Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TAKSONOMI INVERTEBRATA
PORIFERA

Dosen Pengampu : Nur Hidayah,M.Pd.

Disusun Oleh:
AHMAD ALDI SAPUTRA ( 2011060223 )
RENITA WIDYANINGRUM ( 2011060133 )
SELVINA DAMAYANTI ( 2011060150 )

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkanrahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang telah
ditentukan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW, sampai akhir zaman.

Makalah Mata Kuliah Taksonomi Invertebrata yang bertema “Porifera” dapat terselesaikan tepat
waktu. Dengan selesainya makalah ini tak lupa penyusun menyampaikan terimakasih kepada
teman sekelompok yang telah membantu, menyumbangkan pemikirannya, memberi kritik dan
saran yang membangun sehingga makalah ini dapat diselesaikan, dan juga kami mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Nur Hidayah,M.Pd.selaku dosen pengampu Mata Kuliah Taksonomi
Invertebrata.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari adanya kekurangan dan kekeliruan yang
dalam hal ini semata-mata karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penyusun
miliki. Oleh karena itu, penyusun membuka pintu selebarlebarnya untuk memberikan kritik
maupun saran yang membangun demi kebaikan makalah ini. Atas perhatiannya penyusun
ucapkan terimakasih.Akhirnya penyusun harapkan agar hasil dari makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembelajaran selanjutnya.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandar Lampung,20 September 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 5

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6

A. Pengertian Porifera.........................................................................……………..... 6

B. fisiologi porifera ...................................................................................................... 8

C. Morfologi porifera ........................................................................................……... 8

D. Ciri-ciri porifera........................................................................................………... 9

E. Reproduksi porifera..............................................................……………………... 12

F. Klasifikasi porifera.................................................................................................. 14

G. Habitat porifera........................................................................................................ 15

H. Peranan porifera dalam kehidupan.......................................................................... 15

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 17

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 17

3.2 Saran .................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Porifera merupakan salah satu hewan primitif yang hidup menetap (sedentaire) dan
bersifat non selective filter feeder (menyaring apa yang ada). Spons tampak sebagai hewan
sederhana, tidak memiliki jaringan, sedikit otot maupun jaringan saraf serta organ dalam. Hewan
tersebut memberikan sumbangan yang penting terhadap komunitas benthik laut dan sangat
umum dijumpai di perairan tropik dan sub tropik. Persebaran mulai dari zona intertidal hingga
zona subtidal suatu perairan.

Komunitas spons laut disuatu wilayah perairan mampu menjadi salah satu bioindikator
kualitas perairan laut mengingat sifat dari spons laut yang immobile serta persebaran telur dan
larvanya akan selalu terbatasi oleh barrier yang ada mengharuskan spons tersebut selalu
beradaptasi terhadap komponen- komponen fisik maupun biotik yang terdapat pada wilayah
tersebut. Salah satu interaksi ekologis inter spesies yang mampu mempengaruhi komposisi
struktur komunitas spons (Porifera) adalah kompetisi ruang antara spons dan organisme benthik
lain terutama coral.

Sponge hidup di ekosistem terumbu karang. Di dunia diduga terdapat sekitar 10.000 spesies
sponge dan diperkirakan 2.000 spesies hidup di ekosistem terumbu karang di Asia tenggara dan
jumlah spesies sponge di perairan Indonesia sekitar 700 spesies. Pada umumnya sponge hidup di
perairan dangkal, sampai pada kedalaman ratusan meter dan biasanya menempel pada substrat
batuan,karang, kayu yang tergenang dalam air,bahkan dapat hidup pada dasar berpasir atau
berlumpur.

Bentuk sponge juga ada bermacam-macam, seperti mangkuk, jambangan, bunga, kipas,
bercabang dan bentuk lain yang tidak beraturan. Kebanyakan sponge kerangkanya terdiri dari
bahan mineral keras yang disebut spikula. Sumber makan utama dari sponge adalah bakterio
plankton dengan tambahan organik dari hasil fotosintesis alga simbiotan dan subtstan organis
terlarut yang diserap oleh bakteri yang bersimbiosis dengannya.

4
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dari disusunnya makalah ini
adalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan porifera?


2. Bagaimana fisiologi tubuh porifera?
3. Bagaimana morfologi tubuh porifera?
4. Seperti apakah struktur tubuh porifera?
5. Bagaimana ciri-ciri porifera
6. Bagaimanakah cara porifera bereproduksi?
7. Bagaimana pembagian klasifikasi porifera?
8. Dimana habitat porifera?
9. Apa peranan porifera dalam kehidupan?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari disusunnya rumusan masalah diatas adalah:

1. Mengetahui apa itu porifera.


2. Mengetahui fisiologi tubuh porifera
3. Menegetahui morfologi tubuh porifera
4. mengetahui struktur tubuh porifera.
5. Mengetahui ciri-ciri porifera.
6. Mengetahui reproduksi porifera.
7. Mengetahui klasifikasi porifera.
8. Mengetahui habitat porifera.
9. Mengetahui peranan porifera dalam kehidupan,

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Porifera

Kata Porifera berasal dari bahasa Latin yaitu ( porus=pori, fer=membawa)1.Filum


porifera yang dikenal dengan spons ialah hewan yang mempunyai sel banyak (metazoa)
paling sederhana atau primitif sebab kumpulan sel-selnya belum terorganisir dengan baik
serta belum mempunyai organ maupun jaringan sejati. Meskipun porifera tergolong sebagai
hewan,tetapi kemampuannya dalam bergerak sangat kecil dan hidupnya bersifat menetap.
Awal mulanya porifera dianggap sebagai sejenis tumbuhan. Tetapi pada tahun 1765 porifera
dinyatakan sebagai hewan setelah ditemukannya terdapat adanya aliran air yang terjadi
didalam tubuh porifera tersebut. Dari 10.000 spesies porifera sebagian besarnya hidup di
laut dan yang hidup di air tawar hanya 159 spesies, semuanya termasuk kedalam famili dari
spongillidae. Pada Umumnya porifera dapat ditemukan di perairan jernih, dangkal, dan
menempel di substrat. Beberapa jenis lainnya menetap di dasar perairan yang berpasir atau
berlumpur2.

Spons atau Porifera termasuk hewan multi sel yang mana fungsi jaringan dan organnya
masih sangat sederhana. Sponge merupakan organisme laut invertebrata yang berasal dari
filum porifera yang dicirikan memiliki banyak pori-pori di sepanjang tubuhnya3. Hewan ini
hidupnya menetap pada suatu habitat pasir, batu-batuan atau juga pada karang-karang mati
di dalam laut. Dalam mencari makanan, hewan ini aktif mengisap dan menyaring air yang
melalui seluruh permukaan tubuhnya

1
Adun Rusyana,Zoologi Invertebrata,(Bandung:Alfabeta,2014) hlm 17
2
Sugiarti suwignyo,Avertebrata Air jilid 1,(Jakarta:Penebar Swadaya,2005) hlm 34
3
Hadi, 2011; Haedar et al., 2016

6
Gambar 1. porifera

https://www.google.com/search?q=porifera&sxsrf=1366&bih=600&dpr=1#imgrc=qu9CGxTs_bQArM

Sponge berperan dalam siklus Karbon, siklus Silikon dan siklus Nitrogen serta
melakukan asosiasi dengan organisme lain dimana sponge memiliki peran sebagai produsen
primer dan produsen sekunder dalam penyediaan mikrohabitat4. Secara ekologi, sponge
merupakan salah satu biota penyusun ekosistem pesisir dan laut, terutama pada ekosistem
terumbu karang dan padang lamun baik di perairan tropik maupun subtropik5.
Keanekaragaman jenis sponge di suatu habitat umumnya ditentukan oleh kondisi perairan
yang jernih dan tidak memiliki arus kuat. Sponge juga dapat ditemui pada setiap kondisi
kedalaman yang berbeda dengan tingkat kecerahan yang cukup untuk pertumbuhannya 6

Sponge merupakan salah satu biota penyusun ekosistem pesisir dan laut, terutama pada
ekosistem terumbu karang dan padang lamun baik di perairan tropik maupun subtropik.
Sponge merupakan organisme laut invertebrata yang berasal dari filum porifera yang
dicirikan memiliki banyak pori-pori di sepanjang tubuhnya. Sponge termasuk hewan yang
bersifat filter feeder (menyaring makanan). Sponge laut hidupnya menetap (immobile) dan

4
Bell, 2008
5
Samawi et al., 2009
6
Haedar et al., 2016

7
dapat hidup di berbagai habitat seperti pasir, karang mati, batu serta pada media apapun
yang mempunyai struktur keras7.

Porifera mempunyai potensi bioaktif yang belum banyak dimanfaatkan dan


menghasilkan senyawa bioaktif yang sangat besar di antara invertebrata laut lainnya
(Kobayashi dan Rachmaniar, 1999 ; Proksch, 1999). Porifera termasuk biota laut yang
menghasilkan senyawa-senyawa metabolit sekunder yang memiliki peranan yang sangat
potensial dalam bidang farmasi yang dijadikan sebagai obat (Rachmaniar, 2007). Senyawa-
senyawa yang telah berhasil diisolasi dari beberapa jenis porifera di antaranya adalah
alkaloid, terpenoid, acetogenin, senyawa nitrogen, halida siklik, peptide siklik dan lain-lain
(Murniasih, 2003). Beberapa penelitian menunjukkan senyawa metabolit yang berhasil
diisolasi dari jenis-jenis porifera yang memiliki aktifitas antikanker (Rachmaniar, 2003),
antitumor (Nursid et al., 2006), antibakteri (Astuti et al., 2003), antijamur (Asaf, 2009) dan
antivirus (Karyawati, 2010).

B. Fisiologi porifera
Proses fisiologi Porifera bergantung pada aliran air. Air yang masuk melalui ostium
membawa partikel makanan dan oksigen. Getaran flagela pada koanosit menyapu air ke
arah oskulum. Partikel makanan akan terjerat dalam mukus yang terdapat pada
penjuluran, kemudian ditelan secara fagositosis dan dicerna secara intraseluler di dalam
koanosit. Sari makanan hasil pencernaan masuk ke dalam amebosit yang terletak
bersebelahan dengan koanosit, kemudian diedarkan ke sel-sel lainnya. Pertukaran gas
terjadi secara difusi.

C. Morfologi potifera
Morfologi Porifera paling sederhana mengambil bentuk silinder dengan rongga pusat
besar, spongocoel, menempati bagian dalam silinder. Air dapat masuk ke dalam
spongocoel dari banyak pori di dinding tubuh. Air yang masuk ke spongocoel diekstrusi
melalui lubang besar yang disebut oskulum. Namun, spons menunjukkan berbagai

7
Amir & Budiyanto, 1996; Asro et al., 2013

8
keragaman bentuk tubuh, termasuk variasi ukuran spongocoel, jumlah oskulum, dan di
mana sel-sel yang menyaring makanan dari air berada
D. Struktur Tubuh

Tubuh porifera memiliki struktur diplobalstik (memiliki dua lapisan) yaitu:

1. Lapisan luar yaitu lapisan epidermis. Terdiri dari pinakosit, memiliki bentuk sel-sel
polygonal yang tersusun secara merapat.
2. Lapisan dalam, yaitu koanosit. Adapun fungsi dari sel koanosit adalah sebagai organ
respirasi serta mengatur mengenai pergerakan air. Terdapat juga mesophyl (mesoglea)
yaitu antara lapisan luar dan lapisan dalam. Adapun didalam mesoglea mempunyai
beberapa organel yaitu:

a. Gelatin protein matrik

b. Amubosit yang memiliki fungsi untuk transportasi O2 dan zat-zat makanan


ekskresi serta sebagai penghasil gelatin.
c. Arkeosit yaitu sel amubosit yang tumpul dan juga dapat membentuk sel-sel
reproduktif.
d. Porosit / miosit terdapat disekitar bagian pori dan fungsinya untuk membuka
dan menutup pori.
e. Skleroblast yang berfungsi untuk membentuk spikula.
f. Spikula merupakan sebagai unsur pembentuk tubuh.

9
Gambar 2. Struktur Tubuh Porifera

https://www.google.com/search?q=struktur+tubuhbporifera&tbm=isch&ved

E. Ciri-ciri porifera

Porifera merupakan metazoan, permukaan tubuhnya berpori, dan hidup didalam air,
terutama di laut. Dilihat dari jumlah lapisan jaringan embrionalnya porifera tergolong
diploblastik. Pada dinding tubuhnya, lapisan terluar terdiri dari sel-sel epidermis atau
pinakosit dan lapisan dalam (endodermis) tersusun oleh sel-sel leher atau koanosit. Diantara
epidermis dan endodermis terdapat lapisan tengah semacam gelatin, yang didalamnya
terdapat sel-sel menyerupai amoeba (amoebosit) dan bahan pembentuk rangka tubuh.
Lapisan tengah ini sering disebut mesenkim8.

Bahan pembentuk rangka tubuh porifera ada dua macam yaitu spikula dan spongin
bahan penyusun spikula dapat berupa zat kapur atau zat kersik atau silika. bahan penyusun
spongin adalah protein9.

Sekujur tubuh porifera terdapat pori-pori (porus; lubang kecil dan far; membawa atau
mengandung). Hal tersebut menjadi sebab penamaanya. Hewan yang dikenal dengan hewan
spons ini merupakan organisme multiseluler. Bentuk tubuh dan warnanya beragam. Ada
yang mirip tumbuhan, bulat pipih, dan mirip vas bunga. Sementara itu, warna tubuhnya ada
yang jingga, biru, hitam, ungu, kuning,dan merah10.

8
subardi;nuryani & pramono,shidiq BIOLOGI untuk kelas X SMA dan MA Hal 131-132
9
subardi;nuryani & pramono,shidiq BIOLOGI untuk kelas X SMA dan MA hal 132
10
arif; yanti BIOLOGI SMA kelas X hal 219

10
Gambar 3. (a) Porifera atau spons hidup melekat didasar laut dan (b) struktur dalam tubuh spons.

Tubuh poriferan tersusun dari bagian-bagian sebagai berikut:


a. Oskulum, yaitu saluran air penyebaran air dari tubuh
b. Ostium, yaitu lubang kecil tempat masuknya air kedalam tubuh.
c. Spongosel, yaitu saluran yang terdapat dibagian tengah tubuh.
d. Dinding tubuh terdiri atas sel-sel sebagai berikut:
1) Pinakosit, yaitu sel pelapis tubuh bagian luar.
2) Porosit, yaitu sel lubang yang didalamnya terdapat ostia.
3) Miosit, yaitu sel otot yang mengelilingi porosity dan oskulum.
4) Koanosit (sel leher), yaitu pelapis dinding spongosel yang berfungsi
untuk mencerna makanan secara intrasel. Pada ujung sel terdapat flagella,
sedangkan pada pangkal terdapat vakuola.
5) Amebosit, yaitu sel penghasil matrik pada lapisan tengah tubuh.
6) Skleroblas, yaitu sel penghasil spikula yang berfungsi sebagai rangka
tubuh11.

11
arif; yanti BIOLOGI SMA kelas X hal 219-220

11
Porifera belum memiliki organ, jaringan saraf, ataupun mulut. Tubuhnya tidak bisa
bergerak secara aktif dan melekat di dasar perairan (sesil). kerangka tubuhnya kuat yang
tersusun dari zat kapur, silikat, atau spongin. Mereka memiliki daya regenerasi yang tinggi,
artinya mampu menumbuhkan tersusun dari zat kapur silikat atau spon yang mereka
memiliki daya regenarasi yang tinggi, artinya mampu menumbuhkan kembali bagian tubuh
yang hilang(rusak) sehingga jika hewan Ini dipotong menjadi empat bagian, maka akan
terbentuk empat hewan porifera baru12.

Gambar 4. Sistem Pencernaan Porifera

Makanan porifera antara lain diatom, protozoa kecil, bakteri dan partikel organik yang
mengendap dari permukaan air setiap makanan tersebut dicerna secara intraseluler di dalam
vakuola. Makanan diperoleh dengan cara mengalirkan air melalui ostia (ostium) kedalam
spongosel. Air digerakkan oleh flagela yang terdapat pada koanosit. Selanjutnya, air
dialirkan ke dalam vakuola yang terdapat di Pangkal koanosit untuk dicerna. Bahan
makanan yang sudah dicerna akan diedarkan ke seluruh bagian tubuh oleh sel amoebosit sisa
hasil pencernaan dikeluarkan sel dan dibuang keluar tubuh melalui Ostium.

F. Reproduksi Porifera

Porifera bersifat hemaprodit, koanosit menghasilkan spermtozoid amoebosit


menghasilkan ovum. Porifera bereproduksi secara aseksual ataupun seksual. Reproduksi

12
arif; yanti BIOLOGI SMA kelas X hal 220

12
secara aseksual dilakukan dengan membentuk tunas pada tubuh induk. Tunas yang tumbuh
pada tubuh induk lama-kelamaan akan membentuk koloni porifera. Reproduksi aseksual
juga dilakukan melalui fragmentasi. Pada saat ombak menerpa, tubuh porifera dapat patah
dan patahan tersebut dapat tumbuh menjadi individu baru (Enger & Ross, 2011)13.

Reproduksi secara seksual dilakukan dengan pembuahan sel telur oleh sel sperma secara
internal. hasil pembuatan berupa zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia. Larva
tersebut akan keluar dari tubuh porifera induk melalui oskulum kemudian melekat di dasar
perairan untuk tumbuh menjadi dewasa.

Porifera memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askon sikon dan leukon, perhatikan gambar
dibawah!

Gambar 5. Tipe Saluran Air Porifera

1. Tipe Askon merupakan tipe saluran air yang paling sederhana dan bentuknya
seperti Jambangan bunga. Askon terdiri atas ostia, spongosel, dan oskulum. Contoh
tipe askon terdapat pada Leucosolenia dan Clathrina blanca.
2. Tipe sikon meliputi ostia, saluran Radial yang tidak bercabang, spongosel, dan
oskulum. Contohnya, Scypha dan Sycon gelatinosum.
3. Tipe leukon (ragon) merupakan tipe paling kompleks dibandingkan dengan yang
lain. Salurannya terdiri atas ostia, saluran Radial yang bercabang-cabang, dan

13
arif; yanti BIOLOGI SMA kelas X hal 220

13
oskulum. Contohnya, Euspongia officinalis (dapat digunakan untuk mencuci) dan
Euspongia mollissima (dapat digunakan untuk membersihka toilet)14.

Filum porifera memiliki dua sifat yaitu monosious (hermafrodit) dan diosious.
Reproduksi porifera terbagi atas dua cara yaitu: perkembangbiakan seksual dan
aseksual.

a. Perkembangbiakan seksual
Pada cara ini belum dilakukan dengan menggunakan alat kelamin khusus baik ovum
maupun spermatozoid. Adapun ovum atau spermatozoid yang berkembang melalui
sel-sel amubosit khusus disebut dengan arkeosit. Mesoglea merupakan istilah dari
ovum yang belum atau telah dibuahi oleh sel spermatozoid yang tetap tinggal di
dalam tubuh induknya. Zigot akan mengadakan pembelahan secara berulang, setelah
terjadinya pembuahan sampai pada akhirnya membentuk larva berambut getar yang
disebut juga dengan amphiblastula yang akan tiba di lingkungan eksternal, ia akan
berenang-renang mencari lingkungan yang dapat menjamin kelangsungan hidup
dengan rambut getarnya yang kaya dengan O2 dan zat-zat makanan. Larva porifera
ini selanjutnya akan berubah menjadi parenchymula. Jika parenchymula
menemukan tempat yang sesuai untuk melekatkan diri, ia akan menempel pada
sebuah objek tertentu dan kemudian akan muncul sebagai individu baru.

b. Aseksual
Secara aseksual, perkembangbiakan ini dapat dilakukan dengan:
❖ Memisahkan diri dari induknya dan hidup sebagai individu baru dengan
membentuk tunas atau kuncup ke arah bagian luar.
❖ Pada umumnya porifera yang hidup di air tawar melakukan cara dengan
membentuk kuncup ke arah dalam sebagai penyesuaian diri terhadap lingkungan
yang kurang menguntungkan baginya.

14
arif; yanti BIOLOGI SMA kelas X hal 220-221

14
Gambar 6. Reproduksi Porifera

https://imudiansyah2.blogspot.com/2017/04/klasifikasi-filum-porifera-dan-contohnya.html

G. Klasifikasi porifera

Porifera dikelompokkan berdasarkan tipe saluran air dan jenis zat penyusun rangka
filum Porifera terbagi dalam tiga kelas, yaitu kelas calcarea, hexactinellida dan
demospongiae.

a. Kelas Calcarea, rangka tubuh tersusun dari zat kalsium karbonat (CaCO3),
memiliki ukuran tubuh kecil dan hidup di laut dangkal. Contohnya,
Clathrina blanca dan Sycon gelatinosum.
b. Kelas Hexactinellida, Rangka Tubuh Tersusun dari zat silikat dan memiliki
spikula berduri enam. Contohnya, Euplectella.
c. Kelas Demospongiae, Rangka tersusun dari serabut sponging (zat tanduk).
Contohnya, Euspongia oficinalis, Euspongia mollisima, dan spongila
carteri.

H. Habitat porifera

15
Pada fase dewasa bersifat sesil (menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan
perpindahan), dan berkoloni. Habitat umumnya air laut dan ada yang di air tawar seperti
pada (famili spongilidae)15.

I. Peranan porifera dalam kehidupan

Porifera berperan dari segi ekonomi secara tidak langsung. Porifera memiliki
bermacam-macam bentuk serta warna yang indah, dapat membentuk karang atau taman laut
yang menakjubkan. Seperti kita ketahui, pesona taman laut yang indah akan menarik
perhatian bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Kedatangan wisatawan tak lepas
dengan devisa. Selain itu menurut perkembangan penelitian para ahli, di dalam tubuh
porifera mengandung zat yang bermanfaat dalam bidang farmasi diantaranya yaitu anti
inflamasi dan anti tumor. Adapun beberapa jenis dari kelas Demospongia dapat digunakan
sebagai bahan spons untuk mandi. Contohnya dari jenis Eusongia sp. Selain itu ada juga
yang memanfaatkan porifera sebagai bahan pengawet buah dan makanan. Porifera tertentu
mengandung zat antikanker dalam tubuhnya yang sekarang jadi topik yang menarik untuk
diteliti di seluruh dunia contohnya African spirastrella-spinispirulifera dari Afrika yang
menghasilkan zat spongiastin. Dipermukaan tubuh porifera terdapat zat beracun yang
digunakan sebagai perlindungan dirinya. Adapun manfaat lain yang sedang diteliti oleh para
ilmuwan ialah kemampuan porifera sebagai insektisida alami. Senyawa kalihinol A dalam
tubuh porifera dapat menjadi senyawa anti malaria juga menghambat pertumbuhan
mikroba,anti jamur,sitotoksik,antelmintik,dan anti fouling. Dalam dunia kesehatan porifera
juga dapat digunakan sebagai obat kontrasepsi (KB) alami16.

Rangka tubuh porifera memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena dapat
dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alami ataupun sebagai pengisi jok (tempat
duduk) kendaraan bermotor. Spongia officinalis merupakan spons yang biasa digunakan
untuk mencuci sedangkan spongia mollissima biasa digunakan sebagai alat pembersih toilet.
Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai alat pertahanan diri. Senyawa
tersebut ternyata berpotensi sebagai bahan obat-obatan spesies Petrosia contegnatta

15
Adun Rusyana,Zoologi Invertebrata,(Bandung:Alfabeta,2014) hlm 17-18
16
Zakiyul Fuad,Skripsi:’’Keanekaragaman porifera di zona sub litoral rinon kecamatan pilo aceh sebagai materi pendukung kingdom
animalia di SMAN 2 blang situngkoh kabupaten Aceh besar’’(Banda Aceh:UIN Ar-Raniry,2016),hlm 18-19.

16
menghasilkan senyawa bioaktif yang berhasiat sebagai obat antikanker sedangkan obat anti
asma diambil dari Cymbacela.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Porifera (kata Latin yang berarti "berpori") atau spons atau bunga karang adalah
organisme multiseluler, yang mempunyai banyak pori sehingga air dapat melewatinya.
Tubuh mereka terdiri dari mesohil yang diapit dua lapisan tipis sel. Porifera merupakan
salah satu hewan primitif yang hidup menetap (sedentaire) dan bersifat non selective
filter feeder (menyaring apa yang ada). Spons memiliki sel yang tak terspesialisasi (tdk
memiliki tugas khusus) dan dapat berubah menjadi tipe sel lain serta dapat berpindah
antara lapisan sel utama dan mesohil. Spons tidak memiliki sistem saraf, pencernaan
maupun sistem peredaran darah. Sebaliknya, sebagian besar mengandalkan aliran air
melalui pori-pori tubuh mereka untuk mendapatkan makanan dan oksigen dan untuk
membuang limbah.
Spons tampak sebagai hewan sederhana, tidak memiliki jaringan, sedikit otot
maupun jaringan saraf serta organ dalam. Hewan tersebut memberikan sumbangan yang
penting terhadap komunitas benthik laut dan sangat umum dijumpai di perairan tropik
dan sub tropik. Persebaran mulai dari zona intertidal hingga zona subtidal suatu
perairan.

B. Saran

Dengan demikian,makalah porifera telah kami selesai dan semoga dengan


adanya makalah ini akan menjadi manfaat berokah bagi pembaca maupun penulis.
Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terlalu banyak
kekurangan. Untuk itu mohon diperlukan kritik dan saran guna meningkatan pengertian,
perhatian, sensitivitas, dan kualitas dari makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ackers, G. R. (2007). Sponges of The British Isles (Sponge V). Northern Ireland : Marine
Conservation Society. Bernard E Picton.

Arif Priadi, Y. H. (2016). Biologi. Jakarta Timur: Perpustakaan Nasional.

Ningsih, N. I. (2010). Invertebrata. Tangerang: Citra Lab.

Rusyana, A. (2013). Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta.

Subardi, N. S. (2009). BIOLOGI 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

19

Anda mungkin juga menyukai