Oleh :
Ni Wayan Eka Astini
070112b054
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perawatan medis di Amerika Serikat akibat SKA hampir mencapai 1,5 juta
bawah 45 tahun berjumlah 92 orang dari 962 penderita IMA (10,1%) pada
tahun 2006 dan angka ini menjadi 10,7% yaitu 117 penderita IMA usia muda
2
Salah satu faktor risiko yang fundamental pada kejadian penyakit
jantungadalah kolesterol dan lemak dalam darah (Soeharto, 2004 & Jamal,
2005).
sering ditemukan adalah Nyeri dada pada lokasi khas substernal atau kadang
perasaan terbakar, nyeri tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan. Apabila tidak
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
asuhan keperawatan gawat darurat pada klien dengan Akut Miokard Infark
2. Tujuan Khusus
Infark.
Infark.
Miokard Infark.
Mionkard Infark.
Infark.
4
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi klien
Miokard Infark.
3. Bagi Perawat
maupun komunitas.
4. Bagi Mahasiswa
gawat darurat
D. Sistimatika penulisan
5
klien Angina pectoris berupa : pengkajian, Diagnosa keperawatan
dan perencanaan.
6
DAFTAR ISI
BAB. I PENDAHULUAN
1. Pengertian .......................................................................... 6
2. Penyebab .......................................................................... 7
4. Patofisiologi ....................................................................... 7
5. Pathway ............................................................................. 8
A. Pengkajian ................................................................................ 21
7
C. Diagnosa Keperawatan............................................................. 30
BAB. IV PEMBAHASAN. 35
BAB. V PENUTUP 37
A. Simpulan .................................................................................. 37
B. Saran ......................................................................................... 37
Daftar Pustaka. 38
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit/Gangguan/Trauma
1. Pengertian
Bare, 2002).
nekrosis, biasanya ditandai dengan nyeri hebat, sering kali disertai pucat,
9
menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagian distal (Hudak & Gallo;
2007).
2. Penyebab
a. Faktor penyebab
(1) Aterosklerosis.
(2) Spasme.
(3) Arteritis.
b) Faktor sirkulasi
(1) Hipotensi.
(3) Insufisiensi.
c) Faktor darah
(1) Anemia.
10
(2) Hipoksemia.
(3) Polisitemia.
c) Emosi.
d) Hipertiroidisme.
a) Kerusakan miokard.
b) Hipertropimiokard.
c) Hipertensi diastolik.
b. Faktor Predisposisi
b) Jenis kelamin
c) Hereditas
11
Anak yang orang tuanya menderita penyakit
d) Ras
a) Mayor
(1) Hipertensi
(2) Merokok
miokard.
12
dalam serum darah dapat terjadi seperti kekakuan,
pada jaringan.
(4) Obesitas
darah.
darah.
13
(7) Stres
beraktivitas.
atau thrombus.
3. Manifestasi Klinis
infark biasanya nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri,
tertindik.
14
Skala Pengkajian Nyeri :
b. Nafas pendek.
yang hebat.
otot-otot rangka.
kematian.
15
AMI biasanya disertai nyeri dada substernum yang parah dan terasa
bahu, atau lengan kiri. Pada sekitar 50% pasien, AMI didahului
k. Takhikardi.
n. Dispnea.
16
p. Trias AMI
1) Nyeri dada
4. Patofisiologi
pasokan darah.
17
epikardium. Semua infark miokard memiliki daerah daerah pusat yang
diakibatkan.
terkena
septum interventrikuler.
posterior septum
interventrikuler.
kiri.
peningkatan Pembentukan
18
CPK (Kreatinin 4-8 jam 12-36 jam 72 jam
fosfokinase)
Isoenzim 0 0 0 Diproduksi
oleh otak.
paling banyak
oleh jantung.
paling banyak
oleh otot
rangka.
SGOT (serum
glutamikoksalo
asetat
transaminase);
juga disebut
aspartat
aminotransferase
(AST)
19
oleh jantung
dan eritrosit.
LDN 1
LDN 2 0 0 0 diproduksi
paling banyak
oleh sistem
fagosit
mononuklear.
LDN 3 0 0 0 diproduksi
paling banyak
jaringan.
LDN 4 0 0 0 diproduksi
oleh plasenta,
ginjal,
pankreas.
LDN 5 0 0 0 diproduksi
otot rangka.
20
sehingga sensitivitas dalam menetapkan diagnosis infrak miokard
karena enzim CK juga terdapat dalam paru-paru, otot skelet, dan otak
peningkatan. CK dibagi menjadi tiga, yaitu MM, MB, dan BB. CK-MM
sebelum injeksi intra muskular karena jika dilakukan setelah injeksi intra
muskular akan memberikan nilai yang positif palsu seperti yang telah
beku. Kadar normal CK dalam suhu 300C pada laki-laki yaitu 5-35 g/ml
atau 30-180 IU/l, pada wanita 5-25 g/ml atau 25-150 IU/l, neonates 65-
580 IU/l, anak laki-laki 0-70 IU/l, anak perempuan 0-50 IU/l.
dan hanya sekitar 20% berada di skelet dan CK-MM juga ada di
21
miokardium akan tetapi jumlahnya sangat sedikit yaitu kurang dari 1%.
Nilai normal dari CK-MB adalah kurang dari 10 U/l. CK-MB akan
setelah onset infrak, puncaknya 18-24 jam dan kembali normal dalam
24/48-72 jam dengan pola pengambilan sample setelah onset nyeri tiap
pembedahan, dan kadar serum akan meningkat 6-8 jam setelah iskemik
peningkatan yang tinggi diatas batas atas pada pasien dengan IMA.
22
dan setelah pembedahan jantung. Adanya cTnI dalam serum
Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk
asam laktat dan juga merangsang pengeluaran zat-zat iritatif lainnya seperti
reseptor nyeri di otot jantung, impuls nyeri dihantarkan melalui serat saraf aferen
menyebabkan :
23
5. Pathway
Aterosklerosis
Thrombosis
6. koroneria
Kontriksi arteri
Integritas membran
Timbunan asam
Nyeri sel berubah
laktat meningkat Bendungan atrium kiri
naik
Tekanan vena
pulmonalis naik COP turun Kegagalan
Intoleransi
Aktivitas pompa jantung
Kapiler paru
meningkat Resiko tinggi Resiko kelebihan
terhadap perfusi volume cairan
Kerusakan Edema paru jaringan ekstravaskuler
Pertukaran Gas
24
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Elektrokardiogram (EKG)
b. Tes Treadmill atau Exercise Stress Testing (uji latih jantung dengan
bebean)
penyakit jantung. Selain itu tes treadmill juga dapat dipakai untuk
c. Echocardiography (Ekokardiografi)
d. Angiografi korener
25
detektor yang mengubahnya menjadi data elektrik dan diteruskan ke
tubuh.
tubuh.
g. Radionuclear Medicine
8. Penatalaksanaan Medis
a. Medis
26
Hilangnya nyeri merupakan indicator utama bahwa kebutuhan dan
luas kerusakan.
b. Farmakologi
serangan.
27
4) Pemasangan IV line untuk memudahkan pemberian obat-
acut :
koroner.
28
c) Anistreplase adalah obat trombolitik spesifik bekuan darah
tambahan.
jantung.
ini lebih baik diberikan dengan sublingual. Obat ini juga dapat
29
menyebabkan penurunan tekanan darah sistemik. Dosis
30
B. Konsep Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
a. Primary Survey
1) Circulation
(b) Takikardi.
(c) TD meningkat/menurun.
(d) Edema.
(e) Gelisah.
2) Airway
3) Breathing
(c) Ronki,krekels.
4) Disability
31
5) Eksposure
b. Secondary Survey
1) TTV
(disritmia).
2) Pemeriksaan fisik
ventrikel.
3) Pemeriksaan selanjutnya
32
(c) Makan-makanan tinggi natrium.
c. Tertiary Survey
1) Pemeriksaan Laboratorium
2) Pemeriksaan Rotgen
3) Pemeriksaan EKG
4) Pemeriksaan lainnya
33
2. Diagnosa Keperawatan Emergency & Kritis
2) wajah meringis
3) gelisah
4) delirium
Tujuan :
Rumah Sakit.
Kriteria Hasil:
3) tidak gelisah
5) TD 120/ 80 mmHg
Tujuan :
Kriteria Hasil :
34
1) Tidak ada edema
5) Nyeri dada
Tujuan :
Kriteria Hasil:
2) Tidak sianosis
35
3) Gambaran EKG tak menunjukan perluasan infark
4) RR 16-24 x/ menit
8) TD 120/80 mmHg
Tujuan :
Kriteria Hasil :
3) Paru bersih
1) Dispnea berat
2) Gelisah
3) Sianosis
36
4) Perubahan GDA
5) Hipoksemia
Tujuan :
Kriteria hasil :
Tidak gelisah
umum.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
3) TD 120-80 mmHg
37
g. Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas
biologis.
Tujuan :
selama di RS.
Kriteria Hasil :
38
3. Tujuan & Rencana Tindakan Keperawatan Emergency & Kritis
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
1 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan 1. Beri O2 sesuai terapi
dengan iskemia tindakan keperawatan Rasional :
jaringan sekunder selama ....X 24 jam Pemberian O2 dapat menambah
terhadap sumbatan diharapkan nyeri supply O2 miokard.
arteri. berkurang atau bahkan 2. Beri posisi semifowler
hilang dengan kriteria Rasional :
hasil : Posisi semifowler dapat
1) Nyeri dada meningkatkan ekspansi dada dan
berkurang sirkulasi darah meningkat.
misalnya dari 3. Berikan terapi tirah baring (bedrest)
skala 3 ke 2, atau selama 24 jam pertama post serangan.
dari 2 ke 1. Rasional :
2) ekpresi wajah Tirah baring dapat mengurangi
rileks / tenang, tak konsumsi O2 miokard.
tegang. 4. Berikan obat sesuai indikasi, contoh :
3) tidak gelisah. a. Antiangina, contoh nitrogliserin
39
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
4) nadi 60-100 x / Rasional :
menit, TD 120/ 80 Nitrat berguna untuk kontrol nyeri
mmHg dengan efek vasodilatasi koroner
yang meningkatkan aliran darah
koroner dan perfusi miokardia.
b. Penyekat , contoh atenolol
(Tenormin), pindolol (visken),
propanolol (inderal).
Rasional :
Agen penting kedua untuk
mengontrol nyeri melalui efek
hambatan rangsang simpatis
dengan begitu menurunkan FJ, TD
sistolik dan kebutuhan oksigen
miokard.
5. Anjurkan dan bimbing pasien untuk
tarik nafas dalam (teknik relaksasi),
40
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
telnik distraksi, dan bimbingan
imajinasi.
Rasional :
Teknik relaksasi dibutuhkan untuk
meminimalkan konsumsi O2 miokard
dan meningkatkan supply O2 jaringan
,teknik distribusi dan imajinasi
membantu mengalihkan fokus
perhatian dari rasa nyeri.
6. Lakukan pemeriksaan ECG tiap hari
dan saat nyeri dada timbul.
Rasional :
Pemeriksaan ECG tiap hari dan saat
nyeri dada timbul berguna untuk
mendiagnosa luasnya infark.
2 Resiko penurunan Setelah dilakukan 1. Kaji adanya bunyi tambahan pada
curah jantung tindakan keperawatan Auskultasi.
41
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
berhubungan dengan selama ....X 24 jam Rasional:
perubahan faktor-faktor diharapkan curah Bunyi S3 biasanya dihubungkan
listrik, penurunan jantung membaik / dengan kelebihan kerja ventrikel kiri
karakteristik miokard. stabil dengan kriteria dan S4 berhubungan dengan ischemik
hasil : miokard. Murmur menunjukkan
1) Tidak ada edema gangguan aliran darah normal pada
2) Tidak ada disritmia jantung.
3) Haluaran urin 2. Auskultasi bunyi nafas
normal Rasional :
4) TTV dalam batas Crecies menunjukkan kongesti paru
normal akibat penurunan fungsi miokard.
3. Berikan oksigen tambahan sesuai
indikasi.
Rasional :
Meningkatkan jumlah sediaan
oksigen untuk kebutuhan miokard,
menurunkan iskemia dan disritmia
42
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
lanjut.
4. Pertahankan cara masuk IV /heparin-
lok sesuai indikasi.
Rasional :
Jalur yang paten penting untuk
pemberian obat darurat pada adanya
disritmia atau nyeri dada.
5. Ukur dan catat tanda vital tiap jam.
Rasional :
Adanya nekrose/ kematian
otot jantung dapat menyebabkan
gangguan sistim konduksi dan
penurunan curah jantung.
6. Observasi perfusi jaringan :Acral,
kelembaban kulit dan perubahan
warna kulit dan ujung-ujung jari dan
nilai Capilary RefillTime (SPO2).
43
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
Rasional :
Penurunan cardiac output dapat
mempengaruhi sirkulasi darah
(perifer).
7. Pantau data laboratorium contoh
enzim jantung, GDA, elektrolit.
Rasional :
Enzim memantau perbaikan/perluasan
infark.
3 Gangguan perfusi Setelah dilakukan 1. Selidiki perubahan tiba-tiba tau
jaringan berhubungan tindakan keperawatan gangguan mental kontinu contoh
dengan , iskemik, selama ....X 24 jam cemas, bingung, letargi, pingsan.
kerusakan otot jantung, diharapkan gangguan Rasional :
penyempitan / perfusi jaringan Perfusi serebral secara langsung
penyumbatan berkurang / tidak sehubungan dengan curah jantung
pembuluh darah arteri meluas dengan kriteria dan juga dipengaruhi oleh
koronaria hasil : elektrolit/variasi asam basa, hipoksia,
44
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
1) Daerah perifer atau emboli sistemik.
hangat 2. Pantau pernapasan, catat kerja
2) Tidak sianosis pernapasan
3) Gambaran EKG Rasional :
tak menunjukan Pompa jantung gagal dapat
perluasan infark mencetuskan distres pernapasan.
4) RR 16-24 x/ 3. Pantau data laboratorium contoh
menit GDA, BUN, Kreatinin, elektrolit
5) Tidak terdapat Rasional :
clubbing finger Indikator perfusi/fungsi organ.
6) Kapiler refill 3-5 4. Berikan obat sesuai indikasi :
detik a. Heparin/natrium warfarin
7) Nadi 60-100x / (Coumadin)
menit Rasional :
8) TD 120/80 Dosis rendah heparin mungkin
mmHg diberikan secara profilaksis
pada pasien risiko tinggi dapat
45
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
menurunkan risiko
tromboflebitis atau pembekuan
trombus mural.
b. Simetidin , ranitidin, antasida
Rasional :
Menurunkan atau menetralkan
asam lambung, mencegah
ketidaknyamanan dan iritasi
gaster, khususnya adanya
penurunan sirkulasi mukosa.
5. Lihat pucat, sianosis, belang, kulit
dingin/lembab. Catat kekuatan nadi
perifer.
Rasional :
Vasokontriksi sistemik diakibatkan
oleh penurunan curah jantung
mungkin dibuktikan oleh penurunan
46
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
perfusi kulit dan penurunan nadi.
4 Resiko kelebihan Setelah dilakukan 1. Auskultasi bunyi napas untuk
volume cairan tindakan keperawatan adanya krekels
ekstravaskuler selama ....X 24 jam Rasional :
berhubungan dengan diharapkan Dapat mengindikasikan edema
penurunan perfusi keseimbangan volume paru sekunder akibat
ginjal, peningkatan cairan dapat dekompensasi jantung.
natrium / retensi air , dipertahankan dengan 2. Pertahankan masukan total cairan
peningkatan tekanan kriteria hasil : 2000 ml/24 jam dalam toleransi
hidrostatik, penurunan 1) Tekanan darah kardiovaskuler
protein plasma. dalam batas Rasional :
normal Memenuhi kebutuhan cairan
2) Tak ada distensi tubuh orang dewasa tetapi
vena perifer/ vena memerlukan pembatasan pada
dan edema adanya dekompensasi jantung.
dependen 3. Kolaborasi : pemberian diet
3) Paru bersih rendah natrium, berikan diuretik.
47
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
4) Berat badan ideal Rasional :
( BB ideal TB - Natrium meningkatkan retensi
100 - 10 %) cairan dan harus dibatasi.
4. Ukur masukan / haluaran, catat
penurunan , pengeluaran, sifat
konsentrasi, hitung keseimbangan
cairan.
Rasional :
Penurunan curah jantung
mengakibatkan gangguan perfusi
ginjal, retensi natrium/air, dan
penurunan haluaran urine.
5. Timbang BB tiap hari
Rasional :
Perubahan tiba-tiba pada berat
badan menunjukkan gangguan
keseimbangan cairan.
48
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
5 Kerusakan pertukaran Setelah dilakukan 1. Tinggikan kepala / tempat tidur
gas berhubungan tindakan keperawatan sesuai kebutuhan / toleransi pasien.
dengan gangguan aliran selama ....X 24 jam 2. Lakukan tindakan untuk
darah ke diharapkan Oksigenasi memperbaiki / mempertahankan
alveoli atau kegagalan dengan GDA dalam jalan nafas misalnya , batuk,
utama paru, perubahan rentang normal (Pa O2 penghisapan lendir dll.
membran alveolar- < 80 mmHg, Pa CO2 > 3. Auskultasi paru untuk mengetahui
kapiler ( atelektasis , 45 mmHg dan Saturasi penurunan / tidak adanya bunyi nafas
kolaps jalan nafas/ < 80 mmHg ) dengan dan adanya bunyi tambahan misal
alveolar edema kriteria hasil : krakles, ronki dll.
paru/efusi, sekresi 1) Tidak sesak 4. Catat frekuensi & kedalaman
berlebihan / perdarahan nafas pernafasan, penggunaan otot bantu
aktif ). 2) Tidak gelisah pernafasan.
3) GDA dalam 5. Kaji toleransi aktifitas misalnya
batas Normal ( keluhan kelemahan/ kelelahan
Pa O2 < 80 selama kerja atau tanda vital
mmHg, Pa CO2 berubah.
49
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
> 45 mmHg
dan Saturasi <
80 mmHg )
50
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
kelemahan umum. 60-100 x/ menit mengurangi kebutuhan oksigen
3) TD 120-80 mmHg miokard.
3. Bantu pasien dalam memenuhi
ADL.
Rasional :
Kebutuhan ADL pasien dapat
terpenuhi dengan bantuan perawat
untuk mengurangi beban jantung
pasien.
4. Evaluasi respon pasien saat
setelah aktivitas terhadap
nyeridada, sesak, sakit
kepala,pusing, keringat dingin.
Rasional :
Adanya tanda-tanda tersebut
merupakan tanda adanya
ketidakseimbangan supply dan
51
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
kebutuhan oksigen miokard.
5. Jelaskan akibat jika pasien banyak
beraktivitas selama 24 jam
pertama post serangan.
Rasional :
Pada fase akut supply oksigen
menurun oleh karena adanya
sumbatan pada miokard,
aktivitasdapat memperburuk
hemodinamik.
7 Cemas berhubungan Setelah dilakukan 1. Berikan periode istirahat/waktu
dengan ancaman aktual tindakan keperawatan tidur tidak terputus , lingkungan
terhadap integritas selama ....X 24 jam tenang, dengan tipe kontrol
biologis. diharapkan Cemas pasien, jumlah rangsang eksternal.
hilang / berkurang Rasional :
dengan kriteria hasil : Penyimpanan energi dan
1) Klien tampak meningkatkan kemampuan
52
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
rileks koping.
2) Klien dapat 2. Berikan privasi untuk pasien dan
beristirahat orang terdekat.
3) TTV dalam batas Rasional :
normal Memungkinkan waktu untuk
mengekspresikan perasaan,
menghilangkan cemas dan
perilaku adaptasi.
3. Berikan anticemas/hipnotik sesuai
indikasi contoh diazepam,
flurazepam, lorazepam.
Rasional :
Meningkatkan relaksasi dan
menurunkan rasa cemas.
4. Dorong pasien/orang terdekat
untuk mengkomunikasikan
dengan seseorang, berbagai
53
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/Na
Keperawatan Hasil ma
pertanyaan dan masalah
Rasional :
Berbagi informasi membentuk
dukungan dan dapat
menghilangkan tegangan terhadap
kkhawatiran yang tidak
diekspresikan.
5. Berikan periode istirahat,
lingkungan tenang, dengan tipe
control pasien jumlah rangsang
eksternal.
Rasional :
Penyimpanan energi dan
meningkatkan kemampuan
koping.
54
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PADA Tn. S DENGAN UNSTABLE ANGINA PEKTORIS
DI RUANG ICVCU RSUD. Dr. MOEWARDI
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Tn. L
Umur : 60 tahun
No. RM : 00.95.72.63
Nama : Tn. M
Umur : 30 tahun
55
2. Keluhan Utama
mengatakan seminggu sebelum masuk rumah sakit klien klien baru selesai
control di Poli Klinik RSUD Dr. Moewardi. Namun pada tanggal 23 Februari
2014 klien mengalami nyeri dada bagian kiri yang tidak tertahankan disertai
RSUD Dr. Moewardi, sesampainya di IGD RSUD Dr. Moewardi dan setelah
anterior seingga oleh dokter klien dianjurkan untuk mondok di ruang ICVCU
nyeri dada menjalar ke bagian punggung dan sesak nafas, Kemudian oleh
IGD klien diberikan terapi infus RL 20 tpm dan dilakukan pemeriksaan EKG
nyeri hebat dan akhirnya keluarga membawa klien ke RSUD Dr. Moewardi
injeksi ranitidin 25 mg, Antasid syrup 1 sendok makan, dan infus RL 20 tpm.
56
Setelah 2 jam di IGD dokter menganjurkan klien untuk rawat inap di
Ruang ICVCU karena ada masalah pada jantung, sampai di ruang di ICVCU
klien dipasang bedside monitor untuk monitor TD, HR, RR, suhu, SpO2 dan
60 cc/jam, Heparin drip 17.500 iu dalam spuit 50cc kecepatan 2,1/ jam, CPG
75 mg, apilet 80 mg, captopril 12,5 mg, ISDN 10 mg, alprazolam 0,5 mg dan
injeksi ranitidin 50 gr. Pada saat dilakukan pengkajian kepada klien pada
kecepatan 60cc/jam, heparin 17.500 unit/50cc kecepatan 2,1 cc/jam dan klien
mondok yaitu pada bulan Januari 2013 dengan keluhan tipes hipertensi.
6. Primary Survey
a. Circulation
Nadi : teraba
Nadi : 59 x/menit, Irama nadi : tidak teratur
Perdarahan : tidak ada
Perfusi/CRT : < 3 detik, akral hangat
Sianosis : tidak
Tekanan darah : 150/80 mmHg
57
Lain lain :
Tidak ditemukan keluhan yang lain.
b. Airway
Look ( melihat obstruksi jalan napas)
Obstruksi jalan napas : tidak ada obstruksi jalan napas
Listen ( mendengar suara jalan napas)
Suara jalan napas bersih
Feel (meraba)
Hembusan udara : dari hidung
Lain lain :
Tidak ditemukan keluhan yang lain.
c. Breathing
Look (lihat pergerakan dada)
Pengembangan dada : simetris
Listen ( mendengarkan suara pernapasan)
Suara napas vesikuler
Feel ( meraba)
Tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
Lain lain :
Tidak ditemukan keluhan yang lain.
d. Disability
Kesadaran : alert
Kesadaran : composmentis
GCS : 15
Mata : 4 , Motorik : 6, Verbal : 5
Pupil : isokor
reaksi terhadap cahaya : normal, pupil mengecil terkena cahaya
papil edema : tidak ada
58
lain lain :
tidak ditemukan keluhan yang lain.
e. Exposure
Jejas : tidak ada
Lesi : tidak ada
Kelainan bentuk : tidak terdapat kelainan bentuk
Nyeri : ada
P : klien mengatakan nyeri timbul saat klien beraktivitas atau jika
ingin duduk.
Q : klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda berat, terasa
cekot - cekot
R : klien mengatakan nyeri terasa di dada tengah dan menjalar ke
punggung.
S : skala nyeri 5
T : hilang timbul kurang lebih 30 menit
f. Folley Cateter
Klien tampak terpasang selang pipis dengan warna urin kekuningan seperti
teh, bau khas urin, dengan volume urin 1000
g. Gastric Tube
Klien tidak menggunakan selang nasogastric tube / NGT
59
7. Secundary Survey
a. Anamnesa
1) A (Alergy)
debu.
2) M (Medication)
masuk rumah sakit. Karena obat yang di peroleh saat kontrol sudah
3) P (Past illness)
kurang lebih 5 tahun yang lalu. Klien tidak memiliki riwayat penyakit
kencing manis.
4) L (Last Meal)
5) E (Event)
Klien mengatakan pada saat tiduran klien tiba-tiba nyeri timbul dan
60
Nyeri : ada, nyeri dada tengah menjalar ke punggung
P : klien mengatakan nyeri timbul saat klien beraktivitas atau jika
ingin duduk.
Q : klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda berat, terasa
cekot - cekot
R : klien mengatakan nyeri terasa di dada tengah dan menjalar ke
punggung.
S : skala nyeri 5
T : hilang timbul kurang lebih 30 menit
d. Kepala
Inspeksi :
Bentuk kepala : mesochepal
Warna rambut : sudah sedikit beruban
Kulit kepala : tidak ada lesi, tampak bersih
Distribusi rambut : merata
61
Rambut rontok : tidak ada
Benjolan di kepala : tidak ada
Palpasi :
Nyeri tekan : tidak ada
Temuan yang lain : tidak ditemukan keluhan yang lain
e. Mata
Inspeksi :
Kelopak mata mengalami ptosis : tidak ada
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : putih
Iris : kecoklatan
Kornea : jernih
Pupil : isokor
Ketajaman penglihatan : mengalami penurunan ketajaman penglihatan
Gerak bola mata : normal, mampu bergerak ke kanan, kiri, ke atas
maupun ke bawah
Medan penglihatan : masih maksimal
Buta warna : tidak ada
Palpasi :
Kelopak mata : tidak nyeri
Temuan yang lain : tidak ditemukan keluhan yang lain
f. Hidung
Inspeksi :
Bentuk hidung : tidak ada kelainan bentuk hidung
Warna kulit hidung : sama dengan warna kulit wajah dan warna kulit
yang lain
Lubang hidung : tidak ada obstruksi, tidak ada perdarahan, terpasang O2
nasal kanul 3 liter/menit
Palpasi :
Mobilitas septum hidung : tidak ada nyeri tekan
62
Sinusitis : tidak ada sinusitis
Temuan yang lain : tidak ditemukan keluhan yang lain
g. Telinga
Inspeksi :
Bentuk telinga : tidak ada kelainan bentuk telinga
Lesi pina : tidak ada
Kebersihan telinga luar : tampak bersih
Kebersihan lubang telinga : tampak bersih, tidak ada serumen yang
keluar, tidak ada perdarahan maupun obstruksi
Membran timpani : dapat mendengar dengan baik, tidak ada kelainan
pada membran
Tes arloji : masih dapat mendengar suara detak arloji 5 cm baik dari
telinga kiri maupun kanan
Tes bisikan bilangan : masih mampu menyebutkan bilangan yang di
bisikan
Tes Weber : masih normal, tidak ada lateralisasi
Tes Rinne : kanan dan kiri positif, masih mampu mendengar dengan baik
Tes Swabach : kanan dan kiri sama masih normal
Palpasi :
Daun telinga : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Prosesus mastoideus : tidak ada kelainan dan tidak ada nyeri tekan
Temuan yang lain : tidak ditemukan keluhan yang lain.
h. Mulut
Inspeksi :
Warna bibir : tampak merah muda
Bibir pecah pecah : tidak ada
Mukosa bukal : lembab
Mukosa : lembab
Kebersihan gigi : bersih, warna gigi kekuningan
Gigi berlubang : tidak ada
63
Gusi berdarah : tidak ada
Kebersihan lidah : tampak bersih, warna merah muda
Pembesaran tonsil : tidak ada
Temuan yang lain : tidak ditemukan keluhan yang lain
i. Leher
Inspeksi :
Kesimetrisan leher (muskulus strenokleidomastoideus) :
Bentuk leher tampak simetris, tidak ada kelainan pada bentuk leher
Palpasi :
Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
Temuan yang lain : tidak ditemukan keluhan yang lain
k. Thorak
Inspeksi :
Pengembangan dada : tidak simetris
Pernapasan cepat/dangkal : tidak
Retraksi Interkosta : tidak
Cuping hidung : tidak ada
Palpasi :
Taktil fremitus : tidak teraba sama antara kanan dan kiri
Perkusi :
sonor
64
Auskultasi :
vesikuler
Suara Tambahan : tidak ada suara tambahan
Temuan yang lain : tidak ditemukan keluhan yang lain
l. Jantung
Inspeksi :
Titik impuls maksimal : tak tampak
Palpasi :
Titik impuls maksimal : teraba di intercosta VI
Katup aorta : tak teraba
Katup pulmonal : tak teraba
Katup trikuspidal : tak teraba
Katup bikuspidal : tak teraba
Perkusi :
Batas jantung : .terjadi pelebaran batas jantung lateral
Auskultasi :
Bunyi jantung : terdengar S1 dan S2 irreguler
Temuan yang lain : tidak ditemukan keluhan yang lain
m. Abdomen
Inspeksi :
Bentuk abdomen : datar, tidak ada asites, tidak ada kelian bentuk
abdomen
Auskultasi :
Periltaltik usus : terdengar 14 kali/menit
Perkusi :
Ginjal : redup
Hati : redup, tidak ada pelebaran batas hati
Limpha : redup
Abdomen : tympani
Usus : tympani
65
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan
n. Genitalia
Inspeksi : tampak sedikit kotor, terpasang selang kateter
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
o. Rektum
Tidak ada perdarahan, dan tidak ada hemoroid
p. Ekstremitas
Inspeksi :
Lesi kulit : tidak ada
Palpasi :
Tonus otot eks atas : baik
Tonus otot eks bawah : baik
Kekuatan otot ekstremitas atas : 5 5 5 5 / 5 5 5 5
Kekuatan otot ekstremitas bawah : 5 5 5 5 / 5 5 5 5
Refleks Bisep : kanan positif kiri positif
Refleks Trisep : kanan positif kiri positif
Refleks Patella : kanan positif kiri positif
Refleks Achilles : kanan positif kiri positif
q. Neurologi
NC I : maupun mencium bau dengan baik, menyebutkan bau kopi
dan susu
NC II : terjadi penurunan ketajaman penglihatan 2 meter, lapang
pandang maksimal
NC III : gerakan bola mata ke kiri dan ke kanan baik, kelopak mata
membuka menutup, pupil isokor
NC IV : gerakan bola mata baik, mampu bergerak ke bawah dan ke atas
66
NC V : gerakan wajah baik, tersenyum simetris, kemampuan mengunyah
baik
NC VI : gerakan mata ke samping baik, mampu bergerak ke kiri dan ke
kanan
NC VII : mampu membedakan rasa asin dan manis, gerakan bibir baik,
mata menutup dengan baik
NC VIII : terjadi penurunan ketajaman pendengaran, tes arloji 5 cm
baik dari telinga kiri maupun kanan
NC IX : mampu berkata ah, gerakan menelan masih baik
NC X :
NC XI :
NC XII : gerakan lidah baik, artikulasi bicara jelas
67
c. Kebutuhan cairan dan elektrolit
Sebelum sakit ;
Klien mengatakan minum dengan normal klien memiliki kebiasaan
minum air putih lebih dari 7-8 gelas perhari.
Selama sakit :
Klien mengatakan bahwa minumya dibatasi karena penyakit yang
dideritanya. Klien hanya minum air putih kurang lebih 500 ml dan
mendapatkan cairan infus 1000ml / hari.
68
Selama sakit :
Klien mengatakan tidur tidak teratur, tidur hanya sebentar terbangun
kemudian terbangun lagi. Klien sehari tidur 7-8 jam per hari
j. Ketidaknyamanan
Klien mengatakan nyeri dada tembus sampai ke belakang :
P : klien mengatakan nyeri timbul saat klien beraktivitas atau jika
ingin duduk.
Q : klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda berat, terasa
cekot - cekot
R : klien mengatakan nyeri terasa di dada tengah dan menjalar ke
punggung.
S : skala nyeri 5
69
T : hilang timbul kurang lebih 30 menit
9. Tertiary Survey
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 23 Februari 2014
Pemeriksaaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 12.3 g/dl 13.5- 17.5
Hematokrit 27 % 33 45
Leukosit 8,3 Ribu/uL 4,5 11,0
Trombosit 425 Ribu/uL 150 450
Eritrosit 3,05 Ribu/uL 4,10 5,10
Hemostasis
PT 13.2 Detik 10,0 15,0
APTT 109.8 Detik 20,0 40, 0
INR 0.980
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu 103 mg/dL 60 140
SGOT 16 u/l 0 - 30
0 - 45
SGPT 12 u/l
3,2 4,6
Albumin 4,2 g/dl
2.4-6.1
Asam urat 6.4 mg/dl
50-200
Cholesterol total 157 mg/dl
100-224
Cholsterol LDH 96 mg/dl
38-92
Cholesterol HDL 33 mg/dl
<150
trigliserida 90 mg/dl
Elektrolit
132 146
Natrium darah 134 mmol/L
3,7 5,4
Kalium Darah 5.5 mmol/L
98 106
Chlorida darah 102 mmol/L
Serologi
Hepatitis
Nonreactive
HbSAg Nonreactive
0.00-0.50
70
Serologi Tropin I 1.29 ug/L
<2.9
CKMB 25.3 ng/ml
c. Pemeriksaan EKG
Tanggal 24 Februari 2014
Sinus rhytme 88x/menit, normoaxis
ST elevasi pada V1-V4
Q Patologis pada V1-V4
T infertid pada V5 dan V6
10. Terapi
Tanggal 24/02/2014
Infus RL 500 ml 60cc/jam
Injeksi Ranitidin 50 mg / 12 jam
Obat Per oral :
ISDN 3 x 10 mg
Aspilet 1 x 80 mg
CPG 1 x 75 mg
Captopril 3 x 12,5 mg
Simvastatin 1 x 20 mg
Antasid 3 x 1 sendok
Bisoprolol 1 x 5 mg
Heparin 17.500 unit/50cc kecepatan 2,1/jam
71
B. Analisa Data
No Hari/tgl Data Masalah Etiologi
1. Senin, DS : Nyeri Akut Iskemia Jaringan
24/02/2014 - Klien mengatakan Sekunder terhada
nyeri dada tengah sumbatan arteri
dan tembus sampai koroner
belakang.
P : klien mengatakan
nyeri timbul saat
klien beraktivitas
atau jika ingin
duduk.
Q : klien mengatakan
nyeri seperti ditekan
benda berat, terasa
cekot cekot
R : klien mengatakan
nyeri terasa di dada
tengah dan menjalar
ke punggung.
S : skala nyeri 5
T : hilang timbul
kurang lebih 30 menit
DO :
- Klien tampak
meringis merasakan
nyeri.
- Klien tampak
mengungkapkan
rasa nyeri.
- Klien tampak
72
memegangi dada
sebelah kiri.
- TTV
TD : 150/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 26 x/menit
S : 36,5 o
- EKG : Sinus ritme
HR80x/menit.
73
- Klien tampak
bedreast
- Konjungtiva tidak
anemis.
- TD : 150/80 mmHg.
C. Diagnose Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Iskemia Jaringan Sekunder terhada
sumbatan arteri koroner
2. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan
frekuensi, irama, konduksi elektrik, dan kontraktilitas miokard
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan suplai O2
miokard dengan kebutuhan tubuh
74
D. Tujuan & Rencana Tindakan Keperawatan Emergency & Kritis
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/
Hasil Nama
1 24/02/2014 Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan 1. Beri O2 sesuai terapi
Pukul 09.00 wib iskemia jaringan sekunder tindakan keperawatan Rasional :
terhadap sumbatan arteri. selama .3 X 24 jam Pemberian O2 dapat menambah
diharapkan nyeri supply O2 miokard.
berkurang atau 2. Beri posisi semifowler
bahkan hilang dengan Rasional :
kriteria hasil : Posisi semifowler dapat
5) Nyeri dada meningkatkan ekspansi dada dan
berkurang sirkulasi darah meningkat.
misalnya dari 3. Berikan terapi tirah baring
skala 3 ke 2, atau (bedrest) selama 24 jam pertama
dari 2 ke 1. post serangan.
6) ekpresi wajah Rasional :
rileks / tenang, Tirah baring dapat mengurangi
tak tegang. konsumsi O2 miokard.
7) tidak gelisah. 4. Berikan obat sesuai indikasi,
75
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/
Hasil Nama
8) nadi 60-100 x / contoh :
menit, TD 120/ a. Antiangina, contoh nitrogliserin
80 mmHg Rasional :
Nitrat berguna untuk kontrol nyeri
dengan efek vasodilatasi koroner
yang meningkatkan aliran darah
koroner dan perfusi miokardia.
b. Penyekat , contoh atenolol
(Tenormin), pindolol (visken),
propanolol (inderal).
Rasional :
Agen penting kedua untuk
mengontrol nyeri melalui efek
hambatan rangsang simpatis
dengan begitu menurunkan FJ, TD
sistolik dan kebutuhan oksigen
miokard.
76
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/
Hasil Nama
5. Anjurkan dan bimbing pasien
untuk tarik nafas dalam (teknik
relaksasi), telnik distraksi, dan
bimbingan imajinasi.
Rasional :
Teknik relaksasi dibutuhkan untuk
meminimalkan konsumsi O2
miokard dan meningkatkan supply
O2 jaringan ,teknik distribusi dan
imajinasi membantu mengalihkan
fokus perhatian dari rasa nyeri.
6. Lakukan pemeriksaan ECG tiap
hari dan saat nyeri dada timbul.
Rasional :
Pemeriksaan ECG tiap hari dan
saat nyeri dada timbul berguna
untuk mendiagnosa luasnya
77
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/
Hasil Nama
infark.
2 Resiko penurunan curah Setelah dilakukan 1. Kaji adanya bunyi tambahan pada
24/02/2014 jantung berhubungan tindakan keperawatan Auskultasi.
Pukul 09.00 wib dengan perubahan faktor- selama 3 X 24 jam Rasional:
faktor listrik, penurunan diharapkan curah Bunyi S3 biasanya dihubungkan
karakteristik miokard. jantung membaik / dengan kelebihan kerja ventrikel kiri
stabil dengan kriteria dan S4 berhubungan dengan ischemik
hasil : miokard. Murmur menunjukkan
5) Tidak ada edema gangguan aliran darah normal pada
6) Tidak ada disritmia jantung.
7) Haluaran urin 2. Auskultasi bunyi nafas
normal Rasional :
8) TTV dalam batas Crecies menunjukkan kongesti paru
normal akibat penurunan fungsi miokard.
3. Berikan oksigen tambahan sesuai
indikasi.
Rasional :
78
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/
Hasil Nama
Meningkatkan jumlah sediaan
oksigen untuk kebutuhan miokard,
menurunkan iskemia dan disritmia
lanjut.
4. Pertahankan cara masuk IV /heparin-
lok sesuai indikasi.
Rasional :
Jalur yang paten penting untuk
pemberian obat darurat pada adanya
disritmia atau nyeri dada.
5. Ukur dan catat tanda vital tiap jam.
Rasional :
Adanya nekrose/ kematian
otot jantung dapat menyebabkan
gangguan sistim konduksi dan
penurunan curah jantung.
6. Observasi perfusi jaringan :Acral,
79
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/
Hasil Nama
kelembaban kulit dan perubahan
warna kulit dan ujung-ujung jari dan
nilai Capilary RefillTime (SPO2).
Rasional :
Penurunan cardiac output dapat
mempengaruhi sirkulasi darah
(perifer).
7. Pantau data laboratorium contoh
enzim jantung, GDA, elektrolit.
Rasional :
Enzim memantau perbaikan/perluasan
infark.
80
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/
Hasil Nama
3 24/02/2014 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Beri penjelasan pentingnya tirah
Pukul 09.00 wib berhubungan dengan tindakan keperawatan baring (bedrest).
Ketidakseimbangan suplai selama 3x24 jam Rasional :
O2 miokard dengan diharapkan terjadi Menambah pengetahuan
kebutuhan tubuh peningkatan toleransi pasien,bahwa tirah baring dapat
aktivitas pada klien mengurangi konsumsi oksigen
dengan KH: miocard sehingga pasien dapat
- Klien dapat kooperatif selama perawatan.
beraktivitas sesuai 2. Hentikan aktivitas saat pasien
kemampuan klien. mengeluh nyeri dada, sesak,sakit
- HR : 60- kepala, pusing, keringat dingin.
100x/menit Rasional :
- TD :120/80 Istirahat dibutuhkan untuk
mmHg mengurangi kebutuhan oksigen
- Klien tidak miokard.
tampak lemas. 3. Bantu pasien dalam memenuhi
- Tak ada keluhan ADL.
81
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/
Hasil Nama
saat aktivitas. Rasional :
Kebutuhan ADL pasien dapat
terpenuhi dengan bantuan perawat
untuk mengurangi beban jantung
pasien.
4. Evaluasi respon pasien saat setelah
aktivitas terhadap nyeridada, sesak,
sakit kepala,pusing, keringat
dingin.
Rasional :
Adanya tanda-tanda tersebut
merupakan tanda adanya
ketidakseimbangan supply dan
kebutuhan oksigen miokard.
5. Jelaskan akibat jika pasien banyak
beraktivitas selama 24 jam pertama
post serangan.
82
No Hari/Tgl/Hari Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Keperawatan TTD/
Hasil Nama
Rasional :
Pada fase akut supply oksigen
menurun oleh karena adanya
sumbatan pada miokard,
aktivitasdapat memperburuk
hemodinamik.
83
84
E. IMPLEMENTASI
No Hari/Tgl/Ja TTD/Nam
Implementasi Respon & Hasil
Dx m a
1 Senin , 1. Mengobservasi karakteristik, Ds:
24/02/2014 lokasi, waktu, dan perjalanan rasa Klien mengatakan nyeri dada.
09.wib nyeri dada . P: klien mengatakan nyeri timbul saat klien
beraktivitas atau jika ingin duduk.
Q : klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda
berat, terasa cekot - cekot
R : klien mengatakan nyeri terasa di dada tengah dan
menjalar ke punggung.
S : skala nyeri 5
T : hilang timbul kurang lebih 30 menit
Do:
- Klien tampak meringis merasakan nyeri.
- Klien tampak mengungkapkan rasa nyeri.
- Klien tampak memegangi dada sebelah kiri.
85
1 09.15 wib 2. Mengajarkan teknik relaksasi nafas DS: Klien mengatakan belum tahu melakukan teknik
dalam dan melakukan teknik relaksasi nafas dalam.
distraksi.
DO:
- Klien tampak melakukan teknik relaksasi nafas
dalam.
- Klien tampak mendengarkan anjuran perawat.
1 09.30 wib 3. Memonitor tanda-tanda vital klien( DS: Respon klien kooperatif
Nadi dan Tekanan darah ) DO:
- TD : 159/79 mmHg
- N : 59x/menit
86
1 10.15 wib 5. Memonitor tanda-tanda vital klien( DS: -
Nadi dan Tekanan darah ) DO :
- TD : 161/78 mmHg
- N : 63x/menit
DS: -
DO :
1 10.45 wib 7. Memonitor tanda-tanda vital klien( - TD : 173/82 mmHg
Nadi dan Tekanan darah ) - N : 58x/menit
87
Respon klien kooperatif.
DO:
Klien tampak tiduran diatas tempat tidur.
2 11.30 wib 10. Memantau tanda-tanda vital klien. DS: respon klien kooperatif.
DO:
- TD : 169/82 mmHg
- N : 60x/menit
88
diatas tempat tidur ) Respon klien kooperatif.
DO :
- Klien tampak tiduran diatas tempat tidur.
89
Q : klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda
berat, terasa cekot - cekot
R : klien mengatakan nyeri terasa di dada tengah dan
menjalar ke punggung.
S : skala nyeri 3
T : hilang timbul kurang lebih 15 menit
Do:
- Klien tampak meringis merasakan nyeri.
- Klien tampak mengungkapkan rasa nyeri.
- Klien tampak memegangi dada sebelah kiri.
DO:
- Klien tampak melakukan teknik relaksasi nafas
dalam.
90
- Klien tampak mendengarkan anjuran perawat.
1 15.15 wib 3. Memonitor tanda-tanda vital klien( DS: Respon klien kooperatif
Nadi dan Tekanan darah ) DO:
- TD : 149/73 mmHg
- N : 58x/menit
91
- HR : 84x/menit
1 17.00 wib
8. Memonitor tanda-tanda vital klien( DS: -
Nadi dan Tekanan darah ) DO :
- TD : 160/75 mmHg
- N : 64x/menit
92
- HR : 80x/menit
2 21.00 wib 11. Memantau tanda-tanda vital klien. DS: respon klien kooperatif.
DO:
- TD : 143/56 mmHg
- N : 57x/menit
93
09.wib rasa nyeri dada . P: klien mengatakan nyeri timbul saat klien
beraktivitas atau jika ingin duduk.
Q : klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda
berat, terasa cekot cekot sudah berkurang.
R : klien mengatakan nyeri terasa di dada tengah dan
menjalar ke punggung.
S : skala nyeri 1
T : hilang timbul kurang lebih 5 menit
Do:
- Klien tampak meringis merasakan nyeri.
- Klien tampak mengungkapkan rasa nyeri.
- Klien tampak memegangi dada sebelah kiri.
1 09.15 wib 2. Mengajarkan teknik relaksasi DS: Klien mengatakan belum tahu melakukan teknik
nafas dalam dan melakukan relaksasi nafas dalam.
teknik distraksi.
DO:
- Klien tampak melakukan teknik relaksasi nafas
94
dalam.
- Klien tampak mendengarkan anjuran perawat.
95
- TD : 161/78 mmHg
- N : 63x/menit
96
DO:
Klien tampak tiduran diatas tempat tidur.
2 11.30 wib 10. Memantau tanda-tanda vital DS: respon klien kooperatif.
klien. DO:
- TD : 169/82 mmHg
- N : 60x/menit
97
DO :
- Klien tampak tiduran diatas tempat tidur.
98
E. CATATAN PERKEMBANGAN
No Hari/ Tanggal / Jam Catatan Perkembangan TTD
1 Senin, 24/02/2014 S: Klien mengatakan nyeri masih merasakan nyeri pada dadanya.
14.00 WIB O:
- Klien tampak lemas.
- Klien tampak masih sedikit merasakan nyeri.
- Klien agak gelisah
- Skala nyeri 5 .
- Nadi :80x/menit
- TD : 150/84 mmHg
- RR = 26x/menit
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji karakteristik nyeri .
2. Anjurkan klien menghentikan aktivitas selama ada serangan dan
99
istirahat.
3. Pertahankan O2 nasal kanul ( 2-4 Lpm )
4. Monitor tanda-tanda vital tiap jam .
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik da
antihipertensi.
2 Senin, 24/02/2014 Klien mengatakan masih lemas dan dada bagian tengah masih terasa
14.00 WIB nyeri.
O:
- Nadi : 80x/menit
- TD : 150/84 mmHg
- RR : 26x/menit
- S : 36,5
- Hasil EKG : sinus ritme
A: Masalah resiko penurunan curah jantung belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji dan pantau EKG tiap hari.
2. Auskultasi pernafasan dan jantung sesuai indikasi
100
3. Berikan makanan sesuai diitnya.
4. Hindari valsava manufer atau mengejan.
5. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik dan anti angina.
3 Senin, 24/02/2014 S: Klien mengatakan masih lemas dan jika aktivitas cepat lelah .
14.00 WIB O:
- Klien tampak lemas
- Klien tampak diatas tempat tidur.
- Nadi : 80x/menit
- TD : 150/80 mmHg
- RR : 26x/menit
- ADL dibantu keluarga dan perawat.
A:
Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD selama dan
sesudah aktivitas.
2. Tingkatkan istirahat ( ditempat tidur )
101
3. Batasi aktivitas pada dasar nyeri dan berikan aktivitas sensori
yang tidak berat.
1 Selasa, 25/02/2014 S: Klien mengatakan nyeri dadanya sudah mulai berkurang.
20.00 WIB O:
- Klien tampak lemas.
- Klien tampak masih sedikit merasakan nyeri.
- Klien agak gelisah
- Klien kadang-kadang masih tampak meringis.
- Skala nyeri 3 .
- Nadi :80x/menit
- TD : 130/84 mmHg
- RR :24x/menit
A: Masalah nyeri teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji karakteristik nyeri .
2. Anjurkan klien menghentikan aktivitas selama ada serangan dan
istirahat.
3. Pertahankan O2 nasal kanul ( 2-4 Lpm )
102
4. Monitor tanda-tanda vital tiap jam .
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik.
2 Selasa, 25/02/2014 S:
20.00 WIB Klien mengatakan masih lemas dan dada bagian tengah masih terasa
sedikit nyeri.
O:
- Nadi : 80x/menit
- TD : 130/84 mmHg
- RR : 24x/menit
- S : 36,5
- Hasil EKG : sinus ritme
P: Lanjutkan intervensi
6. Kaji dan pantau EKG tiap hari.
7. Auskultasi pernafasan dan jantung sesuai indikasi
8. Berikan makanan sesuai diitnya.
9. Hindari valsava manufer atau mengejan.
103
10. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik dan anti angina.
3 Selasa, 25/02/2014 S:
20.00 WIB Klien mengatakan masih lemas dan jika duduk masih terasa sedikit nyeri.
O:
- Klien tampak lemas
- Klien tampak diatas tempat tidur.
- Nadi : 80x/menit
- TD : 130/80 mmHg
- RR : 24x/menit
- ADL dibantu keluarga dan perawat.
A:
Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi
1. Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD selama dan
sesudah aktivitas.
2. Tingkatkan istirahat ( ditempat tidur )
3. Batasi aktivitas pada dasar nyeri dan berikan aktivitas sensori
104
yang tidak berat.
1 Rabu, 26/02/2014 S:
13.00 WIB Klien mengatakan nyeri dadanya sudah berkurang.
O:
- Klien masih tampak lemas.
- Klien sudah tidak gelisah
- Klien kadang-kadang masih tampak meringis.
- Skala nyeri 1
- Nadi :80x/menit
- TD : 130/80 mmHg
- RR :24x/menit
A: Masalah nyeri teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji karakteristik nyeri .
2. Anjurkan klien menghentikan aktivitas selama ada serangan dan
105
istirahat.
3. Pertahankan O2 nasal kanul ( 2-4 Lpm )
4. Monitor tanda-tanda vital tiap jam .
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik.
2 Rabu, 26/02/2014 S:
13.00 WIB Klien mengatakan masih sedikit lemas dan dada bagian tengah sudah
tidak terasa nyeri.
O:
- Nadi : 80x/menit
- TD : 130/80 mmHg
- RR : 24x/menit
- S : 36,5
- Hasil EKG : sinus ritme
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji dan pantau EKG tiap hari.
2. Auskultasi pernafasan dan jantung sesuai indikasi
106
3. Berikan makanan sesuai diitnya.
4. Hindari valsava manufer atau mengejan.
5. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik dan anti angina.
3 Rabu, 26/02/2014 S:
13.00 WIB Klien mengatakan masih sedikit lemas dan jika duduk dadanya sudah
tidak nyeri lagi.
O:
- Klien masih tampak sedikit lemas
- Klien tampak diatas tempat tidur.
- Nadi : 80x/menit
- TD : 130/80 mmHg
- RR : 24x/menit
- ADL dibantu keluarga dan perawat.
A:
Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi
1. Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD selama dan
sesudah aktivitas.
107
2. Tingkatkan istirahat ( ditempat tidur )
3. Batasi aktivitas pada dasar nyeri dan berikan aktivitas sensori
yang tidak berat.
108
BAB IV
PEMBAHASAN
koroner. Nekrosis miokard akut hampir selalu terjadi akibat penyumbatan total
arteri koronaria oleh trombus yang terbentuk pada plak aterosklerosis yang tidak
stabil, juga sering mengikuti ruptur plak pada arteri koroner dengan stenosis
menjadi komplit dan ireversibel dalam 3-4 jam. Secara morfologis, IMA dapat
dinding miokard dan terjadi pada daerah distribusi suatu arteri koroner.
hemodinamik dan aritmia. Segera setelah terjadi IMA daerah miokard setempat
ejection fraction, isi sekuncup (stroke volume) dan peningkatan volume akhir
distolik ventrikel kiri. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri naik dengan akibat
tekanan atrium kiri juga naik. Peningkatan tekanan atrium kiri di atas 25 mmHg
daerah infark, tetapi juga daerah iskemik di sekitarnya. Miokard yang masih
109
Kompensasi ini jelas tidak akan memadai bila daerah yang
bersangkutan juga mengalami iskemia atau bahkan sudah fibrotik. Bila infark
hemodinamik akan minimal.Sebaliknya bila infark luas dan miokard yang harus
berkompensasi sudah buruk akibat iskemia atau infark lama, tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri akan naik dan gagal jantungterjadi. Sebagai akibat IMA
sering terjadi perubahan bentuk serta ukuran ventrikel kiri dan tebal jantung
ventrikel baik yang terkena infark maupun yang non infark. Perubahan tersebut
makin tenang fungsi jantung akan membaik walaupun tidak diobati. Hal ini
jaringan parut yang kaku. Miokard sehat dapat pula mengalami hipertropi.
atau infark meluas. Terjadinya penyulit mekanis seperti ruptur septum ventrikel,
hemodinamik jantung.
menit-menit atau jam-jam pertama setelah serangan. Hal ini disebabkan oleh
110
parasimpatis dengan akibat kecenderungan bradiaritmia meningkat, sedangkan
hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk melakukan
nyeri di otot jantung, impuls nyeri dihantarkan melalui serat saraf aferen
darah vena ke atrium kanan meningkat, dan akhirnya tekanan darah meningkat.
Sehingga pada kasus ini Tn. L mendapatkan terapi obat oral yaitu
adalah suatu obat golongan nitrat yang digunakan secara farmakologis sebagai
juga pada CHF, yaitu kondisi ketika jantung tidak maupun memompa cukup
111
darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Disini ISDN lebih bermanfaat untuk
yaitu captopril 12.5 mg karena Tn. L mengalami pusing jika bangun dari tempat
tidur dan sulit untuk beraktivitas dan mengalami peningkatan tekanan darah
mengobati tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi menambah beban kerja
jantung dan arteri, jika berlangsung dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
pembuluh darah otak, jantung dan ginjal yang dapat mengakibatkan terjadinya
stroke.
oksigen ke jantung. Pemberian atau durasinya 6-12 jam, dengan dosis dewasa
untuk hipertensi awal yaitu 12,5 mg 2 kali sehari, sedangkan untuk mengontrol
112
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
nekrosis.
hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk
asam laktat dan juga merangsang pengeluaran zat-zat iritatif lainnya seperti
reseptor nyeri di otot jantung, impuls nyeri dihantarkan melalui serat saraf
Sehingga pada kasus ini Tn. L mendapatkan terapi obat oral yaitu
adalah suatu obat golongan nitrat yang digunakan secara farmakologis sebagai
juga pada CHF, yaitu kondisi ketika jantung tidak maupun memompa cukup
darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Disini ISDN lebih bermanfaat untuk
113
tujuan pencegahan serangan angina, sehingga nyeri yang dirasakan oleh Tn. L
dapat terkontrol.
yaitu captopril 12.5 mg. Captopril bekerja dengan cara menghambat enzim
pasokan darah atau oksigen ke jantung. Pemberian atau durasinya 6-12 jam,
dengan dosis dewasa untuk hipertensi awal yaitu 12,5 mg 2 kali sehari,
B. Saran
dalam tubuh yang tidak dapat terpenuhi sehingga nyeri yang dirasakan
3. Pasien harus dalam kondisi bedrest, ini bertujuan untuk menurunkan kerja
114
DAFTAR PUSTAKA
EGC.
115