Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH EKOLOGI LAUT

JENIS KARANG DAN TERUMBU KARANG

OLEH

ALPIAN (1604111316)
RIDWAN (1604111897)
ARIE ADITYA PRATAMA (1604111511)
REDILA APRILIVIA PUTRI (1604111049)
SITI ISNAINI (1604111069)
MILA ROSA (1604111641)
MUTIARA NAIMI NASUTION (1604110953)
NANDA PRATAMA (1604111128)

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Afrizal Tanjung, M.Sc.,

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas berkah dan hidayah Allah SWT, sehingga

saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Jenis Karang dan Terumbu

Karang” ini tanpa hambatan. Makalah ini dibuat sebagai bahan pembelajaran dan

sebagai bentuk pemenuhan tugas untuk mata kuliah Ekologi Laut.

Harapan kami semoga makalah yang sederhana ini bisa memberikan

pembelajaran dan pengetahuan bagi pembaca khususnya mengenai jenis karang

dan terumbu karang, tidak lupa kami selaku penulis mengharapkan kritik dan

saran dalam penulisan makalah ini demi perbaikan penulis dalam menulis

makalah selanjutnya.

Pekanbaru, November 2017

                                                           

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

I.1 Latar Belakang....................................................................... 1


I.2 Tujuan dan Manfaat................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3

2.1 Pengertian Terumbu Karang................................................... 3


2.2 Jenis-jenis Terumbu Karang................................................... 5
2.3 Terumbu Karang di Indonesia................................................ 10

BAB III PENUTUP................................................................................. 15


3.1 Kesimpulan............................................................................. 15
3.2 Saran....................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai Negara kepulauan terbesar dan secara geografis terletak di antara

samudera fasifik dan Samudera Hindia, keanekaragaman hayati laut Indonesia tak

terhitung jumlahnya.terumbu karang Indonesia sangat beragam dan memegang

peranan yang sangat pennting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan

menyeimbangkan stabilitas fisik pada garis pantai tetangga sekitarnya.

Terumbu karang sangat mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan

sekitarnya baik secarafisik juga biologis. Kombinasi dampak negative langsung

dan tidak langsung pada terumbu karang Indnesia, sebagian besar terumbu karang

di wilayah Indonesia saat ini sudah mengalami kerusakan yang sangat parah.

Bagaimanapun juga, tekaanan terhadap keberadaan terumbu karang paling banyak

di akibatkan oleh kegiatan manusia, sehingga perlu di lakukan langkah-langkah

pencegahan.Peningkatan kegiatan manusia sepanjang garis pantai semakin

memperparah kondisi terumbu karang.

Oleh karena itu merupakan kebutuhan mendesak untuk menerapkan

konservasi rencana-rencan pengelolaan yang baik untuk melindungi terumbu

karang dari kerusakan yang semakin parah.Langkah dan kebijakan yang di

perlukan untuk mengurangi ancaman terhadap terumbu karang di Indonesia

adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya menjaga

perlunya kelestarian terumbu karang dan meningkatkan keterlibatan semua pihak

dalam menjaga kelestarian terumbu karang di Indonesia.


Terumbu karang adalah salah satu makhluk hidup yang berada di dasar

laut.Terumbu karang berfungsi sebagai habitat bagi tumbuhan laut, hewan laut,

maupun mikrorganisme.Seperti halnya pada tumbuhan, terumbu karang juga

melakukan fotosintesis dan mengeluarkan oksigen.Oleh karena itu, terumbu

karang memerlukan sinar matahari untuk hidup.Biasanya terumbu karang dapat

ditemukan hingga kedalaman 50 m, dimana sinar matahari masih dapat

masuk.Terumbu karang termasuk makhluk hidup yang sensitif dengan perubahan,

terutama perubahan suhu. Suhu ideal bagi terumbu karang berkisar kurang lebih

20 derajat celsius. Salah satu syarat lokasi hidup terumbu karang adalah lautan

yang bebas dari polusi.Walau begitu, ada juga terumbu karang yang di temukan di

laut dalam.terumbu karang ini tidak membentuk karang dari zat kapur, serta tidak

memerlukan sinar matahari.

Terumbu karang adalah salah satu makhluk hidup yang mudah di temukan

di sepanjang pantai. Terutama di pantai- pantai indonesia. Terumbu karang

sendiri, memiliki berbagai macam jenis.Jenis-jenis terumbu karang di bedakan

menjadi 4, yaitu berdasarkan tipenya, berdasarkan bentuk dan tempat tumbuhnya,

berdasarkan letaknya, dan berdasarkan zonasinya.

1.2. Maksud dan Tujuan

a. Dapat mengetahui kondisi terumbu karang di Indonesia.

b. Mempelajari mengenai fungsi dan manfaat terumbu karang.

c. Dapat mengetahui sebab – sebab kerusakan terumbu karang yang selama

ini terjadi dan dampaknya bagi lingkungan.

d. Dapat mengetahui hal – hal apa saja yang dapat dilakukan untuk

menyelamatkan terumbu karang.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Terumbu Karang


Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang
bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Terumbu
karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang
memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu
Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan
secara asal-usul, morfologi dan fisiologi.
Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip.Dalam
bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk
tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi
oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan
berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki
bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu
karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut,
dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.
Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik
beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif
membentuk sedimen kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang
berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu karang
merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut,
atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang
merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral.
Dalam peristilahan 'terumbu karang', "karang" yang dimaksud
adalah koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang
menghasilkan kapur sebagai pembentuk utama terumbu.Terumbu adalah batuan
sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang
menempel pada batuan kapur tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat
berasal dari karang maupun dari alga. Secara fisik terumbu karang adalah terumbu
yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang.Di Indonesia semua
terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan koral. Kerangka karang
mengalami erosi dan terakumulasi menempel di dasar terumbu.
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang
masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan
laut.Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak
memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan
zooxanhellae dan tidak membentuk karang.
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis,
sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas,
sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine).
Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan
global yang melanda perairan tropis pada tahun 1998 telah menyebabkan
pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal
mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu
permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas suhu normal.
Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang
membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat
sekitar di atas 20oC.Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan
perairan yang jernih dan tidak berpolusi.Hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi
cahaya oleh terumbu karang.
Beberapa terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk
melakukan kegiatan fotosintesis. Polip-polip penyusun terumbu karang yang
terletak pada bagian atas terumbu karang dapat menangkap makanan yang
terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, oksigen-
oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat dimanfaatkan oleh spesies
laut lainnya. Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme
laut yang efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien
(oligotrofik).
2.2. Jenis-Jenis Terumbu Karang
Terumbu karang adalah salah satu makhluk hidup yang mudah di temukan
di sepanjang pantai. Terutama di pantai- pantai indonesia. Terumbu karang
sendiri, memiliki berbagai macam jenis.Jenis-jenis terumbu karang di bedakan
menjadi 4, yaitu berdasarkan tipenya, berdasarkan bentuk dan tempat tumbuhnya,
berdasarkan letaknya, dan berdasarkan zonasinya.

a. Terumbu karang berdasarkan tipenya


Terumbu karang berdasarkan tipenya dibagi menjadi dua, yaitu terumbu
karang bertipe lunak dan terumbu karang bertipe keras.

 Lunak: jenis terumbu karang ini adalah terumbu karang yang tumbuh di
sepanjang pantai. Jenis terumbu ini tidak membentuk kapur, dan cenderung subur
karena mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Alcyionarian corals

 Keras: jenis terumbu ini adalah terumbu karang yang membentuk batuan kapur
di dalam laut. Jenis terumbu ini sangat rapuh dan rentan pada perubahan iklim.
Terumbu karang ini adalah pembentuk utama ekosistem terumbu karang.

Brain coral

b. Terumbu karang berdasarkan bentuk dan tempat tumbuh


Terumbu karang jenis ini, dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
 Terumbu: terumbu adalah endapan dari batuan kapur. Endapan ini berbetuk
seperti punggung laut yang menjadi salah satu pembentuk ekosistem pesisir.
 Karang: karang adalah biota laut yang memiliki peran dalam pembentukan
terumbu. Bentuk karang beruas- ruas seperti bambu.
 Karang terumbu: karang terumbu adalah karang lunak yang tidak menghsilkan
kapur. Karang terumbu banyak di jumpai di daerah pesisir pantai.
 Terumbu karang: terumbu karang adalah ekosistem di dalam laut, yang
pembuatan akibat adanya simbiosis antara hewan dan tumbuhan laut.

c. Berdasarkan letaknya

1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)

Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir


pantai dari pulau-pulau besar.Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40
meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas.

Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang


ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karangmati yang
mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas
mengarahsecara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten)
dan Nusa Dua (Bali).

Terumbu karang di Bunaken

2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)


Karang Penghalang Besar (Bahasa Inggris: Great Barrier Reef) adalah
kumpulan terumbu karang terbesar dunia yang terdiri dari kurang lebih
3.000 karang dan 900 pulau, yang membentang sepanjang 2.600 km. Karang ini
berlokasi di Laut Koral, lepas pantai Queensland di timur laut Australia. Sebagian
besar wilayah karang ini termasuk bagian yang dilindungi oleh Taman Laut
Karang Penghalang Besar (Great Barrier Reef Marine Park).

Great barrier reef


Karang Penghalang Besar (KPB) dapat dilihat dari luar angkasa dan
kadang disebut sebagai organisme tunggal terbesar di dunia. Pada kenyataannya,
ia terbentuk dari berjuta organisme kecil, dikenal dengan sebutan polip
koral (coral polyp). KPB dipilih sebagai sebagai salah satu Situs Warisan Dunia
UNESCO pada tahun 1981.Kekayaan biodiversitasnya, perairannya yang hangat
dan jernih, serta keterjangkauannya dari fasilitas terapung yang disebut live
aboards, membuat karang ini menjadi tujuan pariwisata yang sangat populer,
terutama bagi para penyelam scuba. Banyak kota di sepanjang pesisir pantai
Queensland yang menawarkan wisata laut ke karang ini setiap harinya. Beberapa
pulau kontinental juga telah berubah fungsi menjadi resor.
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar
0.52km kearah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 
meter. Terkadangmembentuk lagoon(kolom air) atau celah perairan yang lebarnya
mencapai puluhan kilometer.Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar
pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang
terputus-putus. Contoh:Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde
(Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).

3. Terumbu karang cincin (atolls)


Cincin Karang atau yang dikenal dengan nama Atol adalah gugusan
terumbu karang yang berbentuk cincin, pulau, atau serangkaian pulau yang
mengelilingi laguna atau pulau yang berada di bagian tengahnya. Atol selalu
menawarkan pemandangan yang unik dan menakjubkan, apabila dilihat dari
bagian atas dan memberikan sensasi tersendiri dari keindahan yang
ditimbulkan.Sebagian besar atol tersebar di perairan Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia, dengan berbagai ukuran dan keindahan pemandangan yang
ditawarkan.Satu hal yang cukup membanggakan, satu – satunya atol yang ada di
Indonesia berhasil masuk dalam jajaran atol terindah didunia, sekaligus
menempati urutan ketiga atol terbesar di dunia.berada di kepulauan Sulawesi, atol
ini tidak kalah dengan yang ada di luar negeri.
Atol satu – satunya di indonesia ini bernama Takabonerate, yang berarti
“hamparan karang di atas pasir” dalam Bahasa Bugis. Letak secara spesifik dari
atol Takabonerate adalah di bagian utara laut Flores dan sebelah tenggara pulau
Selayar, Sulawesi Selatan.  Atol ini terdiri dari gugusan pulau – pulau gusung
karang serta rataan terumbu yang luas dan tenggelam. Luas totalnya mencapai 220
ribu hektare, dengan sebaran terumbu karang mencapai 500 km2, sementara dua
posisi terbesar di dunia adalah atoll Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Atol
Suvadiva di Malade
4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu ( patch reefs)
Gosong terumbu ( patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau
datar ( flat island ).Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke
permukaan dan, dalam kurun waktu geologis,membantu pembentukan pulau
datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atauvertikal dengan
kedalaman relatif dangkal. Contoh: Spot Gosong Cemara,Spot Gosong cemara ini
letaknya tidak terlalu jauh dari pulau Cemara kecil karimunjawa, Spot Gosong
Cemara adalah gugusan terumbu karang melingkar yang cukup luas, dan
ditengah-tengahnya terdapat pasir putih yang dangkal dan letaknya pun ditengah-
tengah laut.

Karimunjawa
Disini anda bisa menikmati indahnya terumbu karang yang berwarna-
warni, bermacam-macam ikan hias, nemo dengan anemonnya, serta beragam
tumbuhan laut yang indah dan unik dan ditempat ini pula termasuk salah satu
surganya laut Karimunjawa.Seperti pulau gosong pada umumnya, jika air laut
sedang surut anda dapat melihat gundukan pasir yang sangat luas bagaikan pulau
kecil dan anda dapat mengabadikan momen-momen in ke dalam kamera anda.Jika
anda beruntung, anda dapat melihat penyu yang berlalu lalang pada spot ini.

D. Terumbu karang berdasarkan zonasi


Terumbu karang berdasarkan zonasi dibagi menjadi 2, yaitu yang
menghadap ke arah angin, dan membelakangi angin.

 Terumbu yang menghadap ke angin: terumbu ini adalah terumbu yang


lerengnya mengarah ke lautan lepas. Terumbu ini bisa hidup hingga kedalaman 50
m dan cenderung subur. Terumbu karang ini juga bisa disebut dengan pamatang
alga.
 Terumbu yang membelakangi angin: terumbu ini adalah terumbu yang
umumnya bersifat keras. Bisa ditemukan pada kedalaman laut kurang dari 50 m.
Bentuk terumbu ini seperti hampatan karang yang sempit.

E. Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur

 Karang hermatipik

Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan karang


yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan di
daerah tropis.[10]

Karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu


sejenis algae uniseluler (Dinoflagellata unisuler), seperti Gymnodinium
microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang karang dan
melaksanakan Fotosintesis. Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan
oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh
karang, sedangkan karang menghasilkan komponen inorganik berupa
nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae]. Hasil
samping dari aktivitas ini adalah endapan kalsium karbonat yang struktur dan
bentuk bangunannya khas.[8] Ciri ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis
atau spesies binatang karang.[8]

Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan antara


sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu
bersifat Fototropik positif.  Umumnya jenis karang ini hidup di perairan pantai
/laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya matahari masih sampai ke
dasar perairan tersebut. Disamping itu untuk hidup binatang karang membutuhkan
suhu air yang hangat berkisar antara 25-32 °C.[8].

 Karang ahermatipik

Karang ahermatipik adalah karang yang tidak menghasilkan terumbu dan


ini merupakan kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia.
2.3. Terumbu Karang di Indonesia

Indonesia adalah salah satu pemilik ekosistem terumbu karang terbesar di


dunia. Diperkirakan, terdapat 300 jenis jenis terumbu karang yang ada di
Indonesia. Berikut ini 10 contoh terumbu karang yang ada di Indonesia.
 1. Acropora Cervicurnis

Acropora Cervicornis

 Jenis terumbu karang ini bisa hidup pada kedalaman 3-15 m dari atas
permukaaan laut.
 Terumbu ini berbentuk seperti pipa kecil yang ada di dalam laut. koloni
terumbu ini dapat berkumpul hingga beberapa meter. Terumbu ini tersusun dari
cabang- cabang dan membentuk terumbu karang yang lebat, serta cabang-
cabang yang silindris.. Aksial koralit dari terumbu karang ini dapat dibedakan.
 Memiliki kemiripan dengan terumbu karang Acropora Prolifera.
 Terumbu karang ini biasanya berwarna coklat muda.
 Hidup pada perairan yang jernih serta tidak berpolusi.  Serta tumbuh di bagian
atas lereng atau lagun dangkal yang jernih serta di tengah- tengah karang.
Terumbu karang ini banyak di jumpai di perairan Indonesia, Jamaika Serta
kepulauan Cayman.

2. Acropora Elegantula
Acropora Elegantula

 Terumbu karang ini hidup pada kedalaman 3-15 m dari atas permukaan laut.
 Terumbu karang ini berbentuk seperti semak dan berbentuk melebar. Cabang
dari terumbu karang ini berbentuk horizontal yang menyabar serta tipis. Serta
aksial koralit yang terlihat jelas. Saat terkena arus laut, terumbu karang ini akan
bergerak dengan sangat lembut, seperti sedang menari akibat dari ukuran
cabang yang hampir seragam.
 Terumbu karang ini berwarna abu- abu, dengan warna ujungnya akan semakin
berwarna muda.
 Terumbu karang ini memiliki kesamaan dengan Acropora Aculeus
 Terumbu karang ini mudah ditemukan pada perairan dangkal. Selain Indonesia,
terumbu karang ini dapat ditemukan di Sri Langka.

3. Acropoda Micropthalma

Acropora Micropthalma

 Terumbu karang ini bisa hidup pada kedalaman 3-15 m dari atas permukaan
laut.
 Terumbu karang ini berbentuk melebar serta pipih, dengan luas bisa mencapai
2 m.
 Tarumbu ini biasanya hanya terdiri dari 1 spesies, terdiri dari satu koralit kecil,
yang membentuk satu terumbu karang. koralit kecil ini biasanya berjumlah
banyak dengan ukuran yang sama.
 Memiliki kemiripan dengan Acropora Copiosa, Acropora Parilis, dan
Acropora Horrida.
 Dapat ditemukan pada perairan yang keruh, serta lagun yang berpasir. Selain
itu, dapat ditemukan pada perairan dangkal dan di atas karang. Selain di
Indonesia, terumbu karang ini bisa di jumpai di Australia dan Papua.

4. Acropora Millepora

Millepora

 Terumbu karang ini hidup pada kedalaman 3-15 m.


 Berbentuk bantalan dengan cabang yang pendek dan gemuk serta dengan
ukuran yang sama. terumbu karang ini ada kemiripan dengan Acropora Aspera.
Yang membedakan adalah radial koralit yang rapat serta aksial koralit yang
terpisah- pisah.
 Terumbu karang ini biasanya berwarna hijau, merah, biru, atau jingga.
 Terumbu karang ini memiliki kemiripan dengan Acropora Covexa, Acropora
Aspera dan Acropora Pulchra.
 Mudah ditemukan pada perairan yang dangkal serta tidak berpolusi. Selain di
Indonesia, terumbu ini juga ditemukan di Filipina dan Australia.

5.  Acropora Humilis

Acropora Humillis

 Terumbu karang ini hidup pada kedalaman 1-7 m


 Berbentuk bercabang- cabang. Cabang- cabang dari terumbu karang ini
berbentuk tebal. Memiliki koralit yang besar, dan memiliki rdial koralit dengan
dua ukuran.
 Terumbu karang ini juga desebut sebagai karang bercabang. Akibat dari bentuk
karang yang bercabang- cabang.
 Memiliki kurimbosa dengan warna ungu atau merah muda. Tapi warna yang
sering di jumpai adalah krem, coklat, atau biru.
 Hidup disekitar terumbu yang datar, selain itu juga bisa ditemukan pada lereng
karang. Jenis terumbu karang ini banyak ditemukan pada perairan indonesia
dan tersebar mulai dari laut merah hingga America Tengah dan Indo- Pasifik.

6. Acropora Hyacinthus

Acropora Hyacinthus

 Terumbu ini hidup pada kedalaman 15-35 m


 Berbetuk seperti piring dengan cabang yang tipis. Terumbu karang ini
termasuk terumbu karang yang mudah rapuh. Koralit dari terumbu karang ini
berbentuk mangkok, dengan bagian yang melebar.
 Terumbu ini berwarna coklat, hijau, merah muda, abu- abu, dan biru.
 Memiliki kemiripan dengan Acripora Cytherea.
 Terumbu karang ini juga disebut sebagai karang meja. Hal ini karena
bentuknya yang lebar seperti meja.
 Dapat ditemukan disekitar lereng karang atau perairan yang dangkal. Selain di
Indonesia, terumbu karang ini banyak dijumpai di Australia.

7. Sidesratra Sidereal
Siderastrea Sidereal

 Terumbu karang ini hidup pada kedalaman 7-14 m


 Pada beberapa kesempatan karang ini juga sering ditemukan berada di atas
ketinggian 1 meter dari permukaan laut.
 Terumbu karang ini membentuk koloni yang menyerupai batu bulat dan besar.
Koloni terumbu karang ini bisa tersebar hingga beberapa meter. Beberapa
terumbu karang ini berbentu sedikit lebih pipih dari biasanya.
 Terumbu karang ini biasanya berwarna coklat atau abu- abu. warna dari
terumbu karang ini biasanya seragam
 Berada di perairan jernih dan bebas dari polusi. Selain di Indonesia, jenis
terumbu karang ini banyak ditemukan di laut karibia.

8. Genus Montipora
Genus Montipora sering ditemukan mendominasi suatu daerah. Sangat
tergantung pada kejernihan suatu perairan. Biasanya berada pada perairan dangkal
berkaitan dengan intensitas cahaya yang diperolehnya dengan bentuk koloni
berupa lembaran.
9. Genus Pocillopora
Genus Pocillopora merupakan satu-satunya genus pada karang yang
memiliki verrucae. Hal tersebut menjadi ciri khas yang membedakannya dengan
genus-genus karang yang lain

10. Genus Seriatopora


Ciri khas koloninya berbentuk compact bushes dengan cabang yang halus.
Koralit tersusun rapi (neat rows) sepanjang cabang. Koralit sebagian besar
tenggelam (immerse) dan struktur internal tidak begitu berkembang kecuali
columella. Septa umumnya berjumlah satu, namun kadangkala terdiri atas dua
lingkaran, dan telah berkembang dan menyatu hingga ke columella. Coenosteum
ditutupi oleh spinules (duri-duri) yang halus. Struktur rangka kapur genus
Seriatopora hampir mirip dengan genus Stylophora, tetapi dapat dibedakan,
dimana percabangan genus Seriatopora lebih halus (kecil) dibandingkan dengan
genus Stylophora

11. Genus Favia


Bentuk koloni umumnya masif, flat atau dome-shaped. Koralit sebagian
besar monocentric (satu columella dalam satu corallite) dan plocoid.
Memperbanyak koralit melalui pembelahan intratentacular.Tentakel umumnya
keluar hanya pada malam hari. Struktur rangka kapur genus Favia mirip dengan
genus Favites tapi dapat dibedakan dengan perbedaan tipe koralit karang. Tipe
koralit Favites tergolong ceroid, sedangkan tipe koralit Favia tergolong plocoid

12. Genus Favites


Bentuk koloni umumnya masif, flat atau dome-shaped. Koralit berbentuk
monocentric dan ceroid, beberapa berbentuk subplocoid. Pada koloni karang ini,
antar dua koralit dibatasi oleh satu dinding koralit.

13. Genus Porites


Genus Porites ini mirip dengan genus Montipora dan Stylaraea, namun
memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan antara Porites dengan Montipora ialah
bahwa Porites memiliki bentuk pertumbuhan yang lebih beragam, koralit pada
Porites lebih besar, kokoh dan tidak ada elaborate thecal (perpanjangan dinding
koralit).
14. Genus Goniopora
Koralit tebal tapi berdinding keropos dan calice memiliki septa yang
kokoh dan memiliki columella. Polip genus Goniopora berukuran panjang dan
keluar baik pada malam maupun siang hari. Polip genus Goniopora memiliki 24
tentakel.

BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Keberadaan terumbu karang di dunia khususnya di indonesia mulai
terancam. Di indonesia persentase perusakan terumbu karang tiap tahunnya
menunjukan kenaikan yang signifikan, dalam kurun waktu 4 tahun (2004-2008)
34% terumbu karang di indonesia berkondisi sangat buruk, dan ironisnya hanya 3
% terumbu karang yang dalam keadaan sangat baik. Ancaman utama terhadap
terumbu karang adalah pembangunan daerah pesisir, polusi laut, sedimentasi dan
pencemaran dari darat, overfishing (penangkapan sumberdaya berlebih), destruktif
fishing (penangkapan ikan dengan cara merusak), dan pemutihan karang ( coral
bleaching ) akibat pemanasan global. Cara pencegahan untuk mengurangi
pencemaran terhadap terumbu karang dapat dilakuakn dengan dua hal yaitu
dengan Zonasi dan Rehabilitasi.

3.2.Saran
Sebagai mahasiswa diharapkan kita dapat peduli terhadap lingkungan
diantaranya yaitu dengan melestarikan terumbu karang dan tidak merusaknya
hanya untuk kepentingan semata sehingga fungsi terumbu karang di Indonesia
tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan


Terumbu Karang (Coral Reef).http://www.ubb.ac.id 

Dahuri, Rokhim, 1999, Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Terumbu Karang,


Lokakarya Pengelolaan dan IPTEK Terumbu Karang Indonesia, Jakarta.

Suharsono. 1996.Jenis-Jenis Karang Yang Umum Dijumpai di Perairan Indonesia.


Jakarta: LIPI

Anonim.2012. http://nikitakelautan2010.wordpress.com/2012/04/01/ekosistem-
terumbu-karang/. Htm, ( 4 oktober 2013 pukul 09.24 WIB)
Iklan

Anda mungkin juga menyukai