Anda di halaman 1dari 27

RHINOTERMITIDAE

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Termitologi)

Dosen Pengampu : Anisa Oktina Sari Pratama, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Cindy Putri(1811060468)
2. Elzi Sukaesih(1811060392)
3. Yessi Wulandari(1811060154)

Biologi A
Kelompok: 9
Semester: 6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH


DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Rhinotermitidae"Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Termitologi.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesain makalah ini


tidak terlepas dari peran dan pemikiran serta intervensi dari banyak pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini, diantaranya ibu Anisa Oktina Sari
Pratama, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Termitologi.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak


kekurangan, sehingga masih diperlukan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan khususnya bagi
penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Bandar Lampung, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.......................................................................................II

DAFTAR ISI.....................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang....................................................................................1

1.2 RumusanMasalah...............................................................................2

1.3 Tujuan................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi .........................................................................................3

2.2 Ciri-ciri Morfologi dan Fisiologi.......................................................3

2.3 Tempat Hidup (Bentuk Sarang/Habitat)............................................6

2.4 Peran Bagi


Kehidupan......................................................................................7

2.5 Artikel Tentang


Rayap.............................................................................................7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan........................................................................................21

3.2 Saran..................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isoptera berasal dari kata isos (sama)dan pteron (sayap). Anai–anai atau
rayap adalah serangga-serangga sosial pemakan selolusa yang berukuran sedang
merupakan ordo Isoptera, secara relatif kelompok kecil dari serangga yang terdiri
kira-kira 1900 jenis di dunia. Mereka hidup dalam masyarakat-masyarakat dengan
organisasi yang tinggi dan terpadu, atau koloni– koloni, dengan individu–individu
yang secara morfologi dibedakan menjadi bentuk–bentuk berlainan atau kasta–
kasta yaitu reproduktif, pekerja, dan serdadu yang melakukan fungsi– fungsi
biologi yang berbeda.

Rayap (Coptotermes curvignathus) merupakan serangga yang potensial


menjadi hama tanaman perkebunan dan dapat menimbulkan permasalahan yang
serius pada perkebunan kelapa sawit yang baru dibuka, ini disebabkan masih
banyaknya dijumpai pangkal batang kayu mati dan bekas tanaman hutan di areal
tersebut yang dapat memberikan kesempatan pada rayap untuk hidup dan
berkembang biak saat kayu tersebut habis, maka rayap akan mencari sumber
makanan yang baru termasuk tanaman kelapa sawit. Rayap merupakan kelompok
serangga yang memiliki kemampuan mencerna selulosa yang banyak terdapat di
alam misalnya kayu, daun, batang, kertas, karton dan lain-lain.

Rayap dapat menimbulkan kerusakan fisik secara langsung pada tanaman


yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan hasil, sehingga dapat
menimbulkan kerugian ekonomis yang cukup besar.

Kasta prajurit dapat dikenali dari bentuk kepalanya yang besar dan
mengalami penebalan yang nyata, serta rahang yang berkembang baik. Prajurit
memiliki ukuran tubuh lebih besar 24 daripada pekerja, dengan jumlah anggota
yang sangat sedikit dibandingkan pekerja. Prajurit tidak terlihat kecuali kayu atau
terowongan rusakuntuk menghalau musuh alami. Secara praktis, genus yang
termasuk famili Rhinotermitidaeini mudah diketahui karena adanya cairan

1
berwarna putih yang dikeluarkan oleh prajurit pada saat mengigit musuhnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana klasifikasi pada famili rayap Rhinotermitidae?
2. Bagaimana ciri-ciri morfologi dan fisiologi famili rayap
Rhinotermitidae?
3. Bagaimana tempat hidup (bentuk sarang/habitat) famili rayap
Rhinotermitidae?
4. Apa peranan famili rayap Rhinotermitidae bagi kehidupan?
5. Bagaimana artikel tentang famili rayap Rhinotermitidae?

1. 3 Tujuan
1. Untuk mengetahui klasifikasi pada famili rayap Rhinotermitidae.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi dan fisiologi famili rayap
Rhinotermitidae.
3. Untuk mengetahui tempat hidup (bentuk sarang/habitat) famili rayap
Rhinotermitidae.
4. Untuk mengetahui peranan famili rayap Rhinotermitidae bagi
kehidupan.
5. Untuk mengetahui artikel tentang famili rayap Rhinotermitidae.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. 1 Klasifikasi Famili Rayap Rhinotermitidae


Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta (Hexapoda)
Ordo : Isoptera
Famili : Rhinotermitidae

1.2 Ciri-Ciri Morfologi dan Fisiologi


Famili rayap Rhinotermitidae memiliki spesies yang bernama
Coptotermes curvignathusdan Schedorhinotermes sp. Ciri morfologidari spesies
Coptotermes curvignathus yaitu rayap Coptotermes curvignathus memiliki
antena, postmentum, dan pronotum berwarna kuning pucat. Bentuk kepala bulat
berwarna kuning dan memiliki panjang yang sedikit lebih besar dari pada leher
kepala serta memiliki fontanel yang lebar, mandibel berbentuk seperti arit dan
melengkung pada bagian ujungnya. Abdomen rayap ditutupi dengan rambut yang
menyerupai duri dan berwama putih kekuning-kuningan. Antena dengan 15-16
segmen.1
C. curvignathus dapat dibedakan dengan mudah dari spesies rayap lainnya
karena apabila dalam keadaan bahaya, prajuritnya akan menghasilkan cairan
berwama putih yang dikeluarkan dari lubang di kepalanya (fontanel).
Cairantersebut merupakan sekresi pertahanan diri rayap yang menghasilkan
kelenjar frontal dan dapat digunakan sebagai alat pertahanan untuk melumpuhkan
serangan semut predator.

1
Niken subekti, Dedy Duryadi , Dodi Nandika , Surjono Surjokusumo, Syaiful
Anwar. Sebaran dan Karakter Morfologi Rayap Tanah.2008. hlm 25

3
Selanjutnya, ciri morfologi rayap Schedorhinotermes spdari sub-famili
Rhinotermitidae. Jenis ini sangat mudah dikenali dari keberadaan bentuk dimorfik
dari kasta prajuritnya, yaitu prajurit mayor (berukuran besar) dan prajurit minor
(berukuran lebih kecil), yang menjadi penciri utama genus Schedorhinotermes.
A. Prajurit Major Schedorhinotermes
Kepala berbentuk oval dan berwarna kekuning-kuningan, dengan
bukaan besar pada bagian fontanel. Kepala dan pronotum memiliki rambut
yang cukup banyak dan panjang, postmentum dengan beberapa rambut.
Kepala menyempit pada bagian ujungnya, dengan nilai LKDM/LMK 0,38-
0,62 (0,51), lebar kepala mendekati panjang kepala, dengan nilai
LMK/PKTM berkisar 0,84-1,02 (0,91); mandible dilengkapi dau gigi
marginal, mandibel sangat melengkung, dengan lengkungan mulai dari ½
panjangnya dari ujung mandibel; mandibel sedikit lebih pendek dari panjang
kepala, dengan nilai PMK/PKTM berkisar 0,45-0,82 (0,65); bagian tersempit
postmentum berada sekitar 1/3 dari jarak antara margin posterior dengan titik
terlebar. Antena dengan 15- 16 segmen.2
Ukurannya yaitu panjang kepala tanpa mandibel: 1,31-1,58 mm; lebar

2
Astuti. Identifikasi, Sebaran Dan Derajat Kerusakan Kayu Oleh Serangan
Rayap Coptotermes (Isoptera: Rhinotermitidae) Di Sulawesi Selatan. Universitas
Hasannudin. 2013. Hlm 32

4
kepala maksimum: 1,24-1,43 mm; lebar kepala pada dasar mandibel: 0,47-
0,83 mm; panjang mandibel kiri: 0,82- 1,24 mm; panjang pronotum: 0,40-
0,77mm; lebar pronotum: 0,51- 0,86 mm; panjang postmentum: 0,66-1,16
mm; dan lebar postmentum: 0,25-0,44 mm.

B. Prajurit Minor
Kepala berbentuk oval dan berwarna kekuning-kuningan, dengan
bukaan besar pada bagian fontanel. Kepala dan pronotum memiliki rambut
yang cukup banyak dan panjang, postmentum dengan beberapa rambut.
Kepala menyempit pada bagian ujungnya, dengan nilai LKDM/LMK berkisar
0,39-0,66 (0,49), lebar mendekati setengah panjang kepala, dengan nilai
LMK/PKTM berkisar 0,28-0,62 (0,42); mandibel memiliki dua gigi marginal,
mandibel melengkung, dengan lengkungan mulai dari 1/3 panjangnya dari
ujung mandibel; Panjang mandibel lebih setengah dari panjang kepala,
dengan nilai PMK/PKTM berkisar 0,51-0,84 (0,67); bagian tersempit
postmentum berada sekitar 1/3 dari jarak antara margin posterior dengan titik
terlebar. Antena dengan 15-16 segmen.3

Ukurannya yaitu panjang kepala tanpa mandibel: 0,62-1,00 mm; lebar


3
Tarumingkeng. Serangga dan Lingkungan. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.2001. hlmn 31

5
kepala maksimum: 0,59-0,82 mm; lebar kepala pada dasar mandibel: 0,23-
0,48 mm; panjang mandibel kiri: 0,36-0,67 mm; panjang pronotum: 0,22-0,55
mm; lebar pronotum: 0,32- 0,57 mm; panjang postmentum: 0,32-0,60 mm;
dan lebar postmentum: 0,20-0,32 mm.

1.3 Tempat Hidup (Bentuk Sarang/Habitat)


Habitat famili rayap Rhinotermitidae pada spesies Coptotermes
curvignathusyang tergolong rayap tanah, ia menyukai tempat-tempat yang
lembab. Sarangnya berada di dalam tanah dan dapat mencapai areal seluas 1,5-2
Ha. Sarang sekunder berada sampai 90 m dari sarang pusat. Rayap ini biasanya
membangun sarang pada tanah-tanah yang mempunyai kadar Hat dan debu yang
cukup tinggi dengan kadar pasir yang rendah. Habitat yang disukai rayap yaitu
kisaran suhu 21,1-26,0C dengan kelembaban 95-98%. Sementara suhu udara di
Indonesia umumnya antara 25,7-28,90C dengan kelembaban 84-98%, oleh karena
itu diperkirakan hampir 80-85% dari luas daratan di Indonesia merupakan habitat
yang sesuai bagi kehidupan rayap. 4

Coptotermes juga dapat bersarang di dalam kayu yang diserangnya,


walaupun tidak ada hubungan dengan tanah, asal saja sarang tersebut sekali-sekali

4
Ady pratama. Ketahanan Kayu Mindi (Melia Azedarach L.) Dari Rayap Kayu
Kering Cryptotermes Cynocephalus Setelah Perlakuan Pemanasan. Skripsi :
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Bogor.2013. hlm 22

6
memperoleh lembab, misalnya tetesan air hujan dari atap bangunan yang bocor.
Coptotermes pernah diamati menyerang bagian-bagian kayu dari kapal minyak
yang melayani pelayaran Palembang-Jakarta.Coptotermes curvignathus
Holmgren sering kali diamati menyerang pohon Pinus merkusii dan banyak
meyebabkan kerugian pada bangunan.5

Rayap jenis Schedorhinotermes dari sub-famili Rhinotermitinae. Jenis ini


ditemukan menyerang cabang atau batang tumbang yang mengalami pelapukan,
dengan kondisi substrat yang diserangnya sangat lembab. Rayap ini merupakan
rayap tanah dengan sarang utama di dalam tanah, namun terhubung ke substrat
yang diserangnya melalui terowongan yang dibuat oleh kasta pekerja dari rayap
ini.

1.4 Peranan Bagi Kehidupan


Adapun peranan famili rayap Rhinotermitidae yaitu:
 Famili Rhinotermitidae diketahui sebagai famili yang memiliki jenis rayap
yang menimbulkan kerusakan, baik pada tanaman kehutanan maupun
komponen kayu pada bangunan.
 Famili Rhinotermitidae termasuk rayap pemakan kayu (wood-feeding
termites).6

1.5 Artikel Tentang Rayap


A. Pengertian Rayap

5
Pratama, Ady. Ketahanan Kayu Mindi (Melia Azedarach L.) Dari Rayap Kayu
Kering Cryptotermes Cynocephalus Setelah Perlakuan Pemanasan. Skripsi :
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Bogor. 2013. Hlm 23

6
Nandika, dkk. Rayap ; Biologi dan Pengendaliannya. Muhamadiyah University
Press. Surakarta.2003. hlm 24

7
Rayap adalah serangga sosial anggota bangsa Isoptera yang dikenal
luas sebagai hama pengganggu dalam kehidupan manusia. Rayap
bersarang didalam tanah dan memakan kayu perabotan atau kerangka
rumah sehingga menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi. Rayap
masih berkerabat dengan semut, yang juga serangga sosial. Dalam bahasa
Inggris, rayap disebut juga “semut putih” (white ant) karena kemiripan
perilakunya.7
Sebutan rayap sebetulnya mengacu pada hewannya secara umum,
padahal terdapat beberapa bentuk berbeda yang dikenal, sebagaimana
pada koloni semut atau lebah sosial. Dalam koloni, rayap tidak memiliki
sayap. Namun demikian, beberapa rayap dapat mencapai bentuk bersayap
yang akan keluar dari sarangnya secara berbondong-bondong pada awal
musim penghujan (sehingga seringkali menjadi pertanda perubahan ke
musim penghujan) di petang hari dan beterbangan mendekati cahaya.
Bentuk ini dikenal sebagai laron atau anai-anai.
Rayap adalah detrivores (pengkonsumsi material organik yang
membusuk), khususnya di daerah subtropis dan tropis, dan kemampuan
mereka mendaur ulang kayu dan bahan tanaman lain adalah hal yang
penting bagi keseimbangan ekologi. Sebagai serangga sosial, rayap hidup
dalam bentuk koloni. Sebuah koloni dewasa dapat beranggotakan ratusan
hingga jutaan individual. Kehadiran rayap di bangunan adalah sebagai
konsekuensi dari pembukaan lahan yang pada awalnya adalah habitat
mereka untuk mencari makan, kemudian diubah menjadi bangunan
pemukiman yang berakibat hilangnya sumber makanan bagi rayap.
Namun tidak mutlak keberadaan rayap selalu merugikan manusaia, ada
beberapa peranan penting rayap yang sangat menguntungkan sebagai
siklus biogoechemical dalam ekosistem. Untuk itu, seyogyanya kita lebih

7
Ady pratama. Ketahanan Kayu Mindi (Melia Azedarach L.) Dari Rayap Kayu
Kering Cryptotermes Cynocephalus Setelah Perlakuan Pemanasan. Skripsi :
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Bogor. 2013. 21

8
bijak dalam melakukan pengendalian rayap dengan memilih pengendalian
yang ramah lingkungan.

B. Taksonomi Rayap
Rayap merupakan salah satu ordo dari 30 ordo yang tergabung
dalam kelas Hexapoda dari filum Arthropoda, yaitu organisme yang
memiliki anggota tubuh bersegmen. Rayap adalah serangga satu-satunya
yang berada dalam ordo isoptera. Ordo ini berasal dari kata “iso: sama”
dan “ptera: sayap” artinya serangga yang memiliki sayap yang sama, baik
dilihat dari ukuran dan bentuk pada kedua pasang sayapnya, yaitu sayap
anterior dan sayap posterior.
 Asal Isoptera
Rayap merupakan serangga neoptera terresterial yang paling
primitif. Rayap bersama dengan Blattodea (kecoa) dan Mantodea
(mantid) sering dikelompokkan dalam Dictyoptera. Studi filogenetik
terbaru telah menyarankan mantid sebagai cabang terlama dari
Dictyoptera, meninggalkan kecoa dan rayap sebagai kerabat. Kecoa
yang paling primitif (Cryptocercidae) terkait erat dengan rayap karena
memakan kayu, hidup dalam sistem terowongan di dalam log,
memiliki flagelata simbiosis dalam usus belakang, dan hidup dalam
kelompok famili sub-sosial yang kecil dimana 11 induk berbagi liang
dengan satu keturunan induk dengan cairan proctodeal sebagai
makanan.8
 Posisi Isoptera dalam Dictyoptera (Insecta)
Hubungan antar ordo yang terdapat dalam kelas insekta yang
direkonstruksi oleh beragam peneliti dalam bentuk pohon filogeni
masih 12 bersifat kontroversial. Meskipun saat ini bukti memberatkan
8
Anwar. Sebaran dan Karakter Morfologi Rayap Tanah Macrotermes
Gilvus Hagen di Habitat Hutan Alam (Distribution and Morphology
Characteristic of Macrotermes gilvus Hagen in The Natural Habitat) Jurnal
Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 1.2013. hlm 27-33.

9
menunjukkan bahwa rayap (termites) tersarang dalam kecoa
(cockroach), sehingga membuat “Blattaria” merupakan parafiletik.
Posisi tepat rayap dalam kecoa tidak pasti, meskipun Cryptocerus
adalah kelompok kerabat yang paling masuk akal.
 Hubungan Famili dalam Ordo Isoptera
Rayap yang termasuk kelompok serangga dari ordo Isoptera
memiliki keragaman jenis dalam ekosistem yang cukup tinggi. Di
dunia, jumlah rayap yang telah dideskripsikan mencapai 2.750 spesies
yang tercakup dalam 281 genera dan 7 famili, yaitu Mastotermitidae
hanya hanya spesies: Mastotermes darwiniensis, Hodotermitidae,
Termopsidae, Kalotermitidae, Rhinotermitidae, Serritermitidae, and
Termitidae.
Di Indonesia telah ditemukan sekitar 10% dari total rayap dunia,
yang mencakup 3 famili yaitu Kalotermitidae, Rhinotermitidae dan
Termitidae, 6 subfamili dan 14 genus; dan di antaranya terdapat
sekitar lima persen yang bersifat merugikan bagi manusia. Sejumlah
peneliti merekonstruksi filogeni hubungan antara ketujuh famili
tersebut berdasarkan data subset karakter, seperti morfologi umum,
mandibel imago-pekerja, dan usus pekerja. Hubungan antar famili
dalam ordo Isoptera lebih mudah terselesaikan dalam rekontruksi
filogeni.9
Umumnya, Mastotermitidae diterima sebagai kelompok rayap
paling dasar. Termopsidae, Hodotermitidae dan Kalotermitidae adalah
dasar bagi ketiga famili lainnya, yaitu Termitidae, Serritermitidae dan
Rhinotermitidae; meskipun posisi kekerabatannya dalam bagian
tersebut dari pohon filogeni masih dipertentangkan. Kebanyakan hasil
penelitian mendukung hubungan Serritermitidae, Termitidae dan

9
Anwar. Sebaran dan Karakter Morfologi Rayap Tanah Macrotermes
Gilvus Hagen di Habitat Hutan Alam (Distribution and Morphology
Characteristic of Macrotermes gilvus Hagen in The Natural Habitat) Jurnal
Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2013 hlm 27-33.

10
Rhinotermitidae sebagai satu kelompok kerabat. Meskipun demikian,
tidak ada penelitian yang belum menemukan secara jelas monofiletik
Rhinotermitidae. Termitidae mapan sebagai monofiletik dan sebagai
famili rayap paling ujung dalam pohon filogeni. Namun, dalam famili
Termitidae monofilik dari subfamili tidak ada yang mapan, sehingga
membuat analisis pada level subfamili tidak terandalkan.

C. Klasifikasi Rayap
Secara klasik, rayap dibagi atas dua kelompok, yaitu rayap tingkat
rendah yang mencakup semua famili kecuali Termitidae; dan rayap
tingkat tinggi yang semua anggotanya dari Termitidae, yang mencapai
sekitar 75% dari total semua spesies rayap. Rayap tingkat rendah dicirikan
oleh adanya protozoa simbiotik pada usus belakangnya, yang membantu
mencerna selulosa; sebaliknya pada rayap tingkat tinggi tidak memiliki
protozoa. Ahli protozoa dan serangga telah menemukan genera dan
spesies khusus dari flagellata oxymonad, trichomonad, dan
hypermastigote yang terbatas pada empat famili dari rayap tingkat rendah,
yaitu Mastotermitidae, Hodotermitidae, Kalotermitidae, dan
Rhinotermitidae.
Flagellata tersebut mencerna partikel kayu yang sangat dibutuhkan
untuk kelangsungan hidup rayap; dan antara keduanya membentuk
hubungan simbiosis mutualisme sejati. Dalam literatur lain disebutkan
bahwa pada rayap tingkat rendah selain protozoa juga terdapat bakteri
yang bersimbiosis di saluran pencernaannya, sedangkan pada rayap
tingkat tinggi hanya terdapat bakteri. Rayap juga dapat dikelompokkan
berdasarkan preferensi makan.10
Pengelompokan ini menggambarkan kesukaan makan yang
berhubungan dengan gradien humifikasi dari substrat yang digunakan
rayap, dan variasi jumlah fragmen jaringan tanaman (dari hancuran bahan

10
Tarumingkeng. Serangga dan Lingkungan. Bogor: Institut Pertanian
Bogor. 2001. Hlmn 28

11
organik) dan silika (dari bahan induk tanah) pada usus. Pengelompokan
yang dikenal sebagai “Donovan’s feeding group” ini terbagi atas empat,
yaitu (Astuti, 2013) :
 Group I: kelompok ini memakan kayu mati dan rumput, serta
memiliki usus yang relatif sederhana. Kelompok ini diwakili oleh
semua rayap tingkat rendah (Mastotermitidae, Kalotermitidae,
Rhinotermitidae, dan Serritermitidae). Hampir semua rayap pemakan
kayu (wood-feeders), 17 kecuali Hodotermitidae yang juga termasuk
pemakan rumput (grassfeeders).
 Group II: kelompok ini memakan kayu, rumput, serasah daun, dan
mikroepifit, serta memiliki usus yang lebih kompleks. Kelompok ini
diwakili oleh beberapa spesies Termitidae, yang mencakup rayap
pemakan kayu, pemakan rumput, pemakan serasah (litter-feeders),
pemakan mikroepifit (microepiphyte feeders). Macrotermitinae
penumbuh jamur juga termasuk di dalamnya, meskipun dapat juga
ditempatkan sebagai kelompok yang terpisah, yaitu group II–fungus.
 Group III: kelompok ini memakan humus, yaitu material seperti
tanah yang mengandung bahan tumbuhan yang masih dapat dikenali
di dalamnya. Kelompok ini mencakup spesies Termitidae yang
memakan kayu yang mengalami pelapukan hebat yang dicirikan oleh
hilangnya struktur serta menjadi terpisah-pisah dan menyerupai
tanah; dan juga memakan tanah dengan kandungan bahan organik
tinggi. Rayap ini dapat dipertimbangkan sebagai organic-rich-soil-
feeders atau humusfeeders, atau soil/wood interface feeders.11
 Group IV: kelompok ini memakan tanah, yaitu material seperti tanah
yang mengandung proporsi tinggi silika dan bahan tumbuhan yang
sudah tidak dapat dikenali. Kelompok ini mencakup spesies
Termitidae yang memakan tanah dengan kandungan bahan organik
rendah, yang dianggap sebagai true-soil-feeders.

11
Tarumingkeng. Serangga dan Lingkungan. Bogor: Institut Pertanian
Bogor. 2001. Hlmn 32

12
D. Jenis Rayap
Berdasarkan lokasi sarang utama atau tempat tinggalnya, rayap
perusak kayu dapat digolongkan dalam tipe-tipe berikut :
1. Rayap Pohon
Yaitu jenis-jenis rayap yang menyerang pohon yang masih hidup,
bersarang dalam pohon dan tak berhubungan dengan tanah. Contoh
yang khas dari rayap ini adalah Neotermes tectonae (famili
Kalotermitidae), hama pohon jati.

2. Rayap Kayu Lembab


Menyerang kayu mati dan lembab, bersarang dalam kayu, tak
berhubungan dengan tanah. Contoh: Jenis-jenis rayap dari genus
Glyptotermes (Glyptotermes spp., famili Kalotermitidae).12

3. Rayap Kayu Kering

12
Exterra. Tentang Rayap – Sejarah singkat mengenai rayap beserta
jenisnya.2009. hlm 25

13
Seperti Cryptotermes spp. (famili Kalotermitidae), hidup dalam kayu
mati yang telah kering. Hama ini umum terdapat di rumah-rumah dan
perabot-perabot seperti meja, kursi dsb.Tanda serangannya adalah
terdapatnya butir-butir ekskremen kecil berwarna kecoklatan yang
sering berjatuhan di lantai atau di sekitar kayu yang diserang.Rayap
ini juga tidak berhubungan dengan tanah, karena habitatnya kering.

4. Rayap Subteran
Yang umumnya hidup di dalam tanah yang mengandung banyak
bahan kayu yang telah mati atau membusuk, tunggak pohon baik yang
telah mati maupun masih hidup. Di Indonesia rayap subteran yang
paling banyak merusak adalah jenis-jenis dari famili
Rhinotermitidae.Terutama dari genus Coptotermes (Coptotermes sp.)
dan Schedorhinotermes.
Perilaku rayap ini mirip rayap tanah seperti Macrotermes namun
perbedaan utama adalah kemampuan Coptotermes untuk bersarang di
dalam kayu yang diserangnya, walaupun tidak ada hubungan dengan
tanah, asal saja sarang tersebut sekali-sekali memperoleh lembab,
misalnya tetesan air hujan dari atap bangunan yang bocor.
Coptotermes pernah diamati menyerang bagian-bagian kayu dari kapal
minyak yang melayani pelayaran Palembang-Jakarta.Coptotermes
curvignathus Holmgren sering kali diamati menyerang pohon Pinus
merkusii dan banyak meyebabkan kerugian pada bangunan.

14
5. Rayap Tanah
Jenis-jenis rayap tanah di Indonesia adalah dari famili Termitidae.
Mereka bersarang dalam tanah terutama dekat pada bahan organik
yang mengandung selulosa seperti kayu, serasah dan humus. Contoh-
contoh Termitidae yang paling umum menyerang bangunan adalah
Macrotermes spp. (terutama M. gilvus) Odontotermes spp. dan
Microtermes spp.13
Jenis-jenis rayap ini sangat ganas, dapat menyerang obyek-obyek
berjarak sampai 200 meter dari sarangnya. Untuk mencapai kayu
sasarannya mereka bahkan dapat menembus tembok yang tebalnya
beberapa cm, dengan bantuan enzim yang dikeluarkan dari
mulutnya.Macrotermes dan Odontotermes merupakan rayap subteran
yang sangat umum menyerang bangunan di Jakarta dan sekitarnya.

13
Exterra. Tentang Rayap – Sejarah singkat mengenai rayap beserta
jenisnya. 2009. Hlm 26

15
E. Peranan Rayap Dalam Kehidupan
Keberadaan koloni rayap tidak mutlak selalu merugikan bagi
kehidupan manusia. Beberapa peranan rayap bila ditinjau secara
keseluruhan dari keberadaannya dimuka bumi, antara lain:
 Sarang Rayap Bisa Menguak Lokasi Tambang Emas
Dalam hal ini ternyata hewan satu ini dapat menemukan lokasi
tambang emas, bahkan saking kayanya, sarang hewan kecil itu ada
yang mengandung serbuk logam mulai tersebut. Para peneliti
menemukan sarang rayap itu mengandung kosentrasi emas tinggi,
lima hingga enam kali lebih tinggi dari pada konsentrasi yang
ditemukan lebih dari 16 meter dari gundukan.Rayap dapat masuk
sampai jauh ke dalam tanah, dalam hal ini kemampuan ini
tergantung dari jenis rayap. Rayap sangat suka terhadap lokasi-lokasi
yang mengandung logam, terutama logam mulia (emas). Logam ini
akan dikeluarkan kembali oleh rayap.14
 Sarang rayap tidak hanya sekadar tempat tinggal, akan tetapi juga
sangat membantu ekosistem di sekitarnya untuk bertahan dalam
masa kekeringan. Rayap membangun sarang dengan menggali
lubang serupa pori-pori kecil di tanh. Akibatnya, air meresap lebih
jauh ke dalam tanah sehingga tidak menguap. Para peneliti dari
Universitas Princeton, Amerika Serikat menyatakan sarang rayap
ibarat oasis di padang gurun. Corina Tarnita, peneliti dan asisten
profesor ekologi dan biologi evolusi di Princeton University,
mengatakan proses penggurunan tidak terlalu mempengaruhi habitat
di sekitar sarang rayap.Manfaat dan peranan lain dari rayap untuk
kehidupan manusia ialah 95% dari jenis rayap yang ada di Indonesia
justru sangat bersahabat dengan manusia. Mereka ini ialah jenis
rayap yang makanannya kayu lapuk. Pohon yang sudah mati ini
dimakan rayap, kemudian diubah menjadi zat hara tanah yang dapat

14
Nandika, dkk. Rayap ; Biologi dan Pengendaliannya. Muhamadiyah
University Press. Surakarta. 2004. Hlm 27

16
menyuburkan. Begitu juga daun tidak dapat membusuk, tanah
menjadi miskin unsur hara karena tidak ada yang kembali ke tanah.
 Keberadaan koloni rayap berperan penting dalam siklus
biogeochemical (dekomposer bahan organik) seperti siklus Nitrogen,
Karbon, Sulfur, Oksigen, dan Fosfor.
 Keberadaan koloni rayap disuatu daerah mampu memengaruhi
bentuk vegetasi yang tumbuh dan berkembang di sekitar koloni itu
dengan altivitas dari rayap tersebut melalui modifikasi profil dan
sifat kimia tanah.
 Di daerah Gurun Afrika Selatan, rayap Hodotermes berperan dalam
proses siklus nutrisi tanah. Aktivitas rayap membawa air ke daerah
yang ditumbuhi tanaman sangat menguntungkan karena ketersediaan
air pada tanaman menjadi lebih banyak.
 Di daerah berpasir, rayap mampu meningkatkan infiltrasi air dan
mengembalikannya ke bagian atas tanah.
 Mengakibatkan kerusakan pada bangunan, seperti: perumahan,
perkantoran, gedung olahraga dan lain sebagainya. Selain itu rayap
juga dapat merusak tanaman, buku, arsip ataupun dokumen lainnya
karena mereka dapat mencerna atau menguraikan selulosa.
F. Kasta Rayap
Koloni rayap yang merupakan jenis serangga sosial terbagi atas
tiga kasta yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Ketiga kasta
tersebut adalah kasta reproduksi, kasta prajurit, dan kasta pekerja. Tidak
kurang daro 80-90% populasi koloni rayap merupakan kasta pekerja.
Penjelasan dari kasta-kasta tersebut adalah sebagai berikut:
 Kasta reproduktif
Pada kasta ini terdiri atas individu-individu seksual yaitu betina
(yang abdomennya biasanya sangat membesar) yang tugasnya bertelur
dan jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina. Raja sebenarnya tak
sepenting ratu jika dibandingkan dengan lamanya ia bertugas karena
dengan sekali kawin, betina dapat menghasikan ribuan telur; lagipula

17
sperma dapat disimpan oleh betina dalam kantong khusus untuk itu,
sehingga mungkin sekali tak diperlukan kopulasi berulang-ulang.
Jika koloni rayap masih relatif muda biasanya kasta reproduktif
berukuran besar sehingga disebut ratu. Biasanya ratu dan raja adalah
individu pertama pendiri koloni, yaitu sepasang laron yang mulai
menjalin kehidupan bersama sejak penerbangan alata. Pasangan ini
disebut reprodukif primer. Jika mereka mati bukan berarti koloni
rayap akan berhenti bertumbuh. Koloni akan membentuk “ratu” atau
“raja” baru dari individu lain (biasanya dari kasta pekerja) tetapi
ukuran abdomen ratu baru tak akan sangat membesar seperti ratu asli.
Ratu dan raja baru ini disebut reproduktif suplementer atau neoten.
Jadi, dengan membunuh ratu atau raja kita tak perlu sesumbar
bahwa koloni rayap akan punah. Bahkan dengan matinya ratu, diduga
dapat terbentuk berpuluh-puluh neoten yang menggantikan tugasnya
untuk bertelur. Dengan adanya banyak neoten maka jika terjadi
bencana yang mengakibatkan sarang rayap terpecah-pecah, maka
setiap pecahan sarang dapat membentuk koloni baru.
 Kasta prajurit
Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh yang kekar karena
penebalan (sklerotisasi) kulitnya agar mampu melawan musuh dalam
rangka tugasnya mempertahankan kelangsungan hidup koloninya.
Mereka berjalan hilir mudik di antara para pekerja yang sibuk mencari
dan mengangkut makanan.
Setiap ada gangguan dapat diteruskan melalui “suara” tertentu
sehingga prajurit-prajurit bergegas menuju ke sumber gangguan dan
berusaha mengatasinya. Jika terowongan kembara diganggu sehingga
terbuka tidak jarang kita saksikan pekerja-pekerja diserang oleh semut
sedangkan para prajurit sibuk bertempur melawan semut-semut,
walaupun mereka umumnya kalah karena semut lebih lincah bergerak
dan menyerang.
Tapi karena prajurit rayap biasanya dilengkapi dengan mandibel
(rahang) yang berbentuk gunting maka sekali mandibel menjepit

18
musuhnya, biasanya gigitan tidak akan terlepas walaupun prajurit
rayap akhirnya mati. Mandibel bertipe gunting (yang bentuknya juga
bermacam-macam) umum terdapat di antara rayap famili Termitidae,
kecuali pada Nasutitermes ukuran mandibelnya tidak mencolok tetapi
memiliki nasut (yang berarti hidung, dan penampilannya seperti
“tusuk”) sebagai alat penyemprot racun bagi musuhnya.
Prajurit Cryptotermes memiliki kepala yang berbentuk kepala
bulldogtugasnya hanya menyumbat semua lobang dalam sarang yang
potensial dapat dimasuki musuh. Semua musuh yang mencapai lobang
masuk sulit untuk luput dari gigitan mandibelnya. Pada beberapa jenis
rayap dari famili Termitidae seperti Macrotermes, Odontotermes,
Microtermes dan Hospitalitermes terdapat prajurit dimorf (dua
bentuk) yaitu prajurit besar (p. makro) dan prajurit kecil (p. mikro)
 Kasta pekerja
Kasta ini membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak kurang
dari 80 persen populasi dalam koloni merupakan individu-individu
pekerja. Tugasnya melulu hanya bekerja tanpa berhenti hilir mudik di
dalam liang-liang kembara dalam rangka mencari makanan dan
mengangkutnya ke sarang, membuat terowongan-terowongan,
menyuapi dan membersihkan reproduktif dan prajurit, membersihkan
telur-telur, dan membunuh serta memakan rayap-rayap yang tidak
produktif lagi (karena sakit, sudah tua atau juga mungkin karena
malas), baik reproduktif, prajurit maupun kasta pekerja sendiri.
Dari kenyataan ini maka para pakar rayap sejak abad ke-19 telah
mempostulatkan bahwa sebenarnya kasta pekerjalah yang menjadi
“raja”, yang memerintah dan mengatur semua tatanan dan aturan
dalam sarang rayap. Sifat kanibal terutama menonjol pada keadaan
yang sulit misalnya kekurangan air dan makanan, sehingga hanya
individu yang kuat saja yang dipertahankan. Kanibalisme berfungsi
untuk mempertahankan prinsip efisiensi dan konservasi energi, dan
berperan dalam pengaturan homeostatika (keseimbangan kehidupan)
koloni rayap.Feromon adalah hormon yang dikeluarkan dari kelenjar

19
endokrin., tetapi berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke luar
tubuh dan empengaruhi individu lain yang sejenis. Untuk dapat
mendeteksi jalur yang dijelajahinya, individu rayap yang berada
didepan mengeluarkan feromon penanda jejak (trail following
pheromone) yang keluar dari kelenjar sternum (sternal gland di
bagian bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi oleh rayap
yang berada di belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini sangat erat
hubungannya dengan bau makannannya sehingga rayap mampu
mendeteksi obyek makanannya.15

G. Siklus Hidup
Siklus hidup perkembangan rayap adalah melalui metamorfosa
hemimetabola, yaitu secara bertahap, yang secara teori melalui stadium
(tahap pertumbuhan) telur, nimfa, dewasa. Walau stadium dewasa pada
serangga umumnya terdiri atas individu–individu bersayap (laron)
(Tarumingkeng, 2001).
Menurut Nandika dkk (2003) sistematika dari rayap (C. curvinagthus)
adalah sebagai berikut :Filum : Arthropoda , Kelas : Insecta , Ordo :
Isoptera Famili : Rhinotermitidae , Genus : Coptotermes, Spesies :
Coptotermes curvinagthus Holmgren.
Panjang telur bervariasi antara 1-1,5 mm. Telur C. curvignathus
akan menetas setelah berumur 8-11 hari. Jumlah telur rayap bervariasi,
tergantung kepada jenis dan umur.Saat pertama bertelur betina
mengeluarkan 4-15 butir telur.Telur rayap berbentuk silindris, dengan
bagian ujung yang membulat yang berwarna putih. Telur yang menetas
yang menjadi nimfa akan mengalami 5-8 instar (Nandika dkk, 2003).
Nimfa yang menetas dari telur pertama dari seluruh koloni yang
baru akan berkembang menjadi kasta pekerja. Kasta pekerja jumlahnya
jauh lebih besar dari seluruh kasta yang terdapat dalam koloni

15
Haryo. Makalah Urban Pest Rayap. Universitas Padjajaran Jatinangor.
2012. Hlmn 33

20
rayap.Waktu keseluruhan yang dibutuhkan dari keadaan telur sampai
dapat bekerja secara efektif sebagai kasta pekerja pada umumnya adalah
6-7 bulan.Umur kasta pekerja dapat mencapai 19- 24 bulan.
Struktur kepala pada nimfa muda dan pekerja sama dengan bentuk
kasta reproduktifnya. Kadang tidak terdapat mata majemuk dan ocelli.Jika
terdapat mata majemuk maka mata tersebut belum berkembang seperti
halnya pada kasta reproduktif.Mata majemuk tampak jelas pada nimfa tua
sebelum terbentuk laron.Jumlag segmen antenanya lebih sedikit
dibandingkan setelah menjadi laron (Nandika dkk, 2003).

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Famili rayap Rhinotermitidae memiliki spesies yang bernama
Coptotermes curvignathus dan Schedorhinotermes sp. Ciri morfologi dari
spesies Coptotermes curvignathus yaitu rayap Coptotermes curvignathus
memiliki antena, postmentum, dan pronotum berwarna kuning pucat. Bentuk
kepala bulat berwarna kuning dan memiliki panjang yang sedikit lebih besar
dari pada leher kepala serta memiliki fontanel yang lebar, mandibel berbentuk
seperti arit dan melengkung pada bagian ujungnya.
Selanjutnya, ciri morfologi rayap Schedorhinotermes sp dari sub-famili
Rhinotermitidae. Jenis ini sangat mudah dikenali dari keberadaan bentuk
dimorfik dari kasta prajuritnya, yaitu prajurit mayor (berukuran besar) dan
prajurit minor (berukuran lebih kecil), yang menjadi penciri utama genus
Schedorhinotermes.
Habitat famili rayap Rhinotermitidae pada spesies Coptotermes
curvignathus yang tergolong rayap tanah, ia menyukai tempat-tempat yang
lembab.Rayap jenis Schedorhinotermes dari sub-famili Rhinotermitinae. Jenis
ini ditemukan menyerang cabang atau batang tumbang yang mengalami
pelapukan, dengan kondisi substrat yang diserangnya sangat lembab.

Famili Rhinotermitidae diketahui sebagai famili yang memiliki jenis rayap


yang menimbulkan kerusakan, baik pada tanaman kehutanan maupun
komponen kayu pada bangunan.
Rayap adalah serangga sosial anggota bangsa Isoptera yang dikenal luas
sebagai hama pengganggu dalam kehidupan manusia. Rayap bersarang
didalam tanah dan memakan kayu perabotan atau kerangka rumah sehingga
menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi. Rayap masih berkerabat
dengan semut, yang juga serangga sosial. Dalam bahasa Inggris, rayap
disebut juga “semut putih” (white ant) karena kemiripan perilakunya.
Jenis-jenis rayap yaitu: rayap pohon, rayap kayu kering, rayap kayu
lembab, rayap subteran, rayap pohon.

22
3.2 Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan yaitu semoga makalah


ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan maaf apabila masih banyak
kesalahan dalam penulisan makalah ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

Astuti. 2013. Identifikasi, Sebaran Dan Derajat Kerusakan Kayu Oleh Serangan
Rayap Coptotermes (Isoptera: Rhinotermitidae) Di Sulawesi Selatan. Universitas
Hasannudin.

Anwar. 2008. Sebaran dan Karakter Morfologi Rayap Tanah Macrotermes Gilvus
Hagen di Habitat Hutan Alam (Distribution and Morphology Characteristic of
Macrotermes gilvus Hagen in The Natural Habitat) Jurnal Ilmu dan Teknologi
Hasil Hutan 1(1): 27-33.

Exterra. 2009. Tentang Rayap – Sejarah singkat mengenai rayap beserta jenisnya.

Nandika, dkk. 2003. Rayap ; Biologi dan Pengendaliannya. Muhamadiyah


University Press. Surakarta.

Pratama, Ady. 2013. Ketahanan Kayu Mindi (Melia Azedarach L.) Dari Rayap
Kayu Kering Cryptotermes Cynocephalus Setelah Perlakuan Pemanasan.
Skripsi : Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Bogor

Subekti Niken, Dedy Duryadi , Dodi Nandika , Surjono Surjokusumo, Syaiful


Anwar. 2008. Sebaran dan Karakter Morfologi Rayap Tanah

Haryo. 2012. Makalah Urban Pest Rayap. Universitas Padjajaran Jatinangor

Tarumingkeng. 2001. Serangga dan Lingkungan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

24

Anda mungkin juga menyukai