Anda di halaman 1dari 13

I.

1.1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Iklim merupakan salah satu factor penentu dalam perkembangan tanaman.

Perbedaan iklim menyebabkan perbedaan karakteristik tanaman yang tumbuh


disekitarnya. Karakteristik yang berbeda ini dapat mengakibatkan perbedaan pada
kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini dapat mengakibatkan
tanaman sulit beradaptasi apabila ditanam di wilayah dengan iklim yang berbeda.
Misalnya tanaman subtropis akan sulit tumbuh di wilayah tropis. Contohnya
adalah Kurma (Phoenix dactylifera L.).
Kurma termasuk dalam keluarga palma (Arecaceae) dalam genus phoenix,
tanaman kurma biasa tumbuh di daerah subtropics, yaitu timur tengah. Tanaman
ini memiliki banyak manfaat sehingga banyak dilakukannya budidaya tanaman
kurma. Di Indonesia, terdapat kurma yang telah berhasil tumbuh dan berbuah.
Letak astronomis Indonesia berada diantara 6oLU 11o LS dan antara 95o BT141o BT. Karena posisi Indonesia yang bertepatan di garis lintang khatulistiwa
yang menyebabkan Indonesia beriklim tropis yang hanya memiliki dua pergantian
musim dalam setahunnya yaitu musim kemarau dan musim hujan. Keberhasilan
dari tumbuhnya kurma dapat menandakan bahwa tanaman subtropics dapat
tumbuh di daerah tropis. Sehingga pada praktikum kali ini, digunakanlah tanaman
kurma sebagai tanaman yang akan di amati perkembangannya.
Selain itu, dilakukan pengamatan untuk tanaman tropis, Tanaman-tanaman
tropis seperti kelengkeng dan asam jawa merupakan tanaman yang relatif mudah
untuk dibudidayakan. Kedua tanaman ini memiliki banyak manfaat baik untuk
manusia maupun ekosistem sekitarnya. Hasil estimasi ilmiah menunjukkan
bahwa dalam satu jam, satu lembar daun pohon dapat memproduksi oksigen
sebanyak 5 ml. Bila rata-rata jumlah daun per pohon 200 lembar, satu pohon akan
menyumbang oksigen sebanyak 1.000 liter per jam. Angka ini setara dengan
jumlah kebutuhan oksigen untuk pernapasan sebanyak 18 orang (kebutuhan
oksigen untuk satu orang bernafas adalah 53 liter per jam). Disamping itu, satu
batang pohon diprediksi dapat menyerap 7.500 gram karbon (Andina 2012).
Apabila budidaya ketiga jenis tanaman ini dapat berhasil, maka akan sangat
bermanfaat terutama bagi lingkungan sekitar serta dapat menunjukkan bahwa
setiap tanaman memiliki adaptasi yang berbeda. Sehingga walaupun tanaman

yang biasa hidup di daerah subtropis, mereda dapat hidup pula di daerah tropis
walaupun msih cukup sulit.
1.2

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses penanaman tanaman

tropis (kelengkeng dan asam jawa) dan tanaman subtropis (kurma) serta
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kedua tanaman
tersebut.
II. METODOLOGI
2.1

Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah botol air mineral 600 ml,

paku, gunting atau cutter, penggaris, batu, sekop, cangkul, dan corrector pen.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum adalah biji tanaman kelengkeng
(Dimocarpus logan L.), asam jawa (Tamarindus indica L.), dan kurma (Phoenix
dactylifera L.), tanah bercampur kotoran sapi sebagai media, genting, air, dan
pupuk kompos cair.
2.2

Cara kerja
Alat dan bahan disiapkan. Pertama-tama botol air mineral dilubangi bagian

bawahnya dengan menggunakan gunting. Kemudian genting dipecahkan dengan


menggunakan batu dan dimasukkan ke dalam botol dengan posisi tutup botol
dibagian bawah. Kemudian dimasukkan tanah hingga botol hamper penuh. Bagian
bawah botol dilubangi sekelilingnya dengan paku kurang lebih tiga baris lubang.
Selanjutnya biji yang telah disiapkan dimasukkan kedalam masing-masing
botol. Biji kurma ditanam dengan posisi biji yang runcing mengarah kebagian
bawah (dilakukan dua kali ulangan). Biji kelengkeng ditanam dengan posisi
bagian putih mengarah kebawah. Selanjutnya biji asam manis ditanam.
Selanjutnya dilakukan penyiraman setiap harinya. Asam manis dan kelengkeng
dilakukan penyiraman biasa sebanyak dua kali sehari. Namun, kurma yang
termasuk tanaman sub tropis tidak disiram terlalu sering dan dilakukan
penyiraman melalui bagian bawah botol yang telah dilubangi. Perkembangan
tanaman diamati setiap minggunya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1

Hasil
Tabel 1. Pertumbuhan tanaman tropis dan subtropics setiap minggunya
Tanaman

Kurma (Phoenix

Pekan ke1

10

5.3

8.2

12

18.4

24

28

cm

cm

cm

cm

cm

cm

cm

4.6

7.8

12.3 16.5

cm

cm

cm

cm

cm

dactylifera L.)
(U1)
Kurma (Phoenix

dactylifera L.)
(U2)
Asam manis

(Tamarindus

0.5

1.5

3.6

7.6

11.7

14.7 17.4

19

cm

cm

cm

cm

cm

cm

cm

cm

3.4

9.3

12.5

cm

cm

cm

cm

0.7

1.8

3.4

4.5

cm

cm

cm

cm

indica) (U1)
Asam manis

(Tamarindus
indica) (U2)
Kelengkeng
(Dimocarpus
longan)

Grafik 1. Pertumbuhan Tanaman Kurma, asam manis, dan kelengkeng setiap minggunya

3.2

Pembahasan
Indonesia termasuk dalam wilayah tropik basah, dengan keadaan iklim

yang beragam pada setiap wilayahnya. Curah hujan di Indonesia sekitar 500 mm
5000 mm per tahun. Kerana terletak diantara 6o LU 11o LS yang berpengaruh
terhadap intensitas cahaya matahari. Indonesia merupakan negara yang cahaya
matahari tepat berada pada diatas kepala karena Intensitas penyinaran matahari di
Indonesia termasuk pendek sekitar 12 jam/hari. Dengan suhu rata-rata 18 oC
38oC (Rukmana 1998). Oleh sebab itu, tanaman yang biasa hidup di Indonesia
adalah tanaman tropis yang memerlukan curah hujan yang tinggi
Kelengkeng pertama kali ditemukan di

Cina, daerah Guangdong,

Guangxi, Sze-chuan, dan Fujien. Tanaman ini kemudian menyebar ke Vietnam,


Kamboja, Laos, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Tanaman lengkeng masuk ke
Indonesia pada abad ke-18 atau sekitar tahun 1700. Kelengkeng tumbuh di daerah
dengan intensitas hujan yang cukup tinggi.
Kelengkeng termasuk ke dalam ordo Sapindales, famili Sapindaceae, dan
genus Dimocarpus. Tanaman ini masih satu keluarga dengan leci dan rambutan.
Kelengkeng umunya bisa mencapai ketinggian hingga 10 meter. Batangnya

bercabang banayak dan tumbuh mendatar. Habitusnya rimbun berbentuk kanopi.


Daunnya berwarna hijau, berbentuk oval dengan ujung runcing. Kelengkeng
dataran rendah diintroduksi di Indonesia. Namun hingga saat ini, belum banyak
yang mengebunkannya secara komersial. Kebanyakan hanya menanamnya di
pekarangan saja.
Tanaman

kelengkeng

dapat

tumbuh

dengan

baik

apabila

telah

memperhatikan factor-faktor berikut, antara lain:


1.

Iklim dan tanah


Faktor iklim yang berpengaruh penting terhadap pertumbuhan lengkeng
antara lain suhu, curah hujan, dan kelembapan. Sedangkan tanah yang cocok
untul kelengkeng adalah yang mengandung banyak bahan organik, gembur,
dan memiliki top soil yang dalam. Hal itu penting untuk menyediakan unsur
hara yang dibutuhkan tanaman sehingga memiliki pertumbuhan yang baik,
bercabang banyak, dan tajuknya rimbun.
Lengkeng dapat beradaptasi pada berbagai tekstur tanah kecuali pada
tekstur liat (clay) berat dan pasir. Tanah-tanah berat yang kandungan partikel
liatnya tinggi memiliki konsistensi sangat teguh, dan drainasenya sampai
sangat menghambat dapat menyebabkan gangguan perakaran, yaitu
perkembangan akar terhambat atau serangan penyakit busuk akar.
Tanah-tanah pasir yang konsistensinya sangat lepas, dan drainasenya
cepat menyebabkan tanaman mengalami gangguan pertumbuhan dan
pembungaan berkaitan dengan kekurangan air serta kesuburan kimia tanah
yang rendah. Tanah yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tanah
yang dicampur dengan kotoran sapi. Hal ini membuat tanah kaya bahan
organic sehingga cocok digunakan sebagai media tumbuh tanaman
kelengkeng ini.

2.

Penanaman
Penanaman kelengkeng yang baik tidak menggunakan biji tanaman. Hal
ini dikarenakan penanaman kelengkeng dengan menggunakan biji akan
membutuhkan waktu yang lama untuk berbuah, kualitas buahnya tidak pasti

dan tidak diketahui, atau justru tidak berbuah. Menanam lengkeng yang baik
dengan menggunakan bibit agar dapat tumbuh dengan baik dan berbuah yang
banyak. Penanaman yang dilakuka dalam prktikum ini dengan menggunakan
biji tanaman. Hal ini yang diperkirakan sebagai penyebab kelengkeng yang
sulit tumbuh.
3. Perawatan
Tanaman lengkeng tidak boleh dibiarkan begitu saja. Perawatan harus
dilakukan agar tanaman lengkeng tumbuh optimal dan memiliki produktivitas
yang tinggi. Perawatan yang perlu dilakukan antara lain:
1. Penyiraman
2. Pemupukan
3. Pemangkasan
4. Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit menjadi faktor pembatas dalam budidaya lengkeng.
Hama yang sering menyerang tanaman lengkeng adalah lalat buah, tupai,
tikus dan penggerek bataang. Penyakit pada tanaman lengkeng umumnya
disebabkan oleh jamur.
Berdasarkan hasil praktikum, tanaman lengkeng tumbuh pada minggu ke
tujuh serta pertumbuhannya tidak terlalu signifikan. Pada minggu ke tujuh
ketinggian lengkeng adalah 0.7 cm. kemudian pada minggu ke delapan tinggi
lengkeng 1.8 cm. selanjutnya pada minggu ke Sembilan tinggi lengkeng
bertambah menjadi 3.4 cm, dan pada minggu ke sepuluh tinggi lengkeng menjadi
4.5 cm.
Pertumbuhan lengkeng yang lambat ini dapat diakibatkan dari beberapa
factor, misalnya penyiraman. Lengkeng memang memerlukan curah hujan yang
cukup tinggi. Namun pada pelaksanannya banyak tanaman lengkeng yang disiram
dengan air yang cukup banyak. Hal ini menyebabkan tanah menjadi berlumut dan
biji lengkeng mudah ditumbuhi bakteri sehingga biji menjadi busuk. Selain itu,
berdasarkan literatur yang telah dibahas, pertumbuhan lengkeng memang cukup

sulit apabila dilakukan penanaman dengan menggunakan bji. Hal ini diperkirakan
juga menjadi salah satu aspek lambatnya pertumbuhan lengkeng.
Penanaman lengkeng dilakukan dua kali pengulangan. Pada pengulangan
kedua, lengkeng baru mulai tumbuh. Hal ini dikarenakan pada saat penanaman
kedua, tanah sebagai media tumbuh diganti. Karena tanah sebelumnya telah
ditumbuhi lumut. Walaupun lengkeng telah tumbuh, namun pertumbuhannya
sangat sulit.
Secara umum fase pertumbuhan tanaman lengkeng dibagi menjadi lima
fase, yaitu (1) panen, (2) pertumbuhan daun, (3) istirahat, (4) induksi
pembungaan, dan (5) pembungaan. Fase-fase tersebut berhubungan dengan
kondisi iklim dan lingkungan setempat yang meliputi (1) suhu,(2) ketersediaan air
dan (3) nutrisi. Kebutuhan air paling besar adalah pada periode induksi
pembungaan hingga akhir periode pertumbuhan daun, sebaliknya pada periode
istirahat pemberian air dan pupuk N perlu dikurangi.
Asam jawa yang bernama ilmiah Tamarindus indica L. adalah sebuah
tanaman daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Batang pohon
asam yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Pohon
asam bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip genap, dan bunganya
berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat dan
tentu saja berasa khas asam. Biasanya didalam buah polong buah juga terdapat
biji berkisar 2-5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman.
Tinggi tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.) bisa mencapai 30 m dan
diameter batang di pangkal hingga 2 m. Tamarindus indicamerupakan tanaman
yang berbatang jelas, dengan batang yang biasanya keras dan kuat yang disebut
dengan batang berkayu (lignosus). Bentuk batang bulat (teres), dengan pohon
yang selalu tegak (fastigiatus) diameter batang di pangkal hingga 2 m.
Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat
mencapai umur hingga 200 tahun. Akar pohon asam jawa yang dalam, juga
membuat pohon ini sangat tahan terhadap badai, sehingga cocok dijadikan sebagai

penahan angin (wind breaker). Pohon asam jawa mulai berbuah pada umur 8--12
tahun hingga berumur 200 tahun.
Berdasarkan hasil praktikum, dari ketiga jenis tanaman yang ditanam, asam
manis merupakan jenis yang paling baik pertumbuhannya. Hal ini terlihat dari
perubahan tinggi tanaman setiap minggunya, yaitu pada asam manis ulangan satu,
asam manis mulai tumbuh pada minggu kedua setelah penanaman dengan tinggi
0.5 cm, kemudian tinggi tanaman hingga minggu kesembilan secara berturut-turut
adalah 1.5 cm, 3.6 cm, 7.6 cm, 11.7 cm, 14.7 cm, 17.4 cm, dan 19 cm. Sedangkan
pada ulangan kedua, minggu pertama setelah penanaman asam manis sudah mulai
tumbuh dengan tinggi 1 cm. kemudian tinggi asam manis bertambah menjadi 3.4
cm, 6 cm, 9.3 cm, dan 12.5 cm.
Data yang ada menunjukkan bahwa asam manis lebih mudah beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya dibandingkan tanaman lainnya. Hal ini terlihat dari
mudahnya tanaman asam manis ini tumbuh walaupun dilakukan perlakuan yang
sama terhadap tanaman lengkeng. Asam manis ini dapat dijadikan peluang usaha
yang baik, selain mudah dibudidayakan, perawatan tanaman ini juga mudah.
Kurma (Phoenix dactylifera L) adalah sejenis tumbuhan palem yang
buahnya dapat dimakan karena rasanya manis. Pohon kurma memiliki tinggi
sekitar 15-25 meter dan daun yang menyirip dengan panjang 3-5 meter (Satuhu
2010). Klasifikasi tanaman kurma sebagai berikut: Kingdom : Plantae;
Subkingdom : Tracheobionta; Superdivisi : Spermatophyta; Subkelas : Arecidae;
Ordo : Arecales; Family : Arecaceae; Genus : Phoenix; dan Spesies : Phoenix
dactylifera L .
Buah kurma memiliki karakteristik bervariasi, antara lain memiliki berat
dua hingga enam puluh gram, panjang tiga sampai tujuh sentimeter, konsistensi
lunak sampai kering, berbiji dan berwarna kuning kecoklatan, coklat gelap dan
kuning kemerahan (Sucipto 2010).
Berdasarkan hasil praktikum, tanaman kurma mulai tumbuh pada minggu ke
empat drngan ketinggian 1 cm. kemudia kurma tumbuh menjadi 5.3 cm, 8.2 cm,
12 cm, 18.4 cm, 24 cm, dan pada minggu terakhir tinggi kurma adalag 28cm.
sedangkan pada ulangan kedua, kurma juga mulai tumbuh pada minggu keempat

setelah penanaman dengan ketinggian tanaman 1 cm. Tanaman kemudian tumbuh


menjadi 4.6 cm, 7.8 cm, 12.3 cm, dan tinggi tanaman pada minggu terakhir adalah
16.5 cm.
Hasil yang didapat cukup baik dan menunjukkan bahwa tanaman sub tropis
dapat ditanam di daerah tropis. Walaupun kurma berasal dari Negara subtropics
dengan curah hujan yang renda, kurma juga membutuhkan air, penyiraman
baiknya dilakukan sesuai kebutuhan dan jangan sampai menggenang. Namun
menurut Mashudi pohon kurma jangan sampai kekurangan air. Menurut dia,
pohon kurma adalah jenis tanaman yang sangat kuat menyerap air dan panas
sekaligus. Pengembangbiakan tanaman kurma juga mudah hanya dengan biji
kurma dapat tumbuh. Buah kurma memiliki karakteristik bervariasi, antara lain
memiliki berat dua hingga enam puluh gram, panjang tiga sampai tujuh
sentimeter, konsistensi lunak sampai kering, berbiji dan berwarna kuning
kecoklatan, coklat gelap dan kuning kemerahan (Sucipto 2010).

IV. PENUTUP
5.1

Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh, tanaman dengan pertumbuhan paling

bagus adalah tanaman asam manis. Selain tanaman ini merupakan tanaman tropis
sehingga penanamannya sesuai dengan lokasi yang seharusnya, tanaman ini juga
memiliki kemampun beradaptasi yang cukup tinggi. Kemudian tanaman kurma
juga cukup baik pertumbuhannya walaupun pawa awalnya tanaman ini sulit
memiliki tunas baru. Tanaman yang paling buruk pertumbuhannya adalah
kelenngkeng. Hal ini bisa dikarenakan factor-faktor seperti jumlah air, suhu, dan
jenis tanah.
5.2

Saran
Sebaiknya penanaman dilakukan dengan berbagai perlakuan misalnya

penmbahan bahan organic yang berbeda sehingga dapat diketahui bahan apa yang
dapat membantu dalam pertumbuhan ketiga tanaman ini.
.

DAFTAR PUSTAKA
Andina E. 2012. Aspek Psikososial Perlindungan Hutan. dalam jurnal Info Singkat
Kesejahteraan Sosial. Vol-IV(11): 10.
Rukmana R. 1998. Stroberi Budi Daya dan Pascapanen. Jakarta (ID): Kanisius
Satuhu

S. 2010. Penanganan dan Pengolahan Buah. Jakarta(ID):

Penebar

Swadaya.
Sucipto. 2010. Efektifitas cara pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil
beberapa varietas sorghum manis. Dalam Jurnal Embryo. Vol.7. Hal. 2

LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto-foto pertumbuhan tanaman kurma, kelengkeng, dan asam
jawa.

1 (Asam manis)

2 (Asam manis)

3 (Asam manis)

4 (Asam manis)

5 (Asam manis)

(Kelengkeng)

1 (Kurma)

2 (Kurma)

3 (Kurma)

4 (Kurma)

5 (Kurma)

6 (Kurma)

Anda mungkin juga menyukai