Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN KOMPOS DARI SAMPAH ORGANIK

Saat ini sampah hanya dibuang atau ditimbun saja sehingga bukan hanya menjadi polusi yang mencemari lingkungan, selain mengurangi daya dukung tanah yang menjadi lahan penanaman yang menjadi tempat pembuangan sampah tersebut, tapi juga mengganggu kebersihan. Selain penanganan secara penimbunan, terkadang juga dilakukan proses pembakaran untuk mengurangi volume sampah tersebut jika dirasa telah mulai mengganggu. Pengolahan pupuk kompos dapat dilakukan dengan hanya menimbun sampah organik tersebut dalam tanah untuk ditunggu selama kurang lebih tiga bulan dan kemudian menjadi kompos, atau dapat dilakukan dengan bantuan mikroorganisme khusus yang dapat mengubah sampah organik tersebut menjadi pupuk kompos dalam hitungan hari. Terdapat beberapa macam mikroorganisme yang dapat digunakan untuk membantu dan mempercepat pengomposan sampah organik agar menjadi pupuk kompos. Mikroorganisme tersebut antara lain Streptomyces sp., Acetybacter sp., Actynomycetes sp. Dalam pengabdian yang akan dilakukan ini, audiens akan diajarkan untuk menggunakan bahan aktivator untuk mempercepat pembuatan kompos antara lain produk Dectro, OrgaDec, serta EM-4 yang diproduksi sendiri . Pupuk kompos yang dihasilkan dari mikroorganisme tersebut dapat digunakan kembali untuk memupuk tanaman untuk meningkatkan kualitas hasil perkebunan. Penggunaan bantuan mikroorganisme dalam pengolahan sampah organik akan meningkatkan mutu kompos yang dihasilkan, mengurangi rasio volume sampah yang dihasikan, mengurangi ketergantungan petani akan pupuk buatan, meningkatkan efisiensi perkebunan yang dilakukan, dan secara tidak langsung akan meningkatkan penghasilan petani.

Bahan dan Alat Bahan : Sampah organic 2 kg EM4 (disediakan lab.) konsentrasi 20 % Dedak kg Gula 1 ons Air secukupnya Plastik pembungkus Alat : Ember plastik yang bertutup Pisau Termometer Metode : 1. Cacah sampah hingga berukuran 2 cm 2. Masukkan sampah kedalam ember plastic 3. Tambahkan dedak, gula dan air sedikit demi sedikit, sambil diaduk 4. Air berfungsi untuk merekatkan bahan, diberikan jangan terlalu banyak 5. Tambahkan EM4 sambil diaduk hingga rata 6. Tutup ember dan bungkus dengan plastik 7. Setiap 2 hari lakukan pengadukan (pembalikan) terhadap kompos, lakukan pengukuran suhu. 8. Inkubasikan selama 1-2 minggu 9. Lakukan pengamatan Hasil dan Pembahasan : Hari pertama warnanya agak coklat dan setelah satu minggu sudah coklat dan menjelang dua minggu warnya kehitam-hitaman.

Bahan baku kompos harus memenuhi unsur-unsur hidrogen dan karbon (molase,
limbah proses pengolahan gula kelapa, sisa-sisa makanan berupa nasi, jagung atau ubi), daundaunan kering, unsur N (Nitrogen) dari kotoran dan kencing hewan seperti ayam dan sapi serta mikroorganisme pengurai yang didapatkan dari efective microorganism. Bahan baku dan proses pembuatan kompos yang digunakan adalah mikroorganisme alami (tanpa menambahan efective microorganism). Kompos yang dibuat dengan mikroorganisme alami memakan waktu yang cukup lama (3 sampai 4 minggu). Hal ini disebabkan oleh mikroorganisme yang tumbuh pada bahan baku kompos adalah mikroorganisme liar yang tidak selektif untuk proses pengkomposan. Dianjurkan menggunakan mikroorganisme yang selektif untuk kompos yang disebut efective microorganism dan mudah dibeli di toko-toko pertanian. Disamping itu perbandingan bahanbahan yang merupakan sumber dari Karbon dan Nitrogen seringkali tidak terukur dengan tepat sehingga ketidakseimbangan unsur-unsur tersebut dapat mempengaruhi waktu pengkomposan dan kualitas kompos.

Jawaban Pertanyaan 1. Ada, semakin hari semakin meningkat suhunya. 30,40,50,60 dan setelah seminggu suhunya normal 40 suhunya. 2. Hari pertama agak coklat Hari kedua makin coklat Setelah 1 minggu coklat abu abu Pada minggu 2 warna kehitam hitaman karena semua sudah menjadi pupuk.

Kesimpulan 1. Pupuk kompos kualitasnya lebih baik digunakan dibanding pupuk buatan 2. Dari sampah organik dapat dibentuk Pupuk kompos 3. Pupuk kompos memiliki nilai ekonomis dibanding dengan pupuk buatan.

Jawaban ujian Matakuliah Mikrobiologi terapan semester III tgl.21 Desember 2009 Kelas B. Dari : MONIKA 1. Mekanisme terbentuknya bintil akar pada akar tanaman legume yaitu karena adanya asosiasi mikrobia dengan tanaman itu sendiri dalam menyediakan nitrogen yang dilakukan secara simbiotik. 2. Peranan mikroza arbuskular pada tanaman adalah dengan cara bersimbiotik dengan tanaman legume (kacang kacangan) atau non legume dalam proses pembentukan bintil akar dengan fiksasi nitrogen.. 3. Teknik daur ulang yang lebih baik adalah dengan proses pencampuran, yaitu mencampurkan semua jenis plastik dalam extruder yang melelehkannya pada suhu tertentu kemudian dimasukkan dalam cetakan yang sesuai dengan produk yang diinginkan. 4. Harapan saya untuk masa depan peranan mikrobiologi terapan mengenai sampah organic dan sampah non organic, sampah organic supaya dibuat bentuk pengomposan dan diseminarkan kepada masyarakat bahwa sampah organic sangat berguna menjadi pupuk kompos dan mengurangi pencemaran karena pembuatn pupuk buatan. Dan non organic supaya dibuat juga pabrik pabrik yang bias membuat berdaur ulang sampah sampah sesuai dengan pabrik tersebut, plastic diolah dengan pabrik yang hanya mengolah plastic terpisah dengan bahan bahan lain.

Anda mungkin juga menyukai