Anda di halaman 1dari 13

Kumpulan makalah dan Laporan

praktikum
Blog ini membantu aku untuk lebih mengenal dan memahami bagaimana
mempublikasikan hasil tulisan yang kita inginkan dan menambah wawasan kita. Terutama
berguna untuk ortu dan diri kita sendiri. ........... Good Luck Always .........
SELASA, 11 DESEMBER 2012

Laporan Praktikum Sterilisasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur
jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman
seperti daun, mata tunas,protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan maupun organ , serta
menumbuhkannya dalam keadaan aseptik serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam
media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup
yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi
menjadi tanaman lengkap (Sany 2007: 1).

Adapun prinsip-prinsip dalam kultur jaringan sendiri kita ketahui antara lain (1). Totipotensi
Sel: Setiap sel dari manapun asalnya, akan mampu tumbuh menjadi tanaman sempurna kalau
diletakkan pada lingkungan yang sesuai (Scheleiden & Sachwan, 1901), (2). Regenerasi Tanaman:
Proses menuju diferensiasi ke arah pembentukan organ baru, (3). Bebas Kontaminasi
Mikroorganisme, dan (4). Lingkungan (media) yang sesuai dengan pertumbuhan jaringan. Dapat
dilihat salah satu prinsip adalah terbebas dari kontaminasi mikroorganisme. Ini artinya kultur
jaringan merupakan perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman,
menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril. Lingkungan yang sesuai dapat
dipenuhi dengan menentukan media tumbuh yang sesuai dan penempatan pada kondisi yang
terkendali berkaitan dengan intensitas dan periodisitas, cahaya, temperatur, dan kelembaban
serta keharusan sterilisasi (Hendaryono & Wijayani 1994: 2).

Sterilisasi merupakan hal yang erat dengan pembuatan medium isolasi dan pembiakan
mikroorganisme secara murni. Pengertian umum sterilisisasi adalah suatu proses yang berusaha
membebaskan bahan atau alat dari mikroorganisme. Namun perlu diketahui bahwa bahan atau
alat yang telah melalui proses sterilisasi tidak akan benar-benar bebas dari mikroorganisme.
Tujuan utama sterilisasi adalah untuk meminimalkan gangguan oleh mikroorganisme yang tidak
dikehendaki (kontaminan), sekaligus meminimalkan gangguan akibat proses sterilisasi itu sendiri
sekecil mungkin (Sany 2007: 1).

Sterilisasi dalam segala kegiatan kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu
di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap
peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang
digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan pun juga harus dalam keadaan steril. Tidak
hanya terbatas pada peralatan, namun ruangan yang akan digunakan pun harus dalam kondisi
aseptik. Tujuan utama dari sterilisasi ruangan maupun peralatan kultur pada dasarnya untuk
menghindari kontaminasi oleh mikro organisme yang ada di peralatan maupun di udara bebas
sekitar ruangan. Perlakuan tersebut mutlak dilakukan terutama pada ruang penabur atau tempat
yang digunakan untuk penanaman eksplan (Fardiaz 1992: 2).

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan kultur jaringan yaitu bahan
sterilisasinya, kandungan unsur kimia dalam media, hormon yang digunakan, substansi organik
yang ditambahkan dan terang atau gelapnya saat inkubasi. Dari sekian banyak permasalahan
yang harus diteliti dan diperhatikan adalah komposisi media tumbuh pada kultur jaringan karena
sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang
dihasilkannya. Teknik aseptik merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam kutur jaringan.
Keaseptikan harus dijaga dalam proses pengkulturan, selain itu juga termasuk sterilisasi bahan
tanaman (eksplan). Pada tahap ini dilakukan berbagai perlakuan untuk membersihkan kotoran
yang ada di permukaan bahan tanaman (disinfestasi). Selain itu, zat pengatur tumbuh adalah
senyawa organik bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan
dapat merubah proses fisiologi tanaman (Daisy 1994: 4).

1.2. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara serta prinsip-prinsip sterilisasi alat dan
bahan dalam teknik kultur jaringan tumbuhan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada
atau di dalam suatu benda. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang
dapat tembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110-121 .
Sterilisasi dalam setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk
kehidupan terutama mikroorganisme atau usaha untuk membebaskan alat dan bahan dari segala
bentuk kehidupan terutama mikrobia (Fardiaz 1992: 4).

Menurut Hamdan (2012: 11), bahwa sterilisasi dalam setiap proses yang umum dilakukan
dapat berupa: (a). Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang
dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat
temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven
dengan temperatur 170–180 dan waktu yang digunakan 2 jam yang umumnya untuk peralatan
gelas), (b). Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan
formalin), (c). Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan
tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem
kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat
(dalam hal ini adalah mikroba).

Autoclaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan medium kultur jaringan
tumbuhan denan mengunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 121°C . Sterilisasi dengan autoklaf
adalah salah satu metode sterilisasi dengan uap air di bawah tekanan. Suhu dan tekanan tinggi yang
diberikan kepada alat dan media kultur jarinan tumbuhan yang disterilkan memberikan kekuatan yang
lebih besar untuk membunuh sel dibandingkan dengan udara panas. Biasanya untuk mensterilkan
media diunakan suhu 121°C dan tekanan 15 lb/in² (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit (Torres 1989: 1).

Menurut Yuan (2012: 2), bahwa dalam metode kultur jaringan diperlukan lingkungan yang
steril. Ada beberapa metode sterilisasi alat dan bahan tanaman. Sterilisasi dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu dengan pembakaran, pemanasan kering, pemanasan basah, penyaringan atau
secara kimiawi. Sterilisasi dengan pembakaran yaitu alat-alat yang terbuat dari logam dapat
disterilkan dengan cara memanaskan atau membakar di atas lampu spirtus. Sterilisasi dengan udara
panas/kering padaalat-alat dari gelas seperti cawan petri, erlenmeyer, tabung piala, botol eksplan,
tabung reaksi dan sebagainya dapat disterilkan dengan udara panas (oven) pada suhu 130 – 160o C
selama 1 – 2 jam. Alat-alat ditata tidak terlalu rapat agar sirkulasi udara antar tumpukan alat dapat
berjalan lancar, sehingga semua alat dapat disterilkan dan dapat dengan mudah dijaga kesterilannya
saat dikeluarkan dari alat sterilisasi.

Sterilisasi dengan uap panas (basah) padabahan atau alat dapat disterilkan dengan uap panas
atau secara basah pada uap panas biasa atau uap panas dengan tekanan tinggi, secara terus menerus
(kontinyu) atau secara terputus putus (diskontinyu), khususnya medium pada suhu atau tekanan yang
rendah. Untuk sterilisasi dengan cara ini sering kali menggunakan otoklaf. Sterilisasi medium biasanya
dilakukan pada suhu 121oC dengan tekanan 1 atm selama 15-30 menit, namun untuk medium yang
tidak mudah rusak dapat dilakukan pada suhu atau tekanan yang sedikit lebih tinggi. Sterilisasi dengan
bahan kimiayaitu bahan kimia tertentu sering digunakan untuk sterilisasi alat maupun bahan. Etanol
70% sering digunakan untuk sterilisasi permukaan pada alat yang sering dikombinasi dengan
pembakaran pada api. NOCl (natrium hipoklorit) dan formalin juga sering digunakan untuk sterilisasi
permukaan atau disinfestasi permukaan atau disinfeksi permukaan (Torres 1989: 1).

Suatu alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau bahan tersebut bebas dari mikrobia,
baik dalam bentuk vegetative ataupun spora. Suatu benda atau substansi hanya dapat dikatakan steril
atau tidak steril, tidak akan pernah mungkin ada setengah steril atau hampir steril. Untuk sterilisasi
alat dan medium digunakan sterilisasi dengan mengunakan alat yang disebut autoclave. Sterilisasi
dilakukan untuk membunuh bakteri dan cendawan yang melekat pada eksplan maupun pada alat
serta bahan yang digunakan dalam penanaman eksplan (Fardiaz 1992: 4).

Menurut Pramono (2007: 1), bahwa metode sterilisasi alat dan bahan tanaman juga
dilakukansterilisasi dalam kegiatan kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di
laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi lingkungan kerja yaitu sterilisasi
yang dilakukan dalam penanaman eksplan agar mendapat tempat atau ruang yang steril dan bebas
dari mikroorganisme. Tempat untuk menanam dan memindahkan eksplan yaitu disebut Laminar Air
Flow. Dengan dihembuskannya aliran udara halus dari blower melalui suatu filter HEPA (High
Efficiency Particulate Air) dengan pori-pori kurang dari 0,3 µm. Fungsi aliran udara ini yaitu dapat
mencegah kontaminan yang air borne selama penanaman. Sebelum bekerja, bagian dalam laminar
disterilkan dengan alcohol 70% dan diratakan dengan tissue, kemudian dilanjutkan dengan
menyalakan lampu UV selama 0,5-1 jam untuk mematikan kontaminan di permukaan tempat kerja.

Sterilisasi alat dan media dilakukan pada alat-alat seperti botol, erlenmeyer, beaker glass,
petridish, pinset, scalpel, gunting, jarum ose, dll sebaiknya sebelum disterilisasi peralatan dicuci denga
detergen kemudian dibilas dengan aquades dan dikeringkan. Kemudian dibungkus dengan kertas
merang. Temperatur yang digunakan untuk sterilasasi alat-alat dengan autoclave 121°C pada tekanan
17,5 psi selama 20-30 menit. Sterlisasi bahan tanam yaitu bahan tanam yang ada dilapangan banyak
mengandung debu, kotoran-kotoran dan berbagai kontaminan hidup pada permukaan. Apabila
kontaminan ini tidak dihilangkan maka media yang mengandung gula, vitamin, dan mineral
merupakan sumber energy bagi kontaminan yang ada. Prinsip sterilasasi eksplan adalah dapat
mematikan kontminan tanpa membunuh eksplan, karena baik kontaminan maupun eksplan
merupakan benda hidup. Berhasilnya teknik sterilsasi merupakan langkah awal keberhasilan dalam
kerja kultur in vitro(Hadioetomo 1993: 1).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 06 November 2012 pada pukul 09.00
s/d selesai. Bertempat di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam di Universitas Sriwijaya Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah aluminium foil, autoklaf, botol kultur,
erlenmeyer, gunting kultur, kertas pembungkus, lampu bunsen, petridish, pinset dan scapel,
sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah aquades dan medium.

3.3. Cara Kerja

Disiapkan alat-alat yang berupa aluminium foil, Erlenmeyer, gunting, petridish, pinset tetes,
scapel kemudian dibungkus dengan kertas pembungkus. Botol kultur ditutup dengan aluminium
foil. Sedangkan bahan-bahan berupa aquades dan medium disterilisasikan dengan cara
dimasukkan dalam botol lalu ditutup dengan aluminium foil. Disterilisasi alat dan bahan dengan
autoklaf pada suhu 121°C dengan tekanan 15 psi selama 20-30 menit.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan praktikum didapatkan hasil sebagai berikut :

No Nama Alat Gamba Keterangan


. r

1. Autoklaf Autoklaf adalah alat sterilisasi untuk alat dan medium kultur
jaringan. Suhunya 121oC, tekanan uap 15 selama 15 menit
2. Magnetic Magnetic stirer memiliki fungsi untuk
menggojokdengan pemanas.Dengan menggunak
Stirer an listrik, alat ini berfungsi sebagai kompor selain
digunakan sebagai penggojok.

3. Elenmeyer

Alat ini digunakan dalam kultur jaringan tanaman sebagai


sarana menuangkan air suling maupun untuk tempat media
dan penanaman eksplan.

4. Gelas ukur Gelas ukur digunakan untuk menakar air suling dan bahan
kimia yang akan digunakan.
5. Pipet tetes Pipet tetes digunakan untuk mengambil supernatan (larutan)
protoplas atau untuk menambahkan KOH, HCL, menetralkan
pH.

6. Botol kultur Botol ini digunakan untuktempat menanam eksplan

7. Gelas piala

Alat ini digunakan untuk menuangkan ataumempersiapkan


bahan kimia dan air suling dalam pembuatan medium

8. Gunting
kultur
Alat ini digunakan untuk mengiris bagian tanaman atau
eksplan.

9. Aluminium Aluminium foil berfungsi untuk menutup botol kultur.

foil

10. Pinset Pinset digunakan untuk memegang atau mengambil irisan


eksplan atau untuk menanam eksplan

11. Cawan petri Alat ini digunakan untuk tempat eksplan

12. Scalpel

Alat ini digunakan untuk mengiris bahan isolasi protoplas


13. Kertas Kertas digunakanuntuk membungkus alat-alat yang akan di
sterilisasi
Pembungku
s

4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan diketahui beberapa alat-alat seperti erlenmeyer,
pipet tetes, pinset, disseting set, gunting, magnetic stirer, scaple, botol kultur dan lain-lain. Dari
alat-alat yang mempunyai fungsi dan cara pemakaian yang berbeda, namun disterilisasikan
bersama menggunakan autoklaf. Sterilisasi adalah segala kegiatan dalam kultur jaringan yang
sangat penting dan harus dilakukan ditempat yang steril, yaitu di laminar flow. Seperti yang
diungkapkanWetherell (1976: 1), bahwa lingkungan aseptic sebagai salah satu syarat utama
suksesnya kegiatan kultur jaringan perlu diterapkan dengan sungguh-sungguh. Untuk itu perlu
adanya usaha sterilisasi peralatan dan media yang akan digunakan dalam proses kultur agar
bebas dari mikroba.

Sterilisasi secara umum terdiri dari sterilisasi fisika, sterilisasi kimia dan sterilisasi modifide
yaitu gabungan antara sterilisasi fisika dan kimia. Menurut Yuan (2012: 2), bahwa ada beberapa
metode sterilisasi alat dan bahan tanaman yang dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan
pembakaran, pemanasan kering, pemanasan basah, penyaringan atau secara kimiawi. Sterilisasi
alat dan bahan tanaman juga dilakukansterilisasi dalam kegiatan kultur jaringan harus dilakukan
di tempat yang steril, dan menggunakan alat-alat yang juga steril yaitu sterilisasi lingkungan kerja,
sterilisasi alat dan media dan sterlisasi bahan tanam.

Jenis sterilisasi yang baik digunakan adalah sterilisasi menggunakan autoklaf. Autoklaf
yaitu alat yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Autoklaf dipakai untuk
sterilisasi medium atau larutan atau alat-alat yang tidak tahan suhu tinggi. Prinsip kerjanya yaitu
mensterilkan dengan bantuan uap. Menurut Wetherell (1976: 1), dalam waktu 10-15 menit
hampir semua sel-sel mikroba dapat terbunuh oleh uap air yang sangat panas. Untuk
mensterilisasi alat-alat dibutuhkan suhu uap air 250 oF (121°C) dalam waktu 15 menit. Untuk
menaikkan suhu yang lebih tinggi dari titik didih tersebut yaitu dengan menaikkan tekanan uap
air. Sedangkan menurut Estuningsih (2012: 1 ), jika panas digunakan bersama-sama dengan uap
air disebut sterilisasi basah mengggunakan autoklaf, sedangkan jika tanpa uap air disebut
sterilisasi kering menggunakan oven. Pada praktikum yang dilakukan hanya menggunakan
sterilisasi basah yaitu menggunakan autoklaf.

Percobaan sterilisasi kultur jaringandilakukan dengan baik, kita bisa membuat kisaran
konsentrasi dan waktu yang diperlukan untuk sterilisasi dengan rentang yang cukup lebar. Jika
dengan konsentrasi tertentu tidak terkontaminasi tetapi eksplannya mati, berarti konsentrasinya
harus diturunkan. Begitu juga sebaliknya, jika masih banyak kontaminannya, konsentrasi bahan
harus dinaikkan supaya tidak terkontaminasi lagi. Sama juga halnya dengan waktu yang
diperlukan untuk sterilisasi. Jika masih banyak kontaminasi, berarti proses sterilisasi harus lebih
lama. Jika kita telah berhasil mendapatkan satu kultur jaringan saja yang bebas kontaminan, maka
kita dapat memperbanyaknya dalam jumlah banyak.

Fungsi alat yang disterilisasikan adalah untuk menghindari adanya mikroorganisme yang
masih terbawa oleh alat-alat yang akan digunakan, karena adanya mikroorganisme menyebabkan
kontaminasi bahkan dapat menumbuh kembangkan bakteri yang belum benar-benar steril. Suatu
alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau bahan tersebut bebas dari mikrobia, baik dalam
bentuk vegetative ataupun spora. Suatu benda atau substansi hanya dapat dikatakan steril atau
tidak steril, tidak akan pernah mungkin ada setengah steril atau hampir steril. Untuk sterilisasi
alat dan medium juga digunakan sterilisasi dengan mengunakan alat yang disebut autoclave.
Sterilisasi dilakukan untuk membunuh bakteri dan cendawan yang melekat pada eksplan maupun
pada alat serta bahan yang digunakan dalam penanaman eksplan (Fardiaz 1992: 4).

Labu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium, memanaskan larutan,


dan menampung hasil dari penyaringan. Di dalam kultur jaringan aluminium foil berfungsi untuk
menutup botol kultur. Pipet tetes fungsinya sama dengan pipet ukur yaitu digunakan untuk
memindahkan suatu cairan atau larutan, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui.
Lampu bunsen salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril
adalah pembakar spiritus. Alat-alat ini dapat disterilisasikan dengan dibungkus aluminium foil,
lalu disterilisasi dengan menggunakan autoklaf.

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Sterilisasi alat dilakukan pada alat-alat seperti botol, erlenmeyer, beaker glass, petridish, pinset,
scalpel, gunting, jarum ose, dll sebaiknya sebelum disterilisasi peralatan dicuci denga detergen
kemudian dibilas dengan aquades dan dikeringkan. Kemudian dibungkus dengan kertas merang
dan dimsukkan ke dalam autoklaf.

2. Temperatur yang digunakan untuk sterilasasi alat-alat dengan autoclave 121°C pada tekanan 15
psi selama 20-30 menit.

3. Fungsi sterilisasikan adalah untuk menghindari adanya mikroorganisme yang masih terbawa oleh
alat-alat yang akan digunakan, karena adanya mikroorganisme menyebabkan kontaminasi
bahkan dapat menumbuh kembangkan bakteri yang belum benar-benar steril.

4. Segala peralatan yang digunakan dalam kultur jaringan harus dalam keadaan steril melalui proses
sterilisasi.

5. Sterilisasi adalah membebaskan bahan dari semua mikroba. Cara sterilisasi terdapat kesamaan
seperti pada oven dan autoclave. Hanya saja yang menjadi perbedaan yaitu metode
penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Daisy. 1994. Laporan Kultur Jaringan.http://blogspot.com/2012/02/laporan-kultur-jaringan-
pembuatan-media_822.html. 1 ± 2 diakses pada tanggal 8 November 2012.

Fardiaz. 1992. Cara Steilisasi Alat-alat dan Media Kultur


Jarngan. http://eshaflora.blogspot.com/2010/02/cara-sterilisasi-alat-alat-dan-media.html. 1
± 2 diakses pada tanggal 8 November 2012.

Hadioetomo, R.S. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. PT.Gramedia: Jakarta. 237 hal.

Hamdan. 2012. Laporan Kultur Jaringan Sterilisasi Alat. http://hamdan-


maruli.blogspot.com/2012/02/lap-kultur-jaringan-sterilisasi-alat.html. 1 ± 2 diakses pada
tanggal 8 November 2012.

Hendaryono & wijayani. 2002. Media Kultur Jaringan. http://kultur-jaringan.


blogspot.com/2009/08/media-kultur-jaringan.html. 1 ± 2 diakses pada tanggal 8 November
2012.

Sany. 2007. Pembiakan Tanaman Melalui Kultur Jaringan. Jakarta: Gramedia. 213 hal.

Pramono. 2007. Sterilisasi dalam Kultur Jaringan. http://sterilisasi-dalam-kultur-


jaringan.blogspost.com/2012/09/kultur-jaringan.html. 1 ± 2 diakses pada tanggal 8 November
2012.

Yuan. 2012. Kultur Jaringan Sterilisasi. http://yuangaknekoneko.blogspot.com/2012/03/kultur-


jaringan-sterilisasi.html. 1 ± 2 diakses pada tanggal 8 November 2012.

Wetherell, dkk. 1976. Biologi. Jakarta: Erlangga. 211 hal.

Erna Pristiyo Wati di 06.03


Berbagi
Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link



Beranda

Lihat versi web


MENGENAI SAYA

Erna Pristiyo Wati


jadikanlah hidup lebih berarti dan bermakna
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai