnea
d.      Abnormal Pada pemeriksaan EKG
e.       Komplikasi
E.     FAKTOR RESIKO AMI dan OMI
Secara garis besar terdapat dua jenis factor resiko bagi setiap orang untuk
terkena AMI, yaitu factor resiko yang bisa dimodifikasi dan factor resiko yang tidak
bisa dimodifikasi.
1.      Faktor Resiko Yang Dapat Dimodifikasi
Merupakan factor resiko yang bisa dikendalikan sehingga dengan intervensi
tertentu maka bisa dihilangkan. Termasuk dalam kelompok ini diantaranya:
a.       Merokok
Peran rokok dalam penyakit jantung koroner ini antara lain: menimbulkan
aterosklerosis; peningkatan trombogenesis dan vasokontriksi; peningkatan
tekanan darah; pemicu aritmia jantung, meningkatkan kebutuhan oksigen
jantung, dan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. Merokok 20
batang rokok atau lebih dalam sehari bisa meningkatkan resiko 2-3 kali
disbanding yang tidak merokok.
b.      Konsumsi alcohol
Meskipun ada dasar teori mengenai efek protektif alcohol dosis rendah
hingga moderat, dimana ia bisa meningkatkan trombolisis endogen,
mengurangi adhesi platelet, dan meningkatkan kadar HDL dalam sirkulasi,
akan tetapi semuanya masih controversial. Tidak semua literature
mendukung konsep ini, bahkan peningkatan dosis alcohol dikaitkan dengan
peningkatan mortalitas cardiovascular karena aritmia, hipertensi sistemik
dan kardiomiopati dilatasi.
c.       Infeksi
Infeksi Chlamydia pneumoniae, organisme gram negative intraseluler dan
penyebab umum penyakit saluran pernafasan, tampaknya berhubungan
dengan penyakit koroner aterosklerotik.
d.      Hipertensi sistemik.
Hipertensi sistemik menyebabkan meningkatnya after load yang secara
tidak langsung akan meningkatkan beban kerja jantung. Kondisi seperti ini
akan memicu hipertropi ventrikel kiri sebagai kompensasi dari
meningkatnya after load yang pada akhirnya meningkatan kebutuhan
oksigen jantung.
e.       Obesitas
Terdapat hubungan yang erat antara berat badan, peningkatan tekanan
darah, peningkatan kolesterol darah, DM tidak tergantung insulin, dan
tingkat aktivitas yang rendah.
f.       Kurang olahraga
Aktivitas aerobic yang teratur akan menurunkan resiko terkena penyakit
jantung koroner, yaitu sebesar 20-40 %.
g.      Penyakit Diabetes
Resiko terjadinya penyakit jantung koroner pada pasien dengan DM
sebesar 2-4 lebih tinggi dibandingkan orang biasa. Hal ini berkaitan dengan
adanya abnormalitas metabolisme lipid, obesitas, hipertensi sistemik,
peningkatan trombogenesis (peningkatan tingkat adhesi platelet dan
peningkatan trombogenesis).
2.      Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi
Merupakan pactor resiko yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu
diantaranya:
a.       Usia
Resiko meningkat pada pria datas 45 tahun dan wanita diatas 55 tahun
(umumnya setelah menopause).
b.      Jenis Kelamin
Morbiditas akibat penyakit jantung koroner (PJK) pada laki-laki dua kali
lebih besar dibandingkan pada perempuan, hal ini berkaitan dengan
estrogen yang bersifat protective pada perempuan. Hal ini terbukti
insidensi PJK meningkat dengan cepat dan akhirnya setara dengan laki-
laki pada wanita setelah masa menopause.
 
 
c.       Riwayat Keluarga
Riwayat anggota keluarga sedarah yang mengalami PJK sebelum usia 70
tahun merupakan factor resiko independent untuk terjadinya PJK.
Agregasi PJK keluarga menandakan adanya predisposisi genetic pada
keadaan ini. Terdapat bukti bahwa riwayat positif pada keluarga
mempengaruhi onset penderita PJK pada keluarga dekat.
d.      Ras/Suku
Insidensi kematian akibat PJK pada orang Asia yang tinggal di Inggris
lebih tinggi dibandingkan dengan peduduk local, sedangkan angka yang
rendah terdapat pada RAS apro-karibia.
e.       Geografi
Tingkat kematian akibat PJK lebih tinggi di Irlandia Utara, Skotlandia, dan
bagian Inggris Utara dan dapat merefleksikan perbedaan diet, kemurnian
air, merokok, struktur sosio-ekonomi, dan kehidupan urban.
f.       Tipe kepribadian
Tipe kepribadian A yang memiliki sifat agresif, kompetitif, kasar, sinis, gila
hormat, ambisius, dan gampang marah sangat rentan untuk terkena PJK.
Terdapat hubungan antara stress dengan abnnormalitas metabolisme
lipid.
g.      Kelas sosial
Tingkat kematian akibat PJK tiga kali lebih tinggi pada pekerja kasar laki-
laki terlatih dibandingkan dengan kelompok pekerja profesi (misal dokter,
pengacara dll). Selain itu frekuensi istri pekerja kasar ternyata 2 kali lebih
besar untuk mengalami kematian dini akibat PJK dibandingkan istri
pekerja professional/non-manual. (Ilham, 2010).
F.      KOMPLIKASI AMI dan OMI
Dapat terjadi tromboembolus akibat kontraktilitas miokard berkurang. Embolus tersebut
dapat menghambat aliran darah kebagian jantung yang sebelumnya tidak rusak oleh infark
pertama.
1.      Dapat terjadi gagal jantung kongestif apabila jantung tidak dapat memompa keluar semua
darah yang diterimanya.
2.      Disritmia adalah komplikasi tersering pada infark, terjadi akibat perubahan keseimbangan
elektrolit dan penurunan PH.
3.      Dapat terjadi syok kardiojenik apabila curah jantung sangat berkurang dalam waktu lama.
4.      Dapat terjadi ruptur miokardium selama atau segera setelah suatu infark besar.
5.      Dapat terjadi perikarditis, peradangan selaput jantung, (biasanya beberapa hari setelah
infark).
6.      Setelah infark miokard sembuh, terbentuk jaringan parut yang menggantikan sel-sel
miokardium yang mati. Apabila jaringan parut ini cukup luas, kontraktilitas jantung dapat
berkurang secara permanen. (Corwin, 2009).
G.    Penatalaksanaan
1.      Pengobatan Awal
Tujuan dari penanganan pada infark miokard adalah menghentikan perkembangan
serangan jantung, menurunkan beban kerja jantung (memberikan kesempatan untuk
penyembuhan) dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
      Berikut ini adalah penanganan yang dilakukan pada pasien dengan AMI:
a.        Berikan oksigen meskipun kadar oksigen darah normal. Persediaan oksigen yang melimpah
untuk jaringan, dapat menurunkan beban kerja jantung. Oksigen yang diberikan 5-6 L /menit
melalu binasal kanul.
b.        Pasang monitor kontinyu EKG segera, karena aritmia yang mematikan dapat terjadi dalam
jam-jam pertama pasca serangan.
c.         Pasien dalam kondisi bedrest untuk menurunkan kerja jantung sehingga mencegah
kerusakan otot jantung lebih lanjut. Mengistirahatkan jantung berarti memberikan
kesempatan kepada sel-selnya untuk memulihkan diri.
d.        Pemasangan IV line untuk memudahkan pemberan obat-obatan dan nutrisi yang diperlukan.
Pada awal-awal serangan pasien tidak diperbolehkan mendapatkan asupa nutrisi lewat mulut
karena akan meningkatkan kebutuhan tubuh erhadap oksigen sehingga bisa membebani
jantung.
e.        Pasien yang dicurigai atau dinyatakan mengalami infark seharusnya mendapatkan aspirin
(antiplatelet)  untuk mencegah pembekuan darah. Sedangkan bagi pasien yang elergi terhadap
aspirin dapat diganti dengan clopidogrel.
f.        Nitroglycerin dapat diberikan  untuk menurunkan beban kerja jantung dan memperbaiki
aliran darah yang melalui arteri koroner. Nitrogliserin juga dapat membedakan apakah ia
Infark atau Angina, pada infark biasanya nyeri tidak hilang dengan pemberian nitrogliserin.
g.        Morphin
merupakan antinyeri narkotik paling poten, akan tetapi sangat mendepresi aktivitas
pernafasan, sehingga tdak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat gangguan pernafasan.
Sebagai gantinya maka digunakan petidin

2.      Obat-obatan yang digunakan pada pasien dengan AMI diantaranya:


a.       Obat-obatan trombolitik
Obat-obatan ini ditujukan untuk memperbaiki kembali airan darah pembuluh darah koroner,
sehingga referfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih lanjut. Obat-obatan ini
digunakan untuk
melarutkan bekuan darah yang menyumbat arteri koroner. Waktu paling efektive
pemberiannya adalah 1 jam stelah timbul gejal pertama dan tidakboleh lebih dari 12 am pasca
serangan. Selain itu tidak boleh diberikan pada pasien diatas 75 tahun
Contohnya adalah streptokinase
b.       Beta Blocker
Obat-obatan ini menrunkan beban kerja jantung. Bisa juga digunakan untuk mengurangi
nyeri dada atau ketidaknyamanan dan juga mencegah serangan jantung tambahan. Beta
bloker juga bisa  digunakan untuk memperbaiki aritmia.
Terdapat dua jenis yaitu cardioselective (metoprolol, atenolol, dan acebutol) dan non-
cardioselective (propanolol, pindolol, dan nadolol)
c.       Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitors
Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah dan mengurangi cedera pada otot jantung. Obat
ini juga dapat digunakan untuk memperlambat kelemahan pada otot jantung.Misalnya
captropil
d.      Obat-obatan antikoagulan
Obat- obatan ini mengencerkan darah dan mencegah pembentukan bekuan darah pada
arteri.Missal: heparin dan enoksaparin.
e.       Obat-obatan Antiplatelet
Obat-obatan ini (misal aspirin dan clopidogrel) menghentikan platelet untuk membentuk
bekuan yang tidak diinginkan.

3.      Angioplasti angioplasti koroner trasluminal perkutan / percutaneous transluminal


coronary angioplasty ( ptca )  non medikasi pembedahan
Banyak pengertian tentang angioplasti koroner transluminal perkutan atau biasa disingkat
dengan PTCA ( Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty ) diungkapkan oleh
berbagai sumber antara lain :
b.      Menurut Suzanne dan Brenda (2002) angioplasty koroner transluminal perkutan adalah usaha
untuk memperbaiki aliran darah arteri koroner dengan memecah plak atau ateroma yang telah
tertimbun dan mengganggu aliran darah ke jantung. Kateter dengan ujung berbentuk balon
dimasukkan ke arteri koroner yang mengalami gangguan dan diletakkan diantara daerah
aterosklerotik. Balon kemudian dikembangkan dan dikempiskan dengan cepat untuk
memecah plak.
c.       Dari (www.singhealth.com.sg) Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA),
atau Angioplasti Koroner, adalah prosedur non-bedah dengan invasi minimal yang digunakan
untuk membuka pembuluh darah yang menyempit. Prosedur ini menggunakan kateter yang
lentur dengan balon di ujungnya, yang dikembungkan pada tekanan tinggi di dalam dinding
arteri yang menyempit. Tindakan ini akan merontokkan plak arteri dari pembuluh darah dan
memperbaiki aliran darah ke otot jantung. Prosedur ini bisa memperbaiki beberapa gejala
yang menyebabkan penyumbatan arteri, seperti nyeri dada atau sesak napas.
d.      Tindakan "peniupan" atau "balonisasi" atau "Angioplasti" bertujuan untuk melebarkan
penyempitan pembuluh koroner dengan menggunakan kateter khusus yang ujungnya
mempunyai balon. Balon dimasukkan dan dikembangkan tepat ditempat penyempitan
pembuluh darah jantung. Dengan demikian penyempitan tersebut menjadi terbuka. Untuk
menyempurnakan hasil peniupan ini, kadang - kadang diperlukan tindakan lain yang
dilakukan dalam waktu yang sama, seperti pemasangan ring atau cincin penyanggah (Stent),
pengeboran kerak di dalam pembuluh darah (Rotablation) atau pengerokan kerak pembuluh
darah (Directional Atherectomy). http://www.medistra.com/

4.      Indikasi Angioplasti Koroner Transluminal Perkutan PEMBEDAHAN +OBAT


Menurut Suzanne dan Brenda(2002) pasien yang mempunyai yang mempunyai lesi yang
menyumbat paling tidak 70℅ lumen internal arteri koroner besar, sehingga banyak daerah
jantung beresiko mengalami iskemia. Pasien tersebut juga yang tidak berespon terhadap
terapi medis dan memenuhi kriteria untuk dilakukan bedah pintas arteri koroner. PTCA boleh
dilakukan apabila kardiologis yakin bahwa prosedur akan memperbaiki aliran darah ke
jantung. Angioplasti koroner perkutan merupkan usaha revaskularisasi lain disamping
thrombolisis karena trombolisis mempunyai kekurangan. 
Kekurangan itu dapat berupa.
a.       Dengan dosis atau kombinasi obat thrombolitik apapun, pada kebanyakan penyelidikan
reperfusi akibat terbukanya pembuluh darah di capai pada 75 % penderita
b.      Terdapat kelambatan antara waktu obat thrombolitik diberikan dan reperfusi (rata-rata 45
menit )
c.       Tidak ada tanda klinik yang tepat untuk menyatakan adanya reperfusi
d.      Penderita mengalami serangan iskemik berulang 15%-30% dan perdarahan otak 0,5-1.5%
Prosedur Pelaksanaan
PTCA dilaksanakan di laboraotorium kateterisasi jantung. Lesi ditentukan lokasi, panjang
dan kalsifikasinya sebelum kawat penunjuk dimasukkan melalui arteri yang dituju. Kemudian
kateter berujung balon yang bisa dikembangkan dimasukkan melalui kawat penunjuk dan
dipasang sesuai letak lesi. Balon diisi dengan larutan kontras bertekanan selama kurang lebih
30 sampai 60 detik, kemudian akan memecah atau menekan lesi arteriosklerosik jika kateter
berujung balon telah dipasang pada posisi yang benar. Tunika media dan adventisia arteria
koroner juga ikut teregang.
Pengembangan mungkin diperlukan sampai beberapa kali untuk menghasilkan efek yang
diinginkan. Biasanya ditentukan dengan peningkatan lebar lumen arteri sebanyak 20 % atau
lebih. Cara lain untuk mengukur keberhasilan PTCA adalah bila stenosis yang tersisa kurang
dari 50% atau perbedaan tekanan darah dari sisi yang mengalami lesi ke sisi yang lainnya
kurang dari 20 mmHg dan tidak ada tanda klinis trauma arteri. Suzanne dan Brenda(2002)
Menurut Santoso T (1997) PTCA pada infark akut dapt dilaksanakan sebagai berikut.
1.      Direct PTCA : PTCA dilaksanakan tanpa sebelumnya penderita diberi terapi thrombolitik.
Tujuannya untuk reperfusi dan menyelamatkan miokardium. Keuntungannya adalah
thrombolitik terkontraindikasi, terapi dapat lebih tepat katena anatomi koroner diketahui,
pembuluh darah dapat lebih baik dibuka, dapat meningkatkan harapan hidup, dan mengurangi
resiko perdarahan. Kerugiannya adalah biaya, fasilitas dan tenaga ahli terbatas, keterlambatan
pelaksanaan bila harus menyiapkan laboratorium kateter, serta problem restenosis dan reklusi
belum sepenuhnya diatasi.
2.      Rescue (salvage) PTCA : Dilaksanakan bila trombolisis gagal. Tujuannya untuk reperfusi
dan menyelamatkan miokardium.
3.      Immediate PTCA :PTCA dilaksanakan setelah thrombolisis yang berhasil. Tujuannya
mencegah reoklusi, memepercepat penyembuhan miokardium.
4.      Delayed PTCA : PTCA dilaksanakan 1-7 hari setelah thrombolisis. Tujuannya untuk
mencegah reoklusi dan mempercepat penyembuhan miokardium.Santoso ( 1997 )

OLD INFARK MIOKARD


23.47  Sistem Pencernaan  No comments

Old Infark Miokard adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan arteri koroner (Hudak &
Gallo; 1997). Sumbatan terjadi oleh karena adanya ateroksklerotik pada dinding arteri koroner, sehingga
menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.
Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri-arteri besar dan sedang dimana lesi lemak yang disebut Plak
Ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri. Sehingga mempersempit bahkan menyumbat suplai
aliran darah ke arteri bagiuan distal (Hudak & Gallo; 1997)
Etiologi
Old Infark miokard disebabkan oleh karena atherosclerosis atau penyumbatan total atau sebagian oleh emboli
dan atau thrombus
Faktor resiko yang menjadi pencetus terjadinya Old Infark Miokard old adalah :
Faktor resiko yang dapat diubah
Mayor merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, hiperkolesterolimia dan pola makan (tinggi lemak dan tingi
kalori).
Minor stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, dan ambivalen) daninaktifitas fisik.
Faktor resiko yang tidak dapat diubah
Hereditas/keturunan
Usia lebih dari 40 tahun
Ras, insiden lebih tinggi orang berkulit hitam. Sex, pria lebih sering daripada wanita.
Patofisiologi
Proses terjadinya infark
Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2 ke bagian distal terhambat., sel
oto jantung bagian distal mengalami hipoksia iskhemik infark, kemudian serat otot menggunakan sisa akhir
oksigen dalam darah, hemoglobin menjadi teroduksi secara total dan menjadi berwarna birui gelap, dinding arteri
menjadi permeable, terjadilah edmatosa sel, sehingga sel mati.
Mekanisme nyeri pada AMI
Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk melakukan metabolisme CO2 (metabolisme
anaerob), sehingga menghasilkan asam laktat dan juga merangsang pengeluaran zat-zatiritatif lainnya seperti
histamine, kinin, atau enzim proteolitik sleuler merangsang ujung-ujung syaraf reseptor nyeri di otot jantung,
impuls nyeri dihantarkan melalui serat sraf aferen simpatis, kemudian dihantarkan ke thalamus, korteks serebri,
serat saraf aferen, dan dipersepsikan nyeri. Perangsangan syaraf simpatis yang berlebihan akan menyebabkan :
Meningkatkan kerja jantung dengan menstamulasi SA Node sehingga menghasilkan frekuensi denyut
jantunglebih dari normal (takikardi).
Merangsang kelenjar keringat sehingga ekresi keringat berlebihan.
Menekan kerja parasimpatis, sehingga gerakan peristaltik menurun, akumulai cairan di saluran pencernaan, rasa
penuh di lambung, sehingga merangsangf rasa mual / muntah.
Vasokonstriksi pembuluh darah ferifer, sehinga alir balik darah vena ke atrium kanan meningkat, dan akhirnya
yekanan darah meningkat.
Tanda dan Gejala Old Infark Miokard
Tanda dan gejala yang timbul pada Old Infark Miokard adalah sebagai berikut :
Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri, kebanyakan lamanya 30 menit
sampai beberapa jam, sifatnya seperti ditusuk-tusuk, ditekan, tertindik.
Takhikardi
Keringat banyak sekali
Kadang mual bahkan muntah diakibatkan karena nyeri hebat dan reflek vasosegal yang disalurkan dari area
kerusakan miokard ke trakus gastro intestinal
Dispnea
Abnormal Pada pemeriksaan EKG
Komplikasi
Adapun komplikasi akibat dari akut miokard infark, yaitu :
Edema paru akut
Terjadi peningkatan akhir diastole ventrikel kiri dan peningkatan tekanan vena pulmonal sehingga meningkatkan
tekanan hydrostatic yang mengakibatkan cairan merembes keluar.

Gagal jantung
Karena ada kelainan otot jantung menyebabkan menurunnya kontraktilitas, sehingga jantung tidak mampu
memompa darah dengan adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi.
Syok kardiogenik
Karena adanya kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, sehingga menurunkan tekanan
darah arteri ke organ-organ vital. Adapun tand-tandanya tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, hypoxia,
kulit dingin dan lembab.
Tromboemboli
Murangnya mobilitas pasien dengan sakit jantung dan adanya gangguan sirkulasi yang menyertai kelainan ini
berleran dalam pembentukan thrombus intracardial dan intravesikular
Disritmia
Gangguan irama jantung akibat penurunan oksigen ke jantung.
Rupture miokardium
Dapat terjadi bila terdapat infark miokardium, proses infeksi dan disfungsi miokadium lain yang menyebabkan
otot jantung melemah.
Efusi pericardial / tamponade jantung
Masuknya cairan kedalam kantung perikardium karena adanya perikarditis dan gagal jantung.
Pengobatan Infark Miokard Old
Vasodilatator
Vasodilatator pilihan untuk mengurangi rasa nyeri jantung adalah nitroglycerin, baik secara intra vena maupun
sublingual, efek sampingnya yaitu dapat mengurangi preload, beban kerja jantung dan after load.
Antikoagulan
Heparin adalah anti koagulan pilihan utama, heparin bekerja memperpanjang waktu pembekuan darah, sehingga
mencegah thrombus Trombolitik
Untuk melarutkan thrombus yang telah terbentuk di arteri koroner, memperkecil penyumbatan dan meluasnya
infark, teombolitik yang biasa digunakan adalah streptokinase, aktifasi plasminogen jaringan dan amistropletase

Analgetik
Pemberian dibatasi hanya untukk pasien yang tidak efektif dengan pemberian nitrat dan antiloagulan, analgetik
pilihan adalah morvin sulfat secara IV
Proses Keperawatan Old Infark Miokard
Pengkajian
Salah satu aspek penting perawatan pasien MI adalah pengkajian keperawatan. Pengkajian dilakukan untuk
mendapatkan data dasar tentang informasi status terkini pasien, sehingga setiap perubahan bisa diketahui
sesegera mungkin. Pengkajian keperawatan harus sistematis dan ditunjukan untuk mengidentifikasi kebutuhan
jantung pasien dan menentukan prioritas tadi.
Pengkajian sistematis pasien mencangkup riwayat yang cermat khususnya yang berhubungan dengan
gambaran gejala : nyeri dada, sulit bernapas (dipnea), palpitasi, pingsan (sinkop) atau keringat dingin
(diaporesis). Masing-masing gejala harus di evaluasi waktu dan durasinya serta factor yang mencetuskan dan
yang meringankan.
Diagnosa keperawatan
Nyeri iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan :
nyeri dada dengan / tanpa penyebaran
wajah meringis
gelisah
delirium
perubahan nadi, tekanan darah.
Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan faktor-faktor listrik, penurunan karakteristik miokard.
Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal, peningkatan
natrium / retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma.
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru,
perubahan membran alveolar- kapiler ( atelektasis , kolaps jalan nafas/ alveolar edema paru/efusi, sekresi
berlebihan / perdarahan aktif ) ditandai dengan : Dispnea berat, Gelisah, Sianosis, Perubahan GDA, Hipoksemia
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan,
adanya iskemik/ nekrosis jaringan miokard ditandai dengan gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam
aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum
Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang fungsi jantung / implikasi penyakit jantung
dan status kesehatan yang akan datang , kebutuhan perubahan pola hidup ditandai dengan pernyataan
masalah, kesalahan konsep, pertanyaan, terjadinya kompliksi yang dapat dicegah.
Intervensi Keperawatan
Misalnya Pada pasien dengan Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
NO INTERVENSI RASIONAL
1  Pantau / catat karakteristik nyeri dada pasien : lokasi, radius, durasi, kualitas, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi. Identifikasi karakteristik nyeri dada secara tepat akan menjadi acuan untuk melakukan
intervensi.
2 Ukur dan catat tanda vital tiap jam. supply O2 koroner yang adekuat dapat dimanifestasikan dengan kestabilan
tanda vital.
3 Beri posisi semifowler  Posisi semifowler dapat meningkatkan ekspansi dada dan sirkulasi darah meningkat.
4 Beri O2 sesuai terapi Pemberian O2 dapat menambah supply O2 miokard.
5 Anjurkan dan bimbing pasien untuk tarik nafas dalam (teknik relaksisi), teknik distraksi, dan bimbingan
imajinasi.
Teknik relaksisi dibutuhkan untuk meminimalkan konsumsi O2 miokard dan meningkatkan supply O2 jaringan,
teknik distribusi dan imajinasi membantu mengalihkan focus perhatian dari rasa nyeri.
6 Lakukan pemeriksaan ECG tiap hari dan saat nyeri dada timbul. Pemeriksaan ECG tiap hari dan saat nyeri
dada timbul berguna untuk mendiagnosa luasnya infark.
7 Berikan terapi tirah baring (bedrest) selama 24 jam pertama post serangan. Tirah bating/istirahat total dapat
mengurangi konsumsi/demand O2 miokard.
8 Ciptakan lingkungan yang tenang Stressor dari luar diminimalkan sehingga kebutuhan O2 miokard berkurang.

Evaluasi
Hasil yang diharapkan
Pasien menunjukan pengurangan nyeri
Tidak menunjukan kesulitan dalam bernapas
Perfusi jaringan terpelihara secara adekuat
Memperlihatkan berkurangnya kecemasan
Mematuhi program perawatan diri
Tidak menunjukan adanya komplikasi

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.SD DENGAN OLD MYOCARD


INFARK(OMI) DI DUSUN GAMPING TENGAH RT 06 RW 15
AMBARKETAWANG SLEMAN JOGJAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.SD
DENGAN OLD MYOCARD INFARK(OMI)
 DI DUSUN GAMPING TENGAH RT 06 RW 15
AMBARKETAWANG SLEMAN JOGJAKARTA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktek profesi Ners


Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Oleh:

ABDUL AZIS

             01/144979/EIK/00107

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
YOGYAKARTA
2003
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.SD

 DENGAN OLD MYOCARD INFARK

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Hari/tanggal    : Sabtu,10 Mei 2003
Oleh               : Abdul Azis
Metode            : Wawancara, observasi dan pemeriksan fisik

A.    DATA KELUARGA
Identitas Keluarga
a.       Nama KK                         : Tn. SD
b.      Jenis Kelamin                   : Laki-laki
c.       Umur                                : 63 tahun
d.      Pendidikan                       : SGA
e.       Agama                              : Islam
f.       Pekerjaan                          : Pensiunan Guru
g.      Alamat                             : Dusun Gamping Tengah
                                                 RT 06/RW 15                   
                                                 Ambarketawang, Gamping, Sleman
h.      Suku/kebangsaan             : Jawa/Indonesia
i.        Jumlah anggota keluarga : 2 orang (Termasuk KK)
Susunan Anggota keluarga
N0 Nama Umur Sex Hub dg  KK Pendd Pekerjaan Ket

1 Ny.SH 73 th Pr Isteri SD - Sehat

Tipe keluarga
Jenis keluarga ini adalah keluarga usia lanjut terdiri suami dan isteri yang sudah tua dengan anak
sudah memisahkan diri.
Genogram
 

   
   Keterangan :
                                            : Perempuan                         :  Meninggal           
                                            : Laki-laki
                                            : Garis Perkawinan
                                            : Garis Keturunan
                                            : Tinggal dalam satu rumah
                                            :  Ny.SH  

Suku Bangsa dan Agama


Keluarga Tn. SD semuanya suku jawa asli. Tn SD beragama Islam sedangkan Ny.SH beragama
Katolik.
Status Sosial Ekonomi Keluarga
Secara umum ekonomi keluarga tergolong cukup mampu, meskipun kepala keluarga tidak bekerja
lagi karena sudah pensiun namun untuk memenuhi kebutuhan keluarga dibantu oleh anak-anak yang
sudah berkeluarga semua.

7.      Aktifitas Rekreasi
Keluarga tidak mempunyai jadwal rekreasi yang teratur, karena merasa sudah tua dan cukup
menikmati rekreasi menonton televisi di rumah dan mengasuh cucu.

B.     Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1.      Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn.SD saat ini masuk pada tahap perkembangan keluarga usia lanjut.
2.      Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Keluarga mengatakan tahap perkembangan keluarga hingga saat ini berjalan sebagaimana mestinya.
3.      Riwayat Kesehatan Keluarga Inti

Tn. SD

Keluarga mengatakan bahwa Tn.SD tidak pernah menderita sakit yang parah sejak  dari masa
mudanya. Pemeriksaan fisik TD 100/70mmHg, Nadi 76x/menit,kadang-kadang batuk, saat ini
keluhan sementara tidak ada.
  Ny.SH
  Keluarga mengatakan bahwa Ny.SH menderita sakit jantung sejak Bulan Januari 2001, Ny.SH pernah
dirawat di RS Panti Rapih selama 1 minggu dengan keluhan sesak nafas,dada terasa berat didiagnose
menderita kelainan jantung. Terapi yang diperoleh ISDN 5 mg 3x1, Furosemid 2x1 dan Aspar K 2x1.
Hingga saat ini Ny.SH rajin memeriksakan dirinya di RS Panti Rapih.
  Pada saat pengkajian TD 90/70 mmHg, Nadi 72x/menit RR 18x/menit BB 48 Kg,turgor kulit baik,
kadang mengeluh dada terasa berat bila kelelahan. Gambaran Foto Thorak menunjukkan adanya
pembesaran jantung.
  
  Riwayat Penyakit Keluarga
a.         Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan bahwa selain menderita sakit jantung Ny.SH belum pernah menderita penyakit
parah yang lain. 
b.        Penyakit keturunan
Keluarga mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan baik dari pihak Ny.SH maupun dari
keluarga Tn.SD.
c.      Penyakit kronis/menular
Keluarga menyatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular.
d.     Kecacatan anggota keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami cacat fisik.
e.      Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga mengatakan bila anggota keluarga sakit  diperiksakan ke dokter atau ke RS/Puskesmas.
4.      Riwayat Kesehatan Mental, Psikologis, Spiritual.
-      Keluarga Tn.SD merasa aman tinggal di rumah saat ini, dan karena anak-anak secara rutin datang
menjenguk beserta cucu.
-      Riwayat spiritual anggota keluarga
Ny.SH rajin beribadah ke Gereja setiap minggu.
-      Gangguan mental dan psikologis anggota keluarga
Tn.SD maupunNy.SH tidak merasa tertekan atau mengalami gangguan mental, komunikasi dengan
anak dan cucu baik.
5.       Persepsi dan Tanggapan Keluarga terhadap Layanan Kesehatan.
Tanggapan Keluarga Terhadap Layanan Kesehatan baik, terbukti dengan kebiasaaan anggota keluarga
memeriksakan diri ke RS dan pelayanan kesehatan lainnya.
6.       Pola Pengambilan Keputusan
Setiap ada masalah maka selalu dimusyawarahkan untuk mengambil keputusan, biasanya ayah yang
dominan dalam pengambilan keputusan.
Kebiasaan Anggota keluarga sehari-hari.
a.       Makan
Keluarga Tn.SD terbiasa makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi, lauk pauk, sayuran, buah dan
susu kadang-kadang. Keluarga makan bersama-sama karena Ny.SH dan Tn.SD mempunyai waktu
yang cukup luang untuk makan bersama.
b.      Minum
Semua anggota keluarga mempunyai kebiasaan minum air putih yang sudah dimasak rata-rata 6 – 8
gelas per hari.
c.       Cara mengolah makanan
Ny.SH memasak makanan sendiri di dapur , cara memasak sayuran biasanya dipotong baru dicuci.
Air minum dari sumur dan selalu dimasak lebih dahulu.
d.      Cara penyajian
Makanan yang disajikan di meja setelah dimasak, bila sudah makan disimpan dalam almari makan..
e.       Pola aktivitas dan Istirahat
Tn.SD memiliki aktivitas mengantar dan menjemput cucunya kesekolah. Tn.SD dan Ny.SH memiliki 
kebiasaan tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 6-8 jam sedangkan Tn.SD dan Ny.SH jarang berolah
raga.
f.       Kebiasaan keluarga yang merugikan kesehatan
Menurut keluarga , Tn.SD memiliki kebiasaan merokok yaitu i bungkus perhari.

C.    Struktur Keluarga
1.      Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi dalam keluarga berjalan dengan baik, bila ada permasalahan dimusyawarahkan.

2.      Struktur Kekuatan Keluarga


Keluarga mau menerima keadaan dan berusaha tetap sehat. Anak anak serta family yang lain sangat
mendukung.
3.      Struktur Peran
Tn.SD maupun Ny.SH sudah merasa menjalankan perannya dengan baik hingga saat ini.
D.    Fungsi Keluarga
Secara umum keluarga Tn.SD sudah memenuhi fungsi keluarga baik fungsi afektif, sosialisasi, dan
perawatan kesehatan .
Tugas Keluarga meliputi :
                    1. Mengenal masalah  kesehatan
                        Keluarga mengetahui bahwa  penyakit jantung merupakan masalah 
                        kesehatan.
                    2. Mengambil keputusan
                        Keluarga sudah memeriksakan anggotanya yang sakit ke dokter
3.      Merawat anggota keluarga
Keluarga belum mampu merawat anggota keluarga yang sakit karena keluarga belum tahu tentang
perawatan penderita dengan kelainan jantung.
4.      Memelihara lingkungan
Keluarga  mampu memelihara lingkungan, ini dibuktikan bahwa lingkungan rumah bersih.
5.      Menggunakan fasilitas keehatan
Keluarga sudah dapat menggunakan fasilitas kesehatan dengan baik, bila ada anggota keluarga yang
sakit maka dibawa berobat ke dokter/puskesmas maupun ke RS.

E.     Stres dan Koping Keluarga


Tn.SD mengatakan sangat bahagia dengan keadaannya selama ini, beliau merasa tidak ada hal-hal
yang membuatnya stres.
F.     Faktor Lingkungan dan Masyarakat

1.      Rumah
Keluarga menempati rumah sendiri, jenis  permanen, dinding / tembok dari batu bata, lantai semen
mempunyai 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 buah Kamar Mandi, 1 buah WC dan 1 buah dapur, 2 buah
Gudang, ventilasi cukup, cahaya baik dan penerangan dengan listrik.      
                                            Denah Rumah Keluarga Tn.SD

           5              6                3

                                                                           U

             2                             

                                             4
            2                               3
                                        

            1                                2 
 

Keterangan :     1.    Ruang Tamu                                    ||  :   Pintu


                          2.   Kamar Tidur
                          3.   Gudang
                          4.    Dapur/ruang makan
                          5.    Kamar mandi
                          6.    WC

2.      Sampah
Sampah rumah tangga dibuang pada tempat sampah keluarga bila penuh kemudian dibuang di TPA.
3.      Sumber air minum
Keluarga menggunakan sumur gali dengan pompa listrik.
4.      Jamban Keluarga
Keluarga Tn.SD mempunyai jamban sendiri, jenis jamban leher angsa kondisi baik.
5.      Pembuangan Air Limbah
Keluarga Tn.SD mempunyai tempat pembuangan air limbah yang kondisinya masih baik.
6.      Halaman rumah
Pada saat kunjungan halaman rumah tampak  bersih.
7.      Lingkungan rumah
Lingkungan rumah terawat dengan baik, banayak pepohonan/tanaman hias disekitar rumah.
8.      Fasilitas
Fasilitas perdagangan seperti pasar yang berjarak 500 meter dari rumah, fasilitas kesehatan yaitu
Puskesmas berjarak + 2 km, dokter praktek 300 m, rumah sakit     5-6 km, fasilitas peribadatan seperti
Masjid 300 meter dari rumah dan Gereja 400 meter dari rumah.

II. ANALISA DATA


Masalah Kemungkinan Typologi
Data
Keperawatan Penyebab Masalah

Data Subyektif Resiko terjadinya Ketidakmampuan Resiko


1.     Keluarga Mengatakan infark meluas keluarga merawat
-   Ny.SH menderita sakit jantung anggota keluarga yang
sejak tahun 2001. menderita penyakit
-   Ny.SH pernah dirawat 1 mg di jantung
RS karena sakitnya
2. Ny.SH kadang-kadang
mengeluh nafas sesak dan dada
terasa berat bila kelelahan.
3. Ny.SH kontrol secara teratur ke
RS
Data Obyektif
1.     KU baik, sesak nafas(-)
2.     TD : 90/70 mmHg
Nadi : 72 kali/menit
Resp : 18 kali/menit
Temp : 36,40C
TB     : 155 Cm
BB     :  41 Kg
3.  Rontgen thorak :
Cardiomegali

Data Subyektif Resiko terjadinya Ketidakmampuan Resiko


1.Keluarga mengatakan Tn. SD penyakit keluarga mengenal
memiliki kebiasaan merokok masalah kesehatan
2.TN.SD kadang-kadang
Kardiovaskuler
mengeluh batuk-batuk
3.Keluarga mengatakan bahwa
Tn.SD jarang berolah raga
Data Obyektif
   Tn SD menghabiskan rokok     
1 bungkus/hari

 
III. PERENCANAAN
   

a.    Diagnose Keperawatan
   1. Resiko terjadinya infark meluas pada Ny.SH keluarga Tn.SD  berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggotanya yang sakit
   2.   Resiko terjadinya penyakit Kardiovaskuler pada Tn.SD berhubungan  dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan.
       b.Perencanaan Keperawatan
Tujuan Tujuan
No. Jangka Jangka KriteriaEvaluas Standar
Intervensi
Dx Panjang Pendek i Evaluasi
(Tupan) (Tupen)

1 Setelah Setelah Verbal Keluarga 1. Jelaskan konsep


diberikan dilakukan 5 Psikomotor merawat penyakit Jantung
kali Ny.SH  2. Diskusikan dengan
perawatan 1 kunjungan  dengan Cara  keluarga cara merawat
bulan keluarga : : Ny.SH
keluarga 1.Memahami - Mengontrol  3.Jelaskan cara
mampu tentang kadar enzim mencegah komplikasi
merawat penyakit jantung  4.Jelaskan dan
jantung - Berobat diskusikan dengan
Ny.SH    (infark teratur keluarga tentang diet
sehingga jantung) - Aktivitas pasien jantung
tidak terjadi  2. Dapat ringan tanpa 5. Jelaskan tentang
infark merawat keluhan aktivitas pasien
meluas penderita -  mengatur diet jantung
dengan secara  tepat 6. Anjurkan untuk
infark kontrol kadar enzim
jantung jantung secara teratur
7. Beri dukungan positif
terhadap usaha
keluarga selama ini.

2 Setelah Setelah Verbal - Tn.SD 1.Jelaskan pada


diberikan dilakukan 5 Psikomotor mengurangi keluarga tentang
kali kebiasaan perilaku-perilaku yang
perawatan 1 kunjungan merokok dapat menimbulkan
bulan keluarga secara masalah
keluarga dapat : bertahap kesehatan(penyakit)
dapat 1.Mengenal - Tn.SD  2.Jelaskan pada
mengenal masalah berolah raga keluarga tentang
kesehatan secara teratur bahaya merokok, Cara
masalah 2.Tn.SD mau mencegah merokok
kesehatan mengurangi dan kiat-kiat berhenti
yang merokok merokok
berkaitan secara 3.Motivasi keluarga
dengan bertahap untuk mengurangi
3.Tn.SD jumlah merokok
perilaku berolah raga secara bertahap.
tidak sehat secara 4.Motivasi keluarga
teratur untuk  berolah raga
secara teratur
5.Motivasi keluarga
untuk memeriksakan
kesehatan secara
teratur .

IV.PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No. Tindakan
Waktu Evaluasi
Dx Keperawatan

1 Sabtu,10-05-2003 - Gali pengetahuan S : Keluarga mengatakan bahwa


Pk. 09.30 – 10.00  keluarga tentang sakit jantung adalah penyakit
WIB penyakit jantung yang disebabkan karena usia
- Diskusi dengan lanjut dan banyak aktivitas.
keluarga tentang Keluarga mengatakan bila
tindakan keluarga sakitnya kambuh Ny.SH
yang sudah istirahat tiduran shg sesaknya
dilakukan berkurang.

O :-      Keluarga nampak tertarik


dengan beberapa masukan dari
mahasiswa
-      Keluarga berharap dapat
dijelaskan secara rinci tentang
penyakit jantung.
A : Kurangnya pengetahuan
penderita tentang penyakit
Jantung dan perawatannya.
P : Penyuluhan tentang penyakit
jantung.

1 Rabu,14-05-2003 Memberi S : -  Keluarga mengatakan paham


Pk.12.30-13.00 penyuluahan dengan penjelasan yang
WIB tentang Infark disampaikan
jantung : O : -  Keluarga dapat menjelaskan
- Pengertian kembali tentang
- Tanda dan gejala pengertian,tanda dan gejala
- Penyebab penyebab, terjadinya ,cara
- Terjadinya pencegahan dan perawatannya
- Cara pencegahan -  Pengetahuan keluarga tentang
dan perawatannya A : infark jantung bertambah
Beri penyuluhan tentang  diet
  jantung dan aktivitas bagi
P : penderita jantung.

1 Sabtu,27-05-2003 Memberikan S : -  Keluarga mengatakan paham


Pk.11.30-12.00 penyuluhan dengan penjelasan yang
WIB tentang  : disampaikan
- Diet penyakit O : -  Keluarga dapat menjelaskan
jantung kembali tentang diet jantung
- Aktivitas/lah dan aktivitas/olah raga bagi
raga bagi penderita jantung dengan
penderita bahasa yang sederhana.
jantung A : - Pengetahuan keluarga tentang
memotivasi diet penyakit jantung dan
keluarga untuk aktivitas penderita jantung
kontrol ke bertambah
dokter secara
teratur P : Pantau aktivitas Ny.SH
Beri penyuluhan tentang :
- Pengaruh buruk merokok, cra
mencegah dan kiat-kiat
berhenti merokok

Memberikan
2 Senin,29-05-2003 S : -  Keluarga mengatakan paham
penyuluhan
Pk.13.00 – 13.30 tentang dengan penjelasan yang
WIB - Pengaruh buruk  disampaikan
merokok O : Keluarga dapat

- Cara mencegah
menjelaskan kembali
tentang pengaruh buruk
merokok
merokok, cara mencegah
- Kiat-kiat berhenti merokok dan kiat-kiat
merokok berhenti merokok.
A : Pengetahuan keluarga
tentang  mencegah
merokok dan berhenti
merokok bertambah
Bersama keluarga memantau
P : jumlah rokok yang dihabiskan
Tn.SD sehari.
1,2 Sabtu,31-05-2003 Mengevaluasi S : -  Keluarga mengatakan
kegiatan
Pk. 12.30 – 13.00 paham
kunjungan
WIB perawatan dengan penjelasan materi
keluarga yang disampaikan tentan
Infark jantung dan
perawatannya.
-  Tn.SD berjanji untuk
mengurangi merokok dan
O : ingin berolah raga
-  Keluarga dapat
menjelaskan kembali
tentang penyakit Jantung
dan perawatannya
-  Ny.SH  dapat beraktivitas
tanpa mengeluh sesak
A : nafas

-  Keluarga dapat merawat


anggotanya yang menderita
penyakit jantung (masalah
P : teratasi) dan resiko belum
terjadi.
- Koordinasi dengan petugas
PHN Puskesmas untuk
memantau kesehatan
Ny.SH
 - Lakukan terminasi

Anda mungkin juga menyukai