Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Disusun Oleh:

1. Nur Saadah Sihombing (2020800005)


2. Sarlina (2020800014)
3. Irfani Suhada (2020800022)
4. Siti Maryam Pulungan (2020800023)

Dosen Pengampu:
Hotmaidah Hasibuan, S. Pd., M. Si.

PROGARAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
T. A 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah berjudul “Klasifikasi Serangga” sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Ini guna memenuhi tugas kelompok dari ibu
Hotmaidah Hasibuan, S. Pd., M. Si. pada mata kuliah Entomologi.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu, khususnya kepada seluruh
pihak yang telah memberikan kritik dan saran dalam pembuatan makalah ini
makalah ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.

Padangsidimpuan, 23 Oktober 2023

Kelompok III

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
A Latar Belakang ............................................................................ 1
B Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
A Pengertian Serangga ..................................................................... 3
B Klasifikasi Kelas Serangga ........................................................... 4
C Identifikasi Ordo Serangga .......................................................... 4
D Manfaat dan Peranan Serangga ................................................... 12
BAB III PENUTUP ........................................................................................
A Kesimpulan ..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia sebagaian besar
dapat di jumpai di wilayah hutan hujan tropis yang mempunyai iklim yang stabil
sepanjang tahun. Secara geografis, Indonesia terletak di daerah tropik pada garis
6° LU - 11° LS dan 95° BT -141° BT yang dilewati oleh garis khatulistiwa
sehingga memiliki keanekaragamanan hayati yang tinggi dibandingkan dengan
daerah subtropik dan kutub. Keanekaragaman hayati menjaga kestabilan
ekosistem tetap pada equilibrium (keseimbangan) dan memiliki peran penting
dalam menyediakan jasa lingkungan dan menjamin keberlanjutan ekosistem.
Diantara keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia, serangga
merupakan kelompok biota yang paling tinggi keanekaragamannya.
Kemampuan beradaptasi serangga yang tinggi dibandingkan dengan hewan
lainnya menyebabkan serangga bertahan hidup dan berkembangbiak di berbagai
ekosistem. Pada berbagai ekosistem serangga mempunyai peran penting dalam
menjaga keseimbangan ekosistem yaitu sebagai polinator, pengurai, dan musuh
alami. Di Indonesia ditemukan berbagai macam spesies serangga, karena
memiliki iklim yang relatif stabil yaitu beriklim tropis, sehingga berbagai
macam flora dan fauna dapat hidup dan berkembang biak. Salah satu kekayaan
Indonesia yaitu terdapat pada Filum Arthopoda.
Serangga sering disebut sebagai Hexapoda dan termasuk ke dalam kelas
Atrhopoda. Serangga memiliki kelimpahan yang sangat banyak dengan
keragaman jenis terbanyak di dunia. Hingga saat ini telah teridentifikasi
sebanyak 750.000 spesies yang diketahui oleh manusia dan tiap tahun masih ada
ribuan jenis baru untuk diberi deskripsinya. Proses identifikasi serangga
merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi
mengenai perannya di ekosistem sebagai herbivor, karnivor atau detrivor. Dalam
proses identifikasi terlebih dahulu melihat ciri-ciri morfologi, anatomi,
taksonomi, perilaku, dan ciri bioekologinya

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian serangga?
2. Apa saja klasifikasi kelas serangga?
3. Apa saja identifikasi ordo serangga?
4. Apa manfaat dan peranan serangga?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian serangga
2. Untuk mengetahui klasifikasi serangga
3. Untuk mengetahui identifikasi ordo serangga
4. Untuk mngetahui manfaat dan peranan serangga

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Serangga
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi
dengan jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi.
Dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di
Indonesia. Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama dan
sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid, atau musuh alami. Sebagian
besar spesies serangga memiliki manfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000
spesies telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru
di temukan hampir setiap tahun. Tingginya jumlah serangga dikarenakan
serangga berhasil dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada
habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi dan kemampuan
menyelamatkan diri dari musuhnya.
Serangga memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
Serangga selalu diidentikkan dengan hama di bidang pertanian, disebabkan
banyak serangga yang bersifat merugikan, seperti walang sangit, wereng, ulat
grayak, dan lainnya selain itu serangga juga dapat menjadi sumber vektor
penyakit pada manusia. Namun, tidak semua serangga bersifat sebagai hama
atau vektor penyakit. Jenis serangga dari kelompok lain seperti lebah, ulat
sutera, kumbang macan, semut dapat menguntungkan manusia.
Serangga juga sangat berperan dalam menjaga daur hidup rantai dan
jaring- jaring makanan di suatu ekosistem. Sebagai contoh apabila benthos
(larva serangga yang hidup di perairan) jumlahnya sedikit, secara langsung
akan mempengaruhi kehidupan ikan dan komunitas hidup organisme lainnya
di suatu ekosistem Sungai atau Danau. Di bidang pertanian, apabila serangga
penyerbuk tidak ditemukan maka keberhasilan proses penyerbukan akan
terhambat.

3
B. Klasifikasi Kelas Serangga
Kelas insekta dibagi menjadi dua subkelas Apterygota dan subkelas
Pterigota. Subkelas Apterygota memiliki ciri-ciri berupa serangga primitif
berukuran kecil, tidak bersayap dan mempunyai alat tambahan seperti style
pada ujung abdomen dan metamorfosisnya masih sederhana (ametabola).
Subkelas Apterygota meliputi ordo Protura, Diplura, Thysanura dan
Collembola. Sedangkan Subkelas Pterygota memiliki ciri-ciri bersayap,
namun ada yang tidak bersayap dan metamorfosisnya ada yang sederhana
hingga sempurna (metabola). Subkelas Pterygota terbagi menjadi
Exopterygota dan Endopterygota. Pada Exopterygota meliputi kelompok
serangga yang sayapnya berkembang pada bagian luar tubuh dan
bermetamorfosis sederhana, terdiri dari Ordo Ephemeroptera, Odonata,
Orthoptera, Isoptera, Plecoptera, Dermaptera, Embioptera, Mallophaga,
Anoplura, Thysanoptera, Hemiptera, Neuroptera. Sedangkan Endopterygota
meliputi serangga yang sayapnya berkembang ke bagian dalam tubuh dan
bermetamorfosis sempurna, terdiri dari Ordo Coleoptera, Mecoptera,
Lepidoptera, Diptera, Siphonaptera dan Hymenoptera.

C. Identifikasi Ordo Serangga


1. Coleoptera (kumbang)

Kingdom: Animalia
Filum: Arthopoda
Kelas: Insekta
Ordo: Coleoptera
Famili: Chrysomelidae

4
ciri-ciri ordo coleoptera yaitu sayap depan tebal (kasar) dan keras
seperti cangkang tanpa membran, sayap belakang transparan (membranous).
Pertemuan sayap kiri dan kanan membentuk garis tegak lurus sepanjang
dorsal. Ciri-ciri morfologi Famili Chysomelidae Ciri-ciri: Tubuh relatif kecil,
pendek, agak pendek gemuk dan bulat telur,banyak yang berwarna cerah dan
mengkilap. Kepala tidak memanjang menjadi suatu moncong, ujung
abdomen biasanya tertutup elytra. Tarsi nampaknya 4-4-4 tetapi
sesungguhnya 5-5-5 (ruas ke-4 kecil). Larva umumnya abu-abu kehitaman,
agak gemuk dan mempunyai seperti duri-duri di permukaan tubuhnya.
2. Blattodea (Kecoa)

Kingdom: Animalia
Filum: Arthopoda
Kelas: Insekta
Ordo: Blattodea
Famili: Blattidae
Ciri-ciri yang didapat dari pengamatan morfologi Blattodea yaitu
memiliki bentuk tubuh pipih yang oval dengan dorso-ventral. Pronotum lebar
menutupi kepala, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata
tunggal, antena panjang filiform. Sayap dua pasang, sayap depan
tegmen/tegmina atau tidak ada sedangkan sayap belakang membran atau
tidak ada. Pronotum dan sayap permukaannya licin, tidak bersisik dan juga
tidak berambut. Mulut hipognatus dan pada kaki terdapat duri-duri.
Famili Blattidae memiliki ciri morfologi kepala tertutup (pronotum),
sayap 2 pasang, berwarna kuning ke coklatan sampe ada juga yang coklat tua,

5
dan memiliki tiga pasang kaki untuk merayap (berlari), sisi aterovetral femur
depan biasanya dengan banyak duri sisi posterior jarang. Femur tengah dan
belakang dengan beberapa duri pada kedua sisi (anterior dan posterior)
3. Araneae (laba-laba)

Kingdom: Animalia
Filum: Arthopoda
Kelas: Insekta
Ordo: Araneae
Famili: Sparassidae
Ciri-ciri Ordo Araneae dari morfologi spesimen yaitu memiliki empat
pasang kaki yang panjang, tubuh dibagi menjadi dua bagian yaitu
cephalothorax dan abdomen serta tidak memiliki sayap. Laba-laba ini
memiliki tungkai yang lebih panjang dari pada tubuhnya. Ukuran tubuh
Famili Liocranidae relatif besar jika dibandingkan dengan laba– laba famili
lain.
Famili Salticidae mudah dikenali melalui pola mata yang memiliki 4
pasang mata dengan median interior yang sangat besar. Mata laba-laba
tersebut tersusun atas 3 baris. Selain itu, Famili Salticidae memiliki ukuran
prosoma berkisar 3,1- 3,8 mm dan ophistosoma berkisar 2-5 mm. Struktur
prosoma lebih tinggi letaknya dari ophistosoma. Struktur tubuh seperti ini
berfungsi untuk menempatkan mata yang berukuan besar dan memudahkan
laba-laba untuk melompat jauh.

6
4. Hemiptera (walang sangit)

Kingdom: Animalia
Filum: Arthopoda
Kelas: Insekta
Ordo: Hemiptera
Famili: Alydidae
Ciri-ciri pengamatan morfologi dari spesimen Ordo Hemiptera yaitu
pada bagian mulut terdapat rostrum yang merupakan modifikasi dari labrum
dan Scutellum Rostrum Sayap 12 mm 35 labium yang merusakan alat yang
digunakan untuk menusuk, tipe alat muut yaitu menusuk menghisap
Scutellum berbentuk segitiga, sayap depan menebal di bagian pangkal (dasar)
tapi membranous (hemyltra) di ujungnya, sayap dilipat saling tumpang tindih
sehingga membentuk pola segitiga. Famili Alydidae memiliki ciri-ciri bentuk
tubuh yang memanjang dan sempit, memiliki antena yang panjang, berwarna
coklat kelabu. Famili Alydidae serupa dengan famili Coreidae, tetapi
kepalanya lebar hampir sama panjang dengan pronotum dna tubuh biasanya
panjang dan sempit.

7
5. Hymenoptera (semut, lebah, tawon)

Kingdom: Animalia
Filum: Arthopoda
Kelas: Insekta
Ordo: Hymenoptera
Famili: Ichneumonidae
Ordo Hymenoptera terdiri dari beberapa jenis seragga dari golongan
lebah, tabuhan dan semut. Alat mulut dari Ordo Hymenoptera yaitu tipe
kombinasi (menggigit, mengunyah, mengisap), sayap dua pasang, membran,
Sayap depan Antena Thorax Tungkai (kaki) Ovipositor Abdomen 4 mm 37
sayap belakang lebih kecil dan ada yang tidak ada sayap. Memiliki tiga
pasang kaki pada bagian thorax. Ovipositor ada yang berfungsi sebagai alat
sengat. Pada semut terdapat petiole.
Famili Ichneumonidae memiliki ciri umumnya mempunyai antena yang
panjang (16 ruas atau lebih), imago mempunyai warna coklat cerah sampe
gelap, memiliki ovipositor yang panjang. Famili Formicidae (semut)
memiliki morfologi yang sangat mudah sebagai karakteristik famili
formicidae dengan melihat karakter khusus pada antena yang berbentuk
genikulat atau menyiku, tubuh terdiri dari tiga bagian utama dengan berbagai
karakter seperti kepala, mesosoma dan metasoma. Perbedaan famili
formicidae dengan serangga lainnya adanya penggentingan pengecilan ruas
ke-2 (petiole) dan ruas ke-3 (post-petiole).

8
6. Diptera

Kingdom: Animalia

Filum: Arthopoda

Kelas: Insekta

Ordo: Diptera

Famili: Tipulidae

Serangga diatas termasuk dalam ordo Diptera dimana ciri-ciri


morfologi yang ditemukan yaitu mempunyai sayap depan satu pasang, sayap
belakang terdapat helter yang merupakan sayap yang tereduksi berfungsi
menjaga kesimbangan dalam terbang. Sayap membraneus, tubuh lunak,
antena pendek.

Sayap depan Helter Diptera Mata majemuk 2 mm 3 mm 7 mm 39 dan


mempunyai mata majemuk besar. Famili Tipulidae memiliki cir-ciri panjang
7 mm, sayap terdapat hiasan seperti garis yang berpola, kepala tidak terlalu
besar dan memiliki mulut yang panjang seperti nyamuk. Famili Tipulidae
umumnya memiliki tungkai yang biasanya panjang dan ramping serta mudah
putus.

9
7. Lepidoptera (kupu-kupu)

Kingdom: Animalia
Filum: Arthopoda
Kelas: Insekta
Ordo: Lepidoptera
Famili: Noctuidae
Ordo Lepidoptera merupakan ordo serangga dari kelompok kupu-kupu
dan ngengat dengan ciri-ciri morfologinya sayap dua pasang (sayap depan
dan belakang), bagian sayap ditutupi oleh lepidos (sisik). Ngengat bersayap
kusam dan berwarna gelap. Antena panjang dan ramping kadang-kadang
plumose (banyak rambut) atau berbonggol pada ujungnya. Alat mulut imago
Sayap depan Sayap belakang Antena Probosis 8 mm 41 dengan probosis
untuk menghisap
8. Psocoptera

Kingdom: Animalia
Filum: Arthopoda
Kelas: Insekta
Ordo: Psocoptera
Famili: Caeciliusidae

10
Ordo Psocoptera memiliki ciri-ciri morfologi sayap membentuk atap
pada bagian atas abdomen, sayap depan lebih lebar dengan pterostigma. Mata
faset menonjol, oseli ada tiga pada yang bersayap. Post Klipeus membesar,
tidak memiliki sersi. Antena piliform, sayap membran, kepala relatif besar.
Alat mulut mempunyai kelenjar sutera untuk membuat jaring.
9. Mantodea (belalang)

Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo


Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek
dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan
beberapa spesies belalang 10 biasanya dihasilkan dengan menggosokkan
femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi),
atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya
umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini
umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan
untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang
jantan.
10. Orthoptera

11
Kingdom: Animalia
Filum: Arthopoda
Kelas: Insekta
Ordo: Thysanoptera
Famili: Phleothripidae
Ordo Orthoptera merupakan serangga dari kelompok belalang dan
jangkrik. ciri-ciri morfologi dari ordo orthoptera yaitu memiliki 2 pasang
sayap (dewasa) yaitu sayap depan dan belakang (membranous). Antena
panjang dan ada juga yang pendek. Kaki depan dengan atau tanpa duri,
sedangkan kaki belakang membesar pada bagian femur. Terdapat sepasang
sersi pendek pada ujung abdomen. Antena Kaki depan Kaki belakang (femur)
Mata majemuk Abdomen (sersi) 1 mm 12 mm 49.

D. Manfaat dan Peranan Serangga


Serangga menyusun sekitar 64 % (950.000 spesies) dari total spesies
flora dan fauna yang diperkirakan ada dibumi ini. Dengan jumlah spesies dan
individu yang begitu besar maka serangga memegang peranan yang sangat
penting dalam suatu ekosistem. Diantara peran tersebut adalah: herbivori,
predasi, parasitisme, dekomposisi, penyerbukan, dan sebagainya. Serangga
juga telah digunakan sebagai spesies indikator. Penggunaan bioindikator
akhir ini semakin penting dengan tujuan utama untuk menggambarkan
adanya keterkaitan dengan kondisi faktor biotik dan abiotik lingkungan.
Peluang dan prospek memanfaatkan serangga sebagai sumber protein
hewani sangat besar. Dari hasil analisis ternyata berbagai jenis serangga
mempunyai kandungan protein dan lemak yang tinggi, sebagai contoh, laba-
laba mengandung protein sebesar 64.3 persen dan lemak sebanyak 9.8 persen.
Serangga berperan juga di bidang pertanian, seperti melakukan penyerbukan
yang dilakukan lebah, Serangga penyerbuk coklat (Forcipornyia spp), bersifat
predator, parasitoid ataupun musuh alami pada tanaman pangan, hortikultura,
dan perkebunan

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi
dengan jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi.
Dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di
Indonesia. Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama.
Klasifikasi Kelas Insekta Kelas insekta dibagi menjadi dua subkelas
Apterygota dan subkelas Pterigota. Subkelas Apterygota meliputi ordo
Protura, Diplura, Thysanura dan Collembola. Sedangkan Subkelas Pterygota
terbagi menjadi Exopterygota dan Endopterygota.
Identifikasi ordo serangga yang sama yaitu terdapat 12 ordo serangga.
Adapun 12 Ordo serangga tersebut adalah Ordo Coleoptera, Ordo Blattodea,
Ordo Araneae, Ordo Hemiptera, Ordo Hymenoptera, Ordo Diptera, Ordo
Lepidoptera, Ordo Psocoptera, Ordo Thysanoptera, Ordo Orthoptera.
Serangga juga telah digunakan sebagai spesies indikator. Penggunaan
bioindikator akhir ini semakin penting dengan tujuan utama untuk
menggambarkan adanya keterkaitan dengan kondisi faktor biotik dan abiotik
lingkungan. Dari hasil analisis ternyata berabgai jenis serangga mempunyai
kandungan protein dan lemak yang tinggi, sebagai contoh, laba-laba
mengandung protein sebesar 64.3 persen dan lemak sebanyak 9.8 persen.
Serangga berperan juga di bidang pertanian, seperti melakukan
penyerbukan yang dilakukan lebah Serangga penyerbuk coklat (Forcipornyia
spp), bersifat predator, parasitoid ataupun musuh alami pada tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Borror, D. J., C. A. Triplehorn. N. F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran


Serangga. Edisi ke enam (Terjemah drh. Soetiyono Partosoedjono,
MSc.) Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Farb, Peter. 1980. Pustaka Alam Life: Serangga. Edisi kedua. Jakarta: Tira
Pustaka Ferawati, Widiani N. 2012. Identifikasi serangga dan
Peranannya pada tanaman padi di desa Sukarami Aji Kecamatan Buay
Sandang Aji, Prosiding, ISBN No. 978-602-98559-1-1
Fatimah, 2008. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Kasinisius,
jogjakarta.
Hadi, M. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Yogyakarta: Graha ilmu.
Nazaretta R. 2017. Keanekaragaman dan Identifikasi Semut Arboreal di
Lanskap Hutan Harapan dan Taman Nasional Bukit Duabelas dan
Hutan Harapan, Jambi [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Rioardi. 2009. Pengenalan Ordo-Ordo Serangga. Kanisius: Yogyakarta. Siwi
SS. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Kanisius: Yogyakarta.
Sartiami D. 2008. Kunci Identifikasi Ordo Thysanoptera pada Tanaman Pangan
dan Hortikultura. J Ilmu Pertanian Indonesia, hlm.103-110
Suheriyanto, D. 2008. Ekologi Serangga. Malang: UIN Malang Press.

14

Anda mungkin juga menyukai