Anda di halaman 1dari 9

PENGAMATAN JENIS-JENIS GULMA PENTING PADA TANAMAN

PADI

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas praktikum Mata
Kuliah Budidaya Tanaman Semusim Program Studi Ilmu Pertanian-Perkebunan
Fakultas Pertanian Universitas Jember

Dosen Pengampuh :
Ir. Sigit Prastowo, MP.

Disusun Oleh :
1. Lestarih 201510801016
2. Satria Nurul Hidayah 201510801027
3. Canserlita Puteri Herliani 201510801029
4. Robby Antaghfironi 201510801030
5. Hepniatul Hasanah 201510801031
6. Vara Valsela 201510801032

PROGRAM STUDI ILMU PERTANIAN-PERKEBUNAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
PENDAHULUAN

Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di suatu tempat dalam waktu


tertentu dan tidak dikehendaki oleh manusia. Gulma merupakan pesaing bagi
tanaman budidaya. Persaingan tersebut bisa berupa persaingan untuk mendapatkan
nutrisi, air, cahaya, ruang dan adanya kandungan allelopati. Gulma bersaing untuk
hidup dengan lingkungannya baik di atas maupun di bawah tanah (Moenandir,
1998). Berbeda dengan hama dan penyakit tanaman, pengaruh yang diakibatkan
oleh gulma tidak terlihat secara langsung dan berjalan lambat. Namun, kebutuhan
unsur hara, air, sinar matahari, udara, dan rung tumbuh, mengakibatkan gulma
mampu berkompetensi (Emanuel, 2003). Kehilangan hasil padi akibat gulma di
seluruh dunia diperkirakan mencapai 10 sampai 15%, bahkan kehilangan hasil
dapat mencapai 86% jika tanpa pengendalian gulma (Pane et al., 2007). Kehilangan
hasil dapat ditekan dengan pengendalian gulma melalui pendekatan sistem
budidaya dan teknik pengendalian gulma. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan sebelum pengendalian gulma dilakukan antara lain adalah jenis
gulma dominan, tumbuhan budidaya utama, alternatif pengendalian yang tersedia
serta dampak ekonomi dan ekologi (Mas’ud, 2009).
Penentuan teknik pengendalian gulma pada tanaman padi ditentukan oleh Nilai
penting gulma berdasarkan analisis vegetasi. Gulma yang sering ditemukan pada
lahan padi sawah pada umumnya memiliki karakter yang tahan terhadap air dan
kekeringan. Artinya, gulma pada lahan sawah memiliki kemampuan beradaptasi
dengan baik pada semua kondisi yang terjadi dilahan persawahan. Menurut
Sastroutomo (1990) bahwa terdapat kurang lebih 33 jenis gulma yang dijumpai
tumbuh pada pertanaman padi sawah dengan perincian 10 jenis dari golongan
rerumputan, 7 teki-tekian, serta 16 jenis golongan gulma berdaun lebar, dan jenis
gulma yang sering kali dijumpai serta termasuk yang dominan adalah Monochoria
vaginalis, Echinochloa crussgalli, Fimbristylis littoralis,, Cyperus iria, dan
Echinochloa colomn, dan leptochola chinensis.
METODE

Metode pengamatan dilakukan dengan cara mengamati petak sawah dengan


ukuran 80 x 80 cm yang ditarik garis dari setiap ujung petak sawah.Metode yang
digunakan adalah deskriptif dengan pengambilan sampel (gulma) secara sengaja
(purposive sampling). Prosedur Pengambilan Sampel meliputi: Survey
Pendahuluan, Penentuan Titik Sampel, Teknik Pengambilan Sampel. Pengambilan
sampel gulma dilakukan pada 3–6 minggu setelah penanaman (fase vegetatif) padi,
pada minggu ini kondisi tanaman padi masih lemah dan kemampuan bersaing
dengan gulma masih rendah (Sembodo, 2010), sehingga gulma yang tumbuh pada
minggu ini harus di Identifikasi agar dapat dikendalikan dengan efektif. Gulma
yang tumbuh diamati, kemudian diidentifikasi secara morfologis sesuai dengan
buku referensi dan bantuan kunci determinasi dari buku Flora.
HASIL PENGAMATAN

1. Gulma Leptochloa chinensis

Gambar1. Leptocholachinensis
a. Lokasi pengambilan sample : Desa Karang Melok, Kecamatan Tamanan,
Kabupaten Bondowoso.
b. Manfaat Leptochloa chinensis:
 Digunakan sebagai pakan untuk hewan. Biji-bijinya dapat berfungsi sebagai
makanan bencana kelaparan di Afrika Timur.
c. Kerugian Leptochloa chinensis:
 persaingan antara tanaman utama sehingga mengurangi kemampuan
berproduksi, terjadi persaingan dalam pengambilan air, unsur-unsur hara
dari tanah, cahaya dan ruang lingkup.
 Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun
bagi tanaman yang lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya.
Kenaikkan ongkos-ongkos usaha pertanian, misalnya menambah tenaga dan
waktu dalam pengerjaan tanah.
2. Gulma Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.)

Gambar2. Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.)


a. Lokasi pengambilan sampel : Gg. Persawahan, Kedungmaling, Kec. Sooko,
Kabupaten Mojokerto.
b. Manfaat Amaranthus spinosus L. :
 Bayam duri (Amaranthus spinosus L.) ternyata sangat kaya akan zat besi
dan senyawa-senyawa lainnya yang diperlukan manusia yang baik untuk
kesehatan tubuh. Kandungan kimia tersebut antara lain Protein, Mineral,
Kalsium, Fosfor, Ascorbid (Vitamin C), raboplavin (Vitamin B2), Vitamin
B1, B3, zat besi, kalium nitrat, amarantin, spinasterol, rutin, hentriakontan,
dan Karbohidrat.
c. Kerugian Amaranthus spinosus L. :
 Gulma bayam duri dapat menimbulkan kerugian penurunan hasil dari segi
kuantitas dan kualitas produksi.
 Gulma bayam duri dapat tumbuh di lahan tanaman budidaya dengan cepat,
sehingga gulma berkompetisi dalam mendapatkan kebutuhan unsur hara
yang diperlukan untuk pertumbuhannya.
3. Gulma Echichola crus-galli (L)

Gambar 3.Echichola crus-galli (L)

 Gulma yang kompetitif dan memiliki karakteristik adaptif untuk bertahan


hidup di berbagai kondisi dan iklim geografis
 Gulma berhari pendek, musiman, dan gulma tropis
 Kerapatan 10 populasi E. carrus-galliper m2 dapat mengurangi hasil panen
padi sebesar 30-100 % secara merata pada musim tanamn padi dapat
menyerap Echinochola crus-galli (L)
 ketersediaan nitrogen sebesar 60-80% dan menghambat pertumbuhan
tanaman
 Pengendalian gulma umumnya menggunakan herbisida kimiawi

4. Gulma Sunduk Welut (Fimbristilis Miliacea L)

Gambar 4. Sunduk Welut (Fimbristilis Miliacea L)

a. Lokasi pengambilan sample : Ds Ploso, Kec. Mojo, Kab. Kediri.


b. Manfaat Sunduk Welut (Fimbristilis Miliacea L) : Untuk bahan pembuatan
tikar, sebagai pakan ternak.
c. Kerugian Sunduk Welut (Fimbristilis Miliacea L) : pertumbuhannya cepat,
mampu bersaing dengan tanaman padi dalam mendapatkan air dan unsur hara
sehingga menyebabkan penurunan hasil, menjadi inang bagi hama.

5. Gulma Eceng Padi (Monochoria vaginalis)

Gambar 5. Eceng Padi (Monochoria vaginalis)

a. Lokasi pengambilan sampel : Desa Tamansari, Kec. Dringu, Kab. Probolinggo.


b. Manfaat Monochoria vaginalis :
Akar eceng dapat digunakan untuk mengobati penyakit lambung, sesak
nafas dan sakit gigi. Sementara daun-daunnya untuk obat demam. Daun
wewehan yang ditumbuk halus dapat digunakan untuk obat sakit perut. Semua
bagian tanaman juga dapat digunakan untuk pakan ternak. Ekstrak eceng-
eceng telah diteliti dapat dijadikan obat pembunuh hama Keong Mas
(Pomaceae canaliculata L.) yang sering merusak tanaman padi di
sawah Batang wewehan yang dikeringkan dapat dimanfaatkan untuk membuat
berbagai macam kerajinan tangan.
c. Kerugian Monochoria vaginalis :
Wewehan yang hidup pada area pertanian padi akan ikut menyerap nutrisi
yang seharusnya untuk tanaman padi. Di samping itu, gulma ini juga
menghambat akar padi untuk menembus tanah lebih dalam, yang pada
gilirannya akan mengganggu padi dalam penyerapan nutrisi dari
tanah. Pengamatan di Filipina mendapatkan bahwa kepadatan alami eceng
sebanyak 366 individu dalam 1 meter persegi dapat mengurangi hasil panen
padi sebesar 35%.
KESIMPULAN

Penentuan teknik pengendalian gulma pada tanaman padi ditentukan oleh


Nilai penting gulma berdasarkan analisis vegetasi. Gulma yang sering
ditemukan pada lahan padi sawah pada umumnya memiliki karakter yang tahan
terhadap air dan kekeringan. Artinya, gulma pada lahan sawah memiliki
kemampuan beradaptasi dengan baik pada semua kondisi yang terjadi dilahan
persawahan.
DAFTAR PUSTAKA

Fitri, D.S., Z. Syam dan Solfiyeni. 2014. Komposisi dan Struktur Gulma pada Fase
Vegetatif Padi Sawah (Oryza Sativa L.) di Nagari Singkarak Kabupaten
Solok Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 3(1)
– Maret 2014: 68-72
Hosein, M., S. Hasjim, N. Widodo, dan P.A. Harsita. 2019. Analisis Nilai Penting
Gulma Pada Tanaman Padi Dalam Rangkan Pemilihan Pengendalian
Ramah Lingkungan. AGRIMETA. 9(17): 14-17.
Syarifa, I. Apriani, dan Ra.H.T. Amallia. 2018. Identifikasi Gulm Tanaman Padi
(Oryza sativa L. var. Ciherang) Sumatara Selatan. JURNAL
BIOSILAMPARI: JURNAL BIOLOGI. 1(1): 40-44.
Tampubolon, K. (2019). EKOLOGI , KERUGIAN , DAN PENGELOLAAN
GULMA JAJAGOAN ( Echinochloa crus-galli ) RESISTEN HERBISIDA
PADA PERTANAMAN PADI SAWAH : REVIEW Koko Tampubolon *
Alridiwirsah Novilda Elizabeth Mustamu Abstrak. Jurnal Agroteknologi
dan Perkebunan, 2(2), 48–52.

Anda mungkin juga menyukai