Anda di halaman 1dari 16

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu berdasarkan waktu yang sudah
disepakati besama. Tidak lupa kami hanturkan sholawat serta salam kepada junjungan nabi
besar Muhammad SAW, yang telah mengantarkan kita ke zaman terang benerang.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Berkat dorongan
serta bantuan mereka kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul “Klasifikasi
Scyphozoa” tugas dari ibu Dosen. Mata kuliah Zoologi Invertebrata sesuai dengan waktu
yang sudah disepakati.

Kami sadar bahwa makalah ini masih masih jauh dari kata sempurna dan penuh
dengan kekurangan, maka dari itu kritik maupun saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak sangat diperlukan demi menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami
berharap makalah ini dapat menjadi bahan informasi dan penunjang bagi kita semua.

Palangka Raya, Maret 2016

Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................... 1


Daftar Isi .................................................................................................................................... 2
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................................. 4
D. Manfaat ........................................................................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan ..................................................................................................... 5
BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................................................... 7
A. Ciri Umum dan Khusus Pada Filum Coelenterata ...................................................... 7
B. Kelas Scyphozoa ......................................................................................................... 8
C. Struktur Tubuh Pada Scyphozoa ................................................................................. 8
D. Fisiologi Pada Scyphozoa ........................................................................................... 9
E. Habitat dan Ekologi Pada Scyphozoa ....................................................................... 12
F. Peranan Dalam Kehidupan Manusia ......................................................................... 14
BAB III. PENUTUP ................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang punggung atau ruas-
ruas tulang lain di dalam badannya. Ada yang mempunyai badan yang lunak dan ada
yang mempunyai kulit keras untuk melindungi badan. Rangka yang membangun
tubuh beberapa hewan invertebrata adalah rangka luar. Artinya, rangka hewan
invertebrata tersebut terletak pada bagian luar tubuh invertebrata. Rangka luar ini
berfungsi sebagai pembentuk dan pelindung tubuh hewan invertebrata yang umumnya
bertubuh lunak.

Invertebrata terbagi dalam beberapa filum, yaitu coelenterata, porifera,


mollusca, Nemathelmintes, Platyhelmintes, Anellida, Arthropoda dan Echinodermata.
Ciri-ciri hewan invertebrata antara lain yaitu :

 Kerangka tubuh umumnya terdapat dibagian luar tubuh (eksoskeleton)


 Alat ekskresi untuk hewan invertebrata tingkat rendah belum ditemukan, dan
untuk hewan invertebrata tingkat tinggi belum memusat pada suatu organ
 Sistem saraf masih sederhana dan pusat saraf belum ada keuali pada beberapa
jenis hewan invertebrata yang pusat sarafnya berupa kumpulan simpul saraf
(ganglion)
 Berkembangbiak secara generatif dan vegetatif atau kedua-duanya
 Peredaran darah terbuka darah dari pembuluh darah masuk ke jantung dan
sebagian lagi terus beredar melalui pembuluh darah balik untuk masuk ke
bagian jantung yang lain
 Tidak memiliki tulang belakang
 Bersifat monokuler
 Tidak memiliki paru-paru

Peran Invertebrata Dalam Kehidupan Manusia

1. Peranan Filum Porifera


Salah satu jenis hewan yang menguntungkan manuisia adalah porifera.
Porifera merupakan salah satu pembentuk keanekaragaman (biodiversitas) di
dasar laut (samudra). Simbiosis antara anggota filum ini dengan bakteri dapat
menghasilkan senyawa bioaktif. Salah satu manfaat senyawa bioaktif adalah
sebagai bahan baku obat, misalnya obat kanker.
2. Peranan Filum Cnidaria
Keberadaan hewan ini sangat penting untuk ekosistem laut. Salah satu
manfaat anggota filum Cnidaria adalah mampu membentuk lingkungan
terumbu karang (coral reef). Terumbu karang berfungsi sebagai pelindung
pantai dari abrasi, tempat hidup berbagai anggota avertebrata lain, tempat

3
berlindung, tempat mencari makan bagi ikan, dan tempat bertelurnya berbagai
jenis ikan dan biota laut, serta tempat pemijahan ikan dan udang secara alami.
Selain itu, keindahan terumbu karang juga menjadi daya tarik ekowisata.
Hewan laut ini dapat dikonsumsi sebagai sumber protein.
3. Peran Filum Anellida
Filum ini juga menguntungkan bagi kehidupan. Beberapa jenis anellida
dapat dikonsumsi dan merupakan palolo dan cacing wawo. Anggota filum,
lainnya adalah cacing tanah. Cacing tanah berperan dalam membantu
menguraikan sampah dan menggemburkan tanah sehingga tanah menjadi
subur. Hal ini sangat menguntungkan industri pertanian.
4. Peran Filum Echinodermata
Peran penting filum ini bagi manusia adalah sebagai sumber nutrisi atau
makanan dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Contohnya
adalah teripang, dan telur landak laut. Teripang juga berperan penting menjaga
keseimbangan ekosistem hewan laut, yaitu sebagai detritivor (organisme yang
memakan partikel-partikel organik atau sisa-sisa jaringan organisme lain) pada
ekosistem laut.
5. Peranan Filum Arthropoda
Salah satu anggota filum Arthropoda yang memberikan keuntungan bagi
kehidupan adalah Crustacea
6. Peranan Filum Chordata
Manfaat filum Chordata bagi kehidupan manusia antara lain :
 Sumber protein hewani seperti ayam, itik, ikan, kambing, sapi dan
sebagainya.
 Sumber bahan sandang. Contohnya domba yang menghasilkan wol dan
sapi menghasilkan kulit samakan.
 Di bidang kesehatan, minyak ular, minyak penyu, dan sirip ikan hiu
dapat digunakan sebagai obat-obatan.

B. Rumusan Masalah
1) Apa itu invertebrata, apa ciri-ciri dan apakah memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia ?
2) Apa pengertian dari coelenterata ?
3) Apa contoh dari coelenterata ?

C. Tujuan
Dapat mengetahui pengertian invertebrata, mengenal invertebrata dari ciri
umum ataupun ciri khususnya serta dapat mengetahui peranan dalam kehidupan
manusia.

Kemudian dapat mengerti mengenai Coelenterata khususnya kelas Scyphozoa


dan lingkuop scyphozoa secara pribadi.

4
D. Manfaat
Menambah wawasan dan mengetahui lebuh banyak hal tentang hewan
invertebrata, khususnya kelas scyphozoa.

E. Sistematika Penulisan
HALAMAN JUDUL

HALAMAN KATA PENGANTAR

HALAMAN DAFTAR ISI

HALAMAN DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berisi tentang alasan pemilihan tema dalam pembuatan makalah.

B. TUJUAN

Berisi tentang tujuan yang akan dicapai dengan pembuatan makalah.

C. LANDASAN TEORI

Berisi tentang pembahasan dan penelitian tentang ilmu ataupun teori


yang sudah pernah dibahas oleh para ahli berkaitan dengan tema makalah
yang dipilih. Materi yang dibahas secara teoritis dikaitkan dengan aplikasi
praktis teori atau ilmu tersebut dalam kenyataan kehidupan keseharian.
Untuk menuliskan teori yang diambil dari para ahli jangan lupa
mencantumkan nama, tahun atau buku yang pernah memuat teori tersebut.

BAB II. PEMBAHASAN

Berisi tentang data yang diperoleh di lapangan atau kenyataan dan


dikaitkan dengan ilmu atau teori yang sudah ada. Jika ada kesesuaian
dibahas lebih lanjut dan dapat pula dimasukkan pendapat pribadi yang
berkaitan erat dengan tema atau usulan.

Jika memang ditremukan ketidaksesuaian anatara teori atau ilmu yang


sudah ada dengan kenyataan di lapangan, hal ini juga perlu dibahas untuk
melihat mengapa hal ii dapat terjadi. Dapat pula dimasukkan pendapat
pribadi berkaitan erat dengan tema atau usulan atau saran atau gagasan atau
ide sehingga antara kenyataan dengan ilmu yang ada hubungannya maupun
tidak, dapat dijelaskan dengan baik dan rinci.

BAB III. PENUTUP

A. Simpulan

5
Berisi tentang simpulan akhir dari pembahasan yang sudah dibuat.
Penulisan simpulan singkat dan jelas, tidak panjang seperti pembahasan .

B. Saran

Dapat juga dimasukkan usulan atau saran dari penulis yang sudah
dimunculkan dalam pembahasan.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi seluruh sumber yang digunakan dalam pembuatan makalah.


Daftar pustaka dapat berupa buku, surat kabar, majalah, informasi dari situs
internet dan lain-lain. Penulisannya secara lengkap dan mengikutio kaidah
Penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ciri Umum dan Khusus Pada Filum Coelenterata


istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani (Greek); coilos=rongga, dan
enteron=usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya
berongga, tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga mengindikasikan
bahwa hewan Coelenterata tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan hanya
berupa rongga sentral yang disebut coelenteron. Rongga tersebut berfungsi sebagai
pengedar sari makanan. Oleh karena itu rongga tersebut disebut juga sebagai rongga
gastrovaskular.

Filum Coelenterata ada beberapa ahli yang menyebutnya dengan istilah Filum
Cnidaria. Hewan-hewan yang termasuk dalam filum ini meliputi golongan hydra,
ubur-ubur, anemon laut, dan koral atau hewan karang, hewan-hewan kelompok ini
biasanya memiliki simetri tubuh yang bersifat radial, termasuk juga kelompok
Ctenophora, sehingga disebut Radiata.

Dibandingkan dengan filum Porifera, filum Coelenterata lebih maju tingkatan


filogeninya. Jika porifera disebut sebagai Parazoa maka Coelenterata sudah disebut
sebagai Metazoa, walaupun masih primitif. Hal ini didasarkan atas kekompleksan
struktur tubuhnya. Porifera tubuhnya tersususn oleh banyak sel atau multi sel, yang
berarti lebih tinggi tingkatannya dibandingkan hewan protozoa yang tubuhnya hanya
terdiri hanya satu sel saja, tetapi sel-sel tersebut belum membentuk suatu susunan
yang dapat disebut sebagai jaringan sdan organ yang sesungguhnya. Hal ini karena
sel-sel tubuhnya masih cenderung bekerja secara individual. Sementara itu
Coelenterata tubuhnya juga tersususn oleh banyak sel dan sudah membentuk jaringan
dan organ tubyhnya masih terbatas.

Tubuh hewan-hewan Coelenterata tersusun oleh dua lapis jaringan dan satu
lapisan non selular. Bagian luar yang berupa lapisan jaringan epidermis dan bagian
dalam lapisan jaringan endodermis atau gastrodermis, sedangkan diantara kedua
lapisan tersebut ada lapisan non selular yang disebut mesoglea. Jaringan gastrodermis
melapisi rongga gastrovaskular, sementara mesoglea merupakan masa pasta atau
gudir yang disekresikan oleh sel-sel epidermis dan gastrodermis. Zat-zat tersebut
mengisi ruangan antara lapisan epidermis dan gastrodermis. Kadang-kadang di dalam
lapisan mesoglea ini terdapat sel-sel amoboid. Jadi sebenarnya tubuh Coelenterata ini
terbangun oleh dua lapisan germinal, yakni ektoderm dan endoderm.

Bentuk tubuh Coelenterata memiliki dua tipe dasar, yakni sebagai polip yang
sesil atau menempel dan sebagai medusa yang dapat berenang bebas. Tipe polip
memiliki bentuk seperti tabung atau silinder, pada ujung oral terdapat mulut yang

7
dikelilingi oleh tentakel-tentakel, dan dapat bergerak memanjang atau mengkerut.
Tubuh tipe medusa berbentuk seperti payung. Bagian tubuh yang cembung berada di
atas dan yang cekunfg dibawah. Pada bagian tengah dari cekungan tersebut terdapat
mulut.

Secara umum, hewan-hewan Coelenterata memiliki ciri khusus, diantara yaitu :

 Tubuh radial simetris (silindris, globural atau spherikal)


 Dinding tubuh diploblastik (dua lapis jaringan ektoderm atau epidermis dan
endoderm atau gastrodermis) yang memiliki sel jelatang atau penyengat.
 Tubuh tidak beranus tetapi hanya bermulut yang dilengkapi dengan tentakel-
tentakel di sekelilingnya.
 Sistem pencernaan makanan tidak komplit, hanya berupa rongga
gastrovaskuler
 Belum memiliki alat pernapasan, srikulasi maupun ekskresi yang khusus

Ada banyak jenis hewan yang termasuk ke dalam golongan Coelenterata. Secara
garis besar dikelompokkan dalam tiga kelas, walaupun ada juga yang membaginya
menjadi 4 kelas. Kelas Hydrozoa diwakili contohnya oleh Hydra (hidup di air tawar)
dan Obella (hidup di laut), kelas Scyphozoa yang diwakili contohnya oleh ubur-ubur
(Aurelia) dan kelas Anthozoa diwakili oleh golongan anemon laut dan hewan karang.

B. Kelas Scyphozoa
scyphozoa berasal daeri bahasa Yunani yaitu Skyphos-zoon (skyphos=mangkok
dan zoon=hewan), jadi scyphozoa berarti hewan yang bentuk tubuhnya menyerupai
mangkok. Seperti halnya kelas Hydrozoa, kelas scyphozoa juga menunjukkan gejala
metagenesis atau pergiliran keturunan, antara fase polip dengan fase medusa. Hanya
pada kelompok ini yang lebih menonjol dalam penampilan selama siklus hidupnya
adalah fase medula atau ubur-ubur, sedangkan fase polipnya berukuran kecil juga
sukar dijumpai. Contohnya yaitu Aurelia aurita atau Ubur-ubur.

C. Struktur Tubuh Pada Scyphozoa

8
Hewan ini bergerak lamban, tak mampu melawan arus kuat. Hewan ini sering
digolongkan plankton per devinisi. Badannya berbentuk genta, sebagian besar terdiri
dari mesoglea yang jernih, yang memberikan nama jelly. Ukurannya mulai dari 2 cm
sampai 2m diameterna dan menggatung dibawah tengah genta. Tentakelnya untuk
menangkap makanan dan berisi banyak nematosisinya.

Hewan ini bersifat soliter, bermetagenesis (mengalami pergiliran keturunan


antara fase polip dengan fase medusa . fase medusa lebih menonjol, fase polip
mengalami reduksi atau jarang sekali ditemukan). Bentuknya seperti payung yang
tidak begitu cembung, transparan, berdiameter berkisar 7,5 cm sampai 30 cm. Dari
tengah permukaan tubuh sebelah bawah (permukaan oral atau permukaan sub
umbrella) terdapat kerongkongan yan menggantung ke bawah yang disebut
manubrium. Di ujung distal manubrium terdapat lubang mulut. Setiap sisi atau sudut
mulut dilengkapi tangan mulut ( 4 buah ). Rongga mulut bersambungan dengan
manubrium dan bermuara ke dalam rongga perut, yang terdiri atas sebuah rongga
sentral dan 4 buah kantung gastrik. Masing-masing kantung gastrik dilengkapi
tentakel internal indodermal lengkap dengan nematokisnya yang dapat digunakan
untuk melumpuhkan mangsa. Dari kantung gastrik akan menjulur saluran cincin yang
ada di bagian tepi ubur-ubur.

D. Fisiologi Pada Scyphozoa


A. Makanan Dan Pencernaan Makanan
Seperti halnya Hydra, saluran pencernaan makanan pada ubur-ubur
(Aurellia) berupa gastrovaskuler. Dari tengah-tengah permukaan tubuh
sebelah bawah (permukaan oral atau permukaan sub-umbrella) muncullah
semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah yang disebut
manubrium. Di ujung distal manubrium tersebut terdapat lubang mulut yang
berisi empat, setiap sisi atau sudut mulut dilengkapi semacam juluran pita
yang melungkup panjang yang disebut lengan-lengan mulut. Ke-empat mulut

9
lengan tersebutdibagian basisnya menyatu sedemikian rupa sehingga
mengelilingi rongga atau lubang mulut. Rongga mulut ini selanjutnya akan
bersambungan dengan saluran manubrium dan bermuara kedalam rongga
perut yang terbagi atas sebuah rongga sentral dan empat buah kantung gastrik.
Masing-masing kantong gastrik dilengkapi dengan tentakel internal
endodermal lengkap dengan nematokisnya yang dapat digunakan untuk
reparalilis (menghancurkan) korban atau mangsanya yang baru saja
ditelannya. Dari kantong gastrik akan menjulur saluran yang disebut saluran
radial. Saluran tersebut selanjutnya akan menerobos lapisan mesoglea untuk
berhubungan dengan saluran cincin yang ada dibagian tepi tubuh ubur-ubur.
(Drs. H. Yusuf Kastawi. 2005. 82)
Ubur-ubur ini makanannya berupa hewan-hewan kecil yang
merupakan anggota zooplankton, misalnya udang-udang kecil, cacing, larva-
larva insekta ataupun telur-telur hewan lain yang bergerombol bersama-sama,
plankton sebagai hewan yang hidupnya terapung-apung di perairan. Zat lendir
atau mukosa yang menutupi tubuhnya, terutama pada permukaan bawah,
sangat membantu dalam hal pengumpula hewan-hewan yang akan menjadi
mangsanya. Zooplankton yang telah melekat atau berkumpul di bagian bagian
bawah tubuhnya akan disapu oleh flagel dan selanjutnya akan dicakup oleh
tangan-tangan mulutnya cukup selektif dalam memilih makanan yang akan
disantapnya. Artinya partikel-partikel yang tidak disukainya akan ditolak atau
tidak diikutsertakan dalam proses penelanan.
Setelah para korban atau mangsa masuk kedalam mulut, kemudian
melalui lorong lanubrium selanjutnya ditampung didalam rongga gas
trovaskular. Dirongga tersebut mangsa yang belum sempat mati akan digarap
oleh nematokist-nematokist yang terdapat di dalam filamen gastrik untuk
diparaliskan.
Didalam rongga gastrovaskular tersebut makanan tersebut dicampur dengan
enzim yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar. Enzim tersebut sanggup
mencernakan zat makanan yang berupa protein, karbohidrat, lemak, bahkan
zat khitin sekalipun. Proses pencernaan yang terjadi didalam rongga
gastrovaskular semacam ini disebut proses pencernaan ekstraselular.
Partikel-partikel makanan yang telah tercerna akan disalurkan
keseluruh cabang saluran sistem gastrovaskular. Selanjutnya sari-sari maknan
akan diserap oleh sel-sel nutritif dari saluran gastrodermis. Sari-sari makanan
tersebut akan ditampung dan diedarkan ke segala bagian tubuh oleh sel-sel
pengembara atau sel-sel amoeboid. Di dalam sel pengembara, khususnya di
dalam vakuola makanan sari-sari makanan yang masih belum menjadi
sederhana susunan molekul-molekulya akan dicernkan lebih lanjut. Proses
pencernaan yang terjadi didalam vakoula makanan semacam ini dinamakan
proses pencernaan intra-selular. Ubur-ubur biasanya menyimpan zat
cadangan makanan berupa tetes glikogen yang disimpan didalam sel-sel
gastrodermal. (Drs. H. Yusuf Kastawi. 2005. 83)

10
B. Respirasi dan Ekskresi
Seperti halnya Hydra, ubur-ubur ini tidak mempunyai alat respirasi
maupun ekskresi yang khusus. Kedua proses tersebut dilakukan secara
langsung melalui seluruh permukaan tubuhnya. Dalam hal ini sistem saluran
air dan sistem saluran gastrovaskular sangat membantu dalam memperlancar
proses respirasi maupun ekskresi.
Gas-gas oksigen yang terlarut di dalam air akan masuk secara difusi
masuk kedalam lapisan epidermis maupun gastrodermis tubuh ubur-ubur.
Sebaliknya gas-gas karbondioksida yang dihasilkan dari proses respirasi akan
dikeluarkan dari tubuhnya secara difusi. Demikian hanya dengan zat-zat
sampah, terutama yang berupa zat-zat nitrigen sebagai sisa metabolisme, akan
dibuang secara langsung oleh sel-sel epidermis maupun gastrodormis ke
lingkungan luar tubuh. (Drs. H. Yususf Kastawi. 2995. 84)
C. Sistem Sususnan Saraf
Susunan syaraf ubur-ubur lebih kompleks bila dibandingkan dengan
susunan Hydra. Adapun susunan syaraf ubur-ubur terdiri atas jaringan syaraf
utama, jaringan syaraf difus, delapan ganglia rhopalial.
a. Jaringan syaraf utama terletak di bagian permukaan sub-umbrella
(permukaan tubuh sebelah bawah). Susunan syaraf ini berkorelasi
dengan sistem muskular yang berada dibagian sisi itu. Disamping itu,
susunan saraf jaringan utama ini juga menjulur masuk ke dalam bagian
tangan mulut, manubrium, tentakel dan rhopalia. Adapun syaraf utama
ini berfungsi untuk mengkoordinir aktivitas otot selama ubur-ubur
melakukan pergerakan. Susunan syaraf jaringan utama ini meliputi sel-
sel syaraf bipolar dan serabut-serabut syaraf.
b. Susunan syaraf difus berada dikedua belah sisi, baik sisi sub-umbrella
maupun sisi eks-umbrella. Susunan syaraf ini meliputi badan-badan sel
syaraf yang kecil-kecil. Adapun fungsi sususnan syaraf ini terutama
berhubungan dengan respons lokal, misalnya urusan penangkapan
mangsa, pengempisan badan payung dan lain-lain. Susunan syaraf
difus juga berhubungan denagn ganglion rhopalial.
c. Ganglion rhopalial ada 8 buah. Ganglion rhopalial merupakan
kumpulan dari neuron. Kedelapan buah ganglion tersebut masing-
masing terletak dekat dengan bagian basal dari alat indra marginal
yang disebut tentakulokist atau rhopalia.

Disamping itu, diseputar pinggitan badan payung yaitu jelasnya diseputar


saluran marginal ditemukan susunan syaraf cincin yamg halus. (Drs. H.
Yusuf Kastawi. 2005. 85)

D. Alat Indera
Ubur-ubur mempunyai tiga macam alat indera, yaitu tentakulokist atau
rhopalia, oselli dan olfaktori.

11
E. Tentakulokist
Alat ini merupakan indera kseimbangan yang merupakan hasil
modivikasi dari suatu tentakel. Alat ini disamping sebagai alat keseimbangan
juga berfungsi untuk mengontrol irama gerak pengembang-kempisnya badan
payung pada waktu berenang. Dengan alat tersebut ubur-ubur dapat
menafigasi arah geraknya. Setiap tentakulokist terdiri dari suatu kantong yang
disebut statokist yang didalamnya dilengkapi dengan bentuk pentung dengan
ujungnya berbutir kapur fosfat atau sulfat yang disebut statolith.
F. Oselli
Oselli merupakan badan berpigment yang sensitif terhadap rangsangan
cahaya, atau berfungsi untuk membedakan gelp dan terang. Alat ini terdiri dari
dua macam bentuk, yaitu bentuk seperti bintik dan bentuk sepert mangkok.
G. Celah Olfaktorius
Organ ini merupakan indera pembau yang berfungsi untuk mengenali
zat makanan yang bakal dimasukkan ke dalam mulutnya. Dengan demikian
ubur-ubur dapat menentukan partikel mana yang perlu diteruskan kedalam
mulutnya dan partikel mana yang harus ditolak. (Drs. H. Yusuf Kastawi.
2005.85).

E. Habitat dan Ekologi Pada Scyphozoa


Ubur ubur merupakan anggota kelas Scyphozoa yang mudah dikenal, karena
bentuknya yang unuk, yakni seperti payung dengan warna putih atau bening,
ukurannya relatif besar, sering ditemukan terdampar di tepi pantai, dan banyak
dimanfaatkan untuk kerupuk ubur-ubur. Polip Aurelia berukuran ± 5 mm, terikat pada
suatu objek di dasar laut. Ubur-ubur bentuknya seperti payung yang tidak begitu
cembung. Diameter tubuhnya biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm, tetapi
ada juga yang dapat mencapai 60 cm. Ubur-ubur biasanya dijumpai di kawasan
perairan pantai, dan berenang-renang bebas kian kemari. Adakalanya beristirahat
dengan menempelkan diri pada batu-batu karang. Penyebarannya bersifat
kosmopolitan atau banyak ditemukan hampir disetiap daerah pantai atau laut.
Tubuh ubur-ubur berwarna jernih transparan, sampai-sampai bentuk-bentuk
seperti kristal yang ada pada lapisan mesoglea tampak dengan jelas walaupun begitu
di bagian tubuh tertentu tampak berwarna putih kebiru-biruan atau putih kemerah-
merahan. Karena tubuh ubur-ubur jernih transparan maka gonad yang ada di dalam
tubuhnya nampak jelas dari permukaan tubuhnya. (Drs. H. Yususf Kastawi. 2005. 82)
Ubur-bur (Aurelia) bersifat dioecious atau berkelamin terpisah. Artinya ada
ubur-ubur jantan dan ada yang betina. Spermatozoid dari ubur-ubur yang jantan
setelah dipancarkan masuk ke dalam air lalu berenang-renang mencari tubuh ubur-
ubur betina. Bila telah temu lalu masuk kedalam tubuhnya melalui mulut yang
selanjutnya sampai ke dalam enteron.
Setealh tiba didalam enteron ubur-ubur betina, maka spermatozoid tersebut
membuahi sel telur yang dihasilkan oleh ovarium. Zigot yang meruoakan hasil
peleburan antara spermatozoid dan sel telur slnjutnya akan dikeluarkan dari dalam
tubuh yang betina melalui mulutnya. Setelah keluar dari dalammulut, zigot tersebut

12
akan keluar dari dalam tubuh yan betina melalui mulutnya. Setelah keluar dari dalam
mulut, zigot tersebut akan didukung oleh tangan-tangan mulut, dan ditempat tersebut
akan berkembang menjadi larva yang berambat getar atau disebut planula. Planula
dengan rambut-rambut getarnya akan mengembara untuk sementara waktu, dan
selanjutnya mengikatkan diri pada suatu substrak yang berada didasar laut. `ditempat
tersebut planula melepas rambut-rambut getarnya dan tumbuh menjadi polip baru
yang disebut skifistoma (scyphystoma). Skifistoma berbentuk seperti terompet, dengan
bagian-bagian tubuh sebagai berikut.
 Cakram basal
 Batang tubuh
 Mulut
 Tentakel

Bila skifistoma itu telah mencapai ukuran penuh ± 12 mm, maka skifistoma
akan membelah-belah secara transversal sehingga terbentuk setumpuk ruas-ruas yang
masing-masing berbentuk seperti cakram. Skifistoma yang berubah seperti ini disebut
strobila, sedangkan bentuk cakram sebagai hasil pembelahan secara transversal akan
menjadi ubur-ubur atau medusa muda. Selanjutnya bila telah tiba saatnya mereka
akan menjadi dewasa. (Drs. H. Yusuf Kastawi. 2005. 88).

Sistematika

No Ordo Sub Ordo Contoh Spesies


1. Stauromedusae Heliclystus
(lucernariida ). (berbentuk Lucernaria
piala, pada tepi tubuhnya
tidak memiliki indera
peraba atau bentuk
modifikasi tentakel, hidup
sesil (melekat pada suatu
tempat), habitat teluk atau
pantai yang airnya dingin).
2. Cubomedusae (corideida) Tomoya (terdapat
berbentuk genta dengan dilaut Atlantik)
bagian tepi melekuk ke
dalam, memiliki tentakel
atau 4 kelompok tentakel,
habitat laut tropis atau sub
tropis, makanan ikan-ikan
kecil.

13
3. Decomedusae (sudut-sudut a. simaeostomae ( sudut Aurelia merupakan
mulut dipranjang dengan mulut diperluas dengan ubur-ubur yang
empat lelukan oral, terdapat empat jumbai, memiliki terdapat dimana
terutama di perairan pantai, tentakel). mana.
sebagian besar ubur-ubur Cynea (berdiameter
masuk ke dalam ordo ini). 140 cm, terdapat di
laut Amerika Utara)
pelangi (terdapat di
perairan terbuka,
tidak memiliki fase
skipistoma yang tetap)

b. Rhizotomae (lengan Cassipeia (tangannya


oral menyatu dan bercabang).
masing-masing
berganda, tidak
memiliki mulut pusat,
tetapi memiliki mulut
kecil pada bagian oral,
tidak bertentakel.

F. Peranan Dalam Kehidupan Manusia


anggota Coelenterata banyak memberikan peranan positif dalam kehidupan.
Diantaranya dalah :

 Lingkungan terumbu karang ( coral reef) berfungsi sebagai pelindung pantai,


tempat hidup berbagai jenis biota laut lainnya, tempat ikan mencari makan dan
bertelur.
 Karang yang berwarna-warni sangat indah dan menarik untuk wisata alam
khususnya selam.
 Jelly fish/ubur-ubur. Saat dewasa dapat dikonsumsi sebagai sumber protein
bagi manusia.
 Menjaga keseimbangan ekosistem perairan.
 Penduduk sekitar pantai laut biasanya memanfaatkan karang laut sebagai
cenderamata, pembuatan taman, atau mengambil batu karang sebagai bahan
bangunan.
 Ubur-ubur sering dimanfaatkan orang Jepang sebagai bahan makanan dan
bahan kosmetik.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang dan memiliki banyak
genus, ordo, dll.

Scyphozoa berasal dari bahasa Yunani Skyphos-zoon (skyphos=mangkok ;


zoon=hewan), dalam istilah bahasam skyphozoa adalah hewan yang bentuk tubuhnya
menyerupai mangkok. Contoh hewan skyphozoa yang sangat mudah untuk dikenali
adalah ubur-ubur ( Aurelia aurita).

Ubur-ubur termasuk anggota dari kelas Skyphozoa yang sangat mudah untuk
dikenal, ubur-ubur yang sering terdampar di tepian pantai banyak dimanfaatkan untuk
kerupuk ubur-ubur. Diameter tubuh ubur-ubur berkisar ±7,5 cm hingga 30 cm, tetapi
ada juga yang mencapai hingga 60 cm.

Tubhnya berwarna jernih transparan, hingga seperti kristal yang ada pada
lapisan mesoglea tampak dengan jelas. Sel kelenjar sebagai enzim pencernaan.

Bagian susunan syaraf ubur-ubur lebih kompleks bila dibandingkan dengan


susunan syaraf Hydra.

Pada bagian susunan syaraf terdapat jaringan syaraf utama yang terdapat
dibagian sub-umbrella atau bagian tubuh bawah, susunan syaraf difus yang terdapat di
kedua belah sisi baik sisi sub-umbrella maupun sisi eks-umbrella, ganglion rhopalial
yang merupakan kumpulan dari neuron yang terletak di dekat bagian basal dari alat
indra marginal yang disebut dengan tentakulkist atau rhopalia.

Pada bagian fisiologi scyphozoa lebih maju dibandingkan dengan kelas Hydra.

B. Saran
Pada mata kuliah zoologi invertebrata ini kami mengalami kesulitan karena
stok buku yang digunakan referensi sangattidak mencukupi dengan jumlah mahasiswa
yang menggunakan. Jadi makalah sedikit molor dan hanya sedikit referensi yang kami
dapat dari buku-buku yang berisi mengenai zoologi invertebrata khususnya bagian
Scyphozoa.

Demi memperbaiki makalah yang selanjutnya dan kedepan, kami mohon kritik
dan sarannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kastawi, Yusuf. dkk. 2005. Zoologi Invertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang.

Hariyanto, Agus. 2015. Zoologi Invertebrata. Palangka Raya: Universitas Palangka Raya.

Rusyana, Adun. Zoologi Invertebrata. 2011. Bandung: ALFABETA.

Kasijan Romimohtarto, Sri Juwana. Biologi Laut.2001. Jakarta: Djambatan.

16

Anda mungkin juga menyukai