Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN INVERTEBRATA

LATIHAN V

PHYLUM ARTHROPODA

CLASSIS ARACHNIDA DAN MYRIAPODA

Disusun oleh :

Nama : Budi Laksono

NIM : A420110154

Kelompok : 12

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Kerja Lapangan Mandiri ini telah diperiksa oleah Asisten
Dosen Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata dan telah disetujui oleh Dosen Dosen
Pengampu Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Hari :

Tanggal :

Nilai :

Surakarta, 14 Desember 2012

Mengesahkan,

Dosen Pengampu Asisten Dosen

Dwi Setyo Astuti, M.Pd Rizza Fitroh K.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan setelah melaksanakan kegiatan Praktikum Kerja
Lapangan Sistematika Hewan Invertebrata Phylum Arthropoda Classis Arachnida Dan
Myriapoda. Laporan ini dibuat berdasarkan data dan informasi serta pengetahuan yang
diperoleh selama penulis melaksanakan PKL Mandiri di tempat-tempat yang
diperkirakan terdapat Hewan dengan phylum dan classis tersebut, baik dari
pengetahuan teori maupun praktek.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut
membantu dalam penyusunan laporan ini, antara lain kepada :
1. Alloh SWT yang telah memberikan berkahnya, atas RahmatNya Kelompok
kami bisa mnyelesaikan laporan ini.
2. Kedua Orang Tua yang telah mendukung baik secara moril maupun materil.
3. Ibu Dwi Setyo Astuti, M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktikum
Sistematika Hewan Invertebata.
4. Mba Rizza Fitroh K, Asisten Labolatorium dan Asisten PKL Mandiri yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Teman-teman kelompok 12 yang saya tidak bisa menyebutkan satupersatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini,
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
turut membantu dalam penyusunan laporan ini.

Surakarta, 14 Desember 2012

Hormat saya,

PENULIS

iii
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………. 1
B. RUMUSAN MASALAH……………………….... 2
C. TUJUAN…………………………………………. 2
D. MANFAAT………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA…………………………. 3
BAB III PEMBAHASAN
A. GAMBAR……………………………………….. 8
B. KLASIFIKASI…………………………………... 8
C. DESKRIPSI……………………………………… 13
D. KESIMPULAN DAN SARAN………………….. 18

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi.


Dalam jumlah, mereka melebihi semua hewan melata daratan lainnya dan
praktis mereka terdapat dimana-mana.
Banyak sekali serangga yang bermanfaat bagi manusia , tanpa mereka
manusia tidak akan berada dalam bentuk sekarang ini. Bermanfaat mulai dari
proses penyerbukan, sebagai makanan, hingga sebagai bahan dalam bidang
penelitian dan kedokteran. Dan yang sangat pentingnya adalah serangga
sebagai pemakan bahan organik yang membusuk, sehingga membantu
merubah tumbuhan dan hewan yang mati menjadi zat-zat yang lebih sederhana
dan dikembalikan ke tanah.
Sebaliknya, banyak serangga adalah berbahaya atau sebagai perusak.
Mereka menyerang berbagai tumbuh-tumbuhan yang sedang tumbuh,
termasuk tanaman yang bernilai bagi manusia dan makan tumbuh-tumbuhan
tersebut. Serangga menyerang harta benda manusia, termasuk rumah-rumah,
pakaian, persediaan makanan, menghancurkan, merusak dan mencemarinya.
Mereka menyerang manusia dan hewan, banyak serangga adalah agen-agen
dalam penularan berbagai penyakit.
Serangga sendiri merupakan kelompok utama dari phylum Arthropoda
dimana Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan.
Phylum ini dapat ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara,
termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit.
Karakteristik yang membedakan artropoda dengan filum yang lain
yaitu : Tubuh bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga
daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal penamaan
Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin. Secara berkala mengalir
dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, kanal alimentari seperti pipa
dengan mulut dan anus, sistem sirkulasi terbuka, hanya pembuluh darah yang
biasanya berwujud sebuah struktur dorsal seperti pipa menuju kanal alimentar
dengan bukaan lateral di daerah abdomen, rongga tubuh; sebuah rongga darah
atau hemosol dan selom tereduksi.
Sistem syaraf terdiri atas sebuah ganglion anterior atau otak yang
berlokasi di atas kanal alimentari, sepasang penghubung yang menyalurkan
dari otak ke sekitar kanal alimentari dan tali syaraf ganglion yang berlokasi di
bawah kanal alimentary, ekskresi biasanya oleh tubulus malphigi. Tabung
kosong yang masuk kanal alimentari dan material hasil ekskresi melintas
keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada
silia atau nefridia.
Arthropoda dalam dunia hewan merupakan filum yang terbesar di dunia.
Empat dari lima bagian spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di
atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai
awal Cambrian. Jumlah spesiesnya yaitu sekitar 900.000 spesies dengan
beragam variasi. Jumlah ini kira-kira 80% dari spesies hewan yang diketahui
sekarang. Arthropoda dapat hidup di air tawar, laut, tanah, dan praktis semua
permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini. Arthropoda dianggap berkerabat
dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan.
1
Pada kesempatan kali ini supaya lebih memahami tentang serangga
kelompok kami akan melakukan praktikum lapangan pada phylum arthropoda
khususnya classis arachnida dan myriapoda dengan menelusuri lokasi-lokasi
habitat classis tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada praktikum sistematika hewan invertebrata
latihan kelima phylum arthropoda, classis arachnida dan myriapoda adalah :

1. Apa saja classis dari phylum arthropoda ?


2. Bagaimana ciri-ciri phylum arthropoda ?
3. Binatang apa saja yang tergolong classis arachnida dan myriapoda dan
bagaimana ciri-ciri spesifiknya ?

C. TUJUAN
Adapun tujuan pada praktikum sistematika hewan invertebrata latihan
kelima phylum arthropoda, classis arachnida dan myriapoda adalah :

1. Mempelajari jenis-jenis dari Arthropoda yan ada di alam.


2. Mendeterminasi species yang didapat untuk mengetahui nama jenisnya.

D. MANFAAT
Manfaat yang dapat kita ambil dari praktikum sistematika hewan
invertebrata latihan kelima phylum arthropoda, classis arachnida dan
myriapoda adalah :

1. Mengetahui jenis – jenis arthtropoda yang ada di dalamnya terutama


dari kelas Myriapoda dan Arachnida.
2. Mengetahui nama spesies dan klasifiksinya dari phylum Arthropoda
yang telah ditemukan.
3. Mengetahui kunci determinasi dari masing – masing phylum
Arthtropoda yang telah ditemukan.
4. Mengetahui ciri spesifik dari masing – masing phylum Arthtropoda
yang telah ditemukan
5. Mengetahui morfologi dari masing – masing spesies yang telah
ditemukan
6. Mengetahui habitat dari masing – masing spesies yang telah ditemukan
7. Mengetahui manfaat atau bahaya dari masing – masing spesies yang
ditemukan

BAB II

2
TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN PUSTAKA

Accepting a rooting of trilobite-like arthropods close to fuxianhuiids and


canadaspidids, we can begin to figure out what a shared arthropod ancestor of
the two groups would have looked like. The body should have been segmented
and fairly long, surrounded laterally by a pleural fold. The dorsum was
sclerotised and separated into segmental tergites. There may not have been any
tergite covering more than one segment, such as a head shield. The anterior
end consisted of a pre-segmental acron carrying a pair of compound eyes. The
first segment carried a pair of uniramous antennae. All successive segments
carried clumsy paired legs with many short and identical podomeres (leg
segments). The proximal part of the leg had a simple exopod blade. It is
uncertain if segmentation was well controlled, so that there was only one pair
of legs per body segment. The mouth was located behind the antennae, without
mouthparts, and without hypostome protection. Older ancestors should be yet
simpler. (Xian, 2003)
Tubuh Arthropoda sepenuhnya ditutupi oleh kutikula, suatu
eksoskeleton yang dibangun dari lapisan-lapisan kitin dan protein. Kutikula
itu dapat merupakan pelindung yang yang tebal dank eras diatas beberapa
bagian tubuh, dan setipis kertas dan fleksibel pada lokasi lain seperti
persendian. Eksoskeleton itu akan melindungi hewan dan menyediakan titik
pertautan bagi otot yang menggerakan anggota badan itu. Arthropoda
menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan dengan adanya organ
sensor yang bekerja dengan baik yang meliputi mata, reseptor olfaktori untuk
penciuman dan antenna untuk sentuhan dan penciuman. Sefalisasi yang terjadi
sangat ekstensif, dengan sebagian organ sensoris terpusat pada ujung anterior
hewan Arthropoda. (Campbell,2003)
Tubuh Arachnoidea terdiri atas cephalothorax dan abdomen.Pada
cephalothorax dijumpai dua pasang alat mulut yaitu kelisera, berbentuk
sebagai gunting (catut) dan terletak di bagian depan. Juga dijumpai sepasang
pedipalgus yang berbentuk seperti kaki dan terletak di belakang
cephalothorax, berfungsi sebagai maxilla. Pada cephalothorax dijumpai juga
beberapa pasang mata tunggal, Arachnoidea tidak dijumpai antena.
Arachnoidea mempunyai kelenjar bisa (racun) dekat mulut. Alat mulut dengan
kelenjar bisa (racun) dapat ditusukkan untuk melumpuhkan rnangsa. Kaki
sebanyak 4 pasang atau 8 buah. Pada abdomen di bagian depan ventral terdapat
alat pernapasan, yaitu suatu bentuk lipatan-lipatan kulit, alat ini disebut paru-
paru buku. Pada beberapa jenis, ada yang menggunakan insang buku dan
tracheae sebagai alat pernapasan. Tidak ada pembuluh balik, kecuali pembuluh
balik paru-paru, karena itu peredaran darahnya disebut peredaran darah
terbuka. Arachnoidea hidup soliter, ada yang hidup bebas sebagai predator dan
ada juga yang hidup parasit. Hewan Arachnoidea adalah diosius. Pembuahan
biasanya beriangsung internal. Umumnya berkembang biak secara ovipar.
Selanjutnya akan dibicarakan beberapa ordo dari kelas Arachnoidea.
- Ordo Skorpionida ; Hewan-hewan ordo Skorpionida biasanya sebagai
predator. Pada ruas abdomen yang terakhir terdapat alat sengat yang
berbisa. Pedipalpus besar, sedang keliseranya kecil. Skorpionida

3
melahirkan anak (vivipar). Berburu mangsa pada malam hari dan
menyukai tempat-tempat yang hangat.
- Contoh: kalajengking (Heterometrus cyaneus), kala buku (Chaffer
cancroides), dan kala gurun (Parabuthus)
- Ordo Arachnidae ; Hewan ini memiliki kelenjar sutera yang terdapat di
bagian ventral abdomen di depan anus. Dari kelenjar ini dihasilkan
benang-benang untuk membuat sarang atau jaring-jaring. Jaring-jaring
digunakan untuk menangkap mangsa. Labah-labah jantan biasanya lebih
kecil daripada labah-labah betina.
Contoh: labah-labah pemburu (Heteropoda), labah-labah bukit pasir
(Leucorchestris), labah-labah penjaring ( Thalassius), labah-labah burung
(Mygale javanica), labah-labah raksasa (Nephila maculata)
- Ordo Akarina ; Akarina sangat merugikan manusia karena hidupnya
parasit. Ukuran tubuh kecil (mikroskopis). Kelisera dan pedipalpus
bervariasi. Gin khasnya adalah tubuh tidak menampakkan adanya buku-
buku, karena segmentasi bersatu. Selain hidup parasit, ada juga Akarina
yang hidup babas.
Contoh: kutu kudis. caplak hewan, tungau, dan caplak rambut
Tubuh hewan yang tergolong dalam Myriapoda ter-din atas banyak
segmen (10 sampai 200). Bentuk tubuhnya memanjang. Pada kabala terdapat
satu pasang antena, satu pasang rahang, dan dua pasang maxilla. Setiap ruas
tubuh dilengkapi dengan sepasang kaki, kecuali ruas pertama dan terakhir.
Kaki beruas-ruas atau berbuku-buku. Seluruh anggotanya hidup di darat.
Beberapa ordo Myriapoda adalah sebagai berikut.
- Ordo Chilopoda ; Hewan yang tergolong ke dalam Chilopoda adalah lipan
(kelabang) . Lipan adalah predator pemakan hewan-hewan kecil.
Mangsanya dilumpuhkan dengan racun. Kelenjar racun terdapat pada alat
mulut. Tubuh lipan pipih. Lipan mencari makanan pada malam hari.
- Ordo Diplopoda ; Hewan yang tergolong ke dalam kelompok ini adalah
luwing (Gambar 11.13). Tubuhnya panjang silindris. Sepasang antena
yang pendek terdapat di kepala. Tiap segmen dilengkapi dengan sepasang
kaki. Karena segmen- segmen tersusun dua-dua secara rapat, maka
kelihatannya tiap segmen mempunyai dua pasang kaki. Hewan ini
memakan tumbuhan yang telah mati dan menyukai ternpat yang lembap
dan gelap. Dalam keadaan bahaya hewan ini menggulung. Luwing
berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
Hewan chilapoda hidupnya di darat sebagai hewan karnivor. Tubuhnya
chilapoda terdiri atas kepala dan badan. Bentuk hewan ini agak pipih/gepeng
dan beruas-ruas. Pada tiap ruas terdapat sepasang kaki. Pada bagian kepala
chilapoda terdapat sepasang antena yang panjang, dua kelompok mata tunggal,
dan alat mulut. Contoh Chilopoda yang sering kita temukan adalah kelabang
atau lipan. Kelabang adalah arthropoda uniramian yang tubuhnya terdiri dari
banyak rantai (hingga 177) segmen yang rata. Kaki kelabang telah dimodifikasi
untuk sehingga berbentuk lebih besar, taringnya beracun yang digunakan untuk
menangkap mangsanya. bagaimanapun, Gigitan kelabang besar, dapat
menyakitkan untuk orang dewasa dan berbahaya bagi anak kecil. Kelabang
adalah predator, makanannya berupa hewan invertebrata seperti cacing tanah
dan serangga terestrial. kelabang memeriluakn habitat mikro yang lembab. telur
kelabang yang menetas bentuknya akan menyerupai kelabang dewasa. dalam
beberapa kasus ukuran kelabang bisa mencapai hingga 10 inchi. kelabang

4
merupakan hewan kelompok yang sangat beragam ada sekitar 20 keluarga
kelabang yang terdiri lebih dari 2500 spesies. kaki seribu (Kelas Diplopoda,
sebelumnya disebut Chilognatha) merupakan artropoda panjang yang memiliki
tubuh silindris juga mempunyai dua pasang kaki ditiap ruas tubuhnya (antara
20 sampai 100 ruas). Hewan ini termasuk hérbivora, lambat, juga tidak berbisa;
berbeda dengan kerabat dekatnya, kelabang (Kelas Chilopoda), yang terlihat di
bagian kakinya yang sapasang dari tiap ruas. Kaki seribu kebanyakan memakan
tumbuhan yang sudah membusuk dan sisa-sisa tumbuhan mati lainnya. Sebelum
dimakan kaki seribu menyekresikeun cairan untuk membasahi makanannya.
Kelas artropoda ini dianggap sebagai hewan pertama yang mejelajahi daratan
dalam periode geologi Silurian. Keanehan utama hewan ini adalah dalam
jumlah kakinya, sehingga disebut kaki seribu atau dalam bahasa inggris disebut
millipede dari bahasa latin milli (ribuan) dan pede (kaki). jumlah kaki kaki
seribu sebenarnya tidak mencapai seribu, rata-rata 40-200 pasang, meskipun
ada juga spesies langka yang jumlah kakinya sampai 375 pasang. Dikarenakan
jumlah kakinya yang banyak juga pendek, kaki seribu ini berjalannya terbilang
lambat, tetapi mereka begitu ahli dalam membut lubang. Dikarenakan begitu
pelan dalam berjalannya, kaki seribu ini tidak bisa lepas kalau ada hewan lain
yang akan memangsanya. Untuk mempertahankan dirinya dengan cara
menggulung badannya menjadi bentuk koil dan kakinya bersembunya di bagian
dalam, dikelilingi oleh ruas tubuh yang keras. Ada juga beberapa spesien yang
mensekresikan cairan berbisa, atau gas hidrogen sianida dari pori mikroskopis
sepanjang tubuhnya. Cairan sekresinya ada yang mengandung asam yang dapat
membakar eksoskeleton semut dan predator serangga, serta kulit dan mata
predator yang lebih besar. Bagi manusia cairan sekresi ini tidak berbahaya,
tetapi harus berhati-hati kalau mengenai mata atau tertelan. Biasanya cairan
sekresi ini digunakan untuk menolak serangga yang biasa mengganggu, juga
untuk tujuan psikoaktif. Kaki seribu ini juga ada yang ampibi. Contoh yang
sering kita temukan adalah kaki seribu . Diplopoda bersama dengan Chilopoda,
umumnya dikelompokkan dalam kelompok Myriapoda.
Hampir semua arachnida dewasa memiliki delapan kaki, dari kenyataan
ini arachnida dapat dengan mudah dibedakan dengan serangga, karena serangga
memiliki enam kaki. Namun, arachnida juga memiliki dua pasang kaki
pelengkap yang telah menjadi disesuaikan untuk makan, pertahanan, dan
persepsi sensorik. Pasangan pertama, chelicerae, digunakan dalam makan dan
pertahanan. Pasangan berikutnya dari pelengkap, pedipalpus yang telah
disesuaikan untuk makan, penggerak, dan / atau fungsi reproduksi. Dalam
Solifugae, yang palps cukup mirip seperti kaki, sehingga hewan-hewan ini
tampaknya memiliki sepuluh kaki. Larva tungau dan Ricinulei hanya memiliki
enam kaki, pasangan keempat muncul ketika mereka rontok menjadi nimfa.
Namun, ada juga tungau dewasa dengan enam, atau bahkan empat kaki.
Arachnida lebih lanjut dibedakan dari serangga dengan kenyataan mereka tidak
memiliki antena atau sayap. Tubuh mereka diatur menjadi dua tagma disebut
prosoma, atau cephalothorax, dan opisthosoma, atau perut. Cephalothorax
berasal dari fusi dari Cephalon (kepala) dan dada, dan biasanya ditutupi oleh
karapas, tunggal tidak bersegmen. Perut adalah tersegmentasi dalam bentuk
lebih primitif, tetapi berbagai tingkat fusi antara segmen terjadi dalam banyak
kelompok. Hal ini biasanya dibagi menjadi preabdomen dan postabdomen,
meskipun ini hanya jelas terlihat dalam kalajengking, dan dalam beberapa
pesanan, seperti Acari, bagian perut benar-benar menyatu. Seperti semua

5
arthropoda, Arachnida memiliki exoskeleton, dan mereka juga memiliki
struktur internal dari tulang rawan-seperti jaringan yang disebut endosternite,
yang kelompok otot tertentu yang melekat. Para endosternite bahkan kalsifikasi
dalam beberapa Opiliones. Tubuh hewan ini mempunyai kepala yang bersatu
dengan dada disebut kepala dada atau sefalotoraks, dan perut. Kepala Arachnida
tidak mempunyai antena. Hewan ini bernapas dengan paru-paru buku, trakea,
atau kedua-duanya. Beberapa Arachnida dapat bersifat merugikan, misalnya,
caplak. Hewan ini merugikan karena mereka makan dengan cara mengisap
darah pada burung dan mamalia, bahkan mungkin juga pada manusia. Selain
caplak, tungau yang termasuk Arachnida juga banyak hidup sebagai parasit.
Sarcoptes, misalnya, dimasukkan sebagai tungau dan dapat menyebabkan
penyakit kulit yang disebut scabies.(Budi, 2010)
Jenis kelamin Chilopoda terpisah, dengan tidak dipasangkan gonada dan
saluran pipa dipasangkan. Beberapa lipan letakkan telor dan bersifat
viviparous.Fase muda serupa dengan bentuk dewasa. Lipan lebih suka tempat
lembab seperti itu di bawah kayu balok, kulit kayu, dan lempar. Chilopoda
adalah carnivorus makananya dapat berupa :cacing tanah, lipas, dan lain
serangga Mereka membunuh mangsa dengan mengeluarkan racun cakar
kemudian mengunyahnya dengan mandibel (Hickman, 2001). Lipan rumah
umum Scutigera (L. scutum, perisai, _ gera, kaitan), mempunyai 15 kaki,
berjalan cepat sekitar gudang di bawah tanah, kamar mandi, dan tempat-tempat
dimana mereka dapat menangkap serangga.Jenis dari lipan tak berbahaya ke
manusia, walau banyak lipan tropis, beberapa panjang dari 30 cm, adalah
berbahaya (Hiickman, 2001).
Luing tidak seaktif seperti lipan. Luing berjalan perlahan-lahan, tidak
menggeliat seperti lipan. Luing lebih suka gelap, tempat lembab di bawah kayu
balok atau batu.. Karena bergerak lamban hewan, luing menggulungkan
badannya ketika diganggu. Luing juga melindungi diri mereka sendiri dari
predation dengan mengeluarkan zalir beracun atau penolak dari kelenjar
istimewa (repugnatorial kelenjar) yang terdapat di sepanjang sisi tubuh.
Contoh umum dari ini kelas adalah Spirobolus dan Julus (Hickmann, 2001).
Biosfer berarti tempat kehidupan dan salah satu bagian biosfer adalah tanah tempat
organisme hidup baik di dalam maupun dipermukaannya. Hewan tanah sebagai
komponen biotik pada ekosistem tanah atau ekosistem terrestrial tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan. Perubahan struktur vegetasi pada ekosistem terrestrial dapat
mempengaruhi struktur komunitas hewan tanah. Pada ekosistem terrestrial ada komponen
abiotik dan biotik yang sangat menentukan rantai ekologi dan ekosistem yang stabil akan
mendukung perkembangan hewan tanah di ekosistem itu. Salah satu komponen biotik
yang berperan penting pada ekosistem tanah adalah Arthropoda. Menurut Meglithsch
(1972), Arthtropoda merupakan phylum terbesar dalam kingdom Animalia dan kelompok
terbesar dalam phylum itu adalah Insekta. Diperkirakan terdapat 713.500 jenis
Arthropoda dengan jumlah itu diperkirakan 80% dari jenis hewan yang sudah dikenal.
Menurut Suin (1997), Arthropoda tanah merupakan salah satu kelompok hewan tanah
yang dikelompokkan atas Arthropoda dalam tanah dan Arthropoda permukaan tanah.
Arthropoda permukaan tanah sebagai komponen biotik pada ekosistem tanah sangat
tergantung pada faktor lingkungan. Perubahan lingkungan akan berpengaruh terhadap
kehadiran dan kepadatan populasi Arthropoda. Menurut Takeda (1981), perubahan
faktor fisika kimia tanah berpengaruh terhadap kepadatan hewan tanah. Menurut
Najima dan Yamane (1991), keanekaragaman hewan tanah lebih rendah pada daerah
yang terganggu daripada daerah yang tidak terganggu. Menurut Adisoemarto (1998),
perubahan komunitas dan komposisi vegetasi tertentu pada suatu ekosistem secara

6
tidak langsung menunjukkan pula adanya perubahan komunitas hewan tanah dan
sebaliknya.(Nurhadi,2011)

BAB III
PEMBAHASAN

A. GAMBAR

Centruroides noxius Mastigoproctus giganteus

Scolopendra subspinies
Centruroides noxius
Lactrodectus mactans

Achaearanea tepidariorum
Aphonopelma sp

7
Narceus americanus
Narceus sp

B. KLASIFIKASI

1. Kalajengking
Centruroides noxius
Kunci determinasi : (1’,3(1’),4(3),……
Ordo : Scorpiones

Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Invertebrata
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Ordo : Scorpiones
Familia : Bathidae
Genus : Centruroides
Species : Centruroides noxius

2. Kalajengking
Centruroides gracilis
Kunci determinasi : (1’,3(1’),4(3),……
Ordo : Scorpiones

Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Invertebrata
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida

8
Ordo : Scorpiones
Familia : Bathidae
Genus : Centruroides
Species : Centruroides noxius

3. Kalajengking Cambuk (Ketunggeng)


Mastigoproctus giganteus
Kunci Determinasi : (1’,3(1’),4(3),……

Ordo : Scorpiones

Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Invertebrata
Phylum : Arthropoda
Classis : Myriapoda
Ordo : Scorpiones
Familia : Thelyphonidae
Genus : Mastigoproctus
Species : Mastigoproctus giganteus

4. Laba-laba
Achaearanea tepidariorum
Kunci determinasi : 1,2(1),….
Ordo : Araneae
1’,………
Subordo : Labidognata
Kunci determinasi : 7’,15(7’),16’,19’, 20(19’),21’,26’,39’,40(39’)……

9
Familia : Theridiidae

Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Invertebrata
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Ordo : Araneae
Subordo : Labidognata
Familia : Theridiidae
Genus : Achaearanea
Species : Achaearanea tepidariorum

5. Laba-laba
Lactrodectus mactans
Kunci determinasi : 1,2(1),….
Ordo : Araneae
Kunci determinasi : 7’,15(7’),16’,19’, 20(19’),21’,26’,39’,40(39’)……
Familia : Theridiidae

Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Invertebrata
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Ordo : Araneae
Familia : Theridiidae
Genus : Lactrodectus
Species : Lactrodectus mactans

10
6. Laba-laba (tarantula)
Aphonopelma sp
Kunci determinasi : 1,2(1),….
Ordo : Araneae

Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Invertebrata
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Ordo : Araneae
Subordo : Mygalomorphae
Familia : Theraphosidae
Genus : Aphonopelma
Species : Aphonopelma sp

7. Kaki seribu
Narceus americanus
Kunci determinasi : 1’,2’,3’,5’,6’,7’,8’,…..
Ordo : Spirobolida

Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Invertebrata
Phylum : Myriapoda
Classis : Diplopoda
Ordo : Spirobolida
Familia : Spirobolidae
Genus : Narceus
Species : Narceus americanus

11
8. Kaki seribu
Narceus sp
Kunci determinasi : 1’,2’,3’,5’,6’,7’,8’,…..
Ordo : Spirobolida

Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Invertebrata
Phylum : Myriapoda
Classis : Diplopoda
Ordo : Spirobolida
Familia : Spirobolidae
Genus : Narceus
Species : Narceus sp

9. Kelabang
Scolopendra subspinies
Kunci determinasi : 1’,3(1’),……..
Ordo : Scolopendromorpha

Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Invertebrata
Phylum : Arthropoda
Classis : Chilopoda
Ordo : Scolopendromorpha
Familia : Scolopendridae
Genus : Scolopendra
Species : Scolopendra subspinipes

12
C. DESKRIPSI

Filum Arthropoda dibagi menjadi 5 kelas secara garis besar menurut P.S
Verma yaitu :
1. Kelas Crustacea.
Sebagian besar Crustacea hidup di aquatis dan benapas dengan insang.
Exoskeleton keras, terdiri dari kitin yang berlendir, memiliki sepasang antena.
Alat-alat tambahan bersifat tipikal biramus ( bercabang dua). Kepala terbentuk
sebagai persatuan segmen-segmen, kadang-kadang bersatu membentuk
sefralothorax.
2. Kelas Onychopora.
Onychopora biasanya ditemukan di celah-celah bebatuan, di bawah atau di
dalam lapisan kulit pohon, di bebatuan atau beberapa diantaranya dapat
ditemukan banyak di daerah tropis, pada kepalanya terdapat tiga pasang
appendage, satu pasang untuk antenna, sepasang lagi untuk rahang, dan
sepasangnya lagi untuk mata sederhana. Mempunyai kelenjer yang dapat
menghasilkan kotoran. Respirasinya menggunakan trachea, system
pencernaannya menggunakan nephridia, organ reproduksinya terpisah.
Onychopora merupakan penghubung antara Annelida dengan Arthropoda.
3. Kelas Myriapoda.
Myriapoda merupakan hewan teresterial, karnivora dan aktif makan hewan
lain. Tubuhnya pipih dorsoventral dan segmentasi sangat jelas. Pada tiap
segmen tubuh terdapat sepasang kaki yang terletak lateral. Ada sepasang
antena yang panjang dan mata yang masing-masing terdiri dari banyak oselli.
Pada segmentasi tubuh pertama terdapat gigi-gigi beracun. Respirasi dengan
trakea.
4. Kelas Insecta.
Insekta merupakan hewan darat, sebagian kecil ada di air tawar dan sangat
jarang hidup di laut, ukuran tubuhnya bervariasi dari ukuran yang mikroskopis
sampai belasan cm panjangnya. Tubuh secara jelas dibagi menjadi kepala,
dada (thorax), dan perut (abdomen). Abdomen terdiri dari 6-11 segmen. Dada
terdiri dari 3 segmen dan biasanya terdapat 3 pasang kaki dan atau sepasang
sayap (sayap dua dan 3). Ada sepasang antena, biasanya dengan dua mata
majemuk (compound eyes) dan 3 oselli.
5. Kelas Arachnida.
Hanya beberapa jenis Arachnida yang hidup di air, umumnya hidup di daratan
dan berukuran mikroskopis sampai beberapa cm panjangnya. Tubuhnya dibagi
menjadi sefalothorax dan abdomen. Pada sefalothorax terdapat 6 pada alat
tambahan. Sepasang pertama dengan rahang, sepasang kedua biasanya dengan
alat perasa untuk menangkap mangsa, dan empat pasang berikutnya dengan
alat untuk berjalan. Pada Arachnida tidak terdapat antena. Jumlah mata
bervariasi, biasanya dengan 8 mata sederhana. Pernapasan dengan paru buku
atau trakea atau keduanya, atau tidak ada organ pernapasan khusus.

13
Myriapoda adalah termasuk Anthropoda yang biasa disebut kaki seribu.
Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-
ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di
daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang banyak mengandung
sampah, misal kebun dan di bawah batu-batuan.
Kaki seribu memiliki tubuh yang terbagi atas dua bagian, kepala di sebelah
depan dan bagian tubuh yang panjang dibelakangnya. Tubuhnya terdiri dari segmen-
segmen tubuh berbentuk cincin. Pada hampir setiap segmen tubuh dari kaki seribu
dewasa terdapat dua pasang kaki. Segmen tubuh pertama setelah kepala disebut
tengkuk (collum) dan tidak berkaki. Tiga segmen berikutnya mengandung sepasang
kaki pada tiap segmennya. Kaki seribu yang belum dewasa sering kali mempunyai
segmen terakhiryang tidak berkaki. Kaki seribu yang belum dewasa sulit sekali
ditentukan jenisnya. Oleh karena itu pilihlah kaki seribu dewasa, spesimen yang
segmen terakhirnya lengkap dengan kaki atau spesimen yang hanya mempunyai sedikit
segmen tanpa kaki untuk ditentukan identitasnya.
Alat mulut Kaki seribu hanya memiliki dua pasang alat mulut, mandibula yang
digunakan untuk mengunyah dan suatu keping di sebelah belakang yang disebut
gnathochilarium. Untuk mengidentifikasi bangsa tertentu, gambaran bagian bawah
gnathochilarium sangat menentukan. Letakkan kaki seribu terlentang dan carilah
pasangan kaki yang pertama. Dengan sebuah pisau bedah, potonglah bagian kepalanya.
Dengan demikian, kita dapat melihat bagian bawah gnathochilarium. Kadang-kadang
hal ini dapat dilakukan tanpa perlu memotong kepalanya terlebih dahulu.
Organ Tömösváry: Ini adalah organ perasa yang terletak di kepala pada
kebanyakan kaki seribu. Organ ini umumnya berbentuk cincin yang agak menonjol,
tetapi dapat juga berbentuk ladam atau hanya sekedar berbentuk suatu lubang.
Posisinya terletak di bagian belakang dasar sungut. Tidak semua bangsa kaki seribu
memiliki organ ini. Ozopor: Organ ini pada kebanyakan bangsa kaki seribu terdapat
pada sejumlah segmen tubuh, yaitu lubang kelenjar yang menghasilkan bau tertentu.
Bagian ini agak sulit untuk dilihat. Pada kebanyakan hewan, ozopore terletak di sebelah
samping tubuh dan dimulai pada segmen ke enam. Pada sebagian kecil kelompok
hewan ini, lubang kelenjar terdapat di sepanjang bagian tengah dorsal. Paranota: Bagian
dorsal setiap segmen cincin ditutupi dengan perisai yang kerat dan disebut tergit.
Pelebaran kearah samping tubuh dinamakan paranota. Kebanyakan kaki seribu
memiliki “bintik mata” pada daerah sisi kepala. Mata demikian dapat terdiri dari
sejumlah bintik mata yang bersatu membentuk daerah penglihatan. Sejumlah kaki
seribu, misalnya Polydesmida, tidak pernah memiliki bintik mata. Ciri ini digunakan
beberapa kali dalam kunci identifikasi. Kaki seribu yang hidup di dalam gua pada
beberapa bangsa telah kehilangan alat penglihatan mereka, meskipun kerabatnya yang
hidup di permukaan tanah mempunyai daerah penglihatan yang terbentuk dengan baik.
Oleh karena itu, kaki seribu yang hidup di dalam gua yang gelap mempunyai
kemungkinan tidak teridentifikasi dengan baik dengan kunci identifikasi ini. Kaki
seribu dewasa umumnya mempunyai alat kelamin yang jelas dan dapat dengtan mudah
diamati di bawah mikroskop. Alat kelamin tentu terdapat pada kedua jenis kelamin,
hanya lebih nyata pada hewan jantan. Kaki yang berubah menjadi alat kelamin
umumnya dapat ditemukan di dua bagian, di daerah segmen cincin yang ke tujuh atau
pada bagian ujung tubuhnya, meliputi pasangan kaki yang terakhir. Pasangan kaki yang
terakhir umumnya dinamakan telopod. Pasangan kaki ke tujuh yang termodifikasi
kadang-kadang tersembunyi pada suatu kantung. Pada kelompok hewan demikian
hewan jantan terlihat tidak punya pasangan kaki pada segmen ke tujuh. Pasangan kaki

14
ke tujuh yang mengalami modifikasi dikenal dengan gonopod. Organ ini sangat penting
untuk mengidentifikasi jenis. Hewan betina mempunyai alat kelamin (kadang-kadang
disebut cifopod dapat ditemukan di sebelah belakang pasangan kaki kedua. Alat
kelamin betina jarang sekali digunakan dalam mengidentifikasi jenis.
Bagian-bagian tubuh suatu kaki seribu jantan dari Bangsa Julida. Pada tampak
samping kaki pada bagian segmen depan, kaki-kaki terlihat lebih depan dibandingkan
dengan tempat sebenarnya (menurut Blower, 1985). Perhatikan bahwa pasangan kaki
pertaman berbentuk cakar adalah ciri paling jelas dari Julid jantan. collum = tengkuk,
ocelli = bintik, mata, ocular field = daerah mata, mandible = rahang, ozopore(s) =
ozopor, gonopod(s) = gonopod, leg(s) = kaki. Struktur segmen cincin
(diplosegmen)(menurut Demange, 1981). ozopore(s) = ozopor, leg(s) = kaki, gland =
kelenjar, prozonite = prozonit, metazonite = metazonit, suture = sambungan, stigma =
lubang halus, sternite = sternit, posterior = belakang, anterior = depan.

Ciri-ciri umum myriapoda:

 Tidak bersegmen ( beruas ) tidak mempunyai dada hanya mempunyai kepala


dan perur
 Pada setiap ruas perut terdapat sepasang kaki atau dua pasang kaki
 Di bagian kepala terdapat kelopak mata, antena dan mulut
 Susunan saraf tangga tali
 Sistem pernafasan trakea
 Sistem peredaran darah terbuka
 Berkembang biak dengan bertelur
 Hidup di darat

Klasifikasi (penggolongan Myriapoda)


Dalam penggolongannya Myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas, yakni:
1. Kelas Chilopoda
2. Kelas Diplopoda

Kelas Chilopoda
Contoh: kelabang : Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans

Ciri-cirinya Chilopoda :
 Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas
(15 – 173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas
(segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada
segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa”
(maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada
kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12
segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini
memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan
binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
 Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut
sampai anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
 Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang
dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.
 Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan
yang telah membusuk. Kelas ini sering disebut Sentipede.

15
Kelas Diplopoda
Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis)
Gambar 13. Julus Nomerensis (kaki seribu)
Ciri-cirinya Diplopoda :
 Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas
kepala dan badan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan
tidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau
kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi.
 Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata
tunggal.
 Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan
yang telah membusuk.
 Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
 Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.

Kelas Arachnida dibedakan dengan kelas yang lainnya dengan tidak adanya
anggota badan sebagai organ perasa yang sering disebut antena yang biasanya terdapat
di bagian depan kepala di keempat kelas lainnya. Ciri yang lain adalah badan terdiri
dari tiga bagian yaitu kepala, thorax dan abdomen.
Namun bagian kepala dan thorax menyatu menjadi satu sehingga sering disebut dengan
cephalothorax. Bagian cephalothorax biasanya dilindungi oleh bagian yang keras yang
disebut carapace. Alat mulut dilengkapi dengan chelicera dan pedipalpus, chelicera
berbentuk capit yang berguna untuk merobek badan mangsanya sehingga kelompok ini
kadang disebut chelicerata. Pedipalpus berbentuk capit namun lebih panjang dan
berguna untuk menangkap mangsa. Karena tidak berantenna sepasang kaki paling
depan di beberapa kelompok berubah fungsi menjadi indra yang berfungsi seperti
antena.
Ciri khas yang lain adalah Arachnida mempunyai empat pasang kaki di bagian
cephalothorax, sehingga jumlah kaki menjadi delapan dan sering disebut
decapoda. Bagian abdomen biasanya tidak mempunyai anggota badan (appendages)
jika ada biasanya kecil dan berfungsi sebagai alat reproduksi, pemintal jaring dan tidak
pernah digunakan untuk pergerakan.
Hampir semua ordo anggota Arachnida dapat hidup di dalam gua dan banyak terdapat
di gua-gua Indonesia. Kontribusi Arachnida dalam komunitas Arthropoda gua cukup
besar dan mempunyai peran yang bervariasi dari pemangsa sampai perombak atau
scavenger.
Kelas Arachnida mempunyai beberapa kelompok sperti: 1. Scorpiones, 2.
Uropygi, 3. Amblypygi, 4. Schizomida, 5. Araneae, 6. Palpigradi, 7. Pseudoscorpiones,
8. Opiliones, 9. Acari dan beberapa kelompok lain
Laba-laba termasuk dalam kelas Arachnida dan mempunyai habitat di darat.
Pada umumnya tubuh hewan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala-dada
prosoma dan abdomen atau ophisthosoma. Kelisera yang berbentuk catut atau gunting,
terletak di sebelah depan biasanya digunakan untuk melumpuhkan mangsanya. Di
bagian belakang kepala terdapat sepasang pedipalpus, bentuknya seperti kaki berfungsi
untuk memegang mangsanya karena pedipalpus berakhir dengan cakar. Ophisthosoma
mempunyai empat pasang kaki dan beberapa buah mata tunggal.
Hewan ini bernapas dengan paru-paru buku, trakea atau keduanya. Peredaran
darah bersifat terbuka. Sistem syaraf berupa ganglion-ganglion ventral yang bersatu
dengan ganglion dorsal kemudian membentuk sebuah massa syaraf dan ditembus oleh
oesophagus dengan mengeluarkan banyak cabang.

16
Laba-laba adalah hewan yang terbiasa hidup bebas dan menyendiri. Laba-laba
membuat rumah dengan menggunakan sejenis benang yang dihasilkan sendiri. Benang
tersebut sangat lengket sehingga jika ada hewan yang terjaring di jaringnya tersebut
kemungkinan tidak dapat lepas lagi. Biasanya hewan yang terjaring dijadikan sebagai
mangsanya yaitu serangga-serangga yang berukuran kecil seperti capung, nyamuk, lalat
dll. Bagian ophisthosomanya tidak memiliki segmen yang menghasilkan jaring.
Ekskresinya dengan menggunakan badan malphigi. Alat kelaminnya terpisah, hewan
karnivora yang merupakan pemburu insekta kecil lainnya, beberapa diantaranya ada
yang dapat membunuh manusia.
Kelabang termasuk dalam kelas Chilopoda yang dapat bergerak dengan cepat dan
gesit. Biasanya disebut dengan sebutan centipoda. Bertempat tinggal di darat dan
merupakan hewan terrestrial yang aktif memakan hewan lain sehingga dapat juga
disebut sebagai hewan karnivora. Bernapas dengan trakea. Tubuh hewan ini pipih dan
dan segmen terlihat dengan jelas. Pada masing-masing segmen terdapat sepasang kaki
pada bagian ventral. Hewan ini memiliki antena yang panjang pada kepalanya. Hewan
ini juga dilengkapi dengan sepasang rahang beracun yang berfungsi untuk
mengeluarkan racun guna meracuni mangsanya. Tubuhnya cukup panjang berwarna
cokelat gelap kehijau-hijauan. Alat kelaminnya terpisah, alat kelamin terdapat pada
bagian akhir segmen. Hewan ini sangat berbahaya. Kelabang sebenarnya bernilai
ekonomis bagi kehidupan manusia karena dapat dijual sebagai bahan makanan bagi
ikan-ikan hias terutama ikan arwana dan lou han.
Hewan kaki seribu atau keluwing termasuk dalam kelas Diplopoda. Diplopoda
merupakan hewan terrestrial yang bergerak lambat. Biasa disebut dengan nama cacing
kawat. Bertempat tinggal di darat terutama di tempat-tempat yang lembab, gelap,
dibawah batu, dedaunan atau di dalam kayu yang lapuk dan hidup sebagai binatang
pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora).
Kaki seribu memiliki bentuk tubuh yang terdiri atas kepala dan badan,
bentuknya silindris dan beruas-ruas, di setiap ruasnya terdapat satu sampai dua pasang
kaki. Walaupun demikian jumlah total kakinya tidak mencapai seribu seperti namanya.
Warna tubuhnya coklat kekuning-kuningan. Bagian kepalanya terdiri atas lima segmen,
thorax terdiri atas empat segmen dan bagian perut dengan 20-100 segmen. Kaki seribu
memiliki sepasang antenna yang pendek dan dua kelompok mata tunggal yang terdiri
dari sekumpulan oselli pada kepalanya. Tidak memiliki taring dan bernapas dengan
trakea. Di bagian bawah dari ruas yang paling belakang terdapat anus yang berfungsi
sebagai saluran pembuangan air dari metabolisme. Tidak mempunyai cakar beracun.
Alat kelaminnya terpisah.
Tarantula ialah kumpulan labah-labah yang besar dan berbulu yang tergolong
dalam famili Theraphosidae di mana kira-kira 900 spesies telah dikenal pasti. Semua
tarantula boleh mengeluarkan sutera, sama ada ia adalah spesies arbor (berkenaan
pokok) atau daratan. Spesies arbor biasanya menghuni di dalam jejaring tiub bersutera
manakala spesies daratan pula menjajari korok atau sarangnya dengan dengan jejaring
bagi menangkap mangsa yang merayau-rayau. Ia makan serangga dan artropod lain,
menggunakan serang hendap sebagai kaedah utama. Tarantula terbesar mampu
membunuh haiwan sebesar cicak, tikus atau burung. Kebanyakan tarantula berbahaya
kepada manusia malah sesetengah spesiesnya diketahui dalam perdagangan haiwan
eksotik sementara yang lain dijadikan sebagai makanan. Tarantula boleh ditemui di
kawasan tropika dan padang pasir di seluruh dunia.
Nama tarantula muncul daripada perkataan Taranto yang merujuk kepada
sebuah bandar di selatan Itali dan asalnya digunakan bagi spesies tidak berkait sama
ada Lycosa tarantula atau lelabah janda hitam Mediterranean (kesan gigitannya hampir

17
serupa dengan apa yang telah diterangkan di Taranto). Di Afrika, tarantula selalunya
merujuk kepada "baboon spiders". Orang Asia pula mengenalinya sebagai "earth tigers"
atau "bird spiders". Orang Australia merujuk spesies berkenaan sebagai "barking
spiders", "whistling spiders" atau "bird spiders". Masyarakat di kawasan lain
menggunakan nama umum "mygales" kepada lelabah tarantula.
ama seperti semua atropod, tarantula merupakan intervertebat yang bergantung kepada
eksorangka bagi sokongan otot. Badan tarantula terdiri daripada dua bahagian utama,
prosoma atau sefalotoraks dan opistosoma atau abdomen. Prosoma dan opistosoma
disambungkan oleh pedikel atau sering dikenali sebagai somit pregenital. Kepingan
penyambung bak pinggang sebenarnya bahagian prosoma dan membenarkan
opistosoma untuk bergerak dalam julat gerakan yang luas berbanding prosoma.
Bergantung pada spesies, panjang badan tarantula berukuran di antara 2.5–10 sm (1–4
inci), dengan 8–30 sm (3-12 inci) rentang kaki (saiz termasuk kakinya). Rentang kaki
ditentukan dengan mengukur dari hujung kaki belakang ke hujung kaki hadapan pada
sisi yang sama, bagaimanapun sesetengah orang mengukur dari hujung kaki pertama
ke hujung kaki keempat pada sisi yang lain. Spesies terbesar tarantula boleh mencecah
9.1 g (0.3 auns). Setakat ini, spesies Theraphosa blondi (Labah-labah pemakan burung
Goliath) dari Venezuela and Brazil, telah dilaporkan mempunyai berat 3 auns dan
rentang kakinya lebih 46 sm (18 inci). Tarantula jantan mempunyai badan lebih panjang
manakala tarantula betina memiliki lilitan lebih lebar.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
1. Filum Arthropoda terbagi atas 5 kelas yaitu: Crustacea, Insecta, Arachnida,
Myriapoda, Onychopora kebanyakan tubuh hewannya terbagi atas cephalothorax
dan abdomen.
2. Hewan pada kelas Arachnida biasanya mempunyai empat pasang kaki dan memiliki
ukuran tubuh yang mikroskopis.
3. Hewan pada kelas Myriapoda umumnya dapat bergerak dengan cepat, bersifat
beracun, karnivora dan mempunyai sepasang kaki pada tiap segmen.

Kelas
Ciri – ciri
Arachnida Myriapoda
a. Chilopoda:
kepala dan
badan
Terdiri atas 2 bagian : gepeng
Tubuh
kepala-dada dan perut (dorso
ventra)
b. Diplopoda
: kepala

18
dan badan
silindris
4 pasang pada kepala - 1 pasang atau 2 pasang
Kaki
dada pada setiap ruas
Sayap Tidak Ada Tidak Ada

a. Chilopoda : 1 pasang
Antena Tidak Ada dan panjang
b. Diplopoda : 1 pasang
dan pendek
Organ Pernafasan Paru – paru buku Trakea
Habitat Darat Darat

b. Saran
1. Praktikum Kerja Lapangan Mandiri sebaiknya jangan dilepas, dalam arti diberi
ancer-ancer dimana terdapat classis maupun ordo yang seharusnya dicari.
2. Memerlukan sumber yang kuat dalam mendeterminasi serangga yang didapat.
3. Pemborosan biaya dalam pembuatan insektarium

19
DAFTAR PUSTAKA\

Hou Xian, Ramsköld L., Bergström J. (2003): Arthropod origins. Bulletin of


Geosciences, Vol. 78, No. 4, 323–334.

Klasifikasi Arhtropoda. "http://www.anakunhas.com/2011/07/klasifikasi-


arthropoda.html. (diakses Hari Kamis tanggal 13 Desember 2012, pukul
14.00 WIB).

Nurhadi . 2011. Komposisi Arthropoda Permukaan Tanah Di Kawasan Pabrik Pupuk


Sriwijaya Palembang. Jurnal Ilmiah Ekotrans Universitas Ekasakti
Padang, Vol. 11 No.1.

20
Perbedaan Struktur Tubuh Chilopoda Diplopoda Arachnida.
http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi. (diakses Hari Kamis
tanggal 13 Desember 2012, pukul 14.00 WIB).

Hickman, Cleveland.et al. 2001. Integreted Principles of Biology eleventh edition.Mc


Graw Hill.

Verma, P. S. 2002. A Manual of Practical Zoology Invertebrates. New Delhi: S.


CHAND & COMPANY LTD.

21

Anda mungkin juga menyukai