PENDAHULUAN
1
lainnya. Contoh krisan mini (diameter bunga kecil) adalah varietas Lilac
Cindy (bunga warna ping keungu-unguan), pearl cindy (putih kemerah-
merahan), white cindy (putih dengan tengahnya putih kehijau-hijuan dll.
Krisan introduksi berbunga besar juga banyak ditanam sebagai bunga pot
(Andiani, 2013).
Dalam setiap usaha pasti ada kendalanya, dalam usahatani krisan pun
juga ada kendala dalam kaitannya produksi, biaya usaha tani yang relatif
besar khususnya untuk pembelian bibit, penggunaan tenaga kerja, biaya
perawatan (Soekartawi, 1996), sampai distribusi bunga potong, maka
informasi tentang teknik budidaya sarana dan fasilitas budidaya, teknik
pembibitan, syarat tumbuh, botani, masalah hama dan penyakit dan cara
pengendaliannya, teknik panen sampai pasca panen yang baik sangat
penting dan perlu diperhatikan. Karena dengan pemahaman yang cukup
tentang bagaimana teknik pembudidayaan krisan yang tepat maka
produktivitas bunga potong krisan tersebut dapat dipertahankan. Bahkan
dapat meningkat dengan kualitas bunga yang baik.
2
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Dapat mengetahui dan memahami secara langsung sistem
pembudidayaan dan pengembangan tanaman bunga krisan
(Chrysanthemum sp.) di lokasi tempat pkl.
2. Mengetahui dengan jelas kendala dalam budidaya tanaman krisan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2 Krakteristik Bunga Krisan
Kedudukan tanaman krisan atau seruni dalam taksonomi tumbuhan
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio :Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Asterales
Famili : Asterceae
Genus : Chrysanthemum
Species : Chrysanthemum morifolium ramat
(Rukmana dan Mulyana, 1997)
5
Bunga krisan merupakan bunga majemuk di dalam satu bonggol
bunga terdapat bunga cakram yang berbentuk tabung dan bunga tepi yang
berbentuk pita. Bunga tabung dapat berkembang dengan warna yang sama
atau berbeda dengan bunga pita. Dengan bentuk dan warna bunga krisan
yang beranekaragam memungkinkan banyak pilihan bagi konsumen
(Sanjaya, 1996)
2.3 Syarat Tumbuh Bunga Krisan :
Krisan dapat tumbuh baik didataran tinggi (>800 mdpl ) dengan pH
tanah 5,5 - 6.Penanaman didaerah pegunungan dengan pH tanah 5 - 5,5
perlu dilakukan pengapuran.Krisan memerlukan tanah dengan kesuburan
sedang, Karena tanah yang subur akan mengakibatkan tanaman menjadi
rimbun. Apabila di tanam di pot pH media yang sesuai adalah 6,2 - 6,7
secara genetik krisan merupakan tanaman hari pendek, untuk mendapatkan
pertumbuhan yang seragam dan produksi bunga yang tinggi, pertumbuhan
vegetatifnya perlu diberi perlakuan hari panjang dengan penambahan
cahaya lampu pijar atau neon (Harry, 1994)
Untuk daerah tropis seperti di Indonesia suhu rata- rata harian di
dataran rendah terlalu tinggi untuk pertumbuhan tanaman krisan, suhu
udara di siang hari yang ideal untuk pertumbuhan tanaman krisan berkisar
antara 20 - 260celcius dengan batas minimum 170celcius dan batas
maksimum 300celcius. Suhu udara pada malam hari merupakan faktor
penting dalam mempercepat pertumbuhan tunas bunga. Suhu ideal berkisar
antara 160 celcius – 180 celcius bila suhu turun sampai dibawah 160 celcius
maka pertumbuhan tanaman menjadi lebih vegetatif bertambah tinggi dan
lambat berbunga. Pada suhu tersebut intensitas warna bunga meningkat
(Cerah) sebaliknya bila suhu malam terlalu tinggi dapat berakibat
melunturnya warna bunga sehingga penampilan tampak kusam walaupun
bunganya masih segar (Hasim dan Reza, 1995)
Kelembaban udara antara 70% - 80% dinilai cocok untuk
pertumbuhan tanaman krisan. Kelembaban udara yang tinggi
mengakibatkan transpirasi (penguapan cair) dari tanaman menjadi kecil
6
dalam waktu pendek, keadaan ini membuat tanaman selalu dalam keadaan
segar. Untuk waktu yang agak lama, dengan tidak adanya sirkulasi air
dalam tubuh tanaman menyebabkan penyerapan air dan unsur hara terlarut
dari dalam tanah juga sedikit. Kekurangan nutrisi kebalikannya,
kelembaban udara yang rendah menyebabkan transpirasi tanaman menjadi
tinggi. Air menguap dengan cepat melalui pori- pori daun dan perakaran ini
berarti menyerap air dari tanah. Bila tanaman terlambat mengganti devicit
air dalam pucuk - pucuk yang baru tumbuh menjadi layu atau mengeringnya
tepian daun yang sudah dewasa (Hasim dan Reza, 1995)
2.4 Hama dan Penyakit
Hama dan Penyakit yang menyerang tanaman krisan berubah - ubah
setiap waktu, sesuai dengan perubahan musim, sehingga pengendaliannya
juga mengikuti pola perubahan musim yang terjadi.
Adapun yang banyak merugikan krisan dijelaskan berikut ini.
a) Leaf miner (Liriomyza sp)
Leaf miner merupakan hama yang paling dominan saat ini,
sepanjang tahun selalu ada, populasinya akan meningkat bila masuk
musim kemarau. Merusak tanaman dengan menggorok daun hingga daun
akan terlihat transparan dan cepat menjadi kering. Untuk menekan
populasi perlu juga dilakukan pembersihan tanaman inang di sekitar
tanaman chrysanthemum atau bisa juga dibuat program penyemprotan
leaf miner di tanaman inang. Kalau memang tanaman inang yang tidak
ada tidak memungkinkan untuk dibuang, minimum pada batas kurang
lebih 4 m dari tanaman krisan tidak terdapat tanaman lain yang menjadi
inang leaf miner.
b) Thrips (Frankliniella occidentalis)
Hama ini bersifat polifag dengan tanaman inang utama yaitu cabai,
bawang merah, bawang daun, tomat. Tanaman inang lain yaitu
tembakau, kopi,ubi jalar, labu siam, bayam, kentang, kapas, tanaman dari
famili crusiferae, crotalaria, kacang- kacangan, mawar dan sedap malam.
7
Hama ini menyerang dengan cara mengisap cairan tanaman (daun
muda/pucuk) dan tunas- tunas muda, sehingga sel- sel tanaman menjadi
rusak dan mati. Gejala serangan paling banyak dijumpai pada permukaan
bawah daun atau bunga. Daun yang terserang menyempit, tepi daun
melipat ke dalam dan permukaan bawah daun berwarna putih keperak-
perakan atau perunggu mengkilat Gejala perubahan warna daun menjadi
keperak-perakan awalnya tampak dekat tulang daun, lalu menjalar ke
tulang daun hingga seluruh permukaan daun menjadi putih.
c) Ulat tanah (Agrotis ipsilon hufn)
Hama ini selain menyerang tanaman krisan, juga menyerang
tanaman tomat, jagung, padi, tembakau, tebu, bawang kubis, dan
kentang. Larva serangga ini aktif pada malam hari dan menyerang
tanaman dengan cara menggigit atau memotong ujung batang tanaman
muda, sehingga mengakibatkan tunas apical atau batang tanaman terkulai
dan layu. Daya serang ulat ini relatif besar sehingga dapat menyebabkan
kerugian yang signifikan (Cahyono, 1999)
d) White Rust (Puccini hariana)
White rust merupakan penyakit yang sangat berbahaya di musim
hujan, penyakit ini disebabkan oleh salah satu jamur di mana sebarannya
cukup cepat karena sporanya bisa terbawa oleh angin, air atau benda –
benda lain yang menempel pada spora tersebut, perkembangan jamur ini
sangat cepat bila kelembaban udara tinggi, oleh karena itu teknik
penyiraman harus benar untuk mencegah penyebaran white rust
(Cahyono, 1999)
Penyakit penting yang menyerang krisan adalah karat daun yang
disebabkan oleh cendawan puccinia horiana. Pengendaliannya dengan
menjaga kebersihan lingkungan. Daun - daun yang telah terinfeksi di
rompes kemudian dibakar. Penyakit lain yaitu bercak daun septoria,
embun tepung, busuk batang dan layu fusarium. Beberapa fungisida
dapat digunakan bergantian setiap minggu, diantaranya zineb, score,
dithane dan benlate (Anonim, 2009)
8
BAB III
PROSES DAN HASIL BELAJAR DI INDUSTRI DU/DI
9
3.2 Waktu dan Lokasi
KegiatanPraktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama 4
bulan, yaitu mulai tanggal 4 Juli 2019 sampai dengan tanggal 30 Oktober
2019. Bertempat di KEBUN ATHA FLORA yang beralamat di Desa Kajar,
Kecamatan Bumiaji - Kota Batu, Jawa Timur.
3.3 Kegiatan kegiatan
1) Menanam tanaman hias :
- Krisan
- Thorenia
- Selosia
- Merrygold
- Petunia
- Monica
- Selvia
- Anyelir
- Hipotes
- Dll.
2) Memupuk cair dan tugal pada tanaman hias
3) Mengisi media untuk bunga krisan maupun hias
4) Meminchig tanaman hias dan krisan
5) Menyetek tanaman yang perlu di stek
6) Mewiwil tanaman bunga krisan
7) Sortasi pada tanaman bunga krisan
8) Menyolder pot untuk bunga hias gantung
9) Memasang kawat pada pot untuk bunga hias gantung
10) Mengalar pada tanaman krisan
11) Penyemprotan (pencegahan hama dan penyakit ) pada bunga krisan dan
tanaman hias .
12) Penyulaman pada tanaman krisan
13) Split pada tanaman krisan
14) Penyiangan gulma
10
15) Repotting pada tanaman hias
16) Melipat kertas
17) Mempacking
11
10,12-14,16,18,25,26 Berbagai Macam Perbanyakan
-Agustus : Bibit Tanaman Hias Tanaman
7,8,10,16,17,22,27-19 (Selosia,Petunia,Ma
-September : rigold,Torenia,
7,12,13,18-22 Hipotes)
-Oktober : 4,5,6,10-14,18,19
5. -Juli : Disbuding/wiwil Untuk
4-11,13,14,16-19,23-25,28 Menghasilkan
-Agustus : Bunga Yang Besar
4,6-8,10,12-14,20- dan Berkualitas
24,27,29,31
-September :
5,11,16-18,23-25
-Oktober :
6. Juli : 12,15 Pinching Untuk
Agustus : Memperbanyak
13,14,20,23,24,27-29 Percabangan
September : Bunga
5,11,17
Oktober :
7. -Juli : 18,5,17,19,20 Pemupukan Untuk
-September :13 Tanaman Dengan Memperbaiki
-Oktober : 12 Cara Tugal Unsur Hara
8. -Juli : Panen MP (Mother Untuk Distek dan
13,14,26,28 Plant) Ditanam di Pot
-Agustus : 14,19 dan Sortasi
9. -Juli : Stek Bibit Krisan Untuk
15,20,26,28 Memperbanyak
-Agustus : 14 Tanaman
10. -Juli : 20,22 Menyolder Pot Untuk Jalan
-September : Masuknya Kawat
6,7,12,14,20,21 Kedalam Pot
-Oktober :
12
3,4,8,9
11. -Juli : 20,27 Repotting Untuk
Memulihkan
Tanaman dan
Mencegah
Pembusukan
Bunga.
12. -Juli : 21,22 Split Tanaman Untuk
-September : 16 Krisan Mempertahankan
Kualitas Bunga
Krisan
13. -Agustus : Sanitasi Gulma Untuk
4-6,8-10,16,28 Menghilangkan
-September : 16 Gulma
14. -Juli : 27 Menggantungkan Untuk Membantu
-Agustus : 5-9 Tanaman Hias Konsentrasi
-September : 16,17 Pertumbuhan
Bunga
15. -Agustus : 8 Penyiapan Bibit Untuk Produksi
-September : 16 Tanaman
-Oktober :
17. -Agustus : Meliipat Kertas Sebagai Wadah
22,25,30 Untuk Packing Bunga Pengganti
-September : Plastik
11,12,19,25
-Oktober :
18. -Juli : Packing Untuk Melindungi
9,11,18,19,25,27 Bunga Saat
-September : Pengiriman
11,16,17,20,23,25
-Oktober :
3,9,10,11,21
13
19. -Oktober : Pemasaran
14
Gambar 4. Panen Mother Plant
3. Sortasi
Yaitu dengan menyisakan minimal dua daun, dan menyamaratakan
tinggi pendek nya bibit dengan cara menyamakan panjang daun dulu lalu
dipotong kira kira sepanjang kurang lebih 5cm pada batang bawah.
Proses tersebut adalah menyamakan tinggi bibit krisan agar sewaktu di
tanam tinggi bisa seragam.
15
Gambar 6. Stek Bibit Krisan
5. Menanam Bibit Dalam Pot
Pilih bibit krisan dengan menyamakan panjang,pendek,besar,dan
kecilnya bibit dengan jumlah masing masing pot berisi 6/7 buah bibit .
Tanam 1 bibit pada tengah dan sisanya pada sekeliling pot dengan jarak
kurang lebih 1,5cm. pada saat menanam usahakan posisi sedikit miring
agar pertumbuhan bisa mekar ke atas, setelah selesai siram bibit yang
telah ditanam dalam pot agar tidak layu setelah ditanam.
16
Gambar 8. Pincing Krisan
7. Penyulaman Krisan
Adalah proses menyeragamkan tinggi pendek dan hidup atau mati
nya tanaman.
17
Gambar 10. Pemupukan Tanaman Krisan
9. Wiwil atau Disbudding
Dengan cara membuang bakal bunga dan menyisahkan satu bagian
teratas bunga, tapi tidak semua bunga krisan ini diwiwil hanya yang
berjenis standart saja. Tujuan diwiwil adalah agar bakal bunga yang akan
tumbuh menjadi besar. Dan jika tidak diwiwil bunga akan tumbuh kecil
kecil.
18
Gambar 12. Mengalar Krisan Gambar 13. Alat Mengalar Krisan
11. Perawatan Lanjutan
Penyiraman : dilakukan setiap hari dan sesudah penanaman sebab
krisan merupakan salah satu tanaman yang harus cukup air agar tidak
layu.
19
Penyemprotan dilakukan dua hari sekali. Jika keadaan darurat bisa
dicampur semuanya ,jika tidak hanya dua macam contoh insektisida
dan pelekat .Racun pakai pestisida abacel ,asmex yang berguna untuk
cabuk merah thrips.
20
Pilih bunga krisan yang pertumbuhan bunganya tidak terlalu bagus
lalu cabut dari pot dan tanam kembali ke polybag satu polibag berisi
kurang lebiih 2 – 3 batang krisan tergantung besar kecilnya krisan.
(1 polibag 1 jenis). Tujuan split adalah untuk memperbaiki
pertumbuhan yang kurang sempurna.
21
Yaitu dengan cara memasukan bunga krisan yang sudah dibeli
kedalam plastik/kertas. Tujuan packing(pengemasan) adalah untuk
melindungi bunga agar tidak rusak saat pengiriman/saat dibawa
BAB IV
22
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Karakteristik tanah yang baik untuk bunga krisan adalah tanah yang
gembur,subur,dan berstektur liat berpasir. Pemeliharaan tanaman sangat
menentukan kelangsungan hidup bunga krisan. Pada dasarnya, perawatan
yang dilkukan pada bunga krisan tidak jauh berbeda dengan perawatan yang
diberikan pada bunga lain yaitu penyiraman dan pemupukan, tetapi bunga
krisan tipe bunga yang tidak tahan panas dan hujan, memiliki umur yang
lumayan pendek yaitu kurang lebih 3 bulan. Hama penggangunya antara
lain dari serangga dan jamur yang dapat menyebabkan tanaman kerdil.
4.2 Saran
- Pencegahan penyakit karat daun sebaiknya dilakukan mulai dari tanaman
induk dan pemilihan bibit yang sehat.
- Sebaiknya karyawan di kebun dipertambah karena kebun sangat luas dan
karyawan yang sedikit akan membuat karyawan kewalahan bekerja.
- Sebaiknya ATHA FLORA memasang spanduk (petunjuk arah lokasi
kebun) agar jika ada pembeli yang akan membeli bunga tidak kesusahan
untuk mencari lokasi kebun.
- Tempat duduk/dingklik seharusnya diperbanyak agar anak pkl & pekerja
tidak berebutan dingklik dan bisa duduk dengan nyaman
LAMPIRAN – LAMPIRAN
23
LAMPIRAN 1. Alat dan Bahan
24
Krisan Yang Sudah Dipinching Krisan Yang Sudah Disulam
(berumur 7-10 hst)
25
Pupuk Magnesium Sulfate (Bahan
Pupuk Calcium Ammonium untuk memupuk cair
Nitrate (Bahan untuk memupuk
cair)
Pestisida
Penyakit Karat Daun
26
Krisan Dalam Polibag
Busuk Batang
27
LAMPIRAN 2. Kegiatan PKL
DAFTAR PUSTAKA
28
Anonim. 2009. Bunga Potong Seruni (Krisan) http:// www. Indo next. Com/
report/ report. 380. htm.
Anonim. 2009. Metode OPT Tanaman Hias. http:// www. Deptan- go. Id/ ditlin
horti/ makalah/ bd- krisan. Htm.
Cahyono, F. B. 1999. Tuntunan Membangun Agribisnis. PT Gramedia. Jakarta
Hasim, I Dan M. Reza.1995. Krisan. Penebar Swadaya. Jakarta
Reginawanti.1999. Krisan (C. Morifolium Ramat, C. Indicum, C. daisy).http://
www. Kpel.or.id/ TTGP/ Komoditi/ Krisan I. htm.
Rukmana, R dan A Mulyana. 1997. Krisan. Kanisius. Yogyakarta.
Sanjaya, L. 1996.Krisan, Bunga Potong dan Tanaman Pot Pertanian. No 3 (15):
55 - 60.
Santoso, Agus.2006. Prospek Agribisnis Berbasis Tanaman Hias Usaha Bunga
Sedap Malam dan Anggrek Van Douglas (Tinjauan Khusus Usahatani,
Harga dan Permintaan). Vol XXI nil. Uns Press. Surakarta
Marwoto, B. 2005. Standar Prosedur Operasional budidaya krisan potong.
Direktorat Budidaya Tanaman Hias. Direktorat Jenderal Hortikultura.
Departemen Pertanian. Jakarta.
29