Disusun oleh:
1. Meinda Devitasari
2. Okta Vian Damayanti
3. Samsiyatul Masudah
4. Wildania
5. Yoga Setiawan
6. Ayu Hindrihanti
A. Latar Belakang
Data WHO menunjukkan 17 juta orang meninggal setiap
tahunnyakarenapenyakitjantungdanpembuluhdarahdiseluruhdunia.Ter
dapat36juta penduduk atau sekitar 18% total penduduk Indonesia 80%
diantaranya meninggal secara mendadak setiap tahunnya dan 50%
tidak menunjukkan gejala. Data di RS Jantung dan Pembuluh Darah
pasien penyakit jantung koroner baik rawat jalan maupun rawat inap
mengalami peningkatan 10% setiap tahunnya dan di AS 1,5 juta orang
mengalami serangan jantung dan 478.000 orang meninggal karena
jantung koroner setiap tahunnya, Hediyani (2012).SKA membutuhkan
penanganan awal yang cepat dan tepat oleh tenaga kesehatan untuk
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
Peran
tenagakesehatanperawatadalahupayapencegahankomplikasimaupunpe
nanganan yang cepat untuk melakukan penyelamatan jiwa
melaluiupayapromotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Oleh
sebab itu perawat perlu memahami dan mengetahui konsep teoritis &
keterampilan profesional yang harus dimiliki dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga memberikan asuhan keperawatan pasien dengan
penyakit jantung, khususnya SKA. Berdasarkan masalah tersebut,
maka kelompok membuat makalahdenganjudul “Asuhan Keperawatan
Kritis Pada Pasien STEMI”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam makalah
ini adalah :
1. Apa pengertian dari Stemi?
2. Apa saja etiologi dari Stemi?
3. Bagaimana manifestasi dari Stemi?
4. Bagaimana patofisiologi dari Stemi?
5. Bagaimana komplikasi dari stemi?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada Stemi?
7. Bagaimana Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Stemi?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengerti dan memahami apa yang harus dilakukan seorang perawat
untuk menangani gangguan Stemi
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi Stemi
b. Mengetahui etiologi Stemi
c. Mengetahui klasifikasi Stemi
d. Mengetahui manifestasi klinik Stemi
e. Mengetahui patofisiologi Stemi
f. Mengetahui komplikasi Stemi
g. Mengetahui penatalaksanaan Stemi
h. Mengetahui Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Stemi.
D. Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam manyusun Makalah Asuhan Pasien
Kritis dengan Stemi adalah : Mendapatkan pengetahuan tentang Stemi
sehingga kita dapat memahami apa itu Stemi dan bagaimana pengkajian pada
Stemi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. PengkajianPrimer
a. Airways
1) Sumbatan atau penumpukansekret
2) Wheezing, krekles
b. Breathing
1) Sesak dengan aktifitas ringan atauistirahat
2) RR lebih dari 24 kali/menit, irama iregulerdangkal
3) Ronchi, krekles
4) Ekspansi dada tidakpenuh
5) Penggunaan otot bantunafas
c. Circulation
1) Nadi lemah , tidakteratur
2) Takikardi
3) TD meningkat /menurun
4) Edema
5) Gelisah
6) Akral dingin, kulit pucat, dansianosis
7) Output urinemenurun
3. Pengkajian Sekunder
a. Aktifitas
Gejala:
1) Kelemahan
2) Kelelahan
3) Tidak dapattidur
4) Pola hidupmenetap
5) Jadwal olah raga tidak teratur
Tanda :
1) Takikardi
2) Dispnea pada istirahat atauaktifitas.
b. Sirkulasi
Gejala:
Riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner,
masalah tekanan darah, diabetes mellitus.
Tanda :
1) Tekanan darah
Dapat normal/naik/turun perubahan postural
dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri.
2) Nadi
Dapat normal, penuh atau tidak kuat atau
lemah/kuatkualitasnyadenganpengisiankapilerlambat,
tidak teratur(disritmia).
3) Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra: S3 atau S4 mungkin
menunjukkan gagal jantung atau penurunan
kontraktilits atau komplain ventrikel.
c. Integritas ego
Gejala:
1) Murmur
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi
otot jantung
2) Friksi ; dicurigaiPerikarditis
3) Irama jantung dapat teratur atau tidakteratur
4) Edema
Distensi vena juguler, edema dependent, perifer,
edema umum, krekles mungkin ada dengan gagal
jantung atau ventrikel.
5) Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran
mukossa atau bibir menyangkal gejala penting atau
adanya kondisi takut mati, perasaan ajal sudah dekat,
marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang
keuangan , kerja , keluarga.
Tanda :
Menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata,
gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri,
koma nyeri.
d. Eliminasi
Tanda : normal, bunyi ususmenurun.
e. Makanan ataucairan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati
atau rasa terbakar Tanda : penurunan turgor kulit, kulit
kering, berkeringat,muntah, perubahan berat badan
f. Higiene
Gejala atau tanda : lesulitan melakukan tugas perawatan
g. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun
(duduk atau istrahat )
Tanda : perubahan mental, kelemahan
h. Nyeri atauketidaknyamanan
Gejala : Nyeri dada yangtimbulnya mendadak (dapat atau
tidak berhubungan dengan aktifitas), tidak hilang dengan
istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri
dalam dan viseral).
1) Lokasi : Tipikal pada dada anterior, substernal ,
prekordial, dapat menyebar ke tangan, ranhang, wajah.
Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku,
rahang, abdomen, punggung,leher.
2) Kualitas :“Crushing”, menyempit, berat, menetap,
tertekan
3) Intensitas :
Biasanya 10 (pada skala 1-10), mungkin pengalaman
nyeri paling buruk yang pernah dialami.
Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca
operasi, diabetes mellitus,hipertensi, lansia
i. Pernafasan:
Gejala:
1) Dispnea saat aktivitas ataupun saatistirahat
2) Dispneanokturnal
3) Batuk dengan atau tanpa produksisputum
4) Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
1) Peningkatan frekuensipernafasan
2) Nafas sesak /kuat
3) Pucat, sianosis
4) Sunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ),sputum
j. Interaksi sosial
Gejala: Stress
B. Pathway
Factor penyebab injuri Endapan lipoprotein di Endapan lipoprotein di
tunika intima tunika intima
vascular:-Merokok,-hipertensi
Ketidakefektifan
Penurunan Metabolism anaerob pola nafas
Infark miokard
kontraktilitas meningkat
miokard
Komplikasi :
Kelemahan miokard Asam laktat mengkat
a. Gagal jantung
kongesti. Nyeri dada
Vol akhir diastolic
ventrikel kiri b. Perikarditis.
c. Rupture jantung.
Defisiensi pengetahuan
Penurunan curah jantung
c. Intoleransi aktivitas
NIC
KODE NOC INTERVENSI INTERVENSI
MAYOR DISARANKAN
00092 Setelah dilakukan - Terapi aktivitas (4310) - Pertimbangkan kemampuan klien dalam
tindakan berpartisipasi melalui aktivitas spesifik.
keperawatan 1x24 - Dorong aktivitas kreatif yang tepat.
jam diharapkan - Bantu klien dan keluarga untuk
pasien dapat mengidentifikasi kelemahan dalam level
beraktivitas - Perawatan jantung: aktivitas tertentu.
dengan kriteria rehabilitatif (4046) - Monitor toleransi pasien terhadap
hasil: aktivitas.
- Tingkat - Pertahankan jadwal ambulasi, sesuai
ketidaknyamanan toleransi pasien.
(2109) - Bantuan perawatan diri - Skrining adanya kecemasan dan depresi
- Tingkat (1800) pada pasien, sebagaimana mestinya.
kelelahan (0007) - Pertimbangkan usia pasien ketika
- Status meningkatkan aktivitas perawatan diri.
perawatan diri - Monitor kemampuan perawatan diri
(0313) secara mandiri.
- Ciptakan rutinitas aktivitas perawatan
diri.
NIC
Kode NOC INTERVENSI INTERVENSI DISARANKAN
MAYOR
00032 Setelah dilakukan - Manajemen Energi - Bersihkan mulut, hidung dan sekresi
tindakan (0180) trakea dengan tepat
keperawatan 1x24 - Berikan oksigen tambahan seperti yang
jam diharapkan diperintahkan
pola nafas - Monitor aliran oksigen
menjadi efektif - Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan
dengan kriteria kesulitan bernafas
hasil: - Monitor suara nafas tambahan seperti
- Status ngorok atau mengi
Pernafasan - Manajemen - Berikan bantuan terapi nafas jika
(0415) Lingkungan (6480) diperlukan (misalnya nebulizer)
- Status - Posisikan (pasien) sesuai dengan
Pernafasan: kesejajaran tubuh yang tepat
Pertukaran - Terapi Latihan: - Posisikan (pasien) untuk memfasilitasi
Gas (0402) Mobilitas ventilasi/ perfusi (good lung down)
- Konservasi (Pergerakan) Sendi - Posisikan (pasien) untuk mengurangi
Energi (0002) (0224) dyspnea (misalnya posisi semi fowler)
Ackley, Betty J & Gail B. Ladwig.( 2011). Nursing Diagnosis Handbook. Edisi 9
Antman, E.M., Braunwald, E., 2005. ST-Segment Elevation Myocardial
Infarction. In : Kasper, D.L., Fauci, A.S., Longp, D.L., Braunwald, E.,
Hauser, S.L., Jameson, J. L., eds. Harrison’s Principles of Internal
Medicine. 16 th ed. USA: McGraw-Hill 1449-1450
Black, J. M,. & Hawk, J. H. 2005). Medical Surgical Nursing Clinical
management for Positive oucomes(7th ED). St, Louis, Missouri: Elsevier
Saunders.
Doegeoes, M.E. (2006). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Hediyani. (2012). Infark Miokard Akut Dengan Elefasi ST. Jakarta. Buku Ajar
Penyakit Dalam
Irmalita, (1996). Infark Miokard. Dalam : Rilantono, L.I., Baras, F., Karo, S.,
Roebiono, P.S., ed., Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: FK UI, 173-174
Kasuari, (2012). Buku Ajar Ilmu Kenyakit Dalam jilid II. Jakarta. EGC
Kristin, (2009). Penyakit Kardiovaskuler (PKV). Jakarta. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Liwang, (2010). Situasi Kesehatan Jantung. Jakarta. EGC
Smeltzer. C.S & Bare. B, (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
LAPORAN KASUS STEMI
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : Ny.R
Usia : 66 tahun
Tanggal lahir : 19 februari 2019
Alamat : Krajan RT5/RW1 Wanoyoso Pringapus
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal masuk : 5 November 2019
No.registrasi : RBI-19-11-XXX
Diagnosa masuk : STEMI
Dikaji pada tanggal : Selasa,05 November 2019
Dikaji pada jam ` : 14.00 WIB
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. F
Usia :-
Alamat : Krajan RT5/RW1 Wanoyoso Pringapus
Agama : Islam
Pendidkan : SD
Pekerjaan : Wirasuwasta
Hubungan dg Pasien : Anak klien
3. Diagnosa
STEMI Anteroseptal di V1 V2 V3 V4
4. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 131/67mmHg
Nadi : 109 x/menit
RR : 32 x/menit
Suhu : 36,4˚C
SPO2 : 98 %
GDS : 365mg/Dl
B. Pengkajian primary survey
1. Airway
a. Look :
Tidak terdapat sumbatan jalan nafas, pasien tidak
terpasang alat NPA< OPA atau needle cricothroidotomy.
Terpasang O2 Non rebreathing mask 10 lpm/menit
b. Listen :
Tidak terdengar suara tambahan.
2. Breathing
a. Look :
Pasien sesak nafas, tidak terdapat retraksi dinding dada,
tidak tampak pernafasan cuping hidung, tampak
penggunaan otot bantu pernafasan, pengembangan dada
sisi kanan dan kiri, RR : 32 x/menit terpasang non
reabrithing mask 10 lpm.
b. Listen :
Tidak terdengar suara nafas tambahan.
c. Feel :
Terasa hembusan nafas pasien.
3. Circulation
Tekanan dara : 131/67 mmHg,
Nadi : 109 x/menit,
SPO2 :98 %,
CRT : < 3 detik,
RR : 32x/menit,
suhu tubuh :36,4˚C,
GDS : 365mg/Dl,
akral dingin, tidak tampak sianosis.
4. Disability
Kesadaran : Apatis dengan hasil GCS (E3 V4 M5)
E : 3 (respon dengan suara)
V : 4 (respon verbal, disorientasi)
M : 5 (respon motorik melokalisir nyeri)
5. Eksposure
Keadaan umum pasien sakit sedang, lemah, konjungtiva tidak
anemis, tidak terdapat luka terbuka, tidak ada jejas, tidak ada lesi,
dan tidak ada edema.
6. Folly kateter
Pasien BAK dengan menggunakan alat bantu kateter dengan
output selama 7jam
Jam Jumlah Urin
16.00 300
20.00 250
7. Gastric tube
Pasien tidak terpasang NGT tidak ada reflek muntah dan pasien
tidak ada nyeri lambung.
8. Heart monitor
Sinus Tachycardia ST elevasi V1,V2,V3,V4
9. Drugs
Jenis Indikasi Kontrak Indikasi Efek samping
ORAL: Untuk Jangan Sakit kepala, mual,
CPG mencegah menggunakan muntah, mudah
1X4tab terjadinya obat ini untuk memar, gatal dan
(Isosorbi ather ot pasien yang mulas jika
de trombatic memiliki riwayat mengalami efek
dinitrate) pada pasien alergi, pasien samping ini
Dosis yang dengan kerusakan beritahukan
70mg/ta menderita hati,tidak kepada dokter
b miokard, digunakan pada kareana
stroke ibu menyusui mengakibatkan
iskemik, perdarahan
sindrom
koroner
ISDN Profilaksir Hipersentivitas Saki kepala
1x1tab dan terhadap nitrat,
berdenyut, muka
Dosis pengobatan hipotensi/hipovole merah, pusing,
5mg/Tab angin gagal mia, stenosis aorta hipotensi
jantung dan mitral,
postural,takikardi,
tamponude bradikardi efek
jantung, samping yang khas
perikarditis,anemisetelah injeksi
a berat, trauma meliputi hipotensi
kepala berat, mual dan
muntah, diafesis,
gelisah, nyeri
perut, sinkop,
pemberian jangka
panjang disertai
dengan
methemoglpbinemi
a
Aspilet Menurunka Gangguan Perasaan tidak
2x1tab n resiko perdarahan, asma, nyaman pada
Dosis trombosit kultur peblikum lambung dan
80mg/ta koroner aktiv sekitar ulu hati,
b dalam fase mual dan muntah
pemulihan pada pemakaian
infark jangka waktu
miokard, panjang dapat
mengurangi menyebabkan
resiko terjadinya tungkak
berulangnya lambung,
serangan pendarahan
iskemik dan lambung dan
stroke gangguan pada
meringanka fungsi ginjal
n nyeri
seperti sakit
kepala, sakit
gigi
Injeksi glukokortik gagal ginjal gangguan
Furosem oid, dengan anuria, elektrolit,
id 2amp karbenoksol prekoma dan dehidrasi,
Dosis 10 on, atau koma hepatik, hipovolemia,
mg laksatif: defisiensi hipotensi,
meningkatk elektrolit, peningkatan
an deplesi hipovolemia, kreatinin
kalium hipersensitivitas. darah,hemokonsen
dengan trasi, hiponatremia,
risiko hipokloremia,
hipokalemia hipokalemia,
. peningkatan
Antiinflama kolesterol darah,
si non- peningkatan asam
steroid urat darah, gout,
(AINS), enselopati hepatik
probenesid, pada pasien
metotreksat, dengan penurunan
fenitoin, fungsi hati,
sukralfat: peningkatan
mengurangi volume urin.
efek dari
furosemide
Injeksi Untuk Diberikan selama gatal dan ruam
IM : mengurangi episode kulit di seluruh
Novorap tingkat gula hipoglikemia tubuh, mengi,
id 10IU darah tinggi Hipersensitivitas kesulitan bernapas,
pada orang terhadap Insulin denyut jantung
dewasa, Aspart dan cepat, berkeringat,
remaja dan komponen atau merasa seperti
anak-anak akan pingsan.
yang berusia
10 tahun ke
atas dengan
diabetes
mellitus.
(Badan BPOM RI, 2005)
10. Equipment
Pasien terpasang Non rebreathing maks 10 lpm, monitor EKG,
terpasang infus ditangan kiri, terpasang kateter.
E. Riwayat social
Pasien rajin mengikuti perkumpulan rutin PKK, dan pasien rajin
mengikuti kegiatan- kegiatan religi.
F. Riwayat psikososial dan spiritual
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa atau depresi.
Sebelum sakit : pasien mengatakan beragama islam dan pasien
menjalankan sholat 5 waktu.
Selama sakit : pasien hanya bisa berdoa ditempat tidur.
G. Pengkajian pola fungsional (Virginia Henderson)
1. Kebutuhan bernafas dengan normal
Sebelum sakit :
klien bernafas dengan normal, tidak menggunakan alat bantu
pernafasan.
Selama sakit :
klien bernafas menggunakan alat bantu pernafasan NRM 10 lpm
dengan RR 32x/menit.
2. Kebutuhan nutrisi adekuat
Sebelum sakit :
klien makan 3x sehari, satu porsi habis dengan nasi, lauk, sayur.
Klien minum 8-10 gelas/hari.
Selama sakit :
klien makan 3x sehari dengan satu porsi makan habis dengan
bubur, sayur dan lauk. Klien minum sebanyak 5-6 gelas/hari.
3. Kebutuhan eliminasi
Sebelum sakit :
klien mengatakan BAB 1x / hari dengan konsistensi lunak
berwarna kuning, bau khas. BAK 3-5 x / hari berwarna kuning
jernih dan bau khas amoniak.
Selama sakit :
klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien BAB 1-2
kali/hari dengan tekstur lembek, warna kecoklatan bau khas. Klien
BAK sebanyak 3x / sehari berwarna kuning keruh.
4. Kebutuhan keseimbangan dan gerak
Sebelum sakit :
klien mengatakan bergerak dengan baik dan tidak menggunakan
alat bantu.
Selama sakit :
Klien mengatakan bisa bergerak dengan baik tetapi terkadang
susah karena adanya nyeri dada dan pasien hanya bisa bergerakdi
tempat tidur.
5. Kebutuhan istirahat tidur
Sebelum sakit :
klien mengatakan bisa tidur dan tidak ada gangguan.
Selama sakit :
klien tidur malam ± 7 jam, tidur siang ± 3 jam, klien tidak
mengalami gangguan tidur.
6. Kebutuhan mempertahankan temperature tubuh
Sebelum sakit :
klien menggunakan pakaian tipis saat udara panas dan memakai
selimut saat udara dingin.
Selama sakit :
klien menggunakan selimut dan pakaian ICU.
7. Kebutuhan personal hygiene
Sebelum sakit :
klien mengatakan mandi 2x sehari serta menggosok gigi 2x sehari.
Selama sakit :
klien hanya sibin 1x sehari pada pagi hari serta menggosok gigi 1x
sehari dipagi hari dengan bantuan perawat dank lien tidak keramas
selama di rumah sakit.
8. Kebutuhan komunikasi
Sebelum sakit :
klien berkominikasi sehari-hari menggunakan bahasa Jawa dan
Bahasa Indonesia dengan intonasi yang jelas.
Selama saki :
klien berkomunikasi dengan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia
dengan intonasi yang jelas.
9. Kebutuhan spiritual
Sebelum sakit :
klien menggunakan beragama islam dan menjalankan sholat 5
waktu.
Selama sakit :
klien hanya bisa berdoa ditempat tidur.
10. Kebutuhan berpakaian dan memilih pakaian
Sebelum sakit :
klien mengatakan memakai pakaian biasa saat dirumah dan
mengganti pakaian 2x sehari.
Selama sakit :
klien mengganti pakaian 1x sehari dengan bantuan perawat
menggunakan baju ICU
Dekstra Sinistra
4 3
4 4
I. Data penunjang
1. Thorax
Hari Selasa, 5 November 2019, dengan hasil :
a. Kardiomegali
b. Cenderung gambaran edema pulmo/pneumonia
c. Efusi pleura kanan
2. Hasil EKG
Hari selasa, 5 November 2019, dengan hasil :
Sinus tachycardia ST elevasi V1 V2 V3 V4
3. Pemeriksaan Laboratirum
Selasa, 5 November 2019 ( 14:21 )
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN METODE KET.
NORMAL
HEMATOLOGI
Darah lengkap
Hemoglobin 13.9 11.7 – 15.5 g/dl Sulfa Hb
Lekosit 28.6 H 3.6 – 11.0 ribu E.Impedance
Eritrosit 5.01 3.8 – 5.2 juta E. Impedance
Hematokrit 42.2 35 – 47 % Integration
volume
Trombosit 306 150 - 400 Ribu Focus
Hidrodinamik
MCV 84.2 82 – 98 Fl E. Impedance
MCH 27.8 27 - 32 Pg E. Impedance
MCHC 33.0 32 – 37 g/dl E. Impedance
RDW 15.3 10 – 16 % E. Impedance
MPV 0.3 7 – 11 Mikro m3 E. Impedance
Limfosit 0.56 L 1.0 – 4.6 10^3 mikro E. Impedance
Monosit 1.50 H 0.2 – 10^3 mikro E. Impedance
Eosinofil 0.03 0.8 10^3 mikro E. Impedance
Basofil 0.11 0.04 – 10^3 mikro E. Impedance
Neutrofil 26.00 H 0.8 10^3 mikro E. Impedance
Limfosit % 3.0 L 0 – 0.2 % E. Impedance
Monosit % 5.8 1.8 – % E. Impedance
Eosinofil % 0.1 L 7.5 % E. Impedance
Basofil % 0.4 25 – 40 % E. Impedance
2–5
2–1
0-1
J. Analisa Data
NO HARI/TGL DATA FOKUS DIAGNOSA TTD
KEPERAWATAN
1. Selasa, 05 Do : Pasien Nyeri Akut ( 00132)
November mengeluh merasa
2019 nyeri dada sebelah
kiri sampai ke ulu
hati
P : Nyeri
dada sebelah kiri
sampai ke ulu hati
Q : Aktivitas
R : Seperti
tertindih beban
berat
S : skala 5
T : Hilang
Timbul
Ds :
a. Ekspresi wajah
menahan nyeri
b. Terdiagnosa
medis STEMI
c. Hasil EKG
Sinus tachycardia
ST elevasi V1 V2
V3 V4
TD : 131/67
mmHg
Nadi : 109 x/menit
RR : 32 x/menit
S : 36,4 C
Spo2 : 98%
K. Diagnose keperawatan
NO HARI/TGL DX. KEPERAWATAN TTD
1. Selasa, 05 Nyeri akut (00132)
November Ketidak efektifan pola nafas ( 00032)
2019 Intolerasi Aktivitas (00092)
L. Rencana keperawatan
N. Evaluasi keperawatan
NO.DP HARI/TGL/JAM EVALUASI TTD
00032 Selasa,05 S : Pasien mengatakan nyeri bagian dada
November 2019 dan uluh hati mencul hilang timbul skala 5
Jam 20.00 O : Pasien tampak menunjukan ekspresi
wajah nyeri dan memegangi daerah yang
nyeri
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi : Kolaborasi obat
ISDN 5mg , Kaji ulang nyeri, Ciptakan
lingkungan nyaman