Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ENTOMOLOGI

“ Taksonomi Exopterygota (Isopteran, Plecoptera, Dermaptera, Mallophaga)”

Dosen Pengampuh : Drs, Nopriyeni MP.d


Nama Kelompok 9 :

1. Betti Apriyani (1821160010)


2. Cindi Oktarina (1621160040)
3. Nicho Hari Syaputra (1721160020)
4. Kiki Delvia (1721160005)
5. Tri Welly Zareba (1621160014)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Entomologi dengan judul “Taksonomi
Exopterygota (Isopteran, Plecoptera, Dermaptera, Mallophaga)”. kmi tentu menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kmi perlu kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabilah
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bengkul, 8 april 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1


1.2 Tujuan…………………………………………………………….. 1
1.3 Rumusan Masalah………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………. 3

2.1 Pengertian Exopterygota……………………………………….. 3


2.2 Ordo isopteran…………………………………………………… 3
2.3 Ordo Plecoptera…………………………………………………. 6

2.4 Ordo Dermaptera……………………………………………… 10


2.5 Ordo Mallophaga………………………………………………… 12

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….. 16

3.1 Kesimpulan……………………………………………………… 16
3.2 Saran…………………………………………………………….. 16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Insecta atau serangga mempunyai spesies yang paling banyak jumlahnya di antara semua
hewan. Jumlah spesies insecta terdapat mencapai 675.000 spesies. Hewan ini dapat hidup di
dalam tanah, di darat, di udara, di air tawar atau sebagai parasit pada tubuh makhlukhidup lain.
Akan tetapi, hewan ini jarang hidup di laut.
Semua jenis serangga termasuk kedalam kingdom Animalia, filum Arthopoda, sub filum
Mandibulata dan kelas insecta. Kelas insecta terbagi menjadi dua kelas yaitu subkelas apterygota
dan subkelas pterygota. Sub kelas apterygota merupakan serangga primitif, serangga ini sampai
dewasa tidak mempunyai sayap, dan dalam perkembangannya tidak mengalami metamorfosis
(Ametabolus development), yaitu serangga muda dan serangga dewasa. Sedangakan Sub kelas
Pterygota umumnya bersayap, namun ada yang tidak bersayap tetapi tidak sejak nenek moyang,
metamorfosisnya ada yang sederhana hingga sempurna (metabola) dan tidak memiliki style
lilies. Sub kelas Pterygota terbagi menjadi Exopterygota dan Endopterygota meliputi kelompok
serangga yang sayapnya berkembang pada bagian luar tubuh metamorfosis dan sederhana.
Sedangkan endopterygota meliputi kelompok serangga yang sayapnya berkembang kedalam
bagian tubuh dan bermeta morfosis sederhana .
Exopterygota adalah superorder serangga yang sangat beragam, dengan setidaknya
130.000 spesies hidup dibagi antara 15 pesanan . Mereka termasuk kecoak , rayap , belalang ,
thrips , serangga kutu dan tongkat , di antara banyak jenis serangga lainnya. Exopterygota terdiri
dari Ordo Isopteran, Ordo Plecoptera, Ordo Dermaptera, dan Ordo Mallophaga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Exopterygota?
2. Apa saja macam- macam Ordo Exopterygota ?
3. Bagaimana morfologi dan anatomi dari Exopterygota ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu exopterygota
2. Untuk mengetahui macam- macam Ordo dari Exopterygota
3. Untuk mengetahui morfologi dan anatomi dari Exopterygota

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian exopterygota

Exopterygota juga dikenal sebagai Hemipterodea , adalah superorder serangga dari


subkelas Pterygota di infraclass Neoptera , di mana kaum muda menyerupai orang dewasa tetapi
memiliki sayap yang berkembang secara eksternal. Mereka mengalami perubahan kecil antara
dewasa dan dewasa, tanpa melalui tahap kepompong . Nimfa berkembang secara bertahap
menjadi orang dewasa melalui proses moulting. Exopterygota adalah insecta yang sayapnya
berasal dari tonjolan luar dinding tubuh.

Exopterygota adalah superorder serangga yang sangat beragam, dengan setidaknya


130.000 spesies hidup dibagi antara 15 pesanan . Mereka termasuk kecoak , rayap , belalang ,
thrips , serangga kutu dan tongkat , di antara banyak jenis serangga lainnya. Exopterygota terdiri
dari Ordo Isopteran, Ordo Plecoptera, Ordo Dermaptera, dan Ordo Mallophaga.

A. Ordo Isoptera

Isoptera berasal dari kata isos (sama)dan pteron (sayap). Anai – anai atau rayap
adalah serangga-serangga sosial pemakan selolusa yang berukuran sedang merupakan ordo
Isoptera, secara relatif kelompok kecil dari serangga.

Rayap pohon

Cryptotermes spp

3
1. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta (Hexapoda)

Ordo : Isoptera

Famili : Rhinotermitidae

Subfamili : Coptoterminae

Genus : Coptotermes

Spesies : Coptotermes havilandi Holmgren

2. Ciri-ciri Ordo Isopetra

Ordo Isopetra berasal dari kata iso (sama) dan ptera ( sayap) mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :

1. Serangga ini berukuran kecil, bertubuh lunak dan biasanya berwarna coklat pucat.
2. Antenna pendek dan berbentuk seperti benang atau seperti rangkaian manic.
3. Sersi biasanya pendek.
4. Serangga dewasa ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Jika bersayap, maka
jumlahnya dua pasang, bentuk bentuk memanjang.
5. Ukuran serta bentuk sayap sama.
6. Pada saat istirahat sayap diletakkan Mendatar Di Atas Tubuh.
7. Alat Mulut Menggit-Mengunyah Kadang Mempunyai Mata Majemuk.
8. Tarsus beruas tiga sampai empat.
9. Bermetamorfosis paurometabola dan hidup dan berkembang pada kayu yang lapuk.
10. Memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama.
11. Mengalami metamorfosis tidak sempurna.

4
12. Tipe mulut menggigit.
13. Cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang disebut
polimorfisme. Pembagian tugas itu adalah raja, ratu dan prajurit atau tentara.

3. Anatomi dan morfologi

Rayap yang ditemukan di daerah tropis jumlah telurnya dapat mencapai ± 36000 sehari
bila koloninya sudah berumur ± 5 tahun. bentuk telur rayap ada yang berupa butiran yang lepas
dan ada pula yang lepas dari 16-24 bbutir telur yang melekat satu sama lain. Telur –telur
berbentuk silinder dengan ukuran panjang yang bervariasi antara 1 – 1,5 mm.
Nimfa muda akan mengalami pergantian kulit sebnayak 8 kali, sampai kemudian
berkembang menjadikasta pekerja, prajurit dan calon laron.
Tubuh isopetra tersusun oleh :

1. Caput
Prognathous. Mempunyai mata majemuk, kadang- kadang mengecil, mempunyai dua
ocellus atau tidak mempunyai. Antena panjang tersusun atas jumlah segmen, sampai
tigapuluh segmen. Tipe mulut penggigit dan pengunyah.
2. Thorax
Mempunyai sua pasang sayap yang bersifat membran, kedua pasang sayap ini
mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, pada keadaan istirahat pasang sayap ini
melipat di bagian dorsal abdomen.
3. Abdomen
Tersusun atas ssebelas segmen. Sternum segmen abdomen pertama mengecil. Sternum
segmen abdomen kesebelas menjadii praproct cercus pendek tersusun atas enam sampai
delapan segmen .

5
4. Siklus hidup isopetra

Telur yang menetas yang menjadi nimfa akan mengalami 5-8 instar. Jumlah telur rayap
bervariasi, tergantung kepada jenis umur. Saat pertama bertelur betina mengeluarkan 4-15 butir
telur. Telur rayap berbentuk silindris, dengan bagian ujung yang membulat yang berwarna putih.
Telur akan menetas setelah berumur 8 – 11 hari. Dalam perkembangan hidupnya berada
dilingkungan yang sebagian besar di atur dalam koloni dan terisolir dari pengaruh nifa – nifa
yang sedang tumbuh dapat diatur menjadi anggota kasta yang diperlakukan bahwa nasib rayap
dewasa dapat diatur dan siap terbang.

1.1 Gambar siklus hidup rayap 1.2. Contoh Gambar rayap

B. Ordo Plecoptera

Plecoptera (stoneflies) adalah semua naiad yang hidup di lingkungan perairan sebagai
contoh ordo dari Neoptera yang hidup sebagai ordo yang primitif. Plecopterans memiliki 1718
jenis dari 239 jenis yang mempunyai 15 keluarga. Stoneflies yang ordonya kecil, sama dengan 17
keluarga dan sekitar 1900 jenis di seluruh dunia. Sembilan keluarga dan 595 jenis neartic.
Montana mempunyai 9 keluarga neartic dengan 113 jenis, Neoptera- Exopterygota-
Hemimetabolous.

6
1. Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthopoda
Subphylum : Hexapoda
Classis : Insecta
Subclassis : Pterygota
Division : Neoptera
Subdivisio : Polyneoptera
Ordo : Plecoptera

2. Ciri-ciri plecoptera

Ukuran sedang, ukuran sayap depan dan belakang hampir sama, waktu istirahat sayap
menutupi abdomen dan meluas pada ujung abdomen tetapi sering terjadi reduksi sayap, tungkai
lemah, abdomen lunak, memiliki 3 ‘ekor’, tingkat pra-dewasa (nimfa) akuatik, sangat
menyerupai dewasanya.

3. Anatomi dan Morfologi Plecopetra

Plecoptera sama dengan jenis serangga lain, tubuh terdiri atas 3 bagian yaitu caput
(kepala), thorax (dada), dan abdomen (perut). Pada bagian caput terdapat antenna (tipe
filiform/benang), mata majemuk, ocelli, maxilla, mandibula, labium, clypeus dan labrum. Bentuk
antena sedikitnya setengah panjang tubuhnya. Toraks pada Plecoptera terdiri atas 3 ruas dari
depan ke belakang yaitu prototoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Masing-masing ruas toraks

7
terdiri atas 4 sklerit. Sklerit pada bagian dorsal disebut netum, pada bagian lateral disebut
pleuron, dan pada bagian ventral disebut sternum. Sayap hampir semuanya panjang berbentuk
filiform (benang) tetapi kadang-kadang sangat pendek. Sayap dilipat secara horisontal di atas
badan. Plecoptera memiliki sepasang kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya
tiga pasang dan berfungsi untuk berjalan. Plecoptera tidak toleran terhadap tingkat oksigen
terlarut rendah dan menyukai suhu dingin, bergerak-cepat di arus sungai. Plecoptera mempunyai
tiga tarsus yang terbagi-bagi tetapi kaki yang paling belakang tidak dimodifikasi untuk melompat
seperti pada sejumlah ordo Orthoptera (jengkerik dan belalang). Abdomen Plecoptera terdiri
atas.

Ciri morfologi Plecoptera hampir sama dengan ciri dari Dermaptera dan Embioptera
karena Plecoptera memiliki hubungan yang erat dengan keduanya. Serangga ini mengalami
metamorfosis hemimetabola, dengan serangga pradewasa di air (aquatic), sehingga imagonya
berada di sekitar perairan pada daun tanaman dan jarang terdapat jauh dari air. Plecoptera yang
belum dewasa (fase pradewasa/ nimpha) disebut dengan naiads. Semua naiad hidup di
lingkungan air, seperti daerah sungai dan struktur tubuhnya menyerupai Plecoptera dewasa.
Selain itu, karena ia hidup di air, maka ia memiliki alat pernapasan berupa gills atau lembaran
insang. Bagian-bagian mulutnya adalah tipe pengunyah, walaupun banyak serangga dewasa yang
tidak makan, menjadi agak menyusut. Naiad bersifat fitofag (pemakan tumbuh-tumbuhan).
Beberapa jenis lalat batu mempunyai sayap yang menyusut atau tidak ada, biasanya pada
serangga yang jantan.

4. Siklus Hidup

Siklus hidup dari Plecoptera bersifat hemimetabola dimulai dari telur dalam massa
sampai sebanyak 1000 telur; selalu di berada di dalam air; massa jatuh terpisah; pada umumnya
berada dari 3 sampai 4 minggu. Sebelum dewasa atau yang biasanya disebut dengan peri pada
umumnya berkembang dari 10 sampai 11 bulan (sekitar 2 sampai 3 tahun) pada umumnya 10
atau 11 instars (yang terbentang dari 6 sampai 22).

8
Siklus hidup pada Plecoptera dewasa, kebanyakan berada dalam air sekitar 7 sampai 28
hari, kemudian merayap atau merangkak untuk muncul ke permukaan air. Jumlah generasi tiap
tahunnya paling tidak satu atau beberapa Plecoptera yang hidup. Biasanya waktu kemunculan
dari kebanyakan Plecoptera pada musim semi dan musim panas, ada beberapa yang muncul pada
musim gugur atau musim dingin (Plecoptera dewasa atau stoneflies biasanya berkumpul pada
tiap tahun). Pada musim dingin perkembangan telur dihentikan selama 3 sampai 6 bulan dan
dilanjutkan perkembangan telurnya pada musm panas. Pertumbuhan dan perkembangan lalat
batu mencakup pertumbuhan menjadi besar dan perubahan bentuk disertai dengan beberapa
pengelupasan kutikula yang disebut proses molting.
Perkembangan lalat batu terbagi atas 3 tahap utama yaitu tahap embrional, masa pra-
dewasa, dan dewasa. Perkembangan embrio terjadi di dalam telur dan dikelilingi oleh kulit luar
yang halus yang disebut korion (chorion). Perkembangan embrio dimulai segera setelah
fertilisasi sehingga terbentuk zigot. Zigot mengalami beberapa kali pembelahan inti sampai
menetas dari telur (eclosion). Kehidupan serangga pasca embrio dibagi-bagi ke dalam instar.
Instar merupakan suatu bentuk serangga di antara 2 kali mengelupas kutikula. Instar pertama
yaitu bentuk serangga mulai menetas sampai pengelupasan kutikula pertama. Kemudian lalat
batu tersebut berubah menjadi lalat batu dewasa (imago) yang bersayap.

9
C. Ordo Dermaptera

Dermaptera merupakan salah satu ordo kelas insekta yang dicirikan dengan panjang
tubuh 5-35mm. Tubuh pipih, ramping, berwarna hitam atau coklat. Berikut klasifikasi dari ordo
dermaptera :

Female common earwig, Forficula auricularia

1. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Subfilum : Hexapoda

Kelas : Insecta

Ordo : Dermaptera

De Geer, 1773

2. Morfologi dan anatomi

Morfologi serangga ini memiliki nama umum cocopet, berbentuk memanjang, ramping
dan agak gepeng yang menyerupai kumbang pengembara, tetapi mempunyai sersi seperti capit.
Tarsi tiga ruas, tipe mulut mengunyah dan metamorfosis sederhana. Cocopet-cocopet muda ruas-
10
ruas antenanya lebih sedikit dari pada yang dewasa, dengan ruas-ruas tambahan setiapkali
berganti kulit. Cocopet menggunakan forcepnya (cerci) untuk menangkap, menjepit hingga tidak
dapat bergerak dan mematikan mangsa. Dengan tubuh yang lentur, cocopet membengkokkan
badannya dan memakan tubuh. Dalam pengamatan, cocopet memakan dimulai pada bagian
abdomen sedikit dibawah kepala mangsa, sehingga ketika selesai makan, maka kepala mangsa
akan tersisa. Dari literatur diketahui bahwa saat memakan tubuh mangsa, cocopet bisa juga
menggunakan forcepnya untuk menangkap hama lain yang menyentuh tubuhnya.

3. Ciri-ciri Dermaptera
Ciri-ciri ukuran tubuh kecil sampai sedang, panjang dan pipih, prognatus, antena pendek,
tungkai pendek, jika ada sayap maka sayap depan mempunyai tegmina kecil berkulit, sayap
belakang semi-sirkular, abdomen teleskop, sersi termodifiksi menjadi forcep (penjepit); tingkat
pra-dewasa (nimfa) menyerupai ata dewasa tetapi lebih kecil. Klasifikasi terdiri dari 7
superfamili.

4. Siklus Hidup

Siklus hidup Cocopet mengalami metamorfosis hemimetabola (hemimetabola) dan aktif


pada malam hari. Daur HidupDermaptera kawin dengan posisi ujung bertemu ujung,
seringkalisaling memegang penjepitnya, Betina dapat menyimpan spermauntuk beberapa bulan
sebelum fertilisasi. Betina bertelur sebanyak 30 telur pada lubang dibawah puing. Betina
memelihara telur dari jamur dan parasit lain serta predator. Larva berkembang secara bertahap
dengan molting. Parental care berlanjut sampai 2-3 tahap pada larva, dimana induk mungkin
memakan bayinya. Nymphamirip dengan dewasa, namun tanpa sayap. Dewasa ketika
tahapmolting ke 5.Dermaptera dewasa memiliki satu siklus setiap tahundan hibernasi ketika
musim dingin didalam lubang.Pada musimsemi, jantan keluar dari lubang sehingga induk dapat
merawat telurnya.

11
Gambar Siklus hidup Cocopet

D. Ordo Mallophaga

Mallophaga, atau kutu penggigit merupakan kelompok serangga yang jauh lebih
besar daripada kutu penghisap, seluruhnya meliputi 2.600 spesies. Pada dasarnya kutu
pengunyah adalah parasite burung yang beroperasi pada permukaan tubuh burung tersebut. Akan
tetapi, ada juga beberapa spesies yang terdapat pada mamalia.

Mallophaga

Felicola subrostratus

12
1. Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Divisi : Arthropoda

Kelas : insect

Memesan : Phthiraptera

Suborder : Mallophaga

Nitzsch , 1818

2. Ciri-ciri Mallophaga
Memiliki tubuh pipih, kecil, tidak bersayap, tidak mempunyai cerci dan memiliki tipe
mulut penggigit.

3. Anatomi dan morfologi

Sama seperti anggota arachnida lainnya (laba-laba, kalajengking dll.), tubuh tungau
dan caplak terbagi menjadi dua bagian, yaitu: bagian depan disebut cephalothorax (prosoma) dan
bagian belakang tubuh disebut abdomen (ophistosoma).Meskipun demikian, tidak terdapat batas
yang jelas diantara dua bagian tubuh tersebut. Tungau dan caplak dewasa mempunyai alat-alat
tubuh pada arachnida seperti khelisera dan palpus (alat sensori) yang terdapat di bagian , dan
enathosoma/capitulum, dan empat pasang kaki. Sebagian besar tungau berukuran sangat kecil,
memiliki panjang kurang dari 1 mm. Namun ada pula tungau besar yang dapat mencapai panjang
7.000 µm. Pada gnathosoma tungau terdapat epistoma, tritosternum (berfungsi dalam transport
cairan tubuh), palpus yang beruas- ruas, khelisera, corniculi, hipostoma berseta yang  masing-
masing sangat beragam dalam hal bentuk dan jumlah ruasnya tergantung pada kelompoknya.
Khelisera pada tungau teradaptasi untuk menusuk, menghisap atau mengunyah.
Tubuh dilindungi oleh dorsal shield/scutum. Tungau memiliki stigma (alat pertukaran O2 dan
CO2) yang letaknya bervariasi yaitu di punggung dorsal, antara pangkal kaki/ coxa 2 dan 3, di

13
sebelah coxa ke tiga atau diantara khelisera. Letak stigma menjadi kunci penting untuk
membedakan bangsa tungau. Caplak memiliki ukuran lebih besar dari pada tungau. Panjang
tubuh dapat mencapai 2.000-30.000 µm. Selain ukurannya, caplak dibedakan dari tungau
berdasarkan letak stigma yang berada di bawah coxa (pangkal kaki) ke empat. Caplak juga
memiliki karakter-karakter khas tersendiri pada hipostoma memiliki ocelli/mata, tetapi tidak
memiliki epistoma, corniculi dan tritosternum. Caplak dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu
caplak berkulit keras/ hard tick (Ixodidae) dan caplak berkulit lunak/soft tick (Argasidae) karena
tidak memiliki scutum .
Hipostoma pada caplak merupakan suatu struktur yang terdiri dari gigi- gigi yang
tersusun teratur dan menonjol. Struktur inilah yang digunakan untuk menusuk tubuh induk
semang ketika caplak menghisap darah. Hipostoma dilindumgi oleh khelisera (Vredevoe, 1997). 
Kutu termasuk anggota kelompok serangga yang mempunyai tiga pasang kaki dan sayap yang
mereduksi. Dua kelompok kutu yaitu kutu penghisap/ tuma dan kutu penggigit memiliki ciri-ciri
morfologiyang berbeda. Ukuran tubuh kutu penghisap mencapai 0,4-6,5 mm; kepala kutu
penghisap biasanya lebih sempit daripada protoraksnya; sungut beruas-ruas; mata mereduksi dan
bagian-bagian mulut haustellat. Tuma memiliki tiga stilet penusuk (dorsal, tengah dan ventral)
pada bagian mulutnya dan satu rostrum pendek pada ujung anterior kepala.
Dari tempat itu tiga stilet penusuk dijulurkan. Stilet tersebut kira-kira panjangnya
sama dengan kepala dan apabila tidak dipakai dapat ditarik masuk ke dalam satu struktur seperti
kantung panjang di bawah saluran pencernaan. Stilet dorsal berfungsi sebagai saluran makanan.
Stilet tengah mengandung air liur dan berfungsi sebagai hipofaring, sedangkan stilet ventral
sebagai penusuk utama diperkirakan berfungsi sebagai labium. Kaki-kaki kutu penghisap pendek
dan memiliki cakar pengait yang termodifikasi untuk melekat pada induk semang. Kutu
penggigit bertubuh pipih; berukuran tubuh 2-6 mm; bagian mulut mandibulat; mata majemuk
mereduksi; lebar kepala sama atau lebih dengan protoraksnya; tarsi beruas 2-5 dan tidak
memiliki cerci. Pinjal berbentuk tubuh menyerupai biji lamtoro pipih kesamping; berukuran + 3
mm; seluruh tubuh tertutup bulu-bulu; mulut berupa mulut penusuk dan penghisap. Kaki ke tiga
dari pinjal berukuran lebih besar dan lebih panjang daripada dua pasang kaki lainnya sehingga
memungkinkannya untuk melompat. Lompatannya sangat jauh dan tinggi dibandingkan ukuran
tubuhnya.

14
4. Siklus hidup
Proses reproduksi pada tungau dan caplak bervariasi. Siklus hidup yang dijalaninya
berupa: telur-larva-nimpha-tungau/caplak dewasa. Larva tungau dan caplak hanya memiliki 3
pasang kaki. Larva caplak, setelah makan darah induk semang, akan tumbuh menjadi nimpha
yang memiliki 4 pasang kaki. Nimpha makan darah dan akan tumbuh menjadi caplak dewasa.
Setelah makan satu kali sampai kenyang, caplak dewasa betina akan bertelur kemudian ia mati.
Caplak betina setelah kenyang menghisap darah dapat membengkak sampai 20-30 kali ukuran
semula. Caplak memerlukan + 1 tahun untuk menyelesaikan satu siklus hidup di daerah tropis
dan lebih dari satu tahun di daerah lebih dingin.
Caplak dapat bertahan hidup selama berbulan- bulan tanpa makan jika belum
mendapatkan induk semangnya. Caplak dapat hidup pada 1-3 induk semang berbeda selama fase
pertumbuhannya sehingga dikenal dengan sebutan caplak berinduk semang satu, berinduk
semang dua dan berinduk semang tiga . Kutu menjalani proses metamorfosa yang tidak
sempurna, yaitu telur-nimpha-individu dewasa. Seluruh siklus hidup terjadi di tubuh induk
semang. Telur kutu akan menempel pada rambut induk semang dengan bantuan zat perekat yang
dihasilkannya. Sedangkan siklus hidup yang dijalani pinjal merupakan metamorfosa sempurna
yaitu telur-larva-pupa-dewasa. Larva yang baru menetas tidak memiliki kaki. Fase pupa adalah
fase yang tidak memerlukan makanan .

15
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan

Exopterygota , juga dikenal sebagai Hemipterodea , adalah superorder serangga dari


subkelas Pterygota di infraclass Neoptera , di mana kaum muda menyerupai orang dewasa tetapi
memiliki sayap yang berkembang secara eksternal.
Exopterygota adalah superorder serangga yang sangat beragam, dengan setidaknya
130.000 spesies hidup dibagi antara 15 pesanan . Mereka termasuk kecoak , rayap , belalang ,
thrips , serangga kutu dan tongkat , di antara banyak jenis serangga lainnya. Exopterygota terdiri
dari Ordo Isopteran, Ordo Plecoptera, Ordo Dermaptera, dan Ordo Mallophaga.

B. Saran

Kami sebagai pembuat makalah ini, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan.Tentunya, kami akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya.Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

16
Daftar Pustaka

http://fiskadiana.blogspot.com/2015/02/ordo-ordo-dari-eksopterygota.html

http://bocahtaniternate.blogspot.com/2017/10/ciri-ciri-ordo-isoptera-lepidoptera-dan.html

http://azizahamdi.blogspot.com/2012/09/artikel-mallophaga.html

https://www.gurupendidikan.co.id/rayap/

http://kkupi.blogspot.com/2012/07/plecoptera-definisi-plecoptera.html

http://sahabatbiologi.blogspot.com/2013/04/makalah-entomologi-ordo-isoptera.html

https://www.generasibiologi.com/2016/11/ordo-serangga-insekta-dan-ciri-cirinya-
contohnya.html

17

Anda mungkin juga menyukai