Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ZOOLOGI INVERTEBRATA

“MOLLUSCA (Cephalopoda, Pelecypoda dan Schapopoda)“

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Gustiana Fariha 20500120079

Muhammad Ilham 20500120083

Fhara Nur Aulia Azzahra 20500122048

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM


NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Mollusca (Cephalopoda, Pelecypoda dan Schapopoda)” dengan tepat waktu. Serta
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad
S.A.W yang menjadi suri tauladan kami dalam menuntut ilmu.

Makalah ini di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah
Zoologi Invertebrata yang di ampu Oleh Ibu Ainul Uyuni Taufiq, S.p., S.Pd., M.Pd.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan lebih terkait dengan
“Mollusca (Cephalopoda, Pelecypoda dan Schapopoda)” bagi pembaca maupun
penulis.

Terima kasih kami haturkan kepada Ibu Ainul Uyuni Taufiq, S.p., S.Pd., M.Pd.
Selaku dosen Pada Mata kuliah Zoologi Invertebrata dalam memberikan waktu untuk
mengerjakan makalah ini serta mengenalkan kami ilmu yang baru dan Ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan baik kritik maupun saran dari semua pembaca guna menjadi acuan agar
penulis bisa menjadi lebih baik lagi dalam penulisan makalah. Semoga Makalah ini bisa
menjadi wawasan para pembaca dan dapat bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Samata, 22 November 2023

Kelompok 9

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................1

BAB I.......................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN......................................................................................................................................3

A. Latar Belakang....................................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................3

C. Tujuan.................................................................................................................................................4

BAB II......................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................................5

A. Pengertian Mollusca...........................................................................................................................5

B. Fisiologi Mollusca...............................................................................................................................7

C. Karakteristik Mollusca........................................................................................................................8

D. Peranan Mollusca.............................................................................................................................15

BAB III...................................................................................................................................................16

PENUTUP..............................................................................................................................................16

A. Kesimpulan.......................................................................................................................................16

B. Saran................................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mollusca adalah sekelompok hewan bertubuh lunak dan juga berlendir serta tidak
beruas-ruas. Mollusca merupakan hewan yang triploblastik selomata yang hidup di peraiaran
tawar, payau serta laut. Bentuk tubuh mollusca bervariasi, memiliki simetri bilateral, serta ada
yang memiliki cangkang dan ada yang tidak. Kelompok hewan ini telah memiliki sistem
organ yang lengkap dengan peredaran darah terbuka serta alat ekskresi berupa ginjal nefridia.
Filum mollusca dibagi menjadi 5 kelas, yaitu Pelecyopoda (Bivalvia), Cephalopoda,
Gastropoda, Polyplacophora dan Scaphopoda.
Mollusca berasal dari bahasa Latin, Mollis yang berarti lunak. Jadi, jika ditinjau dari
asal katanya, Mollusca berarti hewan yang memiliki tubuh lunak.Mollusca mencakup hewan-
hewan yang bersifat triploblastik celomata dengansebaran habitat yang sangat luas. Tubuh
Mollusca yang lunak sebagai ciri utamadari phylum ini umumnya dilindungi oleh
suatu cangkang yang keras. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu jenis
dalam bentuk fosil. Mollusca memiliki peranan penting dalam kehidupan, yaitu sebagai
bahan makanan bagi manusia, bahan baku kerajinan hiasan dan ornamen, bahan tambahan
pakan ternak, dan juga dimanfaatkan sebagai bahan baku bangun.

Pada makalah ini kami akan menyajikan satu dari filum yang ada pada hewan tak
bertulang belakang atau Invertebrata. Filum yang akan dibahas ini adalah filum Mollusca.
Dimana kita akan membahas mulai dari pengertian Mollusca dan kelas pada mollusca yaitu
Cephalopoda, Pelecypoda dan Schapopoda.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Filum Mollusca?

2. Bagaimana karakteristik dari Filum Mollusca?

3. Bagaimana fisiologi dari Filum Mollusca?

4. Apa saja peranan dari Filum Mollusca?

3
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Filum Mollusca

2. Untuk mengetahui karakteristik dari Filum Mollusca

3. Untuk mengetahui fisiologi dari Filum Mollusca

4. Untuk mengetahui peranan dari Filum Mollusca

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mollusca

Mollusca adalah hewan yang bersifat kosmopolit berarti, Mollusca merupakan hewan
yang mempunyai kawasan persebaran yang begitu luas. Memiliki kemampuan berupa
adaptasi yang relatif tinggi sehingga bisa bertahan di berbagai macam-macam habitat, dan
memiliki kemampuan bertahan hidup di kondisi lingkungan apapun, misalnya kondisi
lingkungan yang kering (estivasi). Mollusca merupakan phylum terbesar kedua setelah
Arthropoda. Jumlah spesies yang merupakan anggota Mollusca kurang lebih 100.000 jenis
Mollusca yang masih bertahan hidup dan 35.000 dalam keadaan berupa fosil Maskoeri
(1989). Mollusca termasuk hewan yang tidak bertulang belakang (vertebrata), memiliki
keanekaragaman yang tinggi. Mollusca sebagian besar banyak yang hidup di lautan, tetapi
ada juga anggota Mollusca yang berhabitat di perairan tawar serta ada pula kelompok yang
berhabitat di daratan.1

Moluska merupakan hewan berdaging dan tidak bertulang, ada yang dilindungi oleh
cangkang adapula yang tidak bercangkang. Moluska salah satu hewan jenis makrozoobentos
yang hidupnya berada di dasar perairan. Moluska merupakan salah satu hewan jenis
makrozoobentos yang hidupnya berada di dasar perairan. Moluska mempunyai sifat
kosmopolit, yang memiliki daerah. persebaran yang sangat luas. dapat hidup di darat, air
tawar, dan air laut (Isdrajad, 2010). Pada filum moluska kelas terbesarnya adalah kelas
gastropoda dan bivalvia. Gastropoda dikenal dengan siput dan bekicot yang hidup di laut, air
tawar dan banyak yang hidup di darat (Suwignyo, 2005). Sedangkan kelas bivalvia mencakup
berbagai jenis seperti kerang, remis, dan kijing.2

Moluska salah satu sumber daya hayati laut yang memiliki nilai ekonomis dan
ekologis penting. Secara ekologis moluska yang menempati daerah intertidal memiliki
peranan yang besar kaitannya dengan rantai makanan. Karena di samping sebagai filter
1
Safa’ah, Sri Utami dan Cicilia. 2018. Identifikasi Keanekaragaman Mollusca Sebagai
Bioindikator Kualitas Perairan di Area Persawahan dan Das Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi.
Prosiding Simbiosis III.
2
Amanda dkk. 2022. Keanekaragaman Jenis Moluska di Hulu Sungai Peusangan, Aceh
Tengah. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan. Vol 5(2).
5
feeder, moluska juga merupakan makanan bagi biota lainnya. Moluska adalah hewan lunak,
tidak bertulang belakang dan umumnya dilindungi oleh cangkang serta memiliki bentuk
tubuh yang sangat beragam. Sebagai sumberdaya non ikan, moluska memiliki tingkat
keanekaragaman spesies yang besar diantara hewan-hewan avertebrata. Moluska memiliki
potensi yang cukup tinggi karena hampir semua bagian. tubuhnya bisa dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan. Filum moluska secara kuantitatif merupakan filum kedua terbesar setelah
filum arthropoda (Prajitno, 2009). Para ahli menduga anggota filum moluska yang masih
hidup hingga sekarang ini berjumlah sekitar 100 ribu spesies, dan diperkirakan di Indonesia
dapat ditemukan kurang lebih 20 ribu spesies. Namun masih kurang lebih 20% moluska yang
belum diketahui jenisnya.3

Tubuh Mollusca mempunyai tiga struktur utama antara lain sebagai berikut:

1. Kaki, merupakan penjuluran bagian tubuh yang terdiri dari otot-otot. Kaki Mollusca
ini berfungsi untuk bergerak, merayap, atau menggali. Sebagian Jenis Mollusca,
kakinya digantikan dengan tentakel yang berfungsi sebagai penangkap mangsa.

2. Massa Viseral, yaitu bagian tubuh yang lunak tempat organ-organ tubuh. Massa yang
diselubungi oleh jaringan tebal yang disebut dengan mantel.

3. Mantel, merupakan bagian yang menyelubungi dan melindungi massa viseral. Pada
mantel terdapat rongga cairan yang merupakan tempat lubang insang, anus, dan cairan
hasil ekskresi. Mantel bisa menyekresikan komponen yang membentuk cangkang.

Beberapa ciri-ciri pada Mollusca sebagai berikut:

1. Mempunyai ukuran dan tubuh yang bervariasi. Ukuran tubuh Mollusca sangat
3
Firgonitha F, dkk. 2015. Struktur Komunitas Gastropoda di Pantai Desa Mokupa Kecamatan
Tombariri Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax. Vol 3(1).
6
beragam. Beberapa di antaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm, namun
kebanyakan berukuran kecil

2. Mempunyai tubuh lunak dan tidak beruas-ruas

3. Merupakan tripoblastik selomata. Hidup di air dan di darat

4. Mempunyai cincin syaraf yang merupakan sistem syaraf

5. Tubuh terdiri dari kaki, massa visceral, yaitu merupakan kumpulan sebagian besar
organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi4

6. Tubuhnya dilindungi oleh cangkang yang terbuat dari zat kapur

7. Mempunyai kaki untuk bergerak dan menangkap mangsanya

8. Tubuhnya lunak dan berlendir karena pada kulitnya terdapat banyak kelenjar.5

B. Fisiologi Mollusca

1. Sistem Pernapasan

Moluska dilakukan dengan menggunakan insang atau paru-paru sederhana (pallial),


mantel atau bagian epidermis.

2. Sistem Pencernaan

Moluska mempunyai sistem pencernaan yang sudah berkembang baik, mulai dari
mulut yang mempunyai radula(lidah parut), faring – esofagus – tembolok – lambung –
intestin – rektum hingga anus yang terbuka di daerah rongga mantel.

3. Sistem Peredaran Darah

Peredaran darah terbuka terjadi pada semua keloas Moluscka kecuali Cephalopoda.

4. Sistem Saraf

Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion, yaitu ganglion cerebral, ganglion

4
Budidarma, Yanto. 2022. Buku Panduan Ilmu Butchery. Yogyakarta : Nigtoon Cookery.
Astuti, Lilis, Sri. 2007. Klasifikasi Hewan Penamaan, Ciri dan Pengelompokannya. Jakarta :
5

PT. Kawan Pustaka.


7
visceral, dan ganglion pedal6

5. Sistem Ekskresi

Memiliki alat ekskresi berupa nephridia, dan letaknya di dekat jantung dan kemudian
saluran uretranya terletak di dekat anus.

6. Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi bersifat hermafrodit, namun untuk fertilisasi dibutuhkan


spermatozoa dari individu lain, sebab spermatozoa dari induk yang sama tidak bisa
membuahi sel telur.7

C. Karakteristik Mollusca

1. Kelas Cephalopoda

Cephalopoda merupakan Kelas dari Filum Mollusca dan menempati tingkat evolusi
tertinggi diantara kelompok filum lainnya. Kelompok kelas Cephalopoda meliputi cumi-cumi
(squid), sotong (cuttlefish), gurita (octopus), dan kerabatnya. Sebagian besar spesies
Cephalopoda hidup tersebar di daerah intertidal, di samudra yang dalam, dan di lapisan
permukaan laut, baik di perairan kutub yang dingin maupun di perairan tropis yang hangat.
Beberapa jenis Cephalopoda memiliki nilai komersial dan merupakan salah satu sumberdaya
hayati yang penting dalam sektor perikanan laut. Sebagian besar produksi Cephalopoda di
Indonesia berasal dari tangkapan di alam. Kegiatan penangkapan tersebut jika dilakukan
terus-menerus tanpa memperhatikan kelestariannya maka suatu saat akan memungkinkan
terjadinya kepunahan.8

Cephalopoda umumnya melindungi diri menggunakan tinta atau dengan menyamar


(berkamuflase) dengan lingkungan sekitarnya, memiliki kantong tinta yang mengandung
cairan melanin (pigmen warna hitam). Tinta dikeluarkan bersamaan dengan pendorong jet

Safitri, Afreni dan Dasafaur. 2023. Biozine Moluska dan Pemanfaatannya. Jambi : Salim
6

Media Indonesia.
7
Rahmadina. 2021. Taksonomi Hewan Invertebrata Berbasis Riset. Yogyakarta : CV. Budi
Utama.
Samudra,Agus dam Bambang. 2016. Hubungan Salinitas Terhadap Perkembangan Telur
8

Cephalopoda yang di Dapat pada Perairan Pantai Bondo Kabupaten Jepara. Diponegoro Journal Of
Maquares. Vol 5 (2).
8
sehingga hewan ini dapat bergerak cepat sekaligus mengaburkan pandangan musuh. Untuk
menyamar, hewan lunak ini menggunakan kromatofora (chromatophores), yaitu sel-sel epitel
yang mengandung pigmen warna yang dapat berubah sesuai dengan lingkungan atau
habitatnya sebagai salah satu mekanisme pertahanan diri dari musuhnya. Selain itu, hewan ini
juga dapat memutuskan lengannya untuk mengelabui predator.9

Nama Cephalopoda merupakan kumpulan dua suku kata, yaitu dari suku kata cephal
dan podos. Cephal diartikan dalam bahasa Indonesia dengan istilah kepala, sedangkan podos
diartikan adalah kaki. Cephalopoda memiliki makna kaki (podos) yang terdapat di kepala
(cephal) dan merupakan kelompok hewan yang memiliki kaki di kepala.

Cephalopoda merupakan salah satu kelas dari Filum Moluska yang memiliki kaki atau
lengan di kepala. Pada masing-masing lengan terdapat berbagai sucker (batil isap) yang
berperan untuk memegang makanan atau memegang lawan jenis. Jumlah lengan atau kaki
yang terdapat di kepala masing-masing anggotanya bervariasi, tergantung dari ordo masing-
masing. Jika jumlah kaki yang terdapat di kepala berjumlah delapan kaki maka anggota dari
Cephalopoda ini dimasukkan ke dalam Ordo Octopoda, sementara jumlah kaki yang terdapat
di kepala berjumlah sepuluh kaka maka anggota dari Cephalopoda ini dimasukkkan ke dalam
ordo Decapoda. Contoh species yang termasuk ke dalam kelas Cephalopoda adalah Octopus
sp. dan Lologi vulgaris.10

a. Struktur Tubuh Chepalopoda

Chepalopoda memiliki ciri khas yaitu mempunyai tentakel yang dilengkapi dengan
alat penghisap, Cumi-cumi dan sotong memiliki 10 tentakel yang terdiri dari 2 tentakel
panjang dan 8 tentakel lebih pendek. Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap
mangsa dan alat gerak. Pada bagian lateral kepala, terdapat sepasang mata, pada sisi posterior
kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Seluruh badan
ditutupi oleh sebuah mantel. Terdapat sirip sebagai pendayung untuk bergerak ke depan dan
ke belakang.11

9
Nurjannah, dkk. 2021. Moluska Karakteristik, Potensi dan Pemanfaatan Sebagai Bahan Baku
Industri Pangan dan Non Pangan. Aceh : Syiah Kuala University Press.
10
Ali, Asri, Zulfikar dan Muhammad Khalil. 2020. Dasar Penetapan Hierarki Taksonomi
Hewan. Yogyakarta : CV. Andi Offset.
9
b. Klasifikasi

Salah satu contoh spesies yaitu cumi-cumi (Loligo sp)

Kingdom : Animalia

Filum : Mollusca

Kelas : Cephalopoda

Ordo : Teuthida

Famili : Loliginidae

Genus : Loligo

Spesies : Loligo sp.

c. Ciri-ciri pada kelas Cephalopoda

1) Kepala sejajar dengan massa viseral

2) Memilki mantel yang sangat berotot, menutupi seluruh tubuh kecuali kepala dan
tentakel yang berfungsi sebagai pompa untuk membawa air dalam jumlah besar ke
rongga mantel.

3) Mantel mengandung otot radial dan melingkat, ketika berkontraksi dapat menurunkan
rongga mantel dan menutup katup, untuk mencegah air keluar dari rongga mantel

4) Otot yang menempel pada siphon mengontrol arah pergerakan hewan.

11
Safitri, Afreni dan Dasafaur. 2023. Biozine Moluska dan Pemanfaatannya. Jambi : Salim

Media Indonesia.

10
5) Saluran pencernaan berotot dan mampu melakukan gerak peristaltik tanpa adanya gerak
siliaris dan sebagian besar pencernaan terjadi dilambung dan sekum besar.

6) Memiliki sistem peredaran darah tertutup, di mana darah berada di pembuluh darah dan
lapisan kapiler menghubungkan arteri dengan vena serta pertukaran gas, nutrisi dan
limbah metabolik.12

2. Kelas Pelecypoda

Pelecypoda merupakan Mollusca berkaki pipih dan memiliki dua belahan cangkang
sehingga disebut juga kelas Bivalvia. Kelompok hewan ini bernafas dengan menggunakan
lembaran insang yang berlapis-lapis sehingga disebut dengan Lamellibranchiata. Kedua
belahan cangkang dihubungkan oleh satu atau dua buah otot oduktor yang dapat memegang
cangkang tersebut sehingga tertutup erat. Kelas ini meliputi, tiram dan bangsa kepah lainnya.
Beberapa jenis membenamkan diri di pasir atau lumpur, ada juga yang bergerak pelan atau
menempel pada objek tertentu.13

Filum Moluska memiliki ciri utama bertubuh lunak dan memiliki berbagai kelas di
antaranya adalah Kelas Pelecypoda. Penamaan nama kelas Pelecypoda oleh para ahli tertentu,
didasarkan pada bentuk kaki yang dimilikinya. Bentuk kaki yang dimiliki oleh Kelas
Pelecypoda seperti kapak yang memiliki otot yang tebal. Adanya bentuk yang seperti ini
maka diberi nama dengan Pelecy berarti kapak dan poda berarti kaki. Kaki dari Kelas
Pelecypoda dimunculkan pada waktu berada di habitatnya yang keluar di antara dua
cangkang yang dimiliki oleh masing-masing anggota kelas tersebut. Bentuk kaki seperti
kapak dapat diamati apabila anggota dari kelas ini berada di habitatnya, akan tetapi jika
dalam keadaan tidak menjulurkan kakinya, seluruh tubuh termasuk kakinya terbungkus oleh
mantel dan dilindungi oleh dua cangkang yang setangkup. Contoh species dari Pelecypoda
adalah Geloina erosa dan Anadara granosa.14

a. Klasifikasi

12
Komala, Siskha Noor. 2022. Biology Notes Zoologi. Jawa Tengah : CV. ZT Corpora.
Sitepu, Nurlaila. 2022. Pelecypoda and Gastropoda Inventory The Kenagarian Taram
13

Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Edukasi Vol 02(1).
Ali, Asri, Zulfikar dan Muhammad Khalil. 2020. Dasar Penetapan Hierarki Taksonomi
14

Hewan. Yogyakarta : CV. Andi Offset.


11
Salah satu contoh spesies yaitu Anadara sp

Kingdom : Animalia

Filum : Mollusca

Kelas : Bivalvia

Ordo : Arcida

Famili : Arcidae

Genus : Anadara

Spesies : Anadara sp.

b. Jenis Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu sebagai berikut:

1) Kaki berbentuk pipih seperti kapak.

2) Jenis Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan.

3) Memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup.

4) Cangkang tersusun dari lapisan periostakum, prismatik dan nakreas.

5) Jenis Pelecypoda tidak memiliki kepala.

6) Mulutnya terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan labial palpus.

7) Jenis pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula.

8) Insangnya berbentuk lembaran, sehingga hewan ini disebut juga Lamelli branchiate.

9) Sistem saraf terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling berhubungan, yaitu ganglion

anterior, ganglion, pedal dan ganglion posterior.

c. Struktur tubuh Pelecypoda

Cangkang terdiri atas 2 bagian, kedua cangkang tersebut disatukan oleh suatu sendi
alastis yang disebut hinge (terletak di permukaan dorsal). Bagian dari cangkang yang
membesar atau menggelembung dekat sendi disebut umbo (bagian cangkang yang umurnya
paling tua). Di sekitar umbo terdapat garis konsentris yang menunjukkan garis interval

12
pertumbuhan. Sel epithel bagian luar dari mantel menghasilkan zat pembuat cangkang.
Cangkang itu sendiri terdiri atas 3 lapisan, yaitu:

1) Periostrakum, lapisan tipis paling luar yang terbuat dari bahan organik konkiolin,
sering tak ada pada bagian umbo.

2) Prismatik, lapisan bagian tengah yang terbuat dari kristal-kristal kapur (kalsium
karbonat).

3) Nakreas, lapisan bagian dalam yang terbuat dari kristal-kristal kalsium karbonat dan
mengeluarkan bermacam-macam warna jika terkena cahaya. Sering juga disebut
lapisan mutiara. Lapisan nakreas dihasilkan oleh seluruh permukaan mantel,
sedangkan lapisan periostrakum dari lapisan prismatic dihasilkan oleh bagian tepi
mantel.15

3. Kelas Scaphopoda

Scaphopoda merupakan kelas terkecil dari Mollusca. Hewan ini hanya hidup di laut
dan di pantai yang berlumur. Scaphopoda disebut juga “tusk shells” atau siput taring, karena
bentuk cangkangnya mirip gading gajah atau taring pada umumnya. Scaphopoda hidup
membenamkan diri pada substrat pasir atau lumpur. Scaphopoda memiliki lebih dari 350
spesies dan habitatnya mulai dari laut dangkal sampai laut dalam, kira-kira 2000 meter dari
permukaan laut. Makanannya adalah organisme mikroskopis, terutama foraminifera yang
berada disekitarnya.16

a. Klasifikasi Scaphopoda

Salah satu contoh spesies Scaphopoda yaitu siput gading (Dentalium vulgare)

Kingdom : Animalia

Filum : Mollusca

Kelas : Scaphopoda

Sitepu, Nurlaila. 2022. Pelecypoda and Gastropoda Inventory The Kenagarian Taram
15

Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Edukasi Vol 02(1).
16
Safitri, Afreni dan Desafaur. Biozine Moluska dan Pemanfaataannya. Jambi : Salim Media
Indonesia.
13
Ordo : Dentaliida

Famili : Dentaliidae

Genus : Dentalium

Spesies : Dentalium vulgare

b. Struktur Tubuh Scaphopoda

Scaphopoda mempunyai cangkang yang berbentuk gading atau taring, kedua


ujungnya terbuka karena disesuaikan dengan tempat hidupnya. Cangkang berfungsi untuk
melindungi tubuhnya yang lunak. Panjang tubuhnya sekitar 2 cm – 15 cm. Scaphopoda tidak
memiliki insang, tidak memiliki jantung dan pembuluh darah. Hewan ini mempunyai kelamin
terpisah, baik yang jantan maupun betina. Sistem sirkulasi hanya tersusun dari sinus yang
tersebar diantara organ-organ tubuh.

Kaki dan kepala yang kecil berbentuk seperti probosis, pada kepala terdapat mulut
dan captacula. Fungsi captacula untuk menangnkap makanan, yaitu organisme mikroskopis,
seperti foraminifera yang berada di sekitarnya.17

c. Ciri-ciri Kelas Scaphopoda

1) Ditemukan dari zona subtidal hingga kedalaman > 6000 m, terdiri dari 900 spesies.

2) Tubuh ramping yang ditutupi mantel dan cangkan tubular terbuka di kedua ujungnya.

3) Kaki menonjol di ujung dan lebih besar dari cangkang, untuk menggali ke dalam
lumpur atau pasir.

4) Air bersirkulasi melalui rongga mantel dengan gerakan kaki dan gerakan siliaris.

5) Insang tidak ada dan pertukaran gas terjadi di mantel

6) Makanan berupa detritus dan protozoa dari substrat yang tertangkap pada silia kaki
yang mengandung lendir.18

D. Peranan Mollusca
Safitri, Afreni dan Desafaur. Biozine Moluska dan Pemanfaataannya. Jambi : Salim Media
17

Indonesia.
18
Komala, Siskha Noor. 2022. Biology Notes Zoologi. Jawa Tengah : CV. ZT Corpora.
14
1. Bagi ekosistem

Sebagai indikator pencemaran air. Beberapa Mollusca terdiri dari bivalvia. Karena
bivalvia adalah penyaring makanan, mereka cenderung menumpuk polutan dan di banyak
tempat mereka. dikumpulkan dan dianalisis sebagai sarana untuk memantau pencemaran air.
Peranan yang lain adalah menjaga ekosistem tanah adalah karena memakan dedaunan, maka
menyumbangkan bahan organik hasil pencernaannya ke permukaan tanah. Sehingga
organisme lain seperti cacing dan mikroorganisme tanah lainnya dapat memanfaatkannya.

2. Bidang ekonomi

Sebagai bahan teraso, yakni bahan penutup (finishing) lantai dan dinding yang banyak
dipakai dalam membangun villa dan rumah mewah, sebagai pupuk dan bahan makanan
burung piaraan, penghasil mutiara sebagai komoditas ekspor nonmigas, sebagai bahan untuk
membuat kerajinan tangan

3. Di bidang Kesehatan. Sebagai bahan obat, lendir keong Amphidromus parpersus)


dapat digunakan untuk mengobati luka. 19

19
Supartini, Sri dkk. 2020. Animalia Invertebrata. Jawa Barat : CV. Jejak.
15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Mollusca berasal dari bahasa Latin, Mollis yang berarti lunak. Jadi, jika ditinjau dari
asal katanya, Mollusca berarti hewan yang memiliki tubuh lunak.Mollusca mencakup
hewan-hewan yang bersifat triploblastik selomata dengan sebaran habitat yang sangat
luas. Mollusca adalah sekelompok hewan bertubuh lunak dan juga berlendir serta tidak
beruas-ruas.

2. Karakteristik dari Mollusca yaitu memiliki tubuh lunak dan tidak beruas atau berbuku-
buku. Bagian tubuhnya terdiri dari mantle (lipatan kulit untuk memproduksi
cangkang), visceral mass (melindungi organ dalam), dan kaki (alat gerak). Memiliki
struktur tubuh triploblastik atau tiga lapisan tubuh. Memiliki bentuk tubuh simetri
bilateral. Mayoritas spesiesnya punya mantel yang mampu menghasilkan bahan
cangkok berupa kalsium karbonat.

3. Pada sistem pencernaanya termasuk lengakp dari mulut hingga anus, begitupula pada
sistem pernapasan dimana menggunakan organ insang dan paru-paru atau mantel.
Sistem perederaan darahnya termasuk peredaraan darah terbuka kecuali Cephalopoda
peredaraan tertutup. Sistem ekskresi memiliki nerfridia yang bekerja mirip dengan
organ sedangkan pada sistem saraf memiliki tiga pasang saraf yaitu ganglion vesceral,
ganglion cerebral, ganglion posterior dan ganglio pedal. Pada sistem reproduksi yaitu
reproduksi secara hermafrodit yaitu hewan yang memiliki kelamin ganda.

4. Peranan pada Mollusca bermacam-macam yaitu pada bidang ekosistem, bidang


ekonomi dan bidang kesehatan.

B. Saran
Setelah menyusun makalah ini kami menyadari bahwa banyak kesalahan yang terdapat pada
makalah ini baik dari bahasa maupun tulisan, karena pengetahuan yang terbatas mengenai
menyusun makalah. Oleh karena itu kami mengharapkan saran serta kritik untuk membangun
makalah ini menjadi lebih baik.

16
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Asri, Zulfikar dan Muhammad Khalil. 2020. Dasar Penetapan Hierarki Taksonomi
Hewan. Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Amanda dkk. 2022. “Keanekaragaman Jenis Moluska di Hulu Sungai Peusangan, Aceh
Tengah”. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan. Vol 5(2).

Astuti, Lilis, Sri. 2007. Klasifikasi Hewan Penamaan, Ciri dan Pengelompokannya. Jakarta :
PT. Kawan Pustaka.

Budidarma, Yanto. 2022. Buku Panduan Ilmu Butchery. Yogyakarta : Nigtoon Cookery.

Firgonitha F, dkk. 2015. “Struktur Komunitas Gastropoda di Pantai Desa Mokupa Kecamatan
Tombariri Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara”. Jurnal Ilmiah Platax. Vol 3(1).

Komala, Siskha Noor. 2022. Biology Notes Zoologi. Jawa Tengah : CV. ZT Corpora.

Nurjannah, dkk. 2021. Moluska Karakteristik, Potensi dan Pemanfaatan Sebagai Bahan Baku
Industri Pangan dan Non Pangan. Aceh : Syiah Kuala University Press.

Rahmadina. 2021. Taksonomi Hewan Invertebrata Berbasis Riset. Yogyakarta : CV. Budi
Utama.

Safitri, Afreni dan Dasafaur. 2023. Biozine Moluska dan Pemanfaatannya. Jambi : Salim
Media Indonesia.

Safa’ah, Sri Utami dan Cicilia. 2018. “Identifikasi Keanekaragaman Mollusca Sebagai
Bioindikator Kualitas Perairan di Area Persawahan dan Das Kecamatan Gerih
Kabupaten Ngawi”. Prosiding Simbiosis III.

Samudra,Agus dam Bambang. 2016. “Hubungan Salinitas Terhadap Perkembangan Telur


Cephalopoda yang di Dapat pada Perairan Pantai Bondo Kabupaten Jepara”.
Diponegoro Journal Of Maquares. Vol 5 (2).

Sitepu, Nurlaila. 2022. “Pelecypoda and Gastropoda Inventory The Kenagarian Taram
Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota”. Jurnal Edukasi Vol 02(1).

Supartini, Sri dkk. 2020. Animalia Invertebrata. Jawa Barat : CV. Jejak.

17

Anda mungkin juga menyukai