Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mentimun, (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu sayuran yang sangat
populer dan digemari oleh masyarakat sehingga dibudidayakan secara komersial
oleh petani di Indonesia. Tanaman mentimun khusunya mentimun hibrida/F1
memiliki daya adaptasi yang luas dari dataran rendah hingga dataran tinggi dengan
waktu panen relatif singkat sekitar 30 hari setelah pindah tanam. Nilai gizi
mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber vitamin dan
mineral. Kandungan nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 g kalori, 0,8 g
protein, 0,1 g pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 mg thianine,
0,01 mg riboflavin, natrium 5,00 mg, niacin 0,10 mg, abu 0,40 gr, 14 mg asam, 0,45
mg IU vitamin A, 0,3 mg IU vitamin dan 0,2 mg IU vitamin (Sumpena, 2008).

Peningkatan produktivitas mentimun dapat tercapai dengan penggunaan


benih bermutu. Penggunaan benih bermutu tinggi dan varietas unggul akan
berkorelasi positif terhadap produksi (Sutapradja, 2008). Benih merupakan biji dari
tanaman yang diproduksi untuk bahan perbanyakan tanaman. Keberhasilan
budidaya tanaman sayuran utama di Indonesia, salah satunya tanaman mentimun,
sangat ditentukan oleh ketersediaan benih yang bermutu unggul secara
berkesinambungan. Tantangan yang dihadapi Indonesia khususnya di sektor
pertanian adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat dan pelaku usaha terhadap
standar dan mutu produk, khususnya benih. Kondisi benih yang beredar di asia
sangat bervariasi tingkat mutunya, baik benih yang berasal dari produsen maupun
produsen luar negeri. Penggunaan benih yang memiliki mutu genetik siologisnya
kurang baik dan tidak layak ditanam dapat sangat merugikan (Direktorat
Perbenihan Hortikultura, 2013).

Menurut Anwar et al. (2005), rata-rata produksi nasional, produktivitas, dan


kebutuhan benih per hektar untuk beberapa tanaman hortikultura utama di asia
masih rendah dibandingkan dengan daya hasil tanaman yang sama di berbagai
negara. Salah satu faktor penyebab masih rendahnya daya hasil tanaman

1
hortikultura di Indonesia antara lain penggunaan benih tanaman hortikultura yang
memiliki mutu genetik dan fisiologisnya kurang baik. Hal tersebut memicu
perkembangan industri di bidang pertanian khususnya industri perbenihan nasional
menyediakan benih bermutu unggul secara berkesinambungan. Mengingat
pentingnya arti benih maka sangat diperlukan pengawasan dan pengendalian mutu
melalui penerapan standarisasi sistem manajemen mutu saat produksi, proses
maupun di tingkat laboratorium (Dirjen Horti, 2011).

PT. Agri Makmur Pertiwi, merupakan salah satu perusahaan besar yang
bergerak di bidang perbenihan tanaman pangan dan hortikultura di Indonesia. Saat
ini Agri Makmur Pertiwi telah menjadi perusahaan nasional yang senantiasa
mengikuti perkembangan teknologi dan memiliki fasilitas laboratorium modern.
Jaminan mutu benih merupakan jaminan perlindungan konsumen bagi petani
pengguna, mutu benih meliputi kebenaran varietas secarah genetik, mutu fisik,
mutu fisiologi maupun status kesehatan tanaman induk. Oleh karena itu, PT. Agri
Makmur Pertiwi dengan fasilitas dan teknologi yang dimilikinya mampu memenuhi
tuntutan industri perbenihan untuk dapat menyediakan benih unggul dan bermutuh
dengan kwalitas baik sesuai dengan standar nasional (SNI) secara
berkesinambungan sehingga dapat menghindarkan petani dari berbagai kerugian
yang akan ditimbulkan.

Kegiatan magang ini sangat berfokus pada teknik budidaya dan produksi
tanaman hortikultura khususnya benih mentimun guna menunjang kwalitas dan
kwantitas produksi benih. Informasi dari hasil magang diharapkan dapat digunakan
sebagai masukan untuk penyempurnaan pedoman sistem teknik budidaya dan
produksi benih tanaman hortikultura khususnya tanaman mentimun ( cucumis
sativus L ).

2
1.2 Perumusan Masalah
Adapun masalah yang di hadapi dalam kegiatan magang ini yaitu :
Bagaimana teknik budidaya produksi benih mentimun F1 (cucumis sativus L) PMT-
07 sehingga mendapatkan benih row material ( RM ) yang optimal, dan tumbuh 100
% dan kemurnian 100 % di PT. Agri Makmur Pertiwi, Provinsi Jawa Timur. ?

1.3 Tujuan magang


Adapun tujuan magang ini adalah untuk mengetahui teknik budidaya
produksi benih mentimun F1 (cucumis sativus L) PMT-07 sehingga mendapatkan
benih row material ( RM ) yang optimal, dan tumbuh 100 % dan kemurnian 100 %
di PT. Agri Makmur Pertiwi, Provinsi jawa timur.

1.4 Manfaat Magang


1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Memperoleh pemahaman tentang hubungan antara teori di kampus dengan
aplikasi praktis di lapangan.
2. Mengenal dan belajar dengan tenaga-tenaga profesional
3. Mengenal teknik budidaya produksi benih mentimun F1 (cucumis sativus
L) PMT-07.
4. Memperdalam ilmu-ilmu pertanian dan memahami teknik kerja dalam
pertanian
1.4.2 Bagi perusahaan
1. Membangun hubungan dengan calon tenaga potensial yang telah
menunjukkan kinerja saat mahasiswa melakukan magang.
2. Mendidik mahasiswa yang bermotivasi tinggi.
3. Memanfaatkan tenaga terdidik untuk pengenalan ide-ide baru dan segar.
4. Mengembangkan program pelatihan yang efisien.
5. Memanfaatkan mekanisme magang sebagai alat merekrut tenaga
profesional dengan dunia kampus.

3
1.4.3 Bagi program studi
1. Mendapatkan umpan balik mahasiswa yang dapat digunakan untuk
perbaikan kurikulum.
2. Memperkuat hubungan positif dengan para pihak yang bergerak di sektor
pertanian dan masyarakat agribisnis.
3. Meningkatkan hubungan untuk kepentingan masyarakat luas dan
mendorong dukungan masyarakat untuk program-program pendidikan
tinggi pertanian.
4. Mendemostrasikan kepedulian Fakultas Pertanian Universitas Negeri
Gorontalo dalam pendidikan pertanian dan menunjukkan dukungan melalui
kinerja individualitas mahasiswa dalam dunia kerja.
1.5 Waktu kegiatan magang

Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Agri Makmur Pertiwi, Jl. Pare Kediri,
Ds. Sambirejo, Kec. Pare, Kab. Kediri, Provinsi Jawa Timur. yang dilakukan pada
tanggal 3 juli sampai dengan 3 September 2018.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah tanaman mentimun


Menurut ( Rukmana R. 1994 ) bahwa tanaman mentimun (cucumis sativus
L) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan yang sudah di
kenal di berbagai negara. Tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Sedangkan
dalam beberapa literatur menyebutkan daerah asal tanaman mentimun yaitu asia
utara, meski ada juga sebagian pendapat yang lain yang mengatakan apabila jenis
tanaman ini berasal dari asia selatan. Selanjutnya, menurut para ahli tanaman
pertanian yang berpendapat bahwa jika daerah asal tanaman mentimun adalah india,
yaitu tepatnya di lereng gunung Himalaya yang mana di kawasan ini ditemukan
jenis mentimun liar yang jumlah kromosomnya tujuh pasang. Padahal biasanya
jumlah kromosom mentimun pada umumnya adalah 24.
2.2 Taksonomi dan Morfologi tanaman mentimun(cucumis sativus L)
2.2.1 Taksonomi tanaman mentimun

Gambar 1, tanaman sayur F1 mentimun ( cucumis sativus L )

Menurut Sharma (2002) tanaman mentimun (cucumis sativus L) dalam


taksonomi tanaman, dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales

5
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus L.

2.2.2 Morfologi tanaman mentimun


1) Akar

Gambar 2, akar tanaman sayur F1 mentimun ( cucumis sativus L )

Perakaran mentimun memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar, tetapi


daya tembusnya relatif dangkal, pada kedalaman sekitar 30-60 cm. Oleh karena itu,
tanaman mentimun termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan air
(Rukmana, 1994).

2) Batang

Gambar 3, batang tanaman sayur F1 mentimun


( cucumis sativus L )
Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, berbulu dengan
panjang yang bisa mencapai 1,5 m dan umumnya batang mentimun mengandung
air dan lunak. Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di
sisi tangkai daun. Sulur mentimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya
peka sentuhan. Bila menyentuh galah sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14
jam sulur itu telah melekat kuat pada galah/ajir (Sunarjono, 2007).

6
3) Daun

(a) (b)
Gambar 4. daun mentimun ( cucumis sativus L ) (a) daun betina tanaman
mentimun (b) daun jantan tanaman mentimun.

Daun mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda,


berwarna hijau muda sampai hijau tua. Selain itu daun bergerigi, berbulu sangat
halus, memiliki tulang daun menyirip dan bercabang-cabang, kedudukan daun pada
batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya (Cahyono,
2006).

4) Bunga

(a) (b)
Gambar 5. bunga mentimun ( cucumis sativus L ) (a) bunga betina
(b) bunga jantan.

7
Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet, tanaman ini
berumah satu artinya, bunga jantan dan bunga betina terpisah, tetapi masih dalam
satu pohon. Bunga betina mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang
membengkok, sedangkan pada bunga jantan tidak mempunyai bakal buah yang
membengkok. Letak bakal buah tersebut di bawah mahkota bunga (Sunarjono,
2007). Tanaman mentimun memiliki jumlah bunga jantan lebih banyak daripada
bunga betina, dan bunga jantan muncul lebih awal beberapa hari. Bunga jantan
muncul lebih awal beberapa hari mendahului bunga betina. Penyerbukan bunga
mentimun adalah penyerbukan menyerbuk silang, penyerbukan buah dan biji
menjadi penentu rendah dan tinggi produksi mentimun (Milawatie, 2006).

5) Buah dan biji

(a) (b)
Gambar 6. Buah dan biji mentimun ( cucumis sativus L ) (a) buah tanaman
mentimun (b) biji tanaman mentimun.

Buah mentimun menggantung dari ketiak antara daun dan batang. Bentuk
ukuranya bermacam - macam antara 8 - 25 cm dan diameter 2,3 - 7 cm, tergantung
varietasnya. Kulit buah mentimun ada yang berbintik - bintik, ada pula yang halus.
Warna kulit buah antara hijau keputih - putihan, hijau muda dan hijau gelap sesuai
dengan varietas. Biji mentimun berbentuk pipih, kulitnya berwarna putih atau putih
kekuning - kuningan sampai coklat. Biji ini dapat digunakan sebagai alat
perbanyakan tanaman (Cahyono, 2006).

8
2.3 Komposisi gizi sayuran mentimun
Menurut Rukmana (1994) nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran
ini merupakan sumber vitamin dan mineral. Kandungan nutrisi per 100 g
mentimun terdiri dari 15 g kalori, 0,8 g protein, 0,1 g pati, 3 g karbohidrat, 30 mg
fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 mg thianine, 0,01 mg riboflavin, natrium 5,00 mg, niacin
0,10 mg, abu 0,40 gr, 14 mg asam, 0,45 mg IU vitamin A, 0,3 mg IU vitamin dan
0,2 mg IU vitamin.
2.4 Syarat tumbuh
2.4.1 Tanah

Berdasarkan hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa pada dasarnya


hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan pertanian, cocok pula
ditanami mentimun. Walaupun begitu untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan
kualitasnya baik, tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur, gembur,
banyak mengandung humas, tidak menggenang (becek), dan pH-nya berkisar
antara 6-7. Adapun tanah yang sifat fisik, kimia dan biologinya kurang baik sering
kali menghambat pertumbuhan tanaman mentimun, sehingga produksinya menurun
dan kwalitasnya rendah. Umpamanya, keadaan pH tanah terlalu rendah atau masam
(di bawah 5) dapat menyebabkan tanaman mentimun kekurangan unsur hara, dan
garam-garam mineral seperti Alumunium bersifat racun bagi tanamam. Sementara
itu,tanah yang bercak dapat memudahkan terjangkitnya serangan penyakit layu
bakteri. Oleh sebab itu dalam pengelolaan lahan untuk kebun mentimun perlu
diperhatikan perbaikan drainase, pengolahan tanah secara sempurna, pemberian
bahan organik, dan pengapuran. ( rukmana, 1994 )

2.4.2 Iklim
Sebagaimana diketahui apabila jenis tanamana ini mempunyai daya
adaptasi yang cukup luas terhadap lingkungan tumbuhnya serta tidak memerlukan
perawatan yang khusus. Di Indonesia misalnya yang iklimnya tropis yang mana
tanaman ini dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi ± 1.000
meter di atas permukaan laut (dpl). Selain itu selama pertumbuhannya, tanaman
mentimun membutuhkan iklim kering, sinar matahari cukup dengan temperatur

9
berkisar antara 21,10 - 26,70 oC. Sedangkan beberapa mentimun hibrida, umumnya
di tanam di dataran tinggi antara 1.000 - 1.200 m dpl. Sebaliknya, tanaman
mentimun kurang tahan terhadap curah hujan yang tinggi.Ini disebabkan karena
dalam cuaca yang ekstrim seperti itu dapat mengakibatkan bunga yang terbentuk
berguguran sehingga gagal membentuk buah. Begitu pula halnya dengan daerah
yang temperatur siang dan malam harinya berbeda sangat tajam, dapat memicuh
munculnya serangan penyakit tepung ( warintek, 2006 ) bahwa di daerah tropis
mentimun dapat di tanaman di dataran rendah sampai dataran tinggi karena daya
adaptasi tanaman pada berbagai iklim cukup tinggi. Untuk pertumbuhan yang
optimum diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup ( tidak ternaungi ),
temperature 21,1o – 26,7oC dan curah hujan tidak terlalu tinggi.

10
BAB III

DESKRIPSI DATA DAN METODE KEGIATAN

3.1 Gambaran umum perusahaan


3.1.1 Sejarah Perusahaan

Pt. Agri Makmur Pertiwi adalah perusahaan nasional yang bergerak di


bidang perbenihan jagung, padi, buah dan sayuran unggul. Di dukung tenaga ahli
berpengalaman dibidangnya, inovasi dilakukan terus menerus dalam bidang riset
dan pengembangan untuk menghasilkan varietas benih terbaik. Perusahaan ini
memulai aktifitas sejak tahun 2009 dan diresmikan pada tanggal 7 juli 2012 oleh
menteri republik Indonesia, DR, ir. Suswono, MMA.

Pt. Agri Makmur Pertiwi hingga saat ini memiliki jaringan disribusi
pemasaran yang berkantor di Surabaya, serta toko-toko pertanian yang tersebar di
seluruh wilaya Indonesia.

3.1.2 Visi dan misi perusahaan


1. Visi
Menjadi perusahaan benih terkemuka dalam membangun
kemandirian pangan.
2. Misi
a. Terus berkarya untuk meningkatkan nilai tamba pertanian melalui benih
bermutuh dan harga terjangkau.
b. Mewujudkan semangat kebersamaan melalui program kemitraan dalam
memproduksi benih berkualitas dengan jumlah dan waktu yang tepat.
c. Meningkatkan pengertian dan pengetahuan baik di kalangan sendiri
maupun di tingkat petani untuk menciptakan kemampuan bersaing
dalam era globalisasi.
d. Berperan aktif dalam mendukung dan mengembangkan pertanian
nasional dan internasional.
e. Memberi pelayanan terbaik baik bagi petani dan semua mitra usaha baik
sebagai produsen, konsumen maupun pelangan.

11
3.1.3 Struktur organisasi
????????????????????????????????????????????????????????????
3.1.4 Lokasi perusahaan

PT. Agri Makmur Pertiwi berlokasi di, Jl. Pare Kediri, Ds. Sambirejo, Kec.
Pare, Kab. Kediri, Provinsi Jawa Timur.

3.2 Metode kegiatan magang


3.2.1 Waktu dan tempat magang

Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Agri Makmur Pertiwi, Jl. Pare Kediri,
Ds. Sambirejo, Kec. Pare, Kab. Kediri.Provinsi jawa timur. yang dilakukan pada
tanggal 3 juli sampai dengan 3 September 2018.

Pemilihan tempat magang kerja dilakukan secara sengaja (purposive).


Pertimbangan pemilihan perusahaan dikarenakan PT. Agri makmur pertiwi
merupakan salah satu perusahaan benih yang dipertimbangkan di industri
perbenihan Indonesia, sangat memiliki potensi untuk merebut pasar dan sangat
kompetitif untuk menghasilkan produk benih (khususnya benih tanaman pangan
dan holtikultura) yang bermutu tinggi.

Agenda magang yang dilakukan ialah Mahasiswa mengikuti seluruh


kegiatan yang ada di PT. Agri makmur pertiwi mulai dari kegiatan on-farm
hingga kegiatan di pabrik.. Sistemnya adalah Mahasiswa di letakan pada lokasi
tertentu yang menjalin kerja sama dengan perusahaan atau petani mitra. Jadwal
magang kerja yang dilakukan Mahasiswa selama 2 bulan

3.2.2 Metode pelaksanaan

Adapun kegiatan magang pada PT. Agri makmur pertiwi akan dilakukan
dengan cara sebagai berikut.

1. Observasi (pengamatan langsung) dan praktek kerja

Semua kegiatan yang ada di perusahaan diikuti oleh mahasiswa, dengan


begitu mahasiswa akan mengetahui dan memahami semua kegiatan yang ada di PT.
Agri makmur pertiwi. Observasi dan praktek kerja ini juga bertujuan untuk

12
membandingkan pengetahuan teoritis yang didapat selama kuliah dengan praktek
kerja di lapangan.

Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa PT. Agri makmur pertiwi seperti:
kegiatan pertanian on-farm, proses panen dan pasca panen komoditas mentimun,
pengujian mutu benih, proses benih masuk, proses pengemasan, benih siap pasar,
serta kegiatan lainnya yang bermanfaat bagi perusahaan dan mahasiswa sebagai
peserta magang. Semua kegiatan ini akan menambah pengetahuan dan pengalaman
mahasiswa.

2. Diskusi dan wawancara

Untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk laporan magang kerja serta
menambah wawasan, maka mahasiswa melakukan wawancara dan berdiskusi
dengan para pekerja profesional di PT. Agri makmur pertiwi. Kegiatan wawancara
dan diskusi ini akan menambah wawasan dan data yang diperlukan oleh mahasiswa.

Kegiatan diskusi berupa kegiatan tanya jawab yang memerlukan respon


atau aksi timbal balik dari stakeholder perusahaan agar diperoleh data yang valid
dan lengkap. Data yang diperoleh berupa data primer yang kemudian diolah untuk
melengkapi data yang diperlukan. Namun dapat juga berupa data sekunder bila
didapatkan dari data arsip PT. Agri makmur pertiwi. Data sekunder dapat dijadikan
bahan diskusi jika dalam data tersebut masih ada yang membingungkan dan
membuat mahasiswa tidak dimengerti. Kelengkapan data akan didukung oleh
kegiatan diskusi dan wawancara yang dilakukan.

3. Dokumentasi

Kegiatan dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data dengan


cara mendokumentasikan data-data yang telah diperoleh baik data yang diperoleh
secara langsung maupun data yang sudah ada pada perusahaan yang terkait
dengan penelitian. Dokumentasi dilakukan untuk mengabadikan dan menjadi bukti
ot entik seluruh kegiatan dalam magang kerja. Hasil dokumentasi dapat menjadi
data primer untuk pelaporan magang kerja. Dokumentasi akan menambah
kelengkapan data dan menunjukkan kebenaran serta keaslian data.

13
Adapun data yang dikumpulkan dalam kegiatan magang kerja antara
lain berupa:

a. Data primer

Data primer diperoleh dengan cara observasi dan praktek kerja, diskusi
dan wawancara serta dokumentasi. Data primer berupa hasil observasi dan
praktek kerja yang dilakukan mahasiswa di lapang, hasil diskusi dan
wawancara para pekerja profesional di PT. Agri makmur pertiwi serta dokumentasi
kegiatan.

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan dan studi literatur yang
dilakukan oleh penulis. Data sekunder digunakan untuk mendukung kevalidan
data primer, yakni dengan cara membandingkan kenyataan yang ada di lapang
dengan dokumentasi perusahaan dan literatur/studi pustaka yang diperoleh oleh
mahasiswa.

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan kegiatan magang

Pelaksanaa kegiatan magang di laksanaka selama 2 bulan. Pelaksanaan


kegiatan magang dapat di lihat pada tabel di bawah.
Tabel 1. Kegiatan magang bulan juli di Pt. Agri Makmur Pertiwi.

No Tempat Hari/Tgl Waktu Kegiatan Hasil


kegiatan ( Wib )

1 Lahan Sabtu 09.00-10.30 Pengenalan Mengetahui


petani 07/07/2018 polinasi teknik
melakukan
polinasi pada
tanaman
mentimun
2 Lahan Senin 07.00-09.30 Penyiraman Penyiraman
petani 09/07/2018 tanaman tanaman
mentimun di
lakukan agar
tanaman tetap
subur karena
pada musim
kemarau
tanaman sangat
membutukan air
3 Lahan Selasa 06.30-09.00 Pemberian Pemberian
petani 10/07/2018 pupuk pada pupuk pada
tanaman tanaman yaitu
mentimun. untuk memenuhi
unsur hara yang
di butuhkan
tanaman
4 Lahan Rabu 07.00-10.00 Penyiraman Penyiraman
petani 11/07/2018 tanaman tanaman
mentimun mentimun di
lakukan agar
tanaman tetap
subur karena
pada musim
kemarau

15
tanaman sangat
membutukan air
5 Lahan Kamis 07.30-10.00 Pengikatan Tujuan dari
petani 12/07/2018 tanaman pada pengikatan yaitu
lajaran tanaman
mentimun yang
berumur 10
sampai seterunya
sudah siap di
lakukan
pengikatan
batang tanaman
pada lanjaran
agar tidak mudah
roboh jika
terkenah angin.
6 Lahan Jum’at 06.30-09.45 Pemberian Pemberian
petani 13/07/2018 pupuk pada pupuk pada
tanaman tanaman yaitu
mentimun untuk memenuhi
unsur hara yang
di butuhkan
tanaman
7 Lahan Sabtu Penyiraman dan - Penyiraman
petani 14/07/2018 06.30-10.00 pengikatan tanaman
tanaman mentimun di
lakukan agar
tanaman tetap
subur, jika
tanaman
kekurangan air
maka perlu
adanya
penyiraman.
- Tujuan dari
pengikatan
yaitu tanaman
mentimun
yang berumur
10 sampai
seterunya
sudah siap di
lakukan
pengikatan
batang
tanaman pada

16
lanjaran agar
tidak mudah
roboh jika
terkenah
angin.
8 Rumah Mengantar bibit Bibit semangka
petani Senin semangka yang sudah di
16/07/2018 semai yang
02.30-04.00 berumur 5-6 hari
sudah siap di
berikan pada
petani yang siap
menanam.
9 Lahan Selasa 07.00-11.00 Pengolahan Pengolahan
petani 17/07/2018 tanah tanah bertujuan
untuk
memperbaiki
sifat fisik,
biologi dan
kimia tanah.
Pengolahan
menggunakan
cangkul.
10 Lahan Rabu 06.00-10.00 Polinasi tanaman Tanaman
petani 18/07/2018 mentimun mentimun yang
berumur 25 hari
sudah siap di
polinasi dan
untuk melakukan
polinasi
dilakukan pagi
hari dari pukul
06.00-10.00 Wib
11 Lahan Kamis 06.30-16.30 Pindah tanam / Bibit tanaman
petani 19/07/2018 penanaman mentimun yang
berumur 5-6 hari
yang di semai
pada trey sudah
siap di
pindahkan pada
lahan yang sudah
di olah.
12 Pabrik Selasa, 07.30-03.30 Persemaian Benih semangka
24/07/2018 6.000 benih yang sudah
semangka muncul
kecambah siap di

17
semai pada
media, media
yang di gunakan
yaitu blotong
dan cocofit di
campur menjadi
satu kemudian di
beri fungsida
secara merata
lalu di isi pada
tempat media (
trey )
13 Pabrik Rabu, 07.30-03.30 Persemaian Benih semangka
25/07/2018 9.000 benih yang sudah
semangka muncul
kecambah siap di
semai pada
media, media
yang di gunakan
yaitu blotong
dan cocofit di
campur menjadi
satu kemudian di
beri fungsida
secara merata
lalu di isi pada
tempat media (
trey )
14 Pabrik Kamis, 07.30-03.30 Persemaian Benih semangka
26/07/2018 9.000 benih yang sudah
semangka muncul
kecambah siap di
semai pada
media, media
yang di gunakan
yaitu blotong
dan cocofit di
campur menjadi
satu kemudian di
beri fungsida
secara merata
lalu di isi pada
tempat media (
trey )

18
15 Pabrik Jum’at 07.30-03.30 Persemaian Benih semangka
27/07/2018 15.000 benih yang sudah
semangka muncul
kecambah siap di
semai pada
media, media
yang di gunakan
yaitu blotong
dan cocofit di
campur menjadi
satu kemudian di
beri fungsida
secara merata
lalu di isi pada
tempat media (
trey )
16 Pabrik Sabtu 07.30-03.30 Persemaian Benih semangka
28/07/2018 15.000 benih yang sudah
semangka dan muncul
Persemaian kecambah siap di
1.800 benih semai pada
jantansemangka media, media
yang di gunakan
yaitu blotong
dan cocofit di
campur menjadi
satu kemudian di
beri fungsida
secara merata
lalu di isi pada
tempat media (
trey )
Lahan Selasa 06.30-11.00 Penyiraman - Penyiraman
17 petani 31/07/2018 tanaman dan tanaman
pemberian mentimun di
pestisida lakukan agar
(furadan) tanaman tetap
subur, jika
tanaman
kekurangan air
maka perlu
adanya
penyiraman.
- Pemberian
pestisida pada
tanaman

19
mentimun
agar tanaman
terhindar dari
hama dan
nematoda

Tabel 2. Kegiatan magang bulan Agustus di Pt. Agri Makmur Pertiwi.

No Tempat Hari/Tgl Waktu Kegiatan Hasil


kegiatan ( Wib )

1 Lahan Rabu 06.00-10.00 polinasi Tanaman


petani 01/08/2018 mentimun yang
berumur 25 hari
sudah siap di
polinasi dan
untuk melakukan
polinasi
dilakukan pagi
hari dari pukul
06.00-10.00 Wib
2 Lahan Senin 07.30-10.00 Penyiraman Penyiraman
petani 06/08.2018 tanaman
mentimun di
lakukan agar
tanaman tetap
subur karena
pada musim
kemarau
tanaman sangat
membutukan air

20
3 Lahan Selasa 07.30-11.00 pengwiwilan Membersihkan
petani 07/08/2018 bungan jantan
pada tanaman
betina
4 Lahan Rabu 07.30-10.00 Penyiraman Penyiraman
petani 08/08/2018 tanaman
mentimun di
lakukan agar
tanaman tetap
subur karena
pada musim
kemarau
tanaman sangat
membutukan air
5 Lahan Kamis 07.30-11.00 Pengwiwilan Membersihkan
petani 09/08/2018 bungan jantan
pada tanaman
betina
6 Lahan Jum’at 07.30-10.00 Penyiraman Penyiraman
petani 10/08/2018 tanaman
mentimun di
lakukan agar
tanaman tetap
subur karena
pada musim
kemarau
tanaman sangat
membutukan air
7 Lahan Sabtu 07.30-11.00 Pemetikan OP Memetik buah m
petani 11/08/2018 dan entimun yang tid

21
pemangkasan ak terpolinasi se
tanaman jantan hingga tidak
berpengaru
terhadap
kwalitas
produksi benih.
Setelah selesa
polinasi
tanaman jantan
di babat karena
tanaman jantan
tidak dapat di
pelihara.
8 Lahan Minggu 07.30-11.30 Ekstraksi benih Pemisahan
petani 12/08/2018 biji/benih dari
daging buah
dengan
mengunakan
mesin maupun
manual
9 Lahan Senin 07.30-11.30 Ekstraksi benih Pemisahan
petani 13/08/2018 biji/benih dari
daging buah
dengan
mengunakan
mesin maupun
manual
10 Lahan Selasa 07.30-10.30 Pencucian Biji/benih yang
petani 14/08/2018 biji/benih dan sudah di
penjemuran permentasi di

22
bersihkan
mengunakan air
agar sisah daging
yang menempel
pada biji bener –
benar bersih.
11 Lahan Kamis 07.00-10.00 Polinasi Tanaman
petani 16/08/2018 mentimun yang
berumur 25 hari
setelah tanam,
siap di polinasi
dan untuk
melakukanya
pada pagi hari
dari jam 06.00-
10.00 Wib.
12 Lahan Jum’at 07.00-10.00 Polinasi Tanaman
petani 17/08/2018 mentimun yang
berumur 25 hari
setelah tanam,
siap di polinasi
dan untuk
melakukanya
pada pagi hari
dari jam 06.00-
10.00 Wib.
13 Lahan Sabtu 07.30-10.00 Penyiraman Penyiraman
petani 18/08/2018 tanaman tanaman
mentimun mentimun di
lakukan pada

23
pada pagi hari
agar tanaman
tetap subur
karena tanaman
di musim
kemarau sangat
membutuhkan
air.
14 Lahan Minggu 07.00-10.00 Pemetikan OP Memetik buah m
petani 19/08/2018 entimun yang tid
ak terpolinasi se
hingga tidak
berpengaru
terhadap
kwalitas
produksi benih.
15 Lahan Senin 07.00-09.00 - Pemetikan - Memetik
petani 20/082018 14.00-16.30 OP buah men
- Penanaman timun ya
ng tidak t
erpolinasi
sehingga
memper
mudah
panen.
Bibit tanaman m
entimun yang su
dah berumur 5-6
hari telah di
semai pada trey

24
sudah siap di
pindahkan ke
lahan yang sudah
di olah.
16 Lahan Selasa 07.00-09.00 Penyiraman Penyiraman
petani 21/08/2018 tanaman tanaman
mentimun mentimun di
lakukan pada
pada pagi hari
agar
tanaman tetap su
bur karen
tanaman di musi
m kemarau sang
at membutuhkan
air.

25
4.2 Hasil Dan Pembahasan
4.2.1 Teknik Budidaya Produksi Benih Mentimun F1( Cucumis Sativu L )
PMT-07

Teknik budidaya tanaman yang digunakan untuk produksi benih mentimun


sediki berbeda dengan teknik budidaya tanaman mentimun untuk komsumsi.
Teknik budidaya dalam memproduksi benih mentimun mengacu pada standar
operasional prosedur yang di buat oleh perusahaan agar benih yang hasilnya benih
mentimun yang bermutuh unggul. Berikut adalah teknik budidaya tanaman
mentimun F1 ( Cucumis Sativu L ) PMT-07 untuk benih yang di lakukan oleh
perusahaan atau petani mitra

1. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan merupakan langkah awal dalam usaha budidaya tanaman.


Lahan merupakan faktor penentu daya tumbuh dan produktivitas tanaman, sehingga
kesuburannya harus benar-benar diperhatikan.

Berdasarkan kegiatan pengolahan tanah di olah mengunakan cangkul untuk


mengemburkan tanah sekaligus membuat bedengan. lebar bedengan di buat dengan
jarak 60 cm dan panjang bedengan di buat sesuai panjang lahan. Beri/taburi pupuk
dasar pada bedengan dengan dosis pupuk ZA 15 gr/tanaman, SP-36 40 gr/tanaman,
dan KCL 15 gr/tanaman. Semua pupuk dicampur dan di sebar secara merata, tutup
dengan tanah dan lakukan penyiraman sampai bedengan basah ( agar pupuk segera
bereaksi ). Pasang mulsa plastik hitam perak ( MPHP ) sesuai lebar bedengan untuk
tanaman jantan dan betina ( pemasangan mulsa dilakukan pada siang hari sekitar
jam 09.00-14.00 WIB).

26
(a) (b)
Gambar 7. Teknik pengolahan tanah (a) teknik pengemburan tanah (b) teknik
pembuatan bedengan.

2. Pemasangan mulsa plastik hitam perak

Berdasarkan kegiatan, Mulsa yang digunakan dalam budidaya mentimun


adalah Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). Mulsa ini memiliki dua warna, yakni
warna hitam dan warna perak. Aplikasi MPHP adalah bedengan di tutup dgn
mphp kemudian di tahan mengunakan potonga bambu agar mulsa tahan terhadap
tiupan angin. sisi berwarna hitam menghadap ke bawah (menutup permukaan
tanah) dan sisi berwarna perak menghadap ke atas/tanaman. Fungsi warna hitam
menekan tumbuhnya gulma atau rerumputan liar yang menggangu tanaman.
Sedangkan warna perak berfungsi untuk memantulkan sinar matahari yang akan
berguna untuk membunuh hama yang ada di permukaan daun mentimun. Selain
fungsi di atas, MPHP juga berfungsi untuk membuat suhu dan kelembaban tanah
relatif stabil, serta menjaga tanah tetap gembur.

Gambar 8. Teknik pemasangan mulsa

27
3. Pemasangan lanjaran (ajir)

Pemasangan lanjaran menggunakan bambu. Tinggi lanjaran yang


dibutuhkan 160-200 cm, dipasang tegak dengan aplikasi 1 lanjaran untuk 1
tanaman. Pasang tali pada 3 bagian lanjaran yaitu bagian atas, tengah dan bawah
dengan jarak tali 50 cm. Lanjaran di ikat berbentuk kerucut. Upaya ini dilakukan
sebagai upaya memperkuat lanjaran sehingga dapat menopang pertumbuhan
tanaman mentimun. Kegiatan ini juga berfungsing untuk merafikan lanjaran-
lanjaran tersebut. dengan adanya lanjaran mempermudah dalam hal perawatan
tanaman dan pengaturan cahaya yang masuk ke dalam tanaman.

(a) (b)
Gambar 9. Teknik pemasangan lanjaran (a) bahan lanjaran (b) lanjaran yang sudah
terpasang pada bedengan.

4. Persiapan media persemaian

Berdasarkan kegiatan, Persiapan polibag atau trey dilakukan dengan


menyiapkan media persemaian ini di dalam gren hous. Media yang di gunakan yaitu
blotong ( limbah ampas tebu ) dan cocofit ( limba sabut kelapa ), media dicampur
menjadi satu kemudia di semprotkan dengan pupuk NPK dan foradan yang sudah

28
di larukan secara merata. Fungsi dari penyemprotan ini yaitu agar media terbebas
dari penyakit.

(a) (b) (c)


Gambar 10. Teknik persiapan media (a) media (b) trey tempat media (c) trey yang sudah
di isi media.

5. Persemain benih

Berdasarkan kegiatan persemaian, benih mentimun terlebih dahulu


direndam dalam larutan fungisida dengan komposisi 250 mil fungisida trikmen.
Fungsi dari perendaman ini adalah agar benih yang akan disemai terbebas dari
penyakit. Benih direndam selama 15 menit dan disebar dalam media kertas.
Setelah itu media kertas ditutup rapi dan di bungkus mengunakan handuk yang
sudah di basahi air, selanjutnya dimasukkan dalam germination room dan ditunggu
hingga 1-2 hari sampai benih berkecambah baru ditumbuhkan dalam media tray.

(a) (b) (c)


Gambar 11. Teknik perendaman benih (a) benih yang sudah di rendam (b) benih yang di
bungkus menggunakan kertas (c) penyimpanan benih dalam germination
room.

29
Pada tanaman mentimun (Cucumis Sativu L ) hibrida atau F1, persemaian
dilakukan pada benih jantan dan benih betina. Cara persemaian benih baik
jantan maupun betina ialah sama, yang berbeda adalah umur semainya.
Persemaian benih jantan di semai terlebih dahulu sebelum benih betina.
Persemaian benih betina dilakukan setelah persemaian jantan selesai atau 3 hari
setelah persemain benih jantan.

(a) (b)
Gambar 12. persemaian benih (a) persemaian benih pada trey (b) benih yang siap
tumbuh

6. Penanaman atau pindah tanam

Berdasarkan kegiatan, benih mentimun siap pindah tanam ke lahan saat


berumur 7-10 hari saat bibit mengeluakan daun pertama. Pindah tanam di lakukakan
pada lahan yang sudah terpasang ajir. Pada saat tanam, pastikan pupuk dasar sudah
diberikan minimal 7 hari sebelumnya (dihitung dari pemberian air pada saat pupuk
dasar).

Tanaman jantan ditanam baris ganda (double row) dengan jarak tanam
60 x 60 cm. Lubangi mulsa 1 hari sebelum tanam atau pada pagi harinya menjelang
tanam. Bibit ditanam pada saat sudah memasuki umur siap tanam dengan ciri
daun palsu/kotiledon sudah terbuka total dan daun sempurna sudah terbuka.

30
(a) (b)
Gambar 13. Penanaman bibit mentimun ( cucumis sativus L ) (a) bibit mentimun (b)
penanaman pada lahan

7. Pengairan

Waktu pemberian air yang perlu diperhatikan adalah pada saat: (a) tanam
dan penyulaman, (b) pemupukan, serta (c) pembungaan, pembentukan buah, dan
pengisian biji. Pengairan sebaiknya diberikan setiap 7-10 hari, tergantung jenis
tanah, kebutuhan tanaman dan kondisi lahan. Jangan biarkan lahan terlalu kering
karena dapat mengakibatkan stres pada tanaman yang mengakibatkan dapat
terhambatnya pertumbuhan tanaman (tanaman kerdil/layu/mati).

Pengairan dapat dilakukan dengan penyiraman (gambyor), kocor atau


dengan sistem turap/leb (kondisi air maksimal setengah tinggi guludan). Dalam
budidaya tanaman menitmun, kecukupan air sangat berpengaruh terhadap
pembentukan dan pembesaran buah karena karakteristik buahnya yang
mengandung banyak air. Gunakan air bersih dan hindari pemberian air yang
berlebihan.

(a) (b)
Gambar 14. penyiraman (a) alat pengocoran (b) pengocoran
pada tanaman.

31
8. Pengikatan tanaman pada lanjaran (ajir)
Berdasarkan kegiatan, pengikatan tanaman pada lanjaran dilakukan pada
umur 14 hst. Tanaman di ikat menggunakan daun kelapa yang di potong sesuai
keinginan kemudian di tahan menggunakan estapet agar pengikatan terlihat rapi.
Pengikatan ini dilakukan agar tanaman tidak menjalar di permukaan tanah, fungsi
lainya yaitu menjaga tanaman tidak roboh jika terkena tiupan angin.

Gambar 15. Pengikatan tanaman Mentimun


(Cucumis Sativu L ) pada lanjaran

9. Pengendalian hama penyakit tanaman (HPT)


hama dan penyakit tanaman (HPT) adalah salah satu faktor yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman, sehingga jumlah HPT di lahan harus dapat
terus dikontrol. Berdasarkan kegiatan pengendalian HPT di lakukan dengan cara
penyemprotan pestisida atau insektisida yang sesuai setiap 7 hari sekali.
Pemberantasan HPT dan jenis pestisida atau insektisida yang di gunakan
disesuaikan dengan gejala, jenis HPT dan tingkat seranganya. Upaya lainya dalam
mengendalikan jumlah HPT di lahan yaitu dengan membersikan lahan dari gulma
di sekitar pertanaman, karena gulma dapat berpotensi sebagai sarang/inang HPT.

32
(a) (b) (c)
Gambar 16. Hama dan penyakit (a) hama bekicot (achatinidae) (b) hama oteng-oteng
(aulocophora similis oliver) (c) penyakit cucumber mozaik virus (CMV)

10. Pemeliharaan tanaman mentimun F1 ( Cucumis Sativu L ) PMT-07


Pemeliharaan merupakan tahapan penting dalam keberhasilan budidaya
tanaman. Pemeliharaan tanaman di antaranya adalah penyulaman, penyiangan,
pembumbunan, pengikatan pada lanjaran, pemupukan, pewiwilan, training, serta
pengendalian organisme penggangu tanaman.

Penyulaman merupakan kegiatan menganti tanaman rusak, mati dan


tanaman yang memiliki pertumbuhan kurang baik yang telah ditanam di lahan pada
awal penanaman. Proses budidaya mentimun sering dijumpai tanaman yang
rusak/mati akibat serangan organisme penggangu tanaman maupun rusak karena
faktor alam. Kegiatan penyulaman dilakukan sedini mungkin, sehingga
penyulaman dilakukan maksimal 3 hst.

Penyiangan di lakukan untuk pengendalian gulma yang berada di sekitar


tanaman. Kegiatan penyiangan bertujuan agar gulma tidak menggangu
pertumbuhan tanaman mentimun serta mencegah gulma menjadi tempat
persembunyian hama dan faktor penyakit. Waktu penyiangan disesuaikan dengan
kondisi lapangan. Penyiangan di lakukan semingu sekali. Penyiangan dilakukan
secara manual atau mencabut gulma di sekitar tanaman dan menghindari
penggunaan herbisida karena dapat menggangu pertumbuhan tanaman.

33
Gambar 17. penyiangan tanaman Mentimun
(Cucumis Sativu L )

Pembumbunan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang sehingga


tanaman tidak mudah roboh. Pembumbunan dilakukan pada awal tanam karena
tanaman membutuhkan media tumbuh yang baik bagi akar dan mempermudah
peresapan pupuk ke dalam tanah sehingga mempercepat tanaman mengabsorbsi
pupuk. Dalam usaha pemeliharaan tanaman mentimun di lahan, pembumbunan
dilakukan dengan cara membumbun tanah di sekitar lubang tanam tanaman
mentimun pada plastik mulsa hitam-perak. Pembumbunan juga dilakukan apabila
tanah di sekitar tanaman hilang terkikis air sehingga akan memperlambat
pertumbuhan akar tanaman.

Gambar 18. Pembumbunan tanaman Mentimun


(Cucumis Sativu L )

Pemupuka pada tanaman mentimun sangat dibutukan sebagai pendukung


dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, pembentukan dan perkembangan
bakal buah serta pengisian benihnya. Pemupukan dilakukan semingu sekali dengan
cara dikocor pada tanaman. Pengaplikasian yaitu pupuk NPK mutiara 2 kg, ponska
1 kg di larutkan dalam 150 liter air sesuai dengan jumlah tanaman yaitu 1500
tanaman kemudian di kocorkan pada tanaman 10 mil pertanaman.

34
(a) (b)
Gambar 19. Pemupukan (a) pelarutan pupuk (b) pengocoran
pupuk pada tanaman.

Wiwil atau pengwiwilan bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan


serta perkembangan bakal buah tanaman. Bagian yang diwiwil yaitu cabang 1
sampai ke 5. Bunga wali/bungan jantan pada tanaman bertina, serta cabang di atas
cabang ke 11. Cabang yang terletak pada cabang 6 sampai ke 11 dipelihara sebagai
tempat berkembangnya buah. Apabila kondisi tanaman cukup subur, cabang 1 dan
2 dipelihara 2 buah/cabang.

Training merupakan proses penyeragaman bakal buah yang akan dipolinasi.


Penyeragaman dilakukan agar tanaman yang nantinya dipolinasi akan memiliki
ukuran yang optimal. Training dilakukan untuk memperkirakan kesiapan bungan
betina yang akan siap dipolinasi secara serentak sehingga proses polinasi tidak
berlangsung lama. Bunga mekar tidak bersamaan dapat menyebabkan terganggunya
pertumbuhan bakal bunga yang lain.

35
Penyungkupan pada bunga betina pada tanaman betina dilakukan untuk
mencegah terjadinya penyerbukan sendiri. Penyungkupan dilakukan pada bunga
betina yang kemungkinan keesokan harinya akan mekar. Bunga yang siap
disungkup biasanya ditandai dengan kelopak bunga telah membesar dan berwarna
kekuningan. Pada bungan yang telah disungkup/klip diberi tanda benang merah
pada bagian yang mudah dilihat sesuai jumlah bunga yang disungkup. Benang
merah sebagai penanda agar memudahkan polinasi mengetahui bunga yang siap
polinasi keesokan harinya.

(a) (b)
Gambar 20. penyungkupan (a) bunga betina belum disungkup (b) bunga
betina sesudah disungkup

11. Roguing tanaman


Roguing tanaman jantan dan betina di lakukan pada 21 HST. Roguing
adalah melakukan seleksi pada tanaman jantan dan betina dengan mencari dan
mencabut tanaman yang tidak sama/berbeda warna batang, bentuk daun, bunganya,
dll (tanaman jenis lain atau off type). Pastikan sebelum polinasi, tanaman jantan
(yang di ambil bunganya) 100% murni ( tidak ada campuran dengan tanaman jenis
lain). Setelah tanaman jantan diroguing, bersikan semua buah yang ada pada
tanaman jantan, agar tanaman tetap sehat dan selama polinasi tidak terjadi
kekurangan bunga jantan. Tanaman jantan tidak boleh dipelihara buahnya dengan
alasan apapun.

36
Roguing tanaman betina kembali di lakukan pada 38 HST. Roguing di
lakukan dengan cara seleksi pada tanaman dengan mencari dan mencabut tanaman
yang tidak sama/berbeda seperti yang di lakukan pada tanaman jantan. Sehingga
sebelum panen tanaman betina sudah 100% murni (tidak ada campuran dengan
tanaman jenis lain).

12. Polinasi
Persiapan alat dan bahan polinasi di sediakan sebelum melakukan polinasi.
alat dan bahan yang di butukan dalam polinasi adalah, penjepit/klip, benang siet (
warna merah), keranjang plastik, bungan jantan.

Gambar 21. Alat dan bahan polinasi

Pemeraman bunga jantan di lakukan sore hari dengan memilih bunga jantan
dari tanaman jantan yang diperkirakan akan mekar keesokan harinya. Bunga yang
di ambil biasanya ditandai dengan kelopak bunga yang telah membesar dan
berwarna kuning. Proses pemeraman dilakukan secara manual dengan merendam
bunga jantan selama 10 menit kemudia diletakan pada kain basah di bungkus
kemudian di masukan dalam ember plastik di simpan selama semalam.

(a) (b) (c)


Gambar 22. Pemeraman bunga jantan (a)perendaman bunga jantan (b) bunga jantan di
letakan pada kain basa (c) bunga jantan di bungkus kemudian di masukan dalam ember

37
Polinasi merupakan proses bertemunya serbuk sari dengan kepala putik.
Dalam proses budidaya tanaman mentimun hibrida/F1, harus dilakukan tindakan
pencegahan agar tanaman tidak menyerbuk sendiri. Tanaman mentimun yang siap
di polinasi biasanya dilakukan saat tanaman berumur 25-30 HST. Periode polinasi
berlangsung singkat sekitar 5-7 hari tergantung dari jumlah tanaman dan tenaga
kerja. Polinasi di lakukan dengan cara mengoleskan polen pada kepala putik secara
merata. Setelah di polinasi, bakal buah ditandai dengan benang merah pada tangkai
buahnya serta menutup lagi kelopak bunga mengunakan penjepit khusus polinasi.
menjepit kelopak dengan klip serapat mungkin.

(a) (b)
Gambar 23. polinasi (a) bunga betina belum dipolinasi (b) bunga betina
sesudah dipolinasi

Pemetikan OP( open pollin ation ) buah mentimun yang tumbuh dan
berkembang melalui polinasi secara alami (tidak dilakukan oleh petani sesuai
dengan standar yang diterapkan). OP akan merusak keseragaman produksi benih
yang diinginkan oleh perusahaan, sehingga harus dihilangkan dari tanaman
budidaya. Selain itu, pemetikan OP dilakukan agar pertumbuhan tanaman
mentimun yang sudah dipolinasi maksimal, karena tanaman tidak harus mensuplai
hasil fotosintesis ke OP. ciri OP yang harus dihilangkan dari lahan ialah buah
mentimun yang tidak memiliki tanda benang merah yang menandakan telah
dilakukan polinasi oleh petani.

38
Gambar 24. Buah OP

13. Panen
Panen adalah akhir dari kegiatan budidaya dan awal dari kegiatan pasca
panen. Sebelum panen harus di lakukan seleksi pada buah yang tidak bertanda
(buah OP). buah OP harus dibuang karena bukan hasil polinasi. Panen di lakukan
dengan cara memetik buah yang sudah tua (masak fisiologis) kemudian di
kumpulkan pada suatu tempat untuk diproses. Jangan sampe memanen buah busuk
karena akan menghasilkan kualitas benih yang kurang baik.

Selain kegiatan panen buah itu sendiri, pencatatabn terhadap jumlah buah
yang dipanen sangat diperlukan guna keperluan perhiungan produktivitas tanaman.
Pencatatan ini bertujuan untuk menghitung jumlah buah yang di panen yang
nantinya dapat digunakan sebagai indikator perhitungan jumlah produksi benih dan
produktivitas setiap tanaman dalam menghasilkan benih.

(a) (b)
Gambar 25. panen (a) buah siap dipetik/panen (b) buah sudah selesai
dipetik/panen.

39
14. Pengolahan benih dilapangan
a. Curing

Curing adalah kegiatan menata buah mentimun dengan posisi berdiri


dengan bagian pangkal berada dibagian bawah yang bertujuan agar benih menjadi
lebih bernas. Curing di lakukan dilakukan di tempat kering dan bersih. Buah yang
dicuring tidak boleh di tumpuk atau diletakan dalam karung. Karena dapat
menyebabkan kelembapan meningkat sehingga dapat meningkatkan presentasi biji
tumbuh sebelum diektrasi.

b. Ekstraksi benih

Proses Ekstraksi benih adalah proses pemisahan biji/benih dari bagian


tanaman yang lain seperti daging buah, tangkai malai, dan kulit buah. Proses
ekstraksi benih dilakukan dengan teknik manual maupun menggunakan mesin.

Teknik manual di lakukan dengan menggunakan peralatan sederhana seperti


sendok, ember dan saringan. Buah mentimun dibelah menjadi dua bagian
menggunakan pisau kemudia biji di keluarkan atau dipisahkan dari daginya
mengunakan sendok dan di tampung menggunakan wadah plastik/ember plastik.
Namun dalam teknik manual membutukan tenaga dan waktu yang lama.

(a) (b) (c)


Gambar 26. Ekstraksi benih manual(a)pemelahan buah mentimun (b) buah mentimun
dibelah menjadi dua bagian (c) pemisahan biji/benih dari daging mentimun
secara manual

40
Teknik mengunakan mesin yaitu buah dipotong menjadi dua bagian
kemudian biji dipisahkan dari dagingnya mengunakan mesin sesuai cara
mengunakanya dan biji ditampung pada wadah plastik. Namun teknik ini
membutukan biaya dan waktu yang lama.

(a) (b) (c)


Gambar 27. Exstraksi benih mengunakan mesin (a)pemotongan buah (b) buah di
potong menjadi dua bagian (c) pemisahan biji/benih dari daging mentimun
mengunakan mesin.

c. Fermentasi

Fermentasi merupakan proses penyimpanan biji/benih hasil ekstraksi dalam


sebuah tong plastik yang bertujuan untuk melunakan sisa-sisa daging buah yang
masih tercampur. Proses ini di lakukan tampa penambahan air karena dapat
menyebabkan benih menjadi berkecambah. Proses permentasi dilakukan selama 1
malam.

(a) (b)
Gambar 28. fermentasi (a) biji/benih yang di fermentasi (b) biji/benih sudah siap
fermentasi.

d. Pencucian

41
Benih di bersikan menggunakan air bersih sebanyak 3-4 kali sampai benar-
benar bersih dari lendir dan daging buah yang menempel. Setelah benih dipastikan
bersih, selanjutnya benih digenangi dengan air mengalir dalam bak untuk
memisakan benih yang mengapung dan benih yang tengelam. Biji/benih yang
mengapung dipermukaan air dibuang dan disisakan biji/benih yang tengelam.

(a) (b)
Gambar 28. pencucian (a) proses pencucian biji/benih (b) biji/benih yang
sudah di bersikan

e. Pengeringan

Benih yang selesai di bersikan selanjutnya ditiriskan selama 1 jam untuk


selanjutnya di lakukan pengeringan menggunakan trey jemur/terpal. Pengeringan
dilakukan secara manual dengan menggunakan bantuan sinar matahari secara
langsung selama 7-8 jam. Selama mengeringkan benih secara manual dengan
bantuan sinar matahari langsung perlu dilakukan pembalikan benih untuk
mendapatkan hasil kering benih yang seragam. Kadar air ideal benih dari lahan 7-
12 % dan benih siap di sortir.

42
(a) (b)
Gambar 29. pengeringan (a) proses pengeringan (b) pengeringan
memanfaatkan cahaya matahari.

f. Sortati benih

Sortati benih dilakukan dengan tujuan memisakan benih yang baik (bernas)
dengan benih yang kurang baik ( setengah bernas) proses sortasi dilakukan setelah
benih kering. Setelah benih benar-benar kering (jika di patakan langsung patah
menjadi dua), dilakukan penampian agar kotoran dan benih hampa hilang. Setelah
benih selesai disortati, benih di kemas dalam kantung plastik dan dikirim ke pabrik.

43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan magang maka dapat di tarik kesimpulan yaitu,
pelaksanaan kegiatan magang kerja memberi pengetahuan dan pengalaman bagi
mahasiswa dengan teknik budidaya produksi benih mentimum F1 ( Cucumis Sativu
L ) PMT-07 yang di kelolah sendiri oleh perusahaan atau petani mitra. Kegiatan
yang di lakukan meliputi, pengolahan lahan, pemasangan MPHP, pemasangan
lanjaran, persiapan media tanam, persemaian benih, penanaman, pengairan,
pengikatan tanaman pada lanjaran, pengendalian HPT, pemeliharaan, penggunaan
pupuk, roguing tanaman, polinasi, panen, pengolahan benih dilapangan.

5.2 Saran
Koordinasi antar semua departemen yang ada di perusahaan sekaligus
petani mitra harus ditingkatkan, sehingga jika terjadi suatu masalah menyangkut
teknik budidaya produksi mentimun dapat di cari solusi untuk pemecahan masalah
yang sesuai tampa merugikan semua pihak.

44
DAFTAR PUSTAKA

Anwar A., sudarsono dan ilyas. 2005 perbenihan sayuran di indonesia: kondisi
teknik dan prospek bisnis benih sayur. Bul. Agron. 33(1): 38-47.

Cahyono, B. 2006. Timun. CV Aneka Ilmu, Semarang.

Direktorat perbenihan Hortikultura. 2013. Pedoman teknis kegiatan pengembangan


sistem perbenihan Hortikultura 2014. Direktorat Jendral Hortikultura,
jakarta.

[ Dirjen Horti ] Direktor jendral hortikultura. 2011. Rencana strategi direktorat


jendral hortikultura tahun 2010-2014. Direktorat Jendral Hortikultura,
jakarta.

Milawatie. 2006. Pengaruh Frekkuensi Penyerbukan Terhadap Keberhasilan


Persilangan Mentimun ( Cucumis Sativus L ). Skripsi universitas
malang. Malang.

Rukmana R. 1994. Teknik Budidaya Mentimun, Yokyakarta.

Risdiantono. Ca. 2015. Manajemen mutuh benih. Laporan magang universitas


brawijaya.

Sutapraja H. 2008. Pengaruh Jarak Tanam Dan Ukuran Umbi Bibit Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Mentimun Untuk Bibit. J. Hort. 18(2):155-
159.

Sumpena.2008. budidaya mentimun intensif dengan mulsa secara tumpang gilir.


Penebar swadaya. Jakarta.

Sunarjono. H. h. 2007. Bertanam 30 jenis sayur. Penebar swadaya. Jakarta. Hal,


109-114.

Shidiqqah. A. 2017. Menejemen pengendalian mutuh benih tanaman mentimun


hibrida ( cucumis sativus L ).skripsi institut pertanian bogor.

45
Warintek. 2006. Mentimun. Available at: http//warintek. Progressio.or.id/ ( 18
Februari 20016).

46
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan magang

teknik pengemburan tanah teknik pembuatan bedengan.

Teknik pemasangan mulsa pemasangan lanjaran

penyimpanan benih dalam tempat persemaian


germination room.

47
benih siap tumbuh penanaman pada lahan

penyiraman pada tanaman pengikatan tanaman pada lanjaran

pelarutan pukpuk penyungkupan bunga jantan

alat dan bahan polinasi perendaman bunga jantan

48
bunga betina sesudah dipolinasi buah OP

buah mentimun sudah dipanen pemisahan biji/benih dari daging


mentimun secara manual

pemisahan biji/benih dari daging biji/benih yang di fermentasi


mentimun mengunakan mesin.

proses pencucian biji/benih proses pengeringan

49
Lampiran 2. Dokumentasi bersama petani

photo bersama petani mentimun F1 di Desa duren

photo bersama petani mentimun F1 di Desa masaran

50

Anda mungkin juga menyukai