Anda di halaman 1dari 8

Mata Kuliah : Bioteknologi Lingkungan

Dosen : Khiki Purnawati Kasim, S.ST., M.Kes

LAPORAN PRAKTIKUM KOMPOS

DISUSUN OLEH :

IMAM SAIDINA AHMAD

PO713221191020

D.III Tingkat II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

PROGRAM STUDI D.III JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2020 / 2021
A. Dasar Teori
Sampah merupakan sisa-sisa aktivitas makhluk hidup yang indentik dengan
bahan buangan yang tidak memiliki nilai, kotor, kumuh, dan bau. Sampah organik
seperti dedaunan yang berasal dari taman, jerami, rerumputan, dan sisasisa sayur,
buah, yang berasal dari aktivitas rumah tangga (sampah domestik) memang sering
menimbulkan berbagai masalah. Baik itu masalah keindahan dan kenyamanan
maupun masalah kesehatan manusia, baik dalam lingkup individu, keluarga, maupun
masyarakat. Masalah-masalah seperti timbulnya bau tak sedap maupun berbagai
penyakit tentu membawa kerugian bagi manusia maupun lingkungan disekitarnya,
baik meteri maupun psikis. Melihat fakta tersebut, tentu perlu adanya suatu tindakan
guna meminimalkan dampak negatif yang timbul dan berupaya meningkatkan
semaksimalmungkin dampak positifnya.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meminimalkan dampak negatif
yang ditimbulkan sampah organik domestik adalah mengolah sampah tersebut dengan
teknik komposter tanpa penambahan aktivator pengomposan, disamping terdapat
berbagai teknik pengolahan lain (dengan penambahan aktivator pengomposan)
menghasilkan produk yang bernilai lebih, baik dari segi nilai ekonomi yaitu memiliki
suplemen bagi tanaman. Meskipun dalam metode ini tidak ditambahkan aktivator
pengomposan,namun ke dalamnya ditambahkan organik agen (serbuk gergaji dan
kotoran hewan) yang berfungsi memacu pertumnuhan mikroba dan manambah unsur
hara dalam kompos.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah agar mampu mengaplikasikan
sampah menjadi bahan yang bisa dimanfaatkan yaitu proses pengomposan sebagai
pupuk tanaman.

C. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Rabu, 31 Maret 2021
Waktu : 14.00 WITA – selesai
Tempat : Workshop Kampus Poltekkes Jurusan Kesehtan Lingkungan

D. Metode Pembuatan Mol Nasi


1. Alat dan Bahan :
Alat :
 Wadah/Ember
Bahan :
 Nasi basi 1 mangkok
 Gula pasir 5 sendok makan
 Air cucian beras 1 liter

2. Cara Membuat :
 Letakkan nasi basi pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung
dan tutup menggunakan kain/tisu.
 Diamkan selama -/+ 2 hari hingga ditumbuhi jamur berwarna oranye.
 Masukkan 1 liter air cucian beras kedalam wadah atau ember.
 Masukkan 5 sdm gula pasir, aduk hingga larut sempurna.
 Masukkan nasi basi yang telah ditumbuhi jamur tersebut, aduk hingga
tercampur rata.
 Diamkan 7-10 hari hingga berbau seperti bau tape.
3. Cara Menggunakan :
 Sebagai dekomposer ; campurkan MOL dengan air dengan perbandingan 1:5 (
1 bagian MOL : 5 bagian air). Siramkan pada bahan organik yang akan dibuat
kompos,
 Sebagai pupuk daun ; campurkan MOL dengan air dengan perbandingan 200
ml MOL untuk 14 liter air, kemudian semprotkan pada tanaman,
 Sebagai pupuk kocor ; campurkan 300 ml MOL dengan 10 liter air, kemudian
kocorkan pada tanaman dengan dosis 250 ml/tanaman. Hati-hati jangan
sampai mengenai batang tanaman.

E. Metode Pembuatan Kompos


1. Alat dan Bahan
Alat :
 Komposter (ember plastik dgn penutup)
 Wadah pencampuran (karung)
 Timbangan
 Sekop
 Gunting

Bahan :
 MOL: Nasi Basi
 Limbah buah
 Daun Kering
 Kotoran sapi

F. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan untuk membuat kompos.
2. Sampah organik yang telah dipilih yaitu daun kering dan limbah buah dipotong
atau dicacah kecil-kecil.
3. Timbang semua bahan sesuai dengan perbandingan yang telah dihitung yaitu
perbandingan 4 : 2 : 1.
4. Takar semua bahan dengan menggunakan wadah yang telah disiapkan dengan
perbandingan 4 : 2 : 1 (4 limbah buah : 2 daun kering : 1 kotoran sapi).
5. Campur semua bahan pada wadah pemcampuran, saat dilakukan pencampuran
tambahkan MOL nasi basi yang telah dicampur dengan air dengan perbandungan
1:5 (1 bagian MOL nasi basi dan 5 bagian air).
6. Setelah tercampur rata masukkan ke dalam komposter yaitu ember dan ditutup
lalu disimpan ditempat yang tehindar dari matahari langsung.
7. Cek secara berkala kompos.

G. Hasil Praktikum
Kompos dibuat dari limbah buah, daun kering dan kotoran sapi dengan
perbandingan 4 : 2 : 1. Maka rasio C/N nya adalah sebagai berikut:

Diketahui :
 Jumlah C % dan N % limbah buah = 8 dan 0,2
 Jumlah C % dan N % daun kering = 24 dan 0,4
 Jumlah C % dan N % kotoran sapi = 20 dan 1,7
Ditanya : Rasio C/N = …?
Penyelesaian:
C ( 4 x 8 )+ ( 2 x 24 ) +(1 x 20)
=
N ( 4 x 0,2 ) + ( 2 x 0,4 ) +(1 x 1,7)

( 32 )+ ( 48 ) +( 20)
¿
( 0,8 ) + ( 0,8 ) +( 1,7)

100
¿
3,3

= 30,3

Jadi, Rasio C/N adalah 30,3. Dimana dapat dikatakan memenuhi syarat C/N ideal
untuk proses 25 - 35, dan paling baik ialah 30.

Hari, Variabel Yang Diamati


tanggal Ph Suhu Kelembaban Warna Bau
Jumat, 02 Masih berwarna
 -  - -  Berbau kotoran sapi
April 2021 daun
Rabu, 07 Berbau kotoran sapi sudah
8 30 2 Berwarna coklat
April 2021 tidak menyengat
Rabu, 14 Berwarna coklat
8 33 1 Berbau daun kering
April 2021 agak kehitaman
Rabu, 28 Berwarna coklat
8 30 1 Berbau daun kering
April 2021 agak kehitaman
Selasa, 04 Berwarna coklat
8 30 1 Mulai berbau tanah
Mei 2021 kehitaman
Kamis, 10 Berwarna coklat
8 30 1,5 Berbau tanah
juni 2021 kehitaman

H. Analisa Hasil
Proses pembuatan kompos yang dilakukan diworkshop kesehatan lingkungan
tersebut berlangsung selama 5 minggu. Proses tersebut sangat membutuhkan
peran mikroba. Dimana mikroba itulah yang memakan sampah dan hasil
pencernaannya adalah kompos, semakin banyak mikroba maka semakin baik
proses kompos.
Pada wadah yang digunakan harus diberi lubang udara karena proses kompos
tersebut bersifat anerob (tidak membutuhkan udara). Aliran udara yang kurang
baik dapat menyebabkan mikroba jenis lain (yang tidak baik untuk komposting)
yang lebih banyak hidup, sehingga timbul bau menyengat dan pembentukan
kompos tidak terjadi. Selama proses berlangsung simpanlah wadah komposter
pada tempat yang tidak terlalu lembab karena apabila lembab maka udara akan
terhambat masuk kedalam materi organik sehingga mati karena kekurangan udara.
Maka simpanlah ditempat yang cukup kering, namun juga jangan terlalu kering
karena mikroba membutuhkan air sebagai media hidupnya. Maka siram atau
percikkan air jika terlalu kering. Hal tersebut untuk menjaga kelembaban
kompos. Karena komposting hanya berlangsung optimal dalam kelembaban antara
50-70%, dan kisaran suhu yang ideal untuk kompos adalah 45-70 °C.
I. Kesimpulan
Pembuatab kompos ini kamu laksanakan selama lima minggu dimana proses
pembalikan. Bahan kompos ini yaitu Bio post EM-4 sebagai mikroorganisme.
Perubahan yang dapat dilihat adalah warna kompos selama lima minggu dapat dilihat
ada perubahan, dan bau yang dihasilkan lama kelamaan semakin tidak enak selama
lima mimggu.

J. Lampiran
Pengecekan pada tanggal 2 April 2021

Pengecekan pada tanggal 7 April 2021

Pengecekan pada tanggal 14 April 2021


Pengecekan pad tanggal 28 April 2021

Pengecekan pada tanggal 4 Mei 2020

Pengecekan pada tanggal 10 juni 2021

Anda mungkin juga menyukai