SYOK KARDIOGENIK
Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Patofisiologi
Dosen Pembimbing : Siti Mulidah, S.Pd,S.Kep,Ns,M.Kes
Disusun oleh :
Alim Martin Nur Wahid NIM (P1337420222058)
Indriani Eka Yulianti NIM (P1337420222059)
Titin Riyantika NIM (P1337420222060)
Mawadatur Rohama NIM (P1337420222061)
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk penyelesain tugas dari mata kuliah Patofisiologi
Makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas karena bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak yang dengan tulus dan sabar memberikan sumbangan baik
berupa ide, materi pembahasan dan juga bantuan lainnya yang tidak dapat
dijelaskan satu persatu.
Makalah ini disusun untuk membantu proses pembelajaran mahasiswa
khususnya untuk mahasiswa Keperawatan. Makalah ini membahas tentang
Patofisologi Syok Kardiogenik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
kami berharap kepada Bapak/Ibu Dosen untuk memberikan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................................2
D. Manfaat .......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................4
A. Syok ............................................................................................................4
1. Definisi Syok............................................................................................4
2. Klasifikasi ...............................................................................................5
3. Derajat Syok .............................................................................................6
B. Syok Kardiogenik .......................................................................................7
1. Definisi Syok Kardiogenik.......................................................................7
2. Klasifikasi ...............................................................................................8
3. Etiologi ....................................................................................................8
4. Patofisiologi ..........................................................................................10
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................12
A. Syok Kardiogenik .....................................................................................12
B. Penyebab Syok Kardiogenik .....................................................................13
C. Tanda- tanda Syok Kardiogenik ................................................................16
D. Proses Perjalanan Syok Kardiogenik ........................................................17
E. Proses Penyembuhan dan Penanganan ......................................................18
BAB IV PENUTUP .............................................................................................22
A. Kesimpulan ...............................................................................................22
B. Saran ..........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Syok kardiogenik (SC) adalah suatu kondisi di mana curah jantung
rendah bahkan dengan volume intravaskular yang cukup, mengakibatkan
hipoperfusi organ dan kematian (Amado et al., 2016). Angka kematian pasien
yang mengalami syok kardiogenik sangat tinggi, mencapai sekitar 22,4% dari
pasien meninggal dalam tahun pertama (Shah et al., 2016) Syok kardiogenik
paling sering disebabkan oleh infark miokard akut (AMI). Sekitar 76% pasien
syok kardiogenik disebabkan oleh IMA. Penyebab lain yang ditemukan atau
dikaji lebih dalam lagi yakni termasuk penggunaan obat (misalnya, beta dan
penghambat saluran kalsium, digoksin), disfungsi ventrikel (misalnya,
miokarditis akut, kardiomiopatia Takotsubo), obstruksi peredaran darah
(misalnya, stenosis katup, kardiomiopati hipertrofik), hipertiroidisme endokrin
(parah), penyakit perikardial. (tamponade jantung) dan aritmia (Lipinski, 2020).
Dibandingkan dengan pasien non-IMA, pasien syok kardiogenik cenderung
lebih muda dan belum pernah mengalami infark miokard sebelumnya,
intervensi koroner perkutan (PCI), atau cangkok bypass arteri koroner (CABG).
Pasien syok kardiogenik dengan IMA memiliki prognosis yang lebih buruk
dibandingkan pasien tanpa IMA (Combes et al., 2020; Harjola et al., 2015).
Syok kardiogenik adalah disfungsi otot jantung yang parah dengan
penyakit peredaran darah sistemik atau dapat disebut perfusi jaringan yang tidak
mencukupi (hipoksia jaringan pada umumnya) dalam keadaan dengan volume
vaskuler dan seluler yang cukup dengan disfungsi dan kegagalan organ
multipel. Perkiraan kejadian syok kardiogenik berkisar antara 5% sampai 10%
untuk pasien serangan jantung (Hollenberg et al, 2019).
Kematian pada pasien syok kardiogenik masih sangat tinggi, berkisar
antara 50% sampai 80%. Tapi angka insidensi yang tepat masih sulit ditentukan
karena banyaknya orang yang terkena dampak dan meninggal sebelum
mencapai rumah sakit, sehingga tidak adanya diagnosis yang pasti mengenai
1
penyakit yang diderita oleh klien tersebut. Dalam makalah ini nantinya akan
dibahas mengenai tentang apa itu syok kardiogenik, bagaimana penyebab dari
penyakit tersebut, tanda-tanda maupun gejala, perjalanan hingga proses
penyembuhan yang dapat dilakukan dalam menangani syok kardiogenik itu
sendiri (Menon V et al,2002).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diuraikan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan syok kardiogenik?
2. Apa saja penyebab dari penyakit syok kardiogenik?
3. Apa saja tanda-tanda dari syok kardiogenik?
4. Bagaimana proses perjalanan dari syok kardiogenik?
5. Bagaimana proses penyembuhan dan penanganan syok kardiogenik?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui dan mengenal lebih dalam mengenai apa
yang dimaksud dengan penyakit syok kardiogenik.
2. Agar mahasiswa mengetahui penyebab-penyebab ari syok kardiogenik.
3. Agar mahasiswa mengetahui tentang gejala-gejala yang mungkin timbul
dari penyakit syok kardiogenik.
4. Agar mahasiswa mengetahui dan mengenal bagaimana proses
perjalanan dari penyakit syok kardiogenik.
5. Agar mahasiswa mengenal lebih dalam bagaimana proses penyembuhan
dan penanganan dari syok kardiogenik itu sendiri.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini diharapkan memberikan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan dan proses perjalanan/pathway mengenai
syok kardiogenik
2
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Memberi bahan pustaka dan bahan pertimbangan dalam
penyusunan materi pembelajaran tentang ilmu keperawatan
khususnya asuhan keperawatan pada penyakit syok kardiogenik.
b. Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai bahan referensi dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien dengan kasus syok kardiogenik,
sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat dalam mengatasi
masalah pada pasien yang terkena syok kardiogenik.
c. Lahan Praktek
Dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
terutama pada pasien dengan syok kardiogenik secara
komprehensif / terus menerus.
d. Masyarakat dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman
bagi masyarakat.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Syok
1. Definisi Syok
Sindrom gangguan patofisiologi parah yang terkait dengan
metabolisme sel abnormal dan kegagalan peredaran darah. Syok atau
renjatan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana kemampuan untuk
dapat bekerja secara efektif mengangkut oksigen dan nutrisi lainnya ke
berbagai jaringan sangat terganggu, mengakibatkan kerusakan sel yang
awalnya bersifat reversibel dan kemudian jika keadaan shock
berkepanjangan menjadi ireversibel (Isselbacher, dkk, 2019)
Karena kekurangan oksigen, sel mulai menggunakan proses
cadangan yang menggunakan sumber energi yang tidak efisien dan
menghasilkan produk beracun. Meskipun proses cadangan (anaerobik) ini
dapat menunda kematian sel untuk beberapa waktu, kekurangan oksigen
bersama dengan produk beracun meracuni fungsi sel. Asam laktat kemudian
masuk ke dalam darah dan menyebabkan asidosis sistemik, yang kemudian
merusak fungsi seluler yang memengaruhi otot pernapasan pasien dan
menyebabkan henti napas dengan hipoksia berat.
Menanggapi oksigenasi yang tidak mencukupi, tubuh meningkatkan
tonus simpatik dan melepaskan katekolamin yang bersirkulasi (epinefrin
dan norepinefrin). Ini meningkatkan denyut jantung, vasokonstriksi perifer
serta meningkatkan laju pernapasan. Jadi, syok adalah proses seluler dengan
manifestasi klinis. Pasien syok tampak goyah, berkeringat dan takikardi.
Pada tingkat sel, sel pasien "melihat" oksigen. Syok, kemudian, adalah suatu
kondisi di mana aliran darah ke jaringan sangat berkurang, mengakibatkan
kerusakan permanen pada organ tubuh. Tanda dan gejala klinis penderita
syok merupakan proses serius yang mengancam setiap sel dalam tubuh,
terutama sel vital sel.
4
2. Klasifikasi
Klasifikasi syok yang dibuat berdasarkan penyebabnya menurut
Isselbacher, dkk,(2016, hal 199):
b. Syok Kardiogenik
5
d. Syok Distributif
Bentuk syok septic, syok neurogenik, syok anafilaktik yang
menyebabkan penurunan tajam pada resistensi vaskuler perifer.
Patogenesis syok septic merupakan gangguan kedua system vaskuler perifer
dan jantung
3. Derajat Syok
a. Syok Ringan
6
B. Syok Kardiogenik
1. Definisi Syok Kardiogenik
7
2. Klasifikasi
3. Etiologi
8
penyakit katup, obat-obat yang menekan miokard (penyekat beta,
penghambat gerbang kalsium, serta obat-obat anti aritmia), kontusio
miokard, asidosis, respiratorius, kelainan metabolic (asidosis
metabolic, hipofosfatemia, hipokalsemia), miokarditis severe,
kardiomiopati end-stage, bypass kardiopulmonal yang terlalu lama
pada operasi pintas jantung, obat-obatan yang bersifat kardiotoksik
(mis. Doxorubicin, adriamycin).
b. Disfungsi diastolik. Hal ini dapat terjadi akibat meningkatnya
kekakuan ruang ventrikel kiri. Selain itu dapat pula terjadi pada
tahap lanjut syok hipovolemik dan syok septik. Hal-hal yang dapat
menyebabkannya antara lain yaitu iskemik, hipertrofi ventrikel,
kardiomiopati restriktif, syok hipovolemik dan syok septik yang
berlama-lama, kompresi eksternal akibat tamponade jantung.
c. Peningkatan afterload yang terlalu besar. Hal ini dapat terjadi pada
keadaan stenosis aorta, kardiomiopati hipertrofik, koarktasio aorta,
hipertensi maligna.
d. Abnormalitas katup dan struktur jantung. Hal ini dapat terjadi pada
keadaan mitral stenosis, endokarditis, regurgitasi mitral dan aorta,
obstruksi yang disebabkan oleh atrial myxoma atau thrombus, ruptur
ataupun disfungsi otot-otot papilaris, ruptur septum dan tamponade.
e. Menurunnya kontraktilitas jantung. Hal ini terjadi pada keadaan,
infark ventrikel kanan, iskemia, hipoksia dan asidosis. Kegagalan
ventrikel kanan dapat disebabkan oleh berbagai peristiwa antara lain:
1) Peningkatan afterload yang terlalu besar misalnya, emboli
paru, penyakit pembuluh darah paru (hipertensi arteri
pulmonalis dan penyakit oklusif vena), vasokonstriksi
pulmonal hipoksik, tekanan puncak akhir ekspirasi, fibrosis
pulmonar, kelainan pernafasan saat tidur, PPOK.
2) Artemia. Ventrikel takiaritmia sering berkaitan dengan syok
kardiogenik. Sementara bradiarritmia dapat menyebabkan
atau memperburuk syok yang disebabkan oleh etiologi lain.
9
Sinus takikardi dan takiaritmia atrial dapat menyebabkan
hipoperfusi dan memperburuk syok.
4. Patofisiologi
10
Secara klasik, gagalnya ventrikel kiri akibat IMA menyebabkan
disfungsi ventrikel kiri dan kanan. Selain IMA, gangguan jantung juga
dapat disebabkan oleh abnormalitas katup, konduksi, atau perikardium.
Akibatnya, curah jantung dan volume sekuncup berkurang sehingga
menyebabkan turunnya tekanan darah. Karena Aliran darah yang
berkurang, respon kapiler menurun sedangkan kebutuhan metabolik
seluler tidak dapat terpenuhi, menyebabkan hipoksia seluler.
Mekanisme kompensasi diaktifkan, merangsang sistem simpatik,
sehingga meningkatkan denyut nadi dan kontraktilitas. Sistem renin-
angiotensin-aldosteron juga diaktivasi sehingga meretensi cairan,
meningkatkan preload, dam vasokonstriksi untuk mempertahankan
tekanan darah. Peningkatan sitokin juga ditemukan pada pasien SK,
terutama nitrit oksida yang menyebabkan vasodilatasi dan
memperparah hipotensi (Chioncel et al., 2020).
11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik adalah syok yang diakibatkan atau disebabkan
oleh tidak kuatnya perfusi jaringan akibat dari kerusakan fungsi ventrikel
kiri. Syok kardiogenik terjadi ketika jantung tidak mampu
mempertahankan kardiak output yang cukup untuk perfusi jaringan. Hal ini
biasanya muncul setelah adanya penyakit infark miokardial (Manurung,
2016).
Syok merupakan sindrom gangguan patofisiologik berat yang
berhubungan dengan metabolisme seluler yang abnormal, yang umumnya
disebabkan oleh perfusi jaringan yang buruk. Disebut juga kegagalan
sirkulasi perifer yang menyeluruh dengan perfusi jaringan yang tidak
adekuat (Tjokronegoro, A., dkk, 2010).
12
padainfark miokard atau obstruksi mekanik jantung;
manifestasinyameliputi hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi yang
lemah, 19 kekacauan mental, dan kegelisahan (Arief, 2015)
Syok kardiogenik merupakan suatu keadaan penurunan curah
jantung dan perfusi sistemik pada kondisi volume intravaskular yang
adekuat, sehingga menyebabkan hipoksia jaringan. Istilah syok
kardiogenik ini pertama sekali disampaikan oleh Stead (1942) dimana saat
itu dilaporkan 2 orang pasien yang disebutkan mengalami “syok yang
diakibatkan oleh jantung (shock of cardiac origin)”. Belakangan istilah ini
kemudian berubah menjadi syok kardiogenik.
Gambaran yang esensial dari syok kardiogenik adalah adanya
hipoperfusi sistemik yang menyebabkan hipoksia jaringan dengan bukti
volume intravaskular yang adekuat. Kriteria hemodinamik syok
kardiogenik adalah adanya hipotensi yang berkepanjangan dengan
batasan/cut-off points tekanan darah sistolik untuk syok kardiogenik adalah
< 90 mmHg selama sekurangnya 30-60 menit atau mean arterial pressure <
30 mmHg dari baseline dengan indeks kardiak yang berkurang (< 2,2
L/menit/m2 ) dan tekanan baji kapiler paru (pulmonary capillary wedge
pressure/PCWP) > 15 mmHg.
13
Secara fungsional penyebab syok kardiogenik dapat dibagi menjadi
dua yakni kegagalan Jantung kiri dan kegagalan Jantung kanan. Penyebab-
penyebab kegagalan jantung kiri antara lain:
a. Disfungsi sistolik yakni, berkurangnya kontraktilitas miokardium.
Penyebab yang paling sering adalah infark miokard akut khususnya infark
anterior. Penyebab lainnya adalah hipoksemia global, penyakit katup, obat-
obat yang menekan miokard (penyekat beta, penghambat gerbang kalsium,
serta obat-obat anti aritmia), kontusio miokard, asidosis respiratorius,
kelainan metabolic (asidosis metabolic, hipofosfatemia, hipokalsemia),
miokarditis severe, kardiomiopati end-stage, bypass kardiopulmonari yang
terlalu lama pada operasi pintas jantung, obat-obatan yang bersifat
kardiotoksin (mis. Doxorubicin, adriamycin).
b. Disfungsi diastolik. Hal ini dapat terjadi akibat meningkatnya kekakuan
ruang ventrikel kiri. Selain itu Universitas Sumatera Utara 5 dapat pula
terjadi pada tahap lanjut syok hipovolemik dan syok septik. Hal-hal yang
dapat menyebabkannya yaitu iskemik, hipertrofi ventrikel, kardiomiopati
restriktif, syok hipovolemik dan syok septik yang berlama-lama, kompresi
eksternal akibat tamponade jantung.
c. Peningkatan afterload yang terlalu besar. Hal ini dapat terjadi pada keadaan
stenosis aorta, kardiomiopati hipertrofik, koarktasio aorta, hipertensi
maligna.
d. Abnormalitas katup dan struktur jantung. Hal ini dapat terjadi pada keadaan
mitral stenosis, endokarditis, regurgitasi mitral dan aorta, obstruksi yang
disebabkan oleh atrial myxoma atau thrombus, ruptur ataupun disfungsi
otot-otot papilaris, ruptur septum dan tamponade.
e. Menurunnya kontraktilitas jantung. Hal ini terjadi pada keadaan, infark
ventrikel kanan, iskemia, hipoksia dan asidosis.
14
Kegagalan ventrikel kanan dapat disebabkan oleh berbagai
peristiwa antara lain:
a. Peningkatan afterload yang terlalu besar misalnya, emboli paru,
penyakit pembuluh darah paru (hipertensi arteri pulmonalis dan
penyakit oklusif vena), vasokonstriksi pulmonal hipoksik, tekanan
puncak akhir ekspirasi, fibrosis pulmonaris, kelainan pernafasan saat
tidur, PPOK.
b. Artimia. Ventrikel takiaritmia sering berkaitan dengan syok
kardiogenik. Sementara bradiaritmia dapat menyebabkan atau
memperburuk syok yang disebabkan oleh etiologi lain. Sinus takikardia
dan takiaritmia atrial dapat menyebabkan hipoperfusi dan
memperburuk syok.
Penyebab paling umum terjadinya syok kardiogenik ialah infark
miokard akut yang luas, meskipun infark kecil pada penderita dengan
gangguan fugsi ventrikel kiri sebelumnya juga dapat mencetuskan
terjadinya syok. Syok yang memiliki onset yang terlambat dapat
merupakan hasil dari perluasan infark, reoklusi dari arteri yang pernah
infark sebelumnya, ataupun dekompensasi dari fungsi miokard pada daerah
non infark akibat gangguan metabolik. Penting untuk diketahui bahwa area
yang luas dari miokard yang tidak fungsional namun viabel dapat juga
menyebabkan atau memiliki peran terhadap perkembangan syok
kardiogenik setelah infark miokard.
Syok kardiogenik juga dapat disebabkan oleh komplikasi mekanik;
seperti regurgitasi mitral akut, ruptur septum intraventrikular, atau ruptur
free wall; maupun oleh infark ventrikel kanan luas. Penyebab lain syok
kardiogenik termasuk miokarditis, kardiomiopati stadium akhir, kontusio
miokard, syok sepsis dengan depresi miokard berat, disfungsi miokard
setelah bypass kardiopulmonal yang berkepanjangan, penyakit jantung
katup, dan kardiomiopati obstruktif hipertrofi.
15
Syok kardiogenik juga dapat disebabkan oleh bebrapa faktor yaitu:
a. Infark Miokardium; jantung yang rusak tidak dapat memompa darah dan
curah jantung tiba-tiba menurun. Tekanan sistolik menurun akibat
kegagalan mekanisme kompensasi. Jantungakan melakukan yang terbaik
pada setiap kondisi, sampai akhirnya pompa jantung tidak dapat
memperfusi dirinya sendiri.
b. Aritmia Ventrikel yang mematikan; pasien dengan takikardiaterus
menerus akan dengan cepat menjadi tidak stabil. Tekanan darah sistolik
dan curah jantung menurun karena denyut jantung yang terlalu cepat
menurunkan waktu pengisian ventrikel. Takikardia ventrikel dan fibrasi
ventrikel dapat terjadi karena iskemia miokardium setelah
infarkmiokardiumakut.
c. Gagal Jantung Stadium Akhir; jaringan parut di miokardium akibat
serangan jantung sebelumnyaa, dilatasi ventrikel, daniskemia
miokardium kronis merusak otot jantung, dangerakdinding menjadi tidak
terkoordinasi (ruang ventrikel tidak padat memompa secara bersamaan).
16
masalah dan mengevaluasi penatalakasaan yang telah dilakukan.
Peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri yang berkelanjutan (left
ventrikel end diastolic pressure, LVEDP) menunjukkan bahwa jantung
gagal untuk berfungsi sebagai pompa yang efektif (Reni, 2015).
17
kiri dan mencegah perkembangan menuju tahap irreversible dimana
perkembangan kondisi bertahap akan menuju pada aritmia dan kematian
(Asikin et all, 2016)
1. Penatalaksanaan Medis
a. Penanganan awal: res usitasi cairan, oksigenasi dan proteksi
jalan nafas, koreksi hipovolemia dan hipotensi.
b. Intervensi farmakologi sesuai penyebabnya, misalnya
infarkmiokard atau sindrom coroner akut diberikan aspirin dan
heparin obat vasokontriksi, misalnya dopamine, epinefrin, dan
norepinefrin mempertahankan tekanan darah yang adekuat
untuk mempertahankan perfusi jaringan dan volumeintra
vaskuler
c. Farmakologi Syok kardiogenik, setelah tercapainya preload
yang optimal, sering kali dibutuhkan inotropic untuk
memperbaiki kontraktilitas dan obat lain untuk menurunkan
afeterload.
1) Katekolamin Hormone yang termasuk dalam kelompok ini
yaitu adrenalin (epinefrin), noradrenalin (norepinephrine),
isoproterenol, dopamine dan dobutamine. Golongan obat
ini akan menaikkan tekanan arteri, perfusi coroner,
kontraktilitas dan kenaikkan denyut jantung,
sertavasontriksi perifer. Kenaikan tekanan arteri
akanmeningkatkan konsumsi oksigen, serta kerja yang
tidak diinginkan berpotensi mengakibatkan aritmia.
2) Adrenalin, noradrenalin dan isoproterenol Hormone ini
memiliki aktivitas stimulasi alfa yang kuat. Ketiga obat
18
tersebut memiliki aktivitas kronotropik. Stimulasi alfa yang
kuat menyebabkan vasokontriksi yang kuat, sehingga
meningkatkan tekanan dinding miokard yang dapat
mengganggu aktivitas inotropic. Isoproterenol merupakan
vasodilator kuat, serta cenderung menurunkan aliran darah
dan tekanan perfusi coroner. Isoproterenol akan
meningkatkan kontraktilitas miokard dan laju jantung, yang
mengakibatkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen
miokard yang sangat berbahaya pada syok kardiogenik.
3) Dopamine Dopamine mempengaruhi stimulasi reseptor
beta 1 pada dosis 5- 10µg/ kgBB/ menit, sehingga terdapat
peningkatan kontraktilitas dan denyut jantung, sedangkan
pada dosis > 10µg/ kgBB/ menit, reseptor alfa 1 yang
menyebabkan peningkatkan tekanan arteri sistemik dan
tekanan darah akan distimulasi oleh dopamine. Dopamine
adalah prekusor endogen noradrenalin, yang menstimulasi
reseptor beta, alfa, dan dopaminergic. Dopamine
menyebabkan vasodilatasi ginjal, menseterika dan coroner
pada dosis < 5 µg/ kg/ menit. Takikardia merupakan efek
samping dari dopamine.
4) Dobutamine merupakan katekolamin inotropic standart
yang digunakan sebagai pembanding. Efek dobutamine
terbatas pada tekanan darah. Dobutamine juga
meningkatkan curah jantung tanpa pengaruh bermakna
pada tekanan darah. Oleh karena itu, tahanan vaskulat
sistemik, tekanan venadan denyut jantung menurun,
sehingga umumnya menandakan adanya hipovolemia.
Dobutamin terutam abekerja pada reseptor beta dengan
rentan dosis 2- 40mcg/kgBB/menit. Pada dosis tersebut,
dobutamin akan meningkatkan kontraktilitas dengan sedikit
efek kronotropik tanpa vasokontriksi.
19
d. Penatalaksanaan Keperawatan Pencegahan syok kardiogenik
Adalah salah satu tanggung jawab utama perawat di area
keperawatan kritis. Tindakan pencegahan termasuk
mengidentifikasi pasien pada resiko dan pengkajian serta
manajemen status kardiopulmoner pasien. Pasien dalam syok
kardiogenik mungkin memiliki sejumlah diagnosis keperawatan,
tergantung pada perkembangan penyakit Prioritas keperawatan
diarahkan terhadap:
1) Membatasi permintaan oksigen miokard
2) Peningkatan pasokan oksigen miokard
3) Mempromosikan kenyamanan dan dukungan emosi
4) Mempertahankan pengawasan terhadap komplikasi
Langkah-langkah untuk membatasi kebutuhan oksigen
miokard meliputi pemberian analgesic, sedative, dan agens
untuk mengontrol afterload dan disritmia.
5) Posisikan pasien untuk kenyamanan
6) Membatasi aktivitas
7) Menyediakan lingkungan yang tenang dan nyaman
8) Memberikan dukungan untuk mengurangi kecemasan
9) Memberikan pemahaman kepada pasien tentang kondisinya,
pengukuran untuk meningkatkan suplai oksigen miokard
mencakup pemberian oksigen tambahan, pemantauan status
pernapasan pasien dan memberikan obat yang diresepkan.
Manajemen keperawatan yang efektif dari syok kardiogenik
membutuhkan pemantauan yang tepat dan pengelolaan
SDM, preload, afterload dan kontraktilitas.
Hal ini dapat dicapai melalui pengukuran akurat dari variabl
ehemodinamik dan pengontrolan pemberian cairan serta
inotropicdan agen vasoaktif. Hasil penilaian dan pengelolaan
20
fungsi pernapasan juga penting untuk mempertahankan
oksigenasi yangadekuat
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan mengetahui penyebab, tanda-tanda,proses perjalanan, dan
proses penyembuhan syok kardiogenik, kita mengharapkan para pembaca
maupun para teman-teman dapat mengenal klasifkasi syok, terutama syok
kardiogenik.
22
Saran bagi mahasiswa keperawatan dan tenaga kesehatan
diharapkan mampu mengetahui ciri-ciri pasien dengan syok kardiogenik
serta mampu melakukan penanganan gawat darurat terhadap pasien dengan
syok kardiogenik sehingga nyawa pasien dapat terselamatkan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, S., Dalimunthe, N., Isnanta, R., Safri, Z., Hasan, R., & Ginting, G.
SyokKardiogenik.https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123
456789/63387/041%20.pdf?sequence=1&isAllowed=y
(Mawadatur Rohama)
LAKSONO, S., & Besmaya, B. M. B. (2022). Manajemen Syok
Kardiogenik: Suatu Panduan Singkat: Manajemen Syok
Kardiogenik. Hang Tuah Medical Journal, 20(1), 107-121. "View of
Manajemen Syok Kardiogenik: Suatu Panduan Singkat"
https://journalmedical.hangtuah.ac.id/index.php/jurnal/article/view/
334/139 ( Indriyani Eka)
Sarastri,Y.SyokKardiogenik.https://dupakdosen.usu.ac.id/bitstream/handle
/123456789/40755/097115006.pdf?sequence=1 (Yoni Ainun
Hasanah)
Pratama, Fadil, Peranan Intropik dan Vasopresor dalam Terapi Syok
Kardiogenik. (2021)
https://media.neliti.com/media/publications/401432-peranan-
inotropik-dan-vasopresor-dalam-t-1b0420f8.pdf (Shifa Az-zahra
Ash Shidiq)
Faniyar, T., (2018) Asuhan Keperawatan Dengan Patofisiologi Syok
Kardiogenik. "(DOC) KEL 2 SYOK KARDIOGENIK (EDIT).docx
| tikha faniyar - Academia.edu"
https://www.academia.edu/37584294/KEL_2_SYOK_KARDIOG
ENIK_EDIT_docx ( Titin Riyantika)
Tamam, B. (2022). _STUDI KASUS PASIEN SYOK KARDIOGENIK
DENGAN PENURUNAN CURAH JANTUNG DI RUANG ICCU
RSD dr. SOEBANDI JEMBER._ (Universitas Muhammadiyah
Jember,2022)diakses
darihttp://repository.unmuhjember.ac.id/14239/17/1.%20PENDAH
ULUAN...pdf (Aliffiola Vadillah)
Putra, B., Aminuddin, M. (2020) Manajemen Syok Kardiogenik pada
DiseksiAorta.https://cdkjournal.com/index.php/cdk/article/view/58
1 (wilda)
Hochman JS, Menon Venu. MANAGEMENT OF CARDIOGENIC
SHOCK COMPLICATING ACUTE MYOCARDIAL
INFARCTION
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1767433/ (Mayza)
24
Asikin et all, (2016). Aspiani, (2015). Muttaqin, (2009). Yudha, (2011).
Hanifah, (2011). Konsep syok kardiogenik.
https://eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB%20II.pdf (Alim Martin)
Susanti, Emi dkk. (2015). Makalah Keperawatan Medikal Bedah "Asuhan
Keperawatan Syok Kardiogenik" -
https://www.academia.edu/20054620/ASKEP_SYOK_KARDIOG
ENIK (Nur Aini Fatinah)
Bagus fitriadi kurnia putra,dkk.(2020)"Manajemen Syok Kardiogenik pada
Diseksi Aorta"
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2887790(Deka
Dwi A)
25