Diajukan untuk memen uhi tugas akhir mata kuliah Metodologi Keperawatan
OLEH:
UMI FARIDA
KELAS 2.A DIII KEPERAWATAN
METODOLOGI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak 1960‐an, ketika terapi standard menjadi istirahat penuh (bed rest )
dandefibrilasi (jika diperlukan), angka kematian infark miokard akut menurun
terus.Sindrom koroner akut (SKA) merupakan keadaan darurat jantung
dengan manifestasiklinis rasa tidak enak didada atau gejala lain sebagai
akibat iskemia miokardium.SKA terdiri atas angina pektoris tidak stabil,
infarct myocard acute (IMA) yangdisertai elevasi segmen ST. Penderita
dengan infark miokardium tanpa elevasi ST.3SKA ditetapkan sebagai
manifestasi klinis penyakit arteri koroner. Penyakit jantungkoroner (PJK)
merupakan manifestasi utama proses aterosklerosis.
1.3 Tujuan
1
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya aterosklerosis dan serangan sindroma
koroner akut antara lain:
a. usia tua di atas 45 tahun
b. laki-laki dua kali lebih berisiko dibanding perempuan, namun tren
menunjukkan risiko pada perempuan juga cenderung meningkat
c. gaya hidup sedentary
d. perokok
e. obesitas
f. diabetes mellitus
g. dyslipidemia
h. hipertensi
2
kembali ditutupi oleh plak aterosklerosis sehingga pembuluh darah semakin
menyempit. Plak yang ruptur akan menyumbat pembuluh darah dan
menyebabkan perubahan pada pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) yang
menunjukkan gambaran iskemik. Bila iskemik berlanjut, nekrosis dapat
terjadi pada otot miokardium yang ditandai dengan peningkatan level enzim
jantung.
1. Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penyakit pembuluh darah kronis akibat
metabolik yang diperparah oleh inflamasi. Proses terjadinya
aterosklerosis hingga ruptur plak, yaitu:
akumulasi kolesterol
Tanda-tanda dan gejala paling umum dari acute coronary syndrome adalah:
Nyeri yang terasa samar atau terasa sangat sakit di bagian dada, leher,
bahu kiri, lengan dan menyebar ke bagian bawah (terutama di bagian
lengan kiri)
Sesak napas
3
Kelelahan yang parah
Otot melemah
4
4. Ekokardiografi bisa menunjukkan gangguan pergerakan dinding ventrikel
dan bias mendeteksi rupture otot papiler atau septal
5. Rontgen toraks bias menunjukkan gagal jantung sisi kiri, kardiomegali
atau penyebab non kardiak lain terhadap dispnea dan nyeri di dada
6. CT Scan yang menggunakan thallium 201 atau technetium 99m bias
digunakan untuk mengidentifikasi area infark.
7. Kateterisasi jantung bias digunakan untuk mengetahui arteri koroner yang
terlibat, serta memberikan informasi mengenai fungsi ventrikel dan
tekanan dan volume di dalam jantung.
5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus Fiktif
FORMAT PENGKAJIAN
1. IDENTIFIKASI KLIEN
Nama : Ny. A
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Warnasari, Cilegon - Bamtem
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
6
Orang Tua / Suami / Istri / Wali
Nama : Tn. R
Status Keluarga : Suami
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Warnasari, Cilegon – Banten
2. RIWAYAT PENYAKIT
a) Keluhan utama masuk RS :
Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri
b) Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien dirawat di ruang intensif jantung dengan keluhan nyeri pada dada
sebalah kiri dan sesak disertai dengan pusing.
Pengkajian PQRST :
P : nyeri yang diakibatkan penyumbatan aliran darah ke jantung
Q : Nyeri seperti tertimpa beban berat disertai sesak napas
R : Nyeri di bagian dada kiri hingga menjalar ke punggung
S : Skala nyeri 7 dan pasien tampak meringis
T : Nyeri muncul pada saat pasien beraktivitas
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak ada penyakit apapun sebelumya
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga pasien tidak ada yang memiliki
penyakit keturunan
7
3. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1) Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Menggunakan :
Tembakau (merokok) : Tidak
Alkohol : Tidak
Alergi (obat, makan, lainnya) : Tidak
3) Pola Eliminasi
a) Buang Air Besar (Eliminasi Alvi)
Keterangan Di Rumah Di Rumah Sakit Masalah
Frekuensi 2 x sehari 2 x sehari Normal
Konsistensi Padat Padat
Bau Khas Khas
Warna Coklat Kekuningan Coklat Kekuningan
8
4) Pola Aktivitas dan latihan
Kemampuan Perawatan Diri
Skor :
0 = Mandiri
1 = Dibantu sebagian
2 = Perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = Tergantung / tidak mampu
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian / berdandan
Eliminasi
Mobilisasi di tempat tidur
Pindah
Ambulasi
Naik Tangga
Belanja
Memasak
Merapihkan Rumah
9
7) Pola Persepsi Diri / Konsep Diri
Harga Diri : pasien merasa bangga dengan dirinya sendiri
Ideal Diri : Pasien berharap tubuhnya sehat kembali
Identitas Diri : Status pasien menikah dan pasien seorang IRT
Peran Diri : Sebagai seorang ibu rumah tangga
8) Pola Seksualitas dan Reproduksi
Menstruasi Terakhir : Bulan Agustus
Masalah Menstruasi : Tidak ada
Papsmear Terakhir : Tidak
Perawatan payudara setiap bulannya : Tidak
Pola seks selama masuk RS : Tidak
9) Pola Peran – Hubungan
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Kualitas Bekerja : Tidak
Sistem Dukungan : Baik
Dukungan Keluarga Selama Masuk RS : Baik
10) Pola Managemen Koping – Stres
Masalah utama selama masuk RS : Nyeri Dada
Kehilangan / perubahan yang terjadi sebelumnya : Tidak ada
Takut terhadap kekerasan : Tidak
Pandangan terhadap masa depan : Cemas
11) Sistem Nilai dan keyakinan
Agama : Islam
Larangan Agama : Minuman Alkohol
4. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keluhan yang dirasakan saat ini :
Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri menjalar hingga
kepunggung dan di sertai sesak dan pusing
2) Kesadaran : Lemah (Compos Mentis)
3) Tekanan Darah : 160/94 mmHg
4) Nadi : 105x/menit
5) RR : 36x/menit
6) Suhu : 6,1
7) Kepala
Inpeksi : Mesocephlik, Simetris, tidak ada benjolan
Palpasi : nyeri kepala tidak ada
10
8) Leher
Inpeksi : Normal, tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
9) Thorak
a) Paru
Inpeksi : Gerakan simetris, retraksi dinding dada tidak terlihat,
tidak ada lesi
Palpasi : tidak teraba benjolan
Perkusi : Bunyi Sonor
Auskultasi : Terdengar suara tambahan wheezing
b) Jantung
Inpeksi : bentuk dada simetris, ictus cordis terlihat
Palpasi : terdapat nyeri tekan dibagian kiri, dan tidak ada benjolan
Perkusi : bunyi redup, adanya kardiomegali (pembesaran jantung)
Auskultasi : bunyi jantung normal tidak adanya bunyi S3 jantung
tambahan mur mur
10) Abdomen
Inspeksi : perut buncit, tidak ada lesi, warna kulit sawo matang
Auskultasi : bising usus 16x/menit
Palpasi : tidak asites, tidak ada nyeri tekan, tidak terkaji
pembesaran hepar
Perkusi : bunyi timpani
11) Genitalia
Inspeksi : Normal, tidak ada lesi dan benjolan
12) Eskstremitas
Inspeksi : Akral hangat, tidak ada edema, tidak ada luka
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : kekuatan 3 3 , kelemahan pada anggota gerak.
3 3
11
5. Data Penunjang
a) Pemeriksaan Lab
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan Masalah
Kamis Leukosit 14.47 H 3.8 – 10.6 10^3/ul Normal
30-07- Hemoglobin 14.7 13.2 – 17.3 g/dl Normal
2020 Hematokrit 42.2 40 – 52 % Normal
Trombosit 249 150 - 440 10^3/ul Normal
Limfosit 8.8 L 25 – 40 % Masalah
CK-MB 25 mcg/L 0–3 Mcg/L Masalah
LDH 315 U/L 140 – 280 U/ L Masalah
Trigliserida 134 0 – 150 Mg/dl Normal
Kolesterol 231 H 0 – 200 Mg/dl Masalah
GDS 160 H 70 – 105 Mg/dl Masalah
Natrium 140.0 135 – 147 mEq/L Masalah
Klorida 105 98 – 108 mmol/L Normal
Kalium 3.71 3.5 – 5.0 mEq/L Normal
SGPT 52 0 - 50 U/L Masalah
b) EKG
Ditemukannya dengan hasil :
1. ST depresi < 0.5 mm
2. T inversi 2 mm
c) Pemeriksaan Thoraks
12
d) Terapi
1) Obat – Obatan
No Nama Terapi Dosis Fungsi
1 Oksigen < 100% untuk membuat seseorang
mejadi lebih aktif
bergerak dan dapat
mengurangi sesak
2 Sublingual 0.4 mg Meredakan dan mencegah
Nirtogliserin serangan angina pada
penderita penyakit
koroner
3 Nitrogliserin 3–5 Untuk mengobati gagal
Intravena mcg/menit jantung dan angina
4 Morphine 2 mg Untuk menghilangkan
rasa nyeri sedang hingga
parah
5 Antiplatelets 150 – 300 Untuk mengencerkan
mg darah
2) Diet
Diet Jantung III
13
6. ANALISA DATA
Intoleransi Aktivitas
Ds : Acute Coronery Syindrome
Pasien mengeluh mual (ACS) Defisit Nutrisi
muntah dan tidak nafsu
14
makan
Do :
Pasien hanya
menghabiskan ½ porsi Adanya penyumbatan pada
Membran mukosa pembuluh darah jantung
pucat koroner
Bising usus 16x/menit
Defisit Nutrisi
Ds : Acute Coronery Syindrome
Pasien mengatakan (ACS)
merasa khawatir
dengan kondisinya
Do :
Pasien terlihat cemas Kelemah Fisik
dan gelisah Ansietas / Kecemasan
Sulit tidur
Ansietas
15
7. MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b/d pencedera fisiologi
2. Pola Nafas Tidak Efektif b/d Hambatan upaya nafas
3. Intoleransi Aktivitas b/d kelemahan
4. Defisit Nutrisi b/d gangguan kebiasaan makan
5. Ansietas b/d kecemasan berhubungan dengan kecemasan terhadap penyakit
8. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Masalah SLKI
SIKI
Keperawatan
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 2x24 jam, Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
Nyeri Akut teratasi dengan intesitas nyeri
kriteria hasil : Identifikasi skala nyeri
Keluhan nyeri menurun Monitor efek samping penggunaan analgetik
Frekeunsi nadi membaik Terapeutik :
Kesulitan tidur menurun Berikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitas istirahat dan tidur
16
Edukasi :
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitornnyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian nitrogleserin sublingaul
2 Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Observasi
efektif keperawatan selama 2x24 jam, Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
penurunan curah jantung teratasi Monitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing,
dengan kriteria hasil : ronkhi kering)
Dispnea menurun Terapeutik :
Frekuensi nafas membaik Posisikan posisi semi fowler atau fowler
Kedalaman nafas membaik Berikan minum hangat
Berikan oksigen, jika perlu
Edikasi :
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kotraindikasi
Ajarkan teknis batuk efektif
Kolaborasi :
Kolaborasi prmberian bronkodilator, ekspektorsn, mukolitik, jika
perlu
3 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Aktivitas keperawatan selama 2x24 jam, Identifikasi gangguang fungsi tubuh yang mengakibatkan
penurunan curah jantung teratasi kelelahan
dengan kriteria hasil : Monitor kelelahan fisik dan emosional
Keluhan lelah menurun Monitor pola dan jam tidur
17
Frekuensi nadi meningkat Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Tekanan darah membaik Terapeutik :
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya,
suara, kunjungan)
Lakukan latihan rentang gerak pasif dan atau aktik
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi :
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
Anjarkan strategi kpong untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam menrencanakan dan
memonitor progam aktivitas
4 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 2x24 jam, Identifikasi status nutrisi
penurunan curah jantung teratasi Identifikasi makan yang disukai
dengan kriteria hasil : Monitor asupan makanan
Porsi makan meningkat Monitor berat badan
Nafsu makan membaik Monitor hasil pemerikasaan laboratorium
Membran mukosa membai Terapeutik :
Lakukan oral hygine sebelum makan jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
18
Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika perlu
Ajarkan diet yang diprogamkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutri yang dibutuhkan
5 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Observasi :
(kecemasan) keperawatan selama 2x24 jam, Identifikasi saat tingkah ansietas berubah
penurunan curah jantung teratasi Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
dengan kriteria hasil : Terapeutik
Perilaku gelisah menurun Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuh kepercayaan
Perilaku tegang menurun Temani pasien untuk mengurangi kescemasan, jika
Pola tidurnmembai memungkinkan
Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Edukasi :
Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
19
9. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Edukasi :
Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Menjeelaskan strategi meredakan nyeri
Menganjurkan memonitornnyeri secara mandiri
20
Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
03/09/20 Observasi :
Mengidentifikasi skala nyeri
Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
Memonitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik :
Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan srategi meradakan
nyeri
Edukasi :
Menganjurkan memonitornnyeri secara mandiri
Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
21
Ds : Memonitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
pasien mengeluh sesak kering)
Do : Terapeutik :
Foto Thoraks : adanya Memposisikan semi fowler atau fowler
pembesara n jantung Memberikan minum hangat
RR 36 x / menit Memberikan oksigen, jika perlu
Tekanan darah: 160/100 Edikasi :
mmHg Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kotraindikasi
Nadi 105x/menit Mengajarkan teknis batuk efektif
CRT >3 detik dijumpai Kolaborasi :
Berkolaborasi prmberian bronkodilator, ekspektorsn, mukolitik, jika perlu
kurang oksigen
03/09/10 Observasi
Memonitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
Terapeutik :
Memberikan oksigen, jika perlu
Edikasi :
Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kotraindikasi
Kolaborasi :
Berkolaborasi prmberian bronkodilator, ekspektorsn, mukolitik, jika perlu
22
3. Intoleransi Aktivitas b/d 02/09/20 Observasi : Umi
kelemahan Mengidentifikasi gangguang fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan Farida
Ds : Memonitor kelelahan fisik dan emosional
pasien mengeluh lelah
Memonitor pola dan jam tidur
Do :
Nadi 105x/menit Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Tekanan darah 160/100 Terapeutik :
mmHg Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
Melakukan latihan rentang gerak pasif dan atau aktik
Memfasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi :
Menganjurkan tirah baring
Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Menganjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
Menganjarkan strategi kpong untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
Berkolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan dan memonitor
progam aktivitas
23
03/09/20 Observasi :
Memonitor kelelahan fisik dan emosional
Memonitor pola dan jam tidur
Terapeutik :
Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
Memfasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi :
Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Menganjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
Kolaborasi :
Berkolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencakanan dan memonitor
progam aktivitas
24
menghabiskan ½ porsi Terapeutik :
Membran mukosa pucat Melakukan oral hygine sebelum makan jika perlu
Memfasilitasi menentukan pedoman diet
Bising usus 16x/menit Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Edukasi
Menganjurkan posisi duduk jika perlu
Mengajarkan diet yang diprogamkan
Kolaborasi
Berkolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutri
yang dibutuhkan
03/09/20 Observasi :
Mengidentifikasi status nutrisi
Memonitor asupan makanan
Memonitor berat badan
Terapeutik :
Melakukan oral hygine sebelum makan jika perlu
Edukasi
Menganjurkan posisi duduk jika perlu
Kolaborasi
Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
25
yang dibutuhkan
Kolaborasi :
Berkolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
26
03/09/20 Observasi :
Mengidentifikasi saat tingkah ansietas berubah
Terapeutik :
Menemani pasien untuk mengurangi kescemasan, jika memungkinkan
Edukasi :
Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
Kolaborasi :
Berkolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
27
10. EVALUASI
03/09/2020
S : Pasien mengatakan sudah tidak nyeri lagi
O : nadi 80x/menit
Tekanan darah 120/70 mmHg
Pasien sudah bisa tidur
A : nyeri akut tertasi
P : intervensi dihentika
02/09/2020 Pola Nafas Tidak Efektif S : Pasien mengatakan masih merasa sesak
O : Tekanan darah 160/100 mmHg
Nadi 105x/menit, CRT < 3 detik,
RR : 36x/menit
A : Pola nafas tidak efektif belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan dengan pemberian
oksigen denga saturasi < 100 %
28
A : Intolersansi aktivitas membaik
P : intervansi dihentikan
02/09/2020 Defisit Nutrisi S : Pasien mengatakan masih merasa mual
muntah saat makan
O : pasien hanya menghabiskan makan ½
porsi, membran mukosa pucat
A : Defisit nutrisi belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan, perawat
mengidentifikasi status nutrisi pasien
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1) Melakukan pengkajian
2) Menganalisa data
3) Merumuskan diagnosa keperawatan
4) Merencanakan tujuan dan intervensi
5) Mengimplemetasi rencana keperawatan
6) Mengevaluasi
4.2 Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
PPNI 2016 Standar Luaran Keperawatan Indonesia Dewan Pengurus Pusat PPNI :
Jakarta
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/sindrom-koroner-
akut/etiologi#:~:text=Etiologi%20primer%20dari%20sindroma%20koroner,tinggi
nya%20kadar%20kolesterol%20dalam%20darah. di akses pada tanggal
02 september pukul 20.27
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/sindrom-koroner-
akut/patofisiologi di akses pada tanggal 02 september 2020 pukul 20.33
https://rumahsakit.unair.ac.id/website/tanda-dan-gejala-penyakit-sindrom-
koroner-akut/ di akses pada tanggal 02 september 2020 pukul 20.42
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/sindrom-koroner-akut/#gref di akses
pada tanggal 02 september 2020 pukul 20.50
31