Anda di halaman 1dari 33

Mata Kuliah : Sanitasi Kawasan Pesisir

Dosen : Hidayat, SKM., M.Kes

MAKALAH

TERUMBU KARANG

OLEH :

KELOMPOK 1
Rahmi Rahayu PO.7.14.22.1.23.2.007
Ummul Nur Hadianti PO.7.14.22.1.23.2.009
Imam Saidina Ahmad PO.7.14.22.1.23.2.002

KELAS RPL C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI SARJANA TERAPAN
SANITASI LINGKUNGAN
2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa

karena atas kasih dan penyertaan-Nyalah sehingga penulis dapat

meyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk

memenuhi tugas mata kuliah Sanitasi Kawasan Pesisir, dengan judul

“Terumbu Karang ”

Penulis juga menyatakan ucapan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dan dengan tulus memberikan saran dan kritik

sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca dan untuk perkembangan dunia

pendidikan.

Makassar, 16 Februari 2024

Penulis

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................2

C. Tujuan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Terumbu Karang......................................................3

B. Jenis-Jenis Terumbu Karang.....................................................4

C. Fungsi Terumbu Karang............................................................10

D. Manfaat Terumbu Karang..........................................................12

E. Kondisi Terumbu Karang Di Indonesia......................................15

F. Dampak Dari Kerusakan Terumbu Karang................................22

G. Upaya-Upaya Untuk Menyelamatkan Terumbu Karang............22

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................27

B. Saran.........................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sebagai negara kepulauan terbesar dan secara geografis terletak

di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, keanekaragaman

hayati laut Indonesia tak tehitung jumlahnya. Terumbu karang Indonesia

sangat beraneka ragam dan memegang Peranan yang sangat penting

dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan stabilitas

fisik pada garis pantai tetangga sekitarnya. Oleh karena itu harus

dilindungi dan dikembangkan secara terus menerus baik untuk

kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Terumbu

karang sangat mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitarnya baik

secara fisik juga biologis. Akibat kombinasi dampak negatif langsung dan

tidak langsung pada terumbu karang Indonesia, sebagian besar terumbu

karang di wilayah Indonesia saat ini sudah mengalami kerusakan yang

sangat parah. Bagaimanapun juga, tekanan terhadap keberadaan

terumbu karang paling banyak diakibatkan oleh kegiatan manusia,

sehingga perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan.

Peningkatan kegiatan manusia sepanjang garis pantai semakin

memperparah kondisi terumbu karang.Oleh karena itu merupakan

kebutuhan mendesak untuk menerapkan konservasi dan rencana-rencana

pengelolaan yang baik untuk melindungi terumbu karang dari kerusakan

yang semakin parah. Langkah dan kebijakan yang perlu dilakukan untuk

mengurangi ancaman terhadap terumbu karang di Indonesia adalah


dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya menjaga

kelestarian terumbu karang dan meningkatkan keterlibatan semua pihak

dalam menjaga kelestarian terumbu karang di Indonesia.(Pratama et al.,

2021)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi terumbu karang di Indonesia?

2. Apa saja fungsi dan manfaat terumbu karang?

3. Apa penyebab – penyebab kerusakan yang terjadi pada terumbu

karang di Indonesia dan bahayanya terhadap lingkungan hidup?

4. Apa saja upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan

terumbu karang dari kerusakan ?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui kondisi terumbu karang di Indonesia.

2. Mempelajari mengenai fungsi dan manfaat terumbu karang.

3. Dapat mengetahui sebab – sebab kerusakan terumbu karang yang

selama ini terjadi dan dampaknya bagi lingkungan.

4. Dapat mengetahui hal – hal apa saja yang dapat dilakukan untuk

menyelamatkan terumbu karang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Terumbu Karang

Terumbu Karang merupakan salah satu komponen utama sumber

daya pesisir dan laut utama. Terumbu karang merupakan kumpulan fauna

laut yang berkumpul menjadi satu membentuk terumbu. Struktur tubuh

karang banyak terdiri atas kalsium dan karbon. Hewan ini hidup dengan

memakan berbagai mikroorganisme yang hidup melayang di kolom

perairan laut.Terumbu karang adalah struktur hidup yang terbesar dan

tertua di dunia. Untuk sampai ke kondisi yang sekarang, terumbu karang

membutuhkan waktu berjuta tahun. Tergantung dari jenis, dan kondisi

perairannya, terumbu karang umumnya hanya tumbuh beberapa milimeter

saja per tahunnya. Yang ada di perairan Indonesia saja saat ini paling

tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam. Terumbu Karang menjadi

rumah bagi ribuan spesies makhluk hidup. Jika rumahnya saja dalam

kondisi tidak baik atau bahkan hancur, bisa dibayangkan berapa banyak

makhluk hidup yang terancam punah. Diperkirakan lebih dari 3.000

spesies dapat dijumpai pada terumbu karang. Terumbu karang lebih

banyak mengandung hewan vertebrata. Beberapa jenis ikan seperti ikan

kepe-kepe dan betol menghabiskan seluruh waktunya di terumbu karang,

sedangkan ikan lain seperti ikan hiu atau ikan kuwe lebih banyak

menggunakan waktunya di terumbu karang untuk mencari makan. Udang

lobster, ikan scorpion dan beberapa jenis ikan karang lainnya diterumbu

3
karang bagi mereka adalah sebagai tempat bersarang dan memijah.

Terumbu karang yang beraneka ragam bentuknya tersebut memberikan

tempat persembunyian yang baik bagi ikab. Di situ hidup banyak jenis ikan

yang warnanya indah.

Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau

daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah

permukaan laut. Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam

laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak

bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.

Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu

karang membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada

suhu hangat sekitar di atas 20oC. Terumbu karang juga memilih hidup

pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi. Hal ini dapat

berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang. Beberapa

terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan

kegiatan fotosintesis. Polip-polip penyusun terumbu karang yang terletak

pada bagian atas terumbu karang dapat menangkap makanan yang

terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis. Oleh karena itu,

oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat

dimanfaatkan oleh spesies laut lainnya.

B. Jenis-Jenis Terumbu Karang

a) Berdasarkan letak

a. Terumbu karang tepi ( fringing reefs)

4
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di

mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa

mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah

luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini

berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau

bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang

curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh:

Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

b. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)

Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau,

sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan

berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air)

atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya

karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan

membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan

Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan),

Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).

c. Terumbu karang cincin ( atolls)

Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari

pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan

dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan

proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-

rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan

5
Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua).

d. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)

Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai

pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai

ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan

pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau

vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI

Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh).

b) Berdasarkan Zonasi

a. Terumbu yang menghadap angin

Terumbu yang menghadap angin (dalam bahasa Inggris: Windward

reef) Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin.

Zona ini diawali oleh lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas.

Di lereng terumbu, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar

50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak. Namun, pada

kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu yang memiliki

kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan

subur. Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu, di bagian atas

teras terumbu terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di

punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat.

Daerah ini disebut sebagai pematang alga. Akhirnya zona windward

diakhiri oleh rataan terumbu yang sangat dangkal.

6
b. Terumbu yang membelakangi angin

Terumbu yang membelakangi angin (Leeward reef) merupakan sisi

yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki

hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada windward reef dan

memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar. Kedalaman goba

biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk

pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air

yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.

c) Berdasarkan kepada Kemampuan memproduksi Kapur

a. Karang hermatipik

Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan

karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya

ditemukan didaerah tropis. Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik

yaitu perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah

pertumbuhannya selalu bersifat fototeopik positif. Umumnya jenis karang

ini hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi

cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut.

b. Karang ahermatipik.

Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan

kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia. Perbedaan utama karang

Hermatipik dan karang ahermatipik adalah adanya simbiosis mutualisme

antara karang hermatipik dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae

7
unisular (Dinoflagellata unisular), seperti Gymnodi niummicroadriatum,

yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang karang dan

melaksanakan fotosistesis. Hasil samping dari aktivitas ini adalah

endapan kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas.

Ciri ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang

karang.

d) Berdasarkan Bentuk dan Tempat Tumbuh

a. Terumbu (reef)

Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat

(CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota

lain, seperti alga berkapur, yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur

dan Mollusca. Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar

suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah

punggungan laut yang terbentuk oleh batuan kapur (termasuk karang

yang masuh hidup) di laut dangkal.

b. Karang (koral)

Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo

Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Karang batu termasuk ke

dalam Kelas Anthozoa yaitu anggota Filum Coelenterata yang hanya

mempunyai stadium polip. Dalam proses pembentukan terumbu karang

maka karang batu (Scleratina) merupakan penyusun yang paling penting

atau hewan karang pembangun terumbu. Karang adalah hewan klonal

yang tersusun atas puluhan atau jutaan individu yang disebut polip.

8
Contoh makhluk klonal adalah tebu atau bambu yang terdiri atas banyak

ruas.

c. Karang terumbu

Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai

karang hermatipik (hermatypic coral) atau karang yang menghasilkan

kapur. Karang terumbu berbeda dari karang lunak yang tidak

menghasilkan kapur, berbeda dengan batu karang (rock) yang merupakan

batu cadas atau batuan vulkanik.

d. Terumbu karang

Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut

penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga

berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti

jenis-jenis moluska, Krustasea, Echinodermata, Polikhaeta, Porifera, dan

Tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya,

termasuk jenis-jenis Plankton dan jenis-jenis nekton.

e) Kondisi Yang Baik Bagi Terumbu Karang

Terumbu karang dapat tumbuh dengan baik di perairan laut dengan

suhu 21° - 29° C. Masih dapat tumbuh pada suhu diatas dan dibawah

kisaran suhu tersebut, tetapi pertumbuhannya akan sangat lambat.

Karena itulah terumbu karang banyak ditemukan di perairan tropis seperti

9
Indonesia dan juga di daerah sub tropis yang dilewari aliran arus hangat

dari daerah tropis seperti Florida, Amerika Serikat dan bagian selatan

Jepang. Karang membutuhkan perairan dangkal dan bersih yang dapat

ditembus cahaya matahari yang digunakan oleh zooxanthellae untuk ber-

fotosintesis. Pertumbuhan karang pembentuk terumbu pada kedalaman

18 - 29 m sangat lambat tetapi masih ditemukan hingga kedalaman lebih

dari 90 m. Karang memerlukan salinitas yang tinggi untuk tumbuh, oleh

karena itu, di sekitar mulut sungai atau pantai atau sekitar pemukiman

penduduk akan lambat karena karang membutuhkan perairan yang kadar

garamnya sesuai untuk hidup.

C. Fungsi Terumbu Karang

1. Pelindung ekosistem pantai.

Terumbu karang akan menahan dan memecah energi gelombang

sehingga mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya.

2. Terumbu karang sebagai penghasil oksigen.

Terumbu karang memiliki kemampuan untuk memproduksi oksigen

sama seperti fungsi hutan di daratan, sehingga menjadi habitat yang

nyaman bagi biota laut.

3. Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup.

Terumbu karang menjadi tempat bagi hewan dan tanaman yang

berkumpul untuk mencari makan, berkembang biak, membesarkan

anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini artinya terumbu karang

mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk sumber

10
makanan maupun mata pencaharian mereka. Diperkirakan, terumbu

karang yang sehat dapat menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya. Sekitar

300 juta orang di dunia menggantungkan nafkahnya pada terumbu

karang.

4. Sumber obat-obatan.

Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang

diperkirakan bisa menjadi obat bagi manusia. Saat ini sudah banyak

dilakukan berbagai penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut untuk

dipergunakan untuk mengobati berbagai penyakit.

5. Objek wisata .

Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan pada

kegiatan diving, karena variasi terumbu karang yang berwarna-warni dan

bentuk yang memikat merupakan atraksi tersendiri bagi wisatawan baik

asing maupun domestik. Diperkirakan sekitar 20 juta penyelam, menyelam

dan menikmati terumbu karang per tahun. Hal ini dapat memberikan

alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar.

6. Daerah Penelitian

Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai

dasar pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan

organisme laut serta zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang

yang belum pernah diketahui manusia sehingga perlu penelitian yang

lebih intensif untuk mengetahuinya.

11
7. Mempunyai nilai spiritual

Bagi banyak masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang sangat

penting. Laut yang terjaga karena terumbu karang yang baik tentunya

mendukung kekayaan spiritual ini.

Menurut Moberg and Folke (1999) dalam Cesar (2000) menyatakan

bahwa fungsi ekosistem terumbu karang yang mengacu kepada habitat,

biologis atau proses ekosistem sebagai penyumbang barang maupun

jasa. Untuk barang merupakan yang terkait dengan sumberdaya pulih

seperti bahan makanan yaitu ikan, rumput laut dan tambang seperti pasir,

karang. Sedangkan untuk jasa dari ekosistem terumbu karang dibedakan :

1.Jasa struktur fisik sebagai pelindung pantai.

2.Jasa biologi sebagai habitat dan dan suport mata rantai kehidupan.

3.Jasa biokimia sebagai fiksasi nitrogen.

4.Jasa informasi sebagai pencatatan iklim.

5.Jasa sosial dan budaya sebagai nilai keindahan, rekrasi dan permainan.

D. Manfaat Terumbu Karang

Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar

dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Jenis-jenis manfaat

yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua

yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung :

a. Pemanfaatan secara langsung oleh manusia adalah pemanfaatan

sumber daya ikan (kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,

pariwisata, penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang

12
terkandung di dalamnya.

b. Pemanfaatan secara tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu

karang sebagai penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain

sebagainya.

Menurut Suprihayono (2000) beberapa aktivitas pemanfaatan

terumbu karang yaitu :

1. Perikanan terumbu karang

Masalah perikanan merupakan bagian dari ekosistem bahkan

keanekaragaman karang dapat mencerminkan keanekaragaman jenis

ikan. Semakin beragam jenis terumbu karang akan semakin beraneka

ragam pula jenis ikan yang hidup di ekosistem tersebut. Oleh karena itu

masalah perikanan tidak bisa diabaikan pada pengelolaan ekosistem

terumbu karang. Dengan meningkatnya jumlah penduduk saaat ini maka

jumlah aktivitas penangkapan ikan di ekosistem terumbu karang juga

meningkat. Apabila hal ini dilakukan secara intensif, maka kondisi ini

memungkinkan terjadinya penurunan stock ikan di ekosistem terumbu

karang. Keadaan ini akan memakan waktu lama untuk bisa pulih kembali.

Pengelolaan yang efektif harus didasarkan pada pengetahuan biologis

target spesies, sehingga teknik penangkapan yang tepat dapat ditentukan.

Pengelolaan terumbu karang ini cenderung lebih banyak ditekankan pada

pengambilan karang atau aktivitas manusia seperti pengeboman ikan

karang, dan yang lainnnya secara tidak langsung dapat merusak karang.

13
2. Aktivitas Pariwisata Bahari

Untuk menjaga kelestarian potensi sumberdaya hayati daerah-

daerah wisata bahari, maka di Indonesia telah dibentuk suatu kerja sama

pengembangan kepariwisataan (Touris Development Cooperation) yang

modalnya berasal dari para investor lokal, pemerintah lokal dan regional

dan masyarakat Badan Kerjasama Pariwisata dapat dijumpai di Nusa Dua

Bali dan Manado. Adapun tugas badan ini diantaranya adalah:

a. Menjaga daya tarik masyarakat terhadap pengembangan pariwisata.

b. Membantu pengusaha menempati kebijaksanaan pemerintah.

c. Pengadaaan dana pinjaman untuk pembangunan infra struktur.

d. Pemanfaatan taman laut untuk tujuan wisata pada umumnya diperoleh

melalui agen- agen pariwisata dan scuba diving. Namun kedua agen atau

arganisasi tersebut lebih mementingkan profit daripada harapan

konservasi yaitu pelestarian sumberdaya alam laut. Sebagai akibatnya

aktivitas mereka sering menimbulkan hal hal yang tidak diinginakan atau

bertentangan dengan nilai estetika atau carrying capacity lingkungan laut.

3. Aktivitas Pembangunan Daratan

Aktivitas pembangunan di daratan sangat menentukan baik

buruknya kesehatan terumbu karang. Aktivitas pembangunan yang tidak

direncanakan dengan baik di daerah pantai akan menimbulkan dampak

terhadap ekosistem terumbu karang. Beberapa aktivitas seperti

pembukaan hutan mangrove, penebangan hutan, intensifikasi pertanian,

bersama-saa dengan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) yang jelek

14
umumnya akan meningkatkan kekeruhan dan sedimentasi di daerah

terumbu karang.

4. Aktivitas Pembangunan di Laut

Aktivitas pembangunan di laut, seperti pembangunan darmaga

pelabuhan, pengeboran minyak, penambangan karang, pengambilan pasir

dan pengambilan karang dan kerang untuk cinderamata secara langsung

maupun tidak langsung akan memebahayakan kehidupan terumbu

karang. Konstruksi pier dan pengerukan alur pelayanan menaikkan

kekeruhan demikian juga dengan eksploitasi dan produksi minyak lepas

pantai, selain itu tumpahan minyak tanker juga membahayakan terumbu

karang seperti yang terjadi di jalur lintasan international.

E. Kondisi Terumbu Karang Di Indonesia

a. Persebaran dan Kondisi Terumbu Karang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan

panjang garis pantai lebih dari 95.000 km, serta lebih dari 17.000 pulau.

Terumbu karang yang luas melindungi kepulauan Indonesia. Diperkirakan

luas terumbu karang di Indonesia sekitar 51.000 km 2. Ini belum mencakup

terumbu karang di wilayah terpencil yang belum dipetakan atau yang

berada di perairan agak dalam. Terdapat 18% dari terumbu karang di

dunia berada di perairan Indonesia. Indonesia juga memiliki

keanekaragaman hayati yang tertinggi di dunia meliputi 590 jenis karang

batu, 2500 jenis Molusca, 1500 jenis udang-udangan dan lebih dari 2500

jenis ikan. Terumbu karang di Indonesia memberikan keuntungan

15
pendapatan sebesar US$1,6 milyar/tahun. Dengan kondisi alam dan

keanekaragaman hayati yang begitu banyak yang dimiliki Indonesia,

seharusnya bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Terumbu karang

di Indonesia yang sangat beragam dan bernilai, mengalami ancaman

yang sangat besar. Ketergantungan yang tinggi terhadap sumber daya

laut telah menyebabkan eksploitasi besar-besaran dan kerusakan

terumbu karang, terutama yang berdekatan dengan pusat pemukiman

penduduk. Selama 50 tahun terakhir, proporsi penurunan kondisi terumbu

karang Indonesia telah meningkat dari 10% menjadi 50%. Hasil survei

P2O LIPI pada tahun 2006 menyebutkan bahwa hanya 5,23% terumbu

karang di Indonesia yang berada di dalam kondisi yang sangat baik.

Penangkapan ikan secara ilegal telah meluas ke banyak pulau di

Indonesia, bahkan di daerah yang dilindungi. Hal ini bukan hanya

mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar tapi juga kerusakan

lingkungan yang sangat parah. Keberadaan pengelolaan dan institusi

khusus untuk melindungi terumbu karang Indonesia sangatlah sedikit.

Hingga tahun 1999, tidak ada institusi pemerintah yang memfokuskan diri

pada pengelolaan sumber daya pesisir. Pemerintah Indonesia tidak dapat

memenuhi target pengelolaan yang direncanakan, karena tidak adanya

koordinasi serta kondisi politik yang bergejolak. Eksploitasi berlebihan

pada sumber daya hayati sekarang ini menjadi isu kritis, dan menjadi

masalah besar dalam manajemen keanekaragaman hayati khususnya

keanekaragaman biota laut. Apalagi kerusakan terumbu karang (coral

16
reef) yang banyak menyita perhatian, karena perannya yang sentral dalam

ekosistem laut.

b. Penyebab Kerusakan Terumbu Karang

Sejak dahulu penduduk yang tinggal di dekat pantai berhubungan

dengan terumbu karang dalam kondisi yang harmonis. Namun dalam

beberapa waktu terakhir ini, melalui adanya teknologi baru dan naiknya

permintaan terhadap produksi laut menyebabkan terumbu karang menjadi

obyek dari perusakan yang serius. Banyak ilmuwan melihat bahwa

penyebab utama kerusakan terumbu karang adalah manusia

(anthropogenic impact), misalnya melalui kegiatan tangkap lebih (over-

exploitation) terhadap hasil laut, penggunaan teknologi yang merusak

(seperti potassium cyanide, bom ikan, muro ami dan lain-lain), erosi,

polusi industri dan mismanajemen dari kegiatan pertambangan telah

merusak terumbu karang baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akar permasalahan dari timbulnya ulah manusia untuk merusak terumbu

karang adalah :

a. Kependudukan dan Kemiskinan

b. Tingkat Konsumsi Berlebihan dan Kesenjangan Sumber daya Alam

c. Kelembagaan dan Penegakan Hukum

d. Rendahnya Pemahaman tentang Ekosisteme.

e. Kegagalan sistem Ekonomi dan Kebijakan dalam Penilaian Ekosistem

c. Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pembangunan di Wilayah

Pesisir

17
Wilayah pesisir yang tidak dikelola dengan baik dapat mengancam

keselamatan terumbu karang akibat sedimentasi dan pencemaran

perairan laut. Pengerukan, reklamasi, penambangan pasir, pembuangan

limbah padat dan cair, dan konstruksi bangunan, semuanya dapat

mengurangi pertumbuhan karang, bahkan menyebabkan pemutihan

karang dalam kasus-kasus yang berat. Ancaman terhadap terumbu

karang akibat pembangunan wilayah pesisir dianalisis berdasarkan jarak

ke pusat pemukiman penduduk, luas area pusat pemukiman, tingkat

pertumbuhan penduduk, dan jarak ke pangkalan udara, pertambangan,

fasilitas pariwisata, dan pusat fasilitas selam. Pemanfaatan sumberdaya

dan aktivitas pembangunan menimbulkan dampak terhadap lingkunagan

ekosistem pesisir dan pulau – pulau kecil. Dampak tersebut dapat berupa

ancaman terhadap penurunan populasi, keanekaragaman biota, serta

kerusakan ekosistem dan pantai.

Jenis ancaman gangguan sumberdaya alam pesisir di provinsi

bengkulu dapat dibedakan dari faktor penyebab yaitu ancaman ekploitasi

dan ancaman pencemaran serta kerusakan akibat pembangunan.

Ancaman akibat kegiatan ekploitasi meyebabkan degradasi beberapa

sumber daya alam diantaranya kerusakan terumbu karang, penurunan

populasi ikan,pengurangan habitat hutan bakau dan padang lamun.

Kerusakan terumbu karang dan penurunan ikan karang disebabkan

pengboman karang. Penurunan ekosistem bakau disebabkan

penebangan pohon dan pembukaan lahan tambak.

18
Ancaman akibat aktivitas pembangunan berupa fisik seperti

pengerukan dan pengurungan, limbah pencemaran dan konversi

lahan.meningkatnya kerusakan terumbu karang , dewasa ini telah

mengkhawatirkan banyak kalangan, karena dengan rusaknya terumbu

karang akan banayak mempengaruhi status keanekaragaman hayati laut

yang kita miliki selama ini. Kerusakan terumbu karang terutama

diakibatkan oleh aktivitas manusia, seperti penggunaan bahan peladek,

pen ggunaan sianida, untuk menangkap ikan, sedimentasi dan

pencemaran. Pemnafaatan potensi terumbu karang tidak jarang hanya

berpegang pada salah satu fungsi yang lain yaitu sebagai penyokong

kehidupan dan sosial budaya.

d. Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pencemaran

1. Pencemaran Laut

Aktivitas di laut yang mengancam terumbu karang antara lain

pencemaran dari pelabuhan, tumpahan minyak, pembuangan bangkai

kapal, pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat langsung dari

pelemparan jangkar kapal. Produk-produk minyak bumi dan kimia lain

yang dibuang di dekat perairan pantai, pada akhirnya akan mencapai

terumbu karang. Bahan-bahan pencemar ini akan meracuni polip karang

dan biota laut lainnya. Kerusakan ekositem terumbu karang tidak terlepas

dari aktivitas manusia baiok di daratan maupun pada ekosistem peseisir

dan lautan kegiatan manusia baik di daratan seperti industri, pertanian,

rumah tangga akhir nya kana dapat ma imbulkan dampak negatif bukan

19
saja pada perairan tetapi juga pada ekosdistem terumbu karang atau

pesisir dsan lautan.

2. Sedimentasi dan Pencemaran Darat

Penebangan hutan, perubahan tata guna lahan, dan praktek

pertanian yang buruk, semuanya menyebabkan peningkatan sedimentasi

dan masuknya unsur hara ke daerah tangkapan air. Sedimen dalam

kolom air dapat sangat mempengaruhi pertumbuhan karang, atau bahkan

menyebabkan kematian karang. Kandungan unsur hara yang tinggi dari

aliran sungai dapat merangsang pertumbuhan alga yang beracun.

Konstruksi di daratan dan sepanjang pantai, penambangan atau pertanian

di daerah aliran sungai ataupun penebangan hutan tropis menyebabkan

tanah mengalami erosi dan terbawa melalui aliran sungai ke laut dan

terumbu karang. Kotoran-kotoran, lumpur ataupun pasir-pasir ini dapat

membuat air menjadi kotor dan tidak jernih lagi sehingga karang tidak

dapat bertahan hidup karena kurangnya cahaya. Hutan mangrove dan

padang lamun yang berfungsi sebagai penyaring juga menjadi rusak dan

menyebabkan sedimen dapat mencapai terumbu karang. Penebangan

hutan mangrove untuk keperluan kayu bakar dapat merubah area hutan

mangrove tesebut menjadi pantai terbuka. Dengan membuka tambak-

tambak udang dapat merusak tempat penyediaan udang alami.

3. Aliran Drainase

Aliran drainase yang mengandung pupuk dan kotoran yang

terbuang ke perairan pantaiyang mendorong pertumbuhan algae yang

20
akan menghambat pertumbuhan polip karang, mengurangi asupan

cahaya dan oksigen. Penangkapan secara berlebihan membuat masalah

ini bertambah buruk karena ikan-ikan yang biasanya makan algae juga

ikuk tertangkap.

4. Penangkapan Ikan dengan Sianida

Kapal-kapal penangkap ikan seringkali menggunakan Sianida dan

racun-racun lain untuk menangkap ikan-ikan karang yang berharga.

Metode ini acap digunakan untuk menangkap ikan-ikan tropis untuk

akuarium dan sekarang digunakan untuk menangkap ikan-ikan sebagai

konsumsi restoran-restoran yang memakai ikan hidup.

5. Eksploitasi

Penangkapan ikan secara berlebihan memberikan dampak

perubahan pada ukuran, tingkat kelimpahan, dan komposisi jenis ikan. Hal

itu disebabkan ikan turut berperan di dalam mencapai keseimbangan yang

harmonis di dalam ekosistem terumbu karang. Penangkapan besar-

besaran akan menyebabkan terumbukarang menjadi rapuh terhadap

gangguan dari alam maupun gangguan dari kegiatan

manusia.Penangkapan ikan dengan menggunakan racun dan

pengeboman ikan merupakan praktek yang umum dilakukan, yang

memberikan dampak sangat negatif bagi terumbu karang. Penangkapan

ikan dengan racun akan melepaskan racun sianida ke daerah terumbu

karang, yang kemudian akan membunuh atau membius ikan-ikan. Karang

yang terpapar sianida berulang kali akan mengalami pemutihan dan

21
kematian. Pengeboman ikan dengan dinamit atau dengan racikan bom

lainnya, akan dapat menghancurkan struktur terumbu karang, dan

membunuh banyak sekali ikan yang ada di sekelilingnya.

6. Perubahan Iklim Global

Isu mengenai global warming yang banyak dibicarakan, berdampak

besar pada terumbu karang. Peningkatan suhu permukaan laut telah

menyebabkan pemutihan karang (bleaching) yang lebih parah dan lebih

sering. Peristiwa-peristiwa alam seperti El Nino dan Tsunami juga

menyebabkan kerusakan yang serius terhadap kelangsungan hidup

terumbu karang.

F. Dampak Dari Kerusakan Terumbu Karang

Ancaman terhadap kelangsungan hidup terumbu karang,

mengakibatkan kerusakan lingkungan yang besar. Terumbu karang yang

merupakan sentral dari ekosistem laut sangat mempengaruhi kehidupan

di laut. Komposisi oksigen di laut menjadi berkurang. Banyak biota laut,

baik hewan maupun tumbuhan akan ikut musnah jika terumbu karang

menjadi rusak. Selain itu, di daerah-daerah pesisir pantai akan mudah

terjadi abrasi, mengakibatkan perubahan lingkungan yang drastis dan

membuat tidak adanya perlindungan terhadap daerah pantai. Berbagai

pencemaran yang terjadi bukan hanya merusak laut tapi juga mengancam

kesehatan manusia. Ikan yang ditangkap dengan menggunakan racun

kemudian di konsumsi sangat membahayakan manusia.

G. Upaya-Upaya Untuk Menyelamatkan Terumbu Karang

22
1. Perlunya Kesadaran Manusia

Dalam upaya menyelamatkan terumbu karang, yang paling utama

adalah perlunya kesadaran dari manusia untuk menjaga dan melestarikan

terumbu karang. Untuk itu, diperlukan pemberian informasi, pengetahuan,

dan wawasan mengenai terumbu karang. Fungsi dari terumbu karang,

manfaatnya, kondisi dari terumbu karang saat ini, dan apa yang akan

terjadi jika kerusakan terumbu karang ini terus berlanjut. Dengan adanya

pendidikan mengenai terumbu karang, maka akan ada rasa memiliki

sehingga manusia bisa peduli dan melindungi terumbu karang. Beberapa

hal berikut yang dapat dilakukan secara individu untuk mengurangi

kerusakan terumbu karang :

 Terapkan prinsip 3R (reduce-reuse-recycle) dan hemat energi.

Terumbu karang adalah ekosistem yang sangat peka terhadap

perubahan iklim. Kenaikan suhu sedikit saja dapat memicu

pemutihan karang (coral bleaching). Pemutihan karang yang besar

dapat diikuti oleh kematian massal terumbu karang. Jadi apapun

yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak global warming,

akan sangat membantu terumbu karang.

 Buang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah ke

sungai yang kemudian akan bermuara ke laut. Hewan laut besar

sering terkait pada sampah-sampah sehingga mengganggu

gerakannya. Misalnya sampah plastik yang transparan diperkirakan

kadang dimakan oleh penyu karena tampak seperti ubur-ubur.

23
Sampah plastik ini akan mengganggu pencernaanya.

 Bergabung dengan organisasi pecinta lingkungan. Saling berbagi

ilmu, pendapat, dan berdiskusi. Membangun trend hidup ramah

lingkungan.

 Bergabung dengan gerakan-gerakan sukarelawan, atau terlibat

aktif dalam kegiatan lingkungan.

 Bagi penyelam pemula atau yang sedang belajar sebaiknya

melakukan penyelaman di perairan yang tidak ber-terumbu karang.

2. Peranan Pemerintah

Keikutsertaan pemerintah dalam melestarikan terumbu karang

sangat penting. Pemerintah sebagai pengatur dan pengawas masyarakat.

Pemerintah dapat menetapkan kebijakan dan peraturan-peraturan untuk

menyelamatkan terumbu karang. Membuat rencana-rencana perbaikan

lingkungan yang sudah rusak dan mencegah kerusakan terumbu karang.

Pemerintah juga dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga atau

organisasi-organisasi lingkungan untuk menjaga kelestarian terumbu

karang. Misalnya melakukan kampanye-kampanye lingkungan hidup

bekerjasama dengan media-media atau organisasi seperti National

Geographic Indonesia, WWF Indonesia, Yayasan Reef Check Indonesia,

LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan Yayasan TERANGI

(Terumbu Karang Indonesia) dan lainnya untuk mengawasi kelangsungan

hidup terumbu karang. Baik mengawasi eksploitasi karena ulah manusia,

pertumbuhan terumbu karang yang sedang direstorasi, dan pengawasan

24
daerah terumbu karang yang terancam di Indonesia. Upaya restorasi

adalah tindakan untuk membawa ekosistem yang telah terdegradasi

kembali menjadi semirip mungkin dengan kondisi aslinya sedangkan

tujuan utama restorasi terumbu karang adalah untuk peningkatan kualitas

terumbu yang terdegradasi dalam hal struktur dan fungsi ekosistem.

Mencakup restorasi fisik dan restorasi biologi. Restorasi fisik lebih

mengutamakan perbaikan terumbu dengan fokus pendekatan teknik, dan

restorasi biologis yang terfokus untuk mengembalikan biota berikut proses

ekologis ke keadaan semula. Pemerintah harus benar-benar

merealisasikan upaya-upaya untuk menyelamatkan terumbu karang.

Pemerintah perlu bersikap tegas mengenai kerusakan lingkungan yang

terjadi dan berusaha dengan sebaik-baiknya melindungi terumbu karang

yang juga merupakan aset negara.

3. Upaya Perlindungan Lingkungan Secara Global

Perubahan – perubahan lingkungan yang terjadi akan berdampak

pada perubahan lingkungan secara global. Antara satu negara dengan

negara lain memiliki tanggung jawab yang sama terhadap kerusakan

lingkungan. Banyak deklarasi-deklarasi yang disepakati oleh banyak

negara dalam upaya menyelamatkan lingkungan. Begitu pula dengan

menyelamatkan terumbu karang. Telah banyak kesepakatan-kesepakatan

yang telah disetujui oleh banyak negara untuk bekerja sama dalam

menjaga lingkungan. Yang paling terakhir dilakukannya World Ocean

Conference (WOC) atau disebut juga Manado Ocean Declare pada

25
tanggal 11-15 Mei 2009 di Manado. Deklarasi ini disepakati oleh 61

negara, termasuk negara-negara Coral Triangle Initiative Summit yang

merupakan kawasan yang kaya akan terumbu karang. Dalam deklarasi ini

disepakati komitmen bersama mengenai penyelamatan lingkungan laut

dari ancaman global warming dan komitmen program penyelamatan

lingkungan laut secara berkelanjutan di tiap negara. Kampanye

lingkungan hidup seperti ini sangat baik bagi upaya penyelamatan

lingkungan. Apalagi dilakukan secara global yang menjaring banyak pihak

sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih cepat dan lebih

baik lagi.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terumbu karang merupakan organisme yang sangat peka terhadap

perubahan –perubahan yang terjadi pada lingkungan di sekitar nya,

dengan sifat nya menjadikan organisme ini sangat rentan terhadap

kerusakan yang diakibatkan oleh manusia maupun secara alami.

Ekosistem terumbu karang di laut sangat penting. Karena terumbu

karang merupakan tempat hidup dan tempat mencari makan dari berbagai

jenis ikan yang ada di laut. Terumbu karang juga menjaga kelestarian dari

luat, bila terumbu karang rusak maka ekosistemnya akan rusak.

Pemulihan terumbu karang yang rusak sangatlah lama memerlukan waktu

ratusan taun untuk menumbuhkan terumbu karang agar dapat menjadi

tempat yang baik untuk hidup ikan.

Kelakukan buruk yang dilakukan manusia mengancam ekosistem

27
terumbu karang. Banyak yang dilakukan oleh manusia yang merusak

terumbu karang, mereka tidak sadar bahwa apabila terumbu karang rusak

maka laut sebagi sumber mata pencarian mereka juga akan ikut rusak.

beberapa faktor yang menyebabkan rusak nya terumbu karanga adalah,

sedimentasi, penangkapan ikan menggunakan bahan peledak dan

sianida,pengumpulan dan pengerukan,pemanasan global, pencemaran

perairan laut dan tata kelola tempat eisata bahari yang tida lestari

Beberapa upaya yang dilakukan dalam usaha pemulihan terumbu karang

diantaranya adalah Zonasi, rehabilitasi, peningkatan ikan karang dan

mengurangi alga hidup yang bebas.(Agus Masdika, 2020)

B. Saran

a. Perlu di tingkatkan kesadaran masyarakat, khususnya yang berada di

daerah pesisir pantai

b. Tidak membuang sampah sembarangan

c. Pemerintah arus lebih tegas dalam menegakkan hukum

28
DAFTAR PUSTAKA

Agus Masdika. (2020). “ BUDIDAYA SIPUT GONGGONG SEBAGAI

ANTISIPASI KEPUNAHAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI

KEPULAUAN RIAU ” “ KONDISI TERUMBU KARANG DI BATAM

AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH KAPAL MINYAK ” DISUSUN

OLEH : NAMA : AGUS MASDIKA NIM TEKNOLOGI KEMARITIMAN

DOSEN PEMBIMBING : JUMS. 1–30.

Pratama, A. C., Maghfiron, A., Krisna, A., & Dwi, B. (2021).

Makalah_Terumbu_Karang.

29
30

Anda mungkin juga menyukai