Tanaman uwi cukup mudah dan tidak memerlukan perawatan khusus, namun bila dilakukan dengan budidaya yang tepat, karena akan menghasilkan umbi yang besar-besar. Masa dormansi umbi yang panjang dapat dipersingkat hingga 1 bulan (Hapsari, 2014). Penjelasan Balitkabi (2013) dalam Abdillah (2015) bahwa uwi secara alami bersifat toleran terhadap naungan dan kekeringan. Tanaman ini hidup merambat dan menghasilkan umbi didalam tanah. Perbanyakan yang biasa dilakukan adalah penggunaan tunas umbi pada bagian pangkal, karena mempunyai kecepatan tumbuh lebih awal. Dioscorea alata L. pada umumnya dapat ditanam secara tumpang sari, monokultur ataupun secara bergilir. Hapsari (2014) mengemukan beberapa hal yang harus dilakukan dalam pembudidayaan tanaman uwi (Dioscorea alata L.), yaitu 1. Pengolahan Tanah dan Pemupukan Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebaikanya tanah digemburkan terlebih dahulu sebelum tanam dan diberikan tamabahan pupuk kompos atau pupuk kanadang yang dibutuhkan berkisar antara 12-15 ton/ha. 2. Pemeliharaan Pemeliharaan uwi sangat ringan dan ekonomis, pemeliharaan khusus dapat dikatakan hampir tidak ada. Tanaman ini juga diusahakan memanjat dengan cara merambatkan pada tiang-tiang bambu atau pada pohon-pohon didekat tempat tumbuhnya. Kemudian tanah digemburkan agar umbinya tidak tersembul keluar dari permukaan tanah. Umbi yang tersembul keluar permukaan tanah dapat menyebabkan rasa pahit. 3. Hama dan Penyakit Hama yang menyerang tanaman uwi adalah yam beetle (Heteroligus spp), sedangkan penyakit yang sering menyerang uwi adalah penyakit antraknosa disebabkan oleh beberapa organisme, di antaranya jamur Collectichum spp. dan Glomerella spp. Sedangkan penyakit lainnya yang sering menyerang tamanan umbi disebabkan oleh jamur Fusarium spp., Penicillium spp dan Rosellinia spp., penyakit ini biasanya menyerang pada saat pascapanen (penyimpanan). 4. Panen Panen dapat dilakukan tergantung dari jenis dan kebutuhan. Ciri-ciri uwiyang dapat dipanen ditandai dengan daun-daun yang menguning kemudian rontok dan pohonya mulai mengering. 5. Pascapanen Penyimpanan uwi dalam bentuk segar dapat dilakukan dengan membersihkan uwi dari kotoran kemudian membuang akarnya dan tanah yang masih menempel pada umbi. Pemisahan uwi yang sudah tua juga diperlukan untuk mencegah hama dan penyakit pada masa penyimpanan. Tempat yang paling baik untuk penyimpanan uwi adalah naungan yang cukup memadai, terlidung dari hujan, ventilasi yang baik dan terhindar dari binatang dan tikus.