Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN DENGAN


DIAGNOSA MEDIS NSTEMI

Disusun oleh:
 NAMA : KAISAR YORDAN FANGGIDAE
NIM : 2110100

CI Institusi CI Klinik

(…………………………………………) (…………………………………………)

PRODI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
RUMAH SAKIT HUSADA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan makalah sebagai salah
satu tugas pada mata kuliah keperawatan kegawatdaruratan yang berjudul nstemi sesuai
waktu yang telah ditentukan. Laporan pendahuluan ini ditulis sebenar-benarnya
berdasarkan apa yang telah penulis dapatkan dari beberapa narasumber dan referensi.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan saya semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas ini. Kepada dosen
pembimbing KGD yang membantu saya dalam berbagai hal.

Penulis sangat berharap semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi
berbagai kalangan. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi makalah ini bisa pembaca
praktekan dalam kehidupan sehari hari. Penulis. menyadari bahwa laporan pendahuluan ini
masih jauh dari kata sempurna, dengan demikian penulis mengharap kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca demi sempurnanya laporan pendahuluan ini dan semoga
dapat bermanfaat.

25 Maret 2024

KaisaYordan Fanggidae

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian........................................................................................................................3
B. Etiologi............................................................................................................................3
C. Patofisiologi....................................................................................................................3
D. Pathway...........................................................................................................................4
E. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................5
F. Penatalaksanaan..............................................................................................................5
G. Konsep Asuhan Keperawatan......................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia (global threat) dan
merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di
seluruh dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17
juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah (P2PTM
Kemenkes RI, 2019). Penyakit kardiovaskuler seperti jantung, kanker, stroke, gagal
ginjal terus meningkat setiap tahun dan menempati peringkat tertinggi penyebab
kematian di Indonesia terutama pada usia-usia produktif. (Belakang, 2019)
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan bahwa
terdapat peningkatan penderita penyakit jantung yakni dari 0,5% pada tahun 2013
menjadi 1,5% pada tahun 2018 (Kemkes, 2022). Saat dilakukan studi pendahuluan di
ruang Intensive Coronary Care Unit (ICCU) RSUD Sidoarjo pada tanggal 22 Februari
2023 didapatkan bahwa 3 dari 6 pasien dengan diagnosa NSTEMI. (Belakang, 2019)
NSTEMI merupakan bagian dari sindrom koroner akut yang didasarkan pada
peningkatan penanda jantung dan gejala khas. Tanda-tanda objektif dari non- ST
Segment Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI) adalah troponin positif dan
depresi segmen ST (Webb et al., 2016). Pada penderita NSTEMI, obstruksi total pada
arteri koroner sudah terjadi, hal tersebut disebabkan oleh trombosis akut dan proses
vasokonstriksi. Proses trombosis akut dimulai dengan terlepasnya plak yang tidak
stabil sehingga menyebabkan luka pada plak ateroma. Kondisi ini menyebabkan kerja
trombosit terpacu untuk menghentikan perdarahan. Hal inilah yang semakin
mempersempit lumen pembuluh darah. Penanda biomarker jantung berupa
peningkatan enzim jantung dapat dideteksi pada kondisi NSTEMI. (lian, 2023)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nstemi ?
2. Bagaimana etiologi dari nstemi ?
3. Bagaimana patofiologi dari nstemi ?
4. Bagaimana pathway dari nstemi ?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari nstemi ?
6. Bagaimana penatalaksaan medis dari nstemi ?

iv
7. Bagaiaman konsep asuhan keperawatan dari nstemi ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk pemenuhan tugas keperawatan gawat darurat serta Mahasiswa dapat
mengetahui mengenai perawatan dan penanganan pasien dengan nstemi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari nstemi.
b. Untuk mengetahui etiologi dari nstemi.
c. Untuk mengetahui patofisiologi dari nstemi.
d. Untuk mengetahui pathway dari nstemi.
e. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari nstemi.
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dari nstemi.
g. Untuk mengetahui konsep ashuan keperawatan dari nstemi.
D. Manfaat
Makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
mengenai penyakit dan penanganan pasien pada luka bakar. Selain itu dengan
harapan makalah ini menjadi referensi baru pada penugasan mahasiswa yang
membutuhkan bahan mengenai nstemi

v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Non ST Elevasi Infark Miokard merupakan adanya ketidakseimbangan
permintaan dan suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan oleh
arteri koroner akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat
sementara akan menyebabkan perubahan reversible pada tingkat sel dan jaringan.
(Elevasi et al., 2019)

B. Etiologi
NSTEMI disebabkan karena penurunan suplai oksigen dan peningkatan
kebutuhan oksigen miokard yang dialami oleh obstruksi Koroner. NSTEMI terjadi
akibat thrombosis akut atau prosesvasokonstrikai koroner, sehingga terjadi iskemia
miokard dapat menyebabkan jaringan nekrosis miokard dengan derajat lebih kecil,
biasanya terbatas pada sub endokardium. Keadaan ini dapat menyebabkan elevasi
segmen ST, namun penyebab pelepasan penanda nekrosis. Penyebab paling umum
yaitu penurunan perfusi miokard penghhasil dari penyempitan arteri koroner
disebabkan oleh thrombusnonocclusive namun telah dikembangkan daerah plak
aterosklerotik terganggu (Elevasi et al., 2019).
a. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dirubah
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Riwayat penyakit jantung
4. Hereditas
5. Ras
b. Faktor Risiko Yang Dapat Diubah
1. Mayor : hipertensi, merokok, obesitas, diet tinggi lemak jenuh, diabetes, kalori,
hyperlipidemia

vi
2. Minor : emosional, agresif, inaktifitas fisik, stress psikologis berlebihan, ambisius
C. Patofisiologi
Nstemi dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau peningkatan.
Kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner. NSTEMI terjadi
karena thrombosis akut atau vasokonstriksi koroner. Trombosis akut pada arteri
koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang tak stabil. Plak yang tidak stabil ini
biasanya mempunyai inti lipid yang besar, densitas otot polos yang rendah, fibrous
cap yang tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang tinggi. Inti lemak yang cenderung
ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol dengan proporsi asam lemak tak jenuh
yang tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat dijumpai sel makrofag dan limposit T yang
menunjukkan adanya proses imflamasi. Sel-sel ini akan mengeluarkan sel sitokin
proinflamasi seperti IL-6. Selanjutnya IL-6 akan merangsang pengeluaran hsCRP di
hati. Gejala yang di temukan (Hastuti, 2022):
a. Khas nyeri dada dengan lokasi substernal atau kadang kala di epigastrium dengan
ciri Seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri tumpul, rasa
penuh, berat atau tertekan
b. Tidak khas seperti: Dispneu, mual, diaphoresis, sinkop, atau nyeri di lengan,
epigastrium, bahu atas atau leher Analisis berdasarkan gambaran klinis
menunjukkan bahwa mereka yang memiliki gejala dengan onsetbaru
angina/terakselerasi memiliki prognosis lebih baik dibandingkan dengan yang
memiliki nyeri padawaktu istirahat
D. Pathway

vii
(Almeida et al., 2016)

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemerikasaan penunjang yang terdapat pada penyakit Nstemi merupakan
(Hastuti, 2022) :
a. Pada pemeriksaan Elektro Kardiogram (EKG) Segmen ST merupakan hal penting
yang menentukan risiko pada pasien. Pada Trombolysis inMyocardial (TIMI) III
Registry, adanya depresi segmen ST baru sebanyak 0,05 mV merupkan prediktor
outcome yang buruk. Kaul et al. menunjukkan peningkatan resiko outcome yang
buruk meningkat secara progresif dengan memberatnya depresi segmen ST
maupun perubahan troponin T keduanya memberikan tambahan informasi
prognosis pasien-pasien dengan NSTEMI.
b. Pemeriksaan laboratorium Troponin T atau Troponin I merupakan pertanda
nekrosis miokard lebih spesifik dari pada CK dan CKMB. Pada pasien IMA,
peningkatan Troponin pada darah perifer setelah 3-4 jam dan dapatmenetap
sampai 2 minggu

viii
F. Penatalaksanaan
Harus Istirahat di tempat tidur dengan pemantauan EKG guna pemantauan
segmen ST dan irama jantung. Empat komponen utama terapi yang harus
dipertimbangkan pada setiap pasien NSTEMI yaitu :
a. Terapi antiiskemia
b. Terapi anti platelet/antikoagulan
c. Terapi invasive (kateterisasi dini/revaskularisasi)
d. Perawatan sebelum meninggalkan RS dan sudah perawatan RS
G. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Diri Meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, status
perkawinan, suku / bangsa, agama, tanggal masuk rumah sakit, tanggal
pengkajian, nomor rekam medis, diagnosis medis dan alamat.
b. Keluhan Utama yang perlu dikaji pada penderita gagal ginjal kronis adalah
tanda atau gejala seperti pucat, hiperpigmentasi, hipertensi, kardiomegali,
edema, nefropati perifer, mengantuk, bau nafas uremik.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang Keluhan lain yang menyerta biasanya :


gangguan pernapasan, anemia, hiperkalemia, anoreksia, turgor pada kulit
jelek, gatal- gatal pada kulit, asidosis metabolik.
d. Riwayat kesehatan Dahulu Kaji adanya riwayat penyakit terdahulu.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit
vascular hipertensif, penyakit metabolik,
f. Aktivitas Sehari-hari Biasanya pada pasien gagal ginjal kronis terjadi
kelelahan ekstrim, kelemahan, malaise
g. Pola Nutrisi Kaji adakah pantangan dalam makan, kaji peningkatan berat
badan (edema), penurunan berat badan (malnutrisi).
h. Pola Eleminasi Kaji ada penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria,
abdomen kembung
i. Pola Istirahat Tidur Biasanya pada pasien gagal ginjal kronis mengalami
gangguan pola tidur (insomnia / gelisah / somnolen).
j. Pemeriksaan Fisik
k. Kepala, mata, hidung, mulut, dada, abdomen, dan ekstremitas.

ix
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis iskemik
b. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload,
frekwensi jantung, irama jantung,kontraktilitas,preload
c. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran darah arteri
dan atau vena, peningkatan tekanan darah
d. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan hambatan upaya nafas ( nyeri
saat bernafas ), penurunan energi.
3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Kritera hasil Intervensi


1. Nyeri Akut Setelah dilakukan Tindakan Manajemen nyeri
keperawatan 1x30 menit - Lakukan pengkajian nyeri secara
diharapkan tingkat nyeri komprehensif (PQRST), observasi
menurun dengan kriteria hasil : tanda nonverbal dari
- keluhan nyeri menurun ketidaknyamanan.
- skala nyeri 3-5 - Gunakan teknikkomunikasi
- tekanan darah membaik terapeurik untuk mengetahui
systole 90-120 mmhg, nadi 60- pengalaman nyeri.
100 x/mnt, rr 16-25x/mnt - Kaji latar belakang budaya yang
mempengaruhi nyeri
- Tentukan dampak nyeri terhadap
kualitas hidup (contoh: istirahat,
makan, aktivitas).
- Control lingkungan yang dapat
mempengaruhi ketidaknyamanan
klien terhadap nyeri(ex: suhu
ruangan, cahaya, kebisingan).
- Tingkatkan istirahat dan tidur
- Monitor kepuasan pasien terhadap
nyeri yang digunakan
- Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyaman.
- Evaluasi pengalaman nyeri masa

x
lampau.
- Evaluasi efektivitas intervensi.
2. Resiko Setelah dilakukan Tindakan Perawatan jantung
penurunan keperawatan 1x30 menit Observasi :
curah jantung diharapkan curah jantung - Catat urine output
berhubungan meningkat dengan kriteria hasil - Pantau EKG 12 lead
dengan : - Fasilitasi bedrest dan lingkungan
perubahan - Gambaran ekg aritmia yang tenang
afterload, menurun - Posisikan supinasi dengan elevasi
frekwensi - Lelah menurun kepala 300 dan elevasi kaki
jantung, irama - Oedema menurun - Anjurkan mencegah valsava
jantung, - Distensi vena jugularis maneuver Atau mengejan
kontraktilitas, menurun Terapeutik :
preload - Tekanan drah membaik - Berikan makanan dalam
dengan systole 90-120 mmhg komposiis lunak
intervensi Kolaborasi - Berikan oksigenasi dan medikasi
pemberian nitrat. - Monitor TTV, bunyi frekuensi,
dan irama jantung
- Monitor parameter hemodinamik
dan perfusi perifer.
3. Perfusi perifer Setelah dilakukan Tindakan Perawatan sirkulasi
tidak efektif keperawatan 1x30 menit Observasi :
berhubungan diharapkan perfusi perifer - Periksa sirkulasi perifer
dengan meningkat dengan kriteria hasil (nadi,oedema, pengisian kapiler)
penurunan : Terapeutik :
aliran darah - Oedema perifer menurun - Hindari pengukuran tek.darah
arteri dan atau - Tekanan darah sistolik pada ekstremitas dengan
vena, membaik keterbatasan perfusi
peningkatan - Tekanan darah diatolik - Lakukan pencegahan infeksi
tekanan darah membaik Edukasi :
- Anjurkan mengkonsumsi obat ssi
- Anjurkan melakukan perawatan
kulit

xi
- Anjurkan program
rehabilitasi vaskula

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari suatu proses
keperawatan yang sebelumnya telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan
dalam rangka membantu pasien untuk mencegah, mengurangi dan
menghilangkan dampak atau respon yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan
(Edi, 2021)

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil ini menentukan
seberapa berhasilkah proses keperawatan yang telah dilakukan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan disetiap proses keperawatan yang telah
dilakukan. Evaluasi merupakan tahap akhir apakah tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah (Edi, 2021).

DAFTAR PUSTAKA
Almeida, C. S. de, Miccoli, L. S., Andhini, N. F., Aranha, S., Oliveira, L. C. de, Artigo, C. E.,
Em, A. A. R., Em, A. A. R., Bachman, L., Chick, K., Curtis, D., Peirce, B. N., Askey,
D., Rubin, J., Egnatoff, D. W. J., Uhl Chamot, A., El ‐Dinary, P. B., Scott, J.; Marshall,
G., Prensky, M., … Santa, U. F. De. (2016). pathway pada penyakit Nstemi. Revista
Brasileira de Linguística Aplicada, 5(1), 1689–1699.
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educati
Belakang, A. L. (2019). 2. BAB I_Observasi app Icu. 1–6.
Edi, P. (2021). Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Askep Impelementasi, 19(10), 13.
Elevasi, K. N., Infark, S., & Nstemi, M. (2019). BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN 1.1
Konsep.

xii
Hastuti, W. (2022). Laporan pendahuluan stase kegawatdaruratan asuhan keperawatan
pasien dengan nstemi di ruang iccu rsud pasar rebo jakarta.
lian. (2023). Analisis Asuhan Keperawatan pada Pasien Acute Coronary Syndrome NSTEMI.
5, 1–14. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558907/

xiii

Anda mungkin juga menyukai