Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (solanaceae).

Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan sekitar 2.000 spesies yang

terdiri dari tumbuhan herba, semak, dan tumbuhan kerdil lainnya. Dari banyaknya

spesies tersebut, hampir dapat dikatakan sebagian besar merupakan tumbuhan

negeri tropis. Namun yang dapat dimanfaatkan hanya beberapa spesies saja. Di

antaranya adalah kentang (Solanum tuberosum), cabai (Capsicum annum),

tomat (Lycopersicum esculentum) dan tembakau (Nicotiana tabacum)

(Sinaga, 2011).

Cabai (Capsicum annum L.) merupakan komoditas yang memiliki nilai

ekonomi yang tinggi di Indonesia dan diusahakan secara komersial baik dalam

skala besar maupun kecil. Daerah- daerah sentra pertanaman cabai di Indonesia

tersebar mulai dari Sumatera Utara sampai Sulawesi Selatan dengan rata-rata total

produksi cabai di sentra pertanaman berkisar 841.015 ton per tahun

(Winarsih dan Syafrudin, 2001).

Budidaya tanaman cabai mempunyai resiko tinggi akibat serangan

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dapat menyebabkan kegagalan panen

(Asian Vegetable Research and Development Center, 1990 dalam Syamsuddim

2003). Penyakit yang umum dijumpai pada pertanaman cabai adalah

Colletotrichum capsici, C. gloeosporium, Cercospora capsici, Fusarium

oxysporum, Sclerotium rolfsii dan Pseudomonas capsici. Cendawan Fusarium

spp. merupakan cendawan yang sangat merugikan karena dapat menyerang

Universitas Sumatera Utara


tanaman cabai mulai dari masa perkecambahan sampai dewasa. Meskipun dikenal

sebagai patogen tular tanah, infeksi cendawan ini tidak hanya diperakaran tetapi

dapat menginfeksi organ lain seperti batang, daun, bunga dan buah, misalnya

melalui luka (Mukarlina dkk, 2010).

Tomat adalah salah satu famili solanaceae dan merupakan salah satu

sayuran yang paling banyak ditanam didunia. Ada beberapa penyakit tomat yang

disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, nematode dan faktor abiotik

(Balanchard, 1992). Penyakit bercak daun yang disebabkan oleh Alternaria solani

(Ellis and Martin) adalah salah satu penyakit yang paling merugikan di dunia.

Organisme penyebab adalah patogen tular udara yang menyebabkan bercak didaun,

busuk batang dan busuk buah tomat (Arunakumara, 2006).

Bercak daun adalah penyakit yang secara signifikan mempengaruhi

tanaman tomat dan tanaman famili solanaceae lainnya baik dalam budidaya

konvensional atau organik. Penyakit sering terjadi dimana pun tanaman tomat

tumbuh yang mengakibatkan kerugian besar dalam hasil produksinya. Agen

etiologi adalah jamur Alternaria solani (Ellis and Martin) (Carneiro dkk, 2010).

Selama ini pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang

dilakukan selalu berlebihan atau dengan menggunakan pestisida kimia, apabila hal

tersebut dilakukan maka akan berdampak negatif dan juga menjadikan lingkungan

menjadi rusak. Oleh karena itu perhatian pada alternatif pengendalian yang ramah

lingkungan semakin dibutuhkan untuk mengurangi penggunaan pestisida sintetis

(Krisnawan, 2012).

Salah satu organisme penghasil antibiotik yang sedang banyak dibicarakan

sekarang ini adalah fungi endofit. Mikroba endofit merupakan mikroba yang hidup

Universitas Sumatera Utara


dalam jaringan tumbuhan tanpa menimbulkan gejala penyakit pada tumbuhan

inangnya. Hubungan antara mikroba endofit dan tumbuhan inangnya merupakan

suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme yaitu sebuah bentuk hubungan yang

saling menguntungkan. Mikroba endofit dapat memperoleh nutrisi untuk

melengkapi siklus hidupnya dari tumbuhan inangnya, sebaliknya tumbuhan inang

memperoleh proteksi terhadap patogen tumbuhan dari senyawa yang dihasilkan

mikroba endofit (Haniah, 2008).

Jamur endofit menghasilkan alkoloid dan mikotoxin lainnya sehingga

memungkinkan digunakan untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap

penyakit (Petrini, 1993). Jamur endofit menghasilkan senyawa aktif biologis secara

in-vitro antara lain alkaloid, paxillin, lolitrems dan tetranone steroid

(Sudantha dan Abadi, 2007).

Berdasarkan hal di atas maka dirasa perlu dilakukan percobaan

menggunakan jamur endofit untuk mengendalikan patogen dari beberapa tanaman

famili Solanaceae untuk mengurangi pengendalian yang selama ini masih

menggunakan pengendalian secara kimiawi.

Hipotesa Penelitian

Ada pengaruh jenis jamur endofit, jenis patogen serta interaksi keduanya

terhadap pengendalian Fusarium oxysporum f.sp. capsici pada tanaman cabai dan

Alternaria solani pada tanaman tomat secara in vitro.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efektifitas jamur endofit dalam mengendalikan Fusarium

oxysporum f.sp. capsici pada tanaman cabai dan Alternaria solani pada tanaman

tomat.

Universitas Sumatera Utara


Kegunaan Penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan serta sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai