Anda di halaman 1dari 2

1.1.

1 Budidaya Tanaman Uwi


Tanaman uwi cukup mudah dan tidak memerlukan perawatan khusus, namun bila
dilakukan dengan budidaya yang tepat, karena akan menghasilkan umbi yang besar-besar.
Masa dormansi umbi yang panjang dapat dipersingkat hingga 1 bulan (Hapsari, 2014).
Penjelasan Balitkabi (2013) dalam Abdillah (2015) bahwa uwi secara alami bersifat toleran
terhadap naungan dan kekeringan. Tanaman ini hidup merambat dan menghasilkan umbi
didalam tanah. Perbanyakan yang biasa dilakukan adalah penggunaan tunas umbi pada
bagian pangkal, karena mempunyai kecepatan tumbuh lebih awal. Dioscorea alata L. pada
umumnya dapat ditanam secara tumpang sari, monokultur ataupun secara bergilir.
Hapsari (2014) mengemukan beberapa hal yang harus dilakukan dalam
pembudidayaan tanaman uwi (Dioscorea alata L.), yaitu
1. Pengolahan Tanah dan Pemupukan
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebaikanya tanah digemburkan terlebih
dahulu sebelum tanam dan diberikan tamabahan pupuk kompos atau pupuk
kanadang yang dibutuhkan berkisar antara 12-15 ton/ha.
2. Pemeliharaan
Pemeliharaan uwi sangat ringan dan ekonomis, pemeliharaan khusus dapat
dikatakan hampir tidak ada. Tanaman ini juga diusahakan memanjat dengan cara
merambatkan pada tiang-tiang bambu atau pada pohon-pohon didekat tempat
tumbuhnya. Kemudian tanah digemburkan agar umbinya tidak tersembul keluar
dari permukaan tanah. Umbi yang tersembul keluar permukaan tanah dapat
menyebabkan rasa pahit.
3. Hama dan Penyakit
Hama yang menyerang tanaman uwi adalah yam beetle (Heteroligus spp),
sedangkan penyakit yang sering menyerang uwi adalah penyakit antraknosa
disebabkan oleh beberapa organisme, di antaranya jamur Collectichum spp. dan
Glomerella spp. Sedangkan penyakit lainnya yang sering menyerang tamanan
umbi disebabkan oleh jamur Fusarium spp., Penicillium spp dan Rosellinia spp.,
penyakit ini biasanya menyerang pada saat pascapanen (penyimpanan).
4. Panen
Panen dapat dilakukan tergantung dari jenis dan kebutuhan. Ciri-ciri uwiyang
dapat dipanen ditandai dengan daun-daun yang menguning kemudian rontok dan
pohonya mulai mengering.
5. Pascapanen
Penyimpanan uwi dalam bentuk segar dapat dilakukan dengan membersihkan uwi
dari kotoran kemudian membuang akarnya dan tanah yang masih menempel pada
umbi. Pemisahan uwi yang sudah tua juga diperlukan untuk mencegah hama dan
penyakit pada masa penyimpanan. Tempat yang paling baik untuk penyimpanan
uwi adalah naungan yang cukup memadai, terlidung dari hujan, ventilasi yang
baik dan terhindar dari binatang dan tikus.

Anda mungkin juga menyukai