Puji syukur kepada Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu berdasarkan waktu yang sudah
disepakati besama. Tidak lupa kami hanturkan sholawat serta salam kepada junjungan nabi
besar Muhammad SAW, yang telah mengantarkan kita ke zaman terang benerang.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Berkat dorongan
serta bantuan mereka kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul “Klasifikasi
Scyphozoa” tugas dari ibu Dosen. Mata kuliah Zoologi Invertebrata sesuai dengan waktu
yang sudah disepakati.
Kami sadar bahwa makalah ini masih masih jauh dari kata sempurna dan penuh
dengan kekurangan, maka dari itu kritik maupun saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak sangat diperlukan demi menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami
berharap makalah ini dapat menjadi bahan informasi dan penunjang bagi kita semua.
Penyusun
1
Daftar Isi
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang punggung atau ruas-
ruas tulang lain di dalam badannya. Ada yang mempunyai badan yang lunak dan ada
yang mempunyai kulit keras untuk melindungi badan. Rangka yang membangun
tubuh beberapa hewan invertebrata adalah rangka luar. Artinya, rangka hewan
invertebrata tersebut terletak pada bagian luar tubuh invertebrata. Rangka luar ini
berfungsi sebagai pembentuk dan pelindung tubuh hewan invertebrata yang umumnya
bertubuh lunak.
3
berlindung, tempat mencari makan bagi ikan, dan tempat bertelurnya berbagai
jenis ikan dan biota laut, serta tempat pemijahan ikan dan udang secara alami.
Selain itu, keindahan terumbu karang juga menjadi daya tarik ekowisata.
Hewan laut ini dapat dikonsumsi sebagai sumber protein.
3. Peran Filum Anellida
Filum ini juga menguntungkan bagi kehidupan. Beberapa jenis anellida
dapat dikonsumsi dan merupakan palolo dan cacing wawo. Anggota filum,
lainnya adalah cacing tanah. Cacing tanah berperan dalam membantu
menguraikan sampah dan menggemburkan tanah sehingga tanah menjadi
subur. Hal ini sangat menguntungkan industri pertanian.
4. Peran Filum Echinodermata
Peran penting filum ini bagi manusia adalah sebagai sumber nutrisi atau
makanan dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Contohnya
adalah teripang, dan telur landak laut. Teripang juga berperan penting menjaga
keseimbangan ekosistem hewan laut, yaitu sebagai detritivor (organisme yang
memakan partikel-partikel organik atau sisa-sisa jaringan organisme lain) pada
ekosistem laut.
5. Peranan Filum Arthropoda
Salah satu anggota filum Arthropoda yang memberikan keuntungan bagi
kehidupan adalah Crustacea
6. Peranan Filum Chordata
Manfaat filum Chordata bagi kehidupan manusia antara lain :
Sumber protein hewani seperti ayam, itik, ikan, kambing, sapi dan
sebagainya.
Sumber bahan sandang. Contohnya domba yang menghasilkan wol dan
sapi menghasilkan kulit samakan.
Di bidang kesehatan, minyak ular, minyak penyu, dan sirip ikan hiu
dapat digunakan sebagai obat-obatan.
B. Rumusan Masalah
1) Apa itu invertebrata, apa ciri-ciri dan apakah memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia ?
2) Apa pengertian dari coelenterata ?
3) Apa contoh dari coelenterata ?
C. Tujuan
Dapat mengetahui pengertian invertebrata, mengenal invertebrata dari ciri
umum ataupun ciri khususnya serta dapat mengetahui peranan dalam kehidupan
manusia.
4
D. Manfaat
Menambah wawasan dan mengetahui lebuh banyak hal tentang hewan
invertebrata, khususnya kelas scyphozoa.
E. Sistematika Penulisan
HALAMAN JUDUL
BAB 1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. LANDASAN TEORI
A. Simpulan
5
Berisi tentang simpulan akhir dari pembahasan yang sudah dibuat.
Penulisan simpulan singkat dan jelas, tidak panjang seperti pembahasan .
B. Saran
Dapat juga dimasukkan usulan atau saran dari penulis yang sudah
dimunculkan dalam pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
6
BAB II
PEMBAHASAN
Filum Coelenterata ada beberapa ahli yang menyebutnya dengan istilah Filum
Cnidaria. Hewan-hewan yang termasuk dalam filum ini meliputi golongan hydra,
ubur-ubur, anemon laut, dan koral atau hewan karang, hewan-hewan kelompok ini
biasanya memiliki simetri tubuh yang bersifat radial, termasuk juga kelompok
Ctenophora, sehingga disebut Radiata.
Tubuh hewan-hewan Coelenterata tersusun oleh dua lapis jaringan dan satu
lapisan non selular. Bagian luar yang berupa lapisan jaringan epidermis dan bagian
dalam lapisan jaringan endodermis atau gastrodermis, sedangkan diantara kedua
lapisan tersebut ada lapisan non selular yang disebut mesoglea. Jaringan gastrodermis
melapisi rongga gastrovaskular, sementara mesoglea merupakan masa pasta atau
gudir yang disekresikan oleh sel-sel epidermis dan gastrodermis. Zat-zat tersebut
mengisi ruangan antara lapisan epidermis dan gastrodermis. Kadang-kadang di dalam
lapisan mesoglea ini terdapat sel-sel amoboid. Jadi sebenarnya tubuh Coelenterata ini
terbangun oleh dua lapisan germinal, yakni ektoderm dan endoderm.
Bentuk tubuh Coelenterata memiliki dua tipe dasar, yakni sebagai polip yang
sesil atau menempel dan sebagai medusa yang dapat berenang bebas. Tipe polip
memiliki bentuk seperti tabung atau silinder, pada ujung oral terdapat mulut yang
7
dikelilingi oleh tentakel-tentakel, dan dapat bergerak memanjang atau mengkerut.
Tubuh tipe medusa berbentuk seperti payung. Bagian tubuh yang cembung berada di
atas dan yang cekunfg dibawah. Pada bagian tengah dari cekungan tersebut terdapat
mulut.
Ada banyak jenis hewan yang termasuk ke dalam golongan Coelenterata. Secara
garis besar dikelompokkan dalam tiga kelas, walaupun ada juga yang membaginya
menjadi 4 kelas. Kelas Hydrozoa diwakili contohnya oleh Hydra (hidup di air tawar)
dan Obella (hidup di laut), kelas Scyphozoa yang diwakili contohnya oleh ubur-ubur
(Aurelia) dan kelas Anthozoa diwakili oleh golongan anemon laut dan hewan karang.
B. Kelas Scyphozoa
scyphozoa berasal daeri bahasa Yunani yaitu Skyphos-zoon (skyphos=mangkok
dan zoon=hewan), jadi scyphozoa berarti hewan yang bentuk tubuhnya menyerupai
mangkok. Seperti halnya kelas Hydrozoa, kelas scyphozoa juga menunjukkan gejala
metagenesis atau pergiliran keturunan, antara fase polip dengan fase medusa. Hanya
pada kelompok ini yang lebih menonjol dalam penampilan selama siklus hidupnya
adalah fase medula atau ubur-ubur, sedangkan fase polipnya berukuran kecil juga
sukar dijumpai. Contohnya yaitu Aurelia aurita atau Ubur-ubur.
8
Hewan ini bergerak lamban, tak mampu melawan arus kuat. Hewan ini sering
digolongkan plankton per devinisi. Badannya berbentuk genta, sebagian besar terdiri
dari mesoglea yang jernih, yang memberikan nama jelly. Ukurannya mulai dari 2 cm
sampai 2m diameterna dan menggatung dibawah tengah genta. Tentakelnya untuk
menangkap makanan dan berisi banyak nematosisinya.
9
lengan tersebutdibagian basisnya menyatu sedemikian rupa sehingga
mengelilingi rongga atau lubang mulut. Rongga mulut ini selanjutnya akan
bersambungan dengan saluran manubrium dan bermuara kedalam rongga
perut yang terbagi atas sebuah rongga sentral dan empat buah kantung gastrik.
Masing-masing kantong gastrik dilengkapi dengan tentakel internal
endodermal lengkap dengan nematokisnya yang dapat digunakan untuk
reparalilis (menghancurkan) korban atau mangsanya yang baru saja
ditelannya. Dari kantong gastrik akan menjulur saluran yang disebut saluran
radial. Saluran tersebut selanjutnya akan menerobos lapisan mesoglea untuk
berhubungan dengan saluran cincin yang ada dibagian tepi tubuh ubur-ubur.
(Drs. H. Yusuf Kastawi. 2005. 82)
Ubur-ubur ini makanannya berupa hewan-hewan kecil yang
merupakan anggota zooplankton, misalnya udang-udang kecil, cacing, larva-
larva insekta ataupun telur-telur hewan lain yang bergerombol bersama-sama,
plankton sebagai hewan yang hidupnya terapung-apung di perairan. Zat lendir
atau mukosa yang menutupi tubuhnya, terutama pada permukaan bawah,
sangat membantu dalam hal pengumpula hewan-hewan yang akan menjadi
mangsanya. Zooplankton yang telah melekat atau berkumpul di bagian bagian
bawah tubuhnya akan disapu oleh flagel dan selanjutnya akan dicakup oleh
tangan-tangan mulutnya cukup selektif dalam memilih makanan yang akan
disantapnya. Artinya partikel-partikel yang tidak disukainya akan ditolak atau
tidak diikutsertakan dalam proses penelanan.
Setelah para korban atau mangsa masuk kedalam mulut, kemudian
melalui lorong lanubrium selanjutnya ditampung didalam rongga gas
trovaskular. Dirongga tersebut mangsa yang belum sempat mati akan digarap
oleh nematokist-nematokist yang terdapat di dalam filamen gastrik untuk
diparaliskan.
Didalam rongga gastrovaskular tersebut makanan tersebut dicampur dengan
enzim yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar. Enzim tersebut sanggup
mencernakan zat makanan yang berupa protein, karbohidrat, lemak, bahkan
zat khitin sekalipun. Proses pencernaan yang terjadi didalam rongga
gastrovaskular semacam ini disebut proses pencernaan ekstraselular.
Partikel-partikel makanan yang telah tercerna akan disalurkan
keseluruh cabang saluran sistem gastrovaskular. Selanjutnya sari-sari maknan
akan diserap oleh sel-sel nutritif dari saluran gastrodermis. Sari-sari makanan
tersebut akan ditampung dan diedarkan ke segala bagian tubuh oleh sel-sel
pengembara atau sel-sel amoeboid. Di dalam sel pengembara, khususnya di
dalam vakuola makanan sari-sari makanan yang masih belum menjadi
sederhana susunan molekul-molekulya akan dicernkan lebih lanjut. Proses
pencernaan yang terjadi didalam vakoula makanan semacam ini dinamakan
proses pencernaan intra-selular. Ubur-ubur biasanya menyimpan zat
cadangan makanan berupa tetes glikogen yang disimpan didalam sel-sel
gastrodermal. (Drs. H. Yusuf Kastawi. 2005. 83)
10
B. Respirasi dan Ekskresi
Seperti halnya Hydra, ubur-ubur ini tidak mempunyai alat respirasi
maupun ekskresi yang khusus. Kedua proses tersebut dilakukan secara
langsung melalui seluruh permukaan tubuhnya. Dalam hal ini sistem saluran
air dan sistem saluran gastrovaskular sangat membantu dalam memperlancar
proses respirasi maupun ekskresi.
Gas-gas oksigen yang terlarut di dalam air akan masuk secara difusi
masuk kedalam lapisan epidermis maupun gastrodermis tubuh ubur-ubur.
Sebaliknya gas-gas karbondioksida yang dihasilkan dari proses respirasi akan
dikeluarkan dari tubuhnya secara difusi. Demikian hanya dengan zat-zat
sampah, terutama yang berupa zat-zat nitrigen sebagai sisa metabolisme, akan
dibuang secara langsung oleh sel-sel epidermis maupun gastrodormis ke
lingkungan luar tubuh. (Drs. H. Yususf Kastawi. 2995. 84)
C. Sistem Sususnan Saraf
Susunan syaraf ubur-ubur lebih kompleks bila dibandingkan dengan
susunan Hydra. Adapun susunan syaraf ubur-ubur terdiri atas jaringan syaraf
utama, jaringan syaraf difus, delapan ganglia rhopalial.
a. Jaringan syaraf utama terletak di bagian permukaan sub-umbrella
(permukaan tubuh sebelah bawah). Susunan syaraf ini berkorelasi
dengan sistem muskular yang berada dibagian sisi itu. Disamping itu,
susunan saraf jaringan utama ini juga menjulur masuk ke dalam bagian
tangan mulut, manubrium, tentakel dan rhopalia. Adapun syaraf utama
ini berfungsi untuk mengkoordinir aktivitas otot selama ubur-ubur
melakukan pergerakan. Susunan syaraf jaringan utama ini meliputi sel-
sel syaraf bipolar dan serabut-serabut syaraf.
b. Susunan syaraf difus berada dikedua belah sisi, baik sisi sub-umbrella
maupun sisi eks-umbrella. Susunan syaraf ini meliputi badan-badan sel
syaraf yang kecil-kecil. Adapun fungsi sususnan syaraf ini terutama
berhubungan dengan respons lokal, misalnya urusan penangkapan
mangsa, pengempisan badan payung dan lain-lain. Susunan syaraf
difus juga berhubungan denagn ganglion rhopalial.
c. Ganglion rhopalial ada 8 buah. Ganglion rhopalial merupakan
kumpulan dari neuron. Kedelapan buah ganglion tersebut masing-
masing terletak dekat dengan bagian basal dari alat indra marginal
yang disebut tentakulokist atau rhopalia.
D. Alat Indera
Ubur-ubur mempunyai tiga macam alat indera, yaitu tentakulokist atau
rhopalia, oselli dan olfaktori.
11
E. Tentakulokist
Alat ini merupakan indera kseimbangan yang merupakan hasil
modivikasi dari suatu tentakel. Alat ini disamping sebagai alat keseimbangan
juga berfungsi untuk mengontrol irama gerak pengembang-kempisnya badan
payung pada waktu berenang. Dengan alat tersebut ubur-ubur dapat
menafigasi arah geraknya. Setiap tentakulokist terdiri dari suatu kantong yang
disebut statokist yang didalamnya dilengkapi dengan bentuk pentung dengan
ujungnya berbutir kapur fosfat atau sulfat yang disebut statolith.
F. Oselli
Oselli merupakan badan berpigment yang sensitif terhadap rangsangan
cahaya, atau berfungsi untuk membedakan gelp dan terang. Alat ini terdiri dari
dua macam bentuk, yaitu bentuk seperti bintik dan bentuk sepert mangkok.
G. Celah Olfaktorius
Organ ini merupakan indera pembau yang berfungsi untuk mengenali
zat makanan yang bakal dimasukkan ke dalam mulutnya. Dengan demikian
ubur-ubur dapat menentukan partikel mana yang perlu diteruskan kedalam
mulutnya dan partikel mana yang harus ditolak. (Drs. H. Yusuf Kastawi.
2005.85).
12
akan keluar dari dalam tubuh yan betina melalui mulutnya. Setelah keluar dari dalam
mulut, zigot tersebut akan didukung oleh tangan-tangan mulut, dan ditempat tersebut
akan berkembang menjadi larva yang berambat getar atau disebut planula. Planula
dengan rambut-rambut getarnya akan mengembara untuk sementara waktu, dan
selanjutnya mengikatkan diri pada suatu substrak yang berada didasar laut. `ditempat
tersebut planula melepas rambut-rambut getarnya dan tumbuh menjadi polip baru
yang disebut skifistoma (scyphystoma). Skifistoma berbentuk seperti terompet, dengan
bagian-bagian tubuh sebagai berikut.
Cakram basal
Batang tubuh
Mulut
Tentakel
Bila skifistoma itu telah mencapai ukuran penuh ± 12 mm, maka skifistoma
akan membelah-belah secara transversal sehingga terbentuk setumpuk ruas-ruas yang
masing-masing berbentuk seperti cakram. Skifistoma yang berubah seperti ini disebut
strobila, sedangkan bentuk cakram sebagai hasil pembelahan secara transversal akan
menjadi ubur-ubur atau medusa muda. Selanjutnya bila telah tiba saatnya mereka
akan menjadi dewasa. (Drs. H. Yusuf Kastawi. 2005. 88).
Sistematika
13
3. Decomedusae (sudut-sudut a. simaeostomae ( sudut Aurelia merupakan
mulut dipranjang dengan mulut diperluas dengan ubur-ubur yang
empat lelukan oral, terdapat empat jumbai, memiliki terdapat dimana
terutama di perairan pantai, tentakel). mana.
sebagian besar ubur-ubur Cynea (berdiameter
masuk ke dalam ordo ini). 140 cm, terdapat di
laut Amerika Utara)
pelangi (terdapat di
perairan terbuka,
tidak memiliki fase
skipistoma yang tetap)
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang dan memiliki banyak
genus, ordo, dll.
Ubur-ubur termasuk anggota dari kelas Skyphozoa yang sangat mudah untuk
dikenal, ubur-ubur yang sering terdampar di tepian pantai banyak dimanfaatkan untuk
kerupuk ubur-ubur. Diameter tubuh ubur-ubur berkisar ±7,5 cm hingga 30 cm, tetapi
ada juga yang mencapai hingga 60 cm.
Tubhnya berwarna jernih transparan, hingga seperti kristal yang ada pada
lapisan mesoglea tampak dengan jelas. Sel kelenjar sebagai enzim pencernaan.
Pada bagian susunan syaraf terdapat jaringan syaraf utama yang terdapat
dibagian sub-umbrella atau bagian tubuh bawah, susunan syaraf difus yang terdapat di
kedua belah sisi baik sisi sub-umbrella maupun sisi eks-umbrella, ganglion rhopalial
yang merupakan kumpulan dari neuron yang terletak di dekat bagian basal dari alat
indra marginal yang disebut dengan tentakulkist atau rhopalia.
Pada bagian fisiologi scyphozoa lebih maju dibandingkan dengan kelas Hydra.
B. Saran
Pada mata kuliah zoologi invertebrata ini kami mengalami kesulitan karena
stok buku yang digunakan referensi sangattidak mencukupi dengan jumlah mahasiswa
yang menggunakan. Jadi makalah sedikit molor dan hanya sedikit referensi yang kami
dapat dari buku-buku yang berisi mengenai zoologi invertebrata khususnya bagian
Scyphozoa.
Demi memperbaiki makalah yang selanjutnya dan kedepan, kami mohon kritik
dan sarannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Kastawi, Yusuf. dkk. 2005. Zoologi Invertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang.
Hariyanto, Agus. 2015. Zoologi Invertebrata. Palangka Raya: Universitas Palangka Raya.
16