KELOMPOK I
1. Crispina S. Nuryanti 131611123001
2. Leli Ika Hariyati 131611123002
3. Alfan Fachrul Rozi 131611123003
4. Anggar Dwi Untari 131611123004
5. Selvi Ratu Djawa 131611123005
6. Rian Kusuma Dewi 131611123006
7. Awalludin Suprihadi P 131611123007
8. Delisa Alfriani 131611123008
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai dengan
11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan (Kemenkes, 2014). Dari data
(Kemenkes, 2014) kelompok usia anak di Indonesia pada tahun 2013 mencakup 37,66 %
dari seluruh kelompok usia, dimana kelompok usia bayi sejumlah 4.665.025.
Pelayanan kesehatan pada bayi menurut (Kemenkes, 2014) terdiri dari
penimbangan berat badan, pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan
Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi,
pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan
ASI Eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI). Namun dalam
pelaksanaan pelayanannya masalah pelayanan kesehatan pada bayi yang sering terjadi
terjadi di Indonesia adalah pemberian ASI ekslusif dan pemberian imunisasi dasar.
Cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia 2014 sebesar 52,3%
(target nasional 80%), sedangkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di
Indonesia tahun 2014 sebesar 86,9% (target nasional 90%) (Kemenkes, 2014).
Untuk mengatasi masalah pelayanan tersebut perlu adanya kerjasama antar
berbagai pihak diantaranya pemerintah, tenaga kesehatan dan keluarga. Keluarga
menjadi salah satu bagian penting dalam pemberian pelayanan kesehatan pada bayi
karena keluarga merupakan bagian terdekat dari bayi tersebut.
Namun keluarga pada tahap perkembangan dengan bayi baru lahir terkadang
kesulitan ikut serta menjalankan perannya dalam pemberian pelayanan kesehatan pada
bayi. Hal ini karena periode keluarga dengan bayi baru lahir adalah waktu transisi fisik
dan psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua harus beradaptasi terhadap
perubahan struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu anak. Dengan
kehadiran anak maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam
keluarga harus dikembangkan. Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi
yang cepat, sehingga kondisi ini menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan
mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi dengan peran yang baru. Untuk
mengetahui peran perawatpada keluarga dengan bayi baru lahir maka kelompok kami
tertarik untuk membahas asuhan keperawatan pada keluarga dengan bayi baru lahir.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar serta asuhan keperawatan keluarga
dengan bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian keluarga dengan bayi baru
lahir
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga dengan
bayi baru lahir
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tugas keluarga dengan bayi baru lahir
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang permasalahan yang terjadi pada keluarga
dengan bayi baru lahir
e. Mahasiswa mampu menjelaskan proses keperawatan keluarga dengan bayi baru
lahir
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan makalah ini dapat membantu dan mempermudah mahasiswa
dalam memahami dan membentuk kerangka berpikir secara sistematis tentang asuhan
keperawatan keluarga dengan bayi baru lahir.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada keluarga dengan bayi
baru lahir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sedangkan menurut Effendy (1998) dalam (Setiadi, 2008), dari berbagai fungsi diatas
terdapat 3 fungsi pokok keluarga , yaitu:
a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuai usia dan kebutuhannya
b. Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan anak-anak yang
sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Lima (5) tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan menurut
Friedman (1998), dalam (Murwani, 2008), yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya
perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi
beberapa besar perubahannya.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan
keluarga maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya
meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumh apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan
kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih para tidak
terjadi.
d. Mempertahankan /menciptakan suasana rumah sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat
(pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).
l. Bayi yang memiliki reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah
baik
5. Peran Perawat Dalam Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir
Menurut Mubarak, dkk (2006), peran perawat dalam tahap ini adalah melakukan
perawatan dan konsultasi antara lain:
a. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi
b. Mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya
c. Imunisasi yang dibutuhkan anak
d. Tumbuh kembang anak yang baik
e. Interaksi keluarga
f. Keluarga berencana
g. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak yang diinginkan
c) Metode apa yang digunakan kelurga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan snadang,pangan dan papan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan suumber yang ada di masyarakat
dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
f. Stress dan koping keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Hal yang oerlu dikaji adalah sejauh mana keluarga bersepon terhadap
situasi/stresor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional keluarga yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
3. Prioritas Masalah
NO KRITERIA SKOR BOBOT
1 Sifat masalah
Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
Ancaman kesehatan 2 1
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat
diubah 2
Mudah 1 2
Sebagian 0
Tidak dapat
3 Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi 3
Sedang 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Masalah berat, harus segera 2
ditangani 1 1
Ada masalah, tetapi tidak
perlu segera ditangani 0
Masalah tidak dirasakan
Skoring :
Skor
_____________ x Bobot
Angka tertinggi
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus:
Tn.B 28 tahun dan Ny.B 26 tahun adalah pasangan suami istri. Usia pernikahan mereka 1,5
tahun. Mereka memiliki satu anak perempuan bernama Bayi C yang berusia 3 bulan.
Persalinan terakhir adalah 3 bulan yang lalu pada tanggal 07 Agustus 2016. Ia melahirkan
normal di puskesmas ditolong bidan. Berat lahir bayi 2800 gram. Ny.B menyatakan
persalinan Ny.B lancar dan cepat. Tn.B tinggal satu rumah dengan istri, anak, dan ibu mertua.
Tn.B bertempat tinggal di Sleman. Tn.B dan Ny.B pendidikan terakhirnya adalah SMP. Tn.B
bekerja sebagai buruh dan Ny.B adalah seorang karyawan. Pada keluarga Tn.B terdapat
beberapa masalah kesehatan yang terjadi, yaitu menurut Ny.B, Bayi C baru diberi imunisasi
satu kali saat ia lahir. Setelahnya bayi belum dibawa ke puskesmas untuk imunisasi. Menurut
catatan imunisasi bayi C baru diberi imunisasi satu kali. Status gizi bayi kurang. Berat badan
bayi saat ini 4700 gram, bayi dalam keadaan sehat, gerak aktif. Bayi C belum diberi
tambahan vitamin A. Bayi hanya diberikan susu SGM, karena ASI Ny.B keluar hanya sedikit.
Ny.B tidak rutin membawa bayi nya ke posyandu karena menyesuaikan waktu kerjanya.
A. PENGKAJIAN
1. Struktur dan Sifat Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.B
Umur : 28 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Sleman
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Jumlah anggota keluarga : 3
b. Daftar Anggota Keluarga
No Nama L/P Umur Agama Hub. Dg Pendidikan Pekerjaan
KK
1 Ny.B P 26 th Islam Istri SMP Karyawan
Laundry
2 By.C P 3 bln Islam Anak Belum -
sekolah
3 Ny.M P 60 th Islam Mertua SD -
c. Genogram
Ny.M Keterangan:
(60 th)
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
Ny.B
Tn.B (26 th) : Tinggal satu rumah
(28 th)
By.C : Meninggal
(3 bln)
d. Struktur Keluarga
Keluarga Tn.B menganut struktur keluarga matrilokal. Tipe keluarga Tn.B
termasuk keluarga ekstended family, merupakan beberapa keluarga yang tinggal
bersama, karena keluarga Tn.B tinggal dengan mertua.
e. Tahap perkembangan keluarga
Keluarga Tn.B berada pada tahap II yakni keluarga Child Bearing, karena
memiliki anak pertama usia 3 bulan.
f. Tugas Perkembangan Yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu belum
mengimunisasikan bayinya dan tidak memberikan ASI serta berat badan bayi
kurang.
g. Hobby Masing-masing Anggota Keluarga
Ny.B menyatakan ia dan keluarga tidak memiliki hobi tertentu. Tetapi kalau ada
waktu senggang ia menyempatkan untuk jalan-jalan.
h. Hubungan antar anggota keluarga
1) Hubungan suami-istri:
Suami menyatakan hubungan dengan istri harmonis. Bila ada masalah
diselesaikan bersama. Suami menyatakan sering menghabiskan waktu bersama
istri dan anaknya. Saat kunjungan dilakukan, suami tampak sering
membimbing istrinya menjawab pertanyaan perawat.
2) Hubungan orang tua-anak:
Saat kunjungan rumah dilakukan, suami sedang istirahat siang. Ia bermain-
main dengan anaknya dan membuatkan susu untuk anaknya. Tn.B menyatakan
bila istirahat siang, ia selalu pulang untuk menemui anaknya.
3) Hubungan antar anggota, baik dengan anggota keluarga dan keluarga lain:
Tn.B menyatakan hubungan dengan anggota keluarga dan dengan tetangga
baik, tidak pernah ada masalah berarti. Tn.B mengatakan jika ada masalah
dengan tetangga akan diselesaikan bersama. Tn.B jarang ikut kegiatan di
masyarakat seperti kerja bakti dan pengajian. Hubungan anggota keluarga
dengan keluarga yang lain juga baik. Adik-adik Ny.B tinggal di dekat rumah
Ny.B sehingga bisa saling membatu jika ada kesulitan. Anggota keluarga Tn.B
selalu berinteraksi dengan tetangga dan saling membantu apabila ada
kesulitan. Adik Ny.B menyatakan tetangga dan saudara sering mengingatkan
Ny.B untuk mengimunisasikan bayinya, tetapi Ny.B menolak.
i. Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan
Tn.B menyatakan, ia yang mengambil keputusan dalam keluarga karena ia adalah
kepala keluarga. Segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga harus dengan
persetujuannya.
j. Kebiasaan anggota keluarga sehari-hari
1) Nutrisi
a) Frekuwensi makan : Tn.B menyatakan makan tidak teratur, karena ia
bekerja di pabrik. Sedangkan istri dan mertua makan 3x sehari. By.C
minum tidak tentu, rata-rata 6-7 x sehari, tergantung kebutuhan bayi. Jika
menangis, diberikan susu. sekali memberikan 100 cc
b) Porsi makan : Tn.B menyatakan ia makan satu piring penuh, sedangkan
istri dan mertua satu piring rata dan kadang sedikit. By.C minum susu
banyaknya tergantung tangisan. Tn.B menyatakan bayinya habis satu
kotak susu sehari (satu kotak susu=150 gr).
c) Jenis Makanan :
- Makanan pokok : nasi
- Porsi : cukup
- Lauk pauk : tahu tempe
- Sayuran : berbagai macam sayuran
- Porsi sayuran : cukup
- Buah-buahan : jarang
- Makanan Selingan : ada , mi instan
d) Cara Pengolahan dan penyajian makanan
Ny.B menyatakan ia memasak menu yang bervariasi tiap harinya. Setiap
hari menu ganti. Apabila makanan bersisa akan dibuang. Makanan akan
disajikan langsung setelah memasak. Keluarga makan sendiri-sendiri,
jarang bersama, karena jadwal kerja yang berbeda antar anggota keluarga.
Alat makan menggunakan piring dan sendok.
e) Makanan pantang keluarga
Tn.B menyatakan ia memiliki makanan pantangan ikan laut, karena akan
menyebabkan alergi gatal-gatal. Tetapi Ny.B dan mertuanya tidak memiliki
makanan pantangan.
f) Makanan kesukaan keluarga
Ny.B menyatakan tidak ada makanan tertentu yang menjadi kesukaan
keluarga, keluarga makan apa adanya.
k. Kebiasaan Minum Keluarga
Tn.B menyatakan ia minum 6 gelas/hari. Ia lebih sering minum kopi. Sedangkan,
Ny.B minum 3 gelas/hari. Ny.M minum 4 gelas/hari, lebih sering minum teh
manis.
l. Pola Istirahat
Tn.B menyatakan keluarga jarang istirahat siang. Tn.B menyatakan sering
mengkonsumsi kopi dan sering begadang. Ia sering susah tidur. Ny.B tidur di
malam hari setelah Bayi C tidur. Dan bangun di pagi hari jam 05.00. Ny.B
menyatakan tidurnya cukup. Ny.B menyatakan bayinya jarang rewel, kalau siang
jarang tidur, tapi kalau malam dapat tidur nyenyak. Di malam hari bayi rewel
kalau mau tidur saja. Bayi C hanya sesekali saja rewel. Ny.M tidur jam 22.00 dan
bangun pukul 03.00.
m. Rekreasi
Ny.B mengatakan keluarga jarang berekreasi, karena ia dan suami sibuk kerja,
tetapi jika ada waktu luang, ia menyempatkan untuk jalan-jalan. Adanya waktu
senggang tidak tentu, tetapi jarang. Setiap hari keluarga Tn.B memenuhi
kebutuhan rekreasi dengan menonton TV, berkumpul keluarga, melepas lelah dan
bermain-main bersama bayi C.
n. Pemanfaatan waktu senggang
Ny.B dan Tn.B menyatakan kesibukannya selain bekerja adalah mengasuh
anaknya. Tn.B tidak pernah berolah raga. Keluarga Tn.B juga sering menonton
TV bila waktu senggang..
o. Pola eliminasi
1) Miksi
Tn.B menyatakan keluarganya buang air kecil teratur dengan frekuensi 5 kali
sehari. Tetapi saat keadaan dingin frekuensi meningkat hingga 6-7 kali sehari.
Mereka Buang air kecil di kamar mandi yang berada di samping rumah. Ny.B
menyatakan tidak tahu frekuensi buang air kecil By.C.
2) Defekasi
Tn.B menyatakan keluarganya buang air besar sehari sekali saat pagi hari di
WC samping rumah. Ny.B menyatakan frekuensi buang air besar anaknya
tidak tentu. Kadang sekali, kadang dua kali sehari.
p. Hygiene perorangan
Keluarga Tn.B mandi 2 kali sehari menggunakan sabun. Keluarga Tn.B
menggosok gigi 2 kali sehari ketika mandi pagi dan sore. Keluarga Tn.B keramas
2 kali seminggu menggunakan shampoo. Keluarga Tn.B ganti baju dua kali sehari.
Terkadang baju dipakai dua kali, sehingga digantung di kamar masing- masing.
Kebiasaan memotong kuku jika kuku sudah panjang. Keluarga Tn.B jarang
mencuci tangan sebelum makan dan mencuci kaki sebelum tidur. Keluarga Tn.B
menggunakan WC samping rumah untuk keperluan eliminasi.
Ny.B menyatakan By.C mandi dua kali sehari menggunakan air hangat. Yang
memandikan Ny.B, tetapi jika Ny.B tidak dirumah, bayi C dimandikan neneknya.
Setelah mandi bayi ganti baju dan diberi bedak.
q. Kebiasaan keluarga yang merugikan
Tn.B menyatakan memiliki kebiasaan merokok habis 1 bungkus perhari dan
menyatakan lebih baik tidak makan daripada tidak merokok. Ny.B menyatakan
suaminya selalu merokok dan tidak bisa menghentikan suaminya merokok. Tn.B
kadang merokok disamping bayi C.
Teras
R.Tamu K.Tidur
R.Keluarga K.Tidur
Dapur
KM
K.Tidur
2) Status kepemilikan : Milik sendiri
3) Dinding rumah : Permanen
4) Lantai : semen
5) Langit-langit : tanpa eternit
6) Atap rumah : genting
7) Ventilasi ruangan : kurang dari 10% kali luas lantai
8) Jenis ventilasi : Melalui jendela, pintu,
9) Pemanfaatan jendela : kadang-kadang dibuka
10) Penenerangan : malam hari dengan listrik, pada siang hari masih bisa
membaca meskipun tidak ada lampu.
11) Ukuran rumah : 68m2
12) Pembagian ruang:
ada 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang dapur, tidak ada
ruang makan, dan 1 kamar mandi. Rumah tersebut dihuni oleh 4 orang .
13) Kebersihan rumah: disapu tiap hari sekali
b. Sarana Memasak:
1) Bahan bakar untuk memasak menggunakan kayu bakar karena
karburator bocor dan belum membeli yang baru. Ny.B memasak di luar rumah
yaitu berada di samping rumah
2) Tempat menyimpan peralatan dapur berada di rak piring
3) Kebersihan dapur : tidak ada sampah berserakan di dapur
c. Sampah
1) Sarana pembuangan sampah : ada di dapur berupa tempat sampah tertutup.
2) Tempat pembuangan sampah : bak sampah
3) Letak pembuangan sampah : halaman depan rumah berjarak 5 meter
4) Jarak tempat sampah dengan sumber air minum : 8 meter
5) Pengelolaan sampah : dibakar
d. Sumber air
1) Sumber air minum : sumur gali
2) Jarak sumber air dengan WC : kurang dari 10 meter
3) Pencemaran air : tidak ada
4) Kualitas air :
a) Warna : tidak berwarna
b) Bau : tidak berbau
c) Rasa : tidak berasa
d) Kebersihan sumber air : cukup bersih, area sekitar sumur disemen
e. Pembuangan air limbah
1) Jenis limbah : rumah tangga
2) Bak limbah : tidak ada
3) Saluran limbah : dibuang ke samping rumah
4) Jarak limbah dengan sumur : kurang dari 10 m
5) Letak : samping rumah
6) Vektor : tikus, nyamuk
7) Bau limbah : tidak tercium bau limbah
8) Kebersihan : cukup
f. Jamban keluarga
1) Pemilikan jamban : punya
2) Jenis jamban : jongkok
3) Letak jamban : luar rumah
4) Jarak jamban-sumur : kurang dari 10 m
5) Vektor : adanya tikus dan nyamuk
6) Kebersihan jamban : baik
g. Kandang ternak : tidak ada
h. Halaman
1) Pemilikan : punya, luas 10 m 2
2) Pemanfaatan : tidak dimanfaatkan
3) Letak : depan rumah
4) Kebersihan :tidak banyak daun dan sampah berserakan
i. Kamar mandi
1) Pemilikan : ada
2) Letak : luar rumah
3) Bak mandi : Ada
4) Kebersihan : lantai kamar mandi disikat seminggu sekali, bak mandi
tidak ada jentik.
j. Lingkungan
1) Geografi rumah : desa
2) Jarak dengan tetangga : berdekatan
3) Suasana : ramai
4) Lokasi : dekat rumah
k. Fasilitas perdagangan : warung ± 200 m, toko ± 300 m
l. Fasilitas peribadatan : masjid 500 m
m. Fasilitas kesehatan : Puskesmas Mlati 2 ± 1 km, Puskesmas Gamping
2 ± 4 km.
n. Sarana hiburan : ada, berupa TV, radio
o. Fasilitas transportasi : ada, 1 buah sepeda motor
5) Keluarga Berencana
Pasangan Usia Subur : ada
Umur pasangan usia subur : 28 dan 36 tahun
Pernah mendengar KB : pernah
Kalau pernah mendengarkan dari: bidan, tetangga, TV
Telah ikut KB : belum
Ny. B menyatakan saat ini belum mengikuti KB. Saat ditanya apakah ingin
KB, Ny.B menjawab ingin KB, tetapi ia tak tahu kapan akan mulai KB dan
belum memilih KB yang akan digunakan.
6) Pemeriksaan Bayi
Keluarga Tn.B mempunyai seorang bayi. Bayi C diikutkan di posyandu, akan
tetapi Ny.B tidak rutin membawa bayi ke posyandu karena menyesuaikan
waktu kerjanya. Kalau ibu kerjanya masuk pagi, anak tidak diantar ke
posyandu. KMS diisi oleh kader posyandu.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi saat ini ia dapat bergerak aktif, dapat
mengoceh dan sudah berusaha miring untuk tengkurap.
Ny.B menyatakan bayi baru diberi imunisasi saat ia lahir. Setelahnya, bayi
belum dibawa ke puskesmas untuk imunisasi. Catatan imunisasi bayi C
menunjukkan ia baru diimunisasi saat lahir.
Status gizi bayi kurang. Berat badan bayi saat ini 4,7 kg. Bayi C dalam keadaan
sehat, gerak aktif. Bayi belum diberi tambahan vitamin A. Bayi belum
diberikan makanan tambahan. Ia hanya diberikan susu SGM.
e. Riwayat Kesehatan-Mental-Psikososial-Spiritual
1) Memenuhi kebutuhan jiwa:
a) Pemenuhan rasa aman: Tn.B mengatakan keluarganya merasa aman
tinggal di lingkungan rumahnya
b) Perasaan bangga atau senang: keluarga Tn.B merasa senang bila bisa
berkumpul bersama dan tidak ada masalah.
c) Semangat untuk maju : Tn.B mengatakan selama ini ia biasa saja.
Tidak terlalu bersemangat.
2) Pemenuhan status sosial:
a) Perasaan dilayani: Tn.B mengatakan selalu mendapatkan pelayanan yang
baik jika sedang membutuhkan untuk mengurus surat-surat, dll baik dari
lingkungan tempat tinggal seperti : RT, RW, Dukuh, Kelurahan, dan
instansi pemerintahan lainya .
b) Perasaan dibenci: Tn.B mengatakan selalu akrab dengan tetangga sekitar,
hubungan dengan keluarga yang lain baik, tidak merasa dibenci dan tidak
ada permasalahan dengan orang lain.
c) Perasaan diasingkan: Tn.B mengatakan walaupun hidupnya pas-pasan
tetangga sekitar menghargai keluarganya dan tidak mengucilkanya.
3) Riwayat kesehatan mental keluarga
Keluarga klien menyatakan tidak ada yang pernah dirawat di RS Jiwa. Ny.M
menyatakan dulu suaminya sering mengamuk di rumah sehingga diperiksakan
ke RS Grhasia, tetapi tidak sampai dirawat disana, hanya kontol rutin tiap kali
obat habis. Ny.M menyatakan kata dokter disana, Tn.M tidak ada gangguan
jiwa, sehingga tidak perlu dirawat di RS.
4) Gangguan mental pada anggota keluarga: Tn.B mengatakan tidak ada anggota
keluarga yang merasa bersalah, gagal, kecewa, tertekan dan dalam keluarga
tidak sering bertengkar.
5) Penampilan tingkah laku anggota keluarga yang menonjol:
Tn.B menyatakan dirinya tegas, Bayi C ceria, Ny.B taat kepadanya.
Sedangkan Ny.M terbuka untuk membantu permasalahan keluarganya.
f. Riwayat Spiritual Anggota Keluarga
Tn.B dan Ny.B menyatakan solat tetapi tidak 5 waktu. Ny.M solat rutin 5 waktu.
Keluarga jarang mengikuti pengajian rutin di masjid. Tn.B rutin solat jumat.
Keluarga rutin solat di hari raya.
g. Tanggapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan :
Tn.B menyatakan tidak pernah periksa ke puskesmas. Ny.B juga jarang periksa ke
puskesmas. Keluarga menyatakan jika ada sedikit keluhan dibiarkan akan sembuh
sendiri. Mertua yang sudah lansia juga tidak pernah datang ke posyandu lansia. Ia
tidak pernah diukur tekanan darahnya. Tn.B menyatakan tidak pernah diukur
tekanan darahnya juga sehat-sehat saja. Tn.B menyatakan khawatir akan
kesehatan anaknya , karena berat badannya yang rendah. Ny.B menyatakan perlu
untuk membawa anaknya ditimbang rutin di posyandu, tetapi ia sering sibuk
bekerja. Ny.B menyatakan kadang takut pergi ke puskesmas karena takut dimarahi
bidan, karena ia pernah mengalaminya.
Tn.B menyatakan ia, istri dan mertua mengetahui jika ada rasa tidak nyaman
di tubuh adalah masalah kesehatan.
2) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat
Ny.B menyatakan ia tidak memberikan ASI sejak anaknya usia 2 hari. Ia
menyatakan tidak memberikan ASI karena ASI hanya keluar sedikit, tetapi
pada hari ke-2 anak tidak mau menyusu sehingga ia menghentikan pemberian
ASI. Hingga sekarang ASI tidak keluar lagi. Sejak usia 2 hari itu, Ny.B
memberi bayi susu formula.
Tn.B menyatakan pernah mencampuri susu formula dengan sedikit bubur
susu, tetapi Bayi C diam dan tidak menangis. keluarga ingin menghemat susu,
karena susu mahal.
Keluarga Tn.B jarang periksa jika sakit, jika ada sedikit keluhan, Tn.B
menyatakan dibiarkan saja akan sembuh sendiri.
Ny.B menyatakan belum membawa anaknya ke puskesmas karena sibuk kerja.
Ny.B menyadari sebenarnya penting untuk mengimunisasikan anaknya. Ia
sudah diberikan penjelasan oleh bidan bahwa ia harus membawa anaknya
datang ke puskesmas saat usia bayinya 40 hari, namun hingga kini belum
mengimunisasikan bayinya. Ny.B juga mengetahui jadwal imunisasi
puskesmas yaitu hari selasa. Ny.B menyatakan malas membawa anak
imunisasi karena takut dimarahi bidan dan malas antri di puskesmas. Selain
itu, ia tidak tega melihat anaknya kesakitan kalau disuntik.
3) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
Tn.B menyatakan ia ada keluhan di pinggang tetapi ia biarkan saja. Ny.B tidak
memberikan ASI bagi bayinya. Ny.B memberi susu formula dengan botol buat
bayinya. Ny.B tidak menyendawakan anak setelah diberi susu. Ny.B
membawa anak ke posyandu untuk ditimbang tetapi tidak rutin. Ny.B belum
membawa anaknya untuk imunisasi. Catatan imunisasi Bayi C menunjukkan
ia baru diimunisasi saat lahir. Nenek dan saudara yang sering membuatkan
By.C susu menyatakan memberikan susu 1 sendok takar dalam 100 cc. Ny.M
menyatakan dalam memberikan susu, botol kadang direbus. Ny.M menyatakan
jika susu tidak habis,bisa didiamkan lebih dari 2 jam, lalu diberikan lagi
6. ANALISA DATA
Data Masalah Etiologi
DS: Ketidakcukupan air
Ny.B menyatakan ASI hanya keluar
susu ibu pada Ny.B di
sedikit di awal kelahiran bayi.
keluarga Tn.B
DO:
a. Saat pengkajian, ibu memberi
susu formula dengan botol pada
bayi.
b. Status gizi bayi kurang
DS: Ketidakmampuan
a. Ny.M menyatakan dulu Ny.B juga
Keluarga Tn.B
tidak mau minum ASI, tetapi ia
mengenal
biarkan saja. Ia menyatakan Ny.B
masalah
tetap sehat walau tidak minum
pemberian ASI
ASI
pada bayi C
b. Keluarga Tn.B menyatakan tidak
mengetahui takaran susu formula
yang benar
c. Keluarga Tn.B menyatakan tidak
tahu kalau penyebab berat badan
kurang pada bayi adalah asupan
susu yang kurang.
DO:-
DS: Ketidakmampuan
a. Ny.B menyatakan ia tidak
keluarga Tn.B
memberikan ASI sejak anaknya
mengambil
usia 2 hari. Ia menyatakan tidak keputusan dengan
memberikan ASI karena ASI tepat untuk
hanya keluar sedikit, tetapi pada memberikan ASI
hari ke-2 anak tidak mau bagi bayi C
menyusu sehingga ia
menghentikan pemberian ASI.
Hingga sekarang ASI tidak keluar
lagi. Sejak usia 2 hari itu, Ny.B
memberi bayi susu formula.
b. Tn.B menyatakan pernah
mencampuri susu formula dengan
sedikit bubur susu, tetapi bayi C
diam dan tidak menangis. Tn.B
ingin menghemat susu karena
susu mahal
DO:-
DS: Ketidakmampuan
a. Ny.B menyatakan membawa anak
keluarga Tn.B
ke posyandu untuk ditimbang
merawat bayi C
tetapi tidak rutin.
b. Bayi C minum tidak tentu, rata-
rata 6-7 x sehari, tergantung
kebutuhan bayi. Jika menangis,
diberikan susu. sekali
memberikan 100 cc.
c. Nenek dan saudara yang sering
membuatkan By.N susu
menyatakan memberikan susu 1
sendok takar dalam 100 cc.
d. Ny.M menyatakan jika susu tidak
habis,bisa didiamkan lebih dari 2
jam, lalu diberikan lagi.
DO:
a. Ny.B tidak memberikan ASI bagi
bayinya
b. Ny.B tidak menyendawakan anak
setelah diberi susu.
c. Berat badan bayi saat ini 4,7 kg
DS: Ketidakmampuan
Anggota keluarga Tn.B yang lain
keluarga Tn.B
membiarkan Ny.B tidak menyusui
memelihara
bayinya.
lingkungan yang
DO:-
mendukung
kesehatan bayi C
DS: Ketidakmampuan
a. Ny.B dulu tidak keluarga Tn.B
mengkonsultasikan mengenai ASI memanfaatkan
untuk bayinya. pelayanan
b. Ny.B tidak kontrol selama nifas kesehatan bagi
DO: pemberian nutrisi
Buku KIA Ny.B menunjukkan ia tak
bayi C.
pernah kontrol selama nifas
Total 4
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakcukupan ASI
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosis Tujuan dan kriteria Intervensi
Keperawatan hasil
1. Ketidakcukupan Setelah diberi asuhan 1. Beri pendidikan kesehatan kepada
ASI (00216) keperawatan keluarga keluarga tentang nutrisi yang baik
mampu mengenal bagi bayi
2. Anjurkan keluarga untuk
masalah pemberian
membuang sisa susu formula dan
nutrisi pada bayi C,
membersihkan botol setiap selesai
dengan kriteria hasil:
memberikan makan
a. Keluarga mampu
3. Jelaskan kepada keluarga
menyebutkan
kemungkinan penyebab berat
kembali nutrisi yang
badan bayi kurang
tepat bagi bayi 4. Evaluasi pemahaman keluarga
b. Keluarga dapat
menyebutkan
kembali
kemungkinan
penyebab BB
kurang pada bayi
Setelah diberi asuhan 1.
keperawatan keluarga Berikan pendidikan kesehatan tentang
mampu mengambil cara menyiapkan susu formula,
keputusan yang tepat yaitu takaran yang benar dalam
untuk memberikan memberikan susu dan pentingnya
nutrisi bagi bayi C, takaran susu bayi yang benar
dengan kriteria hasil: terhadap kebutuhan nutrisi bayi
a. 2.
Keluarga menyatakan Jelaskan kepada keluarga untuk tidak
akan memberikan mencampur makanan seperti
susu sesuai takaran bubur, sereal kedalam botol, yaitu
yang benar hanya susu formula/ASI saja
b. 3.
Keluarga menyatakan Dampingi keluarga sampai
akan memberikan mengambil keputusan dengan
susu saja sampai tepat
bayi usia 6 bulan
A. KESIMPULAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri kepala keluarga serta
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satuatap dalam keadaan saling
ketergantungan. Sedangkan bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Keluarga dengan bayi baru lahirperlu memahami tugas perkembangan yang harus
dilakukan sehingga tidak terjadi berbagaipermasalahan pada keluarga tersebut seperti
suami merasa diabaikan, peningkatan perselisihan dan argument, interupsi dalam jadwal
kontinu dan kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.
Perawat perlu berperan dalan perkembangan keluarga tahap ini dengan
memberikan perawatan dan konsultasi seperti bagaimana cara menentukan gizi yang baik
untuk ibu hamil dan bayi, mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan
mengatasinya, imunisasi yang dibutuhkan anak, tumbuh kembang anak yang baik,
interaksi keluarga, keluarga berencana, pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu
yang bekerja.
B. SARAN
1. Bagi perawat diharapkan mampu menciptakan hubunganyang harmonis dengan
keluarga sengga keluarga diharapkanmampu memahami tentang masalah yang sedang
dialami/ terjadi pada keluarga dengan bayi baru lahir
2. Bagi Keluarga hendaknya mengenal masalah yang terjadi pada anggota keluarganya,
menerapkan apa yang telah disampaikan perawat melalui pendidikan kesehatan guna
mengatasi masalah kesehatan yang ada di keluarga secara mandiri, ikut serta
mempertahankan dan mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada dan mencegah
terjadinya penyakit sebaikanya keluarga sedini mungkin memeriksakan anggota
keluarga yang sakit ke puskesmas yang terdekat serta keluarga sebaiknya melakukan
modifikasi lingkungan yang sehat di sekitar lingkungan keluarga seperti menjaga
kebersihan lingkungan rumah sekitar, dan mampu menjaga pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Glorya Bulechek et al. (2016). Nursing Intervention Classification (NIC), 6th Indonesian
edition. Elsevier Singapore Pte Ltd
Setyowati, S. (2007). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info
Media
Sue Moorhead, et al. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC) Ed 5thIndonesian
Editon. Elsevier Singapore Pte Ltd
Mubarak,dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi Dalam
Praktik dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan
Keluarga. Yogyakarta : Sagung Seto
Murwani. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus. Yogyakarta :
Mitra Cendikia Press
Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta : EGC