Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TEKNIK KONSELING & ANALISIS PROBLEM SOLVING

PENDAMPINGAN OPERASI PERUSAHAAN BARU DI SABISA FARM


OLEH UD. SABILA FARM
(Kelompok 1)

Dibimbing oleh:

Disusun Oleh :
Rendy Ismail (20160220190)
Johan Sedyo Laksono (20160220218)
Ananta Nugroho (20160220221)

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
A. Nama Perusahaan
UD. Sabila Farm
B. Visi Misi
Visi
Meningkatkan kuantitas dan kualitas komoditas buah naga dan buah lainnya
dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pertanian
Misi
- memperluas lahan penanaman buah naga dan buah lainnya
- menerapkan teknologi budidaya dan pascapanen buahnaga dan buah
lainnya
- menyelenggarakan pelatihan dan penelitian bagi masyarakat dan
mahasiswa
C. Lokasi
Sabila Farm merupakan perkebunan buah-buahan yang terletak di
Jalan Kaliurang KM 18,5 Dusun Kertodadi Pakem-Sleman Yogyakarta.
Desa Pakembinangun memiliki luas 41,80 Ha, berada di Kecamatan Pakem
Kabupaten Sleman dengan koordinat 7039’25”S dan
110025’21”E.Kecamatan
Pakem dibatasi oleh desa-desa sekitarnya yang meliputi:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Hargobinangun.
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Umbulmartani.
3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Wukisari.
4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Harjobinangun.
Berdasarkan topografinya, Desa Pakembinangun berada pada ketinggian
398-976 m dari permukaan laut dengan curah hujan 200 mm/tahun, serta
suhu rata-rata per tahun 23-30oC. Letak Desa Pakembinangun berada di
lereng Gunung Merapi dan sering terkena dampak erupsi membuat tanah di
desa ini berasal dari batuan vulkanik.
Lahan yang digunakan Sabila Farm untuk menanami buah-buahan
khususnya buah naga tidak sesuai untuk kegiatan usaha tani karena
memiliki curah hujanyang tinggi dan merupakan lahan padas.Dari keadaan
tersebut, Bapak Gunung Soetopo berinovasi dengan menghasilkan
teknologi tepat guna sehingga kebun Sabila Farm yang memiliki lahan
marginal (sub-optimal) dapat menghasilkan hasil panen yang optimal
berkualitas premium. Teknologi yang diterapkan di Sabila Farm adalah
teknologi pencahayaan lampu yang mengkondisikan penyinaran tanaman
lebih dari dua belas jam untuk menstimulus munculnya bunga dan buah di
luar musim. Dengan begitu Sabila
Farm akan tetap berproduksi di luar musim panen Buah Naga walaupun
kuantitasnya tidak sama dengan pada saat masa panen. Usaha tani yang
dilakukan oleh Bapak Gunung Soetopo ini menggunakan sistem pertanian
organik, sehingga buah yang dihasilkan lebih berkualitas. Sabila Farm
memiliki lima areal kebun buah yang tersebar di sekitar Jalan Kaliurang.
Kebun Sabila Farm 1 ini merupakan tempat untuk kegiatan
agrowisata, namun selain di kebun Sabila Farm 1 tersebut terkadang
pengunjung juga dapat mengunjungi kebun Sabila Farm 2 apabila keadaan
kebun Sabila Farm 1 sedang tidak berbuah atau buah habis dipanen. Kebun
Sabila Farm 3,4 dan 5 difokuskan untuk kebun produksi.
Kebun Sabila Farm tidsak hanya menanam buah naga saja
melainkan
menananm buah-buahan lain seperti srikaya, kurma, alpukat, lemon, durian,
papaya dan jambu. Selain memproduksi buah-buahan, Sabila Farm juga
melakukan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah produknya. Untuk
buah, terdapat banyak produk olahan berupa buah potong (Slices Fruits),
Selai
dan Sirup Buah Naga; Dodol Buah Naga, Srikaya, dan Pepaya; Cheesse
Stick Buah Naga, Pudding Buah Naga, Salad Buah Naga, Pecel Kulit Buah
Naga,
bahkan memanfaatkan Bunga Buah Naga yang diolah menjadi Teh Bunga
Buah Naga
D. Sejarah Singkat
Bapak Muhammad Gunung Soetopo bersama istrinya Ibu Elly
Mulyati merupakan pemilik atau owner dari UD.Sabila Farm.Bapak
Gunung Soetopo merupakan lulusan Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.Beliau pernah bekerja sebagai pegawai
negeri serta menjadi penasehat perusahaan benih hortikultura berteknologi
tinggi. Selain itu, Bapak Gunung Soetopo juga pernah menjadi petani
hortikultura di Depok dengan menanam melon, semangka, bungapotong
dan memproduksi media tanam.Pengalaman menjadi penasihat perusahaan
benih hortikultura berteknologi tinggi memberikanya ilmu dalam berusaha
tani, sehingga beliau bertekad kebun Sabila Farm menjadi pelabuhan
terakhir karir beliau.
UD.Sabila Farm merupakan salah satu perusahaan hortikultura,
khususnya buah-buahan yang didirikan pada tahun 2005. Nama “Sabila”
diambil dari nama anak bungsu pemilik perusahaan ini, selain itu kata
“Sabila” memiliki arti yaitu Sarana Belajar Ilmu Allah.Sabila Farm saat ini
sudah memiliki lahan seluas 11 hektardengan menyewa lahan kas Desa
Pakembinangun, Sleman Yogyakarta. Luasan 5 hektar untuk komoditas
buah naga dan sisanya ditanami oleh komoditas papaya, sirsak, srikaya,
jambu kristal, jambu air madu deli, jeruk dekopon, lemon, durian, alpukat,
dan kurma. Jenis buah naga yang ditanam adalah varietas Buah Naga Sabila
Putih dan Buah Naga Sabila Merah yang telah disahkan oleh SK Menteri
Pertanian pada tanggal 26 Mei 2010 dengan No SK
2103/Kpts/SR.120/5/2010 untuk Buah Naga Sabila Putih, sedangkan untuk
Buah Naga Sabila Merah dengan No SK 2103/Kpts/SR.120/5/2010.
Pada awalnya, kebun Sabila Farm hanya berfungsi sebagaikebun
produksi.Namun seiring dengan perkembangan keinginan pengunjung,
fungsi kebun Sabila Farm bertambah menjadi kebun rekreasi.Oleh karena
itu, pihak perusahaan melakukan pembenahan dalam penataan kebun dan
penambahan fasilitas atau sarana wisata seperti aula joglo, gazebo dan
penginapan.Beberapa tahun terakhir Sabila Farm juga menjadi tempat
edukasi.Banyak pelajar dan mahasiswa yang melakukan PKL, magang
maupun penelitian di kebun Sabila Farm.Mereka berasal dari berbagai
perguruan tinggi di seluruh Indonesia, bahkan beberapa diantaranya berasal
dari luar negeri.
Hingga saat ini Sabila Farm telah berkembang menjadi kebun
hortikultura berbasis Agrowisata, yang didalamnya mencakup kegiatan
konservasi, produksi, rekreasi dan edukasi.Sabila Farm juga telah
menginspirasi pelajar dan mahasiswa yang melakukan PKL, magang
maupun penelitian untuk menjadi seorang agropreneur.
Agrowisata Sabila Farm telah ramai dikunjungi oleh wisatawan dari
dalam kota mauupun luar kota. Jumlah kunjungan dalam tiap tahun paling
banyak pada saat musim panen yaitu pada bulan November-April.
E. Pengalaman Pelayanan Konsultasi
UD. Sabila Farm adalah perusahaan holtikultura yang menerima jasa
konsultasi secara umum kepada pihak manapun seperti mahasiswa, petani,
pelaku agribisnis, bahkan perusahaan yang baru akan dibuka. Gunung
Sutopo selaku pemilik Sabila Farm juga merangkap sebagai konsultan
perusahaan tersebut telah banyak menangani layanan konsultasi tentang
pertanian dari berbagai pihak di Indonesia. Sabinuka dan Sabisa adalah dua
perusahaan yang yang sejak awal berdirinya dibawah bimbingan dari
Gunung Sutopo selaku pemilik Sabila Farm, kini kedua perusahaan tersebut
sudah bisa berdiri secara mandiri karena bimbingan dan pendampingan dari
Gunung Sutopo mulai dari SOP, penyiapan lahan, hingga proses pasca
panen holtikultura.

DESKRIPSI SINGKAT PERUSAHAAN KLIEN


1. Sabisa IPB Bogor
Awal mula sabisa farm ini dibentuk melihat keprihatinan generasi
muda yang enggan untuk berkecimpung di dunia pertanian membuat Bapak
Gunung Sutopo dan teman-temannya yang merupakan alumni Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat suatu gagasan untuk
membentuk suatu komunitas yang dinamai Sabisa (sarana belajar petani
sarjana) Farm. Sabisa Farm merupakan salah satu unit teaching farm IPB
yang didirikan melalui kerjasama antara alumni Faperta IPB, CDA (Career
Development and Alumni Affairs) IPB, Faperta (Fakultas Pertanian) IPB,
dan IKA Faperta (Ikatan Alumni Fakultas Pertanian). Sabisa diresmikan
pada tahun 2014 silam di Bogor, Jawa Barat untuk menyangkal stereotip
masyarakat yang selama ini mengira bahwa berkecimpung di dunia
pertanian itu tidak menjanjikan apalagi untuk anak muda. Disini Sabisa
Farm berusaha untuk mencetak calon sarjana sebagai pengusaha muda
dibidang pertanian, sehingga mampu mengembangkan potensi diri melalui
kegiatan manajemen agribisnis dari hulu hingga hilir secara mandiri.

Awal didirikannya Sabisa Farm, Pak Gunung mengusulkan ide


tersebut ke dekanat fakultas IPB dan disetujui, pada akhirnya Sabisa Farm
mendapat dukungan modal dari pihak Ikatan Alumni Fakultas Pertanian dan
Rektorat IPB. Modal tersebut sangat membantu perkembangan Sabisa Farm
diawal mendirikan komunitas tersebut.

TOPIK PERMASALAHAN YANG AKAN DIPECAHKAN

Permasalahan yang akan dipecahkan merupakan konseling,


pelatihan dan pendampingan operasional perusahaan holtikultura yang akan
berdiri.
PRINSIP-PRINSIP DAN ETIKA YANG DIPEGANG KONSULTAN
Prinsip prinsip yang dipegang oleh pak gun selaku pemilik sabila
farm yaitu menghargai klien, mudah mengajak bicara klien, Fokus pada
masalah yang dihadapi klien, membantu menemukan solusi, jujur, dan
menjaga rahasia.Menghargai klien karena klien adalah mitra kerjanya
konsultan, tanpa klien konsultan bukan lah apa-apa. Mudah mengajak bicara
klien, konsultan harus bisa mengajak bicara klien nya karna hal ini akan
membangun hubungan antara klien dan konsultan

Fokus pada masalah klien, konsultan harus fokus pada masalah yang
klien nya hadapi, agar bisa konsultan bisa mencari solusi dan meyelesaikan
masalah klien. Menemukan solusi, Seorang konsultan harus berpikir dan
merasakan menurut kacamata klien. Dalam menyarankan solusi, perlu
dipertimbangkan juga terkait dengan biaya yang diperlukan, waktu, peluang
berhasil/gagal, manfaat yg didapatkan jika berhasil/gagal (alternatif solusi)
serta siapa saja yg dilibatkan dan perencanaan implementasi pemecahan
masalah.

Seorang konsultan haruslah jujur agar klien tidak merasa di bohongi


dan tidak dirugikan nantinya.Seorang konsultan harus menjaga rahasia klien
nya agar klienya merasa nyaman ketika berbicara sesuatu yang dianggap
penting dan bersipat rahasia.

TAHAPAN KEGIATAN KONSELING DAN PEMBAHASAN


Sebagai Ketua Asosiasi Petani Buah Naga Indonesia Bapak Gunung
Sutopo berarti juga bekerja sebagai konsultan perkebunan buah naga. Salah
satu mitra klien yang pernah diberikan konsultasi oleh Bapak Gunung
Sutopo adalah 2 perusahaan diatas tadi, yaitu Sabinuka Nusakambangan dan
Sabisa Farm Bogor.
Berikut cara membangun komunikasi yang efektif dan relationship
yang dilakukan oleh Bapak Gunung Sutopo :

a. Menjadi pendengar yang baik


Setiap orang pasti ingin didengar, oleh karena itu dalam membangun
suatu hubungan dengan orang lain anda harus menjadi pendengar yang
baik terlebih dahulu. Hal tersebut akan membuat lawan bicara nyaman.
Selain itu dengan mendengar anda akan mendapatkan banyak informasi
juga. Saat mendengarkan anda juga dapat menunjukan ekspresi yang
baik dengan sesekali tersenyum atau mengangguk.

b. Jangan memotong pembicaraan

Saat seseorang sedang bicara, jangan memotong pembicaraannya.


Tunggu sampai dia selesai barulah anda memberikan sanggahan atau
tanggapan. Memotong pembicaraan dapat merubah suasana.

c. Memberikan perhatian penuh

Kontak mata dengan lawan bicara dapat menunjukan kalau anda


memberikan perhatian penuh terhadap pembicaraan kalian. Usahakan
untuk tidak memainkan gadget saat berkomunikasi sebagai wujud
menghargainya.

d. Memberikan respon

Memberikan respon juga merupakan hal yang penting dalam


komunikasi interpersonal. Hal tersebut menunjukan kalau anda
memperhatikan pembicaraan. Respon yang anda berikan juga akan
melanjutkan jalannya komunikasi, terjadi timbal balik dua arah antara
anda dan lawan bicara. Seseorang juga akan merasa dimengerti saat
anda menunjukan simpati kepadanya. Anda mungkin dapat memberikan
saran atau motivasi.

e. Mulai terbuka

Tidak hanya lawan bicaramu yang bercerita, anda juga dapat mulai
menunjukan diri anda. Biasanya saat anda mulai menceritakan tentang
diri atau pengalaman anda, anda sudah mulai menunjukan keterbukaan
kepada orang lain. Lawan bicara anda akan merasa dipercaya dan dapat
mempercayai anda juga sebagai teman bicara yang baik. Selanjutkan
akan lebih mudah dalam melakukan komunikasi dengan orang tersebut
sehingga hubungan yang lebih dekat akan terbangun.

1. Tahap Awal Konseling

Tahap awal ini terjadi sejak klien bertemu konselor hingga


berjalan proses konseling dan menemukan definisi masalah klien. Tahap
awal ini Cavanagh (1982) menyebutkan dengan istilah introduction and
environmental support. Adapun yang dilakukan oleh konselor dalam proses
konseling tahap awal ini adalah sebagai berikut:

a. Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien yang mengalami


masalah. Pada tahap ini konselor berusaha untuk membangun hubungan
dengan cara melibatkan klien dan berdiskusi dengan klien. Hubungan
tersebut dinamakan a working relationship, yaitu hubungan
yang berfungsi, bermakna, dan berguna. Kunci keberhasilan tahap ini
diantaranya ditentukan oleh keterbukaan konselor dan klien untuk
mengungkapkan isi hati, perasaan dan harapan sehubungan dengan masalah
ini akan sangat bergantung terhadap kepercayaan klien terhadap konselor.
Pada tahap ini konselor hendaknya mampu melibatkan klien secara terus
menerus dalam proses konseling.
b. Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah
terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus
dapat membantu memperjelas masalah klien, karena sering kali klien tidak
mudah menjelaskan masalahnya hanya saja mengetahui gejala-gejala
masalah yang dialaminya.
c. Membuat penjajakan alternatif bantuan untuk mengatasi masalah. Konselor
berusaha menjajaki atau menaksir kemungkinan masalah dan merancang
bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua
potensi klien, dan lingkungannya yang tepat untuk mengatasi masalah klien.
d. Menegosiasikan kontrak. Membangun perjanjian antara konselor dengan
klien, berisi: (1) Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang
diinginkan oleh klien dan konselor tidak berkebaratan; (2) Kontrak tugas,
yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien; dan (3) Kontrak kerjasama
dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung
jawab bersama antara konselor dan konseling dalam seluruh rangkaian
kegiatan konseling.

2. Tahap Pertengahan

Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling


selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja. Pada tahap ini
terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :

a. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah serta keperdulian klien.


Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai pemahaman dan
alternatif pemecahan baru terhadap masalah yang sedang dialaminya.
Konselor mengadakan penilaian kembali dengan melibatkan klien. Jika
klien bersemangat, berarti klien sudah begitu terlibat dan terbuka
dalam proses konseling.
b. Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara. Hal ini bisa
terjadi jika:

 Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara


konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan
diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
 Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling
yang bervariasi dan memelihara keramahan, empati, kejujuran, serta
keihlasan dalam memberikan bantuan konseling.

c. Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah


dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun
klien. Karena kontrak dinegosiasikan agar betul-betul memperlancar proses
konseling.

3. Tahap Akhir Konseling

Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:

a. Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses


konseling.
b. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan
kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya.
c. Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
d. Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
e. Melakukan pelatihan dan pendampingan lahan

Adapun tujuan-tujuan pada tahap akhir ini diantaranya :

a. Memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang memadai Klien dapat


melakukan keputusan tersebut karena dia sejak awal sudah menciptakan
berbagai alternative dan mendiskusikannya dengan konselor, lalu dia
putuskan alternative mana yang terbaik. Pertimbangan keputusan tersebut
tentunya berdasarkan kondisi objektif yang ada pada diri dan diluar diri.
b. Terjadinya transfer of learning pada diri klien Klien belajar dari proses
konseling mengenai perilakunya dan hal-hal yang membuatnya terbuka
untuk mengubah perilakunya diluar proses konseling. Artinya klien
mengambil makna dari hubungan konseling untuk kebutuhan akan suatu
perubahan.
c. Melaksanakan perubahan perilaku Pada akhir konseling klien sadar akan
perubahan sikap dan perilakunya. Sebab ia datang minta bantuan adalah atas
kesadaran akan perlunya perubahan pada dirinya.
d. Mengakhiri hubungan konseling Mengakhiri konseling harus atas
persetujuan klien. Sebelum ditutup ada beberapa tugas klien yaitu :
membuat kesimpulan-kesimpulan mengenai hasil proses konseling,
mengevaluasi jalannya proses konseling, membuat perjanjian untuk
pertemuan berikutnya.

Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu ;

a. Menurunnya kecemasan klien. Hal ini diketahui setelah konselor


menanyakan keadaan kecemasannya.
b. Adanya perubahan perilaku klien kearah yang lebih positif, sehat dan
dinamik.
c. Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.
d. Terjadinya perubahan sikap positif, yaitu mulai dapat mengoreksi diri dan
meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar, seperti orang tua,
guru, teman, keadaan tidak menguntungkan dan sebagainya.
KESIMPULAN

Dari hasil semua uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada satu pelajaran
yang bisa dipetik dari seorang Pak Gun untuk menjadi konsultan adalah
menghargai klien, mudah mengajak bicara klien, Fokus pada masalah yang
dihadapi klien, membantu menemukan solusi, jujur, dan menjaga rahasia.
Dalam membangun komunikasi yang efektif dan relationship yang
dilakukan oleh Bapak Gunung Sutopo adalah menjadi pendengar yang baik,
jangan memotong pembicaraan, memberikan perhatian penuh, memberikan
respon, mulai terbuka. Kemudian dalam tahapan konseling yang dilakukan ada
tahap awal, pertengahan, dan tahap akhir.

Anda mungkin juga menyukai