MAKALAH ALGA
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah mikrobiologi perairan
Dosen Pengampuh:
Sitti Nursinar S.Pi, M.Si
Disusun Oleh:
Kelompok 3
RAFLIYANTO HABI (1131422005)
FADELA THAMRIN (1131422027)
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
BAB I.................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................3
1.3 TUJUAN...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................4
2.1 Pengertian Alga.......................................................................................4
2.2 Morfologi Alga..........................................................................................5
2.3 Jenis-Jenis Alga.......................................................................................7
2.4 Peranan Alga.........................................................................................11
2.5 Peranan Mikroalga.................................................................................11
BAB III PENUTUP..........................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13
II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang besar. Sebagai Negara
kepulauan, Indonesia memiliki wilayah daratan dan lautan (perairan).
Indonesia mempunyai wilayah perairan laut yang lebih luas dari wilayah
daratan, sehingga Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Indonesia
merupakan salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati
(biodiversity) tinggi, termasuk keanekaragaman hayati lautnya. Wilayah laut
Indonesia yang luas memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, organisme-
organisme yang ada di wilayah laut Indonesia sangat beranekaragam baik
flora maupun fauna. Menurut Nybakken (1992) mengatakan bahwa wilayah
lautan merupakan satu-satunya tempat kumpulan organisme yang sangat
besar di planet bumi. Organisme- organisme yang hidup di wilayah perairan
(lautan) sangat bervariasi.
III
baru. (Hatta dan Prud’homevan Reine 1991 ; Verheij 1993 ; Atmadja et al
1996; Gerung et al 1999 ; Gerung dan Yamamoto 2001 ; Gerung 2004 ;
Gerung et al 2006 ; Kim et al 2011).
Menurut Sumich (1992), struktur tubuh alga laut terdiri dari 3 bagian
utama, pertama dikenal dengan sebutan blade, yaitu struktur yang
menyerupai daun pipih yang biasanya lebar; kedua stipe, yaitu struktur yang
menyerupai batang yang lentur dan berfungsi sebagai penahan goncangan
ombak; dan ketiga holdfast, yaitu bagian yang menyerupai akar dan berfungsi
untuk melekatkan tubuhnya pada substrat. Menurut Ohba dkk (2007), alga
terdiri dari 2 kelompok yaitu makroalga dan mikroalga. Dawes (1998)
menyatakan bahwa perbedaan warna thallus dapat menggambarkan ciri dari
setiap divisi makroalga. Rohmimohtarto dan Juwana (2005) memaparkan
sebagian besar makroalga mempunyai warna indah yang disebabkan
pigmen-pigmen dari kromatofor menyerap matahari untuk fotosintesis.
IV
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apa yang di maksud dengan alga?
Bagaimana morfologi alga?
Apa saja jenis-jenis alga
Bagaimana peran alga?
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian alga.
Untuk mengetahui morfologi alga.
Untuk mengetahui jenis-jenis alga
Untuk mengetahui peranan alga
V
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alga
Alga merupakan salah satu sumberdayaalam hayati laut yang bernilai
ekonomisdan memiliki peranan ekologis sebagai produsen yang tinggi dalam
rantai makanandan tempat pemijahan biota-biota laut (Bold and Wyne,1985).
Studi alga laut di Indonesia pernah dilakukan oleh Rumpius pada tahun 1750
di perairan Ambon. Pengkajian secara intensif dilaksanakan pada ekspedisi
“Siboga” pada tahun 1899-1900 oleh WeberVan Bosse di perairan bagian
Indonesia. Studi alga laut di Indonesia pernah dilakukan oleh Rumpius pada
tahun 1750 di perairan Ambon. Pengkajian secara intensif dilaksanakan pada
ekspedisi “Siboga” pada tahun 1899-1900 oleh Weber-Van Bosse di perairan
bagian Indonesia. Ekspedisi ini berhasil mendeskripsikan 782spesies alga
makro di antaranya 196 Chlorophyta, 134 Phaeophyta dan 452 Rhodophyta
(Anggadiredja et al., 2009).
VI
2.2 Morfologi Alga
2.2.1 Makroalga
VII
makroalga, “stipe” tidak dijumpai dan “blade” melekat langsung pada
“holdfast”.
Makroalga memiliki manfaat yang sangat banyak yang digunakan
dalam bidang industri, makanan, obat- obatan dan energi. Sehingga
permintaan untuk komoditi makroalga semakin meningkat. Untuk memenuhi
keperluan tersebut tidak hanya bergantung pada potensi produksi alam saja,
tetapi masyarakat harus melakukan budidaya makroalga, sehingga spesies-
spesies alga makro tersebut perlu diketahui potensi dan pengembangan
produksinya sesuai dengan yang diperlukan (Marnix et al., 2011).
2.2.2 Mikroalga
VIII
Struktur uniseluler mikroalga memungkinkan mengubah energi
matahari menjadi energi kimia dengan mudah. Mikroalga dapat tumbuh
dimana saja, baik di ekosistem perairan maupun di ekosistem darat (Chisti,
2007). Akumulasi minyak dalam mikroalga mempunyai kecenderungan untuk
meningkat jika organisme tersebut mengalami tekanan. Selain itu, kandungan
minyak yang terdapat di dalamnya sangat bervariasi tergantung dari kondisi
lingkungan tempat tumbuhnya mikroalga tersebut (Kawaroe dkk., 2010).
Pengambilan minyak dari mikroalga merupakan langkah yang menentukan
dalam upaya peningkatan hasil minyak nabati yang dapat diperoleh dari
mikroalga, sehingga perlu suatu upaya untuk memaksimalkan minyak yang
dapat terambil dalam suatu proses ekstraksi (Purwanti, 2014).
IX
sel senobium (Volvox), koloni tak beraturan (Tetraspora), dan filamen
(bercabang: Oedogonium, tidak bercabang: Pithoptora) (Sulisetijono, 2009).
X
melebar, pinggir daun bergerigi dan berombak dengan ujung yang
melengkung atau meruncing. Sedangkan holdfast yang menjadi bagian
thallus Sargassum yang digunakan untuk melekatkan thallus pada substart
yang berbentuk cakram (Triastrinurmiatiningsih et al., 2011). Sargassum sp.
dapat hidup pada batu kerikil ataupun pasir di daerah intertidal dan sering
ditemukan di pantai karena terhempas ombak (Febriawan, 2020).
Pertumbuhan Sargassum sp. menyerupai rumput yang berumpun dan juga
memiliki gelembung udara yang soliter berbentuk bulat dan berfungsi untuk
menopang percabangan thallus di permukaan air untuk mendapatkan
intesitas cahaya.
XI
menunjukkan adanya stolon dan Holdfast. Jenis Holdfast semua spesies alga
merah yang ditemukan berbentuk serabut. Bentuk percabangan juga memiliki
perbedaan pada spesies yang ditemukan. Ada yang memiliki bentuk dikotom,
semidikotom, pinnate, pinnate alternate, monopodial, hingga ada bentuk
percabangan yang tidak teratur.
XII
2.4 Peranan Alga
2.4.2 Peran alga bagi perairan
XIII
“thickener” dan “stabilizer”. Dalam industri farmasi dan penelitian
mikrobiologi, agar-agar digunakan untuk kultur bakteri (Nontji, 2007).
XIV
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alga adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki
organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat
dianggap tidak memiliki organ seperti yang dimiliki tumbuhan seperti
akar, batang, daun, dan sebagainya. Karena itu alga pernah digolongkan
pula sebagai tumbuhan bertalu. Sangat banyak jenis alga di alam ini,
salah satunya adalah jenis fitoplankton.
Alga juga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga
dapat melakukan fotosintesis. Selain itu, alga juga memiliki pigmen
lain yang dominan. Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat
dibedakan menjadi alga cokelat, alga merah, alga keemasan, diatom,
dan alga hijau.
3.2 Saran
Manusia harus menjaga lingkungan, misalnya memiliki kesadaran
untuk tidak membuang sampah sembarangan di laut, karena akan
menghambat pertumbuhan berbagai jenis kekayaan yang ada di laut.
XV
DAFTAR PUSTAKA
Afridayanti, A., Purnama, A. A., & Mubarrak, J. Kualitas Perairan Anak
Sungai Ngaso Di Kabupaten Rokan Hulu Berdasarkan Bioindikator
Alga (Doctoral dissertation, Universitas Pasir Pengaraian).
Alawiah, T. (2022). Karakteristik Morfologi dan Substrat Sargassum sp. pada
Daerah Intertidal di Pulau Laelae, Kota Makassar= Morphological and
Substrate Characteristics and of Sargassum sp. in the Interti-dal Area
of Laelae Island, Makassar City (Doctoral dissertation, Universitas
Hasanuddin).
Barqi, W. S. (2014). Pengambilan minyak mikroalga chlorella sp. dengan
metode microwave assisted extraction. Jurnal Bahan Alam
Terbarukan, 3(1), 34-41.
Diansyah, S., Kusumawati, I., & Hardinata, F. (2018). Inventarisasi Jenis-
Jenis Makroalga Di Pantai Lhok Bubon Kecamatan Samatiga
Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Perikanan Tropis, 5(1), 93-103.
Dwimayasanti, R., & Kurnianto, D. (2018). Komunitas Makroalga di Perairan
Tayando-Tam, Maluku Tenggara. OLDI (Oseanologi dan Limnologi di
Indonesia), 3(1), 39-48.
Fauziah, S. M., & Laily, A. N. (2015). Identifikasi mikroalga dari divisi
chlorophyta di waduk sumber air jaya dusun krebet Kecamatan
Bululawang Kabupaten Malang. Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi,
8(1), 20-22.
Ghazali, M., Rahmawati, R., Astuti, S. P., & Sukiman, S. (2018). Jenis Alga
Merah (Rhodophyta) Pada Ekosistem Hutan Mangrove Di Dusun
Ekas, Kabupaten Lombok Timur. Fish Scientiae, 8(1), 1-13.
Langoy, M. L., Saroyo, S., Dapas, F. N., Katili, D. Y., & Hamsir, S. B. (2011).
Deskripsi alga makro di taman wisata alam Batuputih, Kota Bitung.
Jurnal ilmiah SAINS, 11(2), 219-224.
Lestari, I. (2016). POLA ASOSIASI ANTARA KOMUNITAS LAMUN DENGAN
ALGA DI PANTAI SINDANGKERTA KECAMATAN CIPATUJAH,
KABUPATEN TASIKMALAYA (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).
Munawar, A. (2013). DEGRADASI NITRAT LIMBAH DOMISTIK DENGAN
ALGA HIJAU (Chlorella sp).
Nikmah, U. (2020). Mengenal Rumput Laut. Alprin.
XVI
Tuiyo, R. (2013). Identifikasi Alga Coklat (Sargassum sp.) di Provinsi
Gorontalo. The NIKe Journal, 1(3).
WIDIASTUTI, N. F. (2016). KORELASI ANTARA KOMUNITAS LAMUN
DENGAN ALGADI PANTAI SINDANG KERTA KECAMATAN
CIPATUJAH, KABUPATEN TASIK MALAYA (Doctoral dissertation,
FKIP UNPAS)
Widiyanti, N. L. P. M. (2015). Pengaruh garam dapur dan cupri sulphat
terhadap pertumbuhan alga cyanophyta yang diisolasi dari batu bata
bangunan pura di desa tejakula buleleng. JST (Jurnal Sains Dan
Teknologi), 4(2).
XVII