disusun oleh:
Anti Sumiati (302019082)
Kelas 2B
Penyusun
i
DAFTAR ISI
2. Intervensi Keperawatan........................................................................ 18
A. Pengkajian............................................................................................... 30
ii
iii
A. Kesimpulan ............................................................................................. 72
B. Saran ....................................................................................................... 73
1
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas didapatkan masalah bagaimana asuhan keperawatan
pada Tn. U (47 thn) dengan diagnosa coronary artery disease di Ruang Kenanga
Rumah Sakit Al-Ihsan Bandung.
3
4
yang buruk misalnya pola komsumsi lemak yang berlebih, perilaku merokok,
kurang olaraga atau pengelolaan stress yang buruk (Anies, 2005 dalam (Maia,
2019)).
Dari faktor risiko tersebut ada yang dikenal dengan faktor risiko mayor
dan minor. Faktor risiko mayor meliputi hipertensi; hyperlipidemia (peningkatan
lipid serum, yang meliputi: Kolesterol > 200 mg/dl, Trigliserida > 200 mg/dl, LDL
> 160 mg/dl, HDL < 35 mg/dl), merokok; merokok akan melepaskan nikotin dan
karbonmonoksida ke dalam darah. Karbonmonoksida lebih besar daya ikatnya
dengan hemoglobin daripada dengan oksigen. Akibatnya suplai darah untuk
jantung berkurang karena telah didominasi oleh karbondioksida. Sedangkan nikotin
yang ada dalam darah akan merangsang pelepasan katekolamin. Katekolamin ini
menyebabkan konstriksi pembuluh darah sehingga suplai darah ke jantung
berkurang. Merokok juga dapat meningkatkan adhesi trombosit yang
mengakibatkan terbentuknya thrombus; dan obesitas. Sedangkan faktor risiko
minor meliputi DM, stress karena dapat meningkatan kadar kortisol yang
menyebabkan ateroklerosis, hipertensi, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah
dan merangsang kemotaksis; kurang olaraga, riwayat keluarga, dan usia. (Maia,
2019)
terbentuk thrombus yang kaya trombosit (white thrombus). Thrombus ini akan
menyumbat lubang pembuluh darah coroner, baik secara total maupun parsial; atau
menjadi mikroemboli yang menyumbat pembuluh coroner.
PATHWAY CAD
Merokok Hipertensi Hiperlipidemia Aterosklerosis Diabetes mellitus
Nikotin Rangsangan saraf HDL dan LDL Penyempitan lumen Terjadi peningkatan
simpatis untuk pembuluh darah glukosa darah
mengeluarkan secara progresif
Kekentalan darah Merusak sel endotel
norepinefrin
meningkat pembuluh darah Viskositas darah
Penyumbatan arteri meningkat
Norepinefrin berikatan koroner
Aliran darah melambat dengan reseptor α Terbukanya
& merangsang pembuluh darah Melambatnya aliran
pembentukan bekuan darah
Sel otot polos Coronary Artery Disease
darah Molekul seperti (CAD)
berkontraksi
kolestrol, LDL
Menempel pada masuk kedalam
pembuluh darah Pengerasan dinding lapisanpembuluh
arteri darah Usia
Aktivasi reaksi sel
Penyempitan pembuluh Pengerasan dinding tubuh lainnya
darah arteri
Hilangnya elastisitas pembentukan radikal Perubahan fungsi
pembuluh darah arteri bebas kedalam pembuluh darah
pembuluh darah
Penyempitan Terjadi akumulasi Hilangnya elastisitas
pembuluh darah lemak pada pembuluh pembuluh darah
darah
Kekakuan pembuluh
Timbulnya plak darah arteri
Penyempitan
pembuluh darah
9
Hipoksia jaringan
jantung Jumlah darah yang ATP yang dihasilkan
Terjadi metabolisme
dipompa kembali ke sedikit
anaerob
ventrikel
Infark miokardium
Penurunan kemampuan
Peningkatan asam laktat Darah yang seharusnya tubuh untuk menyediakan
Penurunan dipompakan keseluruh energi
kontraktilitas jantung tubuh tersisa diventrikel
Reseptor nyeri terangsang kiri
Kelemahan/Fatigue
a. Nyeri dada (Angina Pektoris). Hal ini terjadi ketika penyempitan arteri
koroner menjadi lebih parah dan memengaruhi pasokan oksigen ke
otot-otot jantung, terutama selama dan setelah olahraga berat.
b. Serangan jantung (Infark Miokard). Hal ini terjadi ketika aliran darah
benar-benar terhalang sepenuhnya. Kekurangan darah dan oksigen akan
menyebabkan kerusakan permanen pada otot jantung.
b. Biodata Pasien
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, nomor telepon, status
pernikahan, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, No. RM, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, nama keluarga dekat yang bisa dihubungi, status, alamat, nomor
telepon, pendidikan, dan pekerjaan.
c. Riwayat penyakit sekarang
Yang dikaji adalah riwayat penyakit yang dialami sekarang seperti
apakah ada nyeri, nyeri skala berapa, intensitas nyerinya, penyebab terjadinya
nyeri. Apakah terdapat sesak nafas, mual muntah, keringat dingin dan lemah.
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Yang dikaji adalah riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat
opname dengan trauma, operasi, transfusi darah, alergi dan kebiasaan spesifik klien
lainnya. Selain itu, dikaji pula apakah sebelumnya pasien pernah menderita nyeri
dada, darah tinggi, DM, dan hiperlipidemia. Tanyakan obat-obatan yang biasa
16
diminum oleh pasien pada masa lalu yang masih relevan. Catat adanya efek
samping yang terjadi di masa lalu. Tanyakan alergi obat dan reaksi alergi apa yang
timbul.
e. Riwayat keluarga
Kaji penyakit yang pernah dialami oleh keluarga serta bila ada anggota
keluarga yang meninggal, tanyakan penyebab kematiannya. Penyakit jantung
iskemik pada orang tua yang timbulnya pada usia muda merupakan factor risiko
utama untuk penyakit jantung pada keturunannya, apakah dikeluarga ada yang
meninggal mendadak?
f. Status kardiovaskular
Meliputi frekuensi dan irama jantung, tekanan darah arteri, tekanan
vena sentral (CVP), tekanan arteri paru, tekanan baji paru (PCWP), bentuk
gelombang pada tekanan darah invasive, curah jantung dan cardiac index, serta
drainase rongga dada.
g. Status respirasi
Meliputi ukuran dan tanggal pemasangan ETT, masalah yang timbul
selama intubasi, gerakan dada, suara nafas, setting ventilator (frekuensi, volume
tidal, konsentrasi oksigen, mode, PEEP), kecepatan nafas, tekanan ventilator,
saturasi oksigen, serta analisa gas darah.
h. Status neurologi
Meliputi tingkat kesadaran, orientasi, pemberian sedasi, ukuran refleks
pupil terhadap cahaya, gerakan reflex (reflex muntah, patella, tendon), memori,
nervus cranial, serta gerakan ekstremitas.
i. Status fungsi ginjal
Meliputi haluaran urine, warna urine, osmolalitas urine, distensi
kandung kemih, serta kebutuhan cairan.
j. Status gastrointestinal
Meliputi bising usus, frekuensi bising usus, palpasi abdomen, nyeri
pada saat palpasi, mual, muntah, frekuensi BAB, konsistensi dan warna feses.
k. Status musculoskeletal
17
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut (PPNI, 2017) diagnosa yang dapat ditegakkan pada CAD, yaitu
sebagai berikut:
Diagnosa Pra Operasi
a. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolarkapiler
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload,
afterload, kontraktilitas, frekuensi jantung
c. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia)
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
Diagnosa Intra Operasi
a. Risiko perdarahan dibuktikan dengan tindakan pembedahan jantung.
Diagnosa Post Operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
2. Intervensi Keperawatan
Menurut (PPNI, 2018) intervensi keperawatan pada pasien CAD, yaitu
sebagai berikut:
19
- Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
2. Penurunan Setelah dilakukan Perawatan Jantung - Untuk mengetahui
curah jantung tindakan keperawatan I.02075 tanda/gejala primer
(D.0008) selama 1x24 jam curah Penurunan curah jantung
Observasi
jantung meningkat, - Untuk mengetahui
dengan kriteria hasil: - Identifikasi tanda/gejala sekunder
1. Nadi 60-100x/menit tanda/gejala primer Penurunan curah jantung
2. Gambaran EKG Penurunan curah - Untuk memantau
aritmia menurun jantung (meliputi tekanan darah
dispenea, kelelahan, <160/100mmHg
21
Terapeutik
- Posisikan pasien
semi-fowler atau
fowler dengan kaki
kebawah atau posisi
nyaman
- Berikan diet jantung
yang sesuai (mis.
Batasi asupan kafein,
natrium, kolestrol,
dan makanan tinggi
lemak)
- Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi stres, jika
perlu
- Berikan dukungan
emosional dan
spirituaL
23
Edukasi
- Anjurkan berhenti
merokok
- Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
berat badan harian
- Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
intake dan output
cairan harian
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
- Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
25
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
29
30
Terapi O2 3 L/menit
ISDN 5 mg
CPG 300 mg
Aspilet 160 mg
Propanolol IV
Granisentri IV
Atorvastatin 20 mg
Infus RL 10gtt
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a) Identitas Klien b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. U Nama : Ny. A
No. Medrec : 1907 Umur : 45 tahun
Umur : 47 tahun Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Ibu rumah
Pekerjaan : Karyawan tangga
Alamat : Bandung Alamat : Bandung
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda
Status Marital : Menikah
31
a. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri dada sejak 2 jam setelah pulang kerja.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien tidak mengetahui faktor penyebab dari keluhan utama
ditandakan dengan klien menganggap ini hanya masuk angin biasa dan tidak mau
di rawat, klien bertanya “Apakah hal tersebut wajar? Bagaimana keadaan saya
sekarang dokter, suster?” nyeri dirasakan 2 jam setelah pulang kerja. Klien
mengatakan nyeri dada dirasakan menjalar ke rahang dan tangan sebelah kiri, skala
nyeri 9 yang bedurasi selama 30 menit. Selain itu pasien juga mengeluh nafas terasa
berat disertai keringat dingin dan mual. Pasien mengatakan baru pertama kali
merasakan nyeri dada seperti ini.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti
hipertensi atau DM dan klien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, klien
tidak memiliki penyakit menular dan tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan
ataupun makanan, tidak memiliki riwayat operasi. Klien mempunyai riwayat
merokok.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki penyakit turunan seperti DM,
kanker, jantung, asma dan hipertensi.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
- Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
32
- GCS : E4V6M5 = 15
- Tanda – Tanda Vital
TD : 150/90 mmHg
N : 98 x/menit
RR : 25 x/menit
S : 36,3°C
SpO2 : 97%
BB : 57Kg
a) Sistem Pernapasan
Inspeksi:
Data yang harus ditambahkan: Ada nafas cuping hidung,
kebersihan hidung, bibir sianosis, terpasang alat bantu nafas.
Spo2 97%, dipsneu, pola nafas cepat, dinding dada simetris.
Perkusi:
Pengkajian yang harus ditambahkan:
Perkusi paru, paru normal = sonor/resonan.
Palpasi :
Ada nyeri tekan di dada, skala nyeri 9 yang bedurasi selama
30 menit.
Auskultasi :
Suara paru normal = vesikuler. Irama reguler 25x/menit
b) Sistem Kardiovaskular
Inspeksi : -
Pengkajian yang harus ditambahkan:
Lihat kejelasan ictus cordis (denyut apeks jantung),
konjungtiva anemis, JVP meningkat
Perkusi : -
Pengkajian yang harus ditambahkan:
Perkusi jantung, ukur besar jantung dengan perkusi seluruh
bagian jantung.
33
Palpasi :
Pengkajian yang harus ditambahkan: tidak ada edema pada
ektermitas bawah. CRT <2 detik & nadi 98x/menit
Auskultasi : Terdengar suara S3-S4 tekanan darah
150/90mmHg.
c) Sistem Pencernaan
Inspeksi :
35
e. Aspek Psikososial
1) Status emosi: klien merasa gelisah karena nafas terasa berat dan
nyeri dada yang tiba-tiba dengan skala 9, klien selalu bertanya
tentang kondisi kesehatannya dan ingin cepat pulang.
2) Konsep diri
- Gambaran diri: klien mengatakan tidak ada bagian tubuhnya
yang dibenci dan klien menyukai selauruh tubuhnya walau
dalam keadaan sakit.
- Harga diri: klien menerima keadaannya sekarang baik sehat
maupun sakit.
- Peran diri: klien mengatakan ia merupakan suami dari Ny. A dan
ia adalah kepala keluarga dari kedua anaknya.
- Identitas diri: klien merupakan seorang laki-laki berumur 47
tahun dan bekerja sebagai karyawan di suatu perusahaan di
Bandung, dan klien mempunyai seorang istri dan 2 orang anak.
- Ideal diri: harapan klien ingin cepat sembuh dan hilang sakit
dada & sesaknya, klien ingin segera pulang dan bekerja seperti
semula.
3) Pola koping
Dalam menyelesaikan malasahnya ia selalu berkomunikasi dengan
istrinya.
4) Gaya komunikasi
Klien berkomunikasi dengan baik, nada nya lambat dan pelan
tertapi masih bisa dimengerti perawat. Klien berkomunikasi
dengan bahasa sunda, juga bisa berbahasa Indonesia.
f. Data Sosial
g. Data Spiritual
1) Konsep Ketuhanan
Klien mengatakan dirinya beragama Islam, mengakui adanya
Allah SWT. Klien tidak merasa marah kepada Allah SWT atas ujian yang dialami
klien sekarang.
2) Praktek Ibadah
Klien mengataan sulit berjalan ke kamar mandi untuk mengambil
wudhu akan tetapi tetap melakukan praktik ibadah.
3) Makna sehat-sakit spiritual
Klien meyakini rasa sakit ini datang dari Allah sebagai ujian yang
menimpa dirinya dan sebagai penggugur dosa untuknya.
4) Support sosial
Klien mengatakan banyak keluarga yang mendoakan dan
mensupport klien, selain ditemani oleh istri, anak-anak, keluarga, dan teman-teman
kerjanya juga ikut mensupportnya.
h. Data Penunjang
Jenis Nilai
No Hasil Satuan Keterangan
Pemeriksaan Normal
1. Hemoglobin 13,7 10-18 g/dL Normal
2. Leukosit 14.000 5.000- mm3 Abnormal
10.000
3. Trombosit 224 150-450 103/ul Normal
4. Hematokrit 40 31-55 % Normal
5. Eritrosit 5,1 4,76-6,95 103/ul Normal
39
6. Golongan B
Darah
7. Ureum 28 15-38 Mg/dl Normal
8. Creatinin 1,03 0,7-1,4 Mg/dl Normal
9. CK-MB 2,538 0-3 U/L Normal
10. GDS 138 <200 Mg/dl Normal
EKG dapatkan SR, Q dan ST elevasi di II, III, aVF, ST elevasi di V2-V4
Hasil Angiografi : LM normal, LAD Sternosis 80%, LCx : CTO di Proksimal,
RCAsternosis Panjang 70-80% diproksimal.
i. Terapi
Nama Obat Dosis Route Indikasi
trigliserida,
meningkatkan HDL
Memperbaiki kadar
Infus RL 10gtt IV cairan dan elektrolit
dalam tubuh.
j. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Merokok Nyeri Akut
- Klien mengeluh nyeri ↓
Nikotin
dada
↓
- Nyeri dada dirasakan Kekentalan darah
menjalar ke rahang dan meningkat
↓
tangan sebelah kiri Aliran darah melambat &
- Klien mengatakan baru merangsang pembentukan
bekuandarah
pertamakali merasakan ↓
nyeri dada seperti ini Menempel pada pembuluh
DO: darah
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis: iskemia
jaringan jantung dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, skala nyeri
9 yang bedurasi selama 30 menit, nadi 98x/menit, tekanan darah 150/90mmHg,
respirasi 25x/menit.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolus-kapiler dibuktikan dengan klien mengeluh nafas terasa berat (dispnea) &
lemas, dibuktikan dengan takikardia: nadi 98 x/menit regular, respirasi:
25x/menit, Spo2 97%, pola nafas cepat, napas cuping hidung.
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan irama
jantung, penurunan kontraktilitas, dan penurunan preload dan afterload, dibuktikan
dengan klien mengeluh lelah, dispnea, mual, keringat dingin, nadi 98x/menit,
tekanan darah 150/90mmHg, leukosit 14000, EKG dapatkan SR, Q dan ST elevasi
di II, III, aVF, ST elevasi di V2-V4, Hasil Angiografi : LM normal, LAD Sternosis
80%, LCx : CTO di Proksimal, RCA sternosis Panjang 70-80% diproksimal.
43
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan Manajemen Nyeri I. 08238 9. Untuk mengetahui lokasi,
tindakan keperawatan karakteristik, durasi,
Observasi
selama 2x24 jam tingkat frekuensi, kualitas,
nyeri menurun, dengan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, intensitas nyeri
kriteria hasil: durasi, frekuensi, kualitas, 10. Untuk mengetahui skala
- Keluhan nyeri dada intensitas nyeri nyeri, respon nyeri
berkurang 2. Identifikasi skala nyeri nonverbal, dan faktor
- Skala nyeri 9 menjadi 3. Identifikasi respon nyeri non yang memperberat dan
5 verbal (meringis, melingdungi memperingan nyeri
- Nadi 98x/menit area yang sakit) 11. Untuk mencegah efek
menjadi 80x/menit 4. Identifikasi faktor yang samping yang berat pada
- Tekanan darah memperberat dan memperingan klien
150/90mmHg menjadi nyeri (aktifitas fisik, 12. Untuk mengurangi nyeri
140/90mmHg lingkungan, kebisingan, cahaya) dengan cara terapi non
- Respirasi 25x/menit 5. Monitor efek samping farmakologi
menjadi 20x/menit penggunaan analgetik
L.08066 Tingkat nyeri
44
Kolaborasi
Observasi
Edukasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
- Rujuk ke program rehabilitasi
jantung
51
Peralihan shift
R: skala nyeri 8
R: Skala nyeri 5
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan pada Tn. U (47 thn) dengan diagnosa
coronary artery disease di Ruang Kenanga Rumah Sakit Al-Ihsan Bandung
didapatkan data bahwa klien mengatakan nyeri dada sejak 2 jam setelah pulang
kerja. Nyeri dada dirasakan menjalar ke rahang dan tangan sebelah kiri, skala nyeri
9 yang bedurasi selama 30 menit. Selain itu pasien juga mengeluh nafas terasa berat
disertai keringat dingin dan mual. Pasien mengatakan baru pertamakali merasakan
nyeri dada seperti ini. Pasien mempunyai Riwayat merokok.
Dengan adanya data dan diagnosa diatas, maka didapatkan manajemen nyeri,
pemantauan respirasi, terapi oksigen, perawatan jantung, dan edukasi rehabilitasi
jantung.
72
73
pasien merasa tenang setelah mendengarkan murotal serta aroma terapi, skala nyeri
menurun menjadi 5, TD 140/90mmhg, nadi 80x/menit. Pasien mengatakan rasa
sesaknya berkurang setelah diterapi oksigen dan penggunaan nasal kanul terasa
nyaman dan tidak terasa sakit di hidung, tidak terdengar bunyi napas tambahan
(ronchi/ weezing), RR: 20x/menit, tidak mengeluh sulit napas dan SpO2 98%.
Pasien mengatakan lebih nyaman dengan posisi semifowler, pasien merasa senang,
optimis, dan berterimakasih karena sudah disupport secara emosional dan
diingatkan spiritualnya, pasien juga siap melakukan operasi Angioplasi koroner
(PCI).
B. Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn. U (47 thn)
dengan diagnosa coronary artery disease atas indikasi terdapat sumbatan diarteri
koroner dengan gejala utama angina, maka penulis mengajukan beberapa saran
antaralain:
1. Bagi Pasien
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. U (47 thn), penulis
ingin menyampaikan beberapa saran untuk meningkatkan asuhan keperawatan
yang optimal, yaitu dengan menyarankan untuk selalu mendengarkan murotal Al-
Quran, melakukan monitoring nyeri, respirasi, asupan makanan dan pola hidup
sehat. Coronary artery disease pada kasus ini disebabkan oleh kebiasaan merokok
dan pola hidup yang kurang sehat, sehingga diharapkan pasien bisa meningkatkan
kesehatannya dengan mengikuti anjuran dari dokter maupun perawat.
4. Bagi Penulis
Maia, B. (2019). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman
Nyaman Pada Ny. I. F. L. Dengan Diagnosa Coronary Artery Disease (Cad)
Di Ruang Iccu Rsud Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. In Online (Vol. 1, Issue
1).
75
76
Price, S. A., & Lorraine M. Wilson. (2006). Patofisiologi konsep klinik proses-
proses penyakit. EGC.
Purnomo, S., & Muflihatin, S. K. (2015). Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada
Pasien Coronary Artery Disease (CAD) dan Hipertensi Stage II dan Diabetes
Melitus Tipe II dengan Tindakan Inovasi “Slow Stroke Back Massage”
Terhadap Penurunan Tekanan Darah di Ruang Intensive Cardiac Care Unit
(IC. https://dspace.umkt.ac.id/handle/463.2017/1027